BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman
terhadap informasi dan pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri
oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan
awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap
pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda
padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada
pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa
akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya
merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks
ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang
berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu
konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam
proses pembelajaran tersebut.
Merunut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan,
maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif
dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para
pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi
yang sedemikian sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan.
Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah
membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif,
kreatif, menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di SMP diperoleh
informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi
dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang
diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada
tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan
menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses
pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya
dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa
dituntut memiliki pemahaman yang terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota bengkulu dalam
pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi
kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran
dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian
Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari
rata-rata nilai IPS yang hanya 71,29 berada pada urutan ke-4 setelah Bahasa Indonesia (rata-rata
79,22), Ilmu Pengetahuan Alam (rata-rata 76,35), dan Matematika (rata-rata 74,12).Hal tersebut
belum menunjukan tercapainya nilai mata pelajaran IPS sesuai KKM yaitu 73.
Sehubungan dengan belum optimalnya hasil belajar IPS siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota
Bengkulu maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching
dan Snowball Throwing secara kolaborasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja
sama ,berpikir kritis,tanggung jawab,meningkatkan percaya diri siswa,dan dapat membantu
teman yang lain dalam memehamia materi pelajaran secarabersama-sama.Sebagai salah satu
alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.Dengan harapan nilai IPS siswa kelas IX.1 dapat meningkat seperti yang di
harapkan
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul: "Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing Siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota bengkulu".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS Materi Hubungan Unsur
Geografis dan Penduduk Asia Tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota Bengkulu.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan (1) Untuk mendeskripsikan upaya guru dalam
meningkatkan hasil belajar IPS Materi hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara
melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing siswa kelas
IX.1 SMPN 21 Kota bengkulu. (2) Untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik snowball Throwing pada pokok bahasan
hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara di kelas IX.1 SMPN 21 Kota
Bengkulu.Penelitian ini di laksanakan di kelas IX.1 SMPN 21 Kota Bengkulu yang terdiri dari
25 siswa ,10 siswa laki-laki,15 siswa perempuan.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional
sebagai berikut :
1. Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya
berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa
diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
2. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai,
sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas,
2004).
3. Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu dengan kegiatan melempar
pertanyaan seperti "melempar bola salju".
Jadi yang dimaksud dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball
Throwing dalam pembelajaran IPS adalah upaya guru untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran IPS secara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas IX.1 SMPN 21
Kota bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Belajar
Pengertian belajar adalah Sebagai mental yang terjadi dalam diri seseorang yang
melibatkan kegiatan berpikir, sehingga terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus
dengan lingkunganya.Jika didalam peoses belajar tidak mendapatkan peningkatan
kualitas
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk
belajar. Siswa dikatakan mimiliki keaktifan apabila di temukan ciri-ciri prilaku seperti :
Sering betanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru
,maupun menjawab pertanyaan ,senang diberi tugas belajar,dan lain sebagainya.
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada siswa. Mereka harus
memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di samping mengembangkan pribadinya.
Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa, yang merupakan proses belajar-mengajar
dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu
(B.Suryosubroto, 1997:148).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia (Puskur Balitbang Depdiknas, 2003:2). Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang
sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik dalam
upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut.
b. Ranah Hasil Belajar IPS
Pemerian indikator dalam pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai
siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memadukan ranah kognitif,
afektif,
dan
psikomotor
secara
(a) ketrampilan
dan
kebiasaan,
(b) pengetahuan
dan
pengertian,
proporsional.yakni..
(c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Sedangkan Gagne membagi lima hasil belajar yakitu:
(a) informasi verbal, (b) keterampilan verbal, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) ketrampilan
motoris.
Dalam dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instraksional, menggunakan klasikfikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah
efektif, dan ranah pisikmotoris (Nana Sudjana, 2002:22).
Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintensis, dan evaluasi. Ranah
efektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenan dengan hasil belajar
ketrampilan
dan
kemampuan
bertindak.
(a)
gerakan
(b)
keterampilan gerakan
(c)
kemampuan
perseptual,
(d)
keharmonisan atau
ketepataan,
(e)
gerakan
keterampilan,
(f)
gerakan
ekspresif
Ada
enam
aspek
ranah
psikmotoris,
refleks,
dasar,
dan
interpretatif.
Berdasarkan konsep di atas maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar
IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa
diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
2. Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing
a. Penelitian Terdahulu
10
Teori belajar Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike berpendapat bahwa belajar merupakan
proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Bilamana terjadi koneksi
antara R - S dan diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksi itu menjadi lebih kuat.
Sebaliknya bila koneksi, diikuti dengan keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan koneksi
akan menjadi berkurang (Hilgard dan Bower dalam TIM MKDK IKIP Semarang, 1990:110).
Hal lain yang mendasari pentingnya penerapan model pembelajaran Quantum Teaching
dan Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi
UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar
hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) .
Snowball artinya bola salju sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara
keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran
Snowball Throwing sebagai berikut: 1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) guru
membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi, 3) masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru ke
temannya, 4) masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di jelaskan oleh ketua kelompok, 5)
kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih
5 menit. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran,
6) evaluasi, dan 7) penutup (puskur_balitbang_depdiknas.com).
C. Kerangka Berpikir
11
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tujuan
dari aktivitas belajar adalah
tahu trampil dan memiliki sikap yang lebih baik dari yang
sebelumnya .Kesesuaian antara model pembelajaran dengan materi dapat ditingkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Pada umumnya rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran
karna guru tidak memiliki pemahaman akan kesesuaian model dengan materi.Hal ini membuat
suasana pembelajaran menjadi membosankan dan monoton.
Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing merupakan
salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPS. Melalui model
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, siswa dilibatkan secara baik aspek
fisik, emosional, dan intelektualnya.
Serangkaian kegiatan penerapan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan
Snowball Throwing merupakan refleksi dari sistem Tandur yakni Tumbuhkan (memberikan
apersepsi), Alami (memasangkan kartu kata dan mengomentari salah satu negara ), Namai
(menyimpulkan materi), Demostrasikan (melakukan Snowball Throwing), Ulangi (merangkum
materi dalam lagu), dan Rayakan (memberi reward). Selengkapnya dapat disimak dalam
kerangka berpikir di bawah ini:
C. Hipotesis
Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari hasil kajian teoretis
dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji
dalam penelitian (Purwadi Suhandini, 2000:7). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing ada
12
peningkatan hasil belajar IPS materi Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara pada
siswa kelas IX.I SMPN 21 Kota bengkulu. Adapun indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:
1. Guru terampil mengelola proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Teaching dan Snowball Throwing .
2. Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang ditandai
dengan aktivitas siswa minimal baik dalam lembar observasi.
3. 85% siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota bengkulu mengalami ketuntasan belajar dalam materi
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat Penelitian
SMPN 21 Kota Bemgkulu,Jalan Merapi Ujung Kelurahan Panorama,Kecamatan Singaran
pati, Kota bengkulu. Penelitian dilaksanakan Pada Semester 2 selama dua bulan yaitu bulan
februari sampai dengan Maret Tahun Pelajaran 2014/2015.
13
B.Objek Penelitian
Siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota Bengkulu.Yang berjumlah :25 siswa laki-laki
berjumlah 10 siswa , dan Perempuan berjumlah 15 siswa.
C.Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (action research class) yaitu
sesuatu penelitian tindakan dengan krakteristik yang khas. Langkah-langkah penelitian yang di
rencanakan selalu dalam bentuk siklus yang memungkinkan yang terjadi kerja kelompok
maupun kerja mandiri secara intensif.
D.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas.Pemilihan tindakan ini didasari
oleh upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang berlangsung dalam tahapan
siklus yang berawal dari refleksi , perencanaan tindakan , pelaksanaan tindakan ,observasi dan
refleksi.Penelitian ini dimulai dengan pratindakan yang berbentuk wawancara untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar, selain itu bentuk
pratindakan yang lain yaitu : Dengan melihat hasil belajar siswa selama ini yang dilihat dari
standar KKM yang ditetapkan oleh pihah sekolah.Pratindakan merupakan dasar sebelum
penelitian dilaksanakan agar dapat dilihat sejauh manapeningkatan hasil belajar dapat tercapai.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kalaborasi dengan guru bidang studi.
Dalam penelitian ini peneliti akan merancang perencanaan ,selain itu peneliti juga bertugas
sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pelaku tindakan yang bertugas melaksanakan
14
15
4. Repleksi (Reflection )
b. Siklus 2 ( 2x Pertemuan )
1. Tahap Perencanaan ( Planning )
2. Tahap Tindakan ( action )
3. Tahap Pengamatan ( Observasi )
4. Refleksi (reflection )
a. Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pokok
pengertian
unsur giografis.
16
b. Secara berkelompok siswa memberi komentar keadaan letak,luas,batas dan iklim yang ada
disekitar wilayah asia tenggara, kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.
c. Siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan
bimbingan guru.
d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing dengan cara setiap kelompok
menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut dikepal
menjadi bulat seperti bola. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut
ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru.. Kelompok lain berusaha
menangkap bola tersebut. Kelompok yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk
menjawab pertanyaan dari bola tersebut.
e. Ulangi, guru dan siswa bersama-sama merangkum/ materi menyimpulkan pengertian unsur
georafis tersebut.
f. Rayakan, kelompok yang dapat menjawab pertanyaan paling banyak dalam pembelajaran
tersebut berhak mendapatkan reward berupa lagu-lagu seperti lagu "Kamu Anak Cerdas".
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan kepala sekolah
untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS yang
menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Di samping itu,
17
observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS.
4. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja maka peneliti mengubah strategi pada
siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif.
b. Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) Materi sumber daya alam
dikawasan
asia
tenggara.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret -12 Maret 2015
selama pembelajaran berlangsung (07.30-09.30),Bertempat di SMPN 21 Kota Bengkulu.
Meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan menceritakan latar belakang
sumber daya alam di kawasan asia tenggara,di lanjutkan dengan pembentukan kelompok.
18
b. Secara berkelompok siswa dapat menggolongkan sumber daya alam apa saja yang ada
dikawasan asia tenggara.dengan cara berkelompok.
c. Siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan
bimbingan guru.
d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing, setiap kelompok menyiapkan satu
pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut digulung dimasukkan ke dalam
bola yang di belah kemudian di tutup dengan isolatif. Setiap kelompok mendapat kesempatan
untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru.
Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Siswa yang terakhir memegang bola
mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut.
e. Ulangi, guru dan siswa bersama-sama merangkum/menyimpulkan materi sumber daya alam
dikawasan asia tenggara.
f. Rayakan, kelompok yang tergiat dalam pembelajaran tersebut berhak mendapatkan reward
berupa tepuk, misalnya dengan tepuk The Best.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi
3. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan kepala sekolah
untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS yang
menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Di samping itu,
19
observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS.
4. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru maka
peneliti mengecek apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai.
Bila belum tercapai maka peneliti tetap melanjutkan siklus berikut, dan seterusnya sampai
mencapai indikator kinerja.
Untuk lebih jelasnya pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis siklus satu dan siklus dua
dapat pada Reancana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) di bawah ini.
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester : IX / II
Standar Kompetensi
: 5.
Kompetensi Dasar
20
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu :
1 Menunjukkan letak geografis kawasan Asia Tenggara.
2 Menginterprestasikan peta untuk mendapatkan informasi bentang
alam di
B. Materi Pembelajaran:
1 Unsur-unsur fisik dan sosial kawasan Asia Tenggara.
2 Bentang alam di kawasan Asia Tenggara.
3 Iklim di kawasan Asia Tenggara.
4 Sumber daya alam di kawasan Asia Tenggara.
21
Indonesia
dengan
negara-negara
di
kawasan
Asia
Tenggara.
C. Metode Pengajaran
1 Ceramah bervariasi
2 Diskusi
3 Tanya Jawab
4 Simulasi
5 Pengamatan ( observasi )
1. Pertemuan I
Materi
a. Pendahuluan
b. Kegiatan Inti.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
22
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru menyimpulkan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
memberikan
pembelajaran;
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
23
program
pengayaan,
layanan
konseling
dan/atau
3. Pertemuan II
Materi
3. Apersepsi: -
b. Kegiatan Inti.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
24
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan
25
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran;
program
pengayaan,
layanan
konseling
dan/atau
E. Sumber Belajar;
1 Buku
-
2 Guru
3 OHP
4 Peta
5 Gambar-gambar
Teknik
Kompetensi
Bentuk
Contoh
Instrum
Instrumen
Menunjukkan letak
.Tes
en
Tes
geografis kawasan
tulis
Uraian
Asia Tenggara.
26
Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Bentuk
Contoh
Instrum
Instrumen
en
Buatlah peta kawasan Asia
Menginterpretasi peta Tes
Tenggara. Cantumkan
Produk
untuk mendapatkan
unjuk
informasi bentang
kerja
obyek:
Laut-laut
Tenggara.
Sungai-sungai
Pegunungan/gunung
Mendeskripsikan
keadaan iklim di
kawasan Asia
Tes
Tes tulis Uraian
Tenggara.
Mendeskripsikan
Daftar
Sebutkan negara-negara
Penyajikan informasi
data kependudukan
Melayu.
(jumlah, persebaran,
Tes tulis
Tes
kawasan Asia
Uraian
Tenggara.
Memberikan contoh
Tes
lisan
mata pencaharian di
kawasan Asia
lintangnya beriklim
apakah Asia Tenggara?
Berdasarkan letak
Sebutkan empat
komoditas utama dari
Negara Thailand
Tes tulis
27
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh
Instrum
Instrumen
barang-barang
en
Tes
Berikan empatkerjasama
perdagangan antar
Uraian
negara di kawasan
Asia Tenggara.
Memberikan contoh
bentuk kerjasama
Indonesia dengan
negara-negara di
kawasan Asia
Tenggara.
E.Instrumen Penelitian
bidang kebudayaan!
28
Nilai
Baik
86-100
Hasil
belajar baik
Baik
71-85
Hasil
belajar baik
Cukup
56-70
Hasil
belajar cukup
Kurang
41-55
Hasil
belajar kurang
Sangat Kurang
< 40
Hasil
Sekali
Penafsiran
sekali
29
Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Tindakan kelas ( PTK ) dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Februari
2015 sampai dengan bulan Maret 2015 di SMPN 21 Kota Bengkulu.Objek penelitian ini
difokuskan pada siswa kelas IX.1 yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki, dan
15 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus,
yakni siklus I ,pertemuan ke-1.Selasa, 17 februari 2015 ( 3 jam pertemuan) pada pukul 07.3009.30 dan Pertemuanke-2. Selasa ,24 Februari 2015 (3 jam pertemuan ) pada pukul 07.3009.30 .siklus II. Pertemuan-1.Selasa ,10 Maret 2015 ( 3 jam pertemuan ) pada pukul 07.30-09.30
dan pertemuan-2.Kamis ,12 Maret 2015 ( 3 jam pertemuan) pada pukul 07.30-09.30. Berikut
disajikan paparan hasil penelitian yang terdiri atas hasil belajar IPS melalui kolaborasi model
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dan hasil observasi terhadap proses
pembelajaran.
A. Hasil Penelitian
Siklus I
1. Paparan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan data hasil penelitian siklus I mengenai hasil belajar IPS materi pengertian
unsur geografis dikawasan asia tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing diperoleh data untuk nilai tertinggi yang diperoleh responden
adalah 100, nilai terendah sebesar 50, dan rata-rata hasil belajar IPS sebesar 81,90. selengkapnya
31
dapat dibaca pada tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori hasil belajar IPS
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Frekuensi Bergolong Hasil Belajar IPS Siklus I
Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
86-100
18
43%
Baik
71-85
14
33%
Baik
56-70
17%
Cukup
41-45
7%
Kurang
<40
0%
Sangat Kurang
Jumlah
42
100%
sekali
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS melalui kolaborasi model
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, 43% siswa berada pada kategori baik
sekali, 33% baik, 17% cukup, dan 7% kurang. Selengkapnya dapat dilihat dalam grafik batang
berikut ini:
Adapun rata-rata hasil belajar IPS Siklus I melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing sebesar 81,90% dan ketuntasan individual baru mencapai
76,19%. Potret pembelajaran IPS belum mencapai tujuan yang diharapkan guru yang tertuang
dalam indikator kinerja > 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan belajar
individual, sehingga perlu dilaksanakan siklus II.
32
33
Dari sudut guru kemampuan mengajar guru mulai ada peningkatan walaupun belum
signifikan. Guru sudah mulai mengelola ruang, fasilitas, strategi, interaksi dengan siswa, dan
evaluasi dengan baik. Namun untuk pengelolaan waktu masih belum dapat terlaksana dengan
efektif, karena guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran secara kolaborasi. Kesan
umum guru dalam mengajar masih sedikit kaku, kurang luwes dan belum terlalu peka terhadap
kondisi siswa.
Siklus II
1. Paparan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan data hasil penelitian siklus II mengenai hasil belajar IPS materi sumber daya
alam dikawasan asia tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan
Snowball Throwing diperoleh data untuk nilai tertinggi yang diperoleh responden adalah 100,
nilai terendah sebesar 65. selengkapnya dapat dibaca pada tabel distribusi frekuensi bergolong
sesuai dengan kategori hasil belajar IPS sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Frekuensi Bergolong Hasil Belajar IPS Siklus II
Interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
86-100
23
55%
Baik
71-85
15
36%
Baik
56-70
9%
Cukup
41-45
0%
Kurang
<40
0%
Sangat Kurang
Jumlah
42 100%
Sekali
34
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS melalui kolaborasi
model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, 55% siswa berada pada
kategori baik sekali, 36% baik, dan 9% cukup. Selengkapnya dapat dilihat dalam grafik batang
berikut ini:
Adapun rata-rata hasil belajar IPS Siklus II melalui kolaborasi model pembelajaran
Quantum Teaching dan Snowball Throwing sebesar 87,62 dan ketuntasan individual mencapai
90,48%. Potret pembelajaran IPS sudah mencapai tujuan yang tertuang dalam indikator kinerja
yakni > 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan belajar individual,
sehingga penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil, dan tidak perlu mengadakan siklus
berikutnya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tinndakan penelitian yang
menyatakan : "Dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan
Snowball Throwing, ada peningkatan hasil belajar IPS materi hubungan unsur georafis dan
penduduk Asia Tenggara pada siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota bengkulu, berarti diterima
kebenarannya.
2. Observasi Proses Pembelajaran IPS
Hasil observasi siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Kesungguhan
siswa dalam mengikuti pelajaran IPS lebih meningkat. Perhatian siswa secara penuh tertuju pada
materi pelajaran IPS. Semangat siswa lebih meningkat, semua siswa mengikuti pelajaran dengan
penuh semangat, tidak ada yang malas atau kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPS.
35
Keberanian siswa mebgemukakan pendapat juga semakin meningkat. Siswa sudah berani
mengungkapkan pendapat, mengomentari suatu hal atau pun mengungkapkan ide-idenya.
Keberanian lain yang juga semakin meningkat yaitu keberaniannya menjawab pertanyaan.
Mereka berlomba-lomba untuk memperoleh pertanyaan dan menjawabnya. Peningkatan juga
terlihat pada kemampuan siswa untuk tampil di kelas. Masing-masing siswa berusaha tampil
dengan sebaik-baiknya.
Perubahan yang cukup signifikan juga terjadi di aspek ketepatan. Rata-rata siswa di kelas
mampu menjawab pertanyaan dengan tepat. Mereka juga mampu menyelesaikan tugas tepat
waktu. Selain itu siswa juga lebih mampu membuat pertanyaan yang bagus yang mudah
dipahami dan sesuai dengan materi.
Aspek kecepatan siswa juga mengalami peningkatan. Siswa dapat menyelesaikan tugas
lebih awal. Kecepatan juga terlihat saat siswa menjawab pertanyan. Siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan cepat dan tepat. Sehinga pelajaran dapat berlangsung dengan lancar, aktif,
kreatif, bermakna, dan menyenangkan
Perubahan yang cukup signifikan juga terjadi pada guru sebagai fasilitator pembelajaran.
Kualitas guru dalam mengajar lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Guru lebih
tenang, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, terkesan luwes, dan dapat
menguasai kelas, mengelola ruang, menggunakan model pembelajaran, dan strategi dengan tepat.
Hal yang lebih menggembirakan lagi guru terkesan lebih kreatif, lebih bergairah mengajar,
membawa suasana kelas menjadi menjadi segar.
36
Dengan suasana kelas yang demikian ternyata siswa lebih mudaah memahami materi
pelajaran. Hasil belajar siswa meningkat dan kualitas guru dalam mengajar juga meningkat.
Sehingga tidak aneh lagi jika anatara guru dan siswa terjalin hubungan yang dinamis, harmonis,
dan menyenangkan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS
materi Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara melalui kolaborasi model
Quantum Teaching dan Snowball Thorwing. Hal tersebut diindikasikan dari perolehan rata-rata
siklus I (81,90) dan siklus II (87,62). Sedangkan pencapaian ketuntasan belajar individu pada
siklus I sebesar 76,19% dan siklus II sebesar 90,48% sehingga indikator kinerja penelitian
tindakan kelas ini seleai pada siklus II.
Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan
kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Thorwing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Disampik aspek kognitif siswa, penerapan model tersebut juga mampu
meningkatkan aspek afektif dan psikomotor. Aspek afektif yang tampak yakni kesungguhan,
keberanian, sementara aspek psikomotor dapat dilihat dari kecepatan dan ketepatan siswa
menyelesaikan serangkai tugas.
Hal tersebut dengan pendapat Nana Sudjana (2002) bahwa dalam pembelajaran terdapat
tiga ranah yang menjadi fokus peningkatan kualitas pembelajaran yakni ranah kognitif, ranah
efektif,dan ranah psikomotoris. Dengan demikian hasil penelitian tindakan kelas ini dapat
37
dijadikan rujukan oleh peneliti lain yang hendak menelaah dan menindakkritisi sebagai
fenomena aktual bidak pendidikan kususnya dalam hal inovasi pembelajaran.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik simpulan bahwa
dalam melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi hubungan unsur geografis dan penduduk
asia tenggara pada siswa kelas IX.1 SMPN 21 Kota bengkulu. Hal tersebut ditadai dari
ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan adanya peningkatan rata-rata
hasil IPS dari siklus I sebesar 81,90 dan 87,62 pada siklus II. Sedangkan untuk pencapaian
ketuntasan belajar individual, siklus I sebesar 76,19% dan siklus II sebesar 90,48%.
Aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terlihat semakin meningkat dari ratarata sedang menjadi baik bahkan baik sekali. Demikian juga aktifitas guru semakin meningkat
yakni mampu mengelola proses pembelajaran IPS lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Para guru sekolah menengah pertama, hendaknya lebih memiliki komitmen yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya dengan melaksanakan tugas pokok secara profesional, mengkaji dan
menerapkan berbagai inovasi pembelajaran secara variatif sebagai upaya untuk meningkatkan
hasil belajar IPS.
39
2. Para kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hendaknya lebih mengintensifikiasikan perannya
sebagai supervisor agar guru SMP memiliki motivasi dalam menerapkan model-model
pembelajaran yang bermakna. Selebihnya, pemberian kesmpatan untuk mengikuti penataran,
bintek, workshop, dan sejenisnya kepada guru perlu mendapat perhatian.
BAB V1
DAFTAR PUSTAKA
40
Balitbang
Depdiknas.
2003.
Model-model
Pembelajaran
Efektif.
41
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester : IX / II
Standar Kompetensi
: 5.
Kompetensi Dasar
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu :
8 Menunjukkan letak geografis kawasan Asia Tenggara.
9 Menginterprestasikan peta untuk mendapatkan informasi bentang
alam di
42
Jujur ( fairnes )
Kewarganegaraan ( citizenship )
B. Materi Pembelajaran:
8 Unsur-unsur fisik dan sosial kawasan Asia Tenggara.
9 Bentang alam di kawasan Asia Tenggara.
10 Iklim di kawasan Asia Tenggara.
11 Sumber daya alam di kawasan Asia Tenggara.
12 Penduduk di kawasan Asia Tenggara.
13 Kegiatan ekonomi penduduk di kawasan Asia Tenggara.
14 Kerjasama
Indonesia
dengan
negara-negara
di
kawasan
Tenggara.
C. Metode Pengajaran
6 Ceramah bervariasi
7 Diskusi
8 Tanya Jawab
9 Simulasi
10 Pengamatan ( observasi )
1. Pertemuan I
Materi
a. Pendahuluan
Asia
43
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru menyimpulkan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
44
memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran;
program
pengayaan,
layanan
konseling
dan/atau
3. Pertemuan II
Materi
3. Apersepsi: -
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
45
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan
46
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran;
program
pengayaan,
E. Sumber Belajar;
6 Buku
-
7 Guru
8 OHP
9 Peta
10 Gambar-gambar
layanan
konseling
dan/atau
47
Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Bentuk
Contoh
Instrum
Instrumen
Menunjukkan letak
.Tes
en
Tes
geografis kawasan
tulis
Uraian
Asia Tenggara.
Buatlah peta kawasan Asia
Menginterpretasi peta Tes
Tenggara. Cantumkan
Produk
untuk mendapatkan
unjuk
informasi bentang
kerja
obyek:
Laut-laut
Tenggara.
Sungai-sungai
Pegunungan/gunung
Mendeskripsikan
keadaan iklim di
kawasan Asia
Tes
Tes tulis Uraian
Tenggara.
Mendeskripsikan
Daftar
Sebutkan negara-negara
Penyajikan informasi
data kependudukan
Melayu.
(jumlah, persebaran,
kawasan Asia
Tes
lisan
mata pencaharian di
kawasan Asia
lintangnya beriklim
apakah Asia Tenggara?
Berdasarkan letak
Tes tulis
Tes
Uraian
Sebutkan empat
komoditas utama dari
48
Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Kompetensi
Bentuk
Contoh
Instrum
Instrumen
en
Tenggara.
Memberikan contoh
Negara Thailand
Tes tulis
barang-barang
Tes
Berikan empatkerjasama
perdagangan antar
Uraian
negara di kawasan
Asia Tenggara.
Memberikan contoh
bentuk kerjasama
Indonesia dengan
negara-negara di
kawasan Asia
Tenggara.
bidang kebudayaan!
49
50
melayu...?
5 Sebutkan 4 kerja sama indonesia dan malaysia bidang kebudayaan...?
Tema
:Sumber daya alam dikawasan Asia Tenggara
M.Pelajaran :IPS
Kelas/Smstr :IX/II
Waktu
:20 menit
5 Petunjuk belajar
51
52
53
54