Accepted: September 28st, 2018. Approved: November 7st, 2018. Published: November 14st, 2018
DOI: 10.29303/jppipa.v5i1.160
90 89
85
85 83
Nilai Siswa
82 81 81 80 82
79 80 80
80 77 78 77
Eksperimen
75
Kontrol
70
Spritual Kerjasama Disiplin Jujur Rasa Ingin Tanggung Percaya
Tahu Jawab Diri
Aspek Penilaian
Gambar 1. Grafik Nilai Kompetensi Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
SetiapAspekPenilaian
21
JPPIPA: 5(1), Januari 2019
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat pembelajaran. Setiap siswa diwajibkan
bahwa nilai rata-rata kompetensi sikap kelas membuat pendapat maupun pertanyaan untuk
eksperimen untuk setiap aspek penilaian disampaikan pada saat diskusi setelah
berbeda dari kelas kontrol. Jadi, berdasarkan praktikum dilakukan.
analisis menggunakan grafik, dapat ditarik Indikator sikap bekerja keras siswa
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai ditunjukkan pada tahap data collection dan data
kompetensi sikap kelas eksperimen dengan processing. Sikap siswa menunjukkan
kelas kontrol. kecenderungan untuk bekerja keras pada
Kecendrungan perbedaan yang diperoleh materi-materi yang baru dikenalinya. Hal ini
dalam kompetensi sikap dilihat dari indikator terbukti dari nilai rata-rata bekerja keras siswa
sikap yang ada. Untuk indikator spiritual, sikap yang paling tinggi ditunjukkan pada pertemuan
yang diamati terbatas pada kebiasaan siswa pertama, karena merasa materi yang
mengucapkan salam dan berdoa di awal dan di dipelajarinya menarik sehingga siswa
akhir pembelajaran. Siswa melakukan menunjukkan sikap bekerja keras yang tinggi.
kebiasaan tersebut sebagai suatu keharusan dan Secara keseluruhan siswa telah
belum berdasarkan kesadaran. Pada indikator menunjukkan sikap baik selama pembelajaran
sikap disiplin, siswa masih belum bisa untuk setiap indikator penilaian. Meskipun
menunjukkan kekonsistenannya. Disiplin yang sikap yang ditunjukkan siswa belum konsisten,
dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan namun dengan bimbingan dan tuntutan sikap-
siswa masuk kelas tepat waktu. Kekurang sikap seperti keharusan bekerja keras, memiliki
disiplinan ini disebabkan oleh jam pelajaran rasa percaya diri dan rasa ingin tahu yang
yang kurang tepat seperti belajar pada waktu tinggi, siswa akan termotivasi untuk memiliki
setelah istirahat. sikap yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
Indikator rasa ingin tahu siswa diamati motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam
pada tahap stimulation dan problem statement. setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan
Siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
tinggi mengamati dengan antusias stimulasi dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004).
yang diberikan dan cenderung mengajukan Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
pertanyaan terhadap sesuatu yang diamatinya. memungkinkan akan memperoleh hasil belajar
Selama empat minggu pertama, rasa ingin tahu yang tinggi pula, artinya semakin tinggi
siswa meningkat dari setiap pertemuan ke motivasinya, semakin intensitas usaha dan
pertemuan berikutnya. Hal ini dikarenakan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi
siswa diberikan stimulasi menggunakan prestasi belajar yang diperolehnya.
animasi melalui ICT sehingga menimbulkan
Kompetensi Pengetahuan
semangat dan rasa ingin tahu yang lebih besar
untuk menyelidiki sendiri pada siswa. Pada Deskripsi data kompetensi pengetahuan
indikator sikap percaya diri, siswa yang diperoleh dari penelitian ditampilkan
menunjukkan rasa percaya diri yang masih dalam Tabel 1.
kurang. Penilaian sikap percaya diri siswa Tabel 1. Deskripsi Nilai Kompetensi
diambil pada saat tahap problem statement dan Pengetahuan Kelas Eksperimen
generalization. Siswa yang percaya diri akan dan Kelas Kontrol di SMAN 1
langsung menanggapi ketika diminta untuk Padang
bertanya maupun untuk menarik kesimpulan di Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
akhir pembelajaran, sedangkan yang lainnya N 32,00 32,00
Mean 75,50 72,50
hanya mencatat kesimpulan dalam buku catatan Std. Deviation 4,15 6,38
tanpa dikomunikasikan atau disampaikan Variance 35,84 68,24
dalam forum secara lisan. Kurangnya rasa Minimum 55,00 48,00
percaya diri pada siswa disebabkan karena Maximum 82,00 78,00
siswa belum terbiasa mengajukan pendapat Sum 2109,00 1880,00
maupun pertanyaan dalam pembelajaran. Sikap
percaya diri siswa yang paling tinggi Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
ditunjukkan pada pertemuan akhir nilai rata-rata kompetensi pengetahuan kelas
22
JPPIPA: 5(1), Januari 2019
eksperimen 75,50, nilai rata-rata untuk kelas terdapat perbedaan kompetensi pengetahuan
kontrol 72,50, standar deviasi kelas eksperimen kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4,15, standar devisi kelas kontrol 6,38 nilai Perbedaan tersebut karena ada pengaruh
minimum dan maksimum kelas eksperimen penerapan model pembelajaran discovery
55,00 dan 82,00 nilai maksimum dan minimum berbantuan virtual lab terhadap pencapaian
kelas kontrol 48,00 dan 78,00. Data yang kompetensi pengetahuan siswa.
diperoleh rata-rata nilai kelas eksperimen lebih Untuk mengetahui besarnya pengaruh
tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas penerapan virtual lab dalam model
kontrol. pembelajaran discovery maka dilakukan
Hasil uji hipotesis menggunakan uji t’ dengan uji regresi linear sederhana dengan
untuk kompetensi pengetahuan pada taraf nyata persamaan yang diperoleh adalah:
0,05 didapatkan 2,78, sedangkan nilai ttabel
diperoleh 2,00 pada derajat kebebasan 64 Ŷ = a + bX = 74,17- 0,095X
dengan taraf nyata 0,05. Berdasarkan data uji-t
Sedangkan uji keberartian dan uji linearitas
yang diperoleh menunjukan bahwa nilai t
diperoleh hasil seperti dalam Tabel 2.
berada di luar daerah penerimaan Ho, berarti
24
JPPIPA: 5(1), Januari 2019
dipengaruhi oleh pengaruh penerapan model Pengembangan, Direktorat Riset dan
pembelajaran discovery berbantuan virtual lab. Pengabdian Masyarakat, Kementerian Riset,
Terdapatnya perbedaan nilai antara kelas Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Indonesia
eksperimen dengan kelas kontol pada yang telah menyediakan dana untuk
kompetensi keterampilan disebabkan karena melaksanakan penelitian ini selama dua tahun
langkah praktikum yang dilakukan, contohnya 2017-2018.
pada indikator pembacaan stopwatch. Pada
praktikum kedua tentang gerak lurus berubah DAFTAR PUSTAKA
beraturan, hanya beberapa siswa yang dapat Ahmed, M. E. 2014. An Instructional Design
membaca stopwatch dengan tepat, sedangkan Model and Criteria for Designing and
yang lainnya masih belajar. Pada praktikum Developing Online Virtual Labs.
ketiga tentang gerak jatuh bebas yang juga International Journal of Digital
menggunakan stopwatch, jumlah siswa yang Information and Wireless
dapat membaca stopwatch semakin banyak, dan Communications (IJDIWC), 4(3), , 55-
pada praktikum keempat tentang gerak vertikal 371.
ke atas, semua siswa telah dapat membaca
stopwatch dengan benar. Ciepiela, E. H. 2010. Exploratory Programming
Penggunaan model pembelajaran in The VirtualLaboratory. Proceedings
discovery membantu siswa membangun of the International Multiconference on
pengetahuan dan keterampilan berdasarkan Computer Science and Information
pengetahuan dan keterampilan yang telah Technology (pp. 621–628.). IMCSIT,5.
dimiliki sebelumnya. Siswa yang sebelumnya
memiliki pengetahuan tentang stopwatch David, L. 2017. "Discovery Learning
dibimbing untuk dapat mengguna kannya secara (Bruner)," in Learning Theories.
langsung, dan siswa yang sama sekali belum https://www.learning-
mengenal stopwatch diperkenalkan terlebih theories.com/discovery-learning-
dahulu. Hal ini sesuai dengan salah satu bruner.html.
karakteristik utama model pembelajaran, Farreira, M. 2010. "Intelligent classrooms and
dimana karakteristik ini didasarkan pada prinsip smart software: Teaching and learning
penggunaan pengetahuan untuk membangun in today's university", Springer Science
pengetahuan baru. Melalui pengalaman aktif and Business Media. Springer
dengan kegiatan praktikum, siswa dapat publications.
menjadikan pengetahuan baru yang
diperolehnya menjadi bermakna untuk Gunawan, G. A. 2017. Virtual Laboratory To
dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini Improve Students’ Problem-Solving
berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Skills On Electricity Concept . Jurnal
discovery berbantuan virtual lab dapat Pendidikan IPA Indonesia JPII 6 (2) ,
membantu siswa meningkatkan kompetensi 257-264.
ketrampilannya. Gunawan, L. 2012. Model Virtual Laboratory
Fisika Modern untuk Meningkatkan
KESIMPULAN Disposisi Kritis Calon Guru. Cakrawala
Berdasarkan hasil analisis data dan Pendidikan, No. 2. Th. XXXI.
pembahasan, dapat disimpulkan: Terdapat
pengaruh yang berarti penggunaan model Hamidah. 2008. Developing electric field
pembelajaran discovery berbantuan virtual lab learning media using Finite Element
terhadap pencapaian ketiga kompetensi yaitu Method Laboratory to enhance the
kompetensi sikap, pengetahuan dan quality of physics learning instruction.
ketrampilan siswa pada taraf signifikansi 95% Preceding of UPI-UPSI International
Seminars,. Perak-Malaysia.
UCAPAN TERIMA KASIH
M. Hosnan. 2014.Pendekatan Saintifik dan
Penulis berterima kasih kepada
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
21. Ghalia Indonesia. Bogor.
25
JPPIPA: 5(1), Januari 2019
Kemendikbud. 2015. Peraturan Menteri Sandi-Urena, S. C. 2012. Effect of Cooperative
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Problem-Based Lab Instruction On
Indonesia Nomor53 tahun 2015 tentang Metacognition and Problem-Solving
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Skills.,. Journal of Chemical Education,
pada Pendidikan Dasar dan Menengah. 700–706.
Jakarta: Depdikbud.
Suparno, P. 2013. Metodologi Pembelajaran
Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Fisika. . Yogyakarta:: Universitas
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Sanata Dharma.
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliya.
Jakarta: Depdikbud.
Kurniasih I, Berlin S. 2014. Sukses
Mengimplementasikan Kurikulum
2013. Kata Pena. Surabaya.
26