MARSELA BUKANG
201802020
MARSELA BUKANG
201802020
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Serta tak lupa penulis hanturkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para
sahabat, dan seluruh umat-Nya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Semoga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul “Laporan Tugas A
khir Kebidanan Komprehensif pada Ny. J di Puskesmas Tawaeli Kota Palu” sebagai
salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir program Studi DIII Kebidanan STIKes
kepada kedua Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan secara materi,
motivasi, dan dukungan selama penulisan Laporan Tugas Akhir. Pada kesempatan ini
Nusantara Palu.
2. Bapak Dr. Tigor H.Situmorang, M.H., M.Kes. Ketua STIKes Widya Nusantara
Palu.
3. Ibu Dr. Pesta Corry Sihotang Dipl.Mw.SKM M.Kes selaku pembimbing 1 yang
LTA ini.
iv
4. Ibu Arfiah S.ST.,M.Keb Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Widya Nusantara
Palu.
5. Ibu Iin Octaviana Hutagaol selaku pembimbing 2 yang telah banyak memberikan
6. Ibu Hadidjah Bando, SST., Bd., M.Kes. Selaku penguji utama yang telah banyak
7. Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan
8. Bapak/ibu dosen dan staf Prodi DIII Kebidanan STIKes Widya Nusantara Palu
10. Ny. J beserta keluarga yang telah bersedia untuk menjadi responden peneliti
11. Semua teman-teman angkatan 2018 Prodi DIII Kebidanan dan kelompok Dinas
v
vi
Laporan Tugas Akhir Kebidanan Komprehensif Pada Ny “J”
Di Puskesmas Tawaeli Kota Palu
ABSTRAK
Masalah ibu dan anak (KIA) saat ini masih menjadi salah satu indikator rendahnya
derajat kesehatan di indonesia dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2018 di Provinsi
Sulawesi Tengah berjumlah 82 kasus sedangkan tahun 2019 berjumlah 97 kasus dan Angka
Kematian Bayi (AKB) tercatat tahun 2018 berjumlah 385 kasus sedangkan tahun 2019
berjumlah 340 kasus. Upaya untuk mengurangai masalah tersebut pemerintah membuat
program gerakan sayang ibu dibidang kesehatan. Tujuan penulisan studi kasus untuk
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan perancangan study kasus
yang mengeksplorasi secara mendalam dan spesifik menggunakan Asuhan Kebidanan 7
Langkah Varney yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
Keluarga Berencana yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Subjek penelitian yang
diambil adalah Ny. J umur 30 tahun.
Hasil asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. J dimulai sejak kehamilan trimester III,
dimana didapatkan kesenjangan yaitu TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan menurut Mc
Donald, di masa persalinan berjalan normal selama 40 minggu 4 hari, Masa Nifas
berlangsung normal selama 40 hari, Bayi baru lahir berlangsung normal dengan BB lahir
3.500 gram, PB 50 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, LILA 11 cm, hingga keluarga berencana
semua asuhan berlangsung normal. Pada asuhan keluarga berencana Ny. J mengatakan ingin
menggunakan kontrasepsi KB Pil Laktasi nanti setelah selesai masa nifas.
Kesimpulan penelitian ini, pelayanan komprehensif yang diberikan pada Ny. J
berjalan sesuai perencanaan yang telah dibuat dan sudah dievaluasi mengikuti prosedur tetap
yang ada di Puskesmas Tawaeli dengan menggunakan standar 10 T. Disarankan kepada
peneliti dan Puskesmas Tawaeli dapat meningkatkan keterampilan dan pemberian Asuhan
Kebidanan secara Komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
khususnya pada keluarga berencana sesuai standar profesi kebidanan agar tercapainya
penguna akseptor KB.
vii
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
JK : Jenis Kelamin
KB : Keluarga Berencana
KKAL : Kilo Kalori
KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak
KH : Kelahiran Hidup
KN : Kunjungan Neonatal
KF : Kunjungan Nifas
K1 : Kunjungan Pertama Ibu Hamil
KG : Kilogram
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LiLA : Lingkar Lengan Atas
LK : Lingkar Kepala
LD : Lingkar Dada
LH : Luteinizing Hormone
MSH : Melanosit Stimulating Hormone
MMHG : Milimeter Merkuri Hydrogyrum
PARIMO : Parigi Moutong
PAP : Pintu Atas Panggul
PNC : Postnatal Care
PUKI : Punggung Kiri
PX : Prosesus Xipoideus
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
PMB : Praktek Mandiri Bidan
PUSTU : Puskesmas Pembantu
PRESKEP : Presentase Kepala
PUP : Pendewasaan Usia Perkawinan
PMS : Premenstruation Syindrome
SDKI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survey Penduduk Antar Sensus
SOAP : Subjektif, Objektif, Assesment, Planning
SOP : Standar Oprasional
TD : Tekanan Darah
TTV : Tanda-Tanda Vital
TP : Tafsiran Persalinan
TFU : Tinggi Fundus Uterina
TB : Tinggi Badan
TT : Tetanis Toksoid
TBJ : Tapsiran Berat Janin
USG : Ultrasonografi
UK : Umur Kehamilan
UUK : Ubun-Ubun Kecil
VT : Vagina Toucher
VDRL : Veneral Desease Researc Laboratority
xv
WHO : World Health Organization
WITA : Waktu Indonesia Tegah
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
optimal, aman bagi pasien dan bidan. Bidan melakukan pengkajian komprehensif
Nifas, Bayi Baru Lahir, dan KB pada masa pandemi jika diperlukan pemeriksaan
maka pasien membuat janji terlebih dahulu dengan bidan melalui telepon atau
WA dan konsultasi KIE dan konseling dapat dilaksanakan secara online. Jika
diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas,
1
2
kematian ibu hamil dan bersalin. Banyak kematian perempuan pada saat hamil
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
Ibu (AKI) sebesar 500.000 jiwa per tahun. Di Indonesia sebesar 359 per 100.000
jiwa pertahun. Dari bulan Januari sampai Desember tahun 2018 Angka Kematian
Ibu (AKI) meningkat jika dibandingkan target AKI di Indonesia pada tahun 2018
adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB)
jauh dari target MDG’s tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong
disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum
memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya.
Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan
postpartum. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak
sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang
menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda <20
tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak
yang akan dicapai adalah menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00
kelahiran hidup pada SDKI 2012 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup pada
2018 Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat berjumlah 82 kasus dengan penyebab
penyebab lain-lain 12, gangguan system perederan darah 8, infeksi 4, dan terakhir
kasus yang disebabkan oleh perdarahan 24, Hypertensi dalam kehamilan 24,
gangguan jantung 11, infeksi 7, gangguan metabolik 1 dan penyebab lain-lain 30.
Serta berdasarkan data dari keseluruhan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
Sulawesi Tengah tahun 2018 tercatat berjumlah 385 kasus dengan jumlah
kasus, Morowali 27 kasus, Sigi 24 kasus, Tojo Una-Una 23 kasus, Banggai Laut
23 kasus, Banggai 22 kasus, Banggai Kepulauan 19 kasus, Kota Palu 19 dan yang
Sedangkan pada tahun 2019 Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sulawesi
Tengah tercatat 340 kasus kematian pada bayi dengan jumlah kematian tertinggi
Kabupaten Poso 35 kasus dan Kabupaten Buol 35 kasus, Morowali 30, Toli-Toli
28, Donggala 25 kasus, Banggai Laut 24 kasus, Tojo Una-Una 20, Morowali
4
Utara 14 kasus, Banggai Kepulauan 13, Sigi 12 dan untuk kematian dengan kasus
terendah yaitu Kota Palu 8 kasus (Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, 2018-2019).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palu Angka Kematian Ibu
(AKI) tahun 2018 tercatat berjumlah 4 kasus yang terjadi pada ibu hamil yang
seperti penyakit jantung 1 orang. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada
tahun 2019 tercatat ada 11 kasus kematian ibu yang disebakan oleh eklamsia 4,
infeksi 3, jantung 3, dan lain-lain seperti emboli air ketuban, sepsis, syok sepsis 1.
Serta Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2018 tercatat berjumlah 19 kasus
yang disebabkan oleh BBLR 10, asfiksia 4 dan penyebab lainnya 5. Sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 tercatat 11 kasus yang disebabkan
Berdasarkan data dari Puskesmas Tawaeli Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2018 tercatat 0 kasus yang terjadi. Hal
dengan standar target pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi yaitu pada tahun 2018
sebesar 1.046 (101,06%), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 986
(98,40%), cakupan KF3 sebesar 983 (98,20%), cakupan KN1 sebesar 901
5
2018).
Berdasarkan data dari Puskesmas Tawaeli Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 masih tercatat 0 kasus. Dengan
cakupan KF1 sebesar 984 (98,30%), cakupan KF2 sebesar 985 (98,40%), cakupan
KF3 sebesar 983 (98,20%), cakupan KN1 sebesar 901 (95,95%), cakupan KN
Berencana (KB) aktif Tahun 2018 sebanyak 652 orang, yaitu kondom 28 orang,
suntik 418 orang, pil 81 orang, AKDR 37 orang, MOP 0, MOW 0, implant 101
orang, untuk cakupan peserta KB aktif sudah tercapai. Sedangkan tahun 2019
jumlah peserta KB aktif berjumlah 272 orang, yaitu kondom 2 orang, suntik 178
orang, pil 58 orang, AKDR 4 orang, MOP 0, MOW 0, implant 20 orang, cakupan
Tawaeli, 2018-2019).
6
Sebagian besar kematian ibu bisa dicegah jika para ibu memperoleh
pertolongan dari tenaga kesehatan yang kompeten dan di dukung oleh fasilitas
kesehatan seperti Poskesdes, Polindes atau Puskesmas, disamping itu juga ada
Upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) untuk ibu hamil dan
bersalin yaitu mengupayakan jaminan mutu Antenatal Care (ANC) terpadu dan
maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
komprehensif pada Ny. J dari usia kehamilan 32 minggu 2 hari, bersalin, bayi
baru lahir, nifas, neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi dalam laporan studi
kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. J dari Hamil
B. Rumusan Masalah
menurunkan angka Mortalitas dan Morbalitas pada ibu hamil, bersalin, nifas,bayi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
bentuk SOAP.
8
2. Tujuan Khusus
SOAP.
c. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Post Natal Care pada Ny. J dan di
d. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny. J dan di
D. Manfaat
1. Praktis
tentang perubahan fisiologi dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil, nifas,
2. Teoritis
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KEHAMILAN
a. Pengertian Kehamilan
perkembangan janin di dalam intra uteri dari awal konsepsi dan berakhir
sampai melahirkan kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak melebihi dari
aterm (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut dengan
waspada, karena pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa
10
11
kembali pada trimester tiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh
dibutuhkan oleh ibu. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih sebab
perubahan lain yang terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak
patogen.
(2) Serviks
berwarna keunguan.
(3) Uterus
akhir kehamilan.
13
(4) Payudara
minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat
hematokrit 35,5%.
Astuti, 2021).
1) Oksigen
pernapasan.
16
2) Nutrisi
a) Kalori
b) Protein
yaitu protein dari hewani seperti daging, susu, telur, keju, dan ikan
c) Mineral
dengan minum susu, sedangkan ibu hamil yang tidak bisa minum
3) Personal Hygiene
4) Pakaian
pakaian yang terlalu ketat karena akan menghambat aliran darah. Pada
saat kehamilan, ibu dan bayi membutuhkan suplai darah yang lebih
d. ANC Terpadu
yang sehat.
penyuluhan.
10 T sebagai berikut :
c) Palpasi Abdominal
f) Persiapan Persalinan
digunakan.
a) Pendataan pada ibu hamil dan deteksi dini ibu hamil melaui
kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA serta deteksi status gizi
1) Perdarahan Vagina
perdarahan implantasi dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain
perdarahan dengan jumlah yang banyak dan sering dan disertai dengan
rasa nyeri. Perdarahan semacam ini sebabkan oleh plasenta previa atau
absurpsi plasenta.
preeklamsia.
3) Penglihatan Kabur
keluhan fisik yang lain ini menunjukan adanya masalah yang serius.
dengan perdarahan pada jalan lahir. Hal ini dapat di sebabkan karena
22
c) Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
(Fitriahadi, 2017).
ibu akan bersalin, kapan waktu persalinan, siapa penolong pada saat
menderita Tuberculosis.
berinsektisida.
5) Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk
kehamilan. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera
komunikasi.
24
11) Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi memiliki faktor
tatalaksana lebih lanjut, termasuk pada ibu hamil dengan HIV, Sifilis
dan Hepatitis B.
13) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan
16) Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang
17) Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif COVID-19
hari setelah resolusi penyakit akut. Meskipun tidak ada bukti bahwa
ultrasonografi diperlukan.
19) Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan
keluarga tersebut.
20) Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak
a. Pengertian Persalinan
presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18-24 jam tanpa ada
27
Purwoastuti, 2020).
b. Mekanisme Persalinan
1) Penurunan
meneran.
2) Fleksi
4) Ekstensi
6) Ekspulsi
badan anak lahir searah dengan jalan lahir (Fitriahadi and Utami,
2019).
c. Tahapan Persalinan
menjadi 4 yaitu :
29
sampai pembukaan lengkap (10 cm). Pada pertama his tidak langsung
2 jam.
menit - 1 jam. pada kala ini his lebih kuat dan cepat kurang lebih 2-3
menit sekali.
yaitu tali pusat memanjang, ada semburan darah. Setelah bayi lahir,
uterus teraba keras dan fundus uteri agak atas pusat. Beberapa
4) Kala IV (Observasi)
berikut :
respirasi
c) Kontraksi uterus
d. Patograf
1) Pengertian
2) Tujuan
3) Komponen Patograf
ketuban.
32
b) Kondisi janin
garis tebal angka 180 dan 100, nilai normal 120/60, apabila
harus waspada.
mekonium.
darah.
dapat diraba.
33
dapat dipisahkan.
Angka 0-10 yang tertera di tepi pada tepi kolom kiri adalah
dalam/VT.
30 menit.
yang diberikan.
35
komplikasi ini dilakukan dari kala satu sampai kala empat untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir (Elisabet Siwi
f. APN 60 Langkah
alat suntik sekali pakai ke dalam partus set, untuk resusitasi bayi
36
3) Memakai celemek.
dan selaput ketuban sudah pecah bila belum pecah lakukan amniotomi.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus (pastikan DJJ
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran pada saat ada his dan apa bila ibu
ingin meneran.
37
12) Meminta bantuan pada keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu menpunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
selama 1 jam.
15) Ketika kepala sudah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
bayi.
16) Meletakkan kain bersih di lipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
19) Saat kepala janin sudah terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain tadi,
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
38
22) Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
23) Setelah bahu lahir, pindahkan tangan bawah kea rah perineum ibu
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
atas.
24) Setelah badan dan lengan sudah lahir, tangang kiri menyusuri
tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kaki bayi
dan memegang mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
Kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat pendek, letakkan
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di
28) Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin agar uterus
29) Dalam 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit secara
intra muskier di 1/3 paha atas bagian luar, (lakukan aspirasi sebelum
menyuntik oksitosin).
30) Setalah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi talipusat kearah distal ibu dan
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
Mengikat tali pusat dan benang DTT atau steril pada satu sisi
32) Menyelimuti ibu dan bayinya dengan kain yang hangat dan memasang
33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah
40
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, poros jalan lahir
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
39) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
perdarahan pervagina.
42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama
sepuluh menit. Kemufian cuci tangan dengan sabun dan air yang
46) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama paska persalinan dan 30 selama jam
setelah di dekontaminasi.
yang di inginkan.
56) Lakukan asuhan pada bayi baru lahir normal (timbang, memberikan
59) Mencuci kedua tangan dan sabun dan air yang mengalir
43
1) Power (Kekuatan)
Jalan lahir terdiri dari tulang panggul ibu yakni bagian tulang
4) Posisi Ibu
5) Psikologis
operasi sesar.
c) Sayang ibu.
karena makanan padat lebih tahan lama tinggal di dalam lambung dan
minum yang manis dan berenergi seperti jus buah dan sup untuk
intra vena.
3) Kebutuhan Eliminasi
karena itu, kandung kemih harus dikosongkan tiap 2 jam. Jika pasien
Jika pasien ingin BAB pastikan terlebih dahulu apakah ada tanda
untuk lebih tenang dan rileks. Selama persalinan ibu tidak perlu tidur
yaitu :
a) Posisi duduk atau setengah duduk, pada posisi ini lebih nyaman
bagi bidan untuk memegang kepala bayi saat melahirkan dan dapat
b) Posisi merangkak, posisi ini baik pada ibu yang melahirkan dengan
yang kuat, dan mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan
reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit (Elisabet Siwi Walyani and
Purwoastuti, 2020).
a) Malposisi
lebih rendah dari pada sinsiput keadaan ini disebut dengan posisi
b) Malpresentasi
Adapun penyebab dari letak sungsang yaitu dari faktor ibu dan
prematuritas.
lahir.
(a)Robekan perineum
garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala jani lahir
uteri.
speculum.
b) Inversion uteri
c) Syok obstetric
Sitorus, 2020).
1) Pengertian
bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam
pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit bayi dan ibu.
Proses dari IMD menjadi salah satu faktor keberhasilan karena dapat
53
merangsang ASI sejak awal, sehingga tidak ada alasan untuk ASI
2) Manfaat
a) Bagi Bayi
2020).
b) Bagi Ibu
Purwoastuti, 2020).
54
pertolongan.
3) Pencegahan Infeksi
kesehatan.
55
5) Rujukan
pertolongan persalinan.
ODP/PDP/COVID-19.
56
FKTRL).
3. NIFAS
a. Pengertian Nifas
semula seperti sebelum hamil selama 6 minggu atau ±40 hari (Sutanto,
2019).
a) Sistem Kardiovaskuler
b) Sistem Haematologi
postpartum.
c) Sistem Reproduksi
(1) Uterus
(a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat berat uterus 1000 gr.
(b) Selesai kala III persalinan tinggi fundus 2 jari bawah pusat
(2) Lochea
(a) Lochea rubra (cruenta) yang berisi darah segar dan sisa-sisa
(3) Serviks
lebih menonjol.
(5) Perineum
(6) Payudara
±12 minggu.
60
d) Sistem Perkemihan
e) Sistem Gastrointestinal
selama 1-2 hari sehingga gerakan tubuh berkurang dan usus bagian
f) Sistem Endokrin
g) Sistem Muskuloskiletal
h) Sistem Intergumen
a) Fase takin in
pada hari 1-2 setelah melahirkan. Pada fase ini ibu berfokus pada
karena itu pada fase ini kehadiran dari suami dan keluarga sangat
dibutuhkan.
c) Fase letting go
1) Kunjungan pertama pada masa nifas yaitu 6 jam sampai dengan 3 hari
pernafasan.
d) Memberikan pil zat besi untuk menambah zat gizi selama 40 hari.
vitamin A pertama.
lahir, cara perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi dan cara
tidak.
perdarahan abnormal.
1) Nutrisi
2) Cairan
A 200.000 unit.
puerperium.
selesai melahirkan. Bila 3-4 hari ibu mengalami susah buang air besar
pada ibu. Ajarakan ibu cara merawat perineum dengan baik dengan
dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya. Anjurkan ibu
untuk istrahat tidur sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
7) Kebutuhan Seksual
setelah 6 minggu selesai persalinan karena pada masa itu luka akibat
persalinan baik luka episiotomi dan luka bekas section cesarean (SC)
c) Ibu yang menyusui haru menjaga payudara agar tetap bersih dan
kering.
e) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
4-6 jam.
untuk mempercepat pemulihan keaadaan ibu. Jadi ibu tidak perlu takut
10) Rencana KB
mencegah agar ibu tidak hamil kurang lebih 2 tahun karena secara
rektum.
a) Jika ibu sadar segera periksa nadi, tekanan darah, dan pernafasan.
c) Jika pasien tidak sadar atau koma bersihka jalan nafas, kemudian
baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku
tengkuk.
69
5) Perdarahan vagina
kehilangan darah lebih dari 500 cc. penyebab utama dari perdarahan
6) Lochea Yang Berbau Busuk dan Disertai dengan Nyeri Abdomen atau
Punggung
susu pada saat menyusui selain itu dapat terjadi keretakan dan
8) Bendungan ASI
seluruhnya. Hal ini banyak terjadi pada ibu yang pertama kali
a) Obesitas.
pembuluh vena.
d) Anemia maternal.
f) Endometritits.
g) Varicostitis.
atau tidak.
Setelah anak lahir ibu akan merasa lelah dan lemas karena
kehabisan tenaga. Berikan ibu minuman hangat seperti susu, kopi, atau
teh yang bergula. Apabila ibu ingin makan beri makanan yang sifatnya
istrahat.
12) Merasa Sangat Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri (Sutanto,
2019).
1) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas
(lihat Buku KIA). Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan
pasca persalinan;
pasca persalinan;
Bayi baru lahir normal yaitu bayi yang lahir dengan usia
b. Kunjungan Neonatus
c) Mencegah infeksi
Neonatus harus buang air kecil dalam waktu 24 jam setelah lahir
berbau.
(a) Konduksi
(b) Konveksi
(c) Radiasi
Panas yang dipancarkan dari bayi baru lahir. Panas itu keluar
adalah bayi yang baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan Air
(d) Evaporasi
udara, dan aliran udara yang melewati. Apabila bayi baru lahir
5) Perubahan Metabolisme
Luas permukaan tubuh bayi baru lahir relatif lebih luas dari
lebih besar. Bayi yang baru lahir harus dapat menyesuaikan diri
dalam beberapa menit pada saat pemberian makanan dan selesai 2-4
infeksi dan alergi. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel,
mikroorganisme asing.
77
Pada bayi baru lahir jenis kelamin perempuan labia mayora dan
pada bayi baru lahir kelihatan lurus, dapat mengangkat dan memutar
Tubuh bayi baru lahir mengandung banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar dari kalium karena ruangan luar yang luas, fungsih
dari ginjal yaitu belum sempurna karena jumlah nefron masih belum
Pada bayi baru lahir tidak terdapat sel plasma pada sum-sum
tulang, lamina propia ilium, serta apindeks. Pada bayi baru lahir
biasa.
Evrianasari, 2018).
1) Kewaspadaan Umum
2) Penilaian Awal
dan bergerak aktif. Jika bayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari)
atau bayi yang lebih bulan (≥42 minggu/283) dan atau air ketuban
atau tonus otot tidak baik lakukan manajemen BBL dengan asfiksia.
bayi yang baru lahir belum berfungsi dengan sempurna. Oleh sebab
panas, letakkan bayi di dada atau di perut ibu agar terjadi kontak
kulit antara ibu dan bayi, dan ruangan bersalin yang hangat.
mengunakan gunting steril dan biarkan tali pusat terbuka dan tidak
6) Pencegah Perdarahan
imunisasi hepatitis B.
8) Pemberian Imunisasi
2) Bayi baru lahir dari ibu yang BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi
3) Bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 :
Clamping).
24 jam).
5) Bayi baru lahir dari ibu dengan HIV mendapatkan ARV profilaksis,
7) Bayi lahir dari Ibu ODP dapat dilakukan perawatan rawat gabung di
a) Bayi lahir dari Ibu ODP dapat menyusu langsung dari ibu
kontak.
(1) Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan dilakukan
diperhatikan.
(5) Pada saat transportasi kantong ASI dari kamar ibu ke lokasi
pasien lainnya.
negatif.
10) Pada bayi yang lahir dari Ibu ODP tidak perlu dilakukan tes swab,
lahir.
85
11) Setelah 24 jam, sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan,
keluarga.
14) Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
ekslusif dan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang
Khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), apabila
Sakit.
ruangan tersebut ada bayi lain yang sedang diberikan terapi oksigen.
a. Pengertian KB
untuk menetapkan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Angraini,
b. Tujuan KB
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
87
c. Jenis-Jenis KB
1) Pil KB
2) Kondom
3) Suntik KB
4) Implant
5) IUD
6) KB permanen
d. Metode Kontrasepsi
Pil laktasi merupakan salah satu jenis alat kontrsepsi oral hormonal
tubuh wanita. Pil laktasi adalah jenis KB yang cocok untuk wanita
Pil laktasi bisa dikonsumsi oleh setiap perempuan yang sehat dan
laktasi.
a) Wanita hamil.
f) Diabetes
b) Bila ingin mempunyai anak lagi maka ibu bisa hamil kembali
b) Pusing.
d) Nyeri payudara.
mual.
g) Tidak dapat mencegah IMS, HIV, PMS (Sirait and Siantar, 2020).
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan
yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan atau/rujukan. Bidan
Kebidanan baik didalam negeri maupun diluar negeri yang di akui secara sah
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
Kebidanan.
kebidanan.
92
f. Peneliti.
dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
pasein.
Penanganan Segera
kondisi klien atau masalah yang berkaitan akan tetapi juga dari kerangka
dan aman. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul sendiri
a. Subjektif
b. Objektif
menunjukkan data bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhungan
diagnose.
95
c. Analisa/Asessment
d. Planning
METODE PENELITIAN
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana yang didokumentasikan
Juni 2021.
C. Objek Penelitian
tahun, umur kehamilan 32 minggu 2 hari yang di observasi mulai dari kehamilan,
1. Data primer
96
97
pengambilan data primer ini terbagi atas beberapa, yaitu antara lain :
a. Interveiw (Wawancara)
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
perkusi.
d. Data penunjang
1) Hemoglobin
2) HBSAg
3) HIV/Sifilis
4) Protein urine
98
5) Reduksi
6) Malaria
7) SARS-CoV
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui catatan dan atau
E. Etika Penulisan
dalam menentukan pilihan atau dirinya maka itupun peneliti harus bisa mengerti
tentang hak dasar manusia (Tanzeh, 2018). Adapun etika penelitian dalam
1. Informed consent/persetujuan
tersebut. Pada penelitian ini , Informed Consent pada Ny. J telah diberikan.
ikut terlibat dalam penelitian studi kasus yang dilakukan oleh peneliti.
2. Anonymity/tanpa nama
pada Ny.J.
3. Confidentiality/kerahasiaan
kerahasiannya oleh peneliti hanya kelompok data tertentu saja yang akan
4. Veracity/Kejujuran
informasi dan pengumpulan data secara komprehensif dan objektif pada Ny.J.
BAB IV
STUDI KASUS
a. HPHT : 23-07-2020
b. HTP : 30-04-2021
100
101
d. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga dan tidak pernah mengalami
keguguran sebelumnya.
f. Ibu mengatakan pergerakan janinnya lebih sering dirasakan pada sisi kiri
perut ibu.
h. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit perut hebat selama hamil.
3. Riwayat Reproduksi
a. Menstruasi
1) Menarche : 15 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Lamanya : 7 hari
4) Dismenorhea : Kadang-kadang
b. Riwayat perkawinan
2) Perkawinan ke : 2 (kedua)
3) Lamanya : ±1 tahun
102
c. Riwayat KB
1) Pernah ber KB : Ya
3) Rencana KB : Ya
d. Riwayat ginekologi
6. Perilaku kesehatan
a. Pola nutrisi
1) Kebiasaan
b. Eliminasi
1) Kebiasaan
a) BAK
b) BAB
c. Kebutuhan istirahat
1) Kebiasaan
d. Personal hygiene
1) Kebiasaan
2) Perubahan
9. Riwayat psikososial
a. Pemeriksaan Umum
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. TD : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,5 oC
d. Respirasi : 20 x/menit
106
4. BB sebelum hamil : 75 Kg
5. BB sekarang : 85 Kg
8. LILA : 36 Cm
b. Kepala
c. Wajah
1) Pucat : Tidak
d. Mata
e. Hidung
g. Telinga
3) Pendengaran : Baik
h. Leher
i. Dada
j. Abdomen
4) Palpasi abdomen
a) Leopold I : TFU 29 Cm
b) Leopold II : Pu-Ki
d) Leopold IV : Konvergen
7) Auskultasi
a) BJF : (+)
k. Ekstremitas
l. Genitalia
m. Anus
a. Laboratorium
1) HB : 11,7 gr/dL
3) Reduksi : (-)
4) HbsAg : (-)
5) Malaria : (-)
6) HIV : (-)
7) Sifilis : (-)
Data Dasar :
1. GIIIPIIAO
N : 80 x/menit
S : 36,5OC
110
R : 20x/menit
- BB sebelum hamil : 75 Kg
- BB sekarang : 85 Kg
sehingga timbul striae albicans yaitu, kulit abdomen yang berwarna putih
seolah retak.
c. Dilihat dari keadaan umum ibu baik serta TTV ibu dalam batas normal,
hamil.
DO : a. Leopold I, TFU 29 Cm
Tidak ada data yang menunjang untuk perlunya tindakan segera atau kolaborasi.
1. Jalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga. Peneliti kembali
memperkenalkan diri.
Rasional : agar memberikan rasa nyaman pada ibu dan keluarga dan tercipta
2. Berikan informed consent pada ibu, bahwa ibu akan dijadikan pasien untuk
kehamilannya.
Rasional : agar ibu mengetahui tinggi fundus uteri, bagian apa yang terdapat
di fundus, presentase janin dan sudah sejauh mana kepala masuk PAP.
Rasional : agar asupan nutrisi dapat terpenuhi supaya ibu dan janinnya sehat.
7. Anjurkan pada ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri atau dengan posisi
senyaman ibu.
Rasional : memberikan rasa nyaman pada ibu sehingga membantu ibu untuk
9. Anjurkan pada ibu untuk minum tablet Fe (1x1/hari) Vit C (2x1/hari), dan
Rasional : obat-obatan (Fe, Vit C, Kalk) sangat dibutuhkan ibu hamil dalam
10. Anjurkan pada ibu untuk segera datang ke puskesmas bila ada keluhan
dilakukan.
Menjalin hubungan yang baik dengan ibu dan keluarga agar tercipta
Evaluasi : keluarga sudah mengetahui apa maksud dan tujuan dari peneliti.
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu dijadikan sebagai pasien untuk diberikan
Asuhan Komprehensif.
keadaan ibu dan janin saat ini baik, TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5
114
o
C, R : 20x/mnt, BB : 85 Kg, dan usia kehamilan ibu saat ini 32 minggu 2
hari.
lakukan.
pengawasan kesejahteraan ibu dan janin mulai dari pemeriksaan ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, sampai keluarga berencana agar dapat berjalan
dengan baik.
melenting, leopold II : teraba bagian keras memanjang dan rata seperti papan
pada bagian kiri abdomen (punggung kiri) dan teraba bagian-bagian kecil
disebelah kanan (ekstremitas), leopold III : teraba bagian keras, bulat dan
janin belum masuk PAP (konvergen). TBJ : 2.945 Gram, BJF : 145 x/mnt.
Menganjurkan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dengan
makan-makanan yang sehat dan bergizi dan teratur seperti nasi, lauk-pauk,
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang diberikan peneliti.
Menganjurkan pada ibu untuk tidur miring kiri atau dengan posisi senyaman
ibu karena ini bertujuan untuk membuat ibu merasa nyaman saat tidur.
seperti sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak muka dan tangan,
nyeri ulu hati, gerakan janin berkurang atau tidak ada, keluar cairan
peneliti.
Memberitahukan ibu untuk minum tablet Fe 1x1 pada malam hari sebelum
tidur jangan meminumnya dengan teh ataupun kopi, vit C 2x1, pagi dan sore
jangan meminumnya dengan teh ataupun kopi, dan kalk 1x1 pada malam hari.
Menganjurkan pada ibu untuk segera datang ke puskesmas bila ada keluhan
Evaluasi : semua data yang diperoleh dari ibu telah dicatat oleh peneliti.
Komprehensif.
5. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya bahwa semua dalam
keadaan baik.
11. Semua data yang diperoleh dari ibu telah dicatat oleh peneliti.
118
(SOAP)
DATA SUBJEKTIF
2. Ibu mengatakan sering mual muntah di pagi hari jika mengonsumsi tablet Fe pada
malam hari
DATA OBJEKTIF
2. Kesadaran : Composmentis
a. TD : 120/70 mmHg
b. S : 36,5ºC
c. R : 22 x/menit
d. N : 80 x/menit
4. BB sebelum hamil : 75 Kg
5. BB sekarang : 85 Kg
119
6. Palpasi
a. Leopold I : TFU 32 Cm
b. Leopold II : Pu-Ki
d. Leopold IV : Konvergen
ASSESMENT
Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, usia kehamilan 35 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan
Janin Baik.
PLANNING
N : 80 x/mnt
R : 22 x/mnt
S : 36,5oC
Memberi penjelasan pada ibu bahwa jika sudah trimester III kepala janin sudah
turun sehingga menekan kandung kemih dan mengakibatkan ibu sering buang air
kecil. Dan menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum pada siang hari
dibandingkan malam hari agar tidak sering buang air kecil pada malam hari. Ibu
yang sering buang air kecil bisa mengakibatkan terkena ISK (infeksi saluran
kemih) sehingga ibu dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan di area vaginanya
terutama pada saat selesai buang air kecil pastikan ibu membasuh vagina secara
Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe bersamaan dengan jus jeruk, sering
makan dengan porsi yang sedikit tapi sering agar bisa mengurangi mual muntah
pada ibu.
Menganjurkan pada ibu pada saat bangun tidur di pagi hari jangan langsung
terburu-buru bangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri kemudian
bangun.
(SOAP)
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
2. Kesadaran : Composmentis
a. TD : 120/80 mmHg
b. S : 36,5ºC
c. R : 20 x/menit
d. N : 84 x/menit
4. BB sebelum hamil : 75 Kg
5. BB sekarang : 85 Kg
6. Palpasi
a. Leopold I : TFU 32 Cm
123
b. Leopold II : Pu-Ki
d. Leopold IV : Konvergen
f. BB sebelum hamil : 75 Kg
g. BB sekarang : 85 Kg
ASSESMENT
Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, usia kehamilan 36 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan
Janin Baik.
PLANNING
Menanyakan kembali apakah ibu masih sering BAK dan mual muntah.
Evaluasi : ibu mengatakan sudah tidak sering BAK tetapi masih merasakan mual
muntah.
124
mengganti mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, vit C, asam folat, dan kaya
Melakukan pendokumentasian
(SOAP)
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh pinggulnya dan bagian bawah perut terasa nyeri tetapi sifatnya hilang
timbul.
DATA OBJEKTIF
2. Kesadaran : Composmentis
a. TD : 120/80 mmHg
b. S : 36,5ºC
c. R : 22 x/menit
d. N : 80 x/menit
4. Palpasi
a. Leopold I : TFU 31 Cm
b. Leopold II : Pu-Ki
126
d. Leopold IV : Divergen
f. BB sebelum hamil : 75 Kg
g. BB sekarang : 85 Kg
ASSESMENT
Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, usia kehamilan 38 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan
Janin Baik.
PLANNING
N : 80 x/mnt
R : 22 x/mnt
S : 36,5oC
Leopold IV : Divergen
Menjelaskan pada ibu bahwa penyebab pinggul dan bagian bawah perut ibu terasa
nyeri yang sifatnya hilang timbul karena usia kehamilan yang sudah mendekati
persalinan, dengan janin yang sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP) sehingga
tulang panggul ibu tertekan dan menyebabkan ibu merasa nyeri pada pinggul dan
Menganjurkan pada suami dan keluarga ibu untuk melakukan pijatan pada tubuh
bagian pinggul ibu. Anjurkan ibu untuk tidur menyamping sehingga suami atau
Menjelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan seperti keluarnya lendir dan darah,
his yang semakin sering kuat dan teratur, dan keluarnya cairan ketuban ketika
ibu (kain panjang/sarun, baju atasan, celana dalam, pembalut, handuk dan
menjelang persalinan.
peneliti bila his semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah.
Evaluasi : Ibu setuju akan segera mengabari bidan atau peneliti bila his semakin
DI PUSKESMAS TAWAELI
TAHUN 2021
Ibu datang tanggal 03 Mei 2021 pukul 13.00 Wita dengan keluhan sakit perut tembus
belakang dan keluar lendir sejak pukul 11.00 Wita, rasa sakit semakin sering datang
Data Obyektif
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
b) Nadi : 80 x/mnt
c) Suhu : 36,5oC
d) Respirasi : 20 x/mnt
5. Pemeriksaan Abdominal
a) Palpasi leopold
1) Leopold I : TFU 31 cm
2) Leopold II : PU-KI
4) Leopold IV : Divergen
b) Auskultasi
1) DJJ : (+)
c) His
d) Pemeriksaan dalam I
2) Pembukaan : 4 cm
4) Presentasi : Kepala
5) Penurunan : Hodge II
e) Pemeriksaan dalam II
2) Pembukaan : 10 cm
3) Ketuban : (-)
4) Presentasi : Kepala
5) Penurunan : Hodge IV
ASSASMENT
Ny. J umur 30 tahun G IIIPIIA0 usia kehamilan 40 minggu 4 hari janin tunggal hidup
PLANNING
pemeriksaan dalam.
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu dan
janin saat ini baik dengan TD 110/80 mmHg, Suhu 36,5oC, Nadi 80 x/mnt, TFU
31 Cm, DJJ (+) frekuensi 145 x/mnt, Pernapasan 20 x/mnt, Pembukaan 4 cm,
Ketuban (+).
kemih untuk keefektifan penurunan kepala janin dan membantu ibu untuk proses
eliminasi.
Membimbing ibu dalam melakukan relaksasi saat mules datang dengan cara
Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dengan posisi tubuh miring ke kiri atau
berganti kearah kanan agar penurunan kepala janin dapat lebih cepat .
Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum jika his tidak ada untuk
Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu agar bersabar dalam menanti
kelahiran bayinya.
Evaluasi : Ibu terlihat lebih tenang dan sedikit kesakitan karena his.
Evaluasi : Alat partus,obat-obatan, serta perlengkapan ibu dan bayi siap pakai.
air ketuban, penyusupan), tekanan darah setiap 4 jam, observasi suhu, urine setiap
KALA II
Data Subjektif
Ibu mengatakan rasa sakit semakin bertambah, merasa ada dorongan kuat untuk
Data Obyektif
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
b) Nadi : 80 x/mnt
c) Suhu : 36,5oC
d) Respirasi : 24 x/mnt
4. Pemeriksaan Abdominal
a) Palpasi leopold
TFU 31 cm, DJJ 146 x/mnt, kontraksi uterus kuat, frekuensi 5x/10 mnt
lamanya >40 detik (45-60 detik), interval 2 menit, kandung kemih kosong.
b) Pemeriksaan dalam
2) Pembukaan : 10 cm
3) Ketuban : (-)
4) Presentasi : Kepala
5) Penurunan : Hodge IV
Assasment
Planning
Evaluasi : Tampak tanda dan gejala kala II adanya dorongan kuat untuk meneran,
tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum menonjol,
persalinan dan menatalaksanakan komplikasi pada bayi baru lahir, seperti tempat
datar, rata, bersih, kering, dan hangat, 3 handuk/kain yang bersih dan kering, alat
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan
Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada tangan yang akan
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
dan rendam dalam keadaan terbalik selama 10 menit. Cuci tangan setelah sarung
tangan dilepas
terbalik.
Melakukan pemeriksaan DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk
Memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
Melakukan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran.
Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di bagian bawah bokong ibu digunakan
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi agar tidak defleksi dan membantu
Evaluasi : Wajah sudah dibersihkan dan tidak ada lilitan tali pusat.
Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan,
pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, kemudian
tarik ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarik ke atas untuk melahirkan
bahu belakang.
Setelah kedua bahu lahir, pindahkan tangan kanan ke bawah untuk menyanggah
menyusuri serta memegang lengan dan siku bagian atas, sampai tungkai kaki.
Pegang kedua mata kaki (dengan memasukkan jari telunjuk di antara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
Melakukan penilaian selintas apakah bayi menangis kuat dan apakah bayi
Evaluasi : Bayi lahir segera menangis kuat dan bayi bergerak aktif.
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang bersih dan kering, kemudian
Evaluasi : Handuk basah telah di ganti dan bayi telah diletakkan di atas perut ibu.
141
KALA III
Data Subjektif
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, ibu merasa nyeri perut bagian bawah,
Data Objektif
2. Kesadaran : Composmentis
Assesment
Planning
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan bayi tunggal atau bayi kembar
dengan baik
Evaluasi : Ibu telah disuntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian luar.
Menjepit tali pusat dengan klem umbilical cord clamp 3-5 cm dari pangkal pusat
bayi, kemudian jepit kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari klem pertama.
Memotong tali pusat setelah tali pusat sudah tidak berdenyut. Dengan memegang
tali pusat dengan tehnik satu tangan untuk melindungi perut bayi kemudian
Melakukan IMD dengan meletakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak
kulit antara ibu dan bayi. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu ibu selam satu jam.
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, di tepi atas simfisis. Tangan yang lain
Setelah uterus berkontraksi, ragangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus kebelakang (dorso kranial) secara hati-hati untuk
Melihat adanya tanda pelepasan plasenta yaitu adanya darah keluar dan pada saat
tekanan berlawanan pada uterus dengan menarik tali pusat kebawah dan keatas
Ketika plasenta terlihat di vulva, pegang plasenta dengan kedua tangan dan putar
secara sirkuler searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilir kemudian
Evaluasi : Plasenta telah lahir lengkap dengan selaput ketuban utuh dan kotiledon
20.
Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
Periksa kembali apakah ada laserasi jalan lahir. Bila ada lakukan penjahitan
Membersihkan ibu dan mendekontaminasi alat bekas pakai kedalam larutan clorin
Membuka Handscoon secara terbalik dan rendam dilarutan clorin 0,5 % selama
10 menit, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
KALA IV
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
2. Kesadaran : Composmentis
4. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 80 x/mnt
c. Suhu : 36,7°C
d. Pernafasan : 21 x/mnt
5. Pemeriksaan fisik
a. Abdomen
Kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat.
b. Anogenital
Perdarahan pervaginam ±100 cc, tidak ada robekan pada jalan lahir.
147
ASSESMENT
PLANNING
pervaginam.
Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase yang benar.
Memeriksa TTV ibu dan pastikan bahwa keadaan umum ibu baik.
Evaluasi : Keadaan umum baik, TTV dalam batas normal. TD : 100/80 mmHg, S :
Memantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik saat IMD.
Membereskan semua peralatan bekas pakai dan merendam dalam larutan klorin
Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh yang masih tersisa dengan
Evaluasi : Ibu sudah dibersihkan dan memakai pakaian yang bersih dan kering.
menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum dan makanan yang diinginkan.
Merendam sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, dan melepaskan
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan
Memberikan obat asam mefenamat 3x1, obat amoxillin trihydrate 3x1, Vit A
merah pertama 200.000 UI. Pemberian Vit A merah kedua diberikan setelah 24
Evaluasi : Pemeriksaan fisik telah dilakukan. BB: 3.5 Kg, PB: 50 Cm, LK: 34
Evaluasi : Telah diberikan salep mata dan Vit K. Hb0 belum diberikan karena
Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam didalam larutan
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan
Dalam satu jam pertama melakukan pemantauan tekanan darah, nadi, suhu,
kontraksi, TFU, kandung kemih, perdarahan dilakukan setiap 15 menit dan pada
Evaluasi : Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit
terlampir.
151
KALA IV
(SOAP)
Data Subjektif
1. Keluhan
Perut masih terasa mules, sudah bisa menyusui bayinya dengan baik.
2. Riwayat persalinan
a. Melahirkan pada hari senin, 03 Mei 2021 pukul 16.20 Wita, jenis kelamin
perempuan, berat badan 3.500 Gram, panjang 50 Cm, warna kulit kemerahan,
b. Jenis persalinan spontan letak belakang kepala, ditolong oleh peneliti dan
dibantu oleh bidan, tidak ada indikasi, persalinan anak ketiga, tempat
c. Plasenta lahir lengkap pada pukul 16.35 Wita, dan tidak ada robekan jalan
lahir.
d. Lama persalinan :
1) Kala I : ± 5 jam
2) Kala II : ± 15 menit
4) Kala IV : ± 2 jam
2. Jumlah perdarahan
a. Kala I : ± 50 cc
b. Kala II : ± 100 cc
d. Kala IV : ± 100 cc
e. Jumlah : ± 350 cc
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tana-Tanda Vital
2) Nadi : 82 x/menit
3) Suhu : 36,5oC
4) Respirasi : 24 x/menit
8) Lochea : Rubra
9) ASI : Colostrum
154
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
b. Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak
c. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, ada striae albican, TFU 2 jari bawah pusat,
d. Genetalia
Tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan, pengeluaran lochea rubra berwarna
merah segar.
e. Ekstremitas atas/bawah
Asessment
Planning
pernapasan 24x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik teraba
Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules itu fisiologis yang di sebabkan
adanya kontraksi uterus karena otot rahim berusaha menyusut kembali seperti
keadaan uterus seperti keadaan sebelum hamil. Kontraksi uterus juga bertujuan
melakukan massase pada perut secara memutar searah jarum jam menggunakan
Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti tidur miring kiri dan
miring kanan, duduk di atas tempat tidur, kemudian berjalan-jalan karena dengan
adanya pergerakan agar uterus berkontraksi dengan baik dan dapat mencegah
Menganjurkan ibu untuk selalu istirahat pada saat bayi tidur, dan menjaga
kesehatannya.
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama bagian daerah
merasa tidak nyaman dengan menggunakan sabun dan air bersih dari arah depan
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan.
Menganjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI kepada bayinya setiap 2 jam
protein, mineral, vitamin, dan minum air putih 7-8 gelas perhari.
Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti sakit kepala hebat,
demam tinggi, perdarahan banyak, vagina yang berbau busuk, penglihatan kabur.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia ke tenaga kesehatan jika mengalami tanda-
Mengingatkan kembali pada ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan yaitu :
3x1 sehari .
persalinan dan pemberian kedua yaitu setelah 24 jam dari pemberian kapsul
pertama.
Evaluasi : Ibu telah minum obat yang di berikan, dan ibu mengerti dengan
Memberikan informasi kepada ibu mengenai asuhan pada bayi dan menjaga bayi
Mengatur jadwal kunjungan ulang pada ibu yaitu pada tanggal 29 Mei 2021
PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN KE II
25 HARI POSTPARTUM
(SOAP)
Data Subjektif
1. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada saat menyusui, bayi sudah mengisap
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum.
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu : 36,5°C
4) Pernafasan : 24x/menit
2. Pemerikasaan fisik
a. Mata
b. Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentas, tidak
c. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, ada striae albican, TFU pertengahan pusat
d. Genetalia
Tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan, pengeluaran lochea alba berwarna
e. Ekstremitas atas/bawah
Assesment
Planning
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik dimana TD
Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama
Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan menganjurkan ibu tetap
pendamping apapun.
seperti nasi, sayuran hijau, lauk pauk seperti ikan, telur, daging, tahu, tempe, dan
buah-buahan seperti jeruk, papaya, serta minum air 7-8 gelas perhari.
Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap istirahat yang cukup, dengan cara
jika bayi tidur ibu juga bisa tidur menyesuaikan dengan jam tidur bayi.
Memberitahu suami dan keluarga untuk membantu ibu dalam aktifitas sehari-hari
Melakukan pendokumentasian.
33 HARI POSTPARTUM
(SOAP)
Data Subjektif
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum.
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,5 °C
4) Pernapasan : 22 x/menit
2. Pemerikasaan fisik
a. Mata
b. Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentas, tidak
c. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, ada striae albican, TFU sudah tidak teraba.
d. Genetalia
Tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan, pengeluaran lochea alba berwarna
e. Ekstremitas atas/bawah
Assesment
Planning
Tetap menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, saat bayi tidur usahakan ibu
Memastikan ibu memakan makanan yang bergizi dan minum yang cukup untuk
Evaluasi : Ibu telah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan minum yang cukup
yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil progestin, KB
Evaluasi : Sudah dijelaskan pada ibu tentang kelebihan dan kekurangan masing-
masing kontrasepsi.
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan pada puskesmas jika ada
Evaluasi : Ibu bersedia dan akan melakukan kunjungan apabila ada keluhan.
166
Melakukan pendokumentasian.
DI PUSKESMAS TAWAELI
Data Subjektif
a. Bayi
Anak ke : 3 (tiga)
b. Orang tua
2. Riwayat intranatal
d. Komplikasi persalinan
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
d. Suhu : 36,6 ˚C
e. Respirasi : 40 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
g. Dada : Puting susu simetris kiri dan kanan, menonjol, tidak ada
h. Perut : Perut bulat normal, pernapasan perut dan dada simetris, tali
j. Anus : (+)
k. Ekstremitas : Simetris kanan dan kiri, jumlah jari lengkap tidak ada
kelainan.
pembengkakan.
3. Pemeriksaan Antopometri
b. Panjang badan : 50 Cm
c. Lingkar lengan : 11 Cm
170
d. Lingkar kepala : 34 Cm
e. Lingkar dada : 33 Cm
4. Refleks
a. Morro : Baik
b. Rooting : Baik
c. Sucking : Baik
d. Grasping : Baik
f. Babinski : Baik
g. Swallowing : Baik
5. Eliminasi
Urine : Positif
Mekonium : Positif
Assesment
Bayi Ny.”J” umur 0 hari cukup bulan sesuai masa kehamilan, lahir spontan letak
Planning
bahwa bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan, denyut jantung
panjang badan 50 cm, lingkar lengan 11 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada
33cm.
Evaluasi : Ibu senang mendengar hasil kondisi bayinya dalam keadaan sehat.
Evaluasi : Telah diberikan salep mata dan Vit K. Hb0 belum diberikan karena
Menjaga kehangatan bayi dengan cara membungkus bayi dengan kain yang
bersih, memakaikan topi pada kepala bayi, dan menjaga suhu ruangan.
Melakukan rawat gabung ibu dan bayi dengan cara membiarkan ibu dan bayinya
bersama terus menerus agar meningkatkan ikatan batin atara ibu dan bayi dan
Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin
(on demand) .
Melakukan pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir antara lain bayi tidak mau menyusu, badan bayi panas, keluar cairan dari
tali pusat yang berbau, bayi kejang, menangis terus menerus, dan menganjurkan
ibu untuk segera membawa bayinya ke tempat pelayanan kesehatan terdekat bila
Memberitahu ibu tentang cara merawat tali pusat yang baik dan benar yaitu
selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat tidak
memberikan apapun pada tali pusat dan tali pusat tetap dibiarkan terbuka dan
kering, jika tali pusat terkena kotoran tinja, maka cuci dengan sabun dan air
Hepatitis B.
PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN I
(SOAP)
Data Subjektif
Bayi sehat, bergerak aktif dan dapat mengisap dengan baik, sudah BAB dan BAK.
Data Objektif
6. TTV
b. Suhu : 36,6°c
c. Respirasi : 40 kali/menit
d. BAB/BAK : +/+
Assasment
Planning
pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat, denyut jantung 140x/menit, Suhu
36,6oC, Respirasi 40x/menit, BB: 3.500 gram dan tidak ada masalah.
Evaluasi : Ibu senang mendengar hasil kondisi bayinya dalam keadaan sehat.
Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara membungkus bayi dengan kain yang
bersih, memakaikan topi pada kepala bayi, dan menjaga suhu ruangan agar tetap
Mengingatkan kembali kepada ibu tentang cara merawat tali pusat yang baik dan
benar agar tali pusat terhindar dari infeksi dan segera ke fasilitas kesehatan
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi
dengan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam atau sesering
mungkin (on demand) atau pada saatbayi menangis, agar kebutuhan nutrisi bayi
dapat terpenuhi.
175
melakukanya..
Memberitahukan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi dengan cara
mencuci tangan sebelum dan sesudah memegng bayi, menggunakan pakaian dan
peralatan yang bersih, menjaga kebersihan diri bayi (memandikan bayi dengan air
bersih, hangat dan memakai sabun, membersihkan bagian genetalia setiap kali
BAB dan BAK), serta mencegah bayi dari orang-orang yang terinfeksi.
melakukanya.
Memberitahukan pada ibu akan dilakukan kungjungan ulang pada tanggal 29 Mei
2021.
PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN II
(SOAP)
Data Subjektif
3. ASI lancar
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
2) Suhu : 36,5°C
3) Respirasi : 40x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Assesment
Planning
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi dalam keadaan sehat, yaitu
denyut jantung 130x/m, Suhu 36,5oC, BB: 4.100 gram, Pernafasan 40x/menit, dan
Evaluasi :Ibu mengerti dan merasa senang mendengar bahwa keadaan bayinya
Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi pukul 07.00-08.00 selama
(SOAP)
Data Subyektif
1. Bayi sehat
Data Obyektif
2. Tanda-Tanda Vital
b. Suhu : 36,5 oc
c. Respirasi : 45 x/menit
4. BAB/BAK : (+)/(+)
Asessment
Planning
Evaluasi : Denyut Jantung 135x/menit, suhu 36,5 oC, respirasi 45 x/menit, berat
Menanyakan pada ibu apakah ASI lancar dan apakah bayi menyusu dengan
dengan baik.
dasar lengkap.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan membawa bayinya tiap bulan ke posyandu.
Mengingatkan kembali kepada ibu agar tetap memberikan ASI selama 6 bulan
(SOAP)
Data Subjektif
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan masih fokus menyusui bayinya dan ingin menggunakan KB PIL
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche/umur : 15 Tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 7 hari
182
d. Dismenerhoe : Kadang-kadang
4. Riwayat Obstetri
5. Riwayat KB
a) Pernah ber KB : Ya
6. Riwayat penyakit
Ibu tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti jantung, hipertensi dan
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,5°C
4) Respirasi : 22 x/menit
183
d. Berat Badan : 78 kg
Asessment
Planning
Evaluasi : Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,5 °C,
a. Pil laktasi
Kontrasepsi oral ini dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui, karena hormon
progesteron yang terkandung dalam pil laktasi ini tidak mengganggu produksi
dan kualitas ASI. Efektifitas dari pil laktasi ini sekitar 92-99% bila digunakan
b. Cara kerja
Cara kerja pil laktasi adalah menghambat penetrasi sperma kedalam Rahim,
c. Keuntungan
diminum.
d. Kerugiaan
Memberitahu ibu tentang cara minum pil laktasi yaitu dengan mengonsumsi 1
tablet setiap hari di jam yang sama sesudah makan. Dapat di minum setelah masa
nifas selesai. Jika lupa minum pil, maka bisa diminum besoknya 2 pil laktasi.
Memberikan informasi pada ibu tentang cara pemberian ASI yang benar
bentuk U
185
6) Mengolesi putting serta areola ibu dengan air susu agar tidak terjadi lecet
7) Mulut bayi menempel pada payudara ibu dan mencakup seluruh areola ibu.
9) Melepaskan isapan bayi dengan cara mendorong dagu bayi kearah luar
terlepas
perlahan-lahan.
membantu proses penyembuhan dan untuk menambah gizi yang didapatkan bayi
dari ASI.
Menganjurkan ibu untuk datang ke puskesmas jika obatnya habis dan jika ibu ada
keluhan.
Melakukan pendokumentasian.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi kasus pada Ny. J yang dilaksanakan mulai dari
tanggal 06 Maret 2021 sampai dengan tanggal 6 Juni 2021 di Puskesmas Tawaeli,
dimulai dari usia kehamilan 32 minggu 2 hari sampai ibu menggunakan KB, peneliti
dialami Ny. J.
A. HASIL
1. Kehamilan
a. Kunjungan I
Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia
pada malam hari. Dilakukan pemeriksaan didapati hasil TTV dan palpasi
b. Kunjungan II
Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia
kehamilan 35 minggu. Data subjektif ibu mengeluh sering buang air kecil
187
dan ibu mengatakan sering mual muntah di pagi hari jika mengkonsumsi
c. Kunjungan III
Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia
d. Kunjungan IV
Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia
2. Persalinan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J umur 30 Tahun hamil
anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia kehamilan 40 minggu 4
hari. Ny. J masuk di Puskesmas Tawaeli pada tanggal 03 Mei 2021, Pukul :
13.00 Wita dengan keluhan sakit perut tembus belakang, keluar lendir sejak
Pukul 11.00 Wita, rasa sakit semakin sering datang dan bayi masih dirasakan
menunjuk bahwa saat ini Ny. J berada pada Kala I fase aktif.
a. Kala I
Kala I Ny. J berlangsung 5 jam 5 menit dengan dilakukan
Pada persalinan Ny. J tidak ada di temukan penyulit atau masalah pada
normal.
b. Kala II
Kala II pada Ny. J berlangsung 15 menit dari pembukaan 10 Cm
Pukul : 16.05 Wita sampai dengan Bayi Lahir Pukul : 16.20 Wita, dengan
189
: 34 Cm.
c. Kala III
Kala III pada Ny. J berlangsung 15 menit setelah bayi lahir yaitu
lengkap dengan selaput ketuban dan kotiledon berjumlah 20 dan tidak ada
d. Kala IV
Mengobservasi Kala IV pada Ny. J berlangsung selama 2 jam
3. Nifas
a. Kunjungan Nifas I
data subjektif bahwa ibu masih merasakan mules dan sudah bisa menyusui
190
uterus : baik, pengeluaran lochea : rubra berwarna merah segar. Dan tidak
kapsul pertama.
b. Kunjungan Nifas II
data subjektif ibu mengatakan tidak ada masalah pada saat menyusui,
bayi sudah mengisap dengan baik dan BAB/BAK lancar dan ibu
data subjektif ibu mengatakan tidak ada keluhan, ASI lancar dan bayi
Bayi Ny. J menangis kuat, tonus ototnya bergerak aktif dan tidak ada
tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Setelah lahir dan tali pusat sudah
dipotong serta dijaga kehangatannya dan diberikan pada ibu untuk dilakukan
IMD setelah selesai, bayi di ambil untuk diberikan Vit K. setelah 1 jam
a. Kunjungan Neonatus I
b. Kunjungan Neonatus II
x/mnt, S : 36,5oC, R : 40 x/mnt, tali pusat sudah terlepas, dan tidak ada
Pada kunjungan III usia bayi 33 hari, Bayi sehat dan bayi minum
hasil BB : 4.200 Gra, DJB : 135 x/mnt, dan tidak ada tanda-tanda bahaya
5. Keluarga Berencana
konseling tentang beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh
Ny. J sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil menyusui, KB suntik,
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Sudah dijelaskan
sehingga Ny. J bebas memilih alat kontrasepsi mana yang digunakan. Ny. J
B. PEMBAHASAN
1. Kehamilan
proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam intra uteri dari awal
mulai dari ovulasi sampai melahirkan kira-kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak melebihi dari 300 hari (43 minggu). Hal ini menunjukkan bahwa
kehamilan Ny. J tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yaitu dari
pemeriksaan dengan standar 10T yaitu, Timbang berat badan dan tinggi badan
193
(T1), Tekanan darah (T2), Pengukuran tinggi fundus uteri (T3), Pemberian
untuk pemeriksaan VDRL (T8), Pemeriksaan urine reduksi (T9), Temu wicara
(T10). Pengkajian pada Ny. J dilakukan Standar 10T. Hal ini menunjukkan
bahwa pengkajian pada Ny. J tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
a. Kunjungan I
mengeluh susah tidur pada malam hari. Dilakukan palpasi didapati hasil :
menganjurkan pada ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri atau
ibu hamil sering dirasakan saat kehamilan trimester II dan III, hal tersebut
hormonal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
b. Kunjungan II
kecil dan ibu mengatakan sering mual muntah di pagi hari jika
Gram. Peneliti menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum pada siang
hari dibandingkan malam hari agar tidak sering buang air kecil pada
malam hari dan menghindari ibu untuk tidak mengalami dehidrasi, dan
sering makan dengan porsi yang sedikit tapi sering agar bisa mengurangi
pada kandung kemih sehingga menyebabkan ibu sering buang air kecil.
Hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
kehamilan 35 minggu berdasarkan centi meter adalah 33-37 cm. Hal ini
c. Kunjungan III
mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, vit C, asam folat, dan kaya B-
membuat ibu tidak merasa nyaman, maka bisa diganti dengan asupan
makanan yang kaya akan Zat besi, vit C, asam folat, dan kaya B-12
kacangan, ikan, telur, hati ayam, buah-buahan, dan tomat. Hal ini
kehamilan 36 minggu berdasarkan centi meter adalah 34-38 cm. Hal ini
d. Kunjungan IV
bagian bawah perut terasa nyeri tetapi sifatnya hilang timbul. Dilakukan
3.100 Gram. Peneliti menganjurkan pada suami dan keluarga ibu untuk
ibu terasa nyeri yang sifatnya hilang timbul karena usia kehamilan yang
sudah mendekati persalinan, dengan janin yang sudah masuk Pintu Atas
ibu merasa nyeri pada panggul dan perut bagian bawah. Hal ini
amilan 38 minggu berdasarkan centi meter adalah 36-40 cm. Hal ini
2. Persalinan
belakang kepala yang berlangsung selama 18-24 jam tanpa ada komplikasi
baik ibu maupun janin (Elisabet Siwi Walyani and Purwoastuti, 2020).
b. Kala II pada Ny. J berlangsung selama ±15 menit dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) Pukul 16.05 Wita sampai lahirnya bayi pada Pukul 16.20
Wita, hal ini menunjukkan bahwa kontraksi ibu yang adekuat sehingga
sedangkan pada multigravida 30 menit. pada kala ini his lebih kuat dan
cepat kurang lebih 2-3 menit sekali. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
c. Kala III melakukan masase fundus uteri pada Ny. J yang bertujuan untuk
Fitriahadi dan Utami (2019) Kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai
Fitriahadi dan Utami (2019) Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai
dari 500 cc), dan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi,
suhu dan respirasi. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada kesenjangan
3. Nifas
oleh darah pada pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung
keseluruh anggota tubuh manusia dengan tekanan normal adalah systole 90-
120 mmHg dan diastole 60-90 mmHg. Hasil pengkajian masa nifas padaa Ny.
J didapati tekanan darah 100/70 mmHg. Sehingga dalam hal ini tidak
Suhu tubuh wanita yang mau melahirkan tidak lebih dari 37,2°C,
sesudah melahirkan dapat naik ±0,5°C dari keaadaan normal. Namun, tidak
199
akan melebihi 38°C. sesudah 2 jam pertama melahirkan biasanya suhu badan
akan kembali normal (Rukiyah dan Yulianti, 2018). Hasil pengkajian pada
Ny. J didapati suhu 36,5°C. hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara
kembali normal setelah beberapa jam postpartum. Nadi normal pada orang
dewasa yaitu 60-80 x/m, pasca melahirkan denyut nadi dapat menjadi
bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi sekitar antara 100 x/m setelah
Nadi : 82 x/m. hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Yulianti, 2018). Pengkajian pada Ny. J didapati Pernapasan : 24 x/m. hal ini
lahan akan menjadi kecil sampai seperti sebelum hamil. Bayi lahir fundus
uteri setinggi pusat berat uterus 1000 gr. Selesai kala III persalinan tinggi
fundus 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr. Adapun hasil
pengakajian pada Ny. J setelah persalinan didapati hasil TFU : 2 jari dibawah
pusat. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
200
yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea rubra
(cruenta) yang berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
Pengkajian pada Ny. J 1 hari setelah melahirkan, yaitu lochea rubra berwarna
merah segar. Jadi hal ini menunjukan tidak ada kesenjangaan antara teori dan
praktek.
Purwoastuti (2020) yaitu 6 jam sampai dengan 3 hari. Dari hasil pengkajian
melahirkan dan untuk memproduksi air susu. Sedangkan tambahan kalori tiap
hari yang dibutuhkan adalah 500 kalori, makan dengan diet berimbang untuk
adalah sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh dan untuk
ibu bisa memberikan vitamin A pada bayinya melalui ASInya. Diberikan obat
Ambulasi secara dini sangat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama
fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi darah dan paru-paru, dan membantu
A dalam ASI selama 60 hari pada pemberian pertama dan 6 bulan pemberian
kedua. Jadi hal ini menunjukan tidak ada kesenjangaan antara teori dan
praktek.
didapati hasil TFU : tidak teraba, pengeluaran lochea alba yang berwarna
putih, ekstremitas atas bawah tidak ada oedema, reflex patella kiri kanan
pada uterus setelah dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba
dan enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat
uterus 50 gr dan pengeluaran lochea alba berwarna putih. Hal ini menunjukan
(2020) yaitu 4 hari sampai dengan 28 hari. Dari hasil pengkajian Ny. J
dilakukan kunjungan 25 hari postpartum pada tanggal 29 Mei 2021. Hal ini
didapati hasil TFU : sudah tidak teraba, Lochea Alba berwarna putih
202
mengandung leokosit, tidak ada tanda-tanda bahaya atau penyulit pada masa
sampai selesainya masa nifas, lochea ini berwarna putih. Hal ini menunjukkan
hari. Hasil pengkajian pada Ny. J dilakukan 33 hari postpartum pada tanggal
06 Juni 2021 dirumah Ny. J. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Bayi baru lahir normal yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37
sampai 42 minggu dan berat badan 2,500 gram sampai 4,000 gram (Maternity,
Anjani and Evrianasari, 2018). Dari hasil yang didapatka Ny. J partus pada
tanggal 03 Mei 2021 dengan usia kehamilan 40 minggu 4 hari dengan berat
badan bayi 3,500 grm. Hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
Bayi Ny. J dilakukan IMD selama 1 Jam, setelah 1 jam IMD bayi
dijaga kehangatannya dan disuntikkan Vit.K 1 mg/0,6 cc. setelah 1 jam Vit K
diberikan, bayi disuntikkan HB0. Tidak ada ditemukan tanda dan gejala infeksi
pada bayi baru lahir. Menurut Nugraheni (2020) perawatan bayi baru lahir
mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat, memberikan Vit.K dan
203
memberikan imunisasi pada bayi baru lahir (Nugraheni, 2020). Hal ini
hari setelah bayi lahir. Dilakukan pemeriksaan didapati hasil lahir cukup bulan
dengan masa gestasi 40 minggu 4 hari, lahir spontan pada Pukul 16.20 Wita,
BAK dan BAB (+/+), reflex rooting (+), reflex shucking (+), swallowing (+),
setelah bayi lahir. Kunjungan ke-II, pada saat bayi berusia 25 hari. Dilakuakn
pemeriksaan didapati hasil tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, berat
badan 4.100 gram, tali pusat sudah terlepas, dan tidak ada tanda dan gejala
infeksi pada bayi. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI sesuai
kebutuhan bayi atau secara on demand. Menurut Wahyuni, dkk asuhan KN2
pada bayi baru lahir adalah menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan
kemungkinan terjadi infeksi bakteri pada bayi, icterus, diare berat badan
rendah dan masalah pemberian ASI. Hal ini menunjukkan bahwa Kunjungan
tidak sesuai dengan teori, kunjungan II lambat dilakukan karena Ny. J pada
tanggal 4 mei 2021 melakukan perjalanan pulang kampung dan kembali pada
5. Keluarga Berencana
untuk menetapkan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Angraini,
nantinya saat ibu ingin ber-KB setelah masa nifasnya. Menjelaskan pada ibu
kerja dari jenis-jenis KB yang peneliti jelaskaan. Dari hasil pengkajian Ny. J
tidak menganggu produksi ASInya dan dia masih ingin memberi ASI pada
bayinya dan menunda kehamilan. Menurut Sirait dan Siantar Pil laktasi
merupakan salah satu jenis alat kontrsepsi oral hormonal yang diminum
secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang terkandung
hormon yang diproduksi oleh tubuh wanita. Pil laktasi adalah jenis KB yang
cocok untuk wanita menyusui atau wanita yang mempunyai alergi terhadap
PENUTUP
A. Kesimpulan
Varney dan SOAP pada Ny. J dari ANC, INC, PNC, BBL, dan KB yang dimulai
dari tanggal 06 Maret 2021 s/d 06 Juni 2021. Maka mahasiswa mampu :
minggu 4 hari.
2. Pada saat proses persalinan Ny. J berjalan dengan normal. Lahir bayi spontan
pukul 16.20 Wita langsung menangis dengan berat badan 3.500 gram, panjang
warna kulit kemerahan, dan gerakan aktif. Pada kala III plasenta lahir spontan
205
206
penyulit, sehingga selama proses masa nifas Ny. J berjalan dengan normal.
4. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan pada By. Ny. J berjalan dengan
sehat dan aman. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun, tali
pusat bayi Ny. J pada hari ke 8. Warna kulit dan bibir kemerahan, menyusu
yang dapat dipilih oleh Ny. J sesuai dengan kondisi ibu menyusui. Sudah
nifasnya berakhir.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Mahasiswa
untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan keluarga berencana sesuai standar profesi kebidanan dan dapat
211
Komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
Medan.
Yogyakarta.
Fitriahadi, E. and Utami, I. (2019) ‘Buku Ajar Asuhan Persalinan & Managemen
Yogyakarta.
Noordiati (2018) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Malang.
Yogyakarta.
208
Pulungan, P. W. and Sitorus, S. (2020) Ilmu Obstetrik dan Ginekologi Untuk
Sirait, L. I. and Siantar, R. lumban (2020) Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana
Sulfianti, Indryani and Purba, deasy H. (2020) Asuhan Kebidanan Pada persalinan.
Sutanto, A. V. (2019) Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui Teori Dalam Praktek
Yogyakarta.
Karim. Medan.
209
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
A. TUJUAN
1. Tujuam umum
2. Tujuan khusus
B. SASARAN
1. Pengertian KB
2. Manfaat KB
3. Jenis – jenis KB
4. Keuntungan dan kerugian KB
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
G. MATERI PENYULUHAN
1. PENGERTIAN
2. MANFAAT
3. Jenis – Jenis KB
a. KB PIL
b. Kondom
c. Implant
e. IUD
f. MAL
1. KB PIL
secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang terkandung
di dalam pil KB, yaitu hormon estrogen dan progesteron atau hanya terdiri
b. Kerugian :
2. Kondom
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
3. Implant
selama 3 tahun.
a. Keuntungan :
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
5. IUD
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
Dokumentasi ANC K1
Dokumentasi ANC K2
Dokumentasi ANC K3
Dokumentasi ANC K4
PERSALINAN
Dokumentasi INC
NIFAS
Dokumentasi PNC KF 1,2,3
KELUARGA BERENCANA
Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
2002. Anak kandung dari Bapak Sarikun Bukang dan Ibu Yani Lajente, terlahir
sebagai anak ke dua dari dua bersaudara. Penulis mengikuti jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar di SDN Tetesulu Tahun 2006 dan tamat pada Tahun 2012 kemudian
pada Tahun 2012 dan tamat pada Tahun 2015, setelah itu melanjutkan tingkat
Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bunta pada tahun 2015 dan
tamat pada Tahun 2018, kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di Stikes Widya
Nusantara Palu pada Tahun 2018 dan diterima sebagai mahasiswa di Stikes Widya
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar DIII Kebidanan Stikes
Widya Nusantara Palu, penulis telah menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan
bimbing oleh, Ibu Dr. Pesta Corry Sihotang, Dipl,Midw., SKM.,M.Kes, Ibu Iin
Octaviana Hutagaol, SST., M.Keb, dan penguji Ibu Hadidjah Bando, SST., Bd.,
M.Kes.