Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 41

Volume 5 Nomor 2 2015 ISSN : 2089-6158

Pengembangan Model Laboratorium Virtual Berorientasi Pada


Kemampuan Pemecahan Masalah Bagi Calon Guru Fisika
Gunawan1, Ahmad Harjono2, Hairunnisyah Sahidu3
1,2,3
FKIP Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram, NTB - Indonesia
E-mail : gunawan@unram.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah model laboratorium virtual yang berorientasi pada
kemampuan pemecahan masalah bagi calon guru fisika. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga
tahun. Pada tahun pertama ini, penelitian difokuskan pada studi pendahuluan, pengembangan dan validasi model
laboratorium virtual hingga ujicoba terbatas yang melibatkan mahasiswa calon guru fisika. Hasil studi
pendahuluan menunjukkan bahwa pengembangan model ini diperlukan untuk mendukung pembelajaran fisika,
khususnya yang terkait dengan kegiatan eksperimen di laboratorium. Laboratorium virtual tidak dikembangkan
untuk menggantikan eksperimen riil di laboratorium, melainkan untuk mendukung atau melengkapinya.
Laboratorium virtual yang dikembangkan selanjutnya dikelompokkan dalam beberapa tema fisika seperti
mekanika, gelombang, optika, termodinamika, listrik dan magnet. Selanjutnya, model yang dikembangkan
divalidasi untuk mendapatkan masukan dari pakar terkait teknologi yang digunakan, desain maupun konten
fisika dalam model yang dikembangkan. Hasil validasi menunjukkan bahwa model ini layak untuk digunakan
dalam pembelajaran fisika dan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Dalam
ujicoba terbatas yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa fitur, pilihan gambar, dan beberapa simulasi yang
perlu disempurnakan untuk menghindari kesalahan interpretasi calon guru terhadap konsep fisika yang
direncanakan. Mahasiswa calon guru yang terlibat dalam ujicoba lebih termotivasi untuk terus belajar dan
melakukan pembuktian-pembuktian terkait konsep yang sudah dipelajari. Model ini selanjutnya akan diujicoba
pada skala lebih luas untuk mengukur pengaruhnya terhadap penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan
masalah bagi calon guru fisika.

Kata kunci : laboratorium virtual, pemecahan masalah fisika

1. Pendahuluan memberikan penekanan pada aspek proses. Sinaradi


(1998) menyatakan bahwa untuk memberikan
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari materi penekanan lebih besar pada aspek proses, peserta
dan energi. Belajar fisika akan lebih mudah bila didik perlu diberikan keterampilan seperti
diajarkan dengan metode yang tepat dan relevan. mengamati, menggolongkan, mengukur,
Salah satunya dengan melibatkan peserta didik berkomunikasi, menafsirkan data, dan
secara aktif melalui kegiatan laboratorium. bereksperimen secara bertahap sesuai dengan tingkat
Laboratorium dalam pembelajaran fisika memiliki kemampuan berpikir anak dan materi pelajaran yang
peranan penting, salah satunya sebagai wahana sesuai dengan kurikulum.
mengembangkan kreativitas dan keterampilan Salah satu faktor yang mempengaruhi
berpikir melalui proses pemecahan masalah dalam keberhasilan kegiatan laboratorium adalah
rangka mahasiswa menemukan konsep secara ketersediaan sumber daya yang mencakup bahan dan
mandiri. Dalam kegiatan laboratorium akan banyak peralatan, ruang dan perabot, tenaga laboran, serta
keterampilan pada diri mahasiswa yang akan ikut teknisi. Ketersediaan sumber daya tersebut secara
berkembang seperti mengamati, menafsirkan memadai jelas akan menunjang pelaksanaan
pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan kegiatan laboratorium, sebaliknya keterbatasan alat
bahan, menerapkan konsep, merencanakan dan bahan sering menjadi alasan bagi pendidik untuk
penelitian, berkomunikasi, dan mengajukan tidak melakukan kegiatan laboratorium.
pertanyaan. Selain itu, karakteristik konsep fisika yang
Kegiatan laboratorium dalam fisika sangat sebagiannya merupakan konsep yang abstrak
penting dalam rangka mendukung pembelajaran dan menimbulkan kesulitan tersendiri, baik dalam proses

Pengembangan Model Laboratorium Virtual ... Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 42
Volume 5 Nomor 2 2015 ISSN : 2089-6158

belajar maupun kegiatan laboratoriumnya. Konsep dalam bentuk semirip mungkin disebut virtual labs.
abstrak dalam fisika merupakan konsep yang sulit 2) eksperimen laboratorium dapat disebut virtual
divisualisasikan atau ditampilkan prosesnya secara ketika percobaan dikendalikan tidak dengan
langsung melalui kegiatan laboratorium riil manipulasi langsung dari peralatan laboratorium,
sekalipun. Hal ini kemudian berimplikasi pada tetapi melalui komputer, yang dihubungkan ke
rendahnya tingkat penguasaan konsep, kemampuan peralatan laboratorium yang sebenarnya melalui
pemecahan masalah dan perolehan hasil belajar jaringan. Jenis virtual laboratory seperti ini disebut
mahasiswa. Hal ini kemudian melatarbelakangi disebut remote lab (Harms, 2000).
munculnya inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran Pengembangan model laboratorium virtual ini
fisika. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi diharapkan dapat melatih mahasiswa menyelesaikan
komputer, baik dalam proses pembelajaran maupun permasalahan fisika, sehingga kemampuan
kegiatan laboratorium melalui laboratorium virtual. pemecahan masalah pada mahasiswa calon guru
Teknologi komputer dapat diadaptasi menjadi menjadi lebih baik. Gerace, J. W. et al (2005),
sebuah pendekatan pembelajaran yang aktif. mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah
Teknologi komputer memungkinkan adanya pada seseorang, tidak hanya tergantung pada tingkat
perpaduan antara tatap-muka (face to face) dengan kematangannya tetapi juga ditentukan dari
pembelajaran online. Beberapa hal yang perlu permasalahan yang mereka sendiri mengalaminya.
dipertimbangkan antara lain pendekatan yang Ia menyimpulkan bahwa kemampuan untuk
mungkin diterapkan, strategi, teknik, dan peralatan memecahkan suatu masalah, tidak hanya ditentukan
yang ada (Garrison, 2008). Finkelstein (2005), oleh pola pikir melainkan dipengaruhi oleh kerja
mengatakan bahwa komputer dapat digunakan untuk atau pelatihan.
menunjang pelaksanaan praktikum fisika baik untuk Dengan demikian pembelajaran yang bernuansa
mengumpulkan data, menyajikan, dan mengolah pemecahan masalah harus dirancang sedemikian
data. Komputer juga dapat digunakan untuk rupa sehingga mampu merangsang mahasiswa untuk
memodifikasi eksperimen dan menampilkan berpikir dan mendorong menggunakan pikirannya
eksperimen lengkap dalam bentuk virtual. Konsep- secara sadar untuk memecahkan masalah. Belajar
konsep fisika tersebut direalisasikan dalam program pemecahan masalah pada hakekatnya adalah belajar
komputer dengan menggunakan piranti lunak yang berpikir (learning to think) atau belajar bernalar
mudah dipelajari. Gunawan dan Liliasari (2012) (learning to reason), yaitu berpikir atau bernalar
mengemukan sejumlah bentuk interaksi dapat mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang
dimunculkan melalui media komputer seperti telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan
penyajian praktik dan latihan, tutorial, game, masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai.
simulasi, penemuan, dan pemecahan masalah. Heller, et. al. (Huffman, 1997) mengatakan
Sebuah simulasi komputer yang memungkinkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
fungsi-fungsi penting dari percobaan laboratorium masalah (problem solving) dapat dilakukan dengan
untuk dilaksanakan pada komputer disebut memberikan strategi bagaimana memecahkan
laboratorium virtual (virtual laboratory). Salah satu masalah tersebut. Dalam penelitian ini strategi
prinsip mendefinisikan laboratorium virtual adalah pemecahan masalah yang digunakan adalah strategi
bahwa laboratorium virtual tidak didefinisikan pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Heler,
sebagai leaning unit melainkan learning space, et.al. Strategi itu mengacu pada lima tahapan
untuk percobaan virtual. Hal ini penting untuk pemecahan masalah meliputi: memfokuskan
mengingatkan bahwa dosen masih harus masalah (focus the problem); menguraikan secara
menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta konsep fisika (describe the physics); merencanakan
didiknya. Tujuannya adalah untuk memungkinkan solusi (plan the solution); melaksanakan rencana
mahasiswa mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah (execute the plan); memberikan
pemecahan masalah pembelajaran dan evaluasi pada solusi (evaluate the solution).
mengendalikan sendiri sesuai keperluan profesional
mereka di masa depan. Laboratorium virtual harus
memberikan kebebasan yang cukup untuk 2. Pembahasan
eksperimen individu atau eksperimen di luar batasan
yang ditetapkan oleh kurikulum (Gunawan, 2015). Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan
Konsep laboratorium virtual dapat dibedakan pengembangan (research and development). Jenis
menjadi dua konsep utama, yaitu: 1) konstelasi penelitian R&D adalah suatu proses yang digunakan
percobaan diganti dengan model komputer. untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-
Penelitian itu dilakukan dalam bentuk simulasi. produk pendidikan (Gall et al., 2003). Secara umum
Simulasi yang mewakili percobaan laboratorium riil penelitian dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu: tahap

Pengembangan Model Laboratorium Virtual ... Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 43
Volume 5 Nomor 2 2015 ISSN : 2089-6158

studi pendahuluan, tahap pengembangan desain, dan 2.2. Tahap Pengembangan Desain
tahap pengujian model. Dalam artikel ini hanya
dijelaskan hasil penelitian pada dua tahapan awal, Pada tahap ini dikembangkan draft model
sedangkan tahapan akhir baru akan dilaksanakan laboratorium virtual fisika serta semua perangkat
pada tahun kedua dari penelitian ini. pendukung lainnya seperti satuan acara perkuliahan,
lembar kerja mahasiswa, lembar observasi, angket
2.1. Tahap Studi Pendahuluan tanggapan dosen dan mahasiswa, hingga buku
pedoman penggunaan software laboratorium virtual
Tahap ini dilakukan dengan menerapkan fisika. Gambar 1 menampilkan tampilan menu
pendekatan deskriptif kualitatif. Pada tahap ini utama dari model yang dikembangkan.
dikumpulkan sejumlah informasi terkait fasilitas
laboratorium fisika dan laboratorium komputer pada
beberapa LPTK di Nusa Tenggara Barat. Informasi
tersebut diantaranya terkait ketersediaan, kualitas
dan kuantitas sarana prasarana pendukung hingga
frekuensi percobaan yang rutin maupun pernah
dilaksanakan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa peralatan
laboratorium fisika pada beberapa LPTK di NTB
dalam kondisi yang tidak memadai, dengan
peralatan pendukung eksperimen yang sangat
terbatas. Umumnya peralatan yang tersedia hanya
terdiri dari beberapa Kit percobaan seperti
mekanika, optika, listrik dan magnet. Wawancara
juga dilakukan dengan dosen, guru, dan calon guru
untuk mengetahui beberapa permasalahan yang Gambar 1. Tampilan Menu Utama Laboratorium Virtual Fisika
berkaitan dengan ketersediaan peralatan
laboratorium fisika dan mengetahui tanggapannya Draft model laboratorium virtual yang dihasilkan
tentang rencana penelitian yang akan dilakukan. selanjutnya divalidasi oleh ahli sebelum digunakan
Selain wawancara, juga diberikan angket tanggapan dalam ujicoba awal dan ujicoba terbatas. Proses
tentang beberapa permasalahan pembelajaran fisika. validasi dilakukan untuk mendapatkan masukan dan
Berdasarkan data angket tersebut dapat diketahui rekomendasi dari pakar untuk perbaikan rancangan
bahwa sebagian besar responden menyatakan masih model. Validasi dilakukan pada 2 hal, yaitu validasi
banyak kegiatan eksperimen yang harusnya pada materi fisika dalam program dan validasi pada
dilakukan tetapi ‘batal’, karena tidak tersedianya rancangan model laboratorium virtual yang
peralatan yang memadai. Kondisi ini kemudian dikembangkan. Rekapitulasi hasil validasi materi
berimplikasi pada kurang optimalnya pembelajaran fisika dalam model ditampilkan pada Tabel 1.
yang dilaksanakan. Mahasiswa umumnya akan lebih
mampu menyelesaikan soal-soal hitungan Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Validasi Materi Fisika dalam SLV
dibandingkan soal yang menguji penguasaan konsep
teoritis, apalagi yang terkait dengan permasalahan No Aspek yang dinilai Rata2 Kriteria*
proses fisis yang harusnya bisa diamati atau
dieksperimenkan di laboratorium. Cakupan, urutan, kejelasan dan
1 4.43 Baik
kedalaman materi.
Pada tahap ini juga dilakukan analisis media
Ketersediaan lembar kerja, evaluasi Baik
yang dapat dikembangkan, hingga analisis konsep 2 4.56
dan umpan balik yang sesuai. sekali
fisika yang relevan serta kemampuan pemecahan Pertimbangan pada potensi dan
3 4.23 Baik
masalah yang dapat dikembangkan. Selain itu, kemampuan peserta didik
beberapa literatur dan hasil-hasil penelitian terkini Relevansi simulasi, gambar,
4 4.30 Baik
ilustrasi, dengan materi.
dianalisis untuk mendapatkan gambaran peluang Pertimbangan pada desain dan
pengembangan. Sejumlah temuan dan hasil analisis 5 3.67 Baik
lamanya pembelajaran.
tersebut selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan Skor berada pada interval 1 – 5
dalam mengembangkan draft model laboratorium * Kriteria :
1.00 – 1.5 (jelek) 3.6 – 4.5 (baik)
virtual fisika.
1.6 – 2.5 (kurang) 4.6 – 5.0 (baik sekali)
2.6 – 3.5 (cukup);

Pengembangan Model Laboratorium Virtual ... Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 44
Volume 5 Nomor 2 2015 ISSN : 2089-6158

Berdasarkan tabel 1 tersebut, dapat diketahui orang mahasiswa. Ujicoba awal ini dimaksudkan
bahwa secara konseptual materi yang dipilih dan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan
terdapat dalam model laboratorium virtual sudah kemudahan akses terhadap materi maupun
sesuai, baik dari segi relevansi, kedalaman materi, eksperimen virtualnya. Hal ini penting dalam rangka
hingga ketersediaan visualisasi dan evaluasinya. Ada perbaikan model yang didasarkan pada persepsi
beberapa catatan penting terkait desain dan waktu mahasiswa sebagai pengguna. Pada tahap ini
pembelajaran yang perlu dipertimbangkan. Hal ini diperoleh beberapa informasi yang selanjutnya
terkait dengan bagaimana cara dan waktu terbaik digunakan untuk perbaikan model. Setelah
membantu mahasiswa memvisualisasikan masalah melakukan perbaikan pada model, selanjutnya
dan pemecahannya. dilakukan ujicoba terbatas dengan melibatkan
Selain validasi pada aspek materi fisika dalam mahasiswa dengan jumlah yang lebih besar (32
program, juga dilakukan validasi pada model orang). Ujicoba terbatas ini dimaksudkan untuk
laboratorium virtual berdasarkan tinjauan pakar mendapatkan sejumlah informasi tambahan yang
media dan teknologi pendidikan. Ini diperlukan berkaitan dengan penggunaan model dalam
untuk mengetahui apakah model yang pembelajaran fisika. Komponen perbaikan pada
dikembangkan sudah memenuhi unsur-unsur model sesuai rekomendasi hasil ujicoba awal dan
kejelasan dan kemudahan akses oleh pengguna, ujicoba terbatas dapat dilihat pada Tabel 3.
penggunaan bahasa hingga pemilihan fitur dan
penempatannya sehingga lebih mudah dipahami dan Tabel 3. Komponen Perbaikan Pada Model Setelah Ujicoba
digunakan oleh mahasiswa. Rekapitulasi hasil
validasi model ditampilkan pada Tabel 2. No Komponen Perbaikan pada Model
Ukuran dan jenis huruf. Ukuran font dibuat lebih
1 besar, warna font disesuaikan. Beberapa tulisan italic
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Validasi Model Laboratorium Virtual dibuat normal.
Posisi simulasi. Simulasi virtual yang dikembangkan
selain dikelompokkan sesuai tema, juga
No Aspek yang dinilai Rata2 Kriteria* 2
mempertimbangkan urutan materi dan kemudahan
dipelajari.
Ukuran dan warna untuk huruf,
1 4.43 Baik Materi pada setiap frame. Materi yang disiapkan
latar, icon dan simbol yang sesuai.
direkomendasikan tidak bersama simulasi, tetapi
Ketersediaan gambar, animasi, 3
pada halaman tersendiri atau ditiadakan karena dapat
2 video, simulasi, serta menu program 4.35 Baik
mengganggu fokus peserta saat bekerja.
yang sesuai.
Pilihan gambar pendukung, dimana beberapa gambar
Kecepatan dan kemudahan akses
3 4.20 Baik perlu diganti karena sebagian peserta
pada program. 4
menginterpretasikan berbeda, tidak seperti yang
Tampilan dan menu program yang
diharapkan.
4 dapat memotivasi dan menarik 4.30 Baik
Lembar kerja mahasiswa. Lembar kerja lebih efektif
minat peserta untuk belajar.
dikerjakan secara manual melalui lembaran
Penggunaan simbol dan bahasa 5
tersendiri, dibandingkan diisi langsung dalam
5 yang sederhana, komunikatif dan 4.50 Baik
program, karena memerlukan waktu lebih lama.
mudah dimengerti.
Waktu Pembelajaran, perlu pertimbangan untuk
Pertimbangan terhadap keterbatasan
6 3.70 Baik memadukan sesi kelas, sesi eksperimen, serta tugas
ruang dan waktu. 6
mandiri mahasiswa agar waktu yang tersedia dapat
Skor berada pada interval 1 – 5 dioptimalkan pemanfaatannya.
* Kriteria :
Kesulitan eksplorasi fitur-virtual labs. kesulitan
1.00 – 1.5 (jelek) 3.6 – 4.5 (baik)
mahasiswa dalam eksplorasi fitur eksperimen virtual
1.6 – 2.5 (kurang) 4.6 – 5.0 (baik sekali)
dan pengisisan lembar kerja menyebabkan waktu
2.6 – 3.5 (cukup);
7 pembelajaran lebih lama. Direkomendasikan ada
kegiatan pelatihan awal untuk memperkenalkan fitur-
fitur secara teknis operasional sehingga membantu
peserta saat bekerja.
Beberapa catatan penting dari pakar media,
antara lain berkaitan dengan penggunaan fitur yang
lebih umum, pemilihan warna, serta penyertaan Hasil ujicoba awal maupun ujicoba terbatas
gambar dan video yang lebih menarik. Selain itu, seperti tersebut di atas selanjutnya digunakan
peneliti diharapkan mempertimbangkan keterbatasan sebagai bahan pertimbangan untuk
waktu pembelajaran di kelas, hingga kemungkinan menyempurnakan model laboratorium virtual dan
untuk membuat materi ini dapat diakses secara mempersiapkan desain pembelajaran yang tepat.
online. Model yang telah disempurnakan selanjutnya
Rancangan model laboratorium virtual yang diujicobakan pada skala yang lebih luas pada tahap
telah divalidasi dan diperbaiki sesuai saran dan pengujian model. Tahap pengujian model
masukan ahli selanjutnya diujicoba awal pada 12

Pengembangan Model Laboratorium Virtual ... Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 45
Volume 5 Nomor 2 2015 ISSN : 2089-6158

direncanakan dilaksanakan pada tahun kedua dari dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
penelitian ini. berpikir tingkat tinggi pada mahasiswa calon guru.
Dalam kegiatan ujicoba tersebut, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi, antara lain sangat Ucapan terima kasih
beragamnya kemampuan mahasiswa mengunakan
komputer, sehingga diperlukan kegiatan Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
pendahuluan untuk memperkenalkan semua sebesar-besarnya kepada DP2M Dikti yang telah
komponen secara khusus, termasuk fitur-fitur mendanai penelitian ini melalui Skim Hibah
penting dalam eksperimen virtual. Buku pedoman Penelitian Strategis Nasional Tahun 2015.
yang dikembangkan belum secara optimal
membantu semua kelompok mahasiswa. Hal ini
kemudian berimplikasinya pada kesulitan beberapa Daftar Pustaka
mahasiswa untuk bekerja sebagaimana mestinya
seperti yang diharapkan. Borg, W. R and Gall, M. D. (2003).Educational
Kondisi tersebut dapat dipahami karena secara Research: An Introduction. New York:
umum laboratorium virtual dimaksudkan untuk Longman, Inc.
mentransfer pengetahuan baik konseptual maupun Cheng, K., dkk. (2004). “Using Online Homeworks
prosedural, sehingga mahasiswa perlu diberikan Systems Enhances Student. Learning of Physics
pengetahuan awal tentang bagaimana percobaan Concept in an Introductory Physics Course”.
seharusnya dilakukan baik pada persiapan, kinerja American Journal of Physics. 72 (11) 1447-
dan evaluasi percobaan laboratorium (Gunawan, 1453.
2015). Finkelstein, et al. (2005). “When Learning About
the Real World Is Better Done Virtually: A
3. Kesimpulan dan Saran Study of Subtituting Computer Simulations for
Laboratory Equipment”. Physics Education
Dalam penelitian ini, telah berhasil Research. APS (1) 1 – 8.
dikembangkan model laboratorium virtual fisika Finkelstein.N.D, et al. (2005). “Can Computer
yang dikelompokkan pada berbagai tema yaitu, Simulations Replace Real Equipment in
mekanika, termodinamika, listrik dan magnet, serta Undergraduate Laboratories?”. The Physics
gelombang dan optik. Model yang dikembangkan Teacher.76. Pp.1-8.
telah divalidasi oleh Ahli, baik pada aspek materi Garrison, D.R & Vaughan, N.D., (2008). Blended
maupun media dan teknologi yang digunakan dalam Learning in Higher Education. San Fransisco:
pengembangan laboratorium virtual ini. Hasil John Willey & Sons, Inc.
validasi menunjukkan bahwa model ini sudah layak Gerace, W.J, et al. (2005). Teaching vs. Learning:
digunakan untuk mendukung pembelajaran dan Changing Perspectives on Problem Solving in
eksperimen fisika. Dalam ujicoba terbatas yang telah Physics Instruction. [Online]. Tersedia: http://
dilaksanakan, terdapat beberapa fitur, pilihan arxiv.org/ftp/physics/papers/0508/0508131.pdf
gambar, dan beberapa simulasi yang perlu . [20 Desember 2006].
disempurnakan untuk menghindari kesalahan Gunawan. (2015). Model Pembelajaran Sains
interpretasi calon guru terhadap konsep fisika yang berbasis ICT. Mataram: Unram Press.
direncanakan. Mahasiswa calon guru yang terlibat Gunawan & Liliasari, (2012). “Model Virtual
dalam ujicoba lebih termotivasi untuk terus belajar Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan
dan melakukan pembuktian-pembuktian terkait Disposisi Berpikir Kritis Calon Guru”. Jurnal
konsep yang sudah dipelajari. Model ini selanjutnya Ilmiah Cakrwala Pendidikan, LPPMP UNY.
akan diujicoba pada skala lebih luas untuk mengukur Juni 2012, Th. XXXI, No. 2.185– 199.
pengaruhnya terhadap penguasaan konsep dan Harms, U. Virtual and Remote Labs in Physics
kemampuan pemecahan masalah bagi calon guru Education. Paper presented at Second European
fisika. Conference on Physics Teaching in
Beberapa rekomendasi untuk penelitian lanjutan Engineering Education, Budapest, Jun. 2000.
antara lain perlunya dibuat panduan yang lebih Huffman, D. (1997). Effect of explicit problem
operasional disertai penjelasan pendahuluan yang solving instruction on high school students’
memadai tentang setiap komponen dan fitur-fitur problem-solving performance and conceptual
penting dalam eksperimen virtual. Model yang understanding of physics. Journal of Research
sudah dikembangkan selain dapat diuji In Science Teaching Vol. 34, No. 6, Pp. 551–
keunggulannya secara empiris terhadap penguasaan 570 (1997).
konsep dan kemampuan pemecahan masalah, juga

Pengembangan Model Laboratorium Virtual ... Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 46
Volume 5 Nomor 2 2015 ISSN : 2089-6158

Sinaradi, F. (1998). “Menguji Kualitas Barang:


Suatu Alternatif Model Pengajaran Sains”,
dalam Pendidikan Sains yang Humanistis.
Yogyakarta: Kanisius.
Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains
Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Zacharia, Z. (2003). The effects of an interactive
computer-based simulation prior to performing
a laboratory inquiry-based experiment on
students’ conceptual understanding of physics.
American Journal of Physics, 71(6), 618–629.

Pengembangan Model Laboratorium Virtual ... Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu

Anda mungkin juga menyukai