Anda di halaman 1dari 19

Journal Reading

Oleh
Albarr, dr
Pendahuluan
• Hernia inguinal banyak ditemukan pada bayi yang lahir premature dengan presentasi
30%.
• Yang menjadi kontroversi adalah waktu dilakukan operasi hernia repair nya, perlu
tidak nya ekplorasi inguinal kontralateral nya dan post conceptual age (PCA) yang
paling minimum untuk dilakukan operasi.
• Waktu optimal untuk dilakukan hernia repair adalah saat dirawat di NICU masih
dalam perdebatan. Walaupun beberapa peneliti merekomendasikan untuk dilakukan
operasi secepat nya untuk menghindari terjadinya inkaserata.
• Peneliti lain merekomendasikan dilakukan operasi setelah pasien sudah keluar dari
NICU dan diperbolehkan pulang.
• Waktu paling optimal harus mewakili keseimbangan komplikasi, termasuk terjadinya hernia
inkaserata dengan terjadinya resiko intra dan post operative dari operasi itu sendiri dan resiko
terjadi nya komplikasi respiratory.
• Tidak ada consensus yang jelas untuk dilakukan ekplorasi kontralateral inguinal secara rutin tanpa
bukti klinis hernia kontralateral.
• Kontrol rutin ke RS setelah dilakukan HR dengan GA direkomendasikan karena resiko
komplikasi respiratory.
• Bagaimanapun umur minimum PCA untuk waktu operasi masih belum pasti.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mereview pengalaman management penulis dalam
memanage bayi premature dengan inguinal hernia di RS King Abdul Aziz Medical City, Ryadh,
Saudi Arabia.
Material and Methods
• Sampel dari RS KAMC-R pada pasien hernia inguinal dengan umur
kehamilan < 37 minggu dari januari 1999 - desember 2009.
• Sample dibagi menjadi 2 grup
• Grup 1 : operasi dilakukan sesaat sebelum diperboleh kan pindah dari ruang NICU
• Grup 2 : operasi dilakukan setelah pasien pindah dari ruang NICU
• Kriteria pasien diperbolehkan pindah dari ruang NICU :
• Mampu minum via oral, dan berat bertambah
• Sudah keluar incubator, dan suhu tubuh stabil
• Berat badan > 1750 gr
• Tidak ada apneu dalam 7 hari berturut-turut setelah lepas oksigen dan teofilin dalam 72
jam.
• Data yang diambil termasuk :
• Jenis kelamin
• Gestasional age
• Berat lahir
• Komorbid
• Lokasi hernia
• Umur
• PCA (post conceptual age : gestational age + chronologic age)
• Komplikasi Post operasi
• Hernia repair dilakukan dengan general anestesi dan caudal anesthesia.
• Pasien direview oleh ahli bedah anak 4-6 minggu setelah diperbolehkan
pulang.
• Software yang digunakan untuk menganalisa data “Graph Pad QuickCalc
Software.
• Digunakan Unpaired t-test dan fisher’s extract X2 dan P< 0,05
Hasil
• Total 84 premature infant yang direview :
• 74 pasien (88%) laki-laki dan 10 perempuan (laki-laki : perempuan ; 7,4:1), 23 pasien
(grup 1) dan 61 pasien (grup 2).
• 33 (39%) ingunal hernia kanan, 26 (31%) inguna hernia kiri dan 25 (30%) bilateral
ingunal hernia.
• Komorbid : untuk GA kecil, BP dysplasia, NEC, IVH, PDA
• 5 pasien (5,9%) ditemukan hernia inguinal kontralateral dalam 10-1022 hari (mean
266,6).
• Rekuren hernia ditemukan 5 pasien (5,9%) dengan range 47-715 hari (mean 302
hari).
• 2 pasien tanpa henia kontralateral yang terlihat dilakukan eksplorasi inguinal
kontralateral.
• Prosedur lain yang dilakukan :
• Sirkumsisi (n = 35)
• Orchidopexy (n =1)
• Repair atresia esophagus dan transesofageal fistula (n=1)
• Tidak ada dari 84 pasien yang yang mengalami post operative apneu.
• Grup 1 :
• Dari 29 infant yang didiagnosa dengan hernia inguinal saat di NICU, 23 pasien (79%)
termasuk 1 perempuan dilakukan hernia repair sesaat sebelum dipindahkan dari NICU.
• Lokasi hernia : kanan (9), kiri (7), bilateral (7)
• Tidak ada episode inkaserata sblm dilakukan operasi
• Komplikasi bedah 3 pasien (13 %) dengan hernia rekuren dan 1 dengan hematoma
scrotal. 2 pasien diventilasi terjadwal karena penyakit paru kronis. 4 pasien ditemukan
metakronus kontra lateral hernia.
• Grup 2 :
• 61 premature infant termasuk 6 infant didiagnosa hernia inguinal di NICU, 47 pasien (77%)
dilakukan Hernia repair setelah keluar dari NICU, 14 pasien dilakukan repair setelah pulang
kerumah.
• 2 pasien laki-laki megalami hernia inkaserata dan direpair setelah direduksi
• Metachronus kontra lateral hernia ditemukan ada satu pasien.
• Komplikasi operasi : 2 pasien hernia rekuren, 1 pasien bladder injury, 1 pasien SSI.
• Dibandingkan dengan berat badan premature infant yang dating kembali ke RS untuk di
repair menunjukan hasil yang significant secara statistic (p=0,0039).
Diskusi
• Resiko terjadi nya komplikasi post operative pada premature infant adalah tinggi
karena kesulitan tehnik dari kerapuhan yang ekstrim dari hernia sac dan peningkatan
masalah medis yang bersamaan.
• Waktu yang optimal untuk dilakukan hernia repair pada premature infant harus
mewakili keseimbangan antara komplikasi hernia inkaserata dan resiko komplikasi
pernapasan intra operative dan post operative dan komplikasi bedah.
• Menunda hernia repair sampai infant secara klinis stabil untuk dipindahkan dari
NICU memberikan kondisi medis ini menjadi stabil dan membaik.
• Peneliti yang merekomendasikan early HR memperhatikan resiko terjadi nya hernia
inkaserata.
• Insiden terjadi nya hernia inkaserata pada premature infant yang menunggu untuk
dilakukan HR adala 29,8%-39%.
• Bagaimanapun pada penelitian ini tidak ada pasien yang mengalami episode
inkaserata sebelum dilakukan HR.
• Karena itu, menunda HR sampai pasien dipindahkan memungkinkan premature
infan untuk dioperasi mendekati cukup bulan, dimana akan menurunkan resiko
postoperative apneu tanpa meningkatkan resiko inkaserata.
• Post operative apneu pada premature infant berbanding tebalik dengan gestational
age dan postconcentual age, dan insiden nya kurang dari 5 % bila PCA >60 minggu.
• Bila tidak didapatkan riwayat apneu atau penyakit paru kronis, maka pasien dengan
PCA 41-46 minggu dapat dilakukan herniorapi setelah pulang kerumah.
• Peraturan di RS ini, premature infant dengan PCA<50 minggu harus dirawat untuk
HR dan monitoring terjadina apneu selama 24 jam postoperative.
• Rutin ekplorasi kontralateral tidak merupakan indikasi, karena resiko terjadinya
injury dari spermatic cord.
• Laparoscopic HR pada premature infant dilaporkan memiliki kesamaan
komplikasi postop dengan open repair.
• Kerugian dari laparoscopic adalah dbutuhkan endotracheal intubation dan
assisted respiratory ventilation.
• Keterbatasan dengan penelitian retrospective ini termasuk inadekuat
pengumpulan datadari medical chart karena dokumentasi yang kurang baik,
episode apneu yang tidak terdeteksi, dan jumlah infant yang sedikit.
Kesimpulan
• Menunda HR pada premature infant di NICU sampai sesaat sebelum dipindahkan
memberikan waktu untuk pasien mendekati umur cukup bulan nya tanpa
meningkatkan resiko terjadi nya resiko inkaserata.
• Karena resiko terjadinya metachronus inguinal hernia kontralateral, maka ekplorasi
inguinal kontralteral tidak dibenarkan.
• Infant yang diperbolehkan dilakukan operasi HR dengan PCA > 47 minggu tanpa
meningkatkan resiko porstoperative apneu.
• Bagaimanapun penelitian yang multicenter dibutihkan untuk mendapatkan waktu
PCA paling minimum pada premature infant untuk dilakukan HR.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai