Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH IMPLEMENTASI METODE MIND MAPPING TERHADAP


HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI MINAT SISWA KELAS IV
SD SATHYA SAI DENPASAR

I Wayan Darmayoga 1, I Wayan Lasmawan 2, A.A.I.N. Marhaeni 3


1
Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: yogax19@yahoo.co.id, lasmawanizer@yahoo.com,


ngurah__marhaeni@yahoo.com.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi metode
pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari minat belajar
pada siswa kelas IV SD Sathya Sai Denpasar tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian
ini merupakan penelitian semu yang dirancang dengan menggunakan desain the
posttest- only control group design dengan melibatkan sampel sebanyak 42 orang
siswa kelas IV SD Sathya Sai yang diambil dengan menggunakan sampel total.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar IPS dan
kuesioner minat belajar. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis covarian (anacova). Adapun hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa hasil belajar IPS pada siswa yang mengikuti metode
pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa
yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Perbedaan ini konsisten
walaupun telah dilakukan pengendalian terhadap minat belajar siswa.

Kata kunci: metode Mind Mapping, hasil belajar IPS, minat

Abstract
This study aimed at investigating the effect of the implementation of mind
mapping learning method to the students’ social science achievement viewed from
learning interest at the fourth grade students of SD Sathya Sai in the academic year
of 2012/2013. This study was a quasi-experimental research which applied the
posttest-only control group design involving 42 students of grade four at SD Sathya
Sai who were selected by using total sample sampling technique. The data of the
students’ social science achievement and learning interest were collected and then
analyzed by using the Analysis of Covariance (Anacova). The result of this study
showed that the students’ social science achievement who were treated with mind
mapping learning method was higher compared to the students’ social science
achievement of those treated with conventional learning method. This difference was
consistent even though the students’ learning interest had been controlled.

Keywords : Mind Mapping Method, Social science achievement, Interest.


e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENDAHULUAN sekaligus mengembangkan potensi


Pendidikan merupakan usaha dirinya.
sadar untuk menyiapkan peserta didik Hilda (2006:18) menyatakan
dalam menghadapi dan mengantisipasi bahwa “tujuan pendidikan IPS adalah
kehidupan masyarakat di masa depan. untuk mengembangkan pengetahuan,
Pendidikan juga berfungsi menyiapkan sikap, nilai, moral dan seperangkat
peserta didik menjadi anggota masyarakat keterampilan hidup dalam rangka
yang memiliki kemampuan mengadakan mempersiapkan warga Negara yang baik
hubungan timbal balik dengan lingkungan dan mampu bermasyarakat”. Sependapat
sosial, budaya, dan alam sekitar serta dengan itu menurut Lasmawan (2010:126)
dapat mengembangkan kemampuan lebih pendidikan IPS di SD hendaknya lebih
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan menekankan pada unsur pendidikan dan
tinggi Winataputra, (2002) Agar dapat pembekalan pemahaman, nilai moral, dan
menghadapi dan mengantisipasi keterampilan-keterampilan sosial pada
kehidupan di masa depan diperlukan siswa. Sehingga kelak mereka mampu
sumber daya manusia yang memiliki menjadikan apa yang telah dipelajarinya
pemikiran logis, kreatif, inovatif, dan sebagai bekal bagi dirinya untuk
kemampuan kerjasama yang efektif. melanjutkan pendidikan kejenjang yang
Siswa hendaknya selalu lebih tinggi.
berpartisipasi secara aktif yang melibatkan Selama ini, pendidikan di sekolah–
intelektual dan emosional didalam proses sekolah hanya sebatas mentransfer ilmu
belajar. Keaktifan yang dimaksud adalah pengetahuan, tidak membangun karakter
keaktifan mental dan keaktifan fisik yang anak didik, dan siswa tidak diberikan
tidak hanya berfokus pada satu sumber kesempatan untuk merefleksikan dan
informasi yaitu guru tetapi juga harus memposisikan dirinya dalam sistem
melibatkan sumber lain yang dapat pendidikan yang semata-mata untuk
menambah informasi bagi siswa. kepentingan dunia kerja. Kegiatan refleksi
Begitu juga dengan keterkaitan di dalam pendidikan itu sangat penting,
antarwaktu dalam proses dan hasil akan tetapi kegiatan refleksi kini sudah
belajarnya dapat menghasilkan kehilangan tempat karena pendidikan
kemampuan berpikir kreatif dan kritis. selama ini masih memperlihatkan pola
Fakta-fakta menunjukkan bahwa orang pendidikan yang mentransfer ilmu.
yang berhasil adalah mereka yang mampu Kurikulum kompetensi pun belum
menggunakan berbagai pengalamannya mengarah pada pembentukan karakter
untuk menghadapi tantangan dan bekal dan masih berbasis disiplin ilmu.
bagi pemecahan masalah. Hal ini Dalam upaya mewujudkan
menggambarkan bahwa penguasaan harapan itu, sekolah mengadakan
pengetahuan sebelumnya dapat pembinaan yang berkenaan dengan
dipadukan dengan kondisi saat ini untuk pendidikan masalah-masalah sosial
hidup yang lebih nyaman dan berhasil. melalui program pendidikan IPS. Melalui
Dengan demikian, implikasinya adalah pendidikan IPS di sekolah, siswa
bahwa pengalaman saat ini akan berguna diharapkan memiliki pengetahuan dan
di masa datang serta pengalaman saat ini wawasan tentang konsep dasar ilmu
akan mempermudah kehidupan di masa sosial dan humaniora, memiliki kepekaan
mendatang. Untuk menghadapi masa dan kesadaran terhadap masalah sosial
depan yang kian sulit generasi muda perlu dilingkungannya, dan mampu
dipersiapkan dengan baik. Upaya memecahkan masalah sosial secara baik,
penyiapannya dapat dilakukan melalui yang pada akhirnya mereka dapat menjadi
pembekalan pengetahuan maupun warga Negara yang baik dan bertanggung
berbagai macam keterampilan. Selain itu, jawab. Program pendidikan IPS pada
generasi muda di tingkat sekolah sangat hakekatnya merupakan pendidikan
perlu dibekali pengetahuan sosial, nilai- masalah-masalah sosial di tingkat sekolah
nilai sosial, dan keterampilan sosial agar dasar sampai tingkat perguruan tinggi
mereka dapat berjuang untuk hidup
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

yang mempersiapkan tenaga guru di mengikuti kurikulum yang pasti, 5) Guru


sekolah. yang mempresentasikan materi ke peserta
Pendidikan IPS sebagai salah satu didik, 6) Guru berusaha membuat peserta
komponen programatik didalam kurikulum didik memberikan jawaban yang benar, 7)
sekolah, sesungguhnya banyak Assesmen adalah kegiatan tersendiri dan
diharapkan untuk mendukung tercapainya terjadi melalui testing. Sedangkan menurut
tujuan ideal pendidikan. Namun selama ini Lasmawan (2010:128) berpendapat
hal tersebut masih terasa kurang sehingga bahwa suasana belajar dengan model
terjadi banyak masalah-masalah sosial di konvensional akan semakin menjauhkan
sekolah, terutama didalam proses peranan IPS dalam upaya mempersiapkan
pembelajaran. Kemajuan dunia pendidikan warga Negara yang baik dan mampu
tidak mengubah pandangan siswa bermasyarakat.
terhadap pendidikan khususnya Metode untuk pembelajaran IPS
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan uraian tersebut diatas perlu
(IPS). Anggapan bahwa mata pelajaran disempurnakan. Pembelajaran dengan
IPS merupakan mata pelajaran yang metode konvensional menonjolkan guru
membosankan masih saja tertanam dalam yang lebih aktif. Hal tersebut tercermin
pikiran mereka Romanda, (2006) Banyak pada kondisi pembelajaran yang
juga yang menganggap bahwa IPS didominasi oleh guru atau teacher center.
merupakan pelajaran tidak menarik, Saat itu terlihat guru belum secara
peserta didik tidak memperoleh sesuatu maksimal berfungsi sebagai fasilitator,
yang dapat disimpan dalam memorinya, mediator, dan dinamisator dalam proses
sulitnya mengingat materi yang cukup pembelajaran. Melainkan guru
banyak, dan sebagaian besar siswa menempatkan diri sebagai sumber
mempelajari materi dengan cara informasi utama bagi siswa. Metode
menghafal. Selain itu menurut Lasmawan ceramah membuat siswa cenderung pasif
(2010: 104) mengatakan bahwa fenomena karena siswa hanya duduk dan menerima
yang ditemui seputar pembelajaran IPS informasi dari guru. Hal itu tampak pada
seperti: IPS merupakan mata pelajaran beberapa siswa yang asyik bermain
yang hanya berisikan fakta, nama dan dengan teman sebangkunya ketika guru
peristiwa masa lalu, pembelajaran hanya menjelaskan materi pelajaran. Sikap
bersumberkan pada buku teks, guru tidak tersebut menunjukkan kurangnya minat
bisa membelajarkan keterampilan berfikir, siswa terhadap penjelasan yang sedang
dan guru IPS banyak berangkat dari disampaikan oleh guru. Gejala-gejala
asumsi bahwa tugas mereka adalah tersebut berdampak pada rendahnya hasil
memindahkan pengetahuan dan belajar siswa.
keterampilan yang ada pada dirinya ke Sutikno (2007:61) berpendapat
kepala siswa secara utuh, atau bisa bahwa seorang siswa akan dapat
dikatakan pengetahuan yang dimiliki siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
hanya bersifat hafalan Nurhadi, dkk., baik dan mencapai hasil belajar yang
(2004) Hal tersebut lebih banyak optimal, apabila didukung oleh kondisi
disebabkan oleh pengemasan kegiatan lingkungan belajar yang memadai dan
pembelajaran masih didominasi metode pemilihan pendekatan yang sesuai
pembelajaran konvensional yang dengan karakteristik siswa. Sehingga
menekankan pemberian ceramah dalam didalam proses pembelajaran siswa
penyampaian materi pelajaran. sendirilah yang aktif secara mental
Menurut Brooks and Brooks membangun pengetahuannya. Hal
(dalam Suprijono, 2009: 36) menyatakan tersebut sejalan dengan paradigma
bahwa metode konvensional memiliki ciri- pendidikan saat ini, yang cenderung
ciri seperti: 1) Kegiatan belajar bersandar kepada proses pembelajaran yang lebih
pada tex books, 2) Presentasi materi mulai berpusat pada siswa. Sehingga sudah
dengan bagian-bagian, kemudian pindah seharusnya guru bijaksana didalam
ke keseluruhan, 3) Menekankan pada memilih metode pembelajaran yang
keterampilan-keterampilan dasar, 4) Guru
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

sesuai dengan karakteristik peserta Menurut Tika (2012:9) ”Mind mapping


didiknya. adalah cara mencatat yang kreatif, efektif,
Berdasarkan hasil observasi dan memetakan pikiran-pikiran kita,
dilapangan, kondisi pembelajaran IPS di secara menarik, mudah dan berdaya
SD Sathya Sai Denpasar sesuai dengan guna”. Metode ini relevan bagi anak-anak
pendapat dari Lasmawan. Kondisi usia dini (4 tahun) sampai usia orang
pembelajaran belum sesuai dengan yang dewasa. Oleh karena itu, metode ini dirasa
diharapkan. Hal ini dikarenakan karena cukup tepat dikembangkan dalam
guru masih mengajar dengan pembelajaran IPS bagi anak-anak sekolah
menggunakan metode ceramah, tentu dasar kelas IV di SD Sathya Sai. Mind
kondisi pembelajaran demikian tidak akan Mapp adalah alat pikir organisasional yang
dapat mendorong pengembangan potensi hebat, cara mencatat yang kreatif, efektif,
diri siswa dalam pembelajaran. Sehingga dan secara harafiah akan memetakan
akan berpengaruh terhadap hasil belajar pikiran-pikiran kita dengan sangat
yang kurang optimal. Pencapaian hasil sederhana. Semua mind map mempunyai
belajar IPS yang masih kurang optimal kesamaan yaitu dengan menggunakan
dikarenakan selama ini guru hanya warna dan memiliki struktur alami yang
membiasakan siswa dengan konsep memancar dari pusat, menggunakan garis
materi yang bersifat hafalan, kemudian lengkung, simbol, kata, dan gambar yang
dalam melakukan evaluasi hasil belajar, sesuai dengan cara kerja otak Buzan,
guru hanya mengevaluasi materi yang (2007:4-5)
telah diberikan Lasmawan, (2010:128) Mengembangkan mind mapping
Selain itu, proses pembelajaran untuk memudahkan siswa mempelajari
hanya terfokus pada pengembangan pelajaran IPS dengan menyenangkan
aspek kognitif siswa. Ini terlihat dari cara sangat relevan bagi siswa sekolah dasar..
guru melaksanakan proses pembelajaran Pelajaran yang dikemas dengan
yang hanya terfokus pada buku, dan menggunakan berbagai gambar, warna,
pelajari materi sampai habis. Siswa sangat dan siswa sendiri yang langsung
jarang diberikan kesempatan untuk berfikir membuatnya, akan membuat siswa lebih
kritis untuk menemukan masalah, dan memahami materi pelajaran yang
memberikan pendapat dari pengetahuan disampaikan. Menurut piaget (dalam
berfikirnya sendiri. Siswa terlihat kurang Suprijono, 2009:22) menyatakan bahwa
memiliki minat untuk belajar. Dengan tidak siswa SD berada pada fase operasional
adanya minat belajar maka guru sulit konkret, adapun ciri-cirinya adalah: 1)
untuk mentransfer materi yang ingin meniru apa yang mereka lihat, 2)
dipelajari. Menurut Tidjan (2001 :71) menyukai benda-benda nyata, dan 3) lebih
“minat adalah gejala psikologis yang cepat memahami dengan melakukan
menunjukan pemusatan perhatian langsung.
terhadap suatu obyek sebab ada Metode pembelajaran Mind
perasaan senang”. Mapping membawa konsep pemahaman
Solusi yang dilakukan untuk inovatif dan diharapkan dapat
menghindari pembelajaran IPS yang meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut
kurang efektif adalah dengan Agung, (2005:75) hasil belajar adalah
menggunakan metode ataupun model “hasil yang diperoleh siswa setelah
pembelajaran yang cocok dengan kondisi mengalami interaksi proses
siswa agar siswa dapat berpikir kritis, pembelajaran”. Jadi meningkatkan hasil
logis, dan dapat memecahkan masalah belajar adalah menaikan hasil yang
dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. diperoleh siswa melalui usaha
Dalam pembelajaran dikenal berbagai (pengalaman dan latihan) dalam
metode pembelajaran salah satunya mempelajari pokok bahasan tertentu yang
adalah Mind Mapping. Menurut Olivia dialami atau dirancang. Mind Mapping
(2008:13) yang ditemukan oleh Tony adalah cara termudah untuk
Buzan, merupakan gabungan antara menempatkan informasi ke dalam otak
creative thinking dan active thinking. dan mengambil informasi keluar dari otak.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

Menurut Buzan (2007:4-5) Mind Mapping pengalaman belajarnya akan membawa


dapat dibandingkan dengan peta kota. kemajuan pada dirinya, kemungkinan
Pusat Mind Mapping mirip dengan pusat besar siswa akan berminat dan termotivasi
kota. Pusat mind map mewakili ide untuk mempelajarinya. Dengan demikian
terpenting. Jalan-jalan utama yang perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran
menyebar dari pusat mewakili pikiran- yang dapat memberikan solusi terhadap
pikiran utama dalam proses pemikiran peningkatan minat belajar siswa. Minat
kita, jalan-jalan sekunder mewakili pikiran- sebagai aspek kewajiban bukan aspek
pikiran sekunder dan seterusnya. Adapun bawaan, karena itu minat sifatnya
manfaat Mind Mapping adalah (1) berubah-ubah dan sangat tergantung
Memberi pandangan menyeluruh pokok pada individunya.
masalah atau area yang luas, (2) Minat belajar dapat dibangkitkan
Memungkinkan kita merencanakan rute melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi
atau membuat pilihan-pilihan dan merupakan aktivitas jiwa untuk
mengetahui ke mana kita akan pergi dan memperhatikan suatu obyek secara
dimana kita akan berada, (3) mendalam. Dapat dikatakan bahwa
Mengumpulkan sejumlah besar data di konsentrasi itu muncul jika seseorang
suatu tempat, (4) Mendorong menaruh minat pada suatu obyek,
memecahkan masalah dengan demikian pula sebaliknya merupakan
membiarkan kita melihat jalan-jalan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan
terobosan kreatif baru, (5) Menyenangkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Kondisi tersebut amat penting sehingga
Selain dengan metode konsentrasi yang baik akan melahirkan
pembelajaran yang tepat, minat belajar sikap pemusatan perhatian yang tinggi
siswa terhadap suatu pelajaran juga akan terhadap obyek yang sedang
membawa pengaruh terhadap hasil belajar dipelajarinya.
siswa. Menurut Tidjan (2001 :71) “minat Minat sebagai salah satu aspek
adalah gejala psikologis yang menunjukan psikologis dipengaruhi oleh beberapa
pemusatan perhatian terhadap suatu faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
obyek sebab ada perasaan senang. Dari Dilihat dari dalam diri siswa, minat
pengertian tersebut jelaslah bahwa dipengaruhi oleh cita-cita, keinginan,
minat itu sebagai pemusatan perhatian kebutuhan, bakat dan kebiasaan.
atau reaksi terhadap suatu obyek seperti Sedangkan bila dilihat dari faktor luar,
benda tertentu atau situasi tertentu minat dapat berubah-ubah sesuai dengan
yang didahului oleh perasaan senang kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut
terhadap obyek tersebut”. Sehingga minat dapat berupa kelengkapan sarana dan
siswa terhadap suatu pelajaran sangat prasarana, pergaulan dengan orang tua
membawa pengaruh terhadap hasil belajar dan anggapan masyarakat terhadap suatu
siswa. obyek serta latar belakang sosial budaya.
Membangkitkan minat siswa
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah Berdasarkan latar belakang
membantu siswa melihat bagaimana masalah tersebut, adapun tujuan
hubungan antara materi yang diharapkan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri berikut. Pertama, menguji ada tidaknya
sebagai individu Amri, Sofan dkk, perbedaan hasil belajar IPS antar siswa
(2011:40) Proses ini berarti menunjukkan yang mengikuti metode pembelajaran
pada siswa bagaimana pengetahuan atau Mind Mapping dengan siswa yang
kecakapan tertentu itu mepengaruhi mengikuti metode pembelajaran
dirinya dalam upaya mencapai kebutuhan- konvensional. Kedua, menguji ada
kebutuhannya. Apabila siswa menyadari tidaknya perbedaan hasil belajar IPS
bahwa belajar merupakan suatu sarana antara siswa yang mengikuti metode
untuk mencapai beberapa tujuan yang pembelajaran Mind Mapping dengan
dianggapnya penting dan bila siswa bisa siswa yang mengikuti metode
diajak melihat bahwa hasil dari pembelajaran konvensional, setelah
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

kovariabel minat belajar dikendalikan. IPS siswa kelas IV SD Sathya Sai


Ketiga, menentukan besar kontribusi minat Denpasar.
terhadap hasil belajar IPS pada siswa
kelas IV SD Sathya Sai Denpasar. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis pertama, hasil uji
METODE hipotesis pertama menyatakan bahwa,
Penelitian ini merupakan hasil belajar IPS yang mengikuti metode
eksperimen semu yang dirancang dengan pembelajaran Mind Mapping lebih baik
menggunakan desain the posttest- only dari pada siswa yang mengikuti metode
control group design. Dalam eksperimen pembelajaran konvensional siswa kelas IV
ini dibagi menjadi dua kelompok. SD Sathya Sai Denpasar. Hal ini
Kelompok pertama dikenai perlakuan ditunjukkan dengan koefisien (F) sebesar
dengan metode pembelajaran Mind 20,50 yang ternyata signifikan.
Mapping, sedangkan kelompok kedua Selanjutnya, berdasarkan perhitungan
dikenai perlakuan dengan metode statistik, didapat bahwa hasil belajar IPS
pembelajaran konvensional. Populasi dari siswa yang mengikuti metode
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD pembelajaran Mind Mapping memiliki skor
Sathya Sai Denpasar pada tahun rata-rata sebesar 73,05 lebih tinggi
2012/2013 yang berjumlah 42 orang. daripada hasil belajar IPS siswa yang
Sampel didalam penelitian ini diambil mengikuti metode pembelajaran
dengan menggunakan sampel total konvensional yang memiliki skor rata-rata
terhadap kelas, dimana masing-masing sebesar 60.63. Temuan pada penelitian ini
kelas eksperimen maupun kontrol sesuai dengan hasil penelitian yang
berjumlah sebanyak 21 orang. Variabel dilakukan oleh Ana Maria, Hari Sistiani
didalam penelitian ini dapat dibagi menjadi (2010) dan Yuniarti, Netti (2012) Adapun
tiga, metode pembelajaran Mind Mapping penelitian yang dilakukan oleh Ana Maria,
merupakan variabel bebas, hasil belajar Hari Sistiani berjudul pengaruh metode
IPS sebagai variabel terikat dan minat pembelajaran Mind Mapping untuk
belajar siswa berperan sebagai kovariabel meningkatkan prestasi belajar menulis
atau variabel pengendali. karangan narasi (Studi Kasus Pada Siswa
Berhubungan dengan penelitian Kelas V SD Tunas Daud) sedangkan
yang dilakukan, data yang diperlukan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti,
adalah skor hasil belajar IPS yang Netti berjudul peningkatan kualitas
dikumpulkan melalui tes hasil belajar IPS, pembelajaran dan kemampuan menulis
sedangkan untuk minat belajar cerita pendek dengan menggunakan
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner metode peta pikiran (Mind Mapping) pada
dengan pola skala likert. Setelah data Siswa Kelas IX A SMP Negeri 9
terkumpul dilakukan analisis data dengan Pontianak. Dalam penelitiannya
menggunakan statistik anacova. menyebutkan bahwa, metode Mind
Dalam penelitian ini terdapat tiga Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
hipotesis yang akan dikaji. Pertama, siswa. Namun, hasil belajar yang diteliti
terdapat perbedaan hasil belajar IPS berbeda dengan penelitian ini. Penelitian
antara siswa yang mengikuti metode ini meneliti tentang hasil belajar IPS,
pembelajaran Mind Mapping dengan sedangkan kedua penelitian tersebut
siswa yang mengikuti pembelajaran meneliti tentang hasil belajar bahasa
dengan metode konvensional. Kedua, Indonesia. Hal ini membuktikan metode
terdapat perbedaan hasil belajar IPS Mind Mapping melalui kelebihan yang
antara siswa yang mengikuti metode dimiliki, cocok digunakan pada berbagai
pembelajaran Mind Mapping dengan mata pelajaran untuk meningkatkan hasil
siswa yang mengikuti pembelajaran belajar siswa.
dengan metode konvensional, setelah
minat belajar dikendalikan. Ketiga, Penerapan metode pembelajaran
terdapat kontribusi yang positif dan Mind Mapping memiliki kelebihan seperti
signifikan antara minat dan hasil belajar (1) mengaktifkan seluruh otak,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

memungkinkan kita fokus pada pokok


bahasan, (2) membantu menunjukkan Jika dibandingkan dengan metode
hubungan antara bagian-bagian informasi pembelajaran konvensional, metode
yang saling terpisah, (3) memberi pembelajaran Mind Mapping tampak lebih
gambaran yang jelas pada keseluruhan menekankan keterlibatan siswa. Siswa
dan perincian, dan (4) menyenangkan menjadi lebih aktif terlibat dalam proses
untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. pembelajaran dan penilaian untuk
Apalagi dilihat dari segi karakteristiknya pembuatan suatu keputusan. Siswa tidak
siswa SD tergolong pada fase operasional akan lagi merasa bahwa pembelajaran
kongkret. Mereka lebih mudah memahami IPS merupakan pelajaran yang bersifat
sesuatu melalui media yang bisa menarik hafalan, membosankan dan tidak
minat belajar mereka. Sehingga hasil bermakna. Hal ini juga diperkuat sesuai
pembelajaran akan lebih bermakna bagi panduan kurikulum yang menyatakan
siswa, karena mereka bekerja, berfikir dan bahwa pengalaman belajar siswa
mengalami sendiri proses pembelajaran menempati posisi penting dalam usaha
itu. Dalam metode pembelajaran Mind meningkatkan kualitas lulusan. Sementara
Mapping terdapat beberapa langkah itu, pembelajaran konvensional lebih
utama didalam pelaksanaannya, seperti: banyak menggunakan metode ceramah
(1) guru memberikan topik utama dari dalam pembelajaran, sehingga sulit untuk
materi yang diberikan, (2) siswa mengembangkan kemampuan berfikir
mempersiapkan selembar kertas kosong siswa untuk memecahkan dan mengambil
(dalam posisi mendatar) tanpa garis dan suatu keputusan. Dengan gaya
beberapa pulpen warna untuk membuat komunikasi lebih banyak dari satu orang,
sebuah gambar yang merangkum subjek maka kesempatan untuk mengontrol
utama di tengah kertas, (3) siswa kemampuan siswa dalam memahami
membuat garis tebal berlekuk-lekuk yang materi pembelajaran sangat terbatas.
menyambung dari gambar di tengah Sebagai implikasi dari pembelajaran
kertas, masing-masing untuk setiap ide konvensional siswa menjadi terbiasa
utama yang ada mengenai subjek, (4) menerima apa saja yang diberikan oleh
siswa memberi nama pada setiap ide di guru tanpa mau berusaha menemukan
atas. Boleh juga menambahkan gambar- sendiri konsep-konsep yang sedang
gambar kecil mengenai masing-masing dipelajari. Siswa menjadi kurang memiliki
ide tersebut, hal ini menggunakan kedua kesempatan untuk terlibat didalam proses
sisi otak, (5) dari setiap ide yang ada, tarik pembelajaran. hal inilah yang
garis penghubung lainnya, yang menyebar menyebabkan siswa menjadi bosan untuk
seperti cabang-cabang pohon. menerima pelajaran yang diberikan. Pada
Menambahkan buah pikiran ke setiap ide akhirnya akan bermuara pada belum
tadi. Cabang-cabang tambahan ini optimalnya kompetensi yang dimiliki
melambangkan detail-detail yang ada, (6) siswa, sehingga hasil belajar yang
guru membuat kesimpulan bersama didapatpun menjadi kurang maksimal.
dengan siswa. Untuk lebih jelasnya, Hipotesis kedua, hasil uji hipotesis
lihatlah hasil karya siswa berikut ini. kedua menyatakan bahwa, dengan
diadakan pengendalian terhadap minat,
hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
metode pembelajaran Mind Mapping
masih lebih baik dengan hasil belajar IPS
siswa yang mengikuti metode
pembelajaran konvensional. Ternyata
hasil analisis anacova menemukan (F) =
30,27. Ini berarti ada peningkatan
perbedaan hasil belajar IPS. Hal ini
membuktikan, bahwa minat juga
Gambar 1. Contoh gambar Mind mapping mempengaruhi hasil belajar IPS.
dengan materi lambang koperasi Selanjutnya, hipotesis ketiga menunjukkan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

bahwa, kontribusi metode pembelajaran selain minat. Demikian juga halnya


Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS kontribusi secara bersama-sama pada
siswa sebesar 21,44%, hasil belajar IPS hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
siswa yang mengikuti metode kedua metode pembelajaran Mind
pembelajaran konvensional sebesar Mapping dan konvensional yang besarnya
20,65% dan secara bersama hasil belajar 23,23% juga tergolong tinggi.
siswa yang mengikuti metode Berdasarkan data kontribusi diatas,
pembelajaran Mind Mapping dan siswa dapat dilihat bahwa pengaruh minat siswa
yang mengikuti metode pembelajaran terhadap hasil belajar IPS cukup besar,
konvensional sebesar 23,23%. kalau kita perhitungkan pengaruh lain dari
Dari data tersebut dapat hasil belajar yang cukup banyak selain
dijelaskan, bahwa hasil belajar IPS pada minat.
siswa yang mengikuti metode Dengan demikian, implikasinya
pembelajaran Mind Mapping setelah bagi seorang guru, khususnya guru SD
diadakan pengendalian pada variabel yang mengajarkan mata pelajaran IPS,
minat belajar korelasinya diketahui 21,44 semestinya memperhatikan minat belajar
%, hal ini berarti kontribusinya cukup siswa, sebab dengan siswa berminat
besar. Sedangkan 78,56 % dipengaruhi terhadap pelajaran IPS akan berdampak
oleh faktor lain, kalau kita cermati kembali positif terhadap hasil belajar yang
dari sekian banyak yang mempengaruhi diperoleh. Minat siswa dapat ditumbuhkan
hasil belajar, yaitu faktor internal dan apabila siswa merasa tertarik, dan merasa
eksternal, maka faktor internal intelegensi membutuhkan sesuatu yang berhubungan
(IQ) yang menurut teori psikologi belajar dengan hal-hal yang sering dihadapi oleh
(Suprijono, 2009:4) menyatakan bahwa siswa. Disamping itu melalui melalui
intelegensi sudah pasti berpengaruh lebih proses pembelajaran dengan menerapkan
dominan terhadap hasil belajar, walaupun metode pembelajaran Mind Mapping yang
faktor lain juga berperan memberi mampu menciptakan suasana
pengaruh terhadap hasil belajar. Sejalan menyenangkan, menarik, mengaktifkan
dengan pendapat diatas, menurut Clark siswa, melibatkan siswa dan memberikan
seperti dikutip Sudjana (1996:39) siswa untuk berkreasi sendiri sesuai
mengatakan hasil belajar siswa di sekolah dengan keinginanya. Hal tersebut akan
70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dapat membangkitkan minat siswa
dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. terhadap pelajaran IPS. Namun,
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sebaliknya bila metode pembelajaran yang
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu diterapkan guru kurang memberi
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari tantangan pada siswa, maka minat siswa
luar diri siswa atau faktor lingkungan. untuk mengikuti proses pembelajaran IPS
Faktor dari dalam diri siswa terutama justru akan berkurang. Sehingga hasil
kemampuan yang dimilikinya. Disamping belajar yang diperoleh juga kurang
kemampuan ada juga faktor lain seperti, maksimal. Jadi, metode pembelajaran
motivasi, minat dan perhatian, sikap dan Mind Mapping mampu membangkitkan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial minat belajar siswa. Dengan penerapan
ekonomi, faktor fisik dan psikis. Dengan metode pembelajaran tersebut niscaya
demikian kontribusi 21,44 % yang hasil belajar IPS siswa menjadi lebih baik.
disumbangkan oleh faktor minat pada
hasil belajar IPS siswa yang mengikuti SIMPULAN DAN SARAN
metode pembelajaran Mind Mapping Beradasarkan analisis data yang
termasuk cukup besar. telah dipaparkan sebelumnya, penelitian
Selanjutnya kontribusi minat ini telah membuktikan bahwa
terhadap hasil belajar IPS pada siswa pembelajaran dengan menggunakan
yang mengikuti metode konvensional metode pembelajaran Mind Mapping
sebesar 20,65 %, ini juga termasuk cukup berpengaruh lebih baik terhadap hasil
besar kalau kita perhitungkan pengaruh belajar IPS, baik sebelum maupun
lain dari hasil belajar yang cukup banyak
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

sesudah diadakan pengendalian terhadap terdapat kontribusi yang positif dari minat
minat belajar. terhadap hasil belajar IPS baik pada siswa
Simpulan dari penelitian ini adalah yang mengikuti metode Mind Mapping
model pembelajaran Mind Mapping dapat ataupun pada siswa yang mengikuti
meningkatkan hasil belajar IPS siswa metode pembelajaran konvensional.
kelas IV SD Sathya Sai Denpasar. Adapun Beberapa saran yang bisa
temuannya adalah sebagai berikut. (1) dikemukakan terkait dengan penelitian ini
Penelitian ini membuktikan bahwa, hasil adalah sebagai berikut. Pertama kepada
belajar IPS siswa yang mengikuti metode siswa, (1) Siswa diharapkan memiliki
pembelajaran Mind Mapping berbeda minat belajar yang tinggi didalam
secara signifikan dengan hasil belajar menerima suatu materi pelajaran, hal ini
siswa yang mengikuti pembelajaran akan berdampak positif bagi hasil belajar
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari siswa itu sendiri. (2) Selain itu, siswa
Analisis Varians terhadap hasil belajar hendaknya aktif didalam melakukan
menunjukkan bahwa ditemukan harga proses pembelajaran, sehingga siswa
Fhitung = 20,50 harga ini signifikan pada terbiasa untuk berkomunikasi, belajar
taraf 5%. Lebih lanjut dapat dilihat bahwa mandiri didalam menghadapi suatu
hasil belajar IPS siswa yang mengikuti permasalahan yang dihadapi. Nantinya
metode pembelajaran Mind Mapping siswa akan dapat menerapkannya secara
berbeda dengan kemampuan hasil belajar langsung dengan lingkungan social
IPS siswa yang mengikuti metode mereka yang lebih luas. Kedua kepada
pembelajaran konvensional. Rata-rata guru, (1) Penelitian ini menunjukkan
skor hasil belajar IPS siswa yang bahwa, hasil belajar IPS siswa yang
mengikuti metode pembelajaran Mind mengikuti metode pembelajaran Mind
Mapping adalah 73,05 sementara rata-rata Mapping berbeda dengan hasil belajar IPS
skor hasil belajar siswa yang mengikuti siswa yang mengikuti pembelajaran
metode pembelajaran konvensional konvensional. Untuk itu metode
adalah 60,63 (2) Setelah diadakan pembelajaran Mind Mapping perlu
pengendalian terhadap minat belajar diperkenalkan dan dikembangkan lebih
didapatkan nilai F = 30,27 harga ini lanjut kepada para guru, siswa dan praktisi
signifikan pada taraf 5%. Dengan pendidikan lainnya sebagai salah satu
demikian dapat disimpulkan bahwa, alternatif pembelajaran. Proses
setelah diadakan pengendalian terhadap pengenalan dapat dilakukan dengan
minat belajar terdapat perbedaan secara pelatihan atau seminar pembelajaran IPS.
signifikan hasil belajar IPS siswa yang (2) Penelitian lanjutan yang berkaitan
mengikuti metode pembelajaran Mind dengan pembelajaran Mind Mapping perlu
Mapping dengan hasil belajar IPS siswa dilakukan dengan materi-materi bacaan
yang mengikuti pembelajaran dan mata pelajaran lain dengan
konvensional. (3) Besarnya pengaruh melibatkan sampel yang lebih luas. (3)
yang diberikan oleh variabel pengendali Dengan adanya kontribusi positif dari
terhadap hasil belajar IPS nampak jelas minat terhadap hasil belajar IPS baik pada
pada sumbangan eketifnya. Kontribusi siswa yang mengikuti metode
minat terhadap hasil belajar IPS pada pembelajaran Mind Mapping maupun
siswa yang mengikuti metode pada siswa yang mengikuti metode
pembelajaran Mind Mapping sebesar pembelajaran konvensional, maka guru
21,44%. Sedangkan kontribusi minat diharapkan senantiasa melatih dan menilai
terhadap hasil belajar IPS pada siswa minat siswa dalam pembelajaran guna
yang mengikuti metode pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa. Ketiga
konvensional sebesar 20,65%. Kecilnya kepada sekolah, (1) Sekolah hendaknya
kontribusi minat terhadap hasil belajar IPS memperhatikan guru-guru yang memiliki
karena selama ini pelajaran IPS hanya kreatifitas didalam proses pembelajaran.
disajikan dengan metode yang kurang Banyak cara yang bisa dilakukan guna
inovatif kepada siswa. Namun demikian, memberikan apresiasi terhadap kinerja
hasil pengujian ini menunjukkan bahwa, guru tersebut, seperti misalnya ucapan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

terima kasih langsung, piagam, dan lain- meningkatkan prestasi belajar


lain. Dengan demikian guru-guru yang lain menulis karangan narasi pada siswa
akan terpacu semangat kerjanya didalam kelas V SD Tunas Daud). Tesis
meningkatkan kreatifitas didalam (tidak diterbitkan). Singaraja: Pasca
mengajar. Sehingga nantinya akan Sarjana, Undiksha.
berdampak positif bagi hasil belajar itu
sendiri. (2) Sekolah hendaknya Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind
memfasilitasi guru didalam memberikan Map. Jakarta: Gramedia Pustaka
dan mengembangkan metode Utama.
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Seperti misalnya dengan menyiapkan Hilda, Karli, 2006. Kurikulum Tingkat
LCD, proyektor dan lain-lain. Sehingga Satuan Pendidikan. Bandung:
lebih memudahkan guru didalam Generasi Info Media.
mengembangkan kreatifitasnya.
Lasmawan. 2010. Menelisik Pendidikan
UCAPAN TERIMAKASIH IPS dalam Perspektif Kontekstual-
Ucapan terimakasih penulis Empiris. Singaraja: Mediakom
sampaikan kepada semua pihak yang Indonesia Press Bali.
membantu dan berkontribusi terhadap
pelaksanaan penelitian ini diantaranya Nurhadi, dkk. 2004. Rekonstruksi
adalah Yth. Bapak Prof. Dr. I Wayan Epistimologi Pendidikan IPS Sebagai
Lasmawan, M.Pd. Ketua Program Studi Program Pendidikan (Isu,
Pendidikan Dasar dan sekaligus sebagai Kecenderungan, dan Komitmen).
pembimbing I, Ibu Prof. Dr. A.A.I.N Bandung.
Marhaeni, M.A. Selaku pembimbing II
yang dengan penuh kesabaran dan Olivia F. 2008. Gembira Belajar Dengan
kearifan telah banyak memberikan Mind Mapping Bantu Anak
bimbingan, arahan, motivasi serta Menguasai “Senjata Rahasia” Para
petunjuk sehingga tesis ini dapat Jenius Untuk Melejit Di Prestasi
terselesaikan. Bapak Prof. Dr. Nyoman Sekolah. Jakarta: PT Elek Media
Dantes, Direktur Program Pasca Sarjana, Komputindo.
Bapak Prof. Dr. Nyoman Sudiana, M.Pd,
Rektor Universitas Pendidikan Ganesha Romanda, Era Mei. 2006. “Penggunaan
Singaraja, yang telah memberikan Metode Sas dalam Peningkatan
rekomendasi-rekomendasi guna Kemampuan Membaca Permulaan
penyusunan tesis ini dan kepala sekolah pada Siswa Kelas 1 SD Negeri
beserta staf guru SD Sathya Sai Denpasar Purwoyoso Semarang”. Tersedia
yang telah banyak membantu dan pada Error! Hyperlink reference
memberikan ijin selama kegiatan not valid. (diakses tanggal 12
penelitian ini. September 2010).

DAFTAR PUSTAKA Sudjana, N. 1996. Metoda Statistika Edisi


Agung, A.A., Gede. 2005. Metodelogi 6. Bandung: Tarsito
Penelitian Pendidikan Suatu
Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Pendidikan, UNDIKSHA. Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Amri, Sofan dkk, 2011. Implementasi Sutikno. 2007. Psikologi Pendidikan.


Pendidikan Karakter dalam Bandung: Citra Umbara.
Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya. Tidjan. 2001. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Radja Grafindo Persada.
Ana, Maria. 2010. Penerapan model
pembelajaran mind mapping untuk Tika, I Nyoman. 2012. IPA SD. Singaraja.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

Winataputra, Udin S, dkk. 2002. Materi


dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Yuniarti, Netti. 2012. ”Peningkatan


Kualitas Pembelajaran dan
Kemampuan Menulis Cerita Pendek
dengan Menggunakan Metode Peta
Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa
Kelas IX A SMP Negeri 9 Pontianak”.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra. Program Pasca Sarjana
UNS. ISSN: 1693-623X Vol I, No I,
2013 (halaman 125-139)

Anda mungkin juga menyukai