Anda di halaman 1dari 57

SKRIPSI

HUBUNGAN GIZI DAN HYGIENE DENGAN KETERLAMBATAN


PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM IBU NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PANGALE KABUPATEN
MAMUJU TENGAH TAHUN 2021

HARLYVANI
B. 20.03.244

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN
2021
HUBUNGAN GIZI DAN HYGIENE DENGAN KETERLAMBATAN
PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM IBU NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PANGALE KABUPATEN
MAMUJU TENGAH TAHUN 2021

HARLYVANI
B. 20.03.244

Skripsi ini dijadikan syarat untuk mendapatkan gelar


Sarjana Terapan Kebidanan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN GIZI DAN HYGIENE DENGAN KETERLAMBATAN


PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM IBU NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PANGALE KABUPATEN
MAMUJU TENGAH TAHUN 2021

HARLYVANI
B. 20.03.244

Skripsi ini telah dipertahankan Pada Tim Tim Penguji skripsi dan disetujui

untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Terapan Kebidanan, Fakultas Kesehatan Universitas Mega Buana Palopo.

Palopo, Agustus 2021

Pembimbing Utama

Dr.Hj.Nilawati Uly,S.Si.,Apt.,M.Kes

NIDN.092201790901

Mengetahui,

Plh. Ketua Program Studi

Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb


NIP.091306881304
LEMBAR SIAP UJIAN SKRIPSI

HUBUNGAN GIZI DAN HYGIENE DENGAN KETERLAMBATAN


PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM IBU NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PANGALE KABUPATEN
MAMUJU TENGAH TAHUN 2021

HARLYVANI
B. 20.03.244

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal ………2021, dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk diterima Sebagai salah satu Syarat mendapatkan

gelar Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo

Palopo, 2021

Pembimbing Utama : Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes (….…………......)

Pembimbing Pendamping: Kasmayani., S. ST., M. Keb (…………….)

Penguji : (…..…………......)

Mengetahui

Rektor Universitas Mega Buana Palopo

(Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes)


NIP. 092201790901
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas rahmat

serta ridho-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan

proposayang berjudul “hubungan gizi dan hygiene dengan keterlambatan

penyembuhan luka prenium ibu nifasdi wilayah kerja Puskesmas Pangale

Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2021”.Penulis menyadari bahwa penyusunan

karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan disebabkan terbatasnya pengetahuan

yang dimiliki oleh penulis. Olehnya itu dengan rendah hati mengharapkan saran

dan kritik. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua dan saudara

saya yang saya cintai yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Rahim Munir, SP.,MM selaku Pembina Yayasan Mega Buana Palopo.

2. Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Rektor Universitas Mega Buana

Palopo sekaligus sebagai pembimbing utama yang telah banyak meluangkan

waktu dan memberikan arahan sekaitan dengan penelitian ini.

3. Bapak Indra Amanah AN, SKM., MPH selaku Wakil Rektor I Bidang

Akademik Universitas Mega Buana Palopo.

4. Ibu Evawati Uly, S.Farm.,Apt selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan

Universitas Mega Buana Palopo.

5. Bapak Suwandi., SKM., M. PH selaku Wakil Rektor III Bidang

Kemahasiswaan Universitas Mega Buana Palopo.


6. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan

Ketua Prodi Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo.

7. Ibu Kasmayani., S.ST., M.Keb selaku pembimbing yang banyak memberikan

masukan dan pencerahan.

8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Universitas Mega Buana Palopo.

9. Kepala Puskesmas Pangale beserta staf yang telah memberikan ijin dalam

pengambilan data awal dan membantu memberikan kelengkapan lainnya untuk

penyusunan skripsi ini.

Kepada suami , anak-anak dan orang tua dan teman-teman serta seluruh

keluarga yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata semogaAllah subhanahuwataala senantiasa melimpahkan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua dan memberikan imbalan

yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang

telahmemberikanbantuankepadapenulisserta senantiasa menambah ilmu

pengetahuan yang bermanfaat dan menjadikan kita sebagai hamba yang selalu

bersyukur.

Pangale, Agustus 2021

Harlyvani
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i

HALAMAN JUDUL..................................................................................ii

HALAMAN SIAP UJIAN SKRIPSI.......................................................iii

KATA PENGANTAR...............................................................................iv

DAFTAR ISI..............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

A. LatarBelakang......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5

D. ManfaatPenelitian.................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 11

A. Tinjauan UmumTentang Ibu Nifas............................................................ 11

B. Tinjauan Umum Tentang Penyembuhan Luka Prenium........................... 13

C. Tinjauan umum Tentang hygiene.............................................................. 13

D. Tinjauan umum tentang Gizi .................................................................... 13

E. Kerangka Konsep...................................................................................... 17

F. Defenisi Operasional................................................................................. 18

G. Hipotesis Penelitian................................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 24


A. Desain Penelitian..................................................................................... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 24

C. Populasi dan SampelPenelitian.............................................................. 24

D. Instrumen Penelitian................................................................................ 25

E. Pengumpulan Data.................................................................................. 25

F. Pengolahan dan Penyajian Data.............................................................. 26

G. Analisa Data............................................................................................ 27

H. Etika Penelitian....................................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………... 28

BAB V PENUTUP …………………………………………………………. 33

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka perineum merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya

perdarahan ibu postpartum. Penyebab perdarahan postpartum dibagi menjadi

4 atau yang sering disebut dengan 4T yaitu tone (tonus; atonia uteri), tissue

(jaringan; retensio plasenta dan sisa plasenta), tears (laserasi; laserasi

perineum, vagina, serviks dan uterus) dan thrombin (koagulopati; gangguan

pembekuan darah) (Yuliawati 2013)

Pada beberapa penelitian baik penelitian internasional maupun

nasional menjelaskan bahwa luka perineum yang terjadi saat proses

persalinan hampir 90% wanita akan mengalami hal tersebut, baik secara

spontan atau dengan episiotomi. Biasanya proses kesembuhan luka perineum

ini akan sembuh secara bervariasi, ada yang sembuh secara normal dan ada

yang mengalami keterlambatan penyembuhan, hal itu bisa dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya karakteristik ibu, status gizi, kondisi cedera

ataupun perawatannya (Stefania at al, 2017).

Di Indonesia luka perineum dialami oleh 75% ibu persalinan

pervaginam, pada tahun 2013 ditemukan bahwa dari 1.951 kelahiran

pervaginam, 57% ibu menerima perenium jahitan pada 28% karena

episiotomi dan 29% karena robekan spontan. (Kemenkes RI, 2013). Ibu
postpartum sudah sangat lumrah jika memiliki jahitan dibagian perineum,

luka pada perineum ini sangat perlu diperhatikan dalam perawatannya, selain

agar cepat sembuh juga agar dapat mempercepat proses penyembuhan luka

perineum tersebut. Luka perineum yang apabila tidak ditangani dengan baik

akan memicu terjadinyainfeksi (Rahayu Puspito, 2016).

Proses penyembuhan luka secara normal berlangsung selama 6-7 hari

setelah melahirkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

perineum antara lain adalah ibu tidak mengalami kelainan misalnya anemia

dan diabetes mellitus, kebutuhan gizi ibu tercukupi dilihat dari IMT ibu,

pengetahuan ibu mengenai perawatan luka perineum baik, personal higiene

selama masa nifas, melakukan mobilisasi dini 2 jam setelah persalinan, pada

ibu tidak ada komplikasi (Willy Yuberto Andrisma, 2017).

Menurut Hidayat dan Musrifatul (2014) penyembuhan luka yang

mengalami kelambatan disebabkan karena bebarapa masalah diantaranya

perdarahan yang disertai dengan perubahan tanda tanda vital, infeksi seperti

kulit kemerahan, demam dan timbul rasa nyeri, pecahnya luka jahitan

sebagian atau seluruhnya akibat terjadinya trauma serta menonjolnya organ

bagian dalam ke arah luar akibat luka tidak segera menyatu dengan baik

(Asiyah, 2013).

Faktor penyebab infeksi berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang

merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman. Hal ini

diakibatkan oleh daya tahan tubuh ibu yang rendah setelah melahirkan,

perawatan dan kebersihan yang kurang baik yang tentunya dapat


membahayakan jiwa ibu(Adam at al, 2013).

Pengetahuan, status gizi, dan cara perawatan dapat berhubungan

dengan penyembuhan luka jahitan perineum karena penting bagi ibu nifas

untukmengetahui tentang bagaimana cara yang benar dalam merawat luka

jahitan perineum agar dapat terhindar dari infeksi dan memerlukan tambahan

nutrisi yang banyak dari kondisi biasanya untuk pemulihan tenaga dan untuk

penyembuhan luka jahitan perineum. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Trisnawaty (2016)di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

nifas, status gizi ibu nifas, dan cara perawatan ibu nifas dengan penyembuhan

luka jahitan perineum. Hasil penelitian Hasana dan Damayanti (2017) di salah

satu RS X Lamongan menyatakan hal yang sama bahwa ada hubungan antara

perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka perineum pada ibu post

partum (Lisda at al, 2017).

Hasil wawancara yang dilakukan pada 7 ibu yang mengalami luka

jahitan perineum di Puskesmas Pangale Kab.Mamuju terdapat 4 ibu dengan

dua jahitan pada luka perineum derajat II yang mengalami penyembuhan luka

perineum lebih cepat yaitu dalam waktu 3 hari. Hal ini disebabkan ibu yang

mengkonsumsi telur rebus selama masa penyembuhan luka jahitan perineum,

dimana telur rebus dapat memperbaiki sel-sel jaringan yang rusak dan

meningkatkan kadar HB pada ibu nifas. Kemudian ibu yang mengetahui cara

perawatan luka jahitan perineum dan ibu yang mencuci organ reproduksi

setiap BAB dan BAK. 3 ibu mengatakan mengalami penyembuhan luka


jahitan perineum lebih dari 1 minggu dan tidak mengetahui cara perawatan

luka jahitan perineum.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “faktor yang berhubungan dengan penyembuhan

luka perineum pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Panggale

Kabupaten Mamuju tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latarbelakang di atas, dengan ini rumusanmasalah

padapenelitian ini ialah bagaimana “hubungan gizi dan hygiene dengan

keterlambatan penyembuhan luka prenium ibu nifas di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2021.?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dalam penelitian ini adalah bahwa untuk mengetahui

hubungan penyembuhan luka perinium ibu nifas di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2021.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui factor makanan berhubungan dengan

penyembuhan luka perinium ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas

Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui factor Hygiene berhubungan dengan

penyembuhan luka perinium ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas

Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2021.


D. ManfaatPenelitian

a. Manfaati Teoritis

Memberikan sumbangsih bermanfaat kepada bidang

keilmuwan yang bermannfaat pada konsentrasi ilmu kebidanan

sehingga kelak bisa lebih mengembangkan penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Puskesmas Pangale

Penelitian ini dapat banyak memberi manfaat sehingga pelayan

kesehatan dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai

penyembuhan luka prenium ibu nifas.

2. Bagi Profesi

Dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu dan program

menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu nifas.

3. Bagi Universitas Mega Buana Palopo

Hasil penelitian ini akan memberikan hasil baru yang dapat

dikembangkan dengan mengkobinasikan pada proses pembelajaran

,penelitian dan pengabdian masyarakat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang nifas

1. Pengertian

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar

danberakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula(sebelum hamil) berlangsung kira-kira 6 minggu.

2. Klasifikasi Masa Nifas Klasifikasi pada masa nifas terbagi dalam tiga

tahapan antara lain :

a. Puerperium dini yaitu pemulihan ibu telah diperbolehkan berdiri

danberjalanjalan.

b. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat

genitalyang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1. Involusi Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih

kembaliseperti keadaan sebelum hamil. Perubahan uterus ini secara

keseluruhannya disebut involusi.

2. Lochea Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri

danvagina selama masa nifas. Lochea terbagi menjadi tiga jenis

yaitu :loche rubra, lochea serosa dan lochea alba. Pada awal

pemulihan post persalinan adalah merah terang, berubah menjadi


merah tua atau coklat kemerahan, itu mungkin berisi sedikit

gumpalan-gumpalan ataubekuan-bekuan. Lochea hanya untuk

menunjukkan pemulihan uterin.

a. Lochea Rubra Lochea rubra terdiri dari sebagian besar darah,

decidu dan robekanrobekantropoblastik dan bakteri.Darah

memucat, menjadi pinkatau coklat setelah 1 – 3 hari.

b. Lochea Serosa Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua

(coklat), banyakserum, leukosit dan jaringan sampai kuning cair 3

– 10 hari.

c. Lochea Alba Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2 – 6 minggu

setelah persalinan. Kekuningan berisi selaput lendir leucocye dan

kumanyang telah mati.

4. Perubahan Pada Serviks Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk

serviks agakmenganga seperti corong, segera setelah bayi lahir.Setelah

bayi lahir,tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2 jam,

hanyadapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke 6 masa nifas, serviks

sudahmenutup Kembali.

5. Perubahan Pada Vulva dan Vagina Vulva dan Vagina mengalami

penekanan serta pereganganyang sangat besar selama proses melahirkan

bayi. Karena penekanantersebut dapat menyebabkan luka pada vagina.

Luka tersebutumumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara

perpriman(sembuh dengan sendirinya), kecuali apabila terdapat infeksi.


6. Perubahan Pada perineum Perubahan pada perineum pasca melahirkan

terjadi pada saatperineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat

terjadi secaraspontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi

tertentu.

B. Tinjauan Umum tentang Luka Perinium

1. Pengertian

Luka Perineum Suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan

tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga

mengganggu aktifitas seharihari karna trauma dapat menyebabkan luka

pada kulit. Luka dibagi menjadi dua jenis yaitu, luka yang disengaja

dan luka tidak disengaja (Astuti et al, 2016)

Luka disengaja merupakan luka terkena radiasi atau bedah,

sedangkan luka tidak disengaja dibagi menjadi luka tertutup dan luka

terbuka. Luka tertutup yaitu luka yang tidak terjadi robekan, sedangkan

luka terbuka yaitu jika luka terjadi robekan seperti luka abrasi (luka

akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan luka

hautration (luka akibat alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka)

(Anita et al, 2017).

Dibidang kebidanan, luka yang sering terjadi adalah luka

episiotomi, luka bedah akibat seksio caesarea ataupun luka saat proses

persalinan (Damayanti et al, 2015).

2. Jenis Luka Perineum

Menurut Anita et al (2014) jenis luka adalah sebagai berikut:


b. Episiotomi Episiotomi (perineotomi) adalah insisi perineum untuk

memperlebar ruang pada lubang keluar jalan lahir sehingga

memudahkan kelahiran anak. Episiotomi yang dilakukan pada saat

yang tepat tidak hanya memudahkan kelahiran tetapi juga

mengurangi penekanan kepala pada perineum sehingga membantu

mencegah kerusakan otak. Ini berlaku untuk setiap bayi terutama

penting untuk bayi dengan daya tahan yang rendah terhadal trauma,

seperti bayi prematur, bayi yang lahir dari ibu yang menderita

diabetes dan bayi dengan erlythroblastosis.

Dimasa lalu, dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara

rutin yang tujuannya adalah untuk mencegah robekan berlebihan

pada perineum, membuat tepi luka rata sehingga mudah dilakulam

penjahitan (reparasi), mencegah penyulit atau tahanan pada

kepalan dan infeksi tetapi hal tersebut ternyata tidak didukung oleh

bukti-bukti ilmiah yang cukup. Tetapi sebaliknya, hal iji tidak

boleh doartikan bahwa episiotomi tidak doperbolehkan karena ada

indikasi tertentu untuk malakukan episiotomi (misalnya, persalinan

dengan ekstrasi cunam, distosia bahu, regiditas perineum).

Para penolong persalinan harus cermat membaca kata rutin

pada episiotomi karna hal itulah yang tidak dianjurkan, bukan

episiotominya. Episiotomi rutin tidak diperbolehkan karena

menyebabkan:

1) Meningkatkan jumlah darah yang hilang dan resiko hematoma.


2) Kejadian laserasi derajat tiga atau empat lebih banyak pada

episiotomi rutin dibandingkan dengan tanpa episiotomi.

3) Meningkatnya nyeri pasca persalinan di daerah perineum.

4) Meningkatkan resiko infeksi (terutama jika prosedur PI

diabaikan).

c. Laserasi Spontan Laserasi spontan pada vagina atau perineum

dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. Kejadian laserasi

akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak

terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan perasat manual

yang cepat dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah

terjadinya laserasi.

Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada

diameter5-6 cm tengah membuka vulva (crowning) karena

pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat

melewati introitus dan perineum dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya robekan. Bimbing ibu untuk meneran dan beristirahat

atau bernafas dengan cepat pada waktunya.

Trauma perineum posterior robekan spontan di klasifikasi

dengan derajat trauma yang berhubungan dengan struktur anatomis

yang terlibat.

1) Robekan derajat satu: robekan ini hanya mengenai kulit

forchette. Robekan ini dapat dibiarkan untuk pulih secara

spontan atau dieratkan denganmalakukan satu jahitan,


mendiskusikan dengan wanita tentang pilihannya dapat

menentukan penatalaksanaan.

2) Robekan derajat dua dan episiotomi: robekan ini mengenai

kulit forchette, perineum dan badan perineum. Otot superfisial

yang terobek adalah belbokavernosa dan otot perineum

tranversial. Trauma pada lapisan otot yang lebih dalam dapat

mengenai purbokoksigeus.

3) Robekan derajat tiga: selain trauma derajat dua, terdapat

kerusakan ke sfingter anal.

4) Robekan derajat empat: robekan ini mendeskripsikan trauma

yang mengenai semua struktur dia atas yang meluas ke mukosa

rectum.

d. Etiologi Indikasi untuk melakukan episiotomi dapat timbul dari

pihak ibu maupun pihak janin.

1) Indikasi janin Sewaktu melahirkan janin prematur, tujuannya

untuk mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada

kepala janin. Sewaktu melahirkan janin letak sungsang,

melahirkan janin dengan cunam, ekstraksi vakum, dan janin

besar.

2) Indikasi ibu Apabila terjadi peregangan perineum yang

berlebihan sehingga ditakuti akan terjadi robekan perineum,

umpama pada primipara, persalinan sungsang, persalinan

dengan cunam, ekstraksi vakum, dan anak besar.


Penyebab maternal mencakup:

1. Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong

2. Pasien tidak mampu berhenti mengejan

3. Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan

fundus yang berlebihan

4. Edema dan kerapuhan pada perineum

5. Varikositas vulva yang melemahkan jaringan perineum

6. Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit

pula sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior

7. Perluasan episiotomi

Faktor-faktor janin adalah:

1) Bayi yang besar

2) Posisi kepala yang abnormal

3) Kelahiran bokong

4) Ekstraksi forseps yang sukar

5) Dystocia bahu

6) Anomali kongenital, seperti hydrocephalus.

e. Tindakan Pada Luka Perineum

1. Derajat I: tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan

posisi luka baik

2. Derajat II: jahit dan kemudian luka pada vagina dan kulit

perineum ditutup dengan mengikut sertakan jaringan-jaringan

dibawahnya
3. Derajat III/IV: penolong persalinan tidak dibekali keterampilan

untuk reparasi perineum. Maka hendaknyasegera merujuk ke

fasilitas rujukan (Walyani, 2015)

f. Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian

atau perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Fisiologis proses

penyembuhan luka beragam proses selular yang saling tumpang

tindih dan terus-menerus memberikan kontribusi terhadap

pemulihan luka yaitu regenerasi sel, poliferasi sel dan

pembentukan kolagen.

Respon jaringan terhadap cedera melewati beberapa fase, yaitu :

1) Fase Inflamasi Respon vaskular dan selular terjadi ketika

jaringan terpotong atau mengalami cedera. Vasokonstriksi

pembuluh terjadi dan bekuan fibrinoplatetet terbentuk dalam

upaya mengontrol perdarahan. Reaksi ini berlangsung dari 5

menit sampai 10 menit dan diikuti oleh vasodilatasi venula.

Mikrosirkulasi kehilangan kemampuan vasokonstriksinya

karna norepinefrin dirusak oleh enzim intraselular. Juga,

histamin dilepaskan yang meningkatkan permeabilitas kapiler.

Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah

seperti antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen, dan air

menembus spasium vaskular selama 2 sampai 3 hari yang

menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan, dan nyeri.


Netrofil adalah leukosit pertama yang bergerak kedalam

jaringan yang rusak. Monosit yang berubah menjadi makrofag

menelan debris dan memindahkannya dari area tersebut.

Antigen- antibodi juga timbul. Sel- sel basal pada pinggir luka

mengalami mitosis dan menghasilkan sel- sel anak yang

bermigrasi. Dengan aktifitas ini, enzim proteolitik disekresikan

dan menghancurkan bagian dasar bekuan darah. Celah antara

kedua sisi luka secara progresif terisi, dan sisanya pada

akhirnya saling bertemu dalam 2 sampai 48 jam. Pada saat ini,

migrasi sel ditingkatkan oleh aktifitas sumsum tulang

hiperplastik.

2) Fase Proliferasi Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk

jaringan- jaringan untuk sel- sel yang bermigrasi. Sel- sel epitel

membentuk kuncup pada pinggiran luka. Kuncup ini

berkembang menjadi kapiler yang merupakan sumber nutrisi

bagi jaringan granulasi yang baru. Kolagen adalah komponen

utama dari jaringan ikat yang digantikan. Fibroblas melakukan

sintesis kolagen dan mukopolisakarida.

Dalam periode 2 sampai 4 minggu, rantai asam amino

membentuk serat- serat dengan panjang dan diameter yang

meningkat. Serat- serat ini menjadi kumpulan bundel dengan

pola yang tersusun baik. Sintesis kolagen menyebabkan kapiler

untuk menurun jumlahnya. Setelah itu, sintesis kolagen


menurun dalam upaya untuk menyeimbangkan jumlah kolagen

yang rusak. Sintesis dan lisis seperti ini mengakibatkan

peningkatan kekuatan. Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki

3% sampai 5% dari kekuatan kulit aslinya. Sampai akhir bulan,

hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan

lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak

vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses

metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.

3) Fase Maturasi Sekitar 3 minggu setelah cedera, gibroblas

mulai meninggalkan luka. Jaringan perut tampak besar, sampai

fibril kolagen menyusun kedalam posisi yang lebih padat. Hal

ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan perut tetapi

meninggalkan kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus

berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau 12

minggu tetapi tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari

jaringan sebelum luka.

g. Pencegahan Infeksi Pada Ibu Post Partum Pencegahan infeksi

selama post partum, yaitu (Nurjannah et al, 2013):

1. Luka dirawat dengan baik jangan sampai terkena infeksi

2. Penderita dengan infeksi post partum sebaiknya dievaluasi,

tidak bercampur dengan ibu yang sehat.

3. Pengunjung- pengunjung dari luar hendaknya pada hari hari

pertama dibatasi sepadat mungkin.


C. Tinjauan umum tentang personal hygiene

1. Personal hygiene

a. Pengertian Kebersihan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di

antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis

Pasteur menemukan proses penulan penyakit atau infeksi disebabkan

oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus dan bakteri

patogen, dan bahan kimia lainnya. Kebersihan adalah salah satu tanda

dari keadaan hygiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan

lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak

menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri

sendiri maupun oranglain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri,

seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian

yang bersih.

Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan

memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan

air dan sabun, atau menggunakan produk kebersihan tangan

merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan imfluenza dan

batuk-pilek. Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal,

tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal

dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga., menyapu dan

mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan,

membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah.


Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan

selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.

b. Cara perawatan

Pada Masa Nifas Empat puluh minggu masa kehamilan telah

terlewati dengan mulus. Namun masih harus menjalani proses yang

tak kalah merepotkan, yakni proses “pembersihan diri” atau masa

nifas. Biasanya 40 hari, tahapan pada masa nifas ini, vagina akan terus

menerus mengeluarkan darah.

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2

kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan

dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat

perineum dengan baik menggunakan antiseptik dan selalu diingat

bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang. Jaga

kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik

pada luka jahitan maupun kulit.

1) Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap

keringat karena produksi keringat menjadi banyak.Produksi

keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume

saat hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada

sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga


dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah

sekitar akibat lochea.

2) Kebersihan Tempat Tidur

Kebersihan tempat tidur harus diperhatikan. Beri alas atau

perlak atau kain di bawah bokong ibu sehingga darah nifas tidak

langsung mengenai alas Kasur atau sprei diganti 2 minggu sekali.,

karena bila sprei yang kotor dapat menjadi media

perkembangbiakan kuman. Usahakan menjemur kasur sekali dalam

sebulan.

3) Kebersihan lingkungan

Kebersihan lingkungan bukan hanya di lingkungan bukan

hanya di lingkungan dalam rumah, namun juga di luar rumah

seperti kebersihan peralatan dapur, peralatan rumah tangga, dan

kebersihan halaman, termasuk pembuangan air limbah dan sampah.

4) Kebersihan gigi Ibu yang sedang menjalani masa nifas harus juga

memperhatikan giginya dengan cara menggosok gigi setelah

makan, sebelum tidur malam, dan saat mandi. Hindari kerusakan

gigi dengan cara tidak makan atau tidak minum yang terlalu asam

dan manis, memeriksakan gigi ke dokter setiap 6 bulan sekali,

gunakan sikat gigi yang lembut dan tidak merusak email gigi serta

pasta gigi atau odol yang mengandung flouride dan choloride.

5) Kebersihan Rambut Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan

mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon


sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan

normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu

wanita dengan wanita lain.Meskipun demikian, kebanyakan akan

pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan kondisioner

yang cukup, lalu menggunakan sisiryang lembut. Hindari

menggunakan pengering rambut.

6) Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat

hamil akan dikeluarkan kembali menjadi air seni dan keringat

untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan

tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah

melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak

dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit

tetap kering.

7) Kebersihan vulva dan sekitarnya

a) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara

membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari

depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah

sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau

besar.

b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika


telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari

atau disetrika.

c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

d) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan

kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, Waslap

dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap

yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka

jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan

dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka

jahitan dan menjadi tempat kuman berkembang biak. Bisa juga

cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun. ) Bilas

dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa

luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.

e) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan

menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa

melakukan perendaman dengan air hangat cukup di siram

dengan air hangat.

f) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana

dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan

celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.

g) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin

bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh dan


kering. Lakukan perawatan yang benar setiap kali ibu buang

air kecil atau saat mandi dan bila mengganti pembalut.

h) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka

jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh

dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang

makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada

riwayat alergi

i) Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah

infeksi,meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat

penumbuhan.Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan

cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali

habis BAK atau BAB yang dimulai dengan mencuci bagian

depan, baru kemudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya

ibu dianjurkan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya

diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu

bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai dengan

dicuci, dijemur, dibawah sinar matahari dan disetrika.

j) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seijin

dokter atau bidan.

k) Perbanyak latihan jalan dengan posisi badan lurus jangan

membungkuk. Boleh jongkok pelan– pelan. Jangan kawatir

jahitan akan lepas karena jahitan sangat kuat. Lepas karena ibu

tidak rajin membersihkan luka jahitan sehingga terjadi infeksi


atau pada beberapa kasus yang sangat jarang ibu alergi benang

jahitan tersebut. Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik

dalam waktu kurang dari satu minggu.

D. Tinjauan Umum tentsng Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi

untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan

yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan

nutrient.

2. Gzi Dalam Masa Nifas

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi

kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi

produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan

gizi sebagai berikut:

a. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap

hari

b. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral

c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

d. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum

e. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit (Saifuddin, 2012)

Menurut Rahma (2014), zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca

persalinan antara lain:


1) Kalori Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-

500 kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari.

Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori,

karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan

menyebabkan ASI rusak.

2) Protein Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi

per hari. Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir

telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-

140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6

sendok selai kacang.

3) Kalsium dan vitamin D Kalsium dan vitamin D berguna

untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan

vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau

berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa

menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara

dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram

ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu

kalsium.

4) Magnesium Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk

membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang.

24 Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-

kacangan.
5) Sayuran hijau dan buah Kebutuhan yang diperlukan

sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8

semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2

cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.

6) Karbohidrat kompleks Selama menyusui, kebutuhan

karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu

porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil,

satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue

muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½

cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40

gram mi/pasta dari bijian utuh.

7) Lemak Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi

lemak (14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama

dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau

kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah

alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram

daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake,

satu 25 sendok makan mayones atau mentega, atau dua

sendok makan saus salad.

8) Garam Selama periode nifas, hindari konsumsi garam

berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik

kentang atau acar.


9) Cairan Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum

sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh

dari air putih, sari buah, susu dan sup.

10) Vitamin Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat

dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:

a) Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar

serta mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan

keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.

b) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan

meningkatkan fungsi syaraf. Asupan vitamin B6

sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di

daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.

c) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan

stamina dan daya tahan tubuh. 26 Terdapat dalam

makanan berserat, kacangkacangan, minyak nabati dan

gandum.

11) Zinc (Seng) Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan

luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam

daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan

metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari

sekitar 12 mg.

Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging. l.

DHA DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan


mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada

kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak,

hati dan ikan.

3. Pengukuran Status Gizi

Pengukuran Status Gizi Salah satu cara digunakan mengetahui status

gizi ibu yaitu dengan melaksanakan pengukuran lingkar lengan atas

(LILA). Hal ini disebabkan karena pengukuran lingkar lengan atas dapat

memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak

dibawah kulit dimana pada pengukuran yang lain tidak diperoleh.

Apabila LILA ≥23,5 cm menunjukkan gizi normal dan jika LILA < 23,5

menunjukkan gizi kurang atau disebut gizi kurang. Ukuran LILA pada

ibu <23,5 cm merupakan indikator yang kuat untuk mengetahui gizi ibu

yang kurang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah

pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri

(kecuali orang kidal diukur lengan kanan), lengan harus dalam keadaan

posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang

atau kencang, alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut

atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaanya sudah tidak

E. Kerangka konsep

Kerangka konsep dalampenelitian ini betujuan

untukmengedentifikasi hubunganantar variabel makadapat digunakan sebagai

berikut :
Gizi Penyembuhan luka perinium
Hygiene

Gambar.2.1. Kzerangka Konsep

Keterangan :

Variable independen

Variable dependen
F. Defenisi Operasional

Tabel 2.1
Defenisi operasional dan kriteria objektif
N Variabel DefinisiOper Alatukur Cara Hasil ukur Skala
o asional ukur (kriteria
objektif)
Variabel dependen
1 Keterlambata Tingkat SOP Lembar 1. Lambat jika Nominal
n penyembuha checklist luka tidak
Penyembuha n luka pada membaik ≤ 2
n luka saat minggu
perineum penelitian 2. Sangat lambat
jika luka lama >
2 minggu

Variabel independen
1 Gizi Makanan Kuesioner N = 1 1. IMT normal Nominal
yang TN= 0 2. IMT tidak
dikonsumsi normal
ibu saat
pemulihan
luka

Nominal
B=1 1. Bersih jika nilai
2 Hygiene Tingkat Lembar
checklist TB= 0 skore ≥70 %
kebersihan
kelamin ibu 2. Kurang Bersih
nifas jika nilai skore <
70 %

G. Hipotesis Null

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat di rumuskan hipotesis

sebagai berikutAda hubunganfactor penyembuhan luka perinium yaitu Ibu

nifas yaitu gizi dan hygiene di wilayah kerja Puskesmas Pangale Kabupaten

Mamuju Tengah tahun 2021.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Jenis penelitianyang di pakai pada penelitian ini ialah menggunakan

survey analitik di mana penelian ini mencobamenggali bagaimana

danmengapa kejadian kesehatan itu terjadi dan desain penelitian iniadalah

cross sectional yaitu rancanganpenelitian yang pengukuran

danpengamatannya di lakukan secarasimultan, pada suatu saat atau

sekaliwaktu (Notoatmodjo,2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelian

1. Lokasi penelitian

Penelitiani ini akandi lakukan di wilayah kerja Puskesmas

Pangale Kabupate Mamuju Tengah tahun 2021

2. Waktu Penelitian

Waktuipenelitian ini akan di mulai maret sampai November

tahun2021.

C. Populasi dan sampel penelitia

1. Populasiiialah keseluruhan objekiyang di teliti, populasi

dalamipenelitian ini ialahibu nifas di wilayah kerja Puskesmas

Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2021 periode Januari

hingga Juni 2021 yaitu dengan responden sebanyaki257responden.


2. Sampel

a) Besar sampel

Sampel pada penelitian ini di ambil dengan cara

Rumus pengambilan sampel:

N
n=
1+ N (d )²

Ket:

n = Besar Sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan (0,1)

N 257 257
n= 2 = =
1+ N ( d ) 1+ 257(0,1) ² 1+ 257(0,01)

257
= = =72ibu nifas
3,57

kriteria-kriteria :

a. Kriteria inklusi

1) keadaan umum baik.

2) Kooperatif.

b. Kriteria eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden.

2) Yang yang tidak meluangkan waktu.


3. Tehnikpengambilansampel

Tehnik pengumpulan, sampel secaraiPuposive sampling yaitu

memperhatikan pula karakter atau kriteri inklusi yang telah ditetapkan.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitianiini adalah Kuesioner dan lembar checklist

penyembuhan luka.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data responden dengan cara mengumpulkan pasien

pada satu tempat contoh puskesmas atau posyandu yang sebelumnya

memberikan informasi kepada seluruh bidan desa maupun kelurahan

sebagai instruksi pula kiranya membawa buku KIA saat kehamilan.

F. Pengolahan dan Penyajian Data

1. PengolahaniData

Setelahidata sudah rampung dalam langkahipengumpulan data, data

yang diolah dalam penelitian ini, di lakukan dengan menggunakan

tahap seperti dibawah ini :

a) Editing..

Editing di lakukan untuk kembali memeriksa apakah isi dari

lembar kuesioner telah cukup atau belum, melakuakan editing di

lakukan di tempat pengumpulan data, hingga saat ada kekurangan

data segera di cek kembali dikumpulkan kembali.


b) Coding

Setelah selesai mengedit kosioner atau di sunting,selanjutnya

melakukan coding atau pengkodean yaitu mengubah data yang

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data berupa angka atau

bialangan pada variable independen .

c) Entry Data

masing-masing dari responden yang dalam bentuk kode angka

ataupunhuruf di masukan ke dalam sofwere computer.

d) Cleaning Data

Bila semua data dari setiap responden telah selesai lalu di

masukan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahnan kode lalu di lakukan perbaikan.

e) Scoring

Pemberian nilai terhadaptiap-tiap jawaban dari pertanyaan yang

sudah di berikan pada responden tepat dengan panduan penilaian

yang sudah di tentukan.

f) Tabulating

Tindakan memasukan data dari hasil penelitian ke dalam table

sinkron dengankriteria sehingga di dapatkan banyaknya data yang

cocok dengan kuesioner

2. Penyajian data

Data yang telah di olah di sajikan dalam bentuk table distribusi di

sertai penjelasan yang di susun dalam bentuk narasi


G. Analisa Data

1. Analisis univariat

Dikerjakansemua variabel dari hasil penelitian. Analisis ini

memperoleh pembagian dan penyajian dari setiap variabel. Data yang

didapatkan lalu disusun dan di singkat dalam gambaran pembagian

frekuensi.

2. Analisa bivariant

Di lakukan terhadap dua variable yang di duga berhubungan,

data bivariate di analis dengan menggunakan uji chi square yaitu

tehnik statistic yang di gunakan untuk menguji hipotesis bila dalam

populasi terdiri atas dua atau lebih di mana data berbentuk nominal

dalam sampelnya besar, untuk dapat membuat keputusan tentang

hipotesis yang di ajukan di terima atau di tolak, maka harga chi

square di bandingkan dengan taraf kesalahan α =0.05 (Sugiyono,

2016).

(a) Hoditolak:jikanilai

p≥0,05artinyatidakadahubunganvariableindependen

denganvariabledependen

(b) Ha diterima:jikan i l a i

p<0,05artinyaadahubunganvariableindependen

denganvariabledependen.
H. Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan (Infomend consent)

Lembar persetujuan di berikan sebelum melakukan penelitian,

pemberian lembar persetujuan agar responden mengerti mengenai

maksud dan tujuan penelitian, bila responden bersedia maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan.

2. Kerahasiaan identitas (Ananomity)

Kerahasiaan identitas tidak perlu di cantumkan nama pada lembar

kuisioner. Tujuannya ialah untuk menjaga privasi responden, peneliti

hanya menandai dengan pemberian kode seperti nomor urut pada

kuesioner.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Privasi adalah etika penelitian yangmenjaga privasi dari hasil

penelitian, data yang sudah di peroleh oleh

peneliti,di,jamin,kerahasiaannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Hubungan gizi dengan keterlambatan penyembuhan luka perineum

Data analisis dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan

distribusi frekuensi berdasarksn Gizi responden dapat dilihat pada table

dibawah ini:

Tabel.4.1
Distribusi frekuensi gizi responden diwilayah kerja Puskesmas
Pangale Kabupaten Mamuju Tengah
Gizi Frekuensi %
Baik 20 27,8
Kurang 52 72,2
Total 72 100,0
Sumber : Data Tahun 2021

Berdasar pada table 4.1. dapat dijelaskan bahwa ibu dengan

Konsumsi Gizi Baik sebanyak 20 (27,8%) responden sedangkan ibu

dengan konsumsi Gizi kurang baik sebanyak 52 (72,2%) responden di

wilayah kerja Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah tahun

2021.
b. Hubungan hygiene dengan keterlambatan penyembuhan luka perineum

Tabel.4.2
Distribusi frekuensi hygiene responden di wilayah kerja Puskesmas
Pangale Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2021
Hygiene Frekuensi %
Baik 15 20,8
Kurang Baik 57 79,2
Total 72 100,0
Sumber : Data Tahun 2021
Table 4.2.menjelaskan bahwa responden yang memiliki hygiene

baik sebanyak 15(20,8%)responden sedangkan responden yang memiliki

hygiene kurang baik sebanyak 57 (79,2% ) ressponden di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2021.

c. Keterlambatan kesembuhan luka perineum

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi penyembuhan luka perinium ibu nifas
Kategori Frekuensi %
Lambat 56 77,8
Sangat Lambat 16 22,2
Total 72 100,0
Sumber : Data Tahun 2021
Table 4.3.terlihat bahwa luka yang lambat sembuh sebanyak 56

orang dan yang sangat lambat sebanyak 16 orang di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2021

2. Analisa Bivariat
a. hubungan gizi dengan keterlambatan kesembuhan luka perineum

Tabel.4.4
Hubungan gizi dengan keterlambataan penyembuhan luka perineum
di Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah
Tahun 2021

Penyembuhn luka
perineum p-
Total
Lambat Sangat Value
lambat
Baik 8 12 20
% 11,2% 16,6% 27,8%
Gizi
Kurang 16 36 52
0,000
% 22,2% 49,9% 72,2%
Total 15 57 72
% 77,8% 22,2% 100,0%
Sumber : Data tahun 2021

Berdasarkan table 4.4. diatas bahwa hasil uji statistic menggunakan

Chy Square didapatkan hasil nilai p = 0,000 < α = 0,05. Artinya bahwa Ho

ditolak.
b. Hubungan hygiene dengan keterlambatan penyembuhan luka perineum

Tabel.4.5
Hubungan hygeni dengan penyembuhan luka perinium ibu nifas di Puskesmas
Pangale Kabupaten Mamuju Tengah.
Tahun 2021

Penyembuhn luka
perineum p-
Total
Lambat Sangat Value
lambat
Baik 14 6 20
% 19,46% 8,34% 27,8%
Hygiene
Kurang baik 10 42 52 0,000
% 13,8% 58,4% 72,2%
Total 15 57 72
% 20,8% 79,2% 100,0%
Sumber : Data Tahun 2021

Berdasarkan table 4.5. diatas bahwa hasil uji statistic menggunakan Chy

Square didapatkan hasil nilai p = 0,000 < α = 0,05. Artinya bahwa Ho

ditolak.

B. Pembahasan

1. Hubungan Gizi dengan penyembuhan luka perineum

Berdasarkan table 4.4. diatas bahwa hasil uji statistic

menggunakan chy square didapatkan hasil nilai p = 0,000 < α = 0,05.

Artinya bahwa Ho ditolak. Dengan demikian dinyatakan ada hubungan

antara gizi ibu dengan kesembuhan luka perineum di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2021. Hal ini

disebabkan karna kurangnya asupan gizi yang berperan penting dalan

proses penyembuhan luka.


Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian atau

perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Fisiologis proses penyembuhan

luka beragam proses selular yang saling tumpang tindih dan terus-

menerus memberikan kontribusi terhadap pemulihan luka yaitu

regenerasi sel, poliferasi sel dan pembentukan kolagen (Devi&Velga

2021).

Pada beberapa penelitian baik penelitian internasional maupun

nasional menjelaskan bahwa luka perineum yang terjadi saat proses

persalinan hampir 90% wanita akan mengalami hal tersebut, baik secara

spontan atau dengan episiotomi. Biasanya proses kesembuhan luka

perineum ini akan sembuh secara bervariasi, ada yang sembuh secara

normal dan ada yang mengalami keterlambatan penyembuhan, hal itu

bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik ibu,

status gizi, kondisi cedera ataupun perawatannya (Sholikha et al, 2020).

2. Hubungan hygiene dengan penyembuhan luka perineum ibu nifas

Berdasarkan table 4.5. diatas bahwa hasil uji statistic

menggunakan Chy Square didapatkan hasil nilai p = 0,000 < α = 0,05.

Artinya bahwa Ho ditolak.

Luka perineum merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya

perdarahan ibu postpartum. Penyebab perdarahan postpartum dibagi

menjadi 4 atau yang sering disebut dengan 4T yaitu tone (tonus; atonia

uteri), tissue (jaringan; retensio plasenta dan sisa plasenta), tears

(laserasi; laserasi perineum, vagina, serviks dan uterus) dan thrombin


(koagulopati; gangguan pembekuan darah) (Simanjuntak L, 2020).

Pengetahuan, status gizi, dan cara perawatan dapat

berhubungan dengan penyembuhan luka jahitan perineum karena penting

bagi ibu nifas untuk mengetahui tentang bagaimana cara yang benar

dalam merawat luka jahitan perineum agar dapat terhindar dari infeksi

dan memerlukan tambahan nutrisi yang banyak dari kondisi biasanya

untuk pemulihan tenaga dan untuk penyembuhan luka jahitan perineum.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Trisnawaty (2016) di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas, status

gizi ibu nifas, dan cara perawatan ibu nifas dengan penyembuhan luka

jahitan perineum. Hasil penelitian Hasana dan Damayanti (2017) di salah

satu RS X Lamongan menyatakan hal yang sama bahwa ada hubungan

antara perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka perineum

pada ibu post partum.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

yaitu gizi dan hygieni dengan keterlambatan penyembuhan luka perineum

pada psien post partum di wilayah kerja Puskesmas Pangale Kabupaten

Mamuju Tengah tahun 2021.

B. Saran

1. Universitas Mega Buana Palopo.

Hasil penelitian diharapkan mampu mmeberikan informasi tebaru

yang dapat dimanfaatkan dalam proses pemberlajaran sehingga dapat di

gunakan untuk literature terkait.

2. Bagi Puskesmas Pangale.

Dari hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi positif bagi

pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam pemberian pelayanan

kepada ibu dengan luka post partum berkaitan dengan luka perineum.

3. Bagi Profesi

Dari hasil penelitian diharapkan bisa menjadi pertimbangan dan

masukan bagi profesi dalam meningkatkan pemikiran dan pertimbangan

meningkatkan kinerja profesi untuk percepatan penyembuhan luka pada

masa nifas di Indonesia khususnya wilayah penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Asiyah, Nor. 2013. “Perbedaan Kejadian Ruptur Perineum.” Jikk 4: 70–77.

Devi&Velga. 2021. “Factors Affecting Wound Healing Process in Post Sectio

Caesarea Patientsin Midwifery.” 11(April): 469–80.

Lisda at al. 2017. “Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Di PuskesmasTapin

Utara 200 Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Di Puskesmas Tapin

Utara.” : 1–89.

Rahayu Puspito. 2016. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur

Perineum Di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2014.” Issn :

1907 - 3887 XI(April): 22–30.

Stefania Dai Doni1, Ina Kuswanti2, Rista Novitasari2. 2017. “HUBUNGAN

BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM

PADA PERSALINAN NORMAL.” 4(1): 30–38.

Tarelluan, J., S. Adam, and S. Tombokan. 2013. “Analisis Faktor – Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di

RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa.” Jurnal Ilmiah

Bidan 1(1): 90881.

Willy Yuberto Andrisma, S.H. 2007. “Metadata, Citation and Similar Papers at

Core.Ac.u 1.” Pembagian Harta Waris Dalam Adat Tionghoa Di Kecamatan

Ilir Timur I Kota Palembang 1(14 June 2007): 1–13.

https://core.ac.uk/download/pdf/11715904.pdf.
Yuliawati. 2013. “Hubungan Riwayat Pre Eklamsia, Retensio Plasenta, Atonia

Uteri Dan Laserasi Jalan Lahir Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum

Pada Ibu Nifas.” Kesehatan VI: 75–82.


LAMPIRAN
LAMPIRAN LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Tempat Tanggal Lahir:

Pekerjaan :

Alamat :

Menyetujui menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Harlyvani

Nim : B.20.03.244

Alamat : Pangale

Judul penelitian : Hubungan gizi dan hygiene dengan keterlambatan

penyembuhan luka prenium ibu nifas di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Tahun

2021.

Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian

ini, saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya serta identitas

dan jawaban yang saya berikan terjamin kerahasiaannya.

Demikian pernyataan saya tanda tagani tanpa adanya paksaan dari siapapun

Pangale ,…………………2021

Responden

(…….……………..)
LAMPIRAN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang Terhormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Harlyvani

Nim : B.20.03.244

Alamat : Pangale

Adalah Mahasiswa Program Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Mega

Buana Palopo, akan melakukan penelitian tentang “hubungan gizi dan hygiene

dengan keterlambatan penyembuhan luka prenium ibu nifas di wilayah kerja

Puskesmas Pangale Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2021”. Oleh karena itu

saya meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan pada lembar observasi, karena jawaban yang ibu berikan akan terjaga

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan kesediaan ibu, Saya ucapkan terima kasih.

Pangale, ……………..2021

Peneliti

Harlyvani
LEMBARCHECKLIST LUKA

No Keadaan luka Perinium


Lambat Sangat lambat Normal

Lembar checklist Gizi

No IMT Normal IMT Tidak Normal

Lembar checklist Hygiene

No Baik Kurang baik


LEMBAR CHECKLIST

A. Identitas Umum
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Suku :
Alamat :
Kode Responden :

B. Lembar checklist
Petunjuk pengisian :
Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan perineum, lalu lakukan penilaian
dengan memberi tanda check (√) pada kolom “Ya” jika ibu melakukan
pernyataan tersebut, namum beri tandan check (√) pada kolom “tidak” jika ibu
tidak melakukan pernyataan tersebut.
No Pernyataan Ya Tidak
Sebelum merawat luka jahitan di kemaluan ibu, ibu
1
melakukan cuci tangan dahulu.
Cara ibu melepas pembalut dari depan (kemaluan) ke
2
kebelakang (anus).
Ibu melakukan cebok dari depan (kemaluan) ke belakang
3
(anus).
Ibu menghindari cebok dengan air hangat/ berendam air
4
hangat.
5 Ibu cebok menggunakan air dan sabun
6 Ibu cebok dengan air rebusan daun sirih.
Ibu memakai kasa yang ditetesi betadin kemudian di
7
letakkan pada luka jahitan di kemaluan.
8 Ibu mengganti softek minimal 2 kali/hari.
9 Ibu mengganti celana 2 kali atau lebih dalam satu hari.
10 Ibu cebok minimal 3 – 4 kali/ hari
11 Selesai cebok, kemaluan ibu selalu dikeringkan.
12 Selesai cebok atau merawat luka jahitan, ibu cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai