Anda di halaman 1dari 66

SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
LANSIA WANITA DI PUSKESMAS
BAEBUNTA TAHUN 2021

LISDA
B.20.003.09

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
2021

i
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
LANSIA WANITA DI PUSKESMAS
BAEBUNTA TAHUN 2021

LISDA
B.20.003.09

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
2021

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
LANSIA WANITA DI PUSKESMAS
BAEBUNTATAHUN 2021

LISDA
B.20.003.09

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi dan


disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Kebidanan, Fakultas Kesehatan Universitas Mega Buana Palopo

Palopo, Desember 2021


Pembimbing Utama

Ratnasari Iskandar, S.Kep., Ns., M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi D.IV Kebidanan

Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb


NIP.091306881304

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA WANITA
DI PUSKESMAS BAEBUNTA
TAHUN 2021

LISDA
B.20.003.09

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Kebidanan, Fakultas Kesehatan
Universitas Mega Buana Palopo

Palopo,30 Oktober 2021

Tim Penguji

Pembimbing Utama : Ratnasari Iskandar, S.Kep., Ns., M.Kes (....................)

Penguji : Dr.dr. Ishak Iskandar (....................)

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Mega Buana Palopo

Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb


NIP.091306881304

iv
ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi adalah salah satu masalah kardiovaskuler yang


sering terjadi pada lansia, salah satu penanganan hippertensi secara non
farmakologis adalah senam bugar. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
pengaruh senam bugar terhadap perubahan tekanan darah padapenderita hipertensi
di Puskesmas Baebunta Kab.Luwu Utara.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor –faktor
Yang berhubungan debgan pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia wanita dipuskesmas baebunta Kab.Luwu utara Tahun
2021. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan
cross sectional merupakan jenis penelitian deskriptif analitik atau potong silang,
variabel sebab atau resiko atau kasus yang terjadi padaobjek penelitian diukur atau
dikumpulkan secara stimulant (dalam waktu bersamaan) . Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah “experimental pre-post test” dengan melibatkan
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 28 responden yang di teliti sebagian besar berjenis
kelamin perempuan dengan jimlah 28 orang (100%). Tekanan darah ihpertensi
sebelum melakukan sebam hipertensi yaitu hipertensi stage 1 >140/90 mmHg
frekuensi 13 prosentase 46,4, dan hipertensi stage 2 > 160/100 mmHg dengan
frekuensi 15 prosentase 33,6. Tekanan darah lansia yang mengakami hipertensi
stelah senam yaitu hipertensi stage 1 >140/90 mmHg dengan prekuensi 11
prosentase 39,3, dan hipertensi stage 2 120/.80 mmHg dengan p\frekuensi 17
prosentase 60,7,yang menunjukkan bahwa dari 28 responden yang sebagian besar
mengalami yaitu ada 17 responden atau 60,7 % setelah melakukan senam
mengalami penurunan. Kesimpulan : Dari hasil penelitian tekanan darah lansia
mengalami hipertensi di Puskesmasbaebunta sebelum dilakukan senam hipertensi
paling banyak berada pada tekanan dara >140/90 mmHg sebanyak 15 orang,
tekanan darah lansia yang mengalami hipertensi setelah melakukan senam paling
banyak berda pada tekanan < 140/90 mmHg sebanyak 17 orang, yaitu ada
hubungan senam hipertensi dengan tekanan darah lansia mengalami hipertensi di
Puskesmas Baebunta.

Kata Kunci : Hipertensi, Lansia wanita, senam Hipertensi

v
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT, serta

shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW atas segala limpahan

rahmat dan anugrah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian

yang berjudul “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia Wanita Di Puskesmas Baebunta Tahun 2021” guna memenuhi

persyaratan penyelesaian pendidikan pada program Diploma IV Pendidik

Universitas Mega Buana Palopo.

Dalam penulisan skripsi penelitian ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis

alami, namun dengan penuh ketabahan dan dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak, akhirnya skripsi penelitian terselesaikan. Oleh sebab ini dengan penuh

ketulusan penulis menghanturkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-

besarnya kepada ibu Ratnasari Iskandar, S.Kep.,Ns.,M,Kes selaku pembimbing

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rahim Munir, S.P., M.M selaku Ketua Yayasan Pendidikan Mega Buana

Palopo.

2. Dr. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M. Kes selaku Rektor Universitas Buana Palopo

3. Bapak Indra Amanah An, SKM.,M.PH Selaku Wakil Rektor I Universitas

Buana Palopo.

4. Evawati uly, S.Farm., Apt Selaku Wakil Rektor II Universitas Mega Buana

Palopo.

vi
5. Bapak Andriyanto Dai, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Wakil Rektor III

Universitas Mega Buana Palopo.

6. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S. ST., M.Kes Selaku dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Mega Buana Palopo.

7. Ibu Fitri H. Sudirman, S.ST.,M.Kes selaku penasehat akademik.

8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Universitas Mega Buana Palopo.

Terkhusus buat keluargaku, Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah

memberikan kasih sayang yang berlimpah, semangat dan doa kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini. Buat rekan-rekan mahasiswa D.IV

Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo yang telah memberikan dukungan dan

bantuan. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu

persatu terima kasih atas bantuan kalian.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari kesalahan

dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini. Penulis mengharapkan masukan

yang membangun sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa

yang akan datang. Semoga karya ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan akan

memberikan manfaat khususnya di bidang Kebidanan. Amin.

Wassalammu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palopo, 26 Oktober 2021

Lisda

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................ii
PENGESAHAN SKRIPSI...........................................................................iii
ABSTRAK....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................vii
DAFTAR ISI.................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................3
D. Mamfaat Penelitian............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
A. Tinjauan Umum Tentang Lansia.......................................................5
B. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi.................................................10
C. Tinjauan Umum Tentang Senam Lansia............................................18
D. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah.......21
E. Kerangka Teori..................................................................................22
F. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif......................................22
G. Hipotesis Penelitian...........................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................24
A. Desain Penelitian...............................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................24
C. Populasi dan Sampel..........................................................................24
D. Instrumen Penelitian..........................................................................25
E. Pengumpulan Data............................................................................25
F. Pengolaan Data dan Penyajian Data................................................26
G. Analisis Data......................................................................................27

viii
H. Etika Penelitian..................................................................................28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................38
A. Hasil penelitian..................................................................................38
B. Pembahasan.......................................................................................42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................47
A. Kesimpulan........................................................................................47
B. Saran..................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
INFORMENT CONSENT
PERNYATAAN KEASLIAN
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi hipertensi 11
2.2 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif 22

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Kerangka Konsep 22

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian (Lembar Observasi)


Lampiran 2 Sop Gerakan Senam Hipertensi

xii
BAB I

LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan

Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia

yang dimulai dari usia 60 tahun hingga hampir mencapai 120 atau 125 tahun.

Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia akan

menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi maupun sosial.

Oleh karena itu, perlu peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya (Festi, 2018:4).

Penyakit yang banyak terjadi pada lansia yaitu Penyakit Tidak Menular

(PTM) seperti hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Salah satu penyakit yang memiliki

prevalensi tinggi dan menurunkan kualitas hidup penderitanya adalah

hipertensi (Kemenkes RI, 2013).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015, menunjukan

sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3

orang terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi bertambah setiap

tahunnya dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang

terkena hipertensi.

Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran penduduk usia 18 tahun sebesar (34,1%), usia 31-44 tahun

(31,6%), usia 45-54 tahun (45,3%) dan usia 55-64 tahun (55,2%). Berdasarkan

data surveilans penyakit tidak menular Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan

xiii
tahun 2014, terdapat penderita baru hipertensi esensial (primer) sebanyak 5.092

kasus dan penderita lama sebanyak 7.575 kasus dengan kematian 65 orang.

Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian hipertensi

diantarannya adalah peningkatan promosi kesehatan melalui KIE dalam

pengendalian hipertensi dengan perilaku cerdik dan patuh serta berbasis

masyarakat dengan self Awareness melalui pengukuran tekanan darah secara

rutin dan penguatan pelayanan kesehatan khususnya hipertensi (Kemenkes RI,

2019).

Salah satu olahraga yang aman dan dapat menurunkan perubahan

fungsi tubuh adalah senam. Pada penderita hipertensi selain minum obat

teratur juga ditawarkan sebagai alternatif lain untuk menurunkan tekanan

darah. Senam lansia pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin akan

meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung senam dapat

meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah serta menguragi

resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga akan

menjaga elastisitasnya (Nugroho, 2015).

Hasil penelitian Tulak dan Umar (2016) di Puskesmas Wara Kota

Palopo, menunjukan adanya pengaruh senam lansia terhadap penurunan

tekanan darah lansia dengan menggunakan paired -samples test yang

diperoleh nilai 𝜌 < 0,05. Penderita hipertensi disebabkan oleh gerakan atau

aktivitas berupa senam lansia yang dilakukan oleh lansia merangsang

peningkatan kekuatan pompa jantung serta merangsang vasodilatasi pembuluh

darah sehingga aliran darah lancar terjadi penurunan tekanan darah dimana

xiv
hipertensi pada lansia terjadi akibat proses penuaan lansia.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Rina & Anna (2018),

menunjukan hasil bahwa terdapat pengaruh senam lansia terhadap penurunan

tekanan darah pada hipertensi, dimana hasil uji statistik menunjukan 𝜌 =0,000

(< 𝛼 =0,05). Artinya ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah

melakukan senam lansia di Posyandu Lansia Puntodewo RW 5 Surabaya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, proses penuaan atau lanjut

usia merupakan suatu hal yang alamiah dan tidak dapat dihentikan. Menurut

data yang diperoleh jumlah lanjut usia serta angka harapan hidup mengalami

peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Oleh karena itu, peneliti

tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Senam Hipertensi terhadap

Tekanan Darah Lansia”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah

penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Senam Lansia Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

senam lansia terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengidentifikasi tekanan darah lansia sebelum melakukan senam

xv
lansia.

b. Untuk mengidentifikasi tekanan darah lansia sesudah melakukan senam

lansia.

c. Untuk menganalisa apakah ada pengaruh senam lansia terhadap

penurunan tekanan darah penderita hipertensi setelah melakukan senam

lansia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam

mengaplikasikan penelitian.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan informasi bagi

pelayanan kesehatan digunakan untuk mengembangkan rencana

kesehatan khususnya dalam hal penanganan hipertensi.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan

Universitas Mega Buana.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian

lain mengenai hipertensi. Selain itu, dapat pula digunakan sebagai salah

satu sarana untuk memperluas pengetahuan.

xvi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang lansia

1. Definisi

Menurut Undang-Undang lanjut usia No.13 tahun 1998, lanjut usia

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas baik pria

maupun wanita, masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang atau jasa ataupun tidak berdaya mencari nafkah

sehingga hidupnya bergantung pada orang lain. Lansia merupakan suatu

bagian dari tahap perjalanan hidup manusia yang ditandai dengan penurunan

kemampuan tubuh untuk beradaptasi (Moniaga, 2013).

Penuaan adalah proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan

terus menerus dan berkesinambungan. Tujuan hidup manusia adalah

menjadi tua tetapi tetap sehat. Keadaan sehat pada lanjut usia dibutuhkan

upaya pelayanan kesehatan yaitu pencegahan penyakit yang harus dimulai

sedini mungkin dengan cara gaya hidup sehat (Festi, 2018:6).

2. Klasifikasi lanjut usia

Klasifikasi lanjut usia antara lain yaitu:

a. Menurut WHO (2018)

Usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun

a. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 Tahun

b. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

c. Usia sangat tua (very old) diatas 90 Tahun

xvii
b. Pralansia (prasenilis) adalah seseorang yang berusia diantara

45-59 tahun.

c. Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

d. Lansia resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun

atau lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

dengan masalah kesehatan.

e. Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan, aktivitas atau kegiatan yang dapat menghasilkan

barang/jasa.

f. Lansia tidak potensial dimana lansia yang tidak berdaya

mencari nafkah atau tidak mampu melakukan aktivitas

sehingga hidupnya harus bergantung pada bantuan orang lain

(Siti dkk., 2010:1).

3. Tipe lanjut usia

a. Tipe arif bijaksana

Tipe lanjut usia yang arif bijaksana biasanya kaya dengan hikmah,

pengalaman, menyesuikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai

kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,

memenuhi undangan dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Tipe lanjut usia yang mandiri yaitu mengganti kegiatan yang hilang

dengan yang baru, selektif mencari pekerjaan, teman bergaul dan

xviii
memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Tipe lanjut usia yang tidak puas indentik dengan konflik lahir batin

menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,

mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

d. Tipe pasrah

Tipe lansia pasrah biasanya menerima dan menunggu nasib baik,

mengikuti kegiatan agama, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

e. Tipe Bingung

Tipe lanjut usia yang bingung yaitu kaget, kehilangan keperibadian,

mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh (Siti dkk.,

2010:2).

4. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Akibat Proses Menua

a. Perubahan fisik

a. Sel

Pada proses penuaan jumlah sel berkurang, ukuran membesar, cairan

tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun.

2) Kardiovaskular

Pada lanjut usia katup jantung akan menebal dan kaku, kemampuan

memompa darah menurun, (menurunnya kontraksi dan volume),

elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatkannya

resistensi pembuluh darah perifer sehinggga tekanan darah

meningkat.

xix
3) Respirasi

Respirasi pada lanjut usia dimana otot-otot pernafasan kekuatannya

menurun dan kaku. Elastisitas paru menurun, kapasitas residu

meningkat, sehingga menarik napas lebih berat dan alveoli melebar

sehingga jumlahnya menurun.

4) Persarafan

Pada proses penuaan saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya

menurun serta lambat dalam merespon dan waktu beraksi khususnya

yang berhubungan dengan stress.

5) Muskuloskeletal

Pada proses penuaan cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh

(osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi

kaku, keram, tremor, tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

6) Genitourinaria

Pada proses penuaan ginjal mengecil, sehingga aliran darah keginjal

menurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan fungsi

tubulusmenurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urine ikut

menurun.

7) Endokrin

Pada lansia produksi hormon mengalami penurunan akibat proses

penuann

8) Kulit

Kulit pada lansia akan keriput serta kulit kepala dan rambut

xx
menipis (Siti dkk., 2011:55-56).

b. Perubahan Sosial

a. Peran, post power syndrome, single women, dan single parent.

b. Keluarga, kesendirian dan kehampaaan.

c. Teman, Ketika lansia lainnya mengalami meninggal, maka

muncul perasaan kapan akan meninggal.

d. Politik, kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan

masukan dalam sistem politik yang berlaku.

e. Agama, melaksanakan Ibadah (Siti dkk., 2011:57-58).

c. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frutasi,

kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,

perubahan keinginan, depresi dan kecemasan (Siti dkk., 2011:58).

5. Penanggulangan Masalah Terkait Proses Penuaan

Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi akibat proses penuaan, ada

beberapa hal yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu sebagai berikut:

a. Penanggulangan masalah akibat perubahan fungsi tubuh

a. Perawatan diri sehari-hari

b. Senam atau latihan fisik secara teratur

c. Pemeriksaan kesehatan secara rutin

d. Mengikuti kegiatan yang masih mampu dilakukan

e. Minum obat secara teratur jika sakit

f. memakan makanan bergizi

xxi
g. Minum paling sedikit delapan gelas sehari
b. Penanggulangan masalah akibat perubahan psikologis

a. Mengenal masalah yang sedang dihadapi

b. Memiliki keyakinan dalam memandang masalah

c. Menerima proses penuaan

d. Memberi nasehat dan pandangan

e. Beribadah secara teratur

c. Penanggulangan masalah akibat perubahan sosial masyarkat

a. Memiliki pandangan/ wawasan

b. Saling mengunjungi

c. Melakukan kegiatan rekreasi (Siti dkk., 2010:65).

B. Tinjuan Umum Tentang Hipertensi

1. Definisi

a. Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi

140 mmHg, sistolik dan atau sama melebihi 90 mmHg diastolik

(Manuntung, 2018:3).

b. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah dipembuluh darah

meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung

bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

oksigen dan nutrisi tubuh (Kowalski, 2010:57).

c. Menurut Kemenkes RI tahun 2010, hipertensi merupakan panyakit yang

sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda sebagai peringatan

dini. Kebanyakan penderita merasa sehat dan energi walaupun hipertensi.

xxii
2. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Kemenkes RI tahun 2016, klasifikasi hipertensi terbagi

menjadi:

a. Hipertensi Primer/ Hipertensi Esensial

Hipertensi yang penyebabnya tidak ketahui (idiopatik), walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak

(inaktivitas) dan pola makan terjadi sekitar 90% penderita hipertensi.

b. Hipertensi Sekunder/ Hipertensi Non Esensial

Hipertensi yang diketahui penyebabnya sekitar 5-10% penderita

hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1%-2%

penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.

Tabel 1.1 Klasifikasi hipertensi

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

+ <120 <80
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99

Hipertensi derajat II 160 - 179 100-109

Hipertensi derajat III ≥180 ≥ 11

Sumber : Joint National Committee 8, 2021

3. Etiologi Hipertensi

Etiologi hipertensi dibagi mejadi dua kelompok yaitu faktor risiko

xxiii
yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah

a. Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya

umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Karena

kehilangan elastisitas pada dinding pembuluh darah (Amanda &

Martini, 2018).

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi di

mana, pada masa paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada

wanita ketika seorang wanita mengalami menopause. Menopause

berhubungan dengan peningkatan tekanan darah hal ini terjadi

karena wanita yang menopause mengalami penurunan hormon

estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan

(Kusumawaty, Hidayat & Ginajar, 2016).

c. Keturunan (Genetik)

Riwayat keluarga yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga

meningkatkan risiko hipertensi, terutama hipertensi primer

(esensial). Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme

pengaturan garam dan renin membran sel (Arifin, Weta &

Ratnawati, 2016).

b. Faktor risiko yang dapat diubah

a. Kegemukan (Obesitas)

xxiv
Kegemukan (Obesitas) adalah perentase abnormalitas lemak yang

dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu Perbandingan

antara berat badan dan tinggi badan. Kelebihan berat badan memiliki

peluang hipertensi lebih besar dari pada seseorang dengan keadaan

berat badan normal. Karena, adanya lemak yang berlebihan

didalam tubuh akan mengganggu sirkulasi serta tekanan di pembuluh

darah (Amanda & Martini, 2018).

b. Merokok

Merokok dapat menyebabkan sirkulasi darah berkurang.

Dikarenakan oleh nikotin yang berada dalam kandungan rokok yang

dapat menciutkan arteri kecil dan memperkuat kerja jantung

(Memah, Kandou & Nelwan, 2019).

c. Kurang aktivitas fisik

Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Semakin aktif aktifitas fisiknya, semakin normal tekanan darah baik

pada hipertensi sistole maupun diastole. Dan semakin tidak aktif

aktifitas fisiknya, semakin tinggi tekanan darah baik pada hipertensi

sistole maupun diastole (Iswahyuni, 2017).

d. Konsumsi garam berlebihan

Konsumsi garam dalam jumlah yang tinggi dapat mengecilkan

diameter arteri, sehingga jantung harus memompa lebih keras untuk

mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang sempit

xxv
sehingga menyebabkan hipertensi (Purwono dkk., 2020).

e. Dislipidemia

Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan peningkatan

kadar kolestrol total, trigliserida dan kolestrol (Kemenkes RI, 2013).

f. Konsumsi Alkohol yang berlebihan

Konsumsi alkohol yang berlebih dapat berdampak pada penurunan

kesehatan yang akan menganggu dan merusak fungsi beberapa organ

salah satunya hati. Fungsi hati akan terganggu sehingga

mempengaruhi kinerja dan fungsi jantung yang pada akhirnya

menyebabkan hipertensi (Memah, Kandou dan Nelwan, 2019).

g. Psikososial dan stres

Stress dalam diri seseorang akan sangat mempengaruhi kondisi

tubuh, baik kondisi psikis maupun fisik. Stres akan berdampak pada

sistem organ salah satunya tekanan darah karena dapat merangsang

kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu

jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat (Prasetyorini &

Prawesti, 2012).

4. Patofisiologi hipertensi

Tekanan darah dipengaruhi oleh volume sekuncup dan total

peripheral resitance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel

tersebut yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya

hipertensi (Nuraini, 2015). Faktor-faktor yang berperan untuk terjadinya

hipertensi adalah meningkatnya kekauan pembuluh darah arteri (khusunya

xxvi
pada arteri besar). Kekakuan pembuluh darah arteri adalah determinan yang

sangat penting untuk terjadinya hipertensi sistolik terisolasi pada lansia

(Pikir dkk., 2015:144).

Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara

genetik dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator

neurohormonal. Secara umum hipertensi disebabkan oleh peningkatan

tahanan perifer dan atau peningkatan volume darah. Gen yang berpengaruh

pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan meliputi 30% sampai

40% hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, gen angiotensi dan

renin, gen sintetase oksida nitrat endothelial, gen protein reseptor kinase G,

gen reseptor adrenergic, gen kalsium transport dan natrium hidrogen

antiporter (mempengaruhi sensitivitas garam) dan gen yang berhubungan

dengan resistensi insulin, obesitas, hyperlipedemia dan hipertensi sebagai

kelompok bawaan (Manuntung, 2018:11).

5. Manifestasi klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.

Meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi gejala yang dimaksud

adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan

kelelahan, maupun ada seseorang dengan tekanan darah normal

(Manuntung, 2018:7).

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul

gejala sebagai berikut:

xxvii
a) Sakit kepala

b) Kelelahan

c) Mual

d) Muntah

e) Sesak nafas

f) Gelisah

g) Pandangan kabur (Manuntung, 2018:7).

6. Evaluasi diagnostik

Hipertensi meliputi riwayat dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan

retina dan pemeriksaan laboraturium untuk mengkaji kemungkinan adanya

kerusakan organ, seperti ginjal dan jantung yang disebabkan oleh tingginya

tekanan darah (Manuntung, 2018:20).

7. Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor utama untuk terjadinya penyakit

jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penghlihatan dan

penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua

sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20

tahun (Nuraini, 2015).

8. Penatalaksaan

Tujuan penatalaksanaan bagi klien hipertensi adalah mencegah

terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan

mempertahankan tekanan darah di bawah atau <140/90 mmHg.

a. Nonfarmakologi

xxviii
a. Menurunkan berat badan

Penurunan berat badan, meskipun tidak secara khsusus dievaluasi

pada pasien dengan hipertensi resisten, namun telah menunjukan

manfaat dalam hal menurunkan tekanan darah dan sering

memudahkan untuk pengurangan jumlah obat yang diresepkan.

b. Membatasi asupan garam

Manfaat pengurangan diet garam telah diketahui dengan baik untuk

pasien hipertensi secara umum yakni masing- masing menurunkan

tekanan darah siatolik 5 sampai 10 dan diastolik 2 sampai 6 mmHg.

c. Mengurangi Intake Alkohol

Dengan berhenti atau mengurangi mengonsumsi alkohol secara

signifikan dapat memperbaiki penurunan tekanan darah.

d. Meningkatkan aktivitas fisik

Dengan melakukan aktivitas fisik atau olarahraga secara teratur dan

tepat dapat memperbaiki tekanan darah.

e. Konsumsi diet tinggi serat dan rendah lemak

Konsumsi diet kaya buah-buahan dan sayur sayuran. Manfaat diet

ini juga memang belum dievaluasi secara khusus pada pasien dengan

hipertensi resisten. namun penurunan tekanan darah cenderung

terlihat (Manuntung, 2018:112).

Terapi farmakologis

f. Terapi diuretik

xxix
Obat jenis diuretik yang biasa digunakan sebagai antihipertensi

terdiri atas: hidrokortiazid, Chlorthalidone.

7) Terapi kombinasi

Dengan menggabungkan dua obat dari kelas berbeda terutama

berlaku untuk diuretic thiaziade yang secara signifikan

meningkatkan kontrol tekanan darah bila digunakan dalam

kombinasi dengan sebagian besar obat dari kelas lain (Manuntung,

2018:114).

C. Tinjuan Umum Tentang Senam Lansia

1. Definisi

a. Senam lansia merupakan latihan fisik yang baik untuk tetap

mempertahankan otot-otot pernafasan dan efektif untuk

mengatur pola pernafasan serta mengurangi kelelahan akibat penggunaan

energi yang berlebihan selama pernafasan berlangsung (Sunaryo dkk.,

2015:88).

b. Aktivitas fisik (senam) adalah suatu bentuk aktifivas fisik yang

terencana, terstruktur, dan berkesinambungan dengan gerakan tubuh

yang berulang ulang serta ditunjukan untuk meningkatkan kebugaran

jasmani (Kemenkes RI, 2016).

2. Kriteria aktivitas fisik/ senam

Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2018, kriteria

aktivitas fisik yang memenuhi kebutuhan para lansia diantaranya sebagai

berikut:

xxx
a. Durasi minimal 150 menit untuk latihan fisik sedang atau 17 menit untuk

latihan fisik berat dalam seminggu.

b. Setiap praktik harus memastikan durasinya berlangsung paling sebentar

sepuluh menit. Jika sudah terbiasa dengan partisipan anjuran tadi, maka

biasakan olahraga untuk lansia dalam intensitas sedang selama 300 menit

atau intesitas berat selama 150 menit sepekan.

c. Sebagian besar lansia mempunyai kendala dalam koordinasi tubuh,

sehingga membutuhkan sesi latihan keseimbangan minimal tiga kali

seminggu, sedangkan untuk latihan otot minimal dua kali seminggu.

3. Langkah – Langkah Latihan Fisik/ Senam Lansia Berikut latihan fisik/

senam lansia yaitu:

a. Latihan kepala

a. Putar kepala ke samping kiri kemudian ke kanan sambil melihat

kebahu.

b. Miringkan kepala kebahu sebelah kanan lalu ke kiri.

b. Latihan bahu dan lengan

a. Angkat kedua bahu keatas mendekati telinga dan kemudian turunkan

kembali perlahan-lahan.

b. Tepukan kedua telapak tangan dan regangkan lengan kedepan

setinggi bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan

bertepuk kemudian angkat lengan ke atas kepala.

c. Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang leher, raihlah

punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai.

xxxi
d. Letakkan kedua tangan dipinggang, kemudian mencoba meraih ke

atas sedapatnya.

c. Latihan tangan

a. Letakan telapak tangan telungkup.

b. Baliklah telapak tangan, tarik ibu jari sampai menyentuh jari

kelingking, kemudian lanjutkan dengan menyentuh tiap - tiap jari.

c. Kepalkan tangan sekuat kuatnya kemudian renggangkan

jari-jari selurus mungkin.

d. Latihan punggung

a. Dengan tangan disamping, bengkokan badan kesatu sisi kemudian

kesisi lain.

b. Letakakan tangan dipinggang dan tahan kedua kaki.

c. Tepuk kedua tangan kebelakang kemudian renggangkan kebahu

belakang

e. Latihan paha dan kaki

a. Lipat satu lutut sampai kedada, lakukan secara bergantian

b. Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin, lakukan secara

bergantian.

f. Latihan pernafasan

Duduk di kursi dengan punggung bersandar dan bahu rileks. Tarik nafas

dalam - dalam melalui hidung kemudian keluarkan perlahan - lahan dari

mulut.

g. Latihan muka

xxxii
a. Kerutkan muka kuat - kuat kemudian tariklah alis ke atas

b. Tutup mata kemudian buka lebar - lebar

c. Kembungkan pipi keluar sedapatnya kemudian hisap ke dalam

d. Tarik bibir ke belakang sedapatnya kemudian ciutkan dan bersiul

(Siti, 2011:89-91).

4. Manfaat Senam Lansia

Adapun manfaat aktivitas fisik seperti senam menurut Kemenkes

dalam buku kesehatan lansia tahun 2016 yaitu:

a. Meningkatkan kelenturan dan kesimbangan tubuh sehingga dapat

mengurangi resiko terjadinya jatuh dan cedera.

b. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk memepertahankan berat

badan ideal dan mencegah kegemukan.

c. Memperkuat massa tulang, menurukan nyeri sendi kronis pada

pingggang, punggung dan lutut serta mencegah osteoporosis.

d. Meningkatkan kerja jantung, paru serta pembuluh darah.

e. Meningkatkan aktivitas tubuh terhadap kekebalan tubuh terhadap

penyakit.

D. Pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah

Senam lansia dapat menurunkan tekanan darah karena mampu

mendorong jantung bekerja secara optimal, di mana olahraga untuk jantung

mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, Jaringan dan organ tubuh.

Sehingga pembuluh darah atau arteri koroneria akan lebih besar dan lebar

xxxiii
setelah melakukan aktivitas fisik seperti senam dan akan memperlancar aliran

darah serta timbulnya risiko hipertensi dapat dicegah jika dilakukan secara

benar dan teratur (Kuntaraf, 2013).

E. Kerangka Teori

Senam Lansia Perubahan Tekanan


Darah

Gambar 2.1 Kerangka Teori pengaruh senam lansia terhadap penurunan


tekanan darah penderita hipertensi.

F. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Alat Cara
Variabel Defenisi Kriteria Objektif Skala
Ukur Ukur
Variabel InDependen
Senam Sekumpulan SOP Observasi - -
gerakan Gerakan
senam kombinasi
yang dari
dilakukan gerakan
lansia otot dan
tehnik
pernafasan
dilakukan
dalam
waktu
30 menit
Variabel dependen
Tekanan Besarnya -Lembar Observasi 1. Tekanan Rasio

xxxiv
darah pada tekanan observasi darah
lansia darah lansia -Alat
naik :
hipertensi yang diukur ukur
>140/90
sebelum dan tekanan
sesudah darah mmHg.
dilakukan (Spygma
2. Tekanan
intervensi nometer)
darah
dengan
spigmanomet Tekanan tetap :
er dan darah
140/90
dinyatakan 1. Sistolik
mmHg
dalam satuan >
mmHg(mili 140mmHg 3.Tekanan
meter
darah
Hidragium). 2.Diastolik
turun :
> 90
mmHg <140/90

mmHg.

G. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah penderita

hipertensi setelah melakukan senam lansia.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah

penderita hipertensi stelah melakukan senam lansia.

xxxv
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis

penelitian eksperimen (experimental). Penelitian eksperimen adalah

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, kondisi yang

terkendalikan yang dimaksud adalah adanya hasil dari penelitian di

konversikan kedalam angka-angka, untuk analisis yang digunakan adalah

dengan menggunakan analisis statistik. (Sugiyono,2011:72). Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ”experimental pre-post test” dengan

melibatkan kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 di Puskesmas

Baebunta.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang

mengalami tekanan darah tinggi di wilayah kerja Puskesmas Baebunta.

Pengambilan sampel penelitian ini secara purposive sampling yang

xxxvi
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang ada atau tersedia

di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Jumlah sampel yang diambil adalah seluruh lansia perempuan

yang mengalami tekanan darah tinggi di wilayah kerja Puskesmas

Baebunta.

D. Instrument Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan).

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan melakukan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari

perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini,

instrumen yang dapat digunakan, adalah lembar observasi, paduan

pengamatan (observasi), atau lembar checklist (Sugiyono,2012).

Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah instrumen penelitian menggunakan SOP untuk data karakteristik

reponden serta lembar observasi untuk data khusus tekanan darah sebelum

dan sesudah perlakuan melalui pemeriksaan tekanan darah lansia

menggunakan alat stetoskop dan spygmanometer kemudian mmencatatnya

dilembar observasi.

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

xxxvii
sumber penelitian. Untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara

memberikan kuesioner dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian.

b. Setelah responden memahami tujuan penelitian, maka peneliti

mengajukan surat persetujuan untuk ditanda tangani pada lembar

persetujuan.

c. Jika responden telah menyatakan bersedia, maka peneliti

menggunakan lembar observasi untuk menilai responden, kemudian

dilakukan wawancara sebagai data pendukung untuk mmengetahui

hal-hal dari responden, selanjutnya dikumpulkan dan dipersiapkan

untuk diolah dan dianalisa.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku dan studi literatur untuk

memasukkan data yang berkaitan dengan lansia yang mengalami

hipertensi.

F. Pengolahan Dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang telah

terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

xxxviii
b. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

c. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk tabel

distribusi.

G. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara descriptive

mengenai distribusi frekuensi dan skripsi masing-masing variabel yang

diteliti. Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel (variabel

bebas dan variabel terikat), yaitu pengaruh senam lansia terhadap

penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Hasil analisis berupa

distribusi dan persentase dari tiap variabel disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariate yang diakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Analisis ini diperluhkan untuk menguji

hubungan antara masing-masing variabel bebas yakni senam dan variabel

terikat yakni penurunan tekanan darah. Dalam analisis ini uji statistik

yang digunakan adalah Chi-square, syarat uji chi-square adalah tidak

ada nilai observed yang bernilai 0 dan sel yang mempunyai nilai

akspected kurang dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat uji

xxxix
chi-square tidak terpenuhi, ,maka uji alternatifnya :

a. Alternatife uji chi-square untuk tabel 2x2 adalah uji fisher.

b. Alternatife uji chi-square untuk tabel 2xk adalah uji kolmogorof

smirnow.

c. Alternative uji chi-square untuk tabel selain 2x2 dan 2xk adalah uji

penggabungan sel (Hidayat, 2011).

H. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian meliputi:

1. Meminta ijin untuk melakukan penelitian di instansi tempat dilakukan

penelitian.

2. Informed Consent

Cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan

memberikan lembar pertujuan (informed consent). Apabila ibu yang telah

sesuai dengan kriteria bersedia menjadi responden maka ia akan

menandatangani lembar persetujuan namun apabila tidak bersedia

menjadi responden penelitian maka ibu bisa menolak.

3. Tanpa nama (Anonimity)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara

tidak menuliskan namanya pada lembar kuesioner tapi hanyamenuliskan

inisial namanya saja.

4. Kerahasiaan (Confidentialy)

Merupakan masalah etika yaitu dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi

xl
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian pengaruh senam

hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia wanita di Puskesmas

Baebunta tahun 2021. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi:

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Baebunta merupakan salah satu puskesmas di

Kabupaten Luwu utara, Puskesmas baebunta memiliki batas wilayah

antara bagian selatan kelurahan salassa dan utara desa radda bagian

timur desa mario dan barat desa buso. Desa baebunta memiliki penduduk

+ 22.479.00. Kegiatan senam lansia biasanya di adakan di halaman depan

puskesmas baebunta . Lansia berkumpul setiap hari jumat pada pukul

6.30 pagi.

2. Analisa Data Univariat

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan


pendidikan

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


karakteristik jenis kelamin, usia dan pendidikan
pada lansia di Puskesmas Baebunta tahun 2021.

Variable Jumlah %
Jenis Kelamin
Perempuan 28 100
Laki-laki - 0
Total 28 100
Usia

xli
60-64 17 48,1
65-69 9 29,7
70-74 2 22,2
Total 28 100
Pendidikan
SD 14 44,3
SMP 9 33,4
SMA 5 22,3
Total 28 100

Sumber:data primer,2021

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, menunjukkan bahwa dari 28

responden yang diteliti sebagian besar berjenis kelamin perempuan

dengan jumlah 28 orang (100%), dan dari 28 responden hampir

sebagian mengalami hipertensi adalah usia 60-64 tahun dengan

jumlah 17 orang (48,1%). Dari 28 responden hampir sebagian

berpendidikan SD yaitu 14 orang (44,3%).

3. Analisa Data Bivariat

a. Tekanan darah lansia penderita hipertensi sebelum melakukan


senam hipertensi.

Tabel 5.2 Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Sebelum.


Diberikan Senam hipertensi

Tekanan darah Jumlah %


Hipertensi stage 1 > 140/90 mmHg 13 46,4
Hipertensi stage 2 > 160/100 mmHg 15 53,6
Total 28 100
Sumber: data primer,2021

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, menunjukkan bahwa dari 28

responden yang sebagian besar mengalami hipertensi yaitu ada 15

responden atau 53,6 %Ttekanan darah lansia menderita hipertensi

xlii
setelah melakukan senam.

Tabel 5.3 Tekanan Darah Lansia mengalami Hipertensi


setelah dilakukan senam

Tekanan darah Jumlah %


Hipertensi stage 1> 140/90 mmHg 11 39,3
Hipertensi stage 2 > 160/100 mmHg 0 0
Prehipertensi > 120/80 mmHg 17 60,7
total 28 100
Sumber :data primer, 2021

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, menunjukkan bahwa dari 28

responden yang sebagian besar mengalami prehipertensi yaitu ada

17 responden atau 60,7%.

b. Pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah lansia penderita


hipertensi.

Tabel 5.4 Data tekanan darah penderita hipertensi sebelum


dan sesudah melakukan senam untuk Uji Sample Paired T-Test

PairedSamplesTest
PairedDifferences
95%
Confidenc
eIntervalo
Std. Std.
Me Devia Erro ftheDiffer Sig.
an tion rMe t Df (2-
ence
Low Upp taile
an er er d)

Pairtekanan_da
-
rah_
-.9 .2 .0 - -.8 2 .0
1 sebelum - 29 18.73
6 5 1.0 27 7 0
tekanan_d 2 0 30 5 0
arah_sesu
dah

xliii
Tabel 5.6 Merupakan masukan data jumlah tekanan darah yang di

dapat sebelum dan sesudah dilakukan senam. UJi statistik diberikan

untuk membuktikan hipotesis penelitian yaitu melihat hubungan

senam ergonomik terhadap perubahan tekanan darah lansia

hipertensi di Puskesmas Baebunta. Penelitian ini di analisis

menggunakan Uji sample Paired T-test dengan menggunakan

program SPSS, hasil korelasi antara pre dan post didapatkan hasil

Mean =-929, n= 28 , Uji t= -18.735 Df= 27 signifikan p = ,000

(p<0,05) Ho ditolak artinya ada Pengaruh Senam hipertensi terhadap

tekanan darah lansia mengalami hipertensi di Puskesmas Baebunta.

B. Pembahasan

1. Tekanan darah lansia penderita hipertensi sebelum melakukan senam


ergonomik

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Baebunta pada

tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari responden lansia yang dijadikan

sampel didapatkan bahwa lansia sebagian besar tekanan darahnya

tinggi/naik.

Pudiastri (2013) berpendapat bahwa penyakit hipertensi adalah

suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah

diatas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik dan diastolic pada

pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur darah, WHO

(World Health Organization) juga memberikan batasan bahwa seseorang

dengan beragam usia dan jenis kelamin, apabila tekanan darahnya

xliv
berada pada satuan 140/90 mmHg maka ia sudah dapat dikategorikan

sebagai penderita hipertensi.

Walaupun tanpa adanya penyakit pada usia lanjut jantung sudah

menunjukkan penurunan kekuatan kontraksi, kecepatan kontraksi.

Terjadi pula penurunan yang signifikan dari cadangan jantung dan

kemampuan untuk meningkatkan kekuatan curah jantung (Martono,

2019).

Usia lansia yang menderita hipertensi sebagian besar 60-64 tahun.

Seiring bertambahnya usia tubuh akan mengalami penurunan elastisitas

pada pembuluh darah sehingga tekanan darah secara otomatis akan naik,

dan cenderung tidak stabil. Proses penuaan menyebabkan kemunduran

kemampuan tubuh mulai terjadi penurunan dari kekuatan otot, hingga

kekuatan jantung memompa darah sehingga harus diimbangi dengan

aktifitas-aktifitas kecil yang rutin seperti senam (Darmojo, 2019).

Diketahui dari jenis kelamin lansia yang mengalami hipertensi

sebagian besar adalah lansia perempuan sebanyak 28 orang. Agriana et al

(2017) berpendapat bahwa wanita pasca menopause beresiko tinggi

utnuk mengalami hipertensi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor

hormonal yang lebih besar terdapat didalam tubuh perempuan d

dibanding laki-laki. Hal ini diduga karena adanya perbedaan hormone,

pengaruh melahirkan, ditinggalkan orang terdekat dan perbedaan stressor

psikososial antara laki-laki dan perempuan.

Diketahui lansia yang menderita hipertensi sebagian besar

xlv
berpendidikan SD terdapat 14 orang. Pendidikan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang tentang adanya gejala penyakit hipertensi

(Mubarak, 2016).

Peneliti berasumsi bahwa bagi lansia yang menderita atau tidak

menderita hipertensi untuk rutin mengukur tekanan darah . Apabila

hipertensi tidak dikontrol secara seksama dan teratur dengan sendirinya

akan terjadi penyakit jantung dan komplikasi-komplikasi lainnya.

2. Tekanan darah lansia penderita hipertensi sesudah melakukan senam


ergonomik.

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Baebunta pada

tabel 5.5 bahwa dari lansia yang dijadikan sampel didapatkan bahwa

lansia sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah setelah

dilakukan senam hipertensi. Secara keseluruhan terjadi kecenderungan

penurunan tekanan darah antara sebelum dan sesudah dilakukan senam

hipertensi. Keadaan tersebut karena usia yang bertambah berpengaruh

kepada penebalan pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan

pembuluh darah yang berpengaruh pada aliran darah dalam tubuh, jika

ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, seperti salah satunya

olahraga senam , bisa mengakibatkan kefatalan pada pembuluh darah dan

mengakibatkan komplikasi. Disarankan senam lansia dilakukan secara

rutin agar manfaatnya dapat dirasakan oleh para responden lansia.

Senam merupakan suatu bentuk latihan fisik yang dikemas

secara sistimatis yang tersusun dalam suatu program yang bertujuan

untuk meningkatkan kesegaran tubuh. Memberikan pengaruh baik

xlvi
(positif) terhadap kemampuan fisik seseorang, apabila dilakukan secara

baik dan benar.

Tekanan darah pada arteri tidak pernah tetap, selalu berubah ubah

sesuai dengan kebutuhan tubuh akan darah. Pada kardiogram terlihat

bahwa tekanan darah pada arteri sejalan dengan denyutan jantung yaitu

bergerak pada tekanan darah yang lebih tinggi, kemudian kembali pada

tekanan darah yang lebih rendah. Dengan demikian tekanan darah

dengan silih berganti dari nilai tinggi menuju ke nilai rendah seirama

dengan denyutan jantung tersebut. Nilai tertinggi adalah pada saat

sistolik dan nilai terendah pada saat diastolik. Hipertensi terjadi bila

diastolik berada diantara 90-104, resikonya cukup jelas tetapi tidak

bisa dikatakan sangat berbahaya, tetapi pada umumnya yang memiliki

tekanan diastolic diatas 90 harus memerlukan perawatan (Kuntaraf,

2019).

Pada hasil penelitian sebelumnya (Damajanti, 2013) penderita

hipertensi yang sebelumnya tidak mengikuti senam memiliki tekanan

darah tinggi dan setelah mengikuti senam tekanan darahnya mengalami

perubahan menjadi turun. Pada penelitian (Benny dan Khairunnisa,

2016) yang berjudul senam jantung, yoga, senam lansia dan senam

aerobic dalam penurunan tekanan darah lansia, memiliki kesimpulan

bahwa senam pada lansia yang secara alamiah mengalami berbagai

penurunan fungsi pada tubuhnya, dapat menjaga kesehatan tekanan darah

pada kasus darah tinggi (hipertensi).

xlvii
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa lansia penderita hipertensi

harus mengikuti senam secara rutin, karena dengan mengikuti senam

dapat menurunkan tekanan darah bukan karena disebabkan berkurangnya

berat badan, tetapi oleh adanya perubahan fisiologis pada tubuh. Semua

senam yang mampu dilakukan oleh lansia mempunyai efektivitas yang

sama untuk menurukan tekanan darah pada lansia sekaligus juga menjaga

kebugaran tubuh lansia.

3. Hubungan senam hipertensi dengan tekanan darah lansia mengalami


hipertensi.

Tekanan darah yang terjadi pada lansia yang mengalami

hipertensi di Puskesmas Baebunta mempunyai pengaruh sesudah

dilakukan senam seperti perubahan ini menunjukkan bahwa senam

sangat berhubungan dengan tekanan darah lansia mengalami hipertensi.

Pengaruh senam terhadap perubahan tekanan darah lansia mengalami

hipertensi telah di uji statistik Uji Paired T-Test pada tingkat kemaknaan

α= 0,05 dengan nilai (p) sistol yang sebesar 0,00 dan nilai (p) diastole

yang diperoleh sebesar 0,00. Karena nilai (p) lebih kecil dari nilai (α),

maka Ho ditolak Ha diterima ada pengaruh senam hipertensi dengan

tekanan darah lansia mengalami hipertensi.

Hipertensi pada lansia erat hubunganya dengan proses menua

pada seseorang. Disini terjadi perubahan berupa berkurangnya elastisitas

pembuluh darah, sehingga terjadi kekakuan pembuluh darah, keadaan ini

diperberat dengan kurangnya aktifitas fisik. Tekanan darah pada lansia

yang sering tampak adalah bagian systole, atau yang terekam paling atas

xlviii
atau paling utama dari alat pengukur tekanan darah. Hipertensi pada

lansia sebagian besar merupakan hipertensi systole terisolasi (HST) dan

pada umumnya merupakan hipertensi primer. Baik HST atau kombinasi

sistolik dan diastolic merupakan faktor resiko mortalitas dan

morbiditas untuk lansia (Frilyan, 2011).

Melakukan olahraga senam merupakan salah satu

penanggulangan masalah yang efektif untuk memompa jantung pada

setiap denyut 40-50% lebih besar pada atlet terlatih dibandingkan orang

yang terlatih. Melalui olahraga, frekuensi denyut nadi berkurang dan

tekanan darah menurun.

xlix
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tekanan darah lansia mengalami hipertensi Di Puskesmas Baebunta

sebelum dilakukan senam hipertensi paling banyak berada pada tekanan

darah >140/90 mmHg sebanyak 15 Orang.

2. Tekanan darah lansia mengalami hipertensi di Puskesmas Baebunta setelah

dilakukan senam hipertensi paling banyak berada pada tekanan darah <

140/90 mmHg sebanyak 17 Orang.

3. Ada hubungan senam hipertensi dengan tekanan darah lansia mengalami

hipertensi di Puskesmas Baebunta.

B. Saran

1. Saran bagi institusi pendidikan

Diharapkan dari hasil penelitian ini terkait dengan senam hipertensi

dengan hipertensi pada lansia, institusi pendidikan dapat menggunakanya

sebagai bahan materi di pendidikan dan sebagai bahan pijakan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Saran bagi wilayah penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk membantu para lansia yang

mengalami hipertensi khususnya bagi petugas posyandu lansia

Puskesmas Baebunta dapat membantu derajat kesehatan dan sosialisasi

l
lansia yang ada di Dusun Kanugrahan serta lebih memperhatikan

kesehatan pada lansia khususnya hubungan senam ergonomik terdapat

perubahan tekanan darah lansia mengalami hipertensi.

3. Saran bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih teliti dengan mengolah

waktu penelitian karena tidak semua responden memiliki banyak waktu,

sehingga diharapkan hasil penelitian lebih optimal.

li
DAFTAR PUSTAKA

Agrina, Rini S. S., dan Hairitama R. (2011). Kepatuhan Lansia Penderita


Hipertensi Dalam Pemenuhan Diet Hipertensi Di Kelurahan Sidomulyo
Barat Tampan Kota Pekanbaru. Jurnal Keperawatan Universitas Riau, Vol
6, No. 1, April 2011: 46-53. Di akses tanggal 7 Juli 2021

Amanda, D., & Martini, S. (2018). Hubungan Karakterristik dan Status Obesitas
Sentral dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal Berkala Epidemologi. Edisi
Januari 2016. Vol 16 No: 46-49. Di akses tanggal 7 Juli 2021

Arifin, M.H.B.M., Weta, I.W., & Rahmawati, N.L.K.A. (2016). Faktor - Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Lanjut
Usia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten Bandung. E-
Jurnal Medika. Edisi juli 2016.Vol 5 No 7: 2- 21. Di akses tanggal 7 Juli
2021

Darmojo B. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia.


Jakarta: Pustaka Medika; 2010.

Dinkes, Sulsel. (2014). Data Surveilans Penyakit Tidak Menular.


https://www.dinkes.sulselprov.go.id. diakses tanggal 02 Juli 2021

Festi, P.W. (2018). Buku Ajar Lanjut Usia Persfektif dan Masalah.
Surabaya: UM Surabaya Publishing.

Frilyan. 2010. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Usia
Lanjut di Tangerang. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2007,
Masalah Hipertensi di Indonesia, Dirjen Pengendalaian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Di akses tanggal 7 Juli 2021

Iswahyuni, S. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik dan Hipertensi pada Lansia.


Jurnal Profesi. Edisi Maret 2017. Vol 14 No 2: 1-3. Di akses tanggal 7 Juli
2021

Kemekes RI, (2016). Buku Kesehatan Lansia. https://www.kemkes.go.id. diakses


tanggal 10 Juli 2021

Kemenkes RI, (2010). Resiko Hipertensi. https://www.kemkes.go.id. diakses


tanggal 05 Juli 2021

Kemenkes RI, (2013). Riset Kesehatan Dasar. https://www.kemkes.go.id. diakses


tanggal 05 Juli 2021

lii
Kemenkes RI, (2018). Riset Kesehatan Dasar. https://www.kemkes.go.id. diakses
tanggal 05 Juli 2021
Kemenkes RI, (2019). Hari Hipertensi Dunia. https://www.kemkes.go.id.
diakses tanggal 10 Juli 2021 Kowalski, R.E. (2010). Terapi Hipertensi.
Bandung: Qanita. Di akses tanggal 7 Juli 2021

Kristiani, R.B, & Dewi, A.A. (2018). Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Hipertensi di Posyandu Lansia
Puntodewo Wilayah Penanggungan RW 05 Surabaya. Adi Husada
Nursing Journal. Edisi Desember 2018. Vol 4 No 2: 24-27. Di akses
tanggal 7 Juli 2021

Kuntaraf, L. (2013). Fisiologi kedokteran: dari sel kesistem: Jakarta Kusumawaty,


J., Hidayat, N., & Ginanjar. (2016). Hubungan Jenis Kelamin dengan
Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok
Kabupaten Ciamis. Mutiara Medika. Edisi Juli 2016. Vol 16 No 2: 46-49.
Di akses tanggal 7 Juli 2021

Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi.


Malang: Wineka Media

Martono, H. (2009). Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia).


Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Memah, M., Kandou, G.D., & Nelwan, J.E. ((2019). Hubungan Antara Kebiasaan
Merokok dan Konsumsi Alkhol dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Kombi Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesmas. Edisi
Januari 2019. Vol 8 No 1: 68-75. Di akses tanggal 7 Juli 2021

Moniaga, V. (2013). Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah


Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah. Jurnal e-
Biomedik (eBM). Edisi Juli 2013. Vol 1N No 2: 785-789. Di akses tanggal
7 Juli 2021

Mubarak. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi Edisi II.
Jakarta : Salemba.

Nugroho, W. (2015). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC Nuraini,


B. (2015). Risk Factor Of Hypertension. J Mojority. Edisi Februari
2015. Vol 4 No 5: 10-17. Di akses tanggal 7 Juli 2021

Nursalam. (2016). Buku Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika Pikir,


B.S. (2015). Manajemen Komprehesif. Surabaya: Airlangga
University Press

Purwono, J. dkk., (2020). Pola Kombinasi Garam dengan Kejadian Hipertensi

liii
pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan. Edisi Juli 2020. Vol 5 No 1: 531-
540. Di akses tanggal 7 Juli 2021
Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Siti, R.M. dkk. (2010). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika

Siti, R.M. dkk. (2011). Asuhan Keperawatan pada Lansia. Jakarta: CV. Trans
Info Media Sunaryo, dkk. (2015). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV
Andi Offset

Tulak, G.T. & Umar, M. (2017) Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi. Jurnal Perspektif. Edisi
Januari-Juni 2017. Vol 2 No 1: 169-171. Di akses tanggal 7 Juli 2021

WHO. (2015). Global Health Observatory (GHO) data : Raised blood pressure,
situation and trends. http://www.who.int/ gho/ned/risk factors/
blood presurre_text/endi akses tanggal 6 Juli 2021

WHO. (2018).Global action plan on physical activityand health


2018:2030. http://www.who.int/risk_factors/blood_presurre_text/en
di akses tanggal 7 Juli 2021

liv
T-Test

[DataSet1] C:\Users\alex\Documents\DATA SPSS BARU.sav

PairedSamplesStatistics
Mean N Std.Deviation Std.ErrorMean

Pair1 tekanan_darah_sebelum 2.00 28 .000 .000

tekanan_darah_sesudah 2.93 28 .262 .050

PairedSamplesStatistics
Mean N Std.Deviation Std.ErrorMean

Pair1 tekanan_darah_sebelum 2.00 28 .000 .000

tekanan_darah_sesudah 2.93 28 .262 .050

PairedSamplesTest
PairedDifferences
95%
ConfidenceIntervaloft
Std. Std.
Sig. (2-
heDifference
Mean Deviation ErrorMe T Df tailed)
an Lower Upper

P tekanan_darah_sebelu
a m-
i
-.929 .262 .050 -1.030 -.827 -18.735 27 .000
tekanan_darah_sesruda
h
1

lv
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama LISDA NIM : B.20.003.09 adalah mahasiswa


Program Studi DIV Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Wanita Di Puskesmas Baebunta Tahun 2021.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di Program Studi DIV Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo. Pada
penelitian ini, peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan
dampak negatif kepada Ibu sebagai responden. Peneliti sangat mengaharapkan
partisipasi Ibu dalam pelaksanaan penelitian. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini
bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Atas kesediaan dan partispasi diucapkan terima kasih.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas untuk
mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Jika tidak bersedia
menjadi responden, maka peneliti akan menghargai dan tidak akan memaksa
saudara. Sebagai tanda kesediaan saudara, dimohon untuk menandatangani lembar
persetujuan ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Palopo, Oktober 2021


Peneliti Responden

LISDA ________________
B.20.003.09

lvi
LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA WANITA DI PUSKESMAS
BAEBUNTA TAHUN 2021

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastol

Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah


sebelum (pre) sesudah (post) sebelum (pre) sesudah (post)
No. Jenis Kelamin diberi terapi diberi terapi diberi terapi diberi terapi

1 perempuan 140 90 120 80

2 perempua 160 100 140 90

3 Perempuan 140 90 120 80

4 Perempuan 140 80 120 80

5 Perempuan 160 110 120 90

6 Perempuan 170 110 140 90

7 Perempuan 160 100 120 80

8 Perempuan 160 90 140 90

9 Perempuan 150 110 120 90

10 Perempuan 140 80 110 90

11 Perempuan 170 110 110 80

12 Perempuan 140 100 140 80

13 Perempuan 160 100 140 100

14 Perempuan 160 90 130 100

15 Perempuan 150 100 120 90

16 Perempuan 140 80 120 80

17 Perempuan 1500 100 120 90

18 Perempuan 160 100 120 90

19 Perempuan 160 100 140 90

20 Perempuan 170 110 120 90

lvii
21 Perempuan 140 100 140 90

22 Perempuan 170 100 120 80

23 Perempuan 140 90 110 90

24 Perempuan 140 90 110 80

25 Perempuan 160 100 110 90

26 Perempuan 130 100 100 80

27 Perempuan 160 100 140 80

28 perempuan 160 100 140 80

lviii
SOP GERAKAN SENAM HIPERTENSI

No Gerakan Sudah
. Dilakukan
1. Latihan kepala
a. Putar kepala ke samping kiri kemudian ke kanan
sambil melihat kebahu.
b. Miringkan kepala kebahu sebelah kanan lalu ke kiri.
2. Latihan bahu dan lengan
a. Angkat kedua bahu keatas mendekati telinga dan
kemudian turunkan kembali perlahan-lahan.
b. Tepukan kedua telapak tangan dan regangkan lengan
kedepan setinggi bahu. Pertahankan bahu tetap lurus
dan kedua tangan bertepuk kemudian angkat lengan
ke atas kepala.
c. Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang
leher, raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat
dicapai.
d. Letakkan kedua tangan dipinggang, kemudian
mencoba meraih ke atas sedapatnya.
3. Latihan tangan
a. Letakan telapak tangan telungkup.
b. Baliklah telapak tangan, tarik ibu jari sampai
menyentuh jari kelingking, kemudian lanjutkan
dengan menyentuh tiap - tiap jari.
c. Kepalkan tangan sekuat kuatnya kemudian
renggangkan jari-jari selurus mungkin.
4. Latihan punggung
a. Dengan tangan disamping, bengkokan badan kesatu
sisi kemudian kesisi lain.
b. Letakakan tangan dipinggang dan tahan kedua kaki.
c. Tepuk kedua tangan kebelakang kemudian

lix
renggangkan kebahu belakang
5. Latihan paha dan kaki
a. Lipat satu lutut sampai kedada, lakukan secara
bergantian
b. Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin,
lakukan secara bergantian.
6. Latihan pernafasan
Duduk di kursi dengan punggung bersandar dan bahu
rileks. Tarik nafas dalam - dalam melalui hidung
kemudian keluarkan perlahan - lahan dari mulut.
7 Latihan muka
a. Kerutkan muka kuat - kuat kemudian tariklah alis ke
atas
b. Tutup mata kemudian buka lebar - lebar
c. Kembungkan pipi keluar sedapatnya kemudian
hisap ke dalam
d. Tarik bibir ke belakang sedapatnya kemudian
ciutkan dan bersiul

lx
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lisda
NIM : B.20.03.009
Program Studi : DIV Kebidanan
Menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang berjudul :
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH
LANSIA WANITA DI PUSKESMAS BAEBUNTA
TAHUN 2021

Adalah benar karya tulis saya sendiri,bukan merupakan hasil karya orang
lain,dalam skripsi ini tidak ada terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan
saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain,kecuali secara tertulis diacu dan disiasati dalam naskah skripsi serta
dituliskan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan isi skripsi ini hasil karya orang lain,maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.

Palopo,30 Oktober 2021

Lisda

lxi
L
A
M
P
I
R
A
N

lxii
lxiii
DOKUMENTASI

lxiv
lxv
A. Identitas Penulis
1. Nama : Lisda
2. NIM : B.20.003.09
3. Tempat/tgl Lahir : Lamasi, 30 APRIL 1993
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Walenrang Utara

B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SDN 493 Bosso Tahun 2005
2. Tamat SMP Negeri 2 Lamasi Tahun 2008
3. Tamat SMA Negeri Bosso Tahun 2011
4. Tamat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Kurnia Jaya
Persada Palopo Jurusan DIII Kebidanan Pada Tahun 2014
5. Tel;ah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Mega Buana Palopo
Tahun 2020 sampai Sekarang

lxvi

Anda mungkin juga menyukai