Anda di halaman 1dari 8

Gunawan, Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan ...

25
Model Virtual Laboratory Fisika Modern
untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Calon
Guru

Gunawan
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram
Email: fisgun_unram@yahoo.co.id
Agus Setiawan
Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Dwi H. Widyantoro
Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung

Abstract: We have developed a virtual laboratory for teaching modern physics. The purpose of this
study is to examine the effectiveness of a virtual laboratory model of modern physics on students’
generic science skills. The study involved 64 students who were divided into two groups, the
experimental group and control group. The research instrument used a generic science skills test that
is integrated with the mastery of concepts of modern physics. Data were analyzed by using mean-
difference test and normalized gain scores. The results showed an increase in generic science skills
in both groups. Indicators showed that the highest increases are logical inference capability and the
ability to build concepts. These results indicate that the virtual laboratory model of modern physics
is effective in enhancing generic science skills of students.

Keywords : Virtual Laboratory, Modern Physics, Generic Science Skills

Abstrak :Telah dikembangkan sebuah model laboratorium virtual untuk pembelajaran fisika
modern.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas model yang dikembangkan terhadap
keterampilan generik sains mahasiswa. Penelitian ini melibatkan 64 mahasiswa yang dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
tes keterampilan generik sains yang terintegrasi dengan dengan penguasaan konsep fisika modern.
Data dianalisis menggunakan uji beda rerata dan perhitungan skor gain yang dinormalisasi. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada keterampilan generik sains kedua kelompok.
Indikator kemampuan inferensi logika dan kemampuan membangun konsep merupakan indikator
dengan peningkatan tertinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa model laboratorium virtual fisika modern
yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan keterampilan generik sains mahasiswa.

Kata kunci : laboratorium virtual, fisika modern, keterampilan generik sains

Salah satu indikator mutu pendidikan di juga mempengaruhi hasil belajar mahasiswa adalah
perguruan tinggi adalah prestasi belajar mahasiswa. ketersediaan sarana laboratorium, karena praktikum
Prestasi belajar ini dapat dilihat dari nilai akademik merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran
yang diperoleh mahasiswa. Nilai akademik ini fisika. Pelaksanaan praktikum dalam fisika sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penting dalam rangka mendukung pembelajaran dan
proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar memberikan penekanan pada aspek proses. Hal ini
yang diselenggarakan oleh pengajar merupakan didasarkan pada tujuan pembelajaran fisika sebagai
faktor yang sangat dominan berpengaruh pada hasil proses, yaitu meningkatkan kemampuan berpikir
belajar mahasiswa. Oleh karena itu, pengajar selalu peserta didik sehingga mereka tidak hanya mampu
berupaya untuk menyelenggarakan proses belajar dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan
yang berkualitas agar mahasiswa dapat mencapai juga mampu berpikir sistematis, obyektif, dan
prestasi belajar yang maksimal. kreatif. Sinaradi (1998) menyatakan bahwa untuk
Dalam pembelajaran fisika, faktor lain yang memberikan penekanan lebih besar pada aspek

25
26 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013

proses, peserta didik perlu diberikan keterampilan kesulitan yang lebih tinggi. Hasil studi pendahuluan
seperti mengamati, menggolongkan, mengukur, menunjukkan bahwa materi teori kuantum radiasi
berkomunikasi, menafsirkan data, dan bereksperimen elektromagnetik dan materi merupakan materi
secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan yang lebih sulit, dibandingkan dengan materi
berpikir anak dan materi pelajaran yang sesuai lainnya dalam perkuliahan fisika modern. Hasil ini
dengan kurikulum. diperoleh ketika sejumlah guru dan dosen diminta
Laboratorium dalam pembelajaran fisika membuat urutan materi-materi dalam fisika modern
termasuk di LPTK memiliki peranan penting. berdasarkan tingkat kesulitannya.
Diantara peran tersebut diantaranya: Pertama, Selain sebaran eksperimen untuk setiap pokok
sebagai wahana untuk mengembangkan keterampilan bahasan, hasil analisis konsep-konsep fisika modern
dasar mengamati atau mengukur dan keterampilan menunjukkan bahwa sebagian besar konsep dalam
proses lainnya seperti mencatat, membuat tabel, fisika modern termasuk konsep abstrak, sehingga
membuat grafik, menganalisis data, menarik perlu divisualisasikan. Abstraknya konsep dalam
kesimpulan, berkomunikasi, dan bekerjasama fisika modern menyebabkan mahasiswa mengalami
dalam tim. Kedua, laboratorium sebagai wahana kesulitan untuk memahami konsep ini dengan
untuk membuktikan konsep atau hukum-hukum baik. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar
alam sehingga dapat lebih memperjelas konsep mahasiswa pada matakuliah fisika modern.
yang telah dibahas sebelumnya. Ketiga, sebagai Untuk mengatasi kesulitan belajar mahasiswa,
wahana mengembangkan keterampilan berpikir pembelajaran fisika modern perlu didukung
melalui proses pemecahan masalah dalam rangka eksperimen untuk membantu mahasiswa memahami
siswa menemukan konsep sendiri. Melalui peran ini konsep-konsep fisika modern. Masalahnya adalah
laboratorium telah dijadikan wahana untuk learning alat-alat yang diperlukan untuk eksperimen fisika
how to learn (Wiyanto, 2008). modern sangat terbatas, bahkan tidak tersedia di
Salah satu matakuliah dalam struktur kurikulum LPTK. Selain itu, abstraknya konsep dalam fisika
pendidikan fisika di LPTK adalah fisika modern. modern menyebabkan tidak semua eksperimen dapat
Fisika modern merupakan salah satu matakuliah dilakukan di laboratorium, melalui eksperimen yang
penting dalam fisika karena mendasari beberapa nyata. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam
matakuliah lanjutan lainnya, di antaranya fisika pembelajaran fisika modern.
kuantum, fisika zat padat, fisika statistik dan fisika Alternatif solusi yang ditawarkan di antaranya
inti. Secara umum konsep fisika modern meliputi melalui pemanfaatan teknologi komputer.
teori relativitas khusus, teori kuantum untuk radiasi Finkelstein (2005) mengatakan bahwa komputer
elektromagnetik dan materi, atom-atom serupa dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan
hidrogen, atom-atom berelektron banyak, fisika inti, praktikum fisika. Tidak hanya dapat digunakan
dan sistem-sistem atomik. untuk mengumpulkan data, menyajikan, dan
Berdasarkan analisis pada materi fisika mengolah data, komputer juga dapat digunakan
modern di atas dapat diketahui adanya sejumlah untuk memodifikasi eksperimen dan menampilkan
eksperimen yang diperlukan untuk mendukung eksperimen lengkap dalam bentuk virtual. Garrison
proses pembelajarannya. Sebaran eksperimen (2008) menyatakan bahwa teknologi dapat diadaptasi
untuk setiap konsep diperlukan untuk mengetahui menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang
konsep-konsep mana yang perlu didukung lebih aktif. Perlu perpaduan antara tatap-muka (face to
banyak eksperimen. Hal ini dimaksudkan agar model face) dengan pembelajaran online. Beberapa hal
virtual laboratory yang dibuat dapat memberikan yang perlu dipertimbangkan antara pendekatan yang
sumbangan yang lebih besar terhadap perolehan hasil mungkin diterapkan, strategi, teknik, dan peralatan
belajar dan tingkat berpikir mahasiswa. yang ada.
Dengan alasan tersebut di atas, maka dalam Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi
penelitian ini topik yang dipilih adalah teori kuantum komputer dalam pembelajaran fisika modern adalah
radiasi elektromagnetik dan materi yang meliputi pengembangan virtual laboratory. Virtual laboratory
teori foton, efek fotolistrik, efek Compton, produksi didefinisikan sebagai suatu bentuk objek multimedia
pasangan, gelombang de Broglie, difraksi elektron, interaktif. Objek multimedia interaktif terdiri
dan prinsip ketidakpastian Heisenberg. Pemilihan dari bermacam format heterogen termasuk teks,
ini juga didasarkan pada pertimbangan karakteristik hiperteks, suara, gambar, animasi, video, dan grafik.
yang khusus dari topik ini, di antaranya tingkat Virtual laboratory merupakan objek multimedia
Gunawan, Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan ... 27

interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk berarti pula ia tidak belajar sains (Liliasari, 2007).
digital baru, dengan tujuan pembelajaran implicit Pembelajaran fisika modern yang didukung
atau eksplisit (Budhu, M.,2002). Dengan teknologi model virtual laboratory diharapkan dapat
komputer konsep-konsep fisika modern tersebut meningkatkan keterampilan generik sains mahasiswa
direalisasikan dalam program komputer dengan calon guru. Beberapa penelitian pembelajaran fisika
menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari. berbantuan komputer menunjukkan adanya korelasi
Sejumlah bentuk interaksi dapat dimunculkan positif antara media pembelajaran komputer dengan
melalui media komputer seperti penyajian praktik penguasaan konsep dan keterampilan generik sains
dan latihan, tutorial, permainan, simulasi, penemuan, mahasiswa. Gunawan (2009) menemukan bahwa
dan pemecahan masalah. model multimedia interaktif dalam pembelajaran
Melalui model virtual laboratory mahasiswa fisika dasar dapat meningkatkan keterampilan
diberi tantangan untuk memecahkan masalah dengan generik sains mahasiswa calon guru, dimana
versi online atau aplikasi. Yang menarik dari model indikator pengamatan tidak langsung mengalami
ini adalah interface pada setiap bagian konten. peningkatan tertinggi. McKagan (2008) menemukan
Laboratorium virtual fokus pada tindakan peserta bahwa penggunaan simulasi komputer pada materi
dalam setting yang realistis. Laboratorium virtual mekanika kuantum dapat meningkatkan hasil belajar
adalah sebuah kesuksesan awal dan momentum dan aktivitas mahasiswa di kelas. Penggunaan
pengembangan elemen simulasi (disebut sims) simulasi komputer membantu mahasiswa mengatasi
mandiri, dan sekarang melakukan hal yang sama untuk kesulitan belajarnya pada materi ini. Gunawan (2010)
sims dunia virtual (Aldrich, 2009). Pembelajaran menemukan bahwa penggunaan virtual laboratory
dengan virtual laboratory menyebabkan mahasiswa fisika modern juga dapat meningkatkan penguasaan
lebih mandiri, dapat meningkatkan kemampuan konsep mahasiswa calon guru, khususnya pada
berpikir dan kemampuan mengkomunikasikan konsep teori kuantum radiasi elektromagnetik dan
idenya (Smith, 2002). materi.
Menurut Brotosiswoyo (2001) terdapat 8 Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini
macam keterampilan generik sains yang dapat telah dikembangkan suatu model virtual laboratory
dikembangkan melalui pembelajaran fisika, yang fisika modern sebagai solusi alternatif terbatasnya
meliputi (1) pengamatan langsung dan tak langsung; fasilitas laboratorium dan kesulitan eksperimen pada
(2) kesadaran tentang skala besaran (sense of scale); konsep fisika modern yang abstrak. Model virtual
(3) bahasa simbolik; (4) kerangka logika taat-asas laboratory ini diharapkan dapat meningkatkan
(logical self-consistency) dari hukum alam; (5) keterampilan generik sains calon guru. Dalam
inferensi logika; (6) hukum sebab-akibat (causality); artikel ini akan dijelaskan deskripsi model virtual
(7) pemodelan matematik; dan (8) membangun laboratory fisika modern yang telah dikembangkan
konsep. dan pengaruh penggunaan model virtual laboratory
Melalui delapan macam keterampilan generik fisika modern terhadap peningkatan keterampilan
sains orang dapat mengembangkan keterampilan generik sains mahasiswa calon guru.
berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis banyak
dikembangkan apabila seseorang melakukan METODE PENELITIAN
pengamatan langsung dan tak langsung, menyadari
akan skala besaran, membuat pemodelan matematik, Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan
dan membangun konsep. Berpikir kreatif diterapkan pengembangan (research and development).
ketika seseorang merumuskan bahasa simbolik, Metode penelitian dan pengembangan adalah
inferensi logika, dan menemukan kerangka logika suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan
taat-asas dari hukum alam. Berpikir pemecahan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
masalah diterapkan apabila seseorang sedang tersebut (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini
menyelidiki berlakunya hukum sebab-akibat pada telah dikembangkan suatu model virtual laboratory
sejumlah gejala alam yang diamatinya. Pengambilan untuk pembelajaran fisika modern. Untuk pengujian
keputusan dapat digunakan orang ketika membangun efektivitas model virtual laboratory terhadap
konsep, membuat pemodelan matematik, dan peningkatan keterampilan generik sains mahasiswa
menemukan inferensi logika. Dengan demikian digunakan metode eksperimen dengan pretest-
apabila orang hanya mempelajari sains dari segi posttest control group design. Untuk memperoleh
terminologinya saja apalagi secara hafalan, maka data penelitian digunakan instrumen tes keterampilan
28 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013

Tabel 2. Deskripsi Model Virtual Laboratory Fisika Modern

No Komponen Model Penjelasan

Terdiri dari empat menu utama yaitu materi, virtual labs, lembar kerja, dan
1 Menu Utama
evaluasi.
Materi teori kuantum radiasi yang meliputi teori foton, radiasi termal, efek
2 Materi fotolistrik, efek Compton, produksi dan pemisahan pasangan, gelombang
deBroglie, difraksi elektron, dan prinsip ketidakpastian Heisenberg.
Terdiri dari empat jenis eksperimen virtual, yaitu VL radiasi benda hitam, VL
3 Virtual laboratory (VL)
efek fotolistrik, VL interferensi kuantum, dan VL difraksi elektron.
Terdapat empat LKM yang disesuaikan dengan jumlah virtual laboratory
yang tersedia. LKM dibuat untuk membantu mahasiswa mengembangkan
Lembar Kerja Mahasiswa
4 kemampuan berpikirnya. Keterampilan mahasiswa dalam mengukur, membuat
(LKM)
perkiraan, membuat grafik, interpretasi data, dan menarik kesimpulan dapat
dikembangkan melalui pengisian LKM ini.
Animasi dibuat untuk memperkuat pemahaman mahasiswa melalui visualisasi
konsep-konsep abstrak, selain yang tersedia pada virtual laboratory. Ada empat
5 Animasi
animasi tambahan dalam model ini yaitu radiasi benda hitam, animasi produksi
dan pemisahan pasangan, animasi efek Compton.
Untuk tambahan penjelasan materi yang tersedia dalam model disertakan
beberapa gambar dan video pendukung, diantaranya gambar: hubungan
6 Gambar dan Video
intensitas dan panjang gelombang, rancangan eksperimen efek fotolistrik,
hamburan Compton, dan produksi pasangan, serta video interferensi kuantum.
Terdiri dari 25 soal berbentuk pilihan ganda, untuk mengukur penguasaan
7 Evaluasi
konsep mahasiswa terhadap materi dan percobaan yang telah dilakukan.

generik sains yang terintegrasi dengan penguasaan Hasil Implementasi Model Virtual
konsep fisika modern. laboratory
Keterampilan generik sains mahasiswa dinilai
Berdasarkan analisis data pada perolehan skor
dari jawaban tes awal dan tes akhir mahasiswa
keterampilan generik sains mahasiswa calon guru,
setelah mengikuti pembelajaran. Untuk mengetahui
dapat diketahui adanya peningkatan keterampilan
peningkatan keterampilan generik sains mahasiswa
generik sains pada kedua kelas. Hasil penilaian
calon guru dilakukan dengan menghitung besarnya
keterampilan berupa skor yang kemudian dicari
skor gain yang dinormalisasi (N-gain). Hal ini
persentasenya. Perolehan skor rata-rata tes awal, tes
dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam
akhir, dan N-gain keterampilan generik sains pada
menginterpretasikan perolehan gain masing-
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
masing mahasiswa. Untuk memperoleh skor N-gain
pada Tabel 3.
digunakan rumus (Cheng, 2004):
Dapat diketahui bahwa skor rata-rata tes awal
Pengolahan data penelitian diawali dengan uji
mahasiswa pada kedua kelas hampir sama. Hasil uji
statistik berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
beda rerata pada skor tes awal menunjukkan nilai
Selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rerata untuk
thitung sebesar 0.048 dan ttabel pada taraf kepercayaan
menguji tingkat signifikasi perbedaan rerata skor
0,05 sebesar 1,68. Dari hasil ini dapat disimpulkan
tes keterampilan generik sains kedua kelas (kelas
bahwa keterampilan generik sains mahasiswa
eksperimen dan kelas kontrol).
sebelum proses pembelajaran pada kedua kelas tidak
berbeda secara signifikan.
Deskripsi Model Virtual laboratory Fisika
Selanjutnya berdasarkan perolehan skor tes
Modern akhir pada kedua kelas, diketahui bahwa skor
Setelah melalui tahap validasi ahli baik pada rata-rata tes akhir kelas eksperimen sebesar 69,06
materi fisika modern maupun validasi pada software dan kelas kontrol sebesar 58,96. Peningkatan pada
yang dikembangkan, telah dilakukan ujicoba awal kelas eksperimen dengan skor rata-rata sebesar
dan ujicoba terbatas untuk menyempurnakan model 56,53% sedangkan untuk kelas kontrol sebesar
virtual laboratory. Tabel 2 mendeskripsikan model 41,24%. Kedua kelas mengalami peningkatan
virtual laboratory yang telah dikembangkan. dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan
bahwa keterampilan generik sains mahasiswa setelah
Gunawan, Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan ... 29

Tabel 3. Deskripsi Skor Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Kedua Kelas

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tes awal Tes Akhir N-g Tes awal Tes Akhir N-g
N (Σ mahasiswa) 32 32 32 32
Rata-rata 30,31 69,06 56,53 30,42 58,96 41,24
Simpangan Baku 9,50 13,20 15,90 8,80 13,87 18,50

Tabel 4. Rekapitulasi Skor Keterampilan Generik Sains Setiap Indikator


Persentase Skor N-gain
Indikator ∆<g>
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
KGS 1: Pengamatan Tidak Langsung 61.2 41.9 19.3
KGS 2:Kesadaran akan Skala Besaran 57.2 44.1 13.1
KGS 3:Inferensi Logika 52.1 26.5 25.6
KGS 4:Hukum Sebab Akibat 48.6 31.2 17.4
KGS 5:Pemodelan Matematis 49.7 28.0 21.7
KGS 6:Membangun Konsep 62.9 47.5 15.4

mengikuti pembelajaran secara umum mengalami Setiap indikator keterampilan generik sains
peningkatan dimana keterampilan generik sains dianalisis ketercapaiannya berdasarkan perolehan
mahasiswa pada kelas eksperimen lebih baik skor tes awal, tes akhir, dan N-gain. Perolehan
dibandingkan dengan mahasiswa pada kelas kontrol. N-gain tertinggi kelas kontrol terjadi pada indikator
Selanjutnya dilakukan uji beda rerata skor kemampuan membangun konsep sebesar 47,5%
N-gain kedua kelas untuk mengetahui signifikansi dengan kategori sedang dan skor N-gain terendah
perbedaan peningkatan keterampilan generik sains terjadi pada indikator inferensi logika sebesar 26,5%
kedua kelas. Hasil uji-t menunjukkan nilai thitung dengan kategori rendah, sedangkan perolehan N-gain
sebesar 4.41 dan ttabel pada taraf kepercayaan 0,05 tertinggi kelas eksperimen terjadi pada indikator
sebesar 2.04. Dari hasil ini dapat disimpulkan kemampuan membangun konsep 62,9% dan skor
bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan N-gain terendah terjadi pada indikator hubungan
generik sains mahasiswa yang signifikan antara sebab akibat sebesar 48,6% pada kategori sedang.
kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana Rekapitulasi skor keterampilan generik sains untuk
keterampilan generik sains mahasiswa kelas setiap indikator ditampilkan pada Tabel 4.
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa perbedaan
kontrol. Persentase pencapaian skor rata-rata tes peningkatan N-gain tertinggi pada kedua kelas
awal, tes akhir, dan N-gain keterampilan generik terjadi pada indikator inferensi logika sebesar
sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol 25,6% sedangkan perbedaan terendah pada
ditampilkan pada Gambar 1. indikator kesadaran akan skala besaran sebesar
13,1%. Persentase keterampilan generik sains
mahasiswa kedua kelas pada masing-masing
indikator keterampilan generik sains ditampilkan
pada Gambar 2.

Gambar 1 Perbandingan Persentase Skor


Rata-rata KGS Kedua Kelas.
30 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013

juga berbeda secara signifikan, dimana kelas


eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan analisis uji-t pada setiap indikator
juga dapat diketahui bahwa perbedaan peningkatan
keterampilan generik sains kedua kelas untuk setiap
indikator berbeda secara signifikan.
Peningkatan keterampilan generik tertinggi
kelas eksperimen maupun kelas kontrol terjadi
pada indikator kemampuan membangun konsep
dengan peningkatan masing-masing 62,9% (kelas
eksperimen) dan 47,5% (kelas kontrol), keduanya
berada pada kategori sedang. Peningkatan terendah
Gambar 2. Perbandingan Persentase N-Gain terjadi pada indikator hukum sebab akibat sebesar
untuk Setiap Indikator KGS 48,6% (kelas eksperimen) dan indikator inferensi
logika sebesar 26,5% (kelas kontrol). Peningkatan
tertinggi yang terjadi pada indikator kemampuan
Berdasarkan persentase peningkatan membangun konsep menunjukkan bahwa model
keterampilan generik sains dapat diketahui bahwa pembelajaran yang diterapkan terbukti mampu
terjadi peningkatan pada kedua kelas. Meskipun mendorong mahasiswa untuk belajar menemukan
demikian persentase peningkatan keterampilan dan menyimpulkan sendiri konsep-konsep penting
generik sains mahasiswa kelas eksperimen lebih yang dipelajari.
tinggi dibandingkan mahasiswa kelas kontrol. Perbedaan perolehan N-Gain tertinggi untuk
Artinya bahwa pembelajaran fisika modern dengan kedua kelas terdapat pada indikator kemampuan
virtual laboratory dapat meningkatkan keterampilan inferensi logika sebesar 25,68%. Hal ini dapat
generik sains mahasiswa calon guru lebih baik dari dipahami karena mahasiswa kelas eksperimen terbiasa
pembelajaran konvensional. dalam penggunaan logika dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi ketika melakukan
eksperimen maupun ketika bekerja mengisi lembar
PEMBAHASAN
kerja mahasiswa. Terdapat beberapa hal yang
Dalam pembelajaran dengan model virtual kemudian disimpulkan sendiri oleh mahasiswa ketika
laboratory fisika modern yang telah dilakukan terdapat mereka menggunakan pendekatan logis yang sama
keterampilan generik sains yang dikembangkan. untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Misalnya,
Menurut Brotosiswoyo (2001) terdapat ketika mahasiswa melakukan eksperimen efek
keterampilan generik yang dapat dikembangkan fotolistrik, mahasiswa berkesempatan melakukan
melalui pembelajaran fisika. Dalam penelitian ini eksplorasi fitur dan menu-menu yang disediakan dalam
kemampuan generik sains yang dikembangkan software. Hasilnya mahasiswa dapat menyimpulkan
adalah pengamatan tidak langsung, kesadaran akan bahwa tidak semua jenis bahan yang disinari akan
skala besaran, inferensi logika, hukum sebab akibat, memancarkan elektron. Pada kelas kontrol yang
pemodelan matematik, dan kemampuan membangun belajar secara konvensional hanya disuguhkan
konsep. Pemilihan indikator ini didasarkan pada sejumlah informasi, berdiskusi dan tutorial. Mereka
pertimbangan karakteristik materi fisika modern, tidak berkesempatan melakukan eksplorasi yang
khususnya pada konsep teori kuantum radiasi mendorong keingintahuan dan penalarannya. Hal ini
elektromagnetik dan materi. menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan
Dari data yang diperoleh dapat diketahui eksperimen dalam mendukung pembelajaran fisika,
bahwa terjadi peningkatan keterampilan generik khususnya fisika modern.
sains mahasiswa calon guru baik yang diajarkan Perbedaan peningkatan N-Gain paling rendah
secara konvensional maupun yang belajar dengan terjadi pada indikator kesadaran akan skala besaran,
virtual laboratory. Dari rata-rata N-gain dapat dengan nilai sebesar 13,07%. Hal ini dapat dipahami
diketahui bahwa peningkatan keterampilan karena konsep-konsep dalam fisika modern,
generik sains mahasiswa kelas eksperimen lebih khususnya pada materi teori kuantum radiasi
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan melibatkan banyak sekali konstanta atau tetapan
keterampilan generik sains pada setiap indikator yang nilainya beragam mulai dari kecepatan cahaya
Gunawan, Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan ... 31

yang tinggi (c=3x108 m/s) hingga tetapan Planck juga lebih aman bagi mahasiswa sebagai pengguna.
(h=6.626068×10-34 m2 kg/s) yang sangat kecil. Selain Mahasiswa berkesempatan melakukan eksperimen
besaran di atas, pada topik ini terdapat sejumlah dimanapun dan kapanpun sesuai kebutuhannya.
besaran lainnya yang juga menuntut ketelitian dalam Selain beberapa temuan di atas, pembelajaran
penulisan dan perhitungan. fisika modern yang didukung virtual laboratory
Karena besaran dengan skala yang beragam memberikan penekanan pada keterampilan berpikir
itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mahasiswa. Terdapat beberapa keuntungan yang
konsep fisika modern, khususnya teori kuantum diperoleh dari proses belajar mengajar yang telah
radiasi, maka pembelajaran dengan model apapun dilakukan, antara lain (1) belajar lebih ekonomis,
pasti akan melibatkan skala-skala tersebut. Dengan artinya bahwa apa yang diperoleh dari proses
kata lain, pembelajaran fisika modern baik secara pembelajaran akan bertahan lama dalam benak
konvensional maupun dengan model pembelajaran mahasiswa, (2) cenderung menambah motivasi
dengan pemanfaatan virtual laboratory pasti akan belajar baik pada pengajar maupun mahasiswa,
memberikan penekanan pada pentingnya kesadaran (3) mahasiswa mempunyai sikap ilmiah, karena
akan skala besaran tersebut dalam pemahaman dibiasakan berpikir dan melakukan sesuatu sesuai
konseptual maupun dalam perhitungan matematis, prinsip dan metode ilmiah, dan (4) mahasiswa
sehingga sangat wajar jika perbedaan N-Gain pada mempunyai kemampuan memecahkan masalah,
indikator kesadaran akan skala besaran tidak terlalu baik pada saat pembelajaran di kelas maupun dalam
besar pada kedua kelas. permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
Peningkatan N-Gain yang lebih besar (Wahidin, 1996).
pada indikator inferensi logika dan kemampuan
membangun konsep disebabkan karena model KESIMPULAN
pembelajaran yang telah dibuat menyajikan beberapa
animasi dan simulasi interaktif dimana mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
banyak dilatih untuk membuat perkiraan-perkiraan bahwa keterampilan generik sains mahasiswa
yang logis dari suatu permasalahan. Selain terbiasa yang memperoleh perlakuan pembelajaran dengan
dengan penalaran logis, simulasi interaktif yang ada virtual laboratory lebih tinggi dibandingkan dengan
juga mengarahkan mahasiswa untuk menemukan mahasiswa yang diajarkan secara konvensional.
konsep sendiri. Dengan model pembelajaran ini kemampuan
Hasil di atas sejalan dengan hasil penelitian inferensi logika dan kemampuan membangun konsep
sebelumnya yang dilakukan Gunawan (2009) yang dapat lebih ditingkatkan. Peningkatan tertinggi
menemukan bahwa penggunaan model pembelajaran pada indikator kemampuan membangun konsep,
berbasis multimedia interaktif pada perkuliahan fisika sedangkan terendah pada indikator kesadaran akan
dasar pada konsep elastisitas dapat meningkatkan skala besaran. Inferensi logika merupakan indikator
kemampuan inferensi logika dan kemampuan yang mengalami perbedaan peningkatan tertinggi
membangun konsep calon guru fisika. Gilbert (2008) pada kedua kelas.
menemukan bahwa animasi pada level molekular
dapat membantu mahasiswa membuat model REKOMENDASI
mental yang akurat untuk menjelaskan observasi di
laboratorium serta pemahaman simbolis yang lebih Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dalam. Gunawan (2010) menemukan bahwa melalui yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan
model virtual laboratory fisika dapat meningkatkan agar model pembelajaran dengan virtual laboratory
penguasaan konsep mahasiswa. Beberapa materi dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan
yang tergolong sulit dan abstrak seperti radiasi termal software sehingga mahasiswa dapat lebih mudah
dan difraksi elektron mengalami peningkatan N-gain menggunakannya. Selain itu, diperlukan penjelasan
yang signifikan. tambahan tentang tahapan-tahapan percobaan yang
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa selain dapat dilakukan agar lebih mengarahkan mahasiswa
dapat meningkatkan penguasaan konsep dan untuk memahami konsep fisika modern dengan
keterampilan generik sains mahasiswa, model lebih baik. Penelitian ini berfokus kepada enam
virtual laboratory fisika modern dapat dijadikan indikator keterampilan generik sains, sehingga
alternatif untuk tetap bisa melakukan eksperimen masih diperlukan penelitian lanjutan khususnya pada
fisika modern. Selain lebih murah dan terjangkau, beberapa indikator dengan peningkatan yang masih
32 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 1, APRIL 2013

rendah. Perlunya pertimbangan untuk kemungkinan Communication Skills through Project Work.
akses materi secara online sebagai alternatif Singapore: Prentice Hall.
penelitian lebih lanjut. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wa h i d i n , D . ( 1 9 9 6 ) . “ B e r p i k i r K r e a t i f d a n
DAFTAR RUJUKAN
Perkembangannya dalam Pengajaran IPA”.
Aldrich, C. (2009). Learning Online with Games, Khazanah Pengajaran IPA 1 (2) : 23-31.
Simulations, and Virtual Worlds. San Fransisco: Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan
John Wiley & Sons, Inc. Kompetensi Laboratorium. Semarang: Universitas
Brotosiswoyo, B. S (2001). Hakekat Pembelajaran MIPA Negeri Semarang Press.
di Perguruan Tinggi: Fisika. Jakarta: PAU-PPAI
Dirjen Dikti Depdiknas.
Budhu, M. (2002). Virtual Laboratories for Engineering
Education. Paper presented at International
Conference on Engineering Education. Manchester,
U.K,. August 18-21, 2002.
Cheng, K., et. al. (2004). “Using Online Homeworks
Systems Enhances Student. Learning of Physics
Concept in an Introductory Physics Course”.
American Journal of Physics. 72 (11) 1447-1453.
Finkelstein, et.al. (2005). “When Learning About the
Real World Is Better Done Virtually: A Study of
Subtituting Computer Simulations for Laboratory
Equipment”. Physics Education Research. APS
(1) 1 – 8.
Garrison, D.R & Vaughan, N.D., (2008). Blended
Learning in Higher Education. San Fransisco :
John Willey & Sons, Inc.
Gilbert, J.K, .et al. (2008). Visualization: Theory and
Practice in Science Education. USA: Springer
Gunawan. (2009). “Pembelajaran Berbasis Multimedia
Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan
Generik Sains Calon Guru Fisika”. Jurnal PIJAR
MIPA. Vol 4. No. 2, 46 - 49
Gunawan & Setiawan, A. (2010). “Using Virtual
Laboratory to Increase Students’ Understanding
on Modern Physics”, dalam Proceeding The 4th
International Seminar on Science Education,
Bandung: Program Pendidikan IPA SPs UPI.
Liliasari, (2007). “Scientific Concepts and Generic
Science Skills Relationship In The 21st Century
Science Education”, dalam Proceeding The First
International Seminar on Science Education,
Bandung: Program Pendidikan IPA SPs UPI.
McKagan et al. (2008). “Developing and Researching PhET
simulations for Teaching Quantum Mechanics”.
American Journal of Physics (76) 406 – 417
Sinaradi, F. (1998). “Menguji Kualitas Barang: Suatu
Alternatif Model Pengajaran Sains”, dalam
Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta:
Kanisius.
Smith, I. D. (2002). Enhancing thinking and

Anda mungkin juga menyukai