Anda di halaman 1dari 11

DOI: http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v21i1.

670

PERANAN PRAKTIKUM RIIL DAN PRAKTIKUM VIRTUAL DALAM


MEMBANGUN KREATIFITAS SISWA

Ari Widodo1, Resik Ajeng Maria2, dan Any Fitriani1


1
Departemen Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, dan 2Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung
Email: widodo@upi.edu

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji perbedaan pembelajaran praktikum virtual dan praktikum riil dalam membangun
keterampilan berpikir kreatif siswa. Sampel penelitian adalah 53 siswa kelas X salah satu SMA Negeri di
Bandung. Instrumen kegiatan praktikum terdiri dari lembar kerja siswa (LKS) untuk kegiatan praktikum riil
dan software praktikum virtual dan instrumen pengumpul data. Keterampilan berpikir kreatif siswa diukur
dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kreatif berupa delapan soal esai tentang materi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor kelas praktikum riil lebih
tinggi dari pada rerata skor pada kelas praktikum virtual. Selain itu, praktikum riil juga bisa meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa pada semua aspek keterampilan berpikir kreatif (flexibility, fluency,
elaboration dan originality). Hal ini menunjukkan bahwa praktikum riil memberikan kondisi yang lebih baik
untuk pengembangan keterampilan berpikir kreatif siswa.

Kata kunci: Berpikir Kreatif, Praktikum Riil, Praktikum Virtual, Pengajaran Science

ABSTRACT
This study examines the differences of virtual laboratory and real laboratory activity (actual lab) in
developing students' creative thinking. Samples were 53 tenth grader in one of senior high schools in
Bandung. The instrument consists of student worksheet (LKS), virtual lab software and instruments to collect
data. Students’ creative thinking skills were measured using tests of creative thinking in the form of eight
essay questions about plant growth and development. Results showed that the average score of actual lab
class was higher than the average score of virtual lab class. In addition, actual lab also can improve students'
creative thinking in all aspects of creative thinking abilities (flexibility, fluency, elaboration and originality).
This suggests that the real laboratory activities provide better conditions for the development of students’
creative thinking.
Keywords: Creative Thinking, Real Laboratory, Virtual Laboratory, Science Teaching

PENDAHULUAN Hasil penelitian tentang manfaat praktikum


terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
Praktikum merupakan bagian penting da- domain kognitif, menunjukkan bahwa praktikum
lam pembelajaran sains (Abrahams dan Millar, membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada
2008). Dalam banyak kurikulum sains, tak terke- aspek kognitif. Beberapa penelitian menunjukkan
cuali kurikulum Indonesia, ada tuntutan agar bahwa praktikum bisa membantu siswa untuk
pembelajaran sains memberikan kesempatan ke- lebih memahami konsep (Fitriana, 2010; Heryadi,
pada siswa untuk melakukan kegiatan (Australian 2012; Malik, 2010; Prihartini, 2012; Solehudin,
Curriculum, Assessment, and Reporting 2010), sedangkan penelitian lain menunjukkan
Authority, 2016; Kementerian Pendidikan dan bahwa praktikum meningkatkan keterampilan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2016; Kemen- berpikir siswa (Fitriana, 2010; Heryadi, 2012;
terian Pendidikan Nasional, 2006; Ministry of Prihartini, 2012). Sejumlah penelitian juga
Education Singapore, 2013). Sejumlah penelitian melaporkan bahwa kegiatan praktikum juga ber-
tentang manfaat praktikum mengungkapkan bah- peran dalam pengembangan domain afektif, yaitu
wa praktikum bermanfaat untuk meningkatkan peningkatan sikap pada umumnya dan sikap il-
kognitif, afektif dan psikomotor (Abrahams dan miah pada khususnya (Solehudin, 2010; Susanti,
Millar, 2008). 2012).

92
93 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 92-102

Sebagaimana dilaporkan dalam penelitian mengerti atau sebagai reviu untuk ujian; 2) meng-
sebelumnya, praktikum juga bisa meningkatkan urangi resiko kegiatan eksperimen yang terlalu
keterampilan proses siswa (Arfiyanti, 2013). Hal berbahaya; 3) mempersingkat waktu kegiatan di
ini sangatlah logis karena dalam kegiatan prak- laboratorium, dan 4) menekan pengeluaran biaya
tikum siswa terlibat secara psikomotorik misal- untuk bahan.
nya, menimbang, mengukur, menyayat yang ke- Selain memiliki kelebihan, praktikum vir-
semuanya itu melatih keterampilan psikomotorik tual juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu: 1)
mereka. Meskipun praktikum memiliki sejumlah tidak adanya pengalaman untuk melatih keteram-
keunggulan, namun praktikum juga memiliki pilan laboratorium siswa, misalnya, membuat sa-
sejumlah hambatan. yatan; 2) tidak memiliki pengalaman menangani
Hofstein dan Lunetta (2004) meng- spesimen organisme hidup; 3) kurangnya kontak
ungkapkan beberapa hal yang menyebabkan dan pengawasan langsung dari guru; 4) terkadang
praktikum menjadi tidak optimal, antara lain: 1) memiliki masalah teknologi yang mengganggu
petunjuk praktikum pada umumnya bersifat resep website, seperti harus mengupdate server pada
yang berisi langkah-langkah yang harus dilaku- software praktikum virtualnya (Scheckler, 2003).
kan siswa tanpa siswa berpikir tentang apa yang Salah satu aspek terkait praktikum virtual
mereka lakukan; 2) kegiatan praktikum seringkali yang belum banyak dikaji adalah manfaat prak-
tidak diukur secara memadai dan tepat; dan 3) tikum virtual dalam mengembangkan keteram-
peralatan praktikum di sekolah seringkali kurang pilan berpikir kreatif siswa. Keterampilan berpi-
memadai dari sisi jumlah maupun spesifikasinya. kir kreatif merupakan salah satu keterampilan
Sementara itu Yenita, et al. (2013) mengungkap- penting yang perlu dikuasai siswa (Ritter dan
kan beberapa kekurangan berikut: 1) kegiatan Mostert, 2016). Di Indonesia, pengakuan
praktikum memerlukan waktu yang lama sehing- terhadap pentingnya mengembangkan kemam-
ga memerlukan pengaturan jadwal untuk dapat puan berpikir kreatif siswa secara eksplisit dinya-
melakukannya; 2) memerlukan biaya yang lebih takan dalam undang-undang tentang sistem pen-
mahal untuk penyediaan alat dan bahan prak- didikan nasional (Republik Indonesia, 2003).
tikum; 3) tidak tersedianya sarana laboratorium Pada Bab II Pasal 3 dinyatakan bahwa tujuan
yang memadai di semua sekolah sehingga kegi- pendidikan nasional antara lain penghasilkan pe-
atan praktikum tidak bisa dilaksanakan; 4) tidak serta didik yang kreatif.
adanya tenaga pendukung untuk pelaksanaan Sejumlah ahli memberikan indikator yang
praktikum; dan 5) kurangnya kemampuan guru berbeda tentang keterampilan berpikir kreatif.
dalam merancang dan melaksanakan praktikum. Meskipun demikian, sebagian besar mengadopsi
Praktikum riil baik di dalam laboratorium pendapat Torrance (1977) yang menyatakan bah-
maupun lapangan tidak dapat dilakukan karena wa berpikir kreatif mencakup fluency (keteram-
beberapa alasan, misalnya keterbatasan alat dan pilan menghasilkan banyak ide), flexibility (kete-
bahan, serta waktu dan potensi bahaya yang di- rampilan menghasilkan bermacam ide atau meng-
timbulkan (Yenita et al., 2013). Dengan meng- gunakan bermacam pendekatan), originality (ke-
gunakan teknologi komputer, kini telah dikem- terampilan menghasilkan ide baru), dan elabo-
bangkan praktikum virtual. Praktikum virtual ration (keterampilan memberikan rincian terha-
adalah penggunaan model komputer dan simulasi dap suatu ide).
dan beberapa teknologi lainnya untuk meng- Terdapat beberapa kondisi yang bisa
gantikan kegiatan praktikum riil di laboratorium memfasilitasi siswa untuk berpikir kreatif
(Scheckler, 2003). Menurut Flowers (2011) (Torrance, 1977). Pertama, pembelajaran hendak-
praktikum virtual adalah simulasi komputer yang nya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berisi sejumlah petunjuk dan prosedur, analisis memunculkan perilaku kreatif, misalnya menger-
data dan presentasi dimana melalui praktikum jakan proyek sesuai dengan minat masing-masing
virtual, siswa dapat melakukan sejumlah kegiatan siswa. Kedua, guru hendaknya mengembangkan
sebagaimana dalam praktikum riil hanya saja keterampilan untuk belajar secara kreatif, misal-
siswa melakukannya dalam software komputer. nya inkuiri penelitian kreatif dan problem
Menurut Scheckler (2003) praktikum vir- solving. Ketiga, guru hendaknya memberikan
tual memiliki sejumlah kelebihan, antara lain: 1) penghargaan terhadap hasil yang kreatif, misal-
memberikan kesempatan pada siswa untuk meng- nya menghargai pertanyaan yang tidak lazim,
ulang demonstrasi pada materi yang tidak di- menghargai ide yang tidak lazim. Keempat, guru
Widodo, Maria, dan Fitriani, Peranan Praktikum Riil dan Praktikum Virtual dalam Membangun Kreatifitas Siswa 94

hendaknya menciptakan hubungan yang kreatif virtual dalam penelitian ini dibuat dengan prog-
dengan siswa dalam artian memberikan kesem- ram Adobe Flash Player 9. Dalam software ini
patan kepada siswa untuk meneruskan apa yang siswa dapat melakukan praktikum, misalnya mu-
sudah mereka mulai. Penelitian yang dilakukan lai dari memilih alat dan bahan dan melakukan
oleh Siu dan Wong (2016) mengungkapkan bah- percobaan yang semuanya itu dilakukan dengan
wa untuk meningkatkan kemampuan berpikir cara mengklik. Tahapan pembelajaran praktikum
kritis siswa, guru bukan hanya harus memper- virtual pertumbuhan kecambah serta perbedaan
hatikan aspek ilmiah tetapi juga aspek emosional. langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa
Proses pembelajaran hendaknya memperhatikan dalam kelompok praktikum virtual dan kelompok
kondisi emosional siswa. praktikum riil dapat dilihat pada Tabel 1. Kese-
Beberapa kajian tentang manfaat prak- mua langkah praktikum telah dirancang sedemi-
tikum mengungkapkan bahwa kegiatan prak- kian rupa untuk membangkitkan kemampuan ber-
tikum yang sangat terstruktur dan hanya bersifat pikir kreatif siswa, yaitu dengan menyajikan per-
verifikatif kurang membangkitkan rasa ingin tahu masalahan dan kegiatan yang tidak sekedar
siswa sehingga kurang mengembangkan kreati- mengikuti “resep” (Al-Abdali dan Al-Balushi,
vitas (Hofstein dan Lunetta, 2004; Lamanna dan 2016; Yoon et al., 2015),
Eason, 2011). Selain itu, proses pengembangan Keterampilan berpikir kreatif siswa diukur
keterampilan berpikir kreatif memerlukan waktu dengan menggunakan tes keterampilan berpikir
yang lama sehingga sebuah kegiatan tertentu be- kreatif berupa delapan soal esai yang dikem-
lum tentu langsung meningkatkan keterampilan bangkan oleh peneliti berdasarkan tiga konsep
berpikir kreatif siswa (Hu et al., 2013). utama pada materi pertumbuhan dan perkem-
Tersedianya perangkat lunak praktikum bangan tumbuhan, yaitu perkecambahan, partum-
virtual memberikan pilihan bagi guru untuk me- buhan dan perkembangan. Soal yang dibuat me-
laksanakan praktikum walaupun dalam bentuk nuntut jawaban yang tidak bisa ditemukan dalam
virtual. Sekalipun pemanfaatan praktikum virtual buku sehingga siswa dituntut untuk berpikir dan
sudah semakin banyak dilakukan (Susanti, 2009; menemukan jawaban yang kreatif. Contoh soal
Taghavi dan Colen, 200), namun penelitian kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut.
tentang peranan praktikum virtual dalam
pengembangan keterampilan berpikir kreatif ma- “Diperlukan waktu yang lama bagi pohon durian
sih terbatas. Oleh karena itu, melalui penelitian untuk berbunga dan berbuah. Bagaimanakah
ini peneliti mengkaji perbedaan pembelajaran caranya agar pohon durian lebih cepat berbuah
praktikum virtual dan praktikum riil dalam mem- dan berbunga?”
bangun keterampilan berpikir kreatif siswa.
“Pada umumnya bunga dari pohon buah-buahan
METODE akan gugur apabila terkena hujan. Bagaimana-
kah caranya agar bunga tersebut tidak mudah
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa gugur?”
salah satu SMA Negeri di Bandung kelas X yang
berjumlah sembilan kelas. Sampel adalah dua Soal-soal tersebut menuntut siswa untuk
kelas, yaitu kelas X-8 dan kelas X-9 yang diambil memberikan ide kreatif yang tidak ada dalam
secara purposif berdasarkan kesamaan guru yang buku pelajaran sehingga siswa harus berpikir
mengajar. Jumlah siswa kelas X-8 dan kelas X-9 kreatif. Penilaian keterampilan berpikir kreatif
sama yaitu 29 siswa. Karena ada dua siswa di siswa didasarkan pada empat aspek keterampilan
kelas X-8 yang tidak mengikuti tes maka jumlah berpikir kreatif sebagaimana dikembangkan oleh
sampel berkurang menjadi 27 siswa sedangkan Torrance (1977), yaitu mencakup fluency (kete-
ada tiga siswa di kelas X-9 yang tidak mengikuti rampilan menghasilkan banyak ide), flexibility
tes sehingga jumlah sampel berkurang menjadi (keterampilan menghasilkan bermacam ide atau
26 siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa menggunakan bermacam pendekatan), originality
dikelompokkan dalam delapan kelompok. (keterampilan menghasilkan ide baru), dan ela-
Instrumen kegiatan praktikum terdiri dari boration (keterampilan memberikan rincian ter-
lembar kerja siswa (LKS) untuk kegiatan prakti- hadap suatu ide), dengan menggunakan rubrik
kum riil dan software praktikum virtual dan ins- penilaian yang dikembangkan oleh peneliti
trumen pengumpul data. Software praktikum (Tabel 2).
95 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 92-102

Tabel 1. Perbedaan Aktivitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Langkah kegiatan kelompok praktikum Langkah kegiatan kelompok praktikum riil


virtual
1 Siswa mempelajari slide “Pendahuluan” 1 Siswa mempelajari “Pendahuluan”
yang berisi tentang penjelasan konsep yang berisi tentang penjelasan konsep
“Pertumbuhan”. “Pertumbuhan”.
2 Siswa mengalisis slide “Permasalahan” 2 Siswa mengalisis “Permasalahan” yang
yang berisi tentang suatu kasus yang berisi tentang suatu kasus yang terjadi
terjadi pada seorang petani yang akan pada seorang petani yang akan
menanam benih jagung di kebunnya. menanam benih jagung di kebunnya.
3 Siswa mencoba membuktikan kebenaran 3 Siswa mencoba membuktikan kebe-
penjelasan dalam kasus tersebut. naran penjelasan dalam kasus tersebut.
4 Siswa menonton slide “Video Tutorial” 4 Siswa menganalisis isian masalah,
yang berisi tentang video tutorial hipotesis, judul penelitian, dan memilih
penggunaan praktikum virtual. variabel penelitian (variabel bebas dan
variabel terikat).
5 Siswa menganalisis slide “Data Input” 5 Siswa mempelajari tabel yang berisi
yang berisi tentang isian masalah, macam-macam alat yang digunakan
hipotesis, judul penelitian, dan memilih untuk percobaan.
variabel penelitian (variabel bebas dan
variabel terikat).
6 Siswa menganalisis slide “Pemilihan 6 Siswa mengisi tabel yang berisi
Alat Praktikum” yang berisi macam- macam-macam alat yang digunakan
macam alat yang digunakan dalam dalam praktikum virtual.
praktikum virtual.
7 Siswa menganalisis slide “Pemilihan 7 Siswa merancang alat dan bahan yang
Bahan Praktikum” yang berisi macam- digunakan untuk penelitian.
macam bahan yang digunakan dalam
praktikum virtual.
8 Siswa menganalisis slide “Rekaman 8 Siswa melakukan pengamatan pe-
Hasil Praktikum Virtual” yang berisi rtumbuhan biji selama lima hari dan
pencatatan hasil pengamatan dalam melakukan pencatatan hasil penga-
berbagai kondisi. matan pada tabel.
9 Siswa menjawab slide “Pertanyaan” 9 Siswa menjawab “Pertanyaan” yang
yang berisi pertanyaan yang berhu- berisi pertanyaan yang berhubungan
bungan dengan kegiatan praktikum. dengan kegiatan praktikum.
10 Siswa mengisi slide “Kesimpulan” yang 10 Siswa membuat “Kesimpulan” yang
berisi isian kesimpulan dari kegiatan berisi isian kesimpulan dari kegiatan
praktikum virtual. praktikum riil.
11 Siswa mengisi slide “Refleksi” yang 11 Siswa melakukan “Refleksi” terhadap
meminta siswa untuk mengemukakan ide dan gagasan tentang kondisi lain
ide dan gagasan tentang kondisi lain yang terjadi pada pertumbuhan dan
yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
perkembangan tumbuhan.
Widodo, Maria, dan Fitriani, Peranan Praktikum Riil dan Praktikum Virtual dalam Membangun Kreatifitas Siswa 96

Tabel 2. Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif

Aspek Jawaban Skor


Fleksibilitas Apabila jawaban yang diberikan mencakup 3 atau lebih area yang 3
berbeda
Apabila jawaban yang diberikan mencakup 2 area yang berbeda 2
Apabila jawaban yang diberikan mencakup 1 area 1
Apabila jawaban yang diberikan tidak logis atau tidak menjawab 0
Elaborasi Apabila jawaban yang diberikan spesifik dan disertai dengan 3
penjelasan tambahan
Apabila jawaban yang diberikan spesifik tetapi tdak ada penjelasan 2
tambahan
Apabila jawaban yang diberikan bersifat umum 1
Apabila tidak menjawab 0
Fluensi Apabila memberikan 5 atau lebih ide yang logis 3
Apabila memberikan 3 - 4 ide yang logis 2
Apabila memberikan 1 – 2 ide yang logis 1
Apabila tidak memberikan ide yang logis atau tidak menjawab 0
Originalitas Apabila memberikan 3 atau lebih ide yang unik dan betul-betul baru 3
Apabila memberikan 2 ide yang unik dan betul-betul baru 2
Apabila memberikan 1 ide yang unik dan betul-betul baru 1
Apabila jawaban yang diberikan tidak unik dan betul-betul baru, 0
atau tidak menjawab

HASIL DAN PEMBAHASAN berpikir kreatif siswa, misalnya dengan menya-


jikan masalah (Yoon et al., 2015), namun ter-
Hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai nyata strategi tersebut belum berhasil dengan ba-
postes siswa kelas praktikum riil berbeda signi- ik.
fikan dengan siswa kelas praktikum virtual (Ta- Walaupun belum ada penelitian terkait hal
bel 3). Rerata skor kelas praktikum riil lebih ini, namun penelitian yang dilakukan di Korea
besar daripada rerata skor kelas praktikum dan Amerika (Hong dan Kang, 2009) mengung-
virtual. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan prak- kapkan bahwa banyak guru yang memandang
tikum riil mampu mendorong siswa untuk ber- kreativitas sebagai bakat dan bukan sebagai hasil
pikir lebih kreatif daripada kegiatan praktikum pendidikan, sehingga tidak ada usaha yang serius
virtual. Hal ini kemungkinan disebabkan pada untuk mengembangkan kreatifitas anak, padahal
kegiatan praktikum riil siswa diberikan kesem- sebetulnya kreativitas dapat diajarkan. Hong dan
patan untuk melakukan manipulasi objek nyata Kang (2009) berpendapat bahwa kreativitas sebe-
dan memikirkan solusi terhadap permasalahan tulnya dapat diajarkan. Pada umumnya, terdapat
praktikum yang mereka hadapi. Hasil ini sejalan tiga kendala yang disampaikan guru yaitu, ku-
dengan penelitian Haigh (2007) yang menyatakan rangnya waktu dan banyaknya bahan ajar yang
bahwa praktikum (riil) meningkatkan kreativitas harus disampaikan, orientasi terhadap ujian akhir,
siswa. serta sulitnya mengukur kreativitas dan ukuran
Di samping itu, hasil penelitian ini me- kelas yang besar.
nunjukkan bahwa skor kemampuan pretes dan
postes berpikir kreatif siswa baik pada kelas Keterampilan Berpikir Kreatif siswa ke-
praktikum virtual maupun kelas praktikum riil las Praktikum Virtual
sangat rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa Perolehan rerata skor pretes dan postes
pelajaran di sekolah kurang mengembangkan ke- pada setiap indikator keterampilan berpikir kre-
terampilan berpikir kreatif. Sekalipun kegiatan atif siswa kelas praktikum virtual dapat dilihat
praktikum yang dilakukan telah dirancang untuk pada Gambar 1.
dapat memfasilitasi perkembangan keterampilan
97 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 92-102

Tabel 3. Rekapitulasi Uji Statistik Berpikir Kreatif pada Siswa Kelas Praktikum Virtual dan Kelas
Praktikum Riil
Pretes Postes
Komponen
Virtual Riil Virtual Riil
n 27 26 27 26
Rerata 26,59 25,84 39,63 45,95
Standar Deviasi 8,12 6,81 6,62 9,04
Skor Maksimum 39,60 41,70 55,20 61,50
Skor Minimum 7,30 16,70 29,20 26,00
Uji Normalitas
Nilai Signifikansi (p) 0,20 0,06 0,200 0,200
Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi
Keterangan
Normal Normal Normal Normal
Uji Homogenitas
Taraf Signifikansi (p) 0,583 0,157
Keterangan Homogen Homogen
Uji Hipotesis
Uji t Uji t
Taraf Signifikansi (p)
0,719 0,005
Keterangan
H0 Diterima H0 Ditolak
(H0 : µ1 = µ2)

Gambar 1. Perbandingan Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kreatif


Sebelum dan Sesudah Pembelajaran pada Kelas Praktikum Virtual

Rerata skor postes yang rendah menunjuk- maupun siswa. Hal inilah yang mungkin menye-
kan bahwa praktikum virtual kurang memberikan babkan kurang efektifnya praktikum virtual ter-
dampak yang berarti terhadap peningkatan hadap peningkatan keterampilan berpikir kreatif
keterampilan berpikir kreatif siswa. Praktikum siswa. Kemungkinan lain penyebab kurang me-
virtual tidak bisa memberikan pengalaman nyata ningkatnya keterampilan berpikir kreatif adalah
dan langsung kepada siswa (Scheckler, 2003) dan keterbatasan waktu. Sebagaimana yang dikemu-
hal ini berdampak terhadap pengembangan kete- kakan Hu et al., (2013) pengembangan keteram-
rampilan berpikir kreatif siswa. Torrance (1977) pilan berpikir kreatif memerlukan waktu yang
menyatakan bahwa pembelajaran untuk mening- lama.
katkan keterampilan berpikir kreatif hendaknya Pada Gambar 1 juga dapat terlihat bahwa
melibatkan aspek kognitif dan emosional, mem- aspek originalitas dan fleksibilitas merupakan
berikan dorongan motivasi dan kesempatan untuk dua aspek yang mengalami peningkatan paling
terlibat dalam kegiatan, berlatih dan berinteraksi tinggi. Meningkatnya keterampilan berpikir kre-
dengan guru maupun siswa. Kegiatan praktikum atif pada aspek originalitas dan fleksibilitas di-
virtual kurang memfasilitasi siswa untuk terlibat duga berkaitan dengan tingkat kebebasan siswa
secara emosional dan berinteraksi dengan guru dalam bereksplorasi tanpa khawatir dengan dam-
Widodo, Maria, dan Fitriani, Peranan Praktikum Riil dan Praktikum Virtual dalam Membangun Kreatifitas Siswa 98

pak atau kerugian yang ditimbulkan karena apa sehingga walaupun kegiatan praktikum riil
yang dilakukan hanyalah virtual sehingga dapat mampu meningkatkan keterampilan berpikir
dengan mudah diulangi atau diperbaiki kreatif, siswa membutuhkan waktu agar pening-
(Scheckler, 2003). Skor memang masih relatif katan keterampilan berpikir kreatif tersebut
rendah, namun walaupun skor yang diraih tidak berdampak pada skor tes mereka.
mencapai level yang baik, praktikum virtual da- Pada penelitian ini, kegiatan praktikum
pat mendorong kreativitas siswa terutama pada telah didesain sebagai kegiatan inkuiri, namun
aspek originalitas dan fleksibilitas. tetap saja keterampilan berpikir kreatif siswa
masih rendah. Hal ini berbeda dengan pendapat
Keterampilan Berpikir Kreatif siswa Kelas Lamanna dan Eason (2011) bahwa desain ke-
Praktikum Riil giatan inkuiri mulai dari merumuskan hipotesis,
Praktikum riil bisa meningkatkan keteram- menjalankan percobaan dan menganalisis data
pilan berpikir kreatif siswa pada semua aspek dapat meningkatkan keterampilan bernalar dan
keterampilan berpikir kreatif (Gambar 2). Meski- berpikir inovatif.
pun begitu, nilai keterampilan berpikir kreatif
masih tergolong rendah (nilai maksimum 51). Perbandingan Keterampilan Berpikir
Peningkatan yang cukup tinggi hanya pada aspek Kreatif antara Kelas Praktikum Virtual dan
elaborasi dan originalitas (lebih dari 22 poin). Kelas Praktikum Riil
Perbandingan keterampilan berpikir kreatif
pada semua aspek menunjukkan bahwa kelas
praktikum riil relatif lebih unggul dibandingkan
kelas praktikum virtual (Gambar 3). Aspek ke-
terampilan berpikir kreatif yang memiliki rerata
skor paling tinggi terdapat pada aspek fleksi-
bilitas kelas praktikum riil, sedangkan aspek yang
memiliki rerata skor paling rendah terdapat pada
aspek originalitas kelas praktikum virtual. Aspek
yang memiliki selisih skor terbesar antara prak-
tikum riil dan praktikum virtual terdapat pada
aspek elaborasi. Rerata skor aspek elaborasi pada
kelas praktikum virtual sebesar 36,27 sedangkan
pada kelas praktikum riil sebesar 50,32.
Peningkatan keterampilan berpikir kreatif
baik kelas praktikum virtual maupun kelas prak-
tikum riil sangat rendah (Gambar 4). Rerata N-
Gain pada kelas praktikum virtual hanya 0,17
Gambar 2. Perbandingan Rerata Skor sementara pada kelas praktikum riil adalah 0,27.
Keterampilan Berpikir Kreatif Sebelum dan Rendahnya peningkatan keterampilan ber-
Sesudah Pembelajaran pada Kelas Praktikum Riil pikir kreatif pada kedua kelompok menunjukkan
bahwa kegiatan praktikum yang telah dilaksa-
Tampaknya kegiatan praktikum yang nakan tidak serta merta meningkatkan keteram-
dilakukan siswa belum bisa sepenuhnya pilan berpikir kreatif siswa. Menurut Mumford et
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif al.(2012), keterampilan berpikir kreatif melibat-
karena mereka cen-derung mengikuti petunjuk kan proses operasi berpikir yang bersifat multipel
praktikum. Kegiatan praktikum yang sangat dan kompleks. Proses berpikir ini sangat tergan-
terstruktur dan hanya bersifat verifikatif kurang tung pada pengetahuan yang dimiliki oleh sese-
membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga orang dan strategi belajar yang digunakannya.
kurang mengem-bangkan kreativitas (Lamanna Rendahnya peningkatan keterampilan berpikir
dan Eason, 2011). Penjelasan lain terhadap kreatif mengindikasikan bahwa pengetahuan dan
rendahnya skor keterampilan berpikir kreatif strategi yang dimiliki siswa belum mencukupi
adalah bahwa keterampilan berpikir kreatif untuk melakukan proses berpikir tersebut dengan
seringkali tidak muncul secara cepat tetapi baik.
membutuhkan waktu yang lama (Hu et al., 2013),
99 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 92-102

Gambar 3. Perbandingan Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kreatif pada Kelas Virtual dan
Kelas Riil Sesudah Pembelajaran

Gambar 4. Perbandingan N-Gain pada Kelas Praktikum Virtual dan Kelas Praktikum Riil

Analisis peningkatan keterampilan berpikir siswa untuk berinteraksi langsung dengan objek
kreatif menunjukkan bahwa praktikum riil ter- manakala hal itu memungkinkan dan meng-
nyata lebih bisa meningkatkan keterampilan ber- gunakan komputer untuk objek atau fenomena
pikir kreatif siswa. Hal ini menunjukkan bawa yang tidak memungkinkan untuk diamati lang-
interaksi langsung dengan objek dalam praktikum sung.
riil ternyata sangat dibutuhkan untuk membangun Oleh karena itu praktikum virtual dan
kreatifitas siswa. Hasil ini sejalan dengan kajian praktikum riil hendaknya digabungkan sehingga
yang dilakukan oleh Davies et al., (2013) yang keduanya bisa saling melengkapi dan siswa bisa
menyatakan bahwa lingkungan belajar yang men- mendapatkan manfaat dari keunggulan masing-
dukung tumbuhnya kreativitas adalah pembela- masing jenis praktikum (Olympiou dan Zacharia,
jaran yang memberikan fleksibilitas waktu dan 2011; Scheckler, 2003; Taghavi dan Colen,
tempat pada siswa, kesempatan untuk bekerja di 2009). Guru perlu memperhatikan strategi urutan
luar luar kelas, dan kesempatan untuk bekerja jenis praktikum yang menggabungkan praktikum
sama dan menyediakan sumber belajar yang riil dan praktikum virtual. Pemberian pengalaman
sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun langsung melalui praktikum riil disusul dengan
praktikum virtual memberikan banyak kesem- praktum virtual merupakan alternatif yang disa-
patan kepada siswa untuk bereksplorasi, namun rankan oleh Taghavi dan Colen (2009). Hal
interaksi langsung dengan objek asli tetap serupa juga dikemukakan oleh Shaughnessy
dibutuhkan. Oleh karena itu, pembelajaran bio- (1998), yang menyatakan bahwa lingkungan
logi hendaknya memberikan kesempatan kepada pembelajaran yang bisa meningkatkan kreatifitas
Widodo, Maria, dan Fitriani, Peranan Praktikum Riil dan Praktikum Virtual dalam Membangun Kreatifitas Siswa 100

siswa adalah lingkungan pembelajaran yang Penelitian ini hanya mengkaji aspek
menghargai siswa dan memberikan kebebasan keterampilan berpikir kreatif dan belum mengkaji
kepada siswa untuk melakukan hal yang mereka disposisi berpikir kreatif. Agar dapat diperoleh
sukai dan mendapatkan kesempatan untuk man- gambaran yang lebih komprehensif, disarankan
diri. agar dilakukan penelitian apakah praktikum vir-
Praktikum virtual dan praktikum riil sama- tual juga dapat mengembangkan disposisi ber-
sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh pikir kreatif. Hal ini penting sebab keterampilan
karena itu, sebetulnya tidak selayaknya memban- berpikir kreatif dan disposisi berpikir dapat di-
dingkan praktikum virtual dan praktikum riil ibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak
namun mencari strategi yang tepat untuk meng- dapat dipisahkan.
gabungkan keduanya (Chan dan Fok, 2009;
Olympiou dan Zacharia, 2011; Scheckler, 2003; DAFTAR PUSTAKA
Taghavi dan Colen, 2009). Menurut Taghavi dan
Colen (2009), urutan praktikum hendaknya di- Abrahams, I., & Millar, R. (2008). Does practical
mulai dengan praktikum riil dilanjutkan dengan work really work? A study on the
praktikum virtual. Walaupun penelitian ini me- effectiveness of practical work as a
mang tidak dimaksudkan untuk mencari formu- teaching and learning method in school
lasi yang tepat dalam menggabungkan antara science. International Journal of Science
praktikum virtual dan praktikum riil, namun Education, Vol.30 No.14, hlm. 1945-1969.
informasi tentang aspek keterampilan berpikir Al-Abdali, N. S. & Al-Balushi, S. M. (2016).
kreatif yang lebih berkembang dalam praktikum Teaching for creativity by science teachers
virtual maupun praktikum riil dapat menjadi in grades 5-10. International Journal of
masukan dalam merancang pembelajaran yang Science and Mathematics Education,
menggabungkan praktikum virtual dan praktikum Vol.14 (suppl 2), hlm. S251-S268.
riil. Karena selama ini guru lebih banyak Arfiyanti, H. (2013). Pengembangan Lembar
mengenal praktikum riil, guru perlu mendapatkan Kerja Siswa Berbasis Inquiri untuk
pelatihan tentang bagaimana menggunakan prak- Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
tikum virtual sehingga mereka terlatih dan dapat dan Pemahakan Konsep Koloid. Tesis.
mengambil tindakan yang tepat manakala terjadi Sekolah Pascasarjana, Universitas
hal-hal yang berbeda dari pengalaman mereka Pendidikan Indonesia, Bandung.
ketika melakukan praktikum riil (Donnelly et al., Australian Curriculum, Assessment, and
2013). Reporting Authority. (2016). The
Australian Curriculum: Science.
KESIMPULAN http://www.australiancurriculum.edu.au/
Chan, C. & Fok, W. (2009). Evaluating learning
Praktikum virtual dan praktikum riil mem- experiences in virtual laboratory training
berikan dampak yang berbeda terhadap keteram- through student perception: A case study in
pilan berpikir kreatif siswa pada materi partum- electrical and electronic engineering at the
buhan dan perkembangan pada tumbuhan. Hasil University of Hong Kong. Engineering
analisis N-Gain kedua kelas mengindikasikan Education, Vol.4 No.2, hlm. 70-75.
bahwa praktikum riil lebih berpotensi mening- Davies, D. , Jindal-Snape, D. , Collier, C., Digby,
katkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada R., Hay, P., & Howe, A. (2013). Creative
semua aspek keterampilan berpikir kreatif learning environments in education—A
(flexibility, fluency, elaboration dan originality). systematic literature review. Thinking
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prakti- Skills and Creativity,Vol. 8, No. 1, hlm.
kum riil memberikan kondisi yang lebih baik 80-91.
untuk pengembangan keterampilan berpikir kre- Donnelly, D., O’Reilly, J. & McGarr, O. (2013).
atif siswa. Meskipun demikian, hal ini tidak Enhancing the student experment
berarti bahwa praktikum virtual tidak diperlukan. experience: Visible scientific inquiry
Praktikum virtual dan praktikum riil seyogjanya through a virtual chemistry laboratory.
tidak dibandingkan tetapi digunakan untuk saling Research in Science Education. Vol. 43,
melengkapi satu dengan lainnya. No. 4, hlm. 1571-1592.
101 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 92-102

Fitriana, I. S. (2010). Penggunaan multimedia Biology Teacher, Vol. 73, No. 4, hlm. 228-
interaktif (MMI) dalam proses 231.
pembelajaran materi teori kinetik gas Malik, A. (2010). Model pembelajaran inkuiri
untuk meningkatkan pemahaman konsep dengan menggunakan virtual laboratory
dan keterampilan berpikir kreatif siswa dan real laboratory untuk meningkatkan
SMA. Tesis. Sekolah Pascasarjana, penguasaan konsep dan keterampilan
Universitas Pendidikan Indonesia, berpikir kritis siswa SMA pada topik listrik
Bandung. dinamis. Tesis. Sekolah Pascasarjana,
Flowers, L. O. (2011). Investigating the Universitas Pendidikan Indonesia,
effectiveness of virtual laboratories in an Bandung.
undergraduate biology course. The Journal Ministry of Education Singapore. (2013). Science
of Human Resource and Adult Learning, Syllabus Lower and Upper Secondary.
Vol. 7, No. 2, hlm. 110-116. Singapore: Curriculum Planning and
Haigh, M. (2007). Can investigative practical Development Division.
work in high school biology foster Mumford, M.D., Medeiros, K. E., & Partlow, P.
creativity?. Research and Science J. (2012). Creative thinking: processes,
Education, Vol 37, No.2, hlm. 123-140. strategies, and knowledge. The Journal of
Heryadi, D. (2012). Model Pembelajaran inkuiri Creative Behavior, Vol. 46, No. 1, hlm.
bebas yang dimodifikasi untuk mening- 30-47.
katkan penguasaan konsep fluida statis Olympiou, G., & Zacharia. Z. C. (2011).
dan berpikir kreatif siswa SMA. Tesis. Blending physical and virtual
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendi- manipulatives: an effort to improve
dikan Indonesia, Bandung. students’ conceptual understanding
Hofstein, A. & Lunetta,V. N. (2004). The through science laboratory
laboratory in science education: experimentation. Science Education, Vol.
Foundation for The Twenty first Century. 96, No. 1, hlm. 21-47.
Science Education, Vol. 88, No. 1, hlm. Prihartini, L. (2012). Upaya meningkatkan hasil
28-54. belajar dan berpikir kreatif siswa melalui
Hong, M. & Kang N. (2009). South Korean and multimedia interaktif pada materi sistem
the us secondary school science teachers, saraf. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi
conceptions of creativity and teaching for FPMIPA, Universitas Pendidikan
creativity. International Journal of Science Indonesia, Bandung.
and Mathematics Education,Vol. 08, No.5, Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
hlm. 821-843. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Hu, W. et al. (2013). Increasing students Pendidikan Nasional. Jakarta: Republik
scientific creativity: the “learn to think” Indonesia.
intervention program. The Journal of Ritter, S. M. & Mostert, N. (2016). Enhancement
Creative Behavior, Vol. 47, No.1, hlm. 3- of creative thinking skills using a
21. cognitive-based creative thinking. Journal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan of Cognitive Enhancement, (online first),
Republik Indonesia. (2016). Peraturan hlm. 1-11.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Scheckler, R. K. (2003). Virtual labs: A Subtitute
nomer 21 tahun 2016 tentang Standar Isi for traditional labs?. International Journal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Developmental Biology, Vol. 47, No. 2-3,
Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). hlm. 231-236.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Shaughnessy, M. F. (1998). An Inteview with E.
nomer 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Paul Torrance: About creativity.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Educational Psychology Review, Vol. 10,
Lamanna J. R. & Eason P. K. (2011). Building No.4, hlm. 441-452.
creative scintists in the classroom Siu, K. W. M. & Wong, Y. L. (2016). Fostering
laboratory: applications for animal creativity from an emotional perspective:
behavior experiments. The American Do teachers recognise and handle students’
emotion? International Journal of
Widodo, Maria, dan Fitriani, Peranan Praktikum Riil dan Praktikum Virtual dalam Membangun Kreatifitas Siswa 102

Technology and Design Education, Vol. 26 Torrance, E. P. (1977). Creativity in the


No. 1, hlm. 105-121. Classroom. Washington: National
Solehudin, M. (2010). Kegiatan laboratorium Education Association.
pemecahan masalah pada topik alat indra Yenita, Mugisukmawati & Zulirfan. (2013).
untuk mengembangkan keterampilan Hambatan pelaksanaan praktikum IPA
berpikir kreatif, sikap ilmiah dan Fisika yang dihadapi guru SMP Negeri di
penguasaan konsep siswa SMA. Tesis. Kota Pekanbaru. [online]. Diakses dari
Sekolah Pascasarjana, Universitas http://download.portalgaruda.org/article.ph
Pendidikan Indonesia, Bandung. p?article=32312&val=2291&title=Hambat
Susanti, D. (2009). Penggunaan laboratorium an%20Pelaksanaan%20Praktikum%20Ipa
virtual optik dalam kegiatan praktikum %20Fisika%20Yang%20Dihadapi%20Gur
inkuiri untuk meningkatkan pemahaman u%20SMP%20Negeri%20Di%20Kota%20
konsep dan keterampilan proses sains Pekanbaru.
mahasiswa calon guru. Tesis. Sekolah Yoon, H., Woo, A. J., Treagust, D. F. &
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Chandrasegaran, A. L. (2015). Second-
Indonesia, Bandung. year college students’ scientific attitudes
Taghavi, S. E., & Colen, C. (2009). Computer and creative thinking ability: Influence of a
simulation laboratory instruction vs. problem-based learning (PBL) chemistry
traditional laboratory instruction in digital laboratory course. In M. Kahveci and M.
electronics. Journal of Information Orgill (eds). Affective Dimensions in
Technology Impact, Vol. 9, No. 1, hlm. 25- Chemistry Education. Berlin: Springer
3. Verlag.

Anda mungkin juga menyukai