Proposal Penelitian
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana
Kedokteran
Disusun Oleh :
11020140061
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
ii
2.2.2. Minyak Zaitun (Extra Virgin Olive Oil (EVOO)) ........................... 19
iii
3.8. Alat dan Bahan ....................................................................................... 37
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun
2035 jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 592 juta orang. Data
dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar sekitar 9,1 juta pada tahun
massa sel pulau Langerhans. Peningkatan kadar glukosa darah dalam batas
1
kronis akan mengakibatkan timbulnya glukotoksisitas pada sel-sel pulau
massa sel , sehingga terjadi penurunan sekresi insulin. (Chang et al, 2008).
pada populasi sel yang menyusun sebagian besar pulau Langerhans, serta
satu tumbuhan yang memiliki MUFA adalah minyak zaitun sedangkan Omega
2
memperbaiki sel-sel beta pankreas. (Slamet, 2006 dan De Bruyne et all..
2008).
yang mempunyai komponen mayor berupa asam lemak jenis MUFA yang
dalam surat At-Tin (95:1-2); Demi tin dan zaitun. Dan demi bukit Sinai
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi. Yaitu pohon
zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat.
pengaruh minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan minyak ikan (Omega-3)
hiperglikemik.
3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan minyak
musculus) hiperglikemik ?
Untuk mengetahui pengaruh minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan
standar dan Minyak zaitun (Extra virgin olive oil) pada mencit
standar dan Minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan Minyak ikan
pada kelompok kontrol, kelompok Minyak zaitun (Extra virgin olive oil),
4
Minyak ikan (Omega-3) dan kelompok Minyak zaitun (Extra virgin olive
6. Mengetahui pengaruh minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan minyak
penelitian mengenai pengaruh minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan
zaitun (Extra virgin olive oil) dan minyak ikan (Omega-3) terhadap
hiperglikemik.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban
yang jelas dan singkat, tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
sejumlah faktor, dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan
- DM Tipe 1
tubuh. Bila kerusakan beta pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala
diabetes melitus akan mulai muncul (kardika et al., 2013). Pada diabetes
melitus tipe 1 kerusakan pankreas berat, produksi insulin tidak ada atau
minimal, sehingga mutlak memerlukan insulin dari luar tubuh. Maka dibates
6
mellitus tipe 1 disebut juga diabetes melitus tergantung insulin, diabetes
(Widowati, 2011)
- DM Tipe 2
tandai oleh kenaikan glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Defisiensi
insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu: (Fatimah & Noor, 2015)
kimia, dll).
pankreas .
seberat pada diabetes melitus tipe 1. Pada diabetes melitus tipe 2 selain
kekurangan insulin, juga disertai resistensi insulin yaitu adanya insulin tidak
bisa mengatur kadar glukosa darah untuk keperluan tubuh secara optimal,
diabetes melitus tipe 2 biasanya muncul setelah umur 30-40 tahun, bahkan
- DM Tipe Lain
Diabetes tipe lain ini merupakan diabetes yang disebabkan oleh berbagai
penyebab lainnya yaitu defek genetik sel beta pankreas, defek genetik kerja
7
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat
kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang
- DM Gestasional
sekitar 2-4% ibu hamil tidak dapat mengkompensasi keadaan ini sehingga
memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta
jiwa. Dengan prevalensi DM pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah
penyandang diabetes sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta di
8
daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan penduduk,
diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang
diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. Suatu jumlah yang
sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani
pada organ target terutama hati dan otot. Awalnya resistensi insulin belum
masih normal atau baru sedikit meningkat akibat sekresi insulin oleh sel
al., 2012)
9
Insulin dihasilkan oleh sel beta pankreas dan akan disekresikan dalam
bersama glukagon yang diproduksi oleh sel alfa pankreas. Insulin disintesis
sel beta, yang akan dipecah menjadi proinsulin oleh bantuan enzim
peptidase dan akan dikemas dalam secretory vesicle dalam sel tersebut.
enzim peptidase, dan siap untuk disekresikan bersama melalui membran sel.
Pelepasan insulin dari simpanan granula sel beta pankreas dipicu oleh
peningkatan kadar glukosa darah yang berasal dari makanan dan minuman.
terdapat dalam membran sel beta pankeras. Glukosa di dalam sel akan
sehingga terjadi peningkatan kadar Ca2+ intrasel. Keadaaan ini yang akan
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan
dengan reseptor pada membran sel tersebut. Ikatan ini akan menghasilkan
10
sinyal yang akan mereglukosasi glukosa dalam sel dengan cara peningkatan
pula peningkatan produksi amilin oleh sel beta pankreas, yang kemudian
akan mengendap di sel islet sebagai amiloid. Amiloid ini akan menyebabkan
refrakter pada sel beta pankreas dalam menerima sinyal dari glukosa. Selain
itu amiloid bersifat toksik pada sel beta, sehingga dari keadaan inilah hal
Pada dasarnya hal ini dapat terjadi baik pada reseptor insulin maupun
pada salah satu tahap proses transduksi sinyal yang diinduksi oleh ikatan
berkomunikasi dengan otot dan hati melalui mediator yang dihasilkan sel
lemak. Sel lemak dapat menghasilkan Tumor Necrosis Factor (TNF), asam
resistensi insulin. Kadar leptin yang menurun dan peningkatan resistin pada
11
resistensi insulin. Namun mekanisme peningkatan asam lemak pada obesitas
et al., 2012)
dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga
penyaring juga dapat dilakukan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain
darah puasa sebagai patokan penyaring dapat dilihat pada tabel. (PERKENI,
2006)
12
Tabel 1 Klasifikasi Diabetes Melitus (PERKENI, 2006)
Destruksi sel beta, umumnya
menjurus ke defisiensi insulin
Tipe 1 absolut
a. Auotoimun
b. Idiopatik
Bervariasi, mulai yang dominan
resistensi insulin disertai
Tipe 2
defisiensi insulin relatif sampai
yang dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin
a. Defek genetik fungsi sel beta
b. Defek genetik kerja insulin
c. Penyakit eksokrin pankreas
d. Endokrinopati
Tipe lain e. Karena obat atau zat kimia
f. Infeksi
g. Sebab imunologi yang jarang
h. Sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan DM
Diabetes melitus gestasional
vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole blood), vena ataupun kapiler
13
a. Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan
kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada
wanita.
beban antara 140 199 mg/dl sedangkan di diagnosis sebagai GDPT bila
14
puasa > 126 mg/dl. Ketiga dengan TTGO, meskipun TTGO dengan beban
Gejala klasik DM
+
glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L) glukosa
plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Gejala klasik DM
+
kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7,0 mmol/L) puasa
diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO) 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air
dengan kelainan dasar yang terjadi. Berupa (1) resistensi insulin pada
15
jaringan lemak, otot, dan hati. (2) Kenaikan produksi glukosa oleh hati dan
medik, penurunan berat badan bila obesitas, dan kegiatan jasmani. Bila
2006)
makan yang didasarkan pada status gizi penderita diabetes dan melakukan
didapatkan dari terapi gizi ini: dapat menurunkan kadar glukosa darah,
Lemak sangat penting untuk membawa vitamin yang larut dalam lemak
lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Pembatasan lemak jenuh dan kolesterol
16
lipid. Asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (monounsaturated fatty acid :
MUFA), merupakan salah satu asam lemak yang dapat memperbaiki kadar
al., 2009)
LDL). Batasi konsumsi lemak jenuh dan asupan lemak bentuk trans serta
asam lemak tidak jenuh rantai panjang pada asupan kebutuhan kalori
oleaceae. Pohon zaitun tumbuh sebagai perdu tahunan yang abadi dan mulai
menghasilkan buah pada usia lima tahun. Pada usia 15-20 tahun pohon
zaitun mampu memproduksi buah secara penuh dan mampu bertahan hidup
17
hingga ratus bahkan ribuan tahun lamanya, sehingga tanaman yang awalnya
Selain dikenal sebagai penambah cita rasa makanan, minyak ini juga
mengandung lemak tak jenuh yang tinggi (utamanya asam oleik dan
18
Subklas Asteridae
Oleaceae-ash, privet, lilac and
Famili
olives
Genus Olea
Spesies Europe
Extra virgin olive oil atau minyak zaitun murni adalah minyak yang
menggunakan alat maupun tidak, dibawah suhu yang sesuai (cold pressing
zaitun. Dalam hal ini, minyak zaitun yang dihasilkan oleh ekstraksi
Extra virgin olive oil terdiri dari fraksi gliserol (90-99% dari buah
zaitun) dan fraksi non gliserol (0,4-5% dari buah zaitun). Fraksi gliserol
2012).
fraksi gliserol) yang terdiri dari: MUFA 73,7 gram; SFA 13,5 gram; dan
19
PUFA 7,9 gram (Assy et al, 2009). Asam lemak dengan jumlah banyak
yang terdapat di dalam minyak zaitun yaitu SFA [asam palmitat (C16:0),
(C16:1)], dan PUFA [asam linoleat (C18:2), dan asam linolenat (C18:3)].
Hampir semua varietas minyak zaitun memiliki C16:0, C18:0, C18:1, dan
C18:2 sebagai komponen utama, C16:1 dan C18:3 ada dalam jumlah kecil.
Extra virgin olive oil, diperoleh secara eksklusif melalui prosedur fisik,
lebih dari sekedar lemak tak jenuh tunggal karena mengandung antioksidan
fenolik ini dapat disintesis secara alami oleh tanaman sebagai respon
terhadap kondisi stres seperti infeksi, luka, dan radiasi UV (Ghanbari et al.,
2012).
asam fenolik (vanillic acid, coumaric acid, caffeic acid), fenolik alkohol
20
Gambar 3 Minyak Zaitun (Extra Virgin Olive Oil) (Kinanthi, 2009)
sebagai berikut:
triasilgliserol yang sebagian besar berupa asam lemak tak jenuh tunggal
jenis asam oleat (Omega-9). Kandungan asam oleat 55-83% dari total
asam lemak. Karena asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh
21
dibandingkan dengan jenis minyak lain. Jumlahnya bervariasi, mulai dari
Squalene adalah zat organik berupa cairan eter tetapi bukan minyak
b. Antioksidan
aktivitas yang lebih baik dibanding minyak zaitun itu sendiri, khususnya
22
2.2.4. Manfaat Minyak Zaitun terhadap Diabetes
asam lemak bebas dalam darah akan menyebabkan ruang hidrofilik pada
protein reseptor kunci, yaitu G protein dan protein kinase C alpha (PKC),
Hal ini akan menyebabkan berkurangnya aksi metabolisme insulin dalam sel
lemak membran akan berefek pada proses transmisi sinyal yang melibatkan
sub unit G protein, dan protein PKC yang merupakan protein reseptor
menjadi lebih kaya akan asam lemak dengan tipe cis. Asam lemak tipe cis
Gugus kepala yang bersifat hidrofilik tersebut menjadi lebih luas, dan hal
aktivitas dari protein reseptor kunci, yaitu sub unit G protein dan PKC.
23
Keduanya menjadi lebih mudah mencapai lokasi permukaan membran serta
MUFA memiliki efek protektif dan promotif terhadap sel beta pankreas.
Disfungsi sel beta dapat ditekan oleh MUFA dengan cara mengurangi
kerusakan sel beta dan memicu neogenesis sel beta. Mekanisme utama yang
toksisitas lipid pada sel beta dan merangsang perbaikan aksis enteroinsuler.
sel beta fungsional maka sekresi insulin pada diabetes melitus dapat
enteroinsuler dapat meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta. (Kahn et al.,
2006)
menunjukkan Extra virgin olive oil merupakan jenis minyak zaitun paling
baik untuk mencegah glukosa darah dan oksidasi LDL, serta meningkatkan
24
2.3. Minyak Ikan (Omega 3)
yang dibagi menjadi 2 golongan yaitu, minyak hati ikan (fish liver oil) yang
suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan tertentu, cara
minyak sebelum dikonsumsi dan digunakan sebagai bahan mentah. Hasil dari
pemurnian adalah minyak ikan dengan kandungan asam lemak bebasnya (free
25
2.3.1. Definisi Omega 3
Asam lemak Omega 3 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang
atom karbon ketiga dari gugus metil Omega, ikatan rangkap berikutnya
terletak pada nomor atom karbon ketiga dari ikatan rangkap sebelumnya.
Gugus metil Omega adalah gugus terakhir dari rantai asam lemak. Asam
lemak otak yaitu asam lemak esensial serta Omega 3 merupakan zat gizi
yang harus terpenuhi kebutuhannya. Asam lemak Omega3 ini turunan dari
prekursornya, yakni asam lemak esensial linoleat dan linolenat. Asam lemak
esensial tidak bisa dibentuk dalam tubuh dan harus didapatkan dari
Ada 3 bentuk Omega 3 yaitu : Omega 3:LNA, EPA, serta DHA. Induk
dari asam lemak Omega 3 adalah alpha linolenic acid (ALA). ALA dengan
oleh enzim delta- 4-desaturase dirubah menjadi DHA. (Diana et a;., 2012)
oleh enzim desaturase dan elongase. Minyak ikan yang mengandung banyak
26
DHA akan menghambat aktifitas enzim tersebut sehingga dapat
terjadinya penggunaan lipid yang lebih baik. (Saputro, 2012; Fachls et al.,
2014)
2.4.1. Taksonomi
- Kingdom : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Mamalia
- Ordo : Rodentia
- Famili : Muridae
- Genus : Mus
27
Gambar 5 Mencit (Mus musculus). (Listyorini, 2013)
Mencit biasanya dipilih sebagai hewan uji karena ukurannya yang kecil,
masa hidup relatif pendek, mudah didapat, dan ketersediaan data pada
berkumpul sesamanya. Lebih aktif pada malam hari, suhu tubuh normal
Kadar glukosa normal dalam darah mencit berkisar antara 62-175 mg/dl.
(Harkness, 1989). Kadar glukosa darah adalah suatu indikator klinis dari
kurang atau tidaknya asupan makanan sebagai sumber energi. Faktor yang
glukosa yang masuk dan glukosa yang keluar melalui aliran darah. Hal ini
jaringan lemak dan organ lain serta aktivitas sintesis glikogen dari glukosa
28
2.5. Tinjauan Umum Tentang Pankreas Mencit
manusia dewasa, jumlah sel beta berkisar antara 75%-80% dari populasi sel
pulau Lagerhans. Pankreas terdiri dari dua jenis jaringan utama, yakni: asini
1994).
29
2.5.2 Macam-Macam Sel Pulau Langerhans
mensekresi glukagon, sel beta yang mensekresi hormon insulin, sel delta
secara pasti (Underwood 1992). Jenis sel endokrin pankreas paling banyak
Beta Insulin 70
Alfa Glukagon 20
Delta Somatostatin 8
PP Pankreatic Polipeptida 2
2.6. Hipotesis
H0 : Pemberian Minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan Minyak ikan
mencit hiperglikemia
H1 : Pemberian Minyak zaitun (Extra virgin olive oil) dan Minyak ikan
30
2.7. Kerangka Teori
DM Tipe 2
Hiperglikemia
OHO dan
Insulin
Kadar Glukosa
Darah >200mg/dl
Aktivitas
Fisik
Terapi Gizi
31
Keterangan:
: Menyebabkan
: Menghambat
: Terdiri dari
Gambaran
Histopatologi
Pankreas
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Variabel Antara
32
BAB III
METODE PENELITIAN
menggunakan rancangan post test only with control group design dengan
1. Mencit jantan
4. Mencit yang kadar glukosa darahnya 180 mg/dl setelah diberi pakan
tinggi karbohidrat
33
3.3.2 Kriteria Eksklusi
2. Mencit yang kadar glukosa darahnya <180 mg/dl setelah diberi pakan
tinggi karbohidrat
setelah dilakukan dan pengukuran kadar GDS dan mencit dengan kadar
(t-1) (n-1) 15
Keterangan :
t = kelompok perlakuan
34
Perhitungan besar sampel tiap kelompok menggunakan rumus Federer :
(t-1) (n-1) 15
(4-1) (n-1) 15
3n-3 15
3n 18
n6
a. Variabel Independen
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Minyak zaitun (Extra virgin
b. Variabel Dependen
pankreas.
c. Variabel Antara
sekresi insulin.
35
b. Extra-Virgin Olive Oil:
Diperoleh dari jenis minyak zaitun murni yang dan diberikan kepada
komposisi EPA 440 mg dan DHA 370 mg (81 %), mg dan diberikan
langerhans/mm2)
Kriteria Objektif:
jumlah pulau Lengerhans yang berdiameter lebih dari 150 m sekitar 50%.
Pada kondisi diabetes derajat sedang, jumlah sel beta secara nyata
berkurang bahkan pada diabetes parah sel beta tidak ditemukan namun sel
36
3.8. Alat dan Bahan
5. Timbangan elektrik
6. Glukometer
7. Mikroskop
8. Slide
9. Scalpel
3. Aquadest
5. Buffer sitrat
6. Formalin 10 %
7. Nacl 0,9%
8. Kloroform
37
2. Mencit diadaptasikan dengan lingkungan selama 1 minggu dan
glukometer pada hari ke-15 pada pagi hari. Mencit dengan kadar GDS <
b. Kelompok 2 diberi diet pakan standar dan diberi Minyak zaitun (Extra
c. Kelompok 3 diberi diet pakan standar dan diberi Minyak ikan (Omega
d. Kelompok 4 diberi diet pakan standar dan diberi Minyak zaitun (Extra
agar organ yang diambil tidak rusak. Organ pankreas selanjutnya dicuci
38
yang telah difiksasi kemudian dibuat preparat histologinya sesuai
prosedur.
sel endokrin pulau Langerhans (n) pada pulau Langerhans dihitung dari
lima pulau Langerhans yang diamati secara acak dan dinyatakan dalam
dari tiap preparat diukur dan dinyatakan dalam satuan nm. Semua
Oil)
39
1000
= 0,98/1000 x 30
= 0,0294 mg
= 15 ml/1 ml x 0,0294
= 0,441 gr/hari
= 0,441 x 14
= 6,174 gr
1000
= 0,62/1000 x 30
= 0,0186 mg
= 15 ml/1 ml x 0,0186
40
= 0,279 gr/hari
= 0,279 x 14
= 3,906 gr
3.11Alur Penelitian
Mencit
t
41
Pemberian Pakan Tinggi
Karbohidrat Selama 14 Eksklusi
Hari
kelo
kelompok I kelo
Intervensi selama 14 hari
9 kelompok I
Pemeriksaan histopatologi
Kesimpulan
42
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan program
distribusi data. Bila dijumpai nilai p > 0,05 maka distribusi normal,
sehingga teknik analisis data yang digunakan adalah uji one-way Anova
mencit semua kelompok. Jika hasil uji Anova signifikan maka dilanjutkan
dengan post hoc test (Tukey) untuk mengetahui kelompok mana yang
berbeda bila terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p < 0,05 pada uji
one-way Anova. Apabila dijumpai p < 0,05 pada uji homogenitas Shapiro-
43
Daftar Pustaka
44
disease:double blind randomized controlled clinical trial. Arch Dis Child
2011:2-4.
13. PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Indonesia. http: //www.perkeni.net [16 Oktober 2016]
14. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, et al. Diabetes Mellitus Dalam Harrisons
Principles of Internal Medicine. 18th ed. USA : Mc Graw Hill Company. 2012
Chapter 334.
15. Salzler Michael J C, Crowford James M, Kumar V. Pankreas Dalam Robbins
Buku Ajar Patologi. Vol 2. Edisi 7. Jakarta : EGC. 2007. hal. 718.
16. Yunir E, Soebardi S. Terapi Non Farmakologis Pada Diabetes Melitus dalam
Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2009. hal. 1891.
17. Kardika, I.B.W., Herawati, S. & Yasa, I.W.P.S., 2013. Preanalitik dan
Interpretasi Glukosa Darah untuk Diagnosis Diabetes Melitus
18. Fatimah & Noor, R., 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Majority. Vol. 4 No.5
19. Luwiharto, d.J. & Ginanti, d.P.D., 2014. Diabetes Melitus. Prodia
Occupational Health Institute.
20. Pamolango, M.A., Wantouw, B. & Sambeka, J., 2013. Hubungan Riwayat
Diabetes Melitus pada Keluarga Dengan Kejadian Diabetes Melitus
Gestational pada Ibu Hamil di PKM Bahu Kec Malalayang Kota
Manado.ejournal keperawatan
21. Hermanto, T., W, S. & Banjarnahor, D., 2012. Korelasi Antara HOMA-IR Ibu
Diabetes Melitus Gestasiona Trimester tiga dengan luaran maternal dan
Neonatal. Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 20 No.3
45
24. Fehri, B., Aiache, J.M., Mrad, S., Korbi, S., and Lamaison, J.L. (1996). Olea
Europea L : Stimulant, anti-ulcer, anti-inflamatory effects. Boll. Chim. Pharm.
(1): 42-49. [serial on line]. http://www.plantzafrica.com/
medmonographs/oleaeuropafric.pdf. [23 Desember 2016].
25. Johnson. 2005. Olive Oil. Nature International Weekly Journal of Science:
Arthritis Today
26. Kinanthi. 2009. Minyak zaitun (Sumber Lemak Nabati). [serial on line].
http://kinanthidiah.multiply.com/journal/item/4/. [ 19 Januari 2017].
27. Perona, Javier S et al. 2007. Consumption of Virgin Olive Oil Influences
Membrane Lipid Composition and Reglukosates Intracellular Signaling in
Elderly Adult With Typ2 Diabetes Mellitus. 256-262
28. Kahn, Ronald C et al.. 2006. Joslins Diabetes Mellitus. Fourth Edition.
Lippincot William & Wilkins.
29. Cicerale, S., Conlon, X., Barnett, N., Sinclair, A., Keast, R. 2008. The
influence of heat on biological activity and concentration of oleocanthal a
natural anti-inflammatory agent, in Asia Pacific journal of clinical nutrition :
proceedings of the Nutrition Society of Australia, HEC Press, McKinnon, Vic.
30. Ghanbari, R., Anwar, F., Alkharfy, KM., Gilani, AH., Saari, N. 2012. Valuable
Nutrients and Functional Bioactives in Different Parts of Olive (Olea europaea
L.): A Review. Int. J. Mol. Sci. 13, 3291-3340.
31. Nugraheni, K. 2012. Pengaruh pemberian minyak zaitun ekstra virgin
terhadap profil lipid serum tikus putih (rattus norvegicus) strain sprague
dawley hiperkolesterolemia. Semarang [ Artikel Penelitian].
32. Fito, M., Torre, RDL., Albaladejo, MF., Khymenetz, O., Marrugat, J., Covas,
MI. 2007. Bioavailability and antioxidant effects of olive oil phenolic
compounds in humans. 43, no. (4) : 375-381.
33. Listyorini, P.I., 2013. Uji Keamanan Extrak Kayu Jati (Tectona Grandis L.F)
Sebagai Bio-larvasida Aedes Aegypti terhadap Mencit. Unnes Public Health
Journal
46
34. Listyorini, P.I., 2013. Uji Keamanan Extrak Kayu Jati (Tectona Grandis L.F)
Sebagai Bio-larvasida Aedes Aegypti terhadap Mencit. Unnes Public Health
Journal.
35. Harkness, J. E., and J.E. Wagner. 1989. The Biology and Medicine of Rabbit
and Rodents. 2nd Edition. Lea & Febiger. Philadelpia.
39. Falchs P et All. 2014. The Effect of n-3 Fatty Acids On Glucose Homeostasis
and Insulin Sensitivity.
40. Underwood JCE. 1992. General and Systemic Pathology. Edinburgh London
Madrid Melbourne New York and Tokyo : Churchill Livingstone.
41. Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Ed ke-2. Alih
bahasa: Brahn U, editor: Beatricia IS. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
42. Guyton AC. 1994. Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical
Physiology).Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
43. Chang-Chen KJ, Mullur R, Bernal-Mizrachi E. -cell failure as a complication
of diabetes. Rev Endocr Metab Disord. 2008; (9): 329-43.
47