Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI


Jl.Plered Raya No.2, Antapani, Kota Bandung (40291) Telp.(022)7232881

Email : uptgriyaantapani@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI
NOMOR : / /

TENTANG

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS


DAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA,


KEPALA UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu layanan klinis


dan keselamatan pasien maka tenaga klinis (dokter,
perawat, atau tenaga profesi kesehatan lainnya)
berkewajiban berperan aktif dan terlibat dalam
merencanakan sampai mengevaluasi mutu layanan klinis
dan upaya peningkatan keselamatan pasien;

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan


kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien dengan Surat Keputusan Kepala UPT
Pusat Kesehatan Masyarakat Griya Antapani;

Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


544/Menkes/SK/VI/2008 tentang Standar Prosedur
Operasional Pelayanan Publik di Lingkungan Departemen
Kesehatan;

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

4. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun


2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung ;
5. Surat Keputusan Kepala Dinas kesehatan Kota
Bandung No.445/837 Tahun 2015 tentang Struktur
Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Bandung ;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU


KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN UPT PUSKESMAS GRIYA
ANTAPANI

KESATU : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Griya Antapani tentang


Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis Dan
Keselamatan Pasien.

KEDUA : Kewajiban tenaga klinis sebagaimana dimaksud pada Diktum


pertama tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal

KEPALA UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI,

BETI SULISTYORINI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPAL
KESEHATAN MASYA
ANTAPANI
Nomor : / /
Tanggal :

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS


DAN KESELAMATAN PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan


UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan
nasional secara berkelanjutan,terencana, dan terarah. Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut


diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang
dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

Salah satu upaya keberhasilan puskesmas adalah dengan meningkatkan


mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Penerapan mutu klinis dan
keselamatan pasien tidaklah mudah, hal ini disebabkan dari beberapa
aspek diantaranya adalah keterbatasan sarana, prasarana, dan sumber
daya manusia baik secara kuantitas maupun secara kualitas, dan
beragamnya dasar pendidikan yang ada pada para pelaksana.

BAB II
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

Pengertian mutu klinis dan keselamatan pasien menurut DepKes RI


adalah sebagai berikut : mutu klinis dan keselamatan pasien adalah
kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang berlandaskan dengan keselamatan pasien, yang disatu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditentukan dengan mempertimbangkan keselamatan pasien

Kewajiban tenaga klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan


pasien antara lain dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perencanaan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
Langkah pertama yang harus dilakukan suatu organisasi untuk
meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien adalah
perencanaan. Dalam perencanaan dirumuskan visi dan misi
puskesmas, dan dengan pembentukan komite mutu;
2. Menetapkan standar standar adalah suatu pernyataan tentang
mutu yang di inginkan. Termasuk dalam standar adalah pedoman kerja
klinik atau protocol klinik, ,SPO, spesifikasi produk/jasa pelayanan,
dan standar kinerja;
3. Mengkomunikasikan pedoman kerja dan standar jika standarr
maupun pedoman kerja telah tersusun, langkah penting yang perlu
dilakukan adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan
penggunaan standar tersebut dalam memberikan pelayanan. Dengan
demikian tiap-tiap karyawan paham tentangapa yang harus dilakukan
dan apa yang diharapkan oleh pasien;
4. Memantau mutu yaitu upaya pengumpulan data untuk
mengetahui sejauh mana pelayanan yang dilakukan sekarang sesuai
dengan standar yang diinginkan;
5. Menentukan masalah;
6. Perumusan masalah;
7. Pembentukan tim kerja;
8. Analisis dan mempelajari masalah serta menentukan penyebab
masalah;
9. Memilih dan merencanakan pemecahan masalah : kegiatan
perbaikan mutu;
10. Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan perbaikan mutu.

Anda mungkin juga menyukai