Anda di halaman 1dari 98

MODUL KEPANITERAAN KLINIK

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


MAKASSAR
2015

1
Kata Sambutan

i
Kata Pengantar

Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin disusun


berdasarkan materi ilmu kedokteran sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter
yang telah diterapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2012. Dalam modul
kepaniteraan klinik ini terkandung panduan kegiatan mahasiswa selama
kepaniteraan klinik dan tabel nilai. Modul ini disusun dengan tujuan untuk
membantu kelancaran sistem kegiatan kepaniteraan klinik dan memberikan
tuntutan kepada mahasiswa FK agar dapat menyelesaikan kepaniteraan dengan baik
dan berkompetensi.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan bekerja sama dalam penyusunan Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin ini.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, sehingga
dalam pelaksanaan di lapangan dibutuhkan upaya monitoring dan evaluasi yang
terus menerus agar modul ini dapat semakin menjadi alat panduan efektif dalam
penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia. Namun kiranya modul ini
dapat membantu dan bermanfaat sebagai langkah awal dalam upaya meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan modul ini di masa yang akan datang.

Tim Modul AFKSI Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

ii
Daftar Isi

Halaman

Kata Sambutan i

Kata Pengantar ii

Dafar Isi iii

Daftar Lampiran iv

BAB I Pendahuluan 1

I. 1 Latar belakang 1
I. 2 Tujuan pembelajaran 1

BAB II Sasaran Pembelajaran

II. 1 Sasaran Pembelajaran Umum 2


II. 2 Sasaran Pembelajaran Khusus 2
II. 3 Sumber Daya Manusia 34
II. 4 Sarana dan Prasarana 35
II. 5 Bentuk Kegiatan 36

BAB III Karakteristik Mahasiswa 41

BAB IV Metode Pembelajaran 42

BAB V Evaluasi 43

Daftar Rujukan 48

Lampiran 52

iii
Daftar Lampiran

Lampiran 1. Tim Penyusun Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit


dan Kelamin

Lampiran 2. Formulir Mini Clinical Examination

Lampiran 3. Formulir Direct Observation of Procedural Skills

Lampiran 4. Formulir Journal Reading

Lampiran 5. Formulir Tutorial Klinik

Lampiran 6. Formulir Objective Structured Long Examination Record

Lampiran 7. Formulir Refleksi Kasus

Lampiran 8. Daftar Prolem Utama Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Lampiran 9. Daftar penyakit dan Keterampilan Klinis Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin

iv
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Kedokteran memiliki tujuan akhir untuk menghasilkan dokter-
dokter yang tidak hanya kompeten dalam kognitif (knowledge) dan keterampilan
klinis (skill) tetapi juga mengutamakan perilaku (attitude) yang baik. Ketiga aspek
tersebut tidak hanya dibentuk pada saat masa preklinik (Program Studi Sarjana
Kedokteran), tetapi juga diperdalam dan diterapkan lebih lanjut pada masa
kepaniteran klinik (Program Studi Profesi Dokter).
Setiap fakultas kedokteran berkewajiban untuk dapat memenuhi tujuan
terrsebut. Namun kendalanya saat ini adalah belum adanya suatu standar yang
dapat digunakan dalam proses pendidikan kedokteran terutama dalam Pendidikan
Kedokteran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Untuk memenuhi tujuan
tersebut, disusunlah suatu pedoman khusus yang diharapkan dapat menjadi
panduan bagi dokter pembimbing kepaniteraan klinik dalam membimbing
mahasiswa.

1.2 Tujuan Pembelajaran


Tujuan Pembelajaran Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin adalah terbentuknya suatu standar berupa pedoman praktis yang
berisikan paparan kepada dosen pembimbing dan mahasiswa kepaniteraan klinik
mengenai sasaran pembelajaran yang akan dicapai, metode pembelajaran yang
akan dilakukan, dan evaluasi akhir selama menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin.
Pada akhir modul diharapkan mahasiswa mampu mencapai 7 area
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia yaitu memiliki
profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi yang
efektif, pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan.

1
2
BAB II
Sasaran Pembelajaran

I. Sasaran Pembelajaran Umum


Setelah melewati Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin, dokter muda dapat melakukan penanganan kasus-kasus
dermatovenerologi secara komprehensif dan profesional sesuai dengan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).

II. Sasaran Pembelajaran Khusus


Fakultas Kedokteran khususnya dalam hal ini dokter pembimbing di
Rumah Sakit Pendidikan terkait diharapkan mampu mengaplikasikan modul
kepaniteraan klinik ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dengan berpedoman
kepada standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang telah ditetapkan.

3
4
N Kompetensi Sub Learning Outcome Tujuan Belajar
o Kompetensi

1 Komunikasi Berkomunikasi Mampu melakukan Mampu melakukan autoanamnesis dan alloanamnesis


efektif dengan pasien anamnesis pada pasien dan pada pasien penyakit kulit dan kelamin
serta anggota keluarganya dengan empati,
keluarganya sistematis dan efisien
Mampu menyampaikan 1. Mampu menjelaskan kepada pasien prosedur
informasi tentang kondisi diagnostik dan resiko yang akan dialami oleh pasien
pasien kepada pasien dan
keluarganya 2. Mampu menyampaikan hasil pemeriksaan fisik dan
penunjang kepada pasien dan keluarganya

3. Mampu menyampaikan diagnosis kerja atau diagnosis


pasti kepada pasien dan kelurganya
Mampu memberikan 1. Mampu menyampaikan rencana penatalaksanaan

5
Edukasi pada pasien dan pada pasien dan keluarganya
keluarganya
2. Mampu memberikan informasi penggunaan obat pada
pasien dan keluarganya

3. Mampu memberikan edukasi pada keluarga pasien


pada kasus kegawatan

4. Mampu memberikan edukasi dan konseling pada


pasien dan keluarganya
Berkomunikasi Mampu membuat rujukan 1. Mampu menentukan kapan pasien harus dirujuk
dengan sejawat dan konsultasi kepada 2. Mampu membuat surat rujukan
dokter spesialis kulit dan 3. Mampu melakukan konsultasi pada dokter spesialis
kelamin terkait dengan kondisi pasien
Berkomunikasi Mampu bekerjasama 1. Mampu bekerjasama dengan perawat dalam
dengan profesi dengan profesi lain seperti pengelolaan pasien yang mengalami penyakit kulit dan
lain perawat, laboran, apoteker kelamin.
dll 2. Mampu menuliskan permintaan pemeriksaan
penunjang (laboratorium, radiologi)

6
3. Mampu menulis resep dengan benar
2 Keterampilan Mampu Mampu mencatat 1. Mampu mencatat hasil anamnesis
klinis memperoleh dan informasi penting dan 2. Mampu mencatat hasil pemeriksaan fisik dan
mencatat akurat tentang pasien penunjang
informasi yang
akurat serta
penting tentang
pasien dan
keluarganya
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan fisik: prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan inspeksi
prosedur klinik Inspeksi kulit, membrane kulit dengan kaca pembesar
dan mukosa, perineal, kuku, 2. Mampu melakukan secara mandiri inspeksi kulit
laboratorium rambut dan scalp dengan membrane mukosa, perineal, kuku, rambut dan scalp
kaca pembesar dan senter dengan kaca pembesar dan senter
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik

7
melakukan pemeriksaan fisik palpasi konsep, teori, prinsip maupun indikasi, dan cara
prosedur klinik dan deskripsi lesi, inspeksi melakukan palpasi dan deskripsi lesi
dan dengan lampu UV/ wood’s 2. Mampu melakukan secara mandiri palpasi dan
laboratorium lamp. deskripsi lesi pada kasus
Menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori, prinsip
maupun indikasi, dan cara melakukan inspeksi kulit
dengan lampu UV (wood’s lamp)
3. Pernah melakukan atau pernah menerapkan dibawah
supervisi (P3)
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan tambahan prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
prosedur klinik seperti dermografisme, pemeriksaan tambahhan seperti dermografisme,
dan penyiapan dan penilaian penyiapan dan penilaian sediaan KOH, Methyline biru
laboratorium sediaan KOH, Methyline dan gram dan pemeriksaan dengan lampu wood
biru dan gram dan 2. Mampu melakukan secara mandiri palpasi dan
pemeriksaan dengan deskripsi lesi pada kasus

8
Lampu wood 3. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
Menguasai secara teoritis pemeriksaan tambahan seperti biopsy plong, uji temple
baik konsep, teori, prinsip dan uji tusuk
maupun indikasi, dan cara
melakukan pemeriksaan
tambahan seperti biopsy
plong, uji temple dan uji
tusuk
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan dan melakukan secara teoritis baik
melakukan pemeriksaan konsep, teori, prinsip maupun indikasi, dan cara
prosedur klinik keteramppilan terapeutik melakukan keterampilan terapeutik seperti pemilihan
dan seperti pemilihan obat obat topical, insisi dan drainasi abses, eksisi tumor
laboratorium topical, insisi dan drainasi jinak, ekstraksi komedo, perawatan luka, kompres,
abses, eksisi bebat kompres pada vena varikosum, dan ekstraksi

9
tumor jinak, ekstraksi kuku
komedo perawatan luka,
kompres pada vena
varikosum, dan ekstraksi
kuku
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan dan melakukan secara teoritis baik
melakukan pencegaan konsep, teori, prinsip maupun indikasi, dan carra
prosedur klinik melakukan pencarian kontak (case finding)
dan
laboratorium
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan Ujud prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
prosedur klinik Kelainan Kulit (UKK) pemeriksaan ujud kelainan kulit baik primer maupun
dan sekunder, ukuran, distribusi, ekspansi dan konfigurasi.
laboratorium 2. Mampu melakukan secara mandiri pemeriksaan UKK
dan menyebutkan secara benar. (P4)

10
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan laboratorium prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
prosedur klinik sederhana KOH pemeriksaan KOH
dan 2. Pernah meliahat atau pernah melakukan dibawah
laboratorium supervisi pemeriksaan KOH (P3)

Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pengecatan methylen blue prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
prosedur klinik dan ziehl nielsen pengecatan metylen blue dan ziehl nielsen
dan 2. Pernah melihat dan melakukan dibawah supervisi
laboratorium pengecatan methylen blue dan ziehl nielsen

Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pengecatan gram prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
prosedur klinik pengecatan gram
dan 2. Pernah melihat dan melakukan dibawah supervisi
laboratorium pengecatan gram (P3)

11
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan urethral dan anal swab prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan urethral
prosedur klinik dan anal swab
dan 2. Pernah melihat dan melakukan dibawah supervisi
laboratorium urethral dan anal swab (P3)
Mampu Mampu melakukan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan identifikasi prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan
prosedur klinik parasit identifikasi parasit (scabies, trichomonas)
dan 2. Pernah melihat dan melakukan identifikasi parasit
laboratorium dibawah supervisi (P3)

Mampu Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan punch biopsi prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan punch
prosedur klinik biopsy
dan 2. Pernah melihat dan didemonstrasikan punch biopsy
laboratorium

12
Mampu Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan pemeriksaan patch test dan prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan patch test
prosedur klinik prick test dan prick test
dan 2. Pernah melihat dan didemonstrasikan patch dan prick
laboratorium test

Mampu Mampu menjelaskan cara 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan insisi dan drainage abses prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan insisi dan
prosedur klinik drainase abses
dan 2. Pernah melihat dan didemonstrasikan insisi/ drainase
laboratorium abses (P3)

Mampu Mampu melakukan eksisi 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep, teori,
melakukan tumor prinsip maupun indikasi, dan cara melakukan eksisi
prosedur klinik tumor.
dan 2. Pernah melihat eksisi tumorr (P2)
laboratorium
Mampu Mampu memilih dan 1. Mampu menjelaskan macam-macam bentuk sediaan
melakukan memberikan terapi obat di bagian kulit dan kelamin.

13
Prosedur klinik Sesuai dengan bentuk 2. Mampu memilih bentuk sediaan obat sesuai
dan sediaan obat dengan kasus
laboratorium
Mampu Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik konsep,
melakukan terapi akne vulgaris teori, prinsip maupun indikasi, diagnosis dan
prosedur klinik cara melakukan terapi akne dan komedo
dan 2. Pernah melihat dan melakukan dibawah
laboratorium supervisi cara diagnosis dan terapi akne vulgaris

Mampu Mampu melakukan rawat 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik


melakukan luka/ulkus dan melakukan konsep, teori, prinsip maupun indikasi, dan cara
prosedur klinik dressing melakukan perawatan luka/ulkus serta dressing
dan 2. Mampu melakukan secara mandiri perawatan
laboratorium luka/ulkus dan dressing

Mampu Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik


melakukan terapi vena varikosa, terapi konsep, teori, prinsip maupun indikasi, dan cara

14
prosedur klinik kompresif dan ulkus vena melakukan terapi kompresif vena varikosa dan
dan di kaki ulkus vena di kaki
laboratorium 2. Pernah melhat dan didemonstrasikan terapi
kompresif vena varikosa dan ulkus vena dikaki
(P2)
Mampu Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan secara teoritis baik
melakukan fototerapi konsep, teori, prinsip maupun indikasi, dan cara
prosedur klinik melakukan fototerapi
dan
laboratorium
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala DKI,
melakukan Dermatitis/Eksema DN, dan DP
prosedur klinik  Dermatitis kontak 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis pada
dan iritan, (DKI) DKI, DN, dan DP
laboratorium  Dermatitis 3. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
numularis (DN) pendahuluan DKA dan LSK (3A)
 Dermatitis popok 4. Mampu memberi terapi hingga tuntas secara
(DP) mandiri kasus DKI, DN, dan DP (4)

15
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi
melakukan Infeksi jamur superficial jamur superficial
prosedur klinik (Tinea capitis, T. Barbae, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan T. Faciale, T. Corporis, T. laboratories pada pasien yang mengalami
laboratorium Manus, T. Unguinum, T. Infeksi Jamur
Cruris, T. Pedis, T. 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
Versicolor, Kandidiasis pemeriksaan pada pemeriksaan yang mengalami
Mukokutan) infeksi jamur superficial dan
menginterpretasikan hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
infeksi jamur superficial
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi
melakukan Infeksi Bakterial (Lepra, bakterial
prosedur klinik Reaksi Lepra, Impetigo, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan ecthyma, folikulitis, laboratories pada pasien yang mengalami
laboratorium furunkel, karbunkel, Infeksi Bakterial
erythrasma, erysipelas) 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami

16
infeksi bakterial dan menginterpretasikan
hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
infeksi bakterial
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan reaksi lepra (3A)

Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Infeksi


melakukan Infeksi Virus (Herpes Virus
prosedur klinik zoster, Varisela, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan Moluscum contagiosum, laboratories pada pasien yang mengalami
laboratorium verucca vularis, Infeksi Virus
Condyloma acuminata) 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami
Infeksi Virus dan menginterpretasikan hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Infeksi Virus
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan kondiloma akuminata (3A)

17
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala
melakukan Gangguan Kelenjar (Akne Gangguan Kelenjar
prosedur klinik ringan, Akne sedang-berat, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan Miliaria, hidradenitis laboratories pada pasien yang mengalami
laboratorium supurativa, perioral Gangguan Kelenjar
dermatitis ) 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami
Gangguan Kelenjar dan menginterpretasikan
hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Gangguan Kelenjar (4)
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan Akne sedang-berat (3A)

Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Erupsi


melakukan Erupsi Eritroskuamosa Eritroskuamosa
prosedur klinik (Psoriasis vulgaris,

18
dan dermatitis seboroik, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
laboratorium pytiriasis rosea) laboratories pada pasien yang mengalami
Erupsi Eritroskuamosa
3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami
Erupsi Eritroskuamosa
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Erupsi Eritroskuamosa
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan psoriasis vulgaris (3A)

Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala


melakukan penyakit kulit alergi Urtikaria
prosedur klinik Urtikaria akut, kronis 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan angioderma laboratories pada pasien yang mengalami
laboratorium penyakit kulit alergi Urtikaria
3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami

19
penyakit kulit alergi Urtikaria dan
menginterpretasi hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Urtikaria akut (4)
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan Urtikaria kronis (3A), angioderma
(3B)

Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Erupsi


melakukan Erupsi Obat obat
prosedur klinik (Exanthematous drug 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan eruption, Fixed drug laboratories pada pasien yang mengalami Erupsi
laboratorium eruption) Obat
3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami
erupsi obat dan menginterpretasi hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Erupsi obat (4)

20
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Reaksi
melakukan dan merujuk reaksi autoimun
prosedur klinik autoimun (Lupus 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan eritomatosus kulit) laboratories pada pasien yang mengalami Reaksi
laboratorium autoimun
3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami
Reaksi autoimun dan menginterpretasi hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan merujuk Reaksi
autoimun (2)
Mampu Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Penyakit
melakukan merujuk Penyakit Vesikobulosa
prosedur klinik Vesikobulosa (Toxic 2. Mampu merujuk Penyakit Vesikobulosa
dan epidermal nekrolisis dn
laboratorium steven-jhonson)
Mampu Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Insect
melakukan terapi Insect bites dan bites dan infestasi
prosedur klinik infestasi (Skabies, insect
ite reactions, Pediculosis

21
dan capitis, Pediculosis Pubis, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
laboratorium cutaneous larva migran, laboratories pada pasien yang mengalami Insect
filariasis) bites dan infestasi
3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien yang mengalami Insect
bites dan infestasi dan menginterpretasi
hasilnya
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Insect bites dan infestasi
Mampu Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Infeksi
melakukan terapi Infeksi Menular Menular seksual dan infeksi genital
prosedur klinik Seksual (Uretritis 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
dan GO/NGO, Servisitis laboratories pada pasien yang mengalami
laboratorium GO/NGO, Herper Infeksi Menular seksual dan infeksi genital
Genitalis, sifilis, bakterial 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
vaginosis, Trichomoniasis) pemeriksaan pada pasien yang mengalami
dan infeksi genital Infeksi Menular seksual dan infeksi genital
(Vulvitis, cervisitis, dan menginterpretasi hasilnya
bartholinitis)

22
4. Mampu mendiagnosis dan terapi secara mandiri
Infeksi Menular seksual dan infeksi genital
Mampu Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala
melakukan terapi kelainan pigmen 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
prosedur klinik (vitiligo, melasma, albino, laboratories pada pasien yang mengalami
dan hiperpigmentasi 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
laboratorium pascainflamasi dan pemeriksaan pada pasien yang mengalami dan
hipopigmentasi menginterpretasi hasilnya
pascainflamasi) 4. Mampu mendiagnosis dan merujuk albino (2)
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan vitiligo, melasma, hiperpigmentasi
pascainflamasi dan hipopigmentasi
pascainflamasi (3A)
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala
melakukan klinik dan merujuk 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis dan
prosedur klinik kelainan neoplasma laboratories pada pasien yang mengalami
dan (keratosis seboroik, kista 3. Mampu menganalisis data hasil anamnesis dan
laboratorium epitel) pemeriksaan pada pasien yang mengalami dan
menginterpretasi hasilnya

23
4. Mampu mendiagnosis dan merujuk keratosis
seboroik (2)
5. Mampu merujuk kepada Sp.KK dengan terapi
pendahuluan kista epitel (3A)
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu mendiagnosis dan merujuk tumor epitel
melakukan klinik dan merujuk tumor (2)
prosedur klinik epitel premaligna dan 2. Mampu merujuk kepada Sp.KK tumor epitel
dan maligna (karsinoma sel
laboratorium skuamosa, karsinoma sel
basal)
Mampu Mampu mendiagnosis 1. Mampu mendiagnosis dan merujuk tumor
melakukan klinik dan merujuk tumor dermis (2)
prosedur klinik dermis (Xanthoma, 2. Mampu merujuk kepada Sp.KK tumor dermis
dan hemangioma) (2)
laboratorium
3. Landasan Menerapkan Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan struktur anatomi kulit
Ilmiah konsep-konsep Fisiologi Kulit 2. Mampu menjelaskan fungsi kulit
kedokteran dan prinsip- 3. Mampu menjelaskan proses keratinisasi
prinsip ilmu 4. Mampu menjelaskan proses melanisasi

24
biomedik, Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan siklus pertumbuhan
klinik, perilaku pertumbuhan rambut dan rambut
dan ilmu kuku 2. Mampu menjelaskna struktur anatomi dan
kesehatan fisiologi perkembangan kuku
masyarakat
sesuai dengan
pelayanan
kesehatan
tingkat primer
Menerapkan Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan syaraf yang terlibat dalam
konsep-konsep patofisiologi gatal timbulnya rasa gatal
dan prinsip- 2. Mampu menjelaskan mekanisme timbulnya rasa
prinsip ilmu gatal
biomedik, Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Infeksi
klinik, perilaku Infeksi Jamur Profunda Jamur Profunda
dan ilmu (Actinomycosis, 2. Mampu mengenali UKK Infeksi Jamur
kesehatan Chromoblastomycosis, Profunda
masyarakat maduromycosis) 3. Mampu merujuk Infeksi Jamur Profunda

25
sesuai dengan Mampu mengenali dan 1. Mampu menjelaskna tanda dan gejala morphea,
pelayanan merujuk morphea, Lichen Lichen sclerosus et atrophicus
kesehatan sclerosus et atrophicus 2. Mampu merujuk morphea, Lichen sclerosus et
tingkat primer atrophicus
Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit
pathogenesis penyakit autoimun
autoimun ( 2. Mampu merujuk penyakit autoimun
dermatomytosis, sclerosis
sistemik,
scleroderma/morphea,
lupus erythematosus)
Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala
merujuk Gangguan Gangguan Pigmentasi
Pigmentasi (Vitiligo, 2. Mampu melakukan pemeriksaan klinis
melasma, post Gangguan Pigmentasi
inflammatory 3. Mampumendiagnosis dan merujuk Gangguan
Hyperpigmentation, post Pigmentasi
inflammatory
Hypopigmentation)

26
Menerapkan Mampu mengenali dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Lichen
konsep-konsep merujuk Lichen planus, planus, Granuloma Anulare
dan prinsip- Granuloma Anulare 2. Mampu merujuk Lichen planus, Granuloma
prinsip ilmu Anulare
biomedik, Mampu mengenali dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala
klinik, perilaku merujuk Gangguan Gangguan rambut dan kuku
dan ilmu rambut dan kuku 2. Mampu merujuk Gangguan rambut dan kuku
kesehatan (Alopecia areata,
masyarakat androgenic alopecia,
sesuai dengan trichotillomania, Telogen
pelayanan efuvium)
kesehatan Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Gangguan
tingkat primer Gangguan keratinisasi keratinisasi
(ichtyosis vulgaris) 2. Mampu merujuk Gangguan keratinisasi
Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Chancroid
merujuk Chancroid 2. Mampu memberikan terapi terlebih dahulu
sebelum merujuk Chancroid
3. Mampu merujuk Chancroid

27
Menerapkan Mampu mengenali Tumor 1. Mampu menjelaskan etiologi dan faktor resiko
konsep-konsep Sel Melanostik (Lentigo, Tumor Sel Melanostik
dan prinsip- Nevus pigmetosus) 2. Mampu menjelaskan patogenesis Tumor Sel
prinsip ilmu Melanostik
biomedik, Mampu menjelaskan 1. Mampu menjelaskan etiologi dan faktor resiko
klinik, perilaku Melanoma maligna Melanoma maligna
dan ilmu 2. Mampu menjelaskan patogenesis Melanoma
kesehatan maligna
masyarakat Mampu mengenali Tumor 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Tumor
sesuai dengan epitelial jinak / Ganas epitelial jinak / Ganas
pelayanan (Keratosis seboroik, 2. Mampu menjelaskan patogenesis Melanoma
kesehatan keloid, basalioma, maligna
tingkat primer Bowen’s Disease, aktinik 3. Mampu merujuk Tumor epitelial jinak /
keratosis, karsinoma sel Ganas
skuamosa )
Mampu mengenali dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala Tumor
merujuk Kista epitelial dan Jaringan fibrosa
Tumor Jaringan fibrosa 2. Mampu merujuk Tumor Jaringan fibrosa
(keloid)

28
Mampu mengenali dan 1. Mampu menjelaskan tanda dan gejala
merujuk Xanthoma, Xanthoma, hemangioma
hemangioma 2. Mampu menjelaskan patogenesis Xanthoma,
hemangioma
3. Mampu merujuk Xanthoma, hemangioma
4. Pengelolaan Mengelola Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu menjelaskan etiologi dan patogenesis
masalah penyakit, merujuk dengan terlebih Rosacea
kesehatan keadaan sakit dahulu memberikan terapi 2. Mampu memberikan terapi terlebih
dan masalah Rosacea (3A) pendahuluan pada pasien rosacea
pasien sebagai 3. Mampu merujuk pasien Rosacea
individu yang Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu memubuat rencana penatalaksanaan
utuh, bagian merujuk dengan terlebih pasien Psoriasis Vulgaris dan Erytroderma
dari keluarga dahulu memberikan terapi 2. Mampu memberikan terapi terlebih
dan masyarakat Psoriasis Vulgaris pendahuluan pada pasien Psoriasis Vulgaris dan
erytroderma (3A) Erytroderma
3. Mampu merujuk pasien Psoriasis Vulgaris dan
Erytroderma
Mengelola Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu memubuat rencana penatalaksanaan
penyakit, merujuk dengan terlebih pasien angioedema

29
keadaan sakit dahulu mengatasi 2. Mampu memberikan terapi terlebih
dan masalah kegawatan angioedema pendahuluan pada pasien Angioedema
pasien sebagai 3. Mampu merujuk pasien Angioedema
individu yang Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu memubuat rencana penatalaksanaan
utuh, bagian merujuk dengan terlebih pasien Toxic Epiderma necrolysis, sindroma
dari keluarga dahulu mengatasi steven - johnson
dan masyarakat kegawatannya (Toxic 2. Mampu memberikan terapi terlebih
Epiderma necrolysis, pendahuluan pada pasien Toxic Epiderma
sindroma steven - johnson) necrolysis, sindroma steven – johnson
3B 3. Mampu merujuk pasien Toxic Epiderma
necrolysis, sindroma steven - johnson
Mampu mendiagnosis dan 1. Mampu memubuat rencana penatalaksanaan
merujuk dengan terlebih pasien DKA, LSK, DA
dahulu memberikan terapi 2. Mampu memberikan terapi terlebih
pendahuluan pendahuluan pada pasien DKA, LSK, DA
 Dermatitis Kontak 3. Mampu merujuk pasien DKA, LSK, DA
Alergika (DKA)

30
 Liken Simpleks
Kronik (LSK)
 Dermatitis Atopik
(DA)
Ma Mampu mendiagnosis 1. Mampu memubuat rencana penatalaksanaan
dan merujuk dengan pasien reaksi lepra dan tuberkulosis kutis
terlebih dahulu 2. Mampu memberikan terapi terlebih
memberikan terapi pendahuluan pada pasien reaksi lepra dan
pendahuluan reaksi lepra tuberkulosis kutis
dan tuberkulosis kutis 3. Mampu merujuk pasien reaksi lepra dan
tuberkulosis kutis
5. Pengelolaan Menggunakan Mampu melakukan telaah 1. Mampu mengakses jurnal atau informasi terbaru
Informasi teknologi kritis terhadap jurnal terkait penyakit kulit dan kelamin
informasi dan penyakit kulit dan kelamin 2. Mampumembaca dan melakukan telaah kritis
komunikasi terhadap jurnal penyakit kulit dan kelamin
untuk
membantu
penegakan

31
diagnosis,
pemberian
terapi, tindakan
pencegahan dan
promosi
kesehatan, serta
penjagaan dan
pemantauan
status pasien
Memanfaatkan  Mampu menggunakan  Mampu menerapkan jurnal baru terkait penyakit
Informasi teknologi informasi kulit dan kelamin untuk membantu penegakan
kesehatan untuk membantu diagnosis dan memberikan terapi pada pasien
penegakan diagnosis penyakit kulit dan kelamin
dan pemberian terapi  Mampu membuat dan menggunakan rekam
 Mampu membuat dan medis dengan baik dan benar
menggunakan rekam
medis untuk
meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan

32
6. Mawas diri Mampu Mampu menerima umpan  Mampu menilai kemampuan dan keterbatasan
pengembangan menerapkan balik dalam kegiatan diri berkaitan dengan penyakit kulit dan kelamin
diri mawas diri pembelajaran dan berkonsultasi bila diperlukan
 Mampu menyadari peran hubungan
interpersonal dalam ligkungan profesi dan
pribadi
 Mampu menerima/mendengarkan secara akurat
dan bereaksi secara wajar atas kritik yang
membangun dari pasien dan sejawat, instruktur
dan penyelia
 Mampu mengelola umpan balik hasil kerja
sebagai bagian dari pelatihan dan praktik

33
III. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia kepaniteraan klinik ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
terdiri atas tenaga pelaksana dan tenaga pengelola.
1. Tenaga Pelaksana
a. Staf pengajar terdiri atas:
i. Paramedis RS Pendidikan
ii. Tenaga medis / para pembimbing / narasumber / tutor
di RS Pendidikan
b. Tenaga administrasi
c. Tenaga perpustaka
2. Tenaga Pengelola
Tenaga pengelola atau koordinator pendidikan bertugas untuk
mengkoordinasikan kegiatan dan bertanggung jawab kepada Kepala
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin atas seluruh kegiatan
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di RS
pendidikan terkait. Tenaga pengelola akan bekerjasama dengan :
a. Tenaga pengajar, yang bertanggungjawab untuk :
i. Menyusun jadwal kegiatan kepaniteraan
ii. Mengawasi kelancaran proses kegiatan kepaniteraan
iii. Mengumpulkan soal ujian dan membuat naskah
ujian tertulis
iv. Mengkoreksi dan member nilai ujian tertulis
v. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan ujian
kepaniteraan
vi. Memonitor dan mengatur tersedianya sarana
pembelajaran
b. Tenaga administrasi dan teknis, yang
bertanggung jawab :
i. Tenaga administrasi bertugas untuk
menyiapkan absensi mahasiswa dan

34
pengajar, korespondensi, mengarsipkan
dokumen pendidikan, dan menghubungi
pengajar.
ii. Tenaga perpustakaan bertugas untuk
mengatur peminjaman sumber-sumber
rujukan yang dipakai selama
kepaniteraan berlangsung.
IV. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Sarana kegiatan kepaniteraan klinik llmu Kesehatan Kulit


dan Kelamin berupa :
a. Puskesmas
b. Rumah Sakit Pendidikan (Poliklinik / rawat jalan Kulit dan
Kelamin, rawat inap Kulit dan Kelamin atau yang
dikonsultasikan ke Kulit dan Kelamin, Instalansi Gawat
Darurat (IGD), ruang prosedur / tindakan, laboratorium)
c. Bakti Sosial dan lokakarya / workshop
d. Ruang Kullah
e. Ruang Diskusi mahasiswa
f. Ruang rekam medis
g. Perpustakaan
2. Prasarana
a. Peralatan medis yang digunakan dalam kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (stetoskop, tensimeter,
timbangan, lampu wood, dll)
b. Buku pedoman Modul Kepaniteraan Klinik ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin bagi staf pengajar kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
c Buku pedoman Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin bagi mahasiswa kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan kulit dan Kelamin.

35
d. Buku pedoman kerja / log book mahasiswa kepaniteraan
klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
e. Sumber rujukan berupa text book, majalah, jumal dalam
bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin:
i. Fitz Patrick's Dermatology in general medlcine. ed,
ke-8, New york. Mc Graw-Hil: 20st
ii. James wD, Berger TG, Elston DM. Andrew's
Diseases of the skin clinical dermatology, ed. ke-
11, Philadelphia: WB Saunders Company 2011.
iii. Djuanda A. Hamzah M, Asah s. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, FKUI Jakarta, 1999 iv. Standar
Kompetensi Dokter Indonesia. Konsil Kedokteran
Indonesia, ed ke-2.Jakarta, 2012 v. Panduan anan
medis dokter SpKK, Perdoski 2011.
vi. Johnson RA, Suurmond D, Fitz Patrick's color atlas
and synopsis of clinical dermatology, McGraw-Hill
Medical Publishing Division. 2005.
vii. Siregar RS, Atlas berwarna saripasti penyakit kulit,
EGC Jakarta, 2005.
viii. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook's
textbook of dermatology. Wiley-blackwell, ed ke-8,
2012.
ix. Sjamsoe ES, Linuwih S. Kusta, edisi ke 2: balai
penerbit FKUI, 2003 iv.

V. Bentuk Kegiatan

Kegiatan pembelajaran pendidikan klinik dapat dilakukan dengan


menggunakan beberapa metode. Pemilihan metode yang digunakan,
maupun jadwal dan frekuensi kegiatan dapat disesuaikan dengan

36
kondisi di masing-masing Fakultas Kedokteran. Bentuk kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan adalah:

A. Bedside Teaching (BST)


Bedside teaching (BST) merupakan kegiatan pembelajaran
dokter muda dengan bimbingan Dokter Pembimbing Klinik
(DPK) dalam mengelola pasien yang mencakup kegiatan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
interpretasi klinis, penegakan diagnosis dan membuat rencana
penatalaksanaan yang dilakukan langsung pada pasien yang ada.
Dalam kegiataan BST, DPK menyiapkan dokter muda tentang
syarat pengetahuan yang harus dimiliki sebelum BST dan juga
menyiapkan pasien untuk BST. Tujuan belajar setiap BST
hendaknya disampaikan kepada dokter muda sebelum kegiatan
dimulai. Kegiatan BST ini dapat dilaksanakan di bangsal
maupun poliklinik atau unit rawat jalan. Kegiatan BST ini efektif
untuk mengajari keteramplikan klinis dan keterampilan
komunikasi. Pada BST ini dosen pembimbing menjadi role
modelling dalam pengelolaan pasien BST dapat dilakukan pada
saat DPK melakukan visite bangsal ataupun pengelolaan pasien
dipoliklinik.
Secara teknis pelaksanaan BST dilakukan 3 tahap:
1. Pre rounds (tahap sebelum visit atau berinteraksi langsung
dengan pasien) pada tahap ini Pembimbing menjelaskan
tujuan pembelajaran BST saat itu, perencanaan, dan orientasi
kasus pada dokter muda.
2. Rounds (tahap berinteraksi langsung dengan pasien) Pada
tahap ini dokter pembimbing klinik melakukan pengelolaan
pasien dari anamnesis, pemeriksaan fisik ataupun penunjang,
interpretasi klinis, penegakan diagnosis sampai manajemen
ataupun proses kegiatan lain yang dibutuhkan sesuai kasus,

37
BST pada minggu awal, mahasiswa masih mengamati DPK
dalam mengelola pasien, BST pada minggu selanjutnya.
DPK dapat meminta dokter muda yang melakukan
pengelolaan terhadap pasien (dapat pasien poli maupun
bangsal) dengan supervisi DPK.
3. Post rounds (tahap setelah visit atau berinteraksi langsung
dengan pasien): Pada tahap ini dilakukan diskusi tentang
kasus, feddback, dan refleksi.
B. Follow up pasien
Follow up pasien adalah kegiatan pembelajaran dokter
muda, dimana dokter muda mengikuti perkembangan pasien tiap
hari dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan untuk
mengetahui perjalanan penyakit ataun perkembangan pasien
yang sedang dirawat. Dokter muda mempunyai catatan medis
tentang perkembangan pasien, dan didiskusikan ke ter
pembimbing klinik. Kegiatan ini dapat membantu dokter muda
memahami aspek klinis perjalan penyakit. Kegiatan ini
dilakukan dokter muda di bangsal.
Follow up dilakukan setiap hari pada pasien bangsal yang
menjadi tanggung jawabnya
C. Tutorial Klinik

Tutorial klinik merupakan kegiatan pembelajaran berupa


diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh DPK di rumah sakit
yang berorientasi pada masalah pasien. Tutorial klinik ini
bertujuan untuk meningkatkan kemmapuan penalaran klinik
dokter muda dan agar dokter muda dapat menghubungkan ilmu
yang didapat saat tahap pendidikan sarjana kedokteran maupun
dari referensi dengan kondisi klinis yang ditemui pada pasien.
Tutorial klinik ini diharapkan dapat melatih dokter. muda untuk
melakukan penalaran klinis (clinical reasoning) dalam

38
memahami perjalanan penyakit pasien, menangani pasien secara
komprehensif berdasarkan bukti ilmiah terkini yang sesuai serta
tanggap terhadap berbagai masalah yang mempengaruhi
penangan pasien.

Tutorial klinik dilakukan dalam 3 tahap, yaitu


- Tahap pertama dokter muda melakukan identifikasi kasus
dan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang
yang sesuai kasus dengan supervisi DPK, Kegiatan ini dapat
merupakan bagian dari kegiatan BST. Kasus yang dipilih
unutk tutorial klinik adalah kasus penyakit yang mempunyai
level kompetensi 3 atau 4
- Tahap kedua adalah pertemuan pertama tutorial klinik
untuk memabhas kasus yang telah dipilih pad atahap
pertama. Pencapaian yang diharapkan tercapai dalam tahap
1 ini adalah dokter muda dapat menentukan masalah pasien,
membuat diagnosis banding serta membuat tujuan belajar
Hasil dari tutorial klinik temuan intaian meni di dasar bagi
dokter muda untuk melakukan follow up serta belajar
mandiri Belajar mandiri dapat dlakukan dalam bentuk
diskusi dengan konsultan, belajar dari referenstreferensi
ilmiah atau juga dari laporan penelitian.
- Tahap ketiga adalah tutorial klinik pertemuan ke dua dengan
kegiatan mendiskusikan hasil dari follow up pasien dan
belajar mandiri. Pencapaian yang diharapkan pada tahap 2
inl adalah dokter muda mempunyai kefahaman yang
komprehensif tentang penyakit kasus yang dipilih tersebut.

Pelaksanaan tutorial klinik dapat digabung dengan journal


reading

39
D. Refleksi Kasus

Refleksi kasus merupakan kegiatan belajar dimana dokter


muda merefleksikan sebuah kasus yang menarik bagi dokter muda
dan perlu dikaji secara mendalam dilihat dari aspek etik,
medikolegal, sosial, budaya, psikologi, atau ekonomi. Kegiatan
belajar ini bertujuan untuk memperluas sudut pandang dokter muda
dalam pengelolaan penyakit dan permasalah pasien yang dapat
melibatkan berbagai faktor.
Refleksi kasus merupakan kegiatan belajar oleh dokter muda
dengan cara dokter memilih satu kasus yang dikelolanya, dan
disetujui oleh dokter pembimbing klinik rumah sakit. Dokter muda
kemudian merefleksikan kasus tersebut dari sudut pandang aspek
etik, sosial, budaya, psikologi, ekonomi, atau medikolegal. Hasil
pengkajian mendalam terkait berbagai aspek yang menarik tersebut
dituliskan sesuai dengan format refleksi kasus. Hasil penulisan
refleksi kasus akan didiskusikan bersama dokter pembimbing.

E. Refleksi Kasus

Manajemen kasus merupakan kegiatan pembelajaran oleh


dokter muda dengan cara dokter muda melakukan pengelolaan
pasien secara lengkap yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang, menentukan diagnosis banding, merencanakan
terapi dan follow up dengan supervisi oleh DPK rumah sakit dari
kasus yang menarik. Dokter muda memilih kasus yang disetujui
DPK kemudian dokter muda melakukan pengelolaan pasien secara
lengkap. Hasil kegiatan tersebut disusun dalam lembar status pasien
dan dipresentasikan serta didiskusikan di forum dengan
pembimbingan dokter pembimbing klinik.

40
F. Journal reading
Journal reading merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan cara dokter muda mencari, membaca dan
melalukan telaah kritis terhadap suatu laporan penelitian (journal)
baik dari aspek etiologi J faktor risiko, diagnosis penatalaksanaan
ataupun prognosis yang sesuai dengan kasus yang terdapat dalam
daftar penyakit dengan level kompetensi 3 atau 4 yang ditemukan di
bangsal atau poll. Journal reading ini penting ditakukan karena
bertujuan pada proses pembelajaran ini dokter muda dapat
mengakses informasi terkini terkait penyakit tertentu dan melakukan
penanganan pasien berdasarkan evidence yang sesuai.

BAB III
KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasiswa yang mengikuti modul kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus Program Studi Sarjana
Kedokteran dan telah mengucapkan janji kepaniteraan klinik.

41
BAB IV
METODE PEMBELAJARAN
I. Lama Kepaniteraan
Lama kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin adalah 4-
6 minggu. Lamanya kepaniteraan ini ditentukan oleh kebijakan masing-
masing fakultas kedokteran

II. Lama Stase


Lama proses pembelajaran pendidikan klinik di Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin adalah 4-6 minggu

42
BAB V
EVALUASI

Evaluasi hasil belajar dapat menggunakan beberapa metode evaluasi, dan


dengan formulasi nilai akhir yang telah ditentukan. Dengan sistem penilaian ini
diharapkan nilai yang diperoleh oleh dokter muda obyektif dan meminimalisir
unsur subyektif. Pemilihan metode evaluasi, frekuensi evaluasi dan formulasinilai
akhir disesuaikan dengan kondisi di Fakultas Kedokteran masing-masing. Beberapa
metode evaluasi yang dapat digunakan dan sudah diakui validitas dan
reliabilitasnya adalah :

1. Mini CEx

Mini CEx (Mini clinical examinatlon) adalah metode penilaian yang


didesain untuk mengukur performa dokter muda, dan dapat memberikan
feedback secara langsung dalam kegiatan proses pembelajaran. MIni Cex inl
menilai secara sepotong bagian mana yang mau dinilai. Mini CEX didesain
untuk mengukur keterampilan klinis yang penting pada pelayanan. Evaluasi
dilakukan oleh seorang observer (Dokter Pemblmbing Klinik) dengan
mengamati performa dokter muda yang berinteraksi dengan pasien. Hasil
penilaian tersebut dituliskan dalam lembar penilaian terlampir yang terdiri atas
7 komponen penilaian yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, profesionalisme,
clinical judgement, keterampilan komunikas, organisasi, atau efisiensi dan
performa dokter muda. Setiap sesi dinilai dalam durasi waktu rata-rata 10 menit.

Daftar penyakit yang dapat dilakukan penilaian dengan mini CEx


adalah daftar penyakit yang kompetensi A3BA dan sering dijumpai.
Penilaian Mini CEx meliputi 3 jenis kegiatan yaitu:
a. Ketrampilan anamnesis
b. Ketrampilan pemeriksaan fisik
c. Ketrampilanterkait diagnosis dan manajemen

43
Lembar penilaian dan cara penilaian Mini CEx terlampir.

2. DOPS

DOPs (Direct observation Procedural skills) merupakan metode


penilaian dokter muda dengan cara pengamatan langsung oleh observer (DPK)
terhadap keterampilan prosedural. keterampilan yang dinilai dengan metode ini
adalah keterampilan yang kompetensinya adalah 4, yaitu keterampilan yang
memang harus dapat dilakukan secara mandiri. Materi ketrampilan yang akan
diujikan sudah ditentukan. Setiap sesi dinilai dalam durasi waktu ratarata 10
menit.

Lembar Penilaian dan cara penilaian DOPS terlampir.

Daftar Ketrampilan yang bisa dikiujikan dengan DOps terlampir.

3. Tutorila Klinik

Tutorial klinik Tutorial klinik merupakan kegiatan pembelajaran


berupa diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh DPK di rumah sakit yang
berorientasi pada masalah pasien. Tutorial klinik ini bertujuan untuk
meningkatkan kemmapuan penalaran klinik dokter muda, dan agar dokter muda
dapat menghubungkan ilmu yang didapat saat tahap pend dikan sarjana
kedokteran maupun dari referensi dengan kondisi klinis yang ditemui pada
pasien. Tutorial klinik ini diharapkan dapat melatih dokter muda untuk
melakukan penalaran klinis (clinical reasoning) dalam memahami perjalanan
penyakit pasien, menangani pasien secara komprehensif berdasarkan bukti
dmiah terkini yang sesuai serta tanggap terhadap berbagai masalah yang
mempengaruhi penangan pasien.
Tutorial klinik dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

44
- Tahap pertama dokter muda melakukan identifikasi kasus
dan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang
yang sesuai kasus dengan supervisi DPK. Kegiatan ini dapat
merupakan bagian dari kegiatan BST. Kasus yang dipilih
unutk tutorial klinik adalah kasus penyakit yang mempunyai
level kompetensi 3 atau 4.
- Tahap kedua adalah pertemuan pertama tutorial klinik untuk
membahas kasus yang telah dipilih padatahap pertama,
Pencapaian yang diharapkan tercapai dalam tahap 1 ini
adalah dokter muda dapat menentukan masalah pasien,
membuat diagnosis banding serta membuat tujuan
belajar.Hasil dari tutorial klinik pertemuan 1 ini akan
menjadi dasar bagi dokter muda untuk melakukan follow up
serta belajar mandiri. Belajar mandiri dapat dilakukan dalam
bentuk.diskusi dengan konsultan, belajar dari referensi
referensi ilmiah atau juga dari laporan penelitian.
- Tahap ketiga adalah tutorial klinik pertemuan ke dua dengan
kegiatan mendiskusikan hasil dari follow up pasien dan
belajar mandiri. Pencapaian yang diharapkan pada tahap 2
ini adalah dokter muda mempunyai kefahaman yang
komprehensif tentang penyakit kasus yang dipilih tersebut.
Tutorial klinik ini pada pelaksanaannya bisa digabung dengan journal reading
Lembar penilaian dan cara penilaian terlampir

4. Refleksi kasus

Refleksi kasus Refleksi kasus merupakan kegiatan belajar dimana


dokter muda merefleksikan sebuah kasus yang menarik bagi dokter muda dan
perlu dikaji secara mendalam dilihat dari aspek etik, medikolegal, sosial,
budaya, psikologi, atau ekonomi. Kegiatan belajar ini bertujuan untuk

45
memperluas sudut pandang dokter muda dalam pengelolaan penyakit dan
permasalah pasien yang dapat melibatkan berbagai faktor.

Refleksi kasus merupakan kegiatan belajar oleh dokter muda dengan


cara dokter memilih satu kasus yang dikelolanya, dan disetujui oleh dokter
pemblmbing klinik rumah sakit. Dokter muda kemudian merefleksikan kasus
tersebut dari sudut pandang aspek etik, sosial, budaya, psikologi, ekonomi, atau
medikolegal. Hasil pengkajian mendalam terkait berbagai aspek yang menarik
tersebut dituliskan sesual dengan format refleksi kasus. Hasil penulisan refleksi
kasus akan didiskusikan bersama dokter pembimbing.
Lembar penilaian dan cara penilaian terlampir

5. Journal Reading

Journal reading merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan


dengan cara dokter muda mencari, membaca dan melalukan telaah kritis
terhadap suatu laporan penelitian (ournan baik dari aspek etiologil faktor risiko,
diagnosis penatalaksanaan ataupun prognosis yang sesuai dengan kasus yang
terdapat dalam daftar penyakit dengan level kompetensi 3 atau 4 yang
ditemukan di bangsal atau poli Journal reading ini penting dilakukan karena
bertujuan pada proses pembelajaran ini dokter muda dapat mengakses informasi
terkini terkait ilmu kesehatan kulit dan kelamin dan melakukan penanganan
pasien berdasarkan evidence yang sesuai. Penilai journal reading ini adalah
dokter pembimbing.Kegiatan belajar ini dapat dilaksanakan sebagai bagian dari
proses kegiatan belajar tutorial klinik.

6. OSLER

OSLER (objective Structured Long Examination Record) merupakan


metode penilaian yang menilai kemampuan dokter muda dalam menangani

46
kasus secara komprehensif, dinilai dari 3 bagian yaitu: anamnesis, pemeriksaan
fisik dan manajemen komprehensif. Pemilihan kasus untuk ujian OSLER ini
ditentukan oleh dokter pembimbing berdasarkan kasus yang level
kompetensinya 4 atau 3A atau 3B. Penilaian dilakukan oleh dokter pembimbing
dan dilaksanakan dalam bentuk ujian lisan.
Metode OSLER ini efektif dapat mengevaluasi performance mahasiswa pada
pasien sesungguhnya, baik skil, knowledge maupun attitude, serta manajemen
terhadap suatu kasus. Ujian OSLER ini dilakukan pada minggu terakhir.
Penilaian dituliskan dalam lembar penilaian untuk OSLER.
Lembar penilaian dan cara penilaian terlampir

7. Ujian Tulis

Ujian Tulis ujian tulis merupakan ujian di setiap akhir stase dengan
menggunakan Multiple Choice Questions (MCQ) yang dibuat sesuai format Uji
Kompetensi Dgkter Indonesia (UKDI). Ujian dilakukan di RS pendidikan.

47
Daftar Rujukan

1. Buku Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,


Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jakarta, 2012.
2. Buku Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2011.
3. Modul Kepaniteraan Klinik tlmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Program
Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana, Jakarta, 2009.
4. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran
Indonesia, Jakarta, 2012.
5. Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia,
Jakarta, 2012.
6. Amin Z, Khoo HZ. Basic In Medical Education 2nd Ed World Scientific.
Asean University.2009.
7. Kogan JR, Bellini RM, Shea J (2002). Implementation of the Mini CEx to
Evaluate Medical Student Clinical skill, Acced Med 77 (11) 1156-57.

48
Daftar Lampiran

1. Tim Penyusun Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan


Kelamin Lampiran
2. Formulir Mini Clinical Examination Lampiran
3. Formulir Direct Observation of Procedural skills Lampiran
4. Formulir Journal Reading Lampiran
5. Formulir Tutorial Klinik Lampiran
6. Formulir objective Structured Long Examination Record Lampiran
7. Formulir Refleksi Kasus Lampiran
8. Daftar Problem Utama Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Lampiran
9. Daftar Penyakit dan ketrampilan Klinis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

49
LAMPIRAN I

TIM PENYUSUN MODUL

1. dr. Chadijah Latief, SpKK


2. dr. Jihan Samira, MPd.Ked
3. dr. Bilkes,SpKK
4. dr. Siska Anggreni Lubis,SpKK
5. dr. Rosmelia,M.Kes, SpKK
6. dr. Rudyn Reymond Panjaitan,MKedC
7. dr. Arum Krismi, M.Sc, SpKK
8. dr. Pasid Harlisa,SpKK
9. dr. Diana, SpKK
10. dr. Erna Harijati,SpKK
11. Dr.dr. Sri Vitayani,SpKK.
12. dr. Ago Harlim,SpKK
13. dr. Seniwaty Ismail, SpKK
14. dr. Siti Aminah TSE,SpKK,MKes
15. dr. Heriyanto,SpKK.
16. dr Citra Cahyarini,SpKK
17. dr. Nia Ayu Saraswati, MPd.Ked
18. 18. dr. Riza Rivani, Msi. Kes

50
51
LAMPIRAN II

Contoh Lampiran Formulir

CE (MINI CLINICAL EAMINATION)

Penilai Tanggal

Dokter muda NIM

Problem pasien / diagnosis Mini-CEX ke

Situasi Ruangan  Rawat jalan  Rawat inap  UGD  Lain-lain


Pasien Umur : Jenis kelamin :  Baru  Follow up
Tingkat Kesulitan  Rendah  Sedang  Tinggi
Fokus  Pengumpul data  Diagnosis  Terapi  Konseling

52
Mohon penilai memberikan nilai berupa angka.

Tidak lulus B A/B A


NILAI <70 70-74,9 75-79,9 ≥80

1. Kemampuan Wawancara Medis


(☐tidak diobservasi)

2. Kemampuan Pemeriksaan Fisik


(☐tidak diobservasi)

53
3. Kualitas Humanistik/
(☐tidak diobservasi)

Profesionalisme

(☐tidak diobservasi)

54
4. Keputusan Klinis/ Diagnosis
(☐tidak diobservasi)

5. Kemampuan Konseling
(☐tidak diobservasi)

6. Organisasi/ Efisiensi
(☐tidak diobservasi)

55
7. Kompetensi Klinis Keseluruhan
(☐tidak diobservasi)

Jumlah:
Keterangan:

Nilai Batas Lulus: 70

Rata-rata:

56
UMPAN BALIK TERHADAP KOMPETENSI KLINIK

Sudah bagus Perlu perbaikan

Action plan yang disetujui bersama

57
CATATAN:

1. Waktu Mini-CEX

a. Observasi : _________________________ menit b. Memberikan umpan balik : _____________________ menit

2. Keputusan Penilai terhadap Mini-CEX

a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali

3. Kepuasan Dokter Muda terhadap Mini-CEX

a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali

Tanda tangan Dokter Muda Tanda tangan Penilai

___________________________________ __________________________________

58
PEDOMAN PENGGUNAAN MINI-CEX (MINI CLINICAL EXAMINATION)

Kesulitan Kasus

Rendah : jika hanya menampilkan satu masalah

Sedang : jika hanya menampilkan dua atau tiga masalah

Tinggi : jika hanya menampilkan lebih dari tiga masalah

Keterangan kompetensi yang ada di dalam Mini-CEX:

1. Kemampuan wawancara medis (Medical Interviewing Skills)


Memberi salam, memperkenalkan diri, memfasilitasu pasien/ orang tua pasien agar dapat bercerita, bertanya efektif agar
memperoleh informasi yang akurat dan adekuat, bicara jelas, mendengar aktif, mencatat, bereaksi secara tepat terhadap sikap
dan tanda-tanda non verbal lainnya.
2. Kemampuan pemeriksaan Fisik (Physical Examinatiom Skills)
Mengikuti urutan logic, efisien, memeriksa sesuai dengan masalah, menyeimbangkan langkah skrining dan diagnostic,
memberitahu pasien saat pemeriksaan, peka terhadap kenyamanan pasien dan bersikap sopan.

59
3. Kualitas Humanistik/ Profesionalisme (Humanistic Qualities/ Professionalism)
Menghargai pasien, menunjukkan empati, belas kasih, menciptakan kepercayaan, membantu agar pasien nyaman, bisa menjaga
rahasia, memberi informasi, memperhatikan aspek legal, menyadari keterbatasan.

4. Keputusan Klinis/ Diagnosis (Clinical Judgement/ Diagnosis)


Membuat diagnosis/ diagnosis banding yang layak, selektif memilih pemeriksaan penunjang diagnosis yang sesuai,
mempertimbangkan resiko/ manfaat.
5. Kemampuan Konseling (Counseling Skill)
Menjelaskan alasan/ dasar pemeriksaan dan terapi kepada pasien/ orang tua pasien, memperoleh persetujuan tindakan medik
kalau diperlukan kepada pasien/ orang tua pasien (informed consent), memberi edukasi tentang penatalksanaan, pencegahan
dan konseling lain yang terkait dengan penyakitnya.
6. Organisasi/ Efisiensi (Organization/ efficiency)
Menentukan prioritas, menyesuaikan dengan waktu yang tersedia.
7. Kompetensi Klinis Keseluruhan (Overall Clinical Competence)
Menunjukkan bagaimana mencapai keputusan klinik, sintesis, peduli (caring), dengan efektif dan efisien dalam menggunakan
sumber yang ada, menyeimbangkan risiko dan manfaat, menyadari keterbatasan kita.

60
LAMPIRAN III

CONTOH FORMULIR DOPS (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS)

Penilai Tanggal

Dokter muda NIM

Jenis prosedur DOPS ke

Situasi ruangan ☐ Rawat jalan ☐ Rawat inap ☐ UGD ☐ Lain-lain

Tingkat kesulitan ☐ Rendah ☐ Sedang ☐ Tinggi

61
Mohon penilai memberikan nilai berupa angka.

Tidak lulus B A/B A


NILAI
<70 70-74,9 75-79,9 ≥80

1. Melakukan dan memperoleh informed


consent

(☐tidak diobservasi)

62
2. Prosedur persiapan sebelum tindakan
(☐tidak diobservasi)

3. Kemampuan teknis
(☐tidak diobservasi)

4. Teknika septik
(☐tidak diobservasi)

5. Manajemen pasca tindakan


(☐tidak diobservasi)

63
6. Profesionalisme penanganan pasien
(☐tidak diobservasi)

7. Kemampuan umum untuk tindakan secara


keseluruhan
(☐tidak diobservasi)

Jumlah :

64
Keterangan:

Nilai Batas Lulus: 70

Rata-rata :

UMPAN BALIK TERHADAP CAPAIAN DOKTER MUDA

65
CATATAN:

1. Waktu DOPS

a. Observasi : _______________________ menit b. Memberikan umpan balik : ________________________ menit

2. Keputusan Penilai terhadap DOPS

a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali

3. Kepuasan Dokter Muda terhadap DOPS

a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali

66
Tanda tangan Dokter Muda Tanda tangan Penilai

___________________________________ __________________________________

Keterangan:
1. Melakukan dan memperoleh informed consent: memberikan penjelasan kepada pasien mengenai indikasi dilakukannya
tindakan, teknik prosedur yang akan dilakukan, dan meminta kesediaan pasien terhadap tindakan tersebut.
2. Prosedur persiapan sebelum tindakan: melakukan prosedur persiapan yang diperlikan sebelum tindakan, termasuk
analgesia dan anestesi jika diperlukan
3. Kemampuan teknik: melakukan tindakan secara benar

67
4. Teknik aseptik: menjaga tindakan tetap dalm keadaan aseptik
5. Manajemen pasca tindakan: melakukan manajemen pasca tindakan, termasuk edukasi dan medikasi bila diperlukan
6. Profesionalisme: melakukan tindakan sesuai kompetensinys (komunikasi, organisasi/ penentuan prioritas, organisasi waktu
dan profesi, menghargai pasien, empati, kepercayaan, kenyamanan, sopan, dll)

7. Kemampuan umum untuk tindakan secara keseluruhan: menunjukkan kemampuan melakukan tindakan procedural
secara benar, efektif, dan efisien.

LAMPIRAN IV

CONTOH FORMULIR JOURNAL READING

Penilai :_______________________________________ Tanggal :___________________

Dokter muda : ________________________________________ NIM :___________________

Judul artikel : _______________________________________________________________________________________

Jurnal :________________________________________________________________________________________

68
No. Aspek Penilaian Maksimal Skor

1. Kesesuaian pemilihan jurnal dengan kasus dan kompetensi 0-2

dokter umum

2. Penguasaan terhadap isi jurnal 0-6

Telaah kritis
3.
a. Validity 0-4

b. Importance 0-4

c. Applicability 0-4
Total 20

Tanda tangan Dokter Muda Tanda tangan Penilai

69
____________________________________ __________________________________

LAMPIRAN V
CONTOH LEMBAR PENIILAIAN TUTORIAL KLINIK
Peran aktif Informasi
Sikap dan dan Berfikir Total
tanggung komunikasi Sumber Penguasaan kritis
No. NIM Nama Kehadiran# jawab informasi informasi

1 2 3a 3b 4

0-1-2 0-1-2 0-1-2 0-1-2 0-1-2

Keterangan: secara umum penjelasan skor 0-1-2 adalah:

70
2: Baik

1: Cukup

0: Kurang atau tidak sama sekali

Adapun rincian untuk masing-masing poin sbb:

No. Kriteria Nilai

1. Sikap dan tanggungjawab

 Kehadiran tidak terlambat (maksimal 15 menit) 2

 Penampilan sesuai ketentuan aturan disiplin masing-masing FK

 Memperhatikan jalannya diskusi

 Menjalankan tugas sesuai peran dalam diskusi (ketua, sekretaris, anggota)

 Tidak mendominasi dan menghargai pendapat orang lain

71
No. Kriteria Nilai

 Tidak interupsi hal yang tidak relevan

 Memenuhi 3-5 kriteria di atas 1

 Memenuhi < 3 kriteria di atas ATAU kehadiran terlambat ATAU tidak menghargai pendapat 0

orang lain

2. Peran aktif dan komunikasi

 Berpartisipasi aktif secara konsisten dalam diskusi (termasuk bertanya) 2

 Berkomunikasi dengan baik dan jelas (baik verbal maupun non verbal) 1

 Menyampaikan informasi atau bertanya tidak konsisten ATAU berkomunikasi tidak jelas atau 0

tidak baik.

 Tidak memenuhi kedua kriteria di atas

3 Informasi

a. Jenis sumber informasi yang digunakan

72
 Sumber informasi yang disampaikan VALID dan BENAR dan ada rujukannya (bisa berupa

No. Kriteria Nilai

buku teks atau jurnal terbaru, kuliah pakar, buku praktikum atau keterampilan medik)

 Sumber informasi benar namun tidak jelas rujukannya 1

 Sumber informasi SALAH atau tidak jelas atau tidak ada sumber (termasuk catatan kakak 0
kelas)

b. Menguasai informasi yang disampaikan

 Menguasai informasi yang disampaikan 2

 Kurang menguasai informasi yang disampaikan 1

 Tidak menguasai informasi yang disampaikan 0

4. Penalaran klinis

73
No. Kriteria Nilai

 Mampu menganalisis informasi 2


 Mampu menjawab pertanyaan
 Mampu menambahkan atau mengoreksi informasi teman

 Memenuhi 1-2 kriteria di atas 1

 Tidak memenuhi kriteria diatas 0

Total 10

74
LAMPIRAN IV

CONTOH FORMULIR OSLER

(OBJECTIVE STRUCTURED LONG EXAMINATION RECORD)

Penilai Tanggal

Dokter Muda NIM

Tingkat Kesulitan □ Rendah □ Sedang □ Tinggi

Penilai memberikan nilai berupa angka, dan memberikan nilai total.

75
Nilai

A : ≥80

A/B : 75-79,9

B : 70-74,9

Tidak Lulus : <70

Nilai batas lulus : 70

Aspek yang dinilai Nilai

Anamnesis

Kejelasan

76
Proses komunikasi ____________

Sistematika

Pemeriksaan Fisik

Teknik (termasuk sikap pada pasien)

Fakta yang penting dimunculkan

Sistematis

Manajemen Klinik

Identifikasi masalah

Kemampuan menyelesaikan masalah

77
Penalaran Klinik

Patofisiologi

Penjelasan

Nilai akhir

Kesimpulan

78
Catatan :

Tanda tangan Dokter Muda Tanda tangan Penguji

() ()

79
Keterangan :

Kesulitan Kasus

Rendah : Jika hanya menampilkan satu masalah

Sedang : Jika hanya menampilkan dua atau tiga masalah

Tinggi : Jika hanya menampilkan lebih dari tiga masalah

Anamnesis

Kejelasan

Penggalian jelas meliputi onset, durasi, faktor dan etiologi yang


mempengaruhi gejala-gejala yang berhubungan, dan

Proses Komunikasi

Jelas, percaya diri, menggunakan bahasa yang dipahami pasien,


menggunakan pertanyaan terbuka, mendengar aktif,

Sistematis

Penggalian riwayat secara sistematis, relevan, ringkas, logis dan


tidak ada hal utama yang terlupa

Pemeriksaan Fisik

Teknik

Melakukan teknik pemeriksaan dengan benar (inspeksi, palpasi,


perkusi, auskultasi) dan tidak menyakiti.

Fakta

Mencatat penemuan abnormal

80
Sistematika

Melakukan pemeriksaan dengan sistematis, logis dan urut

Manajemen Klinik

Identifikasi masalah

Mampu menganalisis data anamnesis dan pemeriksaan dengan


tepat dan menyimpulkan masalah dengan tepat dan logis

Kemampuan menyelesaikan

Menyampaikan terapi dan obat tepat, mampu membuat rencana


jangka pendek dan panjang secara komprehensif, termasuk rencana
follow up sesuai dengan kondisi pasien

Penalaran klinik

Patofisiologi : Mampu menjelaskan patofisiologi kasus

Penjelasan : Mampu menjelaskan alasan anamnesis,


pemeriksaan, diagnosis, dan terapi yang dipilih

81
LAMPIRAN VII

CONTOH FORMULIR REFLEKSI KASUS

Penilai : ____________________________ Tanggal: __________

Dokter muda : ____________________________ NIM : __________

Tema Refleksi : ______________________________________________

NO. ASPEK PENILAIAN SKOR BOBOT

1. Pemilihan kasus dan latar belakangnya 0-2 30%

82
2. Pemahaman Kasus 0-2 30%

Refleks segi etika/moral, atau medikolegal, atau


3. 0-2 40%
professionalisme

Total

Tanda tangan Dokter Muda Tanda tangan Penilai

(……………………………………….) (……………………………………….)

83
Definisi operasional :

 Refleksi kasus merupakan suatu kegiatan belajar yang dilaksanakan untuk


mencapai kompetensi : etika atau moral, medikolegal, sosioekonomi dan
profesionalisme (salah satu poin atau lebih)
 Kegiatan belajar tersebut dilaksanakan dengan tahap-tahap berikut:
1. Pemilihan kasus yang dianggap menarik dari sudut pandang etika atau
moral, medikolegal, sosial ekonomi atau profesionalisme dengan
persetujuan dokter pembimbing
2. Menuliskan refleksi kasus tersebut dalam lembar yang tersedia meliputi:
a. Latar belakang pemilihan kasus
b. Resume kasus
c. Refleks dari segi etika atau moral, atau medikolegal, atau
profesionalisme
d. Refleks dari segi keislaman
3. Melaporkan dan mendiskusikan dengan dokter pembimbing

84
LAMPIRAN VIII

Daftar Problem Utama

Problem utama yang sering dijumpai di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin

Sistem Integumen
1 Kulit gatal 12 Kulit melepuh
2 Kulit nyeri 13 Benjolan kulit
3 Kulit mati rasa 14 Luka gores, tusuk, sayat
Kulit berubah warna (menjadi putih, hitam
4 15 Luka bakar
merah atau kuning
5 Kulit kering 16 Kuku nyeri
Kuku berubah warna atau
6 Kulit berminyak 17
bentuk
7 Kulit menebal 18 Ketombe
8 Kulit menipis 19 Rambut rontok
9 Kulit bersisik 20 Kebotakan
10 Kulit lecet, luka, tukak 21 Ruam kulit
11 Kulit bernanah

85
LAMPIRAN IX

Daftar penyakit dan keterampilan klinik yang harus dikuasai

Daftar nama penyakit

No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan


KULIT
Infeksi Virus
1 Veruka vulgaris 4A
2 Kondiloma akuminatum 3A
3 Moluskum kontagiosum 4A
4 Herpes zoster tanpa komplikasi 4A
5 Morbili tanpa komplikasi 4A
6 Varisela tanpa komplikasi 4A
7 Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A
Infeksi Bakteri
8 Impetigo 4A
9 Impetigo ulseratif (ektima) 4A
10 Folikulitis superfisialis 4A

86
11 Furunkel, karbunkel 4A
12 Eritrasma 4A
13 Erisipelas 4A
14 Skrofuloderma 4A
15 Lepra 4A
16 Reaksi lepra 3A
17 Sifilis stadium 1 dan 2 4A
Infeksi Jamur
18 Tinea kapitis 4A
19 Tinea barbae 4A
20 Tinea fasialis 4A
21 Tinea korporis 4A
22 Tinea manus 4A
23 Tinea unguium 4A
24 Tinea kruris 4A
25 Tinea pedis 4A
26 Pitiriasis versikolor 4A
27 Kandidosis mukokutan ringan 4A

87
Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit
28 Cutaneus larva migran 4A
29 Filariasis 4A
30 Pedikulosis kapitis 4A
31 Pedikulosis pubis 4A
32 Skabies 4A
33 Reaksi gigitan serangga 4A
Dermatitis Eksim
34 Dermatitis kontak iritan 4A
35 Dermatitis kontak alergika 3A
36 Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 4A
37 Dermatitis numularis 4A
38 Liken simpleks kronik/neurodermatitis 3A
39 Napkin eczema 4A
Lesi Eritro-Squamosa
40 Psoriasis vulgaris 3A
41 Dermatitis seboroik 4A
42 Pitiriasis rosea 4A
Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin
43 Akne vulgaris ringan 4A

88
44 Akne vulgaris sedang berat 3A
45 Hidradenitis supuratif 4A
46 Dermatitis perioral 4A
47 Miliaria 4A
Penyakit Vesikobulosa
48 Toxic epidermal necrolysis 3B
49 Sindrom Stevens-Johnson 3B
Penyakit Kulit Alergi
50 Urtikaria akut 4A
51 Urtikaria kronis 3A
52 Angioedema 3B
Penyakit Autoimun
53 Lupus eritematosis kulit 2
Gangguan Keratinisasi
54 Ichtyosis vulgaris 3A
Reaksi Obat
Exanthematous drug eruption, fixed
55
drug eruption 4A

89
Kelainan Pigmentasi
56 Vitiligo 3A
57 Melasma 3A
58 Albino 2
59 Hiperpigmentasi pascainflamasi 3A
60 Hipopigmentasi pascainflamasi 3A
Neoplasma
61 Keratosis seboroik 2
62 Kista epitel 3A
Tumor Epitel Premaligna dan Maligna

63 Squamous cell carcinoma (Karsinoma sel skuamosa) 2

64 Basal cell carcinoma (Karsinoma sel basal) 2


Tumor Dermis
65 Xanthoma 2
66 Hemangioma 2
Tumor Sel Melanosit
67 Lentigo 2
68 Nevus pigmentosus 2
69 Melanoma maligna 1

90
Rambut
70 Alopesia areata 2
71 Alopesia androgenik 2
72 Telogen eflluvium 2
73 Psoriasis vulgaris 2

Daftar keterampilan klinis

Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
1 Inspeksi kulit 4A
2 Inspeksi membran mukosa 4A
3 Inspeksi daerah perianal 4A
4 Inspeksi kuku 4A
5 Inspeksi rambut dan skalp 4A
6 Palpasi kulit 4A
Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer
7 dan sekunder misal ukuran, distribusi, 4A
penyebaran, konfigurasi

91
Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan
8 sekunder, seperti ukuran distribusi, penyebaran 4A
dan konfigurasi
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
9 Pemeriksaan dermografisme 4A
Penyiapan dan penilaian sediaan kalium
10 4A
hidroksida
11 Penyiapan dan penilaian sediaan metilen biru 4A
12 Penyiapan dan penilaian sediaan Gram 4A
13 Biopsi plong (punch biopsy) 2
14 Uji tempel (patch test) 2
15 Uji tusuk (prick test) 2
16 Pemeriksaan dengan sinar UVA (lampu Wood) 4A
TERAPEUTIK
17 Pemilihan obat topikal 4A
18 Insisi dan drainase abses 4A
19 Eksisi tumor jinak kulit 4A
20 Ekstraksi komedo 4A
21 Perawatan kulit 4A

92
22 Kompres 4A
23 Bebat kompresi pada vena varikosum 4A
24 Rozerplasty kuku 4A
PENCEGAHAN
25 Pencarian kontak (case finding) 4A

93

Anda mungkin juga menyukai