ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dengan menerapkan model
pembelajaran somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan
peserta didik V UPT SD Negeri 1 Bila Kabupaten Sidenreng Rappang tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 24
orang peserta didik yang terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan yang diolah secara kualitatif. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I hasil observasi
guru berada pada kategori cukup (C), untuk hasil observasi peserta didik pada siklus I berada dalam kategori cukup
(C) dan terjadi peningkatan pada siklus II menjadi kategori baik (B). Kesimpulan penelitian ini adalah dengan
menerapkan model pembelajaran somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI) dapat meningkatkan keaktifan dalam
proses pembelajaran peserta didik kelas V UPT SD Negeri 1 Bila Kabupaten Sidenreng Rappang.
Kata kunci: Model pembelajaran somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI) dan keaktifan belajar
ABSTRACT
This study aims to increase student learning activeness by applying the somatic, auditory, visual, intellectual (SAVI) learning
model. The approach used is a qualitative approach and the type of research is classroom action research (CAR). The subjects in
this study were teachers and students of UPT SD Negeri 1 Bila, Sidenreng Rappang Regency, for the 2022/2023 academic year,
with a total of 24 students consisting of 10 boys and 14 girls. Data collection techniques used are observation and documentation.
The data analysis technique used was data reduction, data presentation and conclusions which were processed qualitatively.
Based on the data obtained in the first cycle, the results of the teacher's observations were in the sufficient category (C), for the
observations of students in the first cycle, they were in the sufficient category (C) and there was an increase in the second cycle
to a good category (B). The conclusion of this study is that by applying the somatic, auditory, visual, intellectual learning model
(SAVI) it can increase the activity in the learning process of fifth grade students of UPT SD Negeri 1 Bila, Sidenreng Rappang
Regency.
Keywords: Somatic, auditory, visual, intellectual learning model (SAVI) and learning activity.
109
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
110
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
Keaktifan belajar peserta didik merupakan suatu Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka
kondisi dimana peserta didik terlibat dan melibatkan diperlukan suatu model pembelajaran untuk
secara aktif baik fisik (kreativitas) maupun non fisik meningkatkan keaktifan belajar peserta didik secara
(intelektual) yang dimilikinya selama proses optimal. Salah satunya adalah dengan
pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan menggunakan model pembelajaran Somatic,
pendapat Riswanil dan Widayati (Naziah et al., 2020) Auditory, Visual, Intelektual (SAVI) yang dimana
keaktifan belajar peserta didik yaitu aktivitas peserta model pembelajaran ini dapat melibatkan peserta
didik dalam proses belajar yang melibatkan didik secara aktif selama proses pembelajaran.
kemampuan emosional dan lebih menekankan pada
kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan Hal ini sesuai dengan pendapat (Rahayu et al., 2019)
yang dimiliki, serta mencapai peserta didik yang Model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
kreatif dan mampu menguasai konsep-konsep. Intelectual), merupakan model pembelajaran dalam
pendekatan pembelajaran Accelerated Learning atau
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di cara belajar cepat dan alamiah, bermakna. Somatic:
UPT SD Negeri 1 Bila Kabupaten Sidenreng Rappang belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditory:
diperoleh bahwa pada saat proses pembelajaran belajar dengan berbicara dan mendengar, Visual:
berlangsung masih terdapat peserta didik yang kurang belajar dengan melihat dan mengamati, dan
aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik hanya Intelectual: belajar dengan memecahkan masalah dan
diam tanpa mengajukan pertanyaan pada saat materi refleksi.
selesai disampaikan dan saat proses pembelajaran
berlangsung masih terdapat kurangnya sikap percaya Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
diri peserta didik dalam proses pembelajaran, seperti bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
peserta didik ragu dalam menjawab pertanyaan guru, SAVI dapat memberikan pemahaman yang lebih
peserta didik tidak berani bertanya mengenai materi tinggi bagi peserta didik karena melibatkan
yang di ajarkan, serta malu dalam mengeluarkan langsung peserta didik baik fisik, maupun
pendapat dan juga jawaban. Hal ini membuktikan emosionalnya dalam proses pembelajaran tersebut.
bahwa keaktifan belajar peserta didik selama proses penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory,
pembelajaran masih rendah dan kurang. Visual, Intelektual (SAVI) ini diharapkan nantinya
dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik
Kondisi pembelajaran tersebut disebabkan oleh dua sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
aspek yaitu aspek guru dan aspek peserta didik. dengan aktif, efektif dan efisien serta pemahaman
Adapun aspek guru yaitu : 1) Guru masih perlu dalam peserta didik perihal materi yang diajarkan dapat
memberikan dorongan atau tindakan untuk menarik dipahami dan dimengerti dengan baik.
perhatian peserta didik, 2) Guru masih perlu dalam
membentuk kelompok saat proses pembelajaran, 3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suratman,
Guru masih perlu dalam memberi petunjuk dan Nurul Hasanah pada tahun 2015 dengan judul
memberi kesempatan pada peserta didik pada saat “Penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatis,
proses pembelajaran berlangsung, 4) Guru masih Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan
perlu dalam memberikan umpan balik kepada Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA
peserta didik agar dapat menunjang keaktifannya, 5) Kelas III SD Negeri 1 Lebengjumuk” menunjukkan
Guru masih perlu dalam menyimpulkan materi bahwa ada pengaruh model pembelajaran SAVI
diakhir pelajaran. Sedangkan untuk aspek Peserta terhadap keaktifan belajar siswa dalam
didik yaitu : 1) Kurangnya keaktifan peserta didik pembelajaran IPA Kelas III SD Negeri 1
selama proses pembelajaran, 2) Peserta didik tidak Lebengjumuk. Penelitian yang serupa juga
memperhatikan guru saat proses pembelajaran, 3) dilakukan oleh Ardiyasa, I Komang Pande pada
Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik terhadap tahun 2016 dengan judul “Penerapan Model SAVI
pembelajaran yang diajarkan oleh guru, 4) Kurangnya Berbantuan Benda Konkrit Untuk Meningkatkan
rasa percaya diri peserta didik selama proses Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Kelas V Di SDN 3
pembelajaran berlangsung. Penarukan” menunjukkan adanya pengaruh model
SAVI terhadap keaktifan belajar siswa dan
111
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
peningkatan hasil belajar IPA Kelas III SDN 3 2) Memupuk kerja sama karena peserta didik yang
Penarukan. lebih pandai diharapkan dapat membantu yang
kurang pandai;
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan 3) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi peserta
penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan didik;
Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, 4) Melatih peserta didik untuk terbiasa berpikir dan
Intelektual (SAVI) Untuk Meningkatkan Keaktifan mengemukakan pendapat dan berani menjelaskan
Belajar Peserta didik Materi Sistem Peredaran Darah jawabannya.
Kelas V UPT SD Negeri 1 Bila Kabupaten Sidenreng
Rappang”. Adapun kekurangan model somatic, auditory, visual,
intelektual (SAVI) ini. Menurut Shoimin (Sugesti et al.,
2018) adalah dalam penerapan model ini
membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana
2. TINJAUAN PUSTAKA pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan
2.1. Model Pembelajaran SAVI dengan kebutuhannya sehingga memerlukan biaya
pendidikan yang sangat besar.
Model pembelajaran adalah suatu rancangan,
perencanaan, konsep ataupun pola yang terstruktural
digunakan oleh guru sebagai acuan dalam 2.3. Langkah-langkah Model Pembelajaran SAVI
melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran
Menurut Meier (Rahayu et al., 2019) ada 4 tahap-tahap
yang berlangsung lebih efektif dan efisien. Model
model pembelajaran SAVI yang dijabarkan sebagai
pembelajaran ini pada dasarnya merupakan suatu
berikut :
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. 1) Tahap Persiapan. Pada tahap ini guru
membangkitkan minat peserta didik, memberikan
Model pembelajaran SAVI ini menekankan pada perasaan positif mengenai pengalaman belajar
proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik yang akan datang, dan menempatkan mereka
secara aktif baik anggota tubuhnya (panca indra) dalam situasi optimal untuk belajar.
maupun emosi (intelektual) peserta didik dalam 2) Tahap Penyampaian. Pada tahap ini guru
proses belajar sehingga proses pembelajaran lebih membantu peserta didik menemukan materi
menarik dan efektif. belajar yang baru dengan cara menarik,
menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindra,
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang dan cocok untuk semua gaya belajar.
menekankan pada bermaknanya belajar melalui 3) Tahap Pelatihan. Pada tahap ini guru membantu
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, peserta didik mengintegrasikan dan menyerap
argumentasi, mengemukakan pendapat dan pengetahuan dan keterampilan baru dengan
menanggapi, serta menggunakan kemampuan berbagai cara.
berpikir (minds on) untuk meningkatkan konsentrasi 4) Tahap Penampilan Hail. Pada tahap ini guru
pikiran melalui bernalar, menyelidiki, membantu peserta didik menerapkan dan
mengidentifikasi, menemukan, menciptakan, memperluas pengetahuan atau keterampilan baru
mengonstruksi, memecahkan masalah dan mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan
menerapkan (S. W. Kusumawati, 2014) melekat dan penampilan hasil akan terus
meningkat.
112
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
dikatakan bahwa keaktifan belajar merupakan suatu dan peserta didik berani bertanya materi yang
aktivitas yang dilakukan saat proses pembelajaran belum dipahami.
yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik baik 2) Faktor eksternal salah satu contoh faktor eksternal
fisik maupun nonfisik yang dimilikinya. adalah sarana dan prasarana sekolah untuk
pembelajaran. Alat pembelajaran merupakan salah
satu sarana dan prasarana yang diperlukan peserta
Lebih lanjut menurut Riandari (Rikawati & Sitinjak,
didik dalam kegiatan pembelajaran. Termasuk
2020) mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik
ketersediaan buku dan bahan bacaan yang
diukur melalui keterlibatan peserta didik dalam
memadai bagi peserta didik. Ketepatan
kegiatan kelompok, diskusi kelas, kemampuan
penggunaan sarana dan prasarana dalam kegiatan
bertanya, kemampuan menjawab, serta berani tampil
belajar, sangat mempengaruhi keaktifan belajar
di depan kelas. Rendahnya keaktifan peserta didik
peserta didik. Selain itu, letak sekolah, sekolah yang
dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan
berada jauh dari jalan raya besar atau keramaian
proses belajar kurang optimal sehingga pokok bahasan
akan lebih membuat peserta didik fokus belajar
tidak tuntas (Halomoan, Tua, 2019).
dibandingkan dengan sekolah yang dekat dengan
keramaian.
2.5. Indikator Keaktifan Belajar
Seperti yang diungkapkan oleh (Achdiyat & Lestari,
2016) Indikator keaktifan siswa dalam belajar antara 3. METODE PENELITIAN
lain: 1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru, 2) 3.1. Pendekatan Penelitian
Kerja samanya dalam kelompok, 3) Kemampuan siswa Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli, 4) Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam menekankan penjelasan suatu makna dengan
kelompok asal, 5) Memberi kesempatan berpendapat menggunakan kalimat yang baik dan benar untuk
kepada teman dalam kelompok, 6) Mendengarkan menjawab suatu pertanyaan. Lebih lanjut menurut
dengan baik ketika teman berpendapat, 7) Memberi (Sidiq,Umar dan Choiri, 2019) Penelitian kualitatif
gagasan yang cemerlang, 8) Membuat perencanaan adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-
dan pembagian kerja yang matang, 9) Keputusan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
berdasarkan pertimbangan anggota yang lain, 10) menggunakan prosedur statistic atau dengan cara
Memanfaatkan potensi anggota kelompok, dan 11) kuantitatif. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
Saling membantu dan menyelesaikan masalah. tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan
jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan
melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis.
2.6. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Menurut (Farida Payon et al., 2021) terdapat 2 faktor 3.2. Jenis Penelitian
yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik, Menurut Tampubolon (Rahayu et al., 2019) Penelitian
yakni : Tindakan Kelas ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh pendidik/calon pendidik di dalam kelasnya
1) faktor internal yaitu faktor fisiologis meliputi
sendiri secara kolaboratif/partisipatif untuk
keadaan fisik (panca indera) dan keadaan jasmani.
memperbaiki kinerja pendidik menyangkut kualitas
Faktor fisiologis sangat mendukung keaktifan
proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam belajar, karena dengan
peserta didik, baik dari aspek akademik maupun non
memiliki panca indra yang sempurna dan keadaan
akademik, melalui tindakan reflektif dalam bentuk
jasmani yang sehat peserta didik dapat mudah
siklus.
menerima pembelajaran serta dapat aktif di dalam
kelas. Faktor psikologis yang muncul meliputi
3.3. Instrumen Penelitian
perhatian, tanggapan, dan ingatan. Peserta didik
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam
terlihat percaya diri untuk menjawab pertanyaan
penelitian ini berupa lembar observasi dan
dari guru, peserta didik yang berani menanggapi
dokumentasi. Menurut (Tuken, Ritha dan Pasinggi,
jawaban dari peserta didik lain, peserta didik berani
2018) Mengemukakan bahwa lembar observasi
menyempurnakan jawaban dari peserta didik lain,
digunakan dalam mengumpulkan data melalui
113
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
114
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
dan Intelektual). Setelah melakukan diskusi, guru peredaran darah dan fungsinya (Auditory dan
meminta peserta didik untuk mengumpulkan Visual).
lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan. c) Pada tahap pelatihan guru telah melaksanakan 3
d) Tahap Penampilan, pada tahap ini guru meminta indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 3
perwakilan kelompok untuk menampilkan hasil indikator yang terlaksana yaitu guru membagi
diskusi dan karyanya, kemudian meminta peserta didik menjadi beberapa kelompok dan
kelompok yang lain untuk menanggapi hasil mengarahkan tentang kegiatan yang akan
pekerjaan temannya dengan memberi kesempatan dilakukan (Somatic dan Auditory). Kemudian guru
untuk bertanya (Somatic, Auditory, Visual dan membagikan lembar kerja kelompok (LKK) untuk
Intelektual). Setelah itu guru menilai hasil pekerjaan membuat alur sistem peredaran darah manusia
peserta didik dan meralat jawaban apabila terdapat yang diselesaikan dnegan cara berdiskusi (Somatic,
kesalahan terhadap hasil pekerjaannya. Auditory, Visual dan Intelektual). Setelah melakukan
diskusi guru meminta peserta didik untuk
Kegiatan selanjutnya, hal yang dilakukan oleh guru mengumpulkan lembar kerja kelompokj (LKK)
yakni meminta peserta didik untuk membereskan alat yang sudah dikerjakan.
dan bahan yang sudah digunakan serta membersihkan d) Pada tahap penampilan guru telah melaksanakan 1
sampah-sampah yang berserakan di sekitar indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 1
bangkunya. Kemudian guru menyimpulkan atau indikator yang terlaksana yaitu guru menilai hasil
menegaskan materi yang telah dipelajari tadi dan pekerjaan peserta didik dan meralat jawaban
mengingatkan peserta didik untuk mempelajari apabila terdapat kesalalahan terhadap hasil
kembali materi yang sudah diajarkan untuk pekerjaannya (Auditory).
pertemuan selanjutnya. Pembelajaran diakhiri dengan
guru mengucapkan salam. Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran
pada aspek guru menunjukkan bahwa guru
melaksanakan 8 indikator dari 12 indikator dengan
c. Pengamatan/ Observasi
persentase 66,67% dengan kategori cukup (C).
Hal-hal yang diamati oleh guru kelas V UPT SD Negeri
Sehingga tingkat keberhasilan dan kategori indikator
1 Bila Kabupaten Sidenreng Rappang yang bertindak
keberhasilan proses belum tercapai dan belum
sebagai observer dalam pelaksanaan siklus I yaitu
berhasil. Sedangkan untuk hasil pengamatan oleh
aktivitas guru dengan menerapkan model
observer pada aspek peserta didik dengan
pembelajaran somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI)
menerapkan model pembelajaran somatic, auditory,
dan aktivitas peserta didik selama proses
visual, intelektual (SAVI) pada materi sistem peredaran
pembelajaran. Adapun hasil pengamatan observer
darah yaitu:
terhadap guru (peneliti) melalui penerapan langkah-
langkah model pembelajaran somatic, auditory, visual, a) Pada tahap persiapan. Terdapat 3 indikator berada
intelektual (SAVI) yang dimulai dari awal pembelajaran dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0 indikator
hingga akhir pembelajaran sebagai berikut: berada dalam kriteria pengamatan tidak sesuai.
b) Pada tahap penyampaian. Terdapat 2 indikator
a) Pada tahap persiapan guru telah melaksanakan 2
berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 1
indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 2
indikator berada dalam kriteria pengamatan tidak
indikator yang terlaksana yaitu guru memberi
sesuai.
salam dan mengajak ketua kelas untuk memimpin
c) Pada tahap pelatihan. Terdapat 2 indikator berada
doa sebelum belajar. Kemudian guru mengecek
dalam kriteria pengamatan sesuai dan 1 indikator
kesiapan peserta didik dengan mengisi lembar
berada dalam kriteria pengamatan tidak sesuai.
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian peserta
d) Pada tahap penampilan. Terdapat 1 indikator
didik.
berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 2
b) Pada tahap penyampaian guru telah melaksanakan
indikator berada dalam kriteria pengamatan tidak
2 indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 2
sesuai.
indikator yang terlaksana yaitu guru menjelaskan
Berdasarkan uraian tersebut, secara keseluruhan
kepada peserta didik mengenai materi sistem
jumlah indikator pengamatan yang sesuai berdasarkan
peredaran darah (Auditory). Kemudian guru
pengamatan observer berjumlah 8 dari 12 indikator
memperlihatkan video animasi tentang organ
115
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
yang diamati, sehingga diperoleh presentasi sebanyak masih mengobrol bersama teman sehingga tidak
70,8% dengan kategori cukup (C). memperhatikan guru.
b) Peserta didik malu dan takut serta belum percaya
diri dalam mengajukan pertanyaan ataupun
Selanjutnya hasil dari observasi keaktifan belajar
mengemukakan jawaban dari pertanyaan yang
peserta didik pada siklus I dapat diuraikan dengan 4
diberikan.
indikator sebagai berikut :
a) Pada indikator pertama yaitu perhatian peserta Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan yang
didik terhadap penjelasan guru. Terdapat 2 aspek dilakukan pada siklus I, peneliti dapat menyimpulkan
berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 4 bahwa indeks keberhasilan belum tercapai dan masih
aspek berada dalam kriteria pengamatan tidak mencapai kategori cukup (C) sehingga peneliti
sesuai. berinisiatif untuk melanjutkan ke siklus II. Adapun
b) Pada indikator kedua yaitu kerja sama dalam rencana perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II
kelompok. Terdapat 1 aspek berada dalam kriteria adalah sebagai berikut:
pengamatan sesuai dan 2 aspek berada dalam
a) Guru sebaiknya melakukan apersepsi terlebih
kriteria pengamatan tidak sesuai.
dahulu sebelum memasuki proses pembelajaran.
c) Pada indikator ketiga yaitu mendengarkan dengan
b) Guru sebaiknya memperbanyak tanya jawab
baik ketika teman berpendapat. Terdapat 3 aspek
bersama peserta didik dengan memberikan
berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0
kesempatan kepada peserta didik untuk
aspek berada dalam kriteria pengamatan tidak
menjawab pertanyaan dari temannya.
sesuai.
c) Guru sebaiknya sesekali berjalan ke tempat
d) Pada indikator keempat yaitu memanfaatkan
duduk siswa untuk menegur siswa yang sedang
potensi anggota kelompok. Terdapat 3 aspek
mengobrol atau tidak memperhatikan penjelasan
berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0
guru.
aspek berada dalam kriteria pengamatan tidak
sesuai.
2) Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30
Berdasarkan uraian tersebut, secara keseluruhan
November 2022. Prosedur siklus II meliputi
jumlah aspek pengamatan yang sesuai berdasarkan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
pengamatan observer berjumlah 9 dari 15 aspek yang
Masing-masing prosedur diuraikan sebagai berikut :
diamati, sehingga diperoleh presentasi sebanyak 70%
a. Perencanaan
peserta didik tergolong aktif dalam prose
Pada tahap perencanaan siklus II, perencanaan yang
pembelajaran dengan kriteria sedang, taraf tersebut
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
belum mencapai indikator keberhasilan yakni ≥75%.
somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI) untuk
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada
d. Refleksi materi sistem peredaran darah. Berdasarkan pada hasil
Tahap refleksi ini dilakukan untuk memperbaiki, siklus sebelumnya, peneliti melanjutkan ke siklus ke II
mengkaji serta meningkatkan hasil dalam dengan harapan keaktifan belajar siswa akan lebih
pembelajaran setelah melaksanakan pembelajaran meningkat dan mencapai taraf keberhasilan ≥75%.
siklus I yang dilakukan dengan menerapkan model Selanjutnya peneliti menyiapkan beberapa hal yang
pembelajaran somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI) diperlukan selama pelaksanaan penelitian siklus II.
dalam meningkatkan keaktifan belajar peserta didik Adapun beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini
pada materi sistem peredaran darah. Refleksi ini juga diuraikan sebagai berikut:
digunakan untuk perbaikan siklus berikutnya. a) Menyiapkan silabus dari sekolah yang digunakan
Adapun hasil refleki selama pelaksanaan tindakan sebagai acuan pembuatan RPP.
pada siklus I sebagai berikut : b) Menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai
dan relevan tentang kelainan atau ganngguan
a) Penguasaan kelas masih diperlukan agar sistem peredaran darah manusia.
peningkatan pembelajaran dapat lebih optimal, hal c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
ini dapat dilihat dari beberapa peserta didik yang (RPP) yang menggunakan model pembelajaran
116
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
Somatic, Auditory, Visual, Intelektual (SAVI) untuk tentang video yang telah ditayangkan (Auditory dan
siklus II. Intelektual).
d) Menyiapkan lembar kerja kelompok (LKK) c) Tahap Pelatihan, pada tahap ini guru membagi
tentang pembuatan mind mapping gangguan siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian
sistem peredaran darah manusia. mengarahkan tentang kegiatan yang akan
e) Mempersiakan alat dan bahan yang akan dilakukan (Somatic dan Auditory). Setelah itu guru
digunakan dalam proses pembelajaran siklus II. membagikan lembar kerja kelompok kepada setiap
f) Membuat lembar observasi guru dan peserta kelompok untuk membuat mind map gangguan
didik. sistem peredaran darah manusia yang diselesaikan
g) Menyiapkan alat dokumentasi untuk digunakan dengan cara berdiskusi (Somatic, Auditory, Visual
saat mendokumentasikan proses pembelajaran dan Intelektual). Setelah melakukan diskusi, guru
peserta didik, berupa kamera telpon seluler. meminta peserta didik untuk mengumpulkan
lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan.
b. Pelaksanaan d) Tahap Penampilan, pada tahap ini guru meminta
Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan diaman perwakilan kelompok untuk menampilkan hasil
pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 diskusi dan karyanya, kemudian meminta
November 2022 dimulai pada pukul 07.30-09.15 WITA. kelompok yang lain untuk menanggapi hasil
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 24 peserta didik pekerjaan temannya dengan memberi kesempatan
dan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini untuk bertanya (Somatic, Auditory, Visual dan
dihadiri oleh seluruh peserta didik yaitu 24 orang Intelektual). Setelah itu guru menilai hasil pekerjaan
peserta didik. peserta didik dan meralat jawaban apabila terdapat
kesalahan terhadap hasil pekerjaannya.
117
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
dipelajari (apersepsi) serta menyampaikan tema indikator berada dalam kriteria pengamatan tidak
dan tujuan pembelajaran (Auditory). sesuai.
b) Pada tahap penyampaian guru telah melaksanakan c) Pada tahap pelatihan. Terdapat 3 indikator berada
3 indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 3 dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0 indikator
indikator yang terlaksana yaitu guru menjelaskan berada dalam kriteria pengamatan tidak sesuai.
kepada peserta didik mengenai materi gangguan d) Pada tahap penampilan. Terdapat 3 indikator
sistem peredaran darah manusia (Auditory). berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0
Kemudian guru memperlihatkan video animasi indikator berada dalam kriteria pengamatan tidak
tentang gangguan organ peredaran darah manusia sesuai.
(Auditory dan Visual) dan mengajak peserta didik
untuk melakukan tanya jawab tentang video Berdasarkan uraian tersebut, secara keseluruhan
animasi yang telah ditonton (Auditory dan jumlah indikator pengamatan yang sesuai berdasarkan
Intelektual). pengamatan observer berjumlah 12 dari 12 indikator
c) Pada tahap pelatihan guru telah melaksanakan 3 yang diamati atau dapat dikatakan bahwa seluruh
indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 3 indikator terlaksana dengan kriteria pengamatan
indikator yang terlaksana yaitu guru membagi sesuai, sehingga diperoleh presentasi sebanyak 91,6%
peserta didik menjadi beberapa kelompok dan dengan kategori baik (B). Selanjutnya hasil dari
mengarahkan tentang kegiatan yang akan observasi keaktifan belajar peserta didik pada siklus II
dilakukan (Somatic dan Auditory). Kemudian guru dapat diuraikan dengan 4 indikator sebagai berikut :
membagikan lembar kerja kelompok (LKK) untuk
membuat alur sistem peredaran darah manusia a) Pada indikator pertama yaitu perhatian peserta
yang diselesaikan dengan cara berdiskusi (Somatic, didik terhadap penjelasan guru. Terdapat 5 aspek
Auditory, Visual dan Intelektual). Setelah melakukan berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 1
diskusi guru meminta peserta didik untuk aspek berada dalam kriteria pengamatan tidak
mengumpulkan lembar kerja kelompok (LKK) sesuai.
yang sudah dikerjakan. b) Pada indikator kedua yaitu kerja sama dalam
d) Pada tahap penampilan guru telah melaksanakan 2 kelompok. Terdapat 3 aspek berada dalam kriteria
indikator yang dikategorikan baik (B). Adapun 2 pengamatan sesuai dan 0 aspek berada dalam
indikator yang terlaksana yaitu guru meminta kriteria pengamatan tidak sesuai.
kelompok yang lain untuk menanggapi hasil c) Pada indikator ketiga yaitu mendengarkan dengan
pekerjaan temannya dengan memberi kesempatan baik ketika teman berpendapat. Terdapat 3 aspek
untuk bertanya (Somatic, Auditory, Visual dan berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0
Intelektual). Kemudian guru menilai hasil pekerjaan aspek berada dalam kriteria pengamatan tidak
peserta didik dan meralat jawaban apabila terdapat sesuai.
kesalahan terhadap hasil pekerjaannya (Auditory). d) Pada indikator keempat yaitu memanfaatkan
potensi anggota kelompok. Terdapat 3 aspek
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0
pada aspek guru menunjukkan bahwa guru aspek berada dalam kriteria pengamatan tidak
melaksanakan 11 indikator dari 12 indikator dengan sesuai.
persentase 91% dengan kategori Baik (B). Maka taraf
keberhasilan dan kategori indikator keberhasilan Berdasarkan uraian tersebut, secara keseluruhan
tersebut tercapai dan berhasil. Sedangkan untuk hasil jumlah aspek pengamatan yang sesuai berdasarkan
pengamatan oleh observer pada aspek peserta didik pengamatan observer berjumlah 14 dari 15 aspek yang
dengan menerapkan model pembelajaran SAVI pada diamati, sehingga diperoleh presentasi sebanyak 91,6%
materi sistem peredaran darah yaitu : peserta didik tergolong aktif dalam proses
pembelajaran dengan kriteria tinggi, dengan ini
a) Pada tahap persiapan. Terdapat 3 indikator berada mencapai indikator keberhasilan yakni ≥75%.
dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0 indikator
berada dalam kriteria pengamatan tidak sesuai.
b) Pada tahap penyampaian. Terdapat 3 indikator
berada dalam kriteria pengamatan sesuai dan 0 d. Refleksi
118
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
Pada pelaksanaan siklus II, beberapa kekurangan yang Sedangkan pada siklus II hasil presentasi proses
terdapat pada siklus I telah diperbaiki seperti guru pembelajaran peserta didik yaitu 91,6% dengan
telah melakukan apersepsi, memperbanyak tanya kategori baik (B).
jawab kepada peserta didik dan sesekali ke tempat
duduk siswa untuk menegur agar siswa tidak Hasil observasi pembelajaran pada aspek keaktifan
mengobrol dan memperhatikan penjelasan guru. belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini
diketahui karena pada siklus I presentasi keaktifan
Pembelajaran dengan menerapkan model belajar peserta didik yaitu 70% dengan kategori sedang.
pembelajaran somatic, auditory, visual, intelektual (SAVI) Sedangkan pada siklus II diketahui bahwa hasil rata-
ini memungkinkan peserta didik untuk menjadi lebih rata persentase keaktifan belajar peserta didik sebesar
kreatif, inovatif, rasa ingin tahu peserta didik tinggi 91,6% dengan kategori tinggi. Dengan ini dapat
serta mengajarkan peserta didik untuk berpikir lebih diketahui bahwa keaktifan belajar peserta didik
kritis dalam memecahkan suatu masalah. Hasil meningkat sebanyak 21,6% pada siklus II.
keaktifan belajar peserta didik pada siklus II telah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu Berdasarkan dari hasil uraian guru dan peserta didik
meningkatnya keaktifan belajar peserta didik kelas V dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model
UPT SD Negeri 1 Bila Kabupaten Sidenreng Rappang. pembelajaran SAVI memiliki dampak positif pada
aktivitas belajar peserta didik. Aktivitas peserta
Adapun, persentase (%) taraf keberhasilan diperoleh didik mengalami perubahan dan perbaikan akibat
dari rumus sebagai berikut: dari meningkatnya aktivitas guru. Hal ini tentunya
dapat dikatakan dengan adanya pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II dengan menerapkan
model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan
keaktifan belajar peserta didik. Dengan perubahan
Adapun pedoman kriteria keaktifan siswa pada yang terjadi pada proses pembelajaran yakni
pembelajaran menurut keaktifan belajar dapat dikatakan meningkat apabila
≥75% peserta didik aktif dalam mengikuti
Tabel 1. Pedoman Kriteria Keaktifan Siswa keseluruhan proses pembelajaran. Dengan demikian
No. Capaian Kriteria penelitian ini dianggap berhasil dan dapat
1 75% - 100% Tinggi disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
2 51% - 74% Sedang pembelajaran SAVI dapat meningkatkan keaktifan
3 25% - 50% Rendah belajar peserta didik kelas V UPT SD Negeri 1 Bila
4 0% - 24% Sangat Rendah Kabupaten Sidenreng Rappang.
119
PINISI JOURNAL OF EDUCATION
120