Anda di halaman 1dari 15

LAPAROSKOPI

BY : Yurissetiowati, SST., M.Kes


Laparoskopi
Laparoskopi adalah teknik bedah invasive
minimal menggunakan gas untuk insulfasi
melalui peritoneum dan alat-alat lain melalui
insisi minimal dengan acuan kamera video .
Laparoskopi adalah teknik endoskopik
transperitoneum untuk visualisasi isi rongga
perut dan pelvis.
Tujuan Pemeriksaan Laparoskopis

1. Mengetahui penyebab dari suatu penyakit


(diagnosis).
2. Mengatasi masalah dari penyakit tsb
(terapi).
3. Sebagai alat diagnostik, untuk mendiagnosis
penyebab dari ketidaksuburan (infertilitas).
4. Untuk mengetahui dan mengatasi
kehamilan di luar kandungan.
5. Untuk melakukan tubektomi
Indikasi Pemeriksaan
A. Diagnosis
Contohnya anomaliuteri, endometriosis,
biopsy tumor ovarii, omentum, limpa atau hati,
dan membedakan kehamilan ektopik dengan
salpingitis, atau nyeri panggul organic dengan
psikogenik.
B. Evaluasi
Pada pemeriksaan infertilitas, misalnya uji
patensi tuba dan penilaian respons terhadap
pengobatan pada wanita dengan kanker ovarium
atau kanker pelvis lainnya.
Lanjutan. . .

C. Terapi
1. Sterilisai tuba dengan fulgurasi, pemasangan
cincin Silastik atau klip logam.
2. Memisahkan pelekatan.
3. Eliminasi gangguan misalnya fulgurasi
endometriosis.
4. Pengeluaran benda asing, misalnya AKDR
yang keluar dari kavum uteri.
Operasi yang Dapat Dilakukan
Dengan Bedah Laparoskopi

BEDAH
 Operasi usus buntu (appendicitis)
 Batu kandung empedu (cholecystitis,
cholelithiasis)
 Perlengkapan usus
 Operasi pada lambung, usus halus, dan
usus besar
Operasi yang Dapat Dilakukan Dengan
Bedah Laparoskopi
KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
 Menilai status kesuburan
 Membetulkan posisi rahim
 Memisahkan perlengketan
 Endometriosis
 Terapi kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)
 Kistektomi (pengangkatan kista) dan Miomektomi
(pengangkatan miom). Miomektomi membutuhkan
dokter ahli bedah berketerampilan khusus yang sudah
ahli.
 Histerektomi (pengangkatan rahim)
 Sterilisasi atau ligasi
 Terapi abses rongga panggul
Kontraindikasi Pemeriksaan
1. Sumbatan usus besar
2. Hemoperitoneum yang besar
3. Kelainan pembekuan darah
4. Pasien yang tidak koperatif
5. Penyakit kardio-pulmoner yang berat
6. Asites yang amat besar
7. Hernia diafragma atau dinding abdomen
8. Obstruksi usus
9. Keadaan obesitas yang berat
Komplikasi yang berhubungan dengan
Laparoskopi

Komplikasi tergantung pada masalah,


kondisi pasien dan keahlian orang yang
mengerjakan laparoskopi.
Masalah kecil, misalnya nyeri perut atau
bahu umum terjadi tetapi jarang yang serius.
Komplikasi meliputi perforasi viskus, luka
bakar termal pada usus, perdarahan hebat
ataupun henti jantung ( Jarang tetapi sering
membahayakan).
Cara Pemeriksaan
1. Anjurkan pasien dalam posisi trendelenberg, dengan
sudut kemiringan 25-25 derajat.
2. Pantat pasien harus lebih menjorok ke depan, melewati
ujung meja, agar hidrotubator yang telah dipasang
sebelumnya dapat digerakkan bebas untuk manipulasi
tertentu.
3. Harus selalu dapat memanfaatkan hukum gaya berat dan
gravitasi dalam operasi.
Peralatan Standar yang Dipakai

 Endokoagulator
 Endoloop
 Endosutue
 Marselator
 Televisi
 Alat-alat
Lain (generator
pneumoperitoneum, kabel fiber optic )
Keuntungan dan Kerugian Laparoskopi
• Keuntungan :
turunnya hari perawatan, luka operasi kecil
sehingga resiko infeksi lebih kecil, hospitalisasi yang
singkat, nyeri minimal, biaya murah dan mengurangi ileus.
• Kerugian :
operasi ini memerlukan instrumentasi khusus dan
hanya dapat dilakukan oleh mereka yang telah
berpengalaman melakukan operasi laparoskopi.
Persiapan Bedah Laparoskopi
 Sebelum melakukan laparoskopi, sebaiknya pasien
berkonsultasi dengan dokter dengan rinci. Termasuk
mendiskusikan faktor-faktor risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi. Pastikan untuk mengabari dokter
pengobatan yang sedang diambil, sehingga dokter bisa
menyarankan mana obat yang perlu dihentikan sementara
dan mana yang tetap dilanjutkan.
 Persiapan lain yang biasanya perlu dilakukan adalah puasa
minimal 6 jam sebelum melakukan laparoskopi.
 Selain itu, pasien mungkin diminta untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium darah, urin, rekam jantung (EKG),
serta Rontgen.
 Pada beberapa kasus, dibutuhkan pemeriksaan USG, CT Scan,
atau MRI terlebih dulu.
Gambar melakukan Laparoskopi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai