Anda di halaman 1dari 293

LAPORAN TUGAS AKHIR KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY “J” DI PUSKESMAS TAWAELI


KOTA PALU

MARSELA BUKANG
201802020

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
LAPORAN TUGAS AKHIR KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY “J” DI PUSKESMAS TAWAELI
KOTA PALU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program


Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara
Palu

MARSELA BUKANG
201802020

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Serta tak lupa penulis hanturkan shalawat serta

salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para

sahabat, dan seluruh umat-Nya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Semoga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul “Laporan Tugas A

khir Kebidanan Komprehensif pada Ny. J di Puskesmas Tawaeli Kota Palu” sebagai

salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir program Studi DIII Kebidanan STIKes

Widya Nusantara Palu.

Penulis menyampaikan terimah kasih serta penghargaan yang tak terhingga

kepada kedua Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan secara materi,

motivasi, dan dukungan selama penulisan Laporan Tugas Akhir. Pada kesempatan ini

pula penulis mengucapkan terimah kasih kepada:

1. Ibu Widyawaty Lamtiur Situmorang, MSc. Ketua Yayasan STIKes Widya

Nusantara Palu.

2. Bapak Dr. Tigor H.Situmorang, M.H., M.Kes. Ketua STIKes Widya Nusantara

Palu.

3. Ibu Dr. Pesta Corry Sihotang Dipl.Mw.SKM M.Kes selaku pembimbing 1 yang

terlah banyak memberikan masukan dan kritikan membangun dalam penyusunan

LTA ini.

iv
4. Ibu Arfiah S.ST.,M.Keb Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Widya Nusantara

Palu.

5. Ibu Iin Octaviana Hutagaol selaku pembimbing 2 yang telah banyak memberikan

waktu, masukan serta kritikan membangun dalam penyusunan LTA ini.

6. Ibu Hadidjah Bando, SST., Bd., M.Kes. Selaku penguji utama yang telah banyak

memberikan masukan dalam penyempurnaan laporan tugas akhir.

7. Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan

asuhan kebidanan komprehensif di Puskesmas Tawaeli.

8. Bapak/ibu dosen dan staf Prodi DIII Kebidanan STIKes Widya Nusantara Palu

yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta

bimbingan kepada penulis hingga menyelesaikan laporan tugas akhir.

9. Bidan Darti Amd.Keb selaku bidan pendamping.

10. Ny. J beserta keluarga yang telah bersedia untuk menjadi responden peneliti

dalam Asuhan Kebidanan Komprehensif.

11. Semua teman-teman angkatan 2018 Prodi DIII Kebidanan dan kelompok Dinas

Komprehensif di Puskesmas Tawaeli.

v
vi
Laporan Tugas Akhir Kebidanan Komprehensif Pada Ny “J”
Di Puskesmas Tawaeli Kota Palu

Marsela Bukang, Pesta Cory Sihotang1, Iin Octaviana Hutagaol2

ABSTRAK

Masalah ibu dan anak (KIA) saat ini masih menjadi salah satu indikator rendahnya
derajat kesehatan di indonesia dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2018 di Provinsi
Sulawesi Tengah berjumlah 82 kasus sedangkan tahun 2019 berjumlah 97 kasus dan Angka
Kematian Bayi (AKB) tercatat tahun 2018 berjumlah 385 kasus sedangkan tahun 2019
berjumlah 340 kasus. Upaya untuk mengurangai masalah tersebut pemerintah membuat
program gerakan sayang ibu dibidang kesehatan. Tujuan penulisan studi kasus untuk
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan perancangan study kasus
yang mengeksplorasi secara mendalam dan spesifik menggunakan Asuhan Kebidanan 7
Langkah Varney yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
Keluarga Berencana yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Subjek penelitian yang
diambil adalah Ny. J umur 30 tahun.
Hasil asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. J dimulai sejak kehamilan trimester III,
dimana didapatkan kesenjangan yaitu TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan menurut Mc
Donald, di masa persalinan berjalan normal selama 40 minggu 4 hari, Masa Nifas
berlangsung normal selama 40 hari, Bayi baru lahir berlangsung normal dengan BB lahir
3.500 gram, PB 50 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, LILA 11 cm, hingga keluarga berencana
semua asuhan berlangsung normal. Pada asuhan keluarga berencana Ny. J mengatakan ingin
menggunakan kontrasepsi KB Pil Laktasi nanti setelah selesai masa nifas.
Kesimpulan penelitian ini, pelayanan komprehensif yang diberikan pada Ny. J
berjalan sesuai perencanaan yang telah dibuat dan sudah dievaluasi mengikuti prosedur tetap
yang ada di Puskesmas Tawaeli dengan menggunakan standar 10 T. Disarankan kepada
peneliti dan Puskesmas Tawaeli dapat meningkatkan keterampilan dan pemberian Asuhan
Kebidanan secara Komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
khususnya pada keluarga berencana sesuai standar profesi kebidanan agar tercapainya
penguna akseptor KB.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, dan KB


Referensi : (2016-2021)

vii
viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….. ii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ………….…………………………………… ........ . iv
ABSTRAK…………………….................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... . xiii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Laporan Tugas Akhir ................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan ...................................................... 10
B. Konsep Dasar Persalinan ....................................................... 26
C. Konsep Dasar Nifas ............................................................... 56
D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir .............................................. 71
E. Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB) ............................... 86
F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan .......................................... 89
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/Desain Penelitian (case study) ............................. 96
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 96
C. Subjek Penelitian/Partisipan................................................... 96
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 96
E. Etika penelitian ...................................................................... 97
BAB IV STUDY KASUS
A. Kehamilan ............................................................................. 100
B. Persalinan .............................................................................. 129
C. Masa Nifas ............................................................................ 152
D. Bayi Baru Lahir ..................................................................... 167
E. Keluarga Berencana ............................................................... 181
BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil ...................................................................................... 186
B. Pembahasan ........................................................................... 193
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 206
B. Saran ..................................................................................... 207

ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Mc.Donal……………………… 13


Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Lalu……………………….102
Tabel 4.2 Observasi 2 Jam Postpartum……………………………………….151

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Alur Pikir Bidan Menurut Varney…………………………………90

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengambilan data awal Dinas Kesehatan Provinsi

Lampiran 2. Surat balasan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

Lampiran 3. Surat pengambilan data awal Dinas Kesehatan Kota Palu

Lampiran 4. Surat balasan Dinas Kesehatan Kota Palu

Lampiran 5. Surat pengambilan data awal Puskesmas Tawaeli

Lampiran 6. Surat balasan Puskesmas Tawaeli

Lampiran 7. Planning of action (POAC)

Lampiran 8. Informend Consent

Lampiran 9. Lembar Partograf

Lampiran 10. Satuan acara penyuluhan

Lampiran 11. Dokumentasi

Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 13. Lembar Konsul Pembimbing I

Lampiran 14. Lembar Konsul Pembimbing II

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ANC : Ante Natal Care


AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome
ASI : Air Susu Ibu
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
APN : Asuhan Persalinan Normal
AC : Air Conditioner
BB : Berat Badan
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BCG : Bacillus Calmette-Guerin
BJF : Bunyi Jantung Fetus
BMI : Body mass index
CM : Sentimeter
COC : Continuity of Care
DINKES : Dinas Kesehatan
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
DPT : Difteri Pertusis Tetanus
DS : Data Subjektif
DO : Dara Objektif
DM : Diabetes Melitus
FSH : Follicle Stimulating Hormone
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GR : Gram
HB : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HBSAG : Hepatitis B Surface Antigen
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HE : Health Education
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
IM : Intra Muscular
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IM : Intra Muskuler
IMS : Infeksi Menular Seksual
IMT : ndeks Masa Tubuh
INC : Intranatal Care
IU : International Unit
IV : Intra Vena

xiv
JK : Jenis Kelamin
KB : Keluarga Berencana
KKAL : Kilo Kalori
KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak
KH : Kelahiran Hidup
KN : Kunjungan Neonatal
KF : Kunjungan Nifas
K1 : Kunjungan Pertama Ibu Hamil
KG : Kilogram
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
LiLA : Lingkar Lengan Atas
LK : Lingkar Kepala
LD : Lingkar Dada
LH : Luteinizing Hormone
MSH : Melanosit Stimulating Hormone
MMHG : Milimeter Merkuri Hydrogyrum
PARIMO : Parigi Moutong
PAP : Pintu Atas Panggul
PNC : Postnatal Care
PUKI : Punggung Kiri
PX : Prosesus Xipoideus
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
PMB : Praktek Mandiri Bidan
PUSTU : Puskesmas Pembantu
PRESKEP : Presentase Kepala
PUP : Pendewasaan Usia Perkawinan
PMS : Premenstruation Syindrome
SDKI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survey Penduduk Antar Sensus
SOAP : Subjektif, Objektif, Assesment, Planning
SOP : Standar Oprasional
TD : Tekanan Darah
TTV : Tanda-Tanda Vital
TP : Tafsiran Persalinan
TFU : Tinggi Fundus Uterina
TB : Tinggi Badan
TT : Tetanis Toksoid
TBJ : Tapsiran Berat Janin
USG : Ultrasonografi
UK : Umur Kehamilan
UUK : Ubun-Ubun Kecil
VT : Vagina Toucher
VDRL : Veneral Desease Researc Laboratority

xv
WHO : World Health Organization
WITA : Waktu Indonesia Tegah

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Kebidanan pada masa pandemi Covid-19 tetap berjalan secara

optimal, aman bagi pasien dan bidan. Bidan melakukan pengkajian komprehensif

sesuai standar pelayanan, termasuk informasi yang berkaitan dengan

kewaspadaan penularan Covid-19. Panduan Pelayanan Kehamilan, Persalinan,

Nifas, Bayi Baru Lahir, dan KB pada masa pandemi jika diperlukan pemeriksaan

maka pasien membuat janji terlebih dahulu dengan bidan melalui telepon atau

WA dan konsultasi KIE dan konseling dapat dilaksanakan secara online. Jika

bidan tidak memungkinkan melakukan pertolongan, bidan segera berkolaborasi

dan merujuk pasien ke RS sesuai standar (Nurjasmi.E, 2020).

Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

berkesinambungan pada daur kehidupan wanita sejak hamil sampai 6 minggu

postpartum. Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah merupakan pemeriksaan

yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

konseling asuhan kebidanan yang mencakup pemeriksaan berkesinambungan

diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas,

dan KB (Hidayah, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting menetukan

status kesehatan ibu disuatu wilayah, khususnya berkaitan dengan resiko

1
2

kematian ibu hamil dan bersalin. Banyak kematian perempuan pada saat hamil

selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat

persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan

bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 KH (Maryunani, 2016).

Menurut data dari World Health Organization (WHO), Angka Kematian

Ibu (AKI) sebesar 500.000 jiwa per tahun. Di Indonesia sebesar 359 per 100.000

jiwa pertahun. Dari bulan Januari sampai Desember tahun 2018 Angka Kematian

Ibu (AKI) meningkat jika dibandingkan target AKI di Indonesia pada tahun 2018

adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB)

di dunia sebesar 10.000.000 jiwa per tahun (WHO, 2019).

Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan, namun masih

jauh dari target MDG’s tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan

disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum

memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya.

Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan

postpartum. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak

sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang

menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda <20

tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak

anaknya >3 tahun). Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator


3

yang akan dicapai adalah menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00

kelahiran hidup pada SDKI 2012 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2019 (Kemenkes, 2019)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2018 Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat berjumlah 82 kasus dengan penyebab

kematian adalah perdarahan sebanyak 42, hipertensi dalam kehamilan 13,

penyebab lain-lain 12, gangguan system perederan darah 8, infeksi 4, dan terakhir

gangguan metabolik 3. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) 2019 tercatat 97

kasus yang disebabkan oleh perdarahan 24, Hypertensi dalam kehamilan 24,

gangguan jantung 11, infeksi 7, gangguan metabolik 1 dan penyebab lain-lain 30.

Serta berdasarkan data dari keseluruhan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi

Sulawesi Tengah tahun 2018 tercatat berjumlah 385 kasus dengan jumlah

kematian tertinggi adalah di Kabupaten Parigi Moutong 54 kasus, Kabupaten

Buol 48 kasus, dan Kabupaten Donggala 43 kasus, Toli-Toli 36 kasus, Poso 32

kasus, Morowali 27 kasus, Sigi 24 kasus, Tojo Una-Una 23 kasus, Banggai Laut

23 kasus, Banggai 22 kasus, Banggai Kepulauan 19 kasus, Kota Palu 19 dan yang

terendah yaitu di Kabupaten Morowali Utara 15 kasus kematian pada bayi.

Sedangkan pada tahun 2019 Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sulawesi

Tengah tercatat 340 kasus kematian pada bayi dengan jumlah kematian tertinggi

yaitu Kabupaten Banggai 49 kasus, Kabupaten Parimo sebanyak 47 kasus,

Kabupaten Poso 35 kasus dan Kabupaten Buol 35 kasus, Morowali 30, Toli-Toli

28, Donggala 25 kasus, Banggai Laut 24 kasus, Tojo Una-Una 20, Morowali
4

Utara 14 kasus, Banggai Kepulauan 13, Sigi 12 dan untuk kematian dengan kasus

terendah yaitu Kota Palu 8 kasus (Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, 2018-2019).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palu Angka Kematian Ibu

(AKI) tahun 2018 tercatat berjumlah 4 kasus yang terjadi pada ibu hamil yang

disebabkan oleh eklamsia 2 orang, perdarahan 1 orang, dan penyebab lain-lain

seperti penyakit jantung 1 orang. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada

tahun 2019 tercatat ada 11 kasus kematian ibu yang disebakan oleh eklamsia 4,

infeksi 3, jantung 3, dan lain-lain seperti emboli air ketuban, sepsis, syok sepsis 1.

Serta Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2018 tercatat berjumlah 19 kasus

yang disebabkan oleh BBLR 10, asfiksia 4 dan penyebab lainnya 5. Sedangkan

Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 tercatat 11 kasus yang disebabkan

oleh pneumonia 2, asfiksia 2, icterus 1, hirschdprung 1, dan lain-lain 5 (Dinkes

Kota Palu, 2018-2019).

Berdasarkan data dari Puskesmas Tawaeli Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2018 tercatat 0 kasus yang terjadi. Hal

ini diperoleh dengan perhatian dari tenaga kesehatan di Puskesmas Tawaeli

dengan standar target pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi yaitu pada tahun 2018

dengan kunjungan ANC cakupan K1 sebesar 1.054 (101,84%), cakupan K4

sebesar 1.046 (101,06%), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 986

(98,50%), cakupan KF 1 sebesar 984 (98,30%), cakupan KF2 sebesar 985

(98,40%), cakupan KF3 sebesar 983 (98,20%), cakupan KN1 sebesar 901
5

(95,95%), cakupan KN lengkap sebesar 902 (95,95%) (Profil Puskesmas Tawaeli,

2018).

Berdasarkan data dari Puskesmas Tawaeli Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 masih tercatat 0 kasus. Dengan

kunjungan ANC cakupan K1 sebesar 1.054 (101,84%), cakupan K4 sebesar 1.046

(101,06%), cakupan pesalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 986 (98,50%),

cakupan KF1 sebesar 984 (98,30%), cakupan KF2 sebesar 985 (98,40%), cakupan

KF3 sebesar 983 (98,20%), cakupan KN1 sebesar 901 (95,95%), cakupan KN

lengkap sebesar 902 (95,95%) (Profil Puskesmas Tawaeli, 2019).

Berdasarkan data dari Puskesmas Tawaeli jumlah peserta Keluarga

Berencana (KB) aktif Tahun 2018 sebanyak 652 orang, yaitu kondom 28 orang,

suntik 418 orang, pil 81 orang, AKDR 37 orang, MOP 0, MOW 0, implant 101

orang, untuk cakupan peserta KB aktif sudah tercapai. Sedangkan tahun 2019

jumlah peserta KB aktif berjumlah 272 orang, yaitu kondom 2 orang, suntik 178

orang, pil 58 orang, AKDR 4 orang, MOP 0, MOW 0, implant 20 orang, cakupan

peserta KB aktif belum tercapai. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan data

yang di peroleh dari Puskesmas Tawaeli pada Tahun 2018-2019 pencapaian KB

di Puskesmas Tawaeli mengalami penurunan. Adapun upaya dari Puskesmas

Tawaeli yang dilakukan dalam meningkatkan cakupan KB yaitu dengan

melakukan penyuluhan di tiap pelaksanaan posyandu untuk lebih aktif

menggunakan KB untuk mensejahterahkan keluarga berencana (Profil Puskesmas

Tawaeli, 2018-2019).
6

Sebagian besar kematian ibu bisa dicegah jika para ibu memperoleh

pertolongan dari tenaga kesehatan yang kompeten dan di dukung oleh fasilitas

kesehatan seperti Poskesdes, Polindes atau Puskesmas, disamping itu juga ada

kesiapan rumah sakit dan peralatannya (Maryunani, 2016).

Upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) untuk ibu hamil dan

bersalin yaitu mengupayakan jaminan mutu Antenatal Care (ANC) terpadu dan

menigkatkan persalinan di fasilitas kesehatan (Runjanti et al.,2018).

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam indonesia sehat 2025 adalah

perilaku yang dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah

kesehatan lainnya serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat,

termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe community).

Dalam indonesia sehat 2025 diharapkan memiliki kemampuan menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan kesehatan,

yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan

kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana,

pelayanan masyarakat yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta

diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi. Diharapkan dengan

terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta meningkatnya

kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu,


7

maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

yang setinggi-tingginya (Runjanti et al., 2018).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. J dari usia kehamilan 32 minggu 2 hari, bersalin, bayi

baru lahir, nifas, neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi dalam laporan studi

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. J dari Hamil

sampai KB di Puskesmas Tawaeli Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang merumuskan masalah

yaitu,“Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. J Umur

30 tahun dengan GIIIPIIA0 agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan

menurunkan angka Mortalitas dan Morbalitas pada ibu hamil, bersalin, nifas,bayi

baru lahir, dan pelayanan keluarga berencana di Puskesmas Tawaeli ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana dengan di

dokumentasikan dalam bentuk 7 Langkah Varney dan dituangkan dalam

bentuk SOAP.
8

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny. J dengan

pendokumentasian 7 Langkah Varney dan di tuangkan dalam bentuk

SOAP.

b. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Intranatal Care pada Ny. J dan di

dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

c. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Post Natal Care pada Ny. J dan di

dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

d. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny. J dan di

dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

e. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. J

dan di dokumentasikan dalm bentuk SOAP.

D. Manfaat

1. Praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khusunya dalam memberikan informasi

tentang perubahan fisiologi dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil, nifas,

neonatal, dan pelayanan kontrasepsi dan dalam batasan komprehensif.

2. Teoritis

a. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan dalam

penerapan Asuhan Kebidanan dalam batas Komprehensif, terhadap ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatal, dan pelayanan kontrasepsi.


9

b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan studi kasus

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU

LAHIR (BBL) DAN KELUARGA BERENCANA (KB)

1. KEHAMILAN

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan

perkembangan janin di dalam intra uteri dari awal konsepsi dan berakhir

sampai permulaan persalinan. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi

sampai melahirkan kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak melebihi dari

300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut dengan kehamilan

aterm (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut dengan

kehamilan postterm, sedangkan kehamilan antara 28 sampai 36 minggu

disebut kehamilan premature (Khairoh, Rosyariah and Ummah, 2019).

b. Perubahan Psikologis dan Fisiologis TM III

1) Perubahan Psikologis Ibu Hamil Pada Trimester III

Trimester III ini sering disebut dengan periode menunggu dan

waspada, karena pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa

sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa

tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul

10
11

kembali pada trimester tiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh

dan jelek, sehingga dukungan dari suami dan keluarga sangat

dibutuhkan oleh ibu. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih sebab

akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil (Yuliani, Saragih and Astuti, 2021).

2) Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III

a) Perubahan Sistem Kardiovaskular

Perubahan hemodamik yang paling penting pada sirkulasi

selama masa kehamilan adalah bertambahnya volume darah dan

kardiak output serta penurunan tahanan pembuluh perifer,

perubahan lain yang terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak

jantung stoke volume dan distribusi darah. Volume jantung akan

meningkat dari 70 ml sampai 80 ml antara trimester satu dan

trimester tiga. Pada akhir kehamilan sebagian besar wanita

mengalami pembengkakkan (oedema) di tungkai bawah akibat

kombinasi efek progesterone yang melemaskan tonus vascular

perifer, terhambatnya aliran balik vena oleh uterus (vena cava

syndrome), dan gaya gravitasi.

b) Perubahan Pada Organ Reproduksi

(1) Vagina dan Vulva

Perubahan yang terjadi yaitu meningkatnya sekret

vagina dan mukosa vagina. Peningkatan laktobasilus


12

menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil dari metabolisme

(glikogen) menyebabkan PH menjadi asam (5,2-6). Keasaman

vagina berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri

patogen.

(2) Serviks

Perubahan serviks merupakan akibat dari pengaruh

hormon esterogen sehingga menyebabkan masa dan kandungan

air meningkat. Hiperplasia dan hipertrofi kelenjar servik

menjadi lunak (goodell) dan servik berwarna kebiruan dan atau

berwarna keunguan.

(3) Uterus

Uterus keluar dari rongga dan dapat di palpasi di atas

simpisis pubis antara minggu ke-12 dan ke-14. Setinggi

umbilikus pada minggu ke-20 kehamilan, dan minggu ke 38-40

tinggi fundus turun karena janin mulai masuk PAP. Kontrasi

semakin jelas dan kuat setelah masuk minggu ke-28 sampai

akhir kehamilan.
13

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. Donald

No Usia Kehamilan TFU


1 22 minggu 20-24 cm diatas simfisis
2 28 minggu 26-30 cm di atas simfisis
3 30 minggu 28-32 cm diatas simfisis
4 32 minggu 30-34 cm diatas simfisis
5 34 minggu 32-36 cm diatas simfisis
6 36 minggu 34-38 cm diatas simfisis
7 38 minggu 36-40 cm diatas simfisis
8 40 minggu 38-42 cm diatas simfisis

Sumber : (Rukiyah, 2018)

(4) Payudara

Pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran

payudara semakin meningkat. Pada umur kehamilan 32

minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat

encer. Kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang

keluar lebih kental, warnanya kuning dan banyak mengandung

lemak, cairan disebut dengan kolostrum.

c) Perubahan Sistem Respirasi

Perubahan anatomi dan fisiologi pada sistem

pernapasan yang terjadi selama masa kehamilan sangat diperlukan

untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen

bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena

pengaruh hormonal dan biokimia. Dimana diafragma menjadi

meningkat sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2

cm. Perubahan inilah yang menyebabkan perubahan sistem


14

pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu

diperlukan perubahan letak diafragma selama masa kehamilan.

d) Perubahan Sistem Hematologi

Ibu hamil biasanya akan mengalami anemia ringan.

Produksi hemoglobin dan masa total pada ibu akan meningkat

selama masa kehamilan akibat penambahan dari produksi eritrosit.

Volume vaskuler maternal meningkat sangat banyak, hal inilah

yang menyebabkan anemia delusional ringan yang melindungi ibu

dari kehilangan hemoglobin yang berlebihan saat persalinan. Ibu

hamil juga mengalami peningkatan jumlah leukosit (ringan) yang

terjadi selama masa persalinan dan paska persalinan. Volume

darah biasanya akan meningkat sampai 45%, namun biasanya

peningkatan volume sel darah merah hanya sampai 30%.

Perbedaan inilah yang menyebabkan terjadinya anemia fissiologis

dalam masa kehamilan dengan hemoglobin rata-rata 11,6 g/dl dan

hematokrit 35,5%.

e) Perubahan Sistem Intergumen (Kulit)

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpegmentasi

alat-alat tertentu dari pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh

Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH

ini merupakan salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus

anterior hipofisis. Biasanya terdapat deposit pigmen pada dahi,


15

pipi, dan hidung yang biasa dikenal dengan cloasma gravidarum.

Didaerah leher sering juga terdapat hiperpegmentasi yang sama

juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam

yang dikenal sebagai linea grise. Warnya biasa berubah menajdi

agak hiperemik dan kebiruan yang disebut dengan strie livide.

Setelah melahirkan strie livide ini akan berubah warna menjadi

putih yang disebut dengan strie albicantes (Yuliani, Saragih and

Astuti, 2021).

c. Kebutuhan Dasar Trimester III

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah hal yang paling utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai macam gangguan pernapasan terjadi

pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu dan akan berpengaruh pada bayinya dalam

kandungan ibu. Untuk mencegah hal tersebut untuk memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :

a) Latihan napas melalui senam hamil.

b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.

c) Kurangi atau hentikan merokok.

d) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pada

pernapasan.
16

2) Nutrisi

a) Kalori

Kebutuhan kalori pada ibu hamil yaitu 2.300 kalori yang di

pergunakan untuk produksi energi.

b) Protein

Perempuan yang tidak hamil mengkonsumsi protein yang

ideal yaitu 0,9 gram/hari, tetapi ibu yang hamil membutuhkan

tambahan protein sehingga 30 gr/hari. Protein yang di anjurkan

yaitu protein dari hewani seperti daging, susu, telur, keju, dan ikan

karena mengandung komposisi asam amino yang lengkap.

c) Mineral

Mineral dapat terpenuhi sehari-hari dengan cara

mengkonsumsi buah, sayur-sayuran, dan susu. Untuk memenuhi

kebutuhan zat besi di butuhkan 30 mg/hari sedangkan pada

kehamilan kembar atau perempuan yang sedikit anemia

dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium bisa dipenuhi

dengan minum susu, sedangkan ibu hamil yang tidak bisa minum

susu bisa diberikan suplemen kalsium dengan dosis 1 gr/hari.

3) Personal Hygiene

Ibu hamil di anjurkan mandi paling sedikit dua kali sehari

karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,

menjaga kebersihan diri terutama pada lipatan kulit (ketiak, bawah


17

payudara, daerah genetalia), cara membersihkannya yaitu dengan

menggunakan air dan dikeringkan. Menjaga kebersihan gigi berlubang

terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.

4) Pakaian

Pakaian yang digunakan ibu hamil harus longgar dan mudah

dipakai serta bahannya menyerap keringat. Jangan menggunakan

pakaian yang terlalu ketat karena akan menghambat aliran darah. Pada

saat kehamilan, ibu dan bayi membutuhkan suplai darah yang lebih

banyak dan lancar (Badrus and Khairoh, 2019).

d. ANC Terpadu

Pelayanan antenatal care terpadu adalah pelayanan antenatal

komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada ibu hamil dengan

tujuan kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat,dan melahirkan bayi

yang sehat.

1) Standar Pelayanan ANC

Dalam melakukan pelayanan antenatal terpadu bidan sebagai

tugas pelaksana harus melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan sebagi berikut :

a) Identifikasi Ibu Hamil

Melakukan pengkajian melalui anamnesa dan

mengidentifikasi faktor resiko kehamilan, persalinan, dan nifas

serta melaksanakan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan


18

masyarakat secara berkala untuk memberikan motivasi dan

penyuluhan.

b) Pemeriksaan dan Pemantauan ANC

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal sebanyak

empat kali selama tiga semester yaitu 1 kali TM 1, 1 kali TM 2, 2

kali TM 3. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan dengan standar

10 T sebagai berikut :

(1) Timbang berat badan dan tinggi badan (T1);

(2) Tekanan darah (T2);

(3) Pengukuran tinggi fundus uteri (T3);

(4) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) (T4);

(5) Pemberian imunisasi TT (T5);

(6) Pemeriksaan Hb (T6);

(7) Pemeriksaan protein urine (T7);

(8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL (T8);

(9) Pemeriksaan urine reduksi (T9); dan

(10) Temu wicara (T10).

c) Palpasi Abdominal

Palpasi abdomen ini dilakukan untuk mengetahui letak dan

presentasi janin sehingga dapat memberikan konseling asuhan

yang sesuai dengan kondisi ibu hamil.


19

d) Penanganan Anemia Dalam Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan pada anemia

dengan pemberian tablet Fe, anemia di ketahui dengan cara

pemeriksaan Hb. Ketika ditemukan hasilnya anemia maka lakukan

penanganan dan rujukan.

e) Penanganan Dini Hipertensi Dalam Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan wajib paham pada tanda preeklamsi.

f) Persiapan Persalinan

Persiapan persalinan adalah di mana ibu akan bersalin,

kapan waktu persalinan, siapa penolong pada saat persalinan, dan

siapa pendamping pada saat persalinan, pendonor darah, dana

bersalin (tabulin), persiapan identitas diri, jaminan kesehatan dan

sosial yang di gunakan, serta persiapan transportasi yang akan

digunakan.

2) Kegiatan Pelayan Antenatal Care Terpadu

Pelayanan kesehatan Antenatal Care terpadu diberikan kepada

ibu sekurang-kurangnya 4 (empat) kali selama masa kehamilan.

a) Pendataan pada ibu hamil dan deteksi dini ibu hamil melaui

kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA serta deteksi status gizi

pada kehamilan, kegiatan ini melibatkan kader dan perangkat desa

serta masyarakat komunitas.


20

b) Peningkatan penjaringan pada ibu hamil melalui kegiatan

kemitraan bidan, kader, dan dukun.

c) Peningkatan akses pelayanan dengan melakukan kunjungan

rumah,kelas ibu hamil, dan rumah tunggu kelahiran (Maternity,

Putri and Aulia, 2017).

e. Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut

1) Perdarahan Vagina

Perdarahan vagina dalam masa kehamilan jarang yang normal.

Pada masa awal kehamilan ibu akan mengalami perdarahan sedikit

atau spotting di awal terlambatnya haid. Perdarahan ini ialah

perdarahan implantasi dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain

dalam kehamilan, perdarahn ringan mungkin pertanda serviks yang

rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin

suatu tanda adanya infeksi. Perdarahan pada akhir kehamilan yaitu

perdarahan dengan jumlah yang banyak dan sering dan disertai dengan

rasa nyeri. Perdarahan semacam ini sebabkan oleh plasenta previa atau

absurpsi plasenta.

2) Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala menunjukan suatu masalah yang serius yaitu

sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

Kadang-kadang hal ini menyebabkan pandangan ibu menjadi kabur.


21

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan yaitu gejala dari

preeklamsia.

3) Penglihatan Kabur

Penglihatan kabur disebabkan dari hormonal, ketajaman

penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan

(minor) adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan

yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misanya

pandangan kabur atau berbayang. Perubahan dari penglihatan ini

biasanya disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin

merupakan suatu tanda preeklamsia.

4) Bengkak Pada Wajah, Tangan, dan Kaki

Pembengkakkan wajah, tangan, dan kaki pada sebagian ibu

hamil cukup normal selama kehamilan. Jika bengkak yang muncul

pada muka,tangan, dan kaki tidak hilang setelah beristirahat dan

keluhan fisik yang lain ini menunjukan adanya masalah yang serius.

Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklamsia.

5) Nyeri Abdomen Yang Hebat

Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan

persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang

mengindikasikan dapat mengancam jiwa adalah nyeri yang hebat,

menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, biasanya dapat disertai

dengan perdarahan pada jalan lahir. Hal ini dapat di sebabkan karena
22

appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan diluar

kandungan), abortus (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan

preterem, gastritis (maag), infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.

6) Bayi Kurang Bergerak

Berbagai penyebab Janin kurang bergerak, antara lain :

a) Janin tidur biasanya berlangsung 20-40 menit atau lebih (tidak

lebih dari 90 menit).

b) Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam

c) Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

(Fitriahadi, 2017).

f. Persiapan Pada Persalinan

Yang dimaksud dengan persiapan pada persalinan adalah di mana

ibu akan bersalin, kapan waktu persalinan, siapa penolong pada saat

persalinan, dan siapa pendamping pada saat persalinan, pendonor darah,

dana bersalin (tabulin), persiapan identitas diri, jaminan kesehatan dan

sosial yang di gunakan, serta persiapan transportasi yang akan digunakan

(Maternity, Putri and Aulia, 2017).

g. Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Masa Pandemi COVID 19

1) Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor

risiko (termasuk Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan

Hepatitis B dari ibu ke anak / PPIA). Oleh karena itu, dianjurkan


23

pemeriksaannya dilakukan oleh dokter di fasilitas pelayanan kesehatan

dengan perjanjian agar ibu tidak menunggu lama.

2) Apabila ibu hamil datang ke bidan tetap dilakukan pelayanan ANC,

kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.

3) Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu

menderita Tuberculosis.

4) Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan

pertama dilakukan pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu

berinsektisida.

5) Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk

pemeriksaan dan tata laksana lebih lanjut.

6) Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu

dengan PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi

dari episode isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap

sebagai kasus risiko tinggi.

7) Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari termasuk mengenali tanda bahaya pada

kehamilan. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera

memeriksakan diri ke fasyankes.

8) Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter melalui media

komunikasi.
24

9) Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi COVID-19

atau dapat mengikuti kelas ibu secara online.

10) Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua. Atau

pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui tele-konsultasi klinis,

kecuali dijumpai keluhan atau tanda bahaya.

11) Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi memiliki faktor

risiko atau penyulit harus memeriksakan kehamilannya pada trimester

kedua. Jika Ibu tidak datang ke fasyankes, maka tenaga kesehatan

melakukan kunjungan rumah untuk melakukan pemeriksaan ANC,

pemantauan dan tataksana faktor penyulit. Jika diperlukan lakukan

rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk mendapatkan pemeriksaan dan

tatalaksana lebih lanjut, termasuk pada ibu hamil dengan HIV, Sifilis

dan Hepatitis B.

12) Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga harus dilakukan dengan

tujuan utama untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan 1

bulan sebelum taksiran persalinan.

13) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan

janinnya. Jika terdapat risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku

KIA), seperti mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin

berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi,

kontraksi berulang, dan kejang. Ibu hamil dengan penyakit diabetes

mellitus gestasional, pre eklampsia berat, pertumbuhan janin


25

terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau

riwayat obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.

14) Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu.

Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitunglah gerakan janin secara

mandiri (minimal 10 gerakan per 2 jam).

15) Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan

mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan

tetap mempraktikan aktivitas fisik berupa senam ibu

hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap

bugar dan sehat.

16) Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang

diberikan oleh tenaga kesehatan.

17) Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif COVID-19

tidak diberikan tablet tambah darah karena akan memperburuk

komplikasi yang diakibatkan kondisi COVID-19.

18) Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19

pasca perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari

setelah periode penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat

dikurangi apabila pasien dinyatakan sembuh. Direkomendasikan

dilakukan USG antenatal untuk pengawasan pertumbuhan janin, 14

hari setelah resolusi penyakit akut. Meskipun tidak ada bukti bahwa

gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat COVID-19, didapatkan


26

bahwa duapertiga kehamilan dengan SARS disertai oleh IUGR dan

solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak lanjut

ultrasonografi diperlukan.

19) Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan

diduga atau dikonfirmasi terinfeksi COVID-19, berlaku beberapa

rekomendasi berikut: Pembentukan tim multi-disiplin idealnya

melibatkan konsultan dokter spesialis penyakit infeksi jika tersedia,

dokter kandungan, bidan yang bertugas dan dokter anestesi yang

bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera mungkin setelah

masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan dengan ibu dan

keluarga tersebut.

20) Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak

melakukan perjalanan ke luar negeri dengan mengikuti anjuran

perjalanan (travel advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter

harus menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir

dari daerah dengan penyebaran luas COVID-19.

2. KONSEP DASAR PERSALINAN

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses mengeluarkan janin yang terjadi

pada kehamilan aterm (37 minggu-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18-24 jam tanpa ada
27

komplikasi baik ibu maupun janin (Elisabet Siwi Walyani and

Purwoastuti, 2020).

b. Mekanisme Persalinan

1) Penurunan

Penurunan kepala terbagi menjadi dua yaitu masuknya kepala

dalam Pintu Atas Panggul (PAP) dan majunya kepala. Pada

primigrafida terjadi pada bulan terakhir kehamilan sedangkan

multigrafida terjadi pada awal persalinan. Kemudian kepala akan

masuk kedalam pintu atas panggul dimana sutura sagitalis melintang

ditengah-tengah jalan lahir dan agak sedikit fleksi. Penurunan yang

terjadi pada persalian karena adanya kontraksi dan posisi, serta

meneran.

2) Fleksi

Adanya peningkatan dari fleksi selama persalianan maka

ukuran kepala menjadi lebih kecil yaitu suboccipito bregmatika (9,5

cm) sehingga dapat melewati jalan lahir.

3) Putaran Paksi Dalam

Dengan adanya his bagian terendah dari janin terdorong

kebawah dari bagian depan memutar kedepan kebawah sympisis.

Pintu tengah panggul diameter terbesar adalah anteriorposterior

sehingga kepala akan menyesuaikan dengan jalan lahir.


28

4) Ekstensi

Pada saat subocciput berada di bawah simpisis, kepala akan

melakukan ekstensi untuk menyesuaikan dengan sumbu panggul.

Maka lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan mulut.

Ekstensi ini dilakukan sehingga suboccipito sebagai hipomoglion.

5) Putaran Paksi Luar

Kepala dan bahu melakukan rotasi secara bersamaan pada saat

melewati pintu bawah panggul, setelah kepala lahir, kemudiaan kepala

melakukan putaran paksi luar kearah punggung janin untuk

menghilangkan torsi pada leher.

6) Ekspulsi

Setelah melakukan putaran paksi luar bahu depan berada

dibawah sympisis sebagai hypomoclion untuk kelahiran bahu

belakang kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh

badan anak lahir searah dengan jalan lahir (Fitriahadi and Utami,

2019).

c. Tahapan Persalinan

Menurut (Fitriahadi and Utami, 2019) tahapan persalinan dibagi

menjadi 4 yaitu :
29

1) Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I adalah kala pembukaan yaitu dari pembukaan nol

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Pada pertama his tidak langsung

kuat sehingga ibu masi bisa jalan-jalan.

Proses pembukaan serviks yang terjadi karena adanya his dibagi

menjadi 2 fase yaitu sebagai berikut :

a) Fase laten adalah awal adanya kontraksi sehingga menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks yang berlangsung selama 7-8

jam. Pembukaan ini terjadi sangat lambat sehingga mencapai

ukuran diameter 1-3 cm.

b) Fase aktif terbagi menjadi 3 yaitu :

1) Fase akselerasi yaitu pembukaan mencapai 4 cm dalam waktu

2 jam.

2) Fase dilatasi maksimal yaitu pembukaan 4-9 cm, berproses

sangat cepat dalam waktu 2 jam.

3) Fase deselerasi yaitu pembukaan 9-10 cm dimana pembukaan

terjadi lambat sekali dalam waktu 2 jam.

2) Kala II (Kala Pengeluaran)

Kala II persalinan adalah kala pengeluaran dimana dimulai dari

pembukaan 10 sampai lahirnya bayi. Pada primigravida proses

perlangsungannya ialah 1-2 jam sedangkan pada multigravida 30


30

menit - 1 jam. pada kala ini his lebih kuat dan cepat kurang lebih 2-3

menit sekali.

3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Dimulai setelah lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung kurang dari 30 menit. Adapun ciri-ciri pelepasan plasenta

yaitu tali pusat memanjang, ada semburan darah. Setelah bayi lahir,

uterus teraba keras dan fundus uteri agak atas pusat. Beberapa

kemudian uterus berkontraksi lagi untuk pelepasan plasenta dari

dindingnya. Pendarahan kala uri sebelum dan sesudah lahirnya

plasenta tidak lebih dari 500 cc jika lebih berarti patologis.

4) Kala IV (Observasi)

Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

postpartum, setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1

jam kedua. Adapun observasi yang dilakukan dikala IV adalah sebagai

berikut :

a) Tingkat kesadaran ibu

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan

respirasi

c) Kontraksi uterus

d) Perdarahan (tidak melebihi dari 500 cc)


31

d. Patograf

1) Pengertian

Patograf yaitu alat untuk mencatat hasil observasi dan

pemeriksaan fisik ibu dan janin dalam proses persalinan serta

merupakan alat utama dalam menagmbil keputusan klinik khususnya

dalam persalinan kala satu (Fitriahadi and Utami, 2019).

2) Tujuan

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama.

c) Sebagai data pelengkap yang berkaitan dengan pemantauan

kondisi ibu dan bayinya, grafik kemajuan proses persalinan, bahan

dan diaknosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium (Syaiful

and Fatmawati, 2020).

3) Komponen Patograf

a) Identitas ibu, yaitu nama, umur, gravida, para, abortus, nomor

rekam medis, tanggal dan waktu mulai dirawat, waktu pecahnya

ketuban.
32

b) Kondisi janin

(1) Denyut jantung janin

DJJ dinilai setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-

tanda gawat janin). Kisaran DJJ terpapar pada patograf diantara

garis tebal angka 180 dan 100, nilai normal 120/60, apabila

ditemukan DJJ di bawah 120 dan di atas 160 maka penolong

harus waspada.

(2) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan

dalam dengan menggunakan lambing sebagai berikut ;

U : Selaput ketuban masih utuh belum pecah.

J : Selaput ketuban sudah pecah dan air katuban jernih.

M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium.

D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

darah.

K : Selaput ketuban sudah pecah dan dan air ketuban kering.

(3) Penyusupan / moulase kepala janin

Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan

kepala janin dengan menggunakan lambing sebagai berikut :

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisa, sutura dengan mudah

dapat diraba.
33

+1 : Jika tulang-tulang kepala janin hanya salin bersentuhan.

+2 : Jika tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi

masih bisa dipisahkan.

+3 : Jika tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak

dapat dipisahkan.

(4) Kemajuan persalinan

(a) Dilastasi serviks

Penilainan dan pencatatan pembukaan serviks

dilakukan setiap 4 jam atau lebih sering dilakukan jika ada

tanda-tanda penyulit. Pada kolom dan lajur kedua dari

patograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.

Angka 0-10 yang tertera di tepi pada tepi kolom kiri adalah

besarnya dilastasi serviks. Pertama kali menulis

pembesaran dilastasi serviks harus ditulis tepat pada garis

waspada. Cara penulisannya dengan memberi tanda silang

(X) pada garis waspada sesuai dengan hasil pemeriksaan

dalam/VT.

Apabila dilastasi serviks melewati garis waspada,

perlu diperhatikan apa penyebabnya dan penolong harus

menyiapkan ibu untuk dirujuk.


34

(b) Penurunan bagian terendah janin

Garis waspada dimulai dari pembukaan 4 cm. Skala

0-5 pada tepi sebelah kiri keatas, juga menunjukkan

seberapa jauh penurunan kepala janin kedalam panggul.

Dibawah lajur kotak dilastasi serviks dan penurunan kepala

menunjukkan waktu/jam dimulainya fase aktif, tertera

kotak-kotak untuk menncatat waktu actual pada saat

pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak menunjukkan

30 menit.

(c) Kontraksi uterus

Dibawah lajur waktu patograf terdapat lima lajur

kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” disebelah

luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu

kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi

dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.

(d) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus

tersedia lajur kotak untuk mencatat obat-obatan dan cairan

yang diberikan.
35

(e) Kondisi ibu

Bagian akhir pada lembar patograf berkaitan

dengan kondisi ibu yang meliputi : nadi, tekanan darah,

temperature tubuh, urine (volume, aceton dan protein).

(f) Pencatatan pada lembar belakang patograf

Halaman belakang patograf merupakan bagian

untuk mencatat hal yang terjadi selama proses persalinan

dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan

sejak kala I sampai kala IV dan bayi baru lahir (Fitriahadi

and Utami, 2019).

e. Pengertian Asuhan Persalinan Normal

Asuhan persalinan normal yaitu asuhan yang bersih dan aman

sehingga dapat mencegah tejadinya komplikasi. Pencegahan dari

komplikasi ini dilakukan dari kala satu sampai kala empat untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir (Elisabet Siwi

Walyani and Purwoastuti, 2020).

f. APN 60 Langkah

1) Mendengarkan dan mengamati tanda gejala kala dua.

2) Memastikan kelengkapan alat dan bahan untuk pertolongan persalinan

yaitu untuk ibu mematahkan ampul oksitosin 10 UI dan memasukan

alat suntik sekali pakai ke dalam partus set, untuk resusitasi bayi
36

asfiksia tempatnya harus datar, rata,bersih, kering, hangat, alat

pengisap lendir, lampu 60 watt dengan jarak 60 cm.

3) Memakai celemek.

4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan

sabun dan air yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan

handuk yang bersih.

5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan

digunakan untuk melakukan pemeriksaan dalam.

6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang besrung tangan, isi

oksitosin dan letakan kembali ke dalam partu set.

7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang sudah di

basahi dengan air DTT dengan gerakan vulva ke perineum.

8) Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap

dan selaput ketuban sudah pecah bila belum pecah lakukan amniotomi.

9) Mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik

dan merendamnya di dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit.

10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus (pastikan DJJ

dalam batas normal yaitu 100-180 x/menit).

11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, meminta ibu untuk meneran pada saat ada his dan apa bila ibu

ingin meneran.
37

12) Meminta bantuan pada keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk

dan pastikan ibu merasa nyaman).

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu menpunyai dorongan yang kuat

untuk meneran.

14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

selama 1 jam.

15) Ketika kepala sudah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk yang bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan

bayi.

16) Meletakkan kain bersih di lipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.

17) Membuka tutup partus set.

18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19) Saat kepala janin sudah terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain tadi,

kemudian letakkan tangan yang lain di kepala dan lakukan tekanan

lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala

bayi keluar secara perlahan-lahan.

20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.
38

22) Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparietal, menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan

muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke atas untuk

melahirkan bahu belakang.

23) Setelah bahu lahir, pindahkan tangan bawah kea rah perineum ibu

untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan

tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah

atas.

24) Setelah badan dan lengan sudah lahir, tangang kiri menyusuri

punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang

tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kaki bayi

dan memegang mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

25) Melakukan penilaian selintas. Apakah bayi menangis kuat atau

bernapas tanpa kesulitan dan dan apakah bayi bergerak aktif.

Kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat pendek, letakkan

bayi di tempat yang memungkinkan)

26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti

handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di

atas perut ibu.


39

27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan bayi tunggal.

28) Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin agar uterus

berkontaksi dengan baik.

29) Dalam 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit secara

intra muskier di 1/3 paha atas bagian luar, (lakukan aspirasi sebelum

menyuntik oksitosin).

30) Setalah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira

3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi talipusat kearah distal ibu dan

jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi

perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem.

Mengikat tali pusat dan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya

dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

32) Menyelimuti ibu dan bayinya dengan kain yang hangat dan memasang

topi di kepala bayi.

33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

34) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas

simpisis untuk mendeteksi. Tangan yang lain memegang tali pusat.

35) Setelah uterus berkontraksi, menegakkan tali pusat dengan tangan

kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah
40

dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontrasi

berikutnya dan mengulangi prosedur.

36) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas. Minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, poros jalan lahir

(tetap lakukan tekanan pada dorsokranial). Jika tali pusat bertambah

panjang 5-10 cm di depan vulva dan lahirkan plasenta.

37) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati. Pegangan plasenta dengan kedua tangan dan lakukan

putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan

mencegah robekan selaput ketuban.

38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

(pemijatan) pada fundus uteri dengan mengosok fundus uteri secara

sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga

kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).

39) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban

lengkap dan utuh pastikan jumlah kotiledon lengkap.

40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan

penjahitan bila ada laserasi yang menyebabkan perdarahan.


41

41) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervagina.

42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara

terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama

sepuluh menit. Kemufian cuci tangan dengan sabun dan air yang

mengalir, keringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering.

Kemudian pakai sarung tangan lagi untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi baru lahir.

43) Memastikan kandung kosong.

44) Mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana melakukan masase uterus

dan memeriksa kontraksi uterus.

45) Mengevaluasi kehilangan darah.

46) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama satu jam pertama paska persalinan dan 30 selama jam

kedua paska persalinan.

47) Melakukan IMD dan pantau bayi.

48) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk di

dekontaminasi selama 10 menit. Kemudian cuci dan bilas peralatan

setelah di dekontaminasi.

49) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.


42

50) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT untuk

membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Kemudian bantu ibu

untuk memakai pakaian yang bersih dan kering.

51) Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum

yang di inginkan.

52) Melakukan dekontaminasi tempat persalinan dan celemek dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas denagn air bersih.

53) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta

merendam di larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

54) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

55) Setelah IMD gunakan sarung tangan DTT.

56) Lakukan asuhan pada bayi baru lahir normal (timbang, memberikan

salep mata, menyuntik vitamin K 1, pemeriksaan fisik).

57) Satu jam setelah pemberian vitamin K 1, berikan suntikan imunisasi

hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi.

58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

mengembalikan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Mencuci kedua tangan dan sabun dan air yang mengalir
43

60) Melengkapi patograf (Nugraheni, 2020).

g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi persalinan

1) Power (Kekuatan)

Kekuatan terbagi menjadi dua yaitu kekuatan primer dan

kekuatan sekunder. Kekuatan primer ditandai dengan dimulainya

persalinan. Apabila serviks berdilastasi maka usaha dari kekuatan

sekunder yaitu mendorong.

2) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari tulang panggul ibu yakni bagian tulang

yang padat, vagina, dan introitus atau lubang luar vagina.

3) Passenger (Janin dan Plasenta)

Pesanger atau janin yang bergerak sepanjang jalan lahir adalah

akibat dari interaksi beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Plasenta dianggap sebagai

pesanger karena plasenta juga harus melewati jalan lahir yang

menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan pada kehamilan normal.

4) Posisi Ibu

Posisi dari ibu dapat mempengaruhi adaptasi dari anatomi dan

fisiologi persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan

yaitu mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa

nyaman, dan dapat memperbaikisirkulasi. Posisi tegak terdiri dari


44

posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok. Posisi tegak memungkinkan

gaya gravitasi akan membantu.

5) Psikologis

Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya

jika di tanya. Namun perilaku dan penampilan wanita serta

pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan

yang akan diperlukan (Fitriahadi and Utami, 2019).

h. Kebutuhan Dasar Persalinan

1) Dukungan Fisik dan Psikologi

Dukungan fisik dan psikologi tidak hanya dari bidan melainkan

dari orang-orang terdekat dari pasien seperti suami, keluarga, dan

tenaga kesehatan lainnya.

Hasil dari penelitian dari Randomize Controlled Trial (RCT)

membuktikan bahwa dukungan fisik, emosional dan psikologi selama

persalinan dan kelahiran sangat efektif dan dukungan dari seorang

pendamping secara terus menerus akan memberikan pengaruh.

Adapun pengaruhnya yaitu :

a) Mengurangi tindakan kelahiran dengan forceps, vacuum maupun

operasi sesar.

b) Mengurangi kejadian APGAR Score <7.

c) Sayang ibu.

d) Memperpendek lamanya persalinan.


45

e) Kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman persalinan.

2) Kebutuhan Makana dan Cairan

Pemberian makanan padat pada fase aktif tidak diperbolehkan

karena makanan padat lebih tahan lama tinggal di dalam lambung dan

proses pencernaannya lambat. Akan tetapi pasien diperbolehkan untuk

minum yang manis dan berenergi seperti jus buah dan sup untuk

mencegah dehidrasi. Namun apabila selama proses melahirkan pasien

mengalami mual muntah berikan cairan Ringer Laktat (RL) secara

intra vena.

3) Kebutuhan Eliminasi

Jika selama pesalinan terdapat tekanan pada pleksus sacrum

bagian terbawah janin maka akan menyebabkan retensi urine. Oleh

karena itu, kandung kemih harus dikosongkan tiap 2 jam. Jika pasien

tidak bisa berkemih sendiri dapat dilakukan kateterisasi untuk

mencegah penuhnya kandung kemih. Karena dengan penuhnya

kandung kemih dapat menghambat penurunan bagian terendah janin,

menimbulkan rasa nyeri dan menurunkan kemampuan dari kontraksi.

Jika pasien ingin BAB pastikan terlebih dahulu apakah ada tanda

gejala kala II.


46

4) Posisi dan Aktifitas

Selama persalinan pemilihan posisi sangat membantu ibu

untuk lebih tenang dan rileks. Selama persalinan ibu tidak perlu tidur

terlentang terus-menerus, ibu dapat berdiri ataupun berjalan-jalan

sekitar tempat tidur.

Adapun posisi yang dianjurkan untuk pasien selama persalinan

yaitu :

a) Posisi duduk atau setengah duduk, pada posisi ini lebih nyaman

bagi bidan untuk memegang kepala bayi saat melahirkan dan dapat

mengamati atau mensupport perineum.

b) Posisi merangkak, posisi ini baik pada ibu yang melahirkan dengan

punggung yang sakit karena dapat membantu bayi melakukan

perputran dan meminimalkan peregangan pada perineum.

c) Berjongkok atau berdiri, posisi ini dapat membantu penyusutan

pada kepala bayi, dapat menambah ukuran panggul yaitu 28%

ruang outletnya dan meningkatkan dorongan untuk meneran

sehingga dapat memberi kontribusi luka pada perineum.

d) Berbaring miring ke kiri, posisi ini sangat bagus karena dapat

meberikan rasa santai pada ibu lelah, memberikan oksigen yang

baik bagi bayi dan dapat membantu mencegah terjadinya robekan.

Selama persalinan tidak diperbolehkan posisi

terlentang/litotomi karena akan menyebabkan hypotensi sehingga


47

mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi,

meningkatkan rasa sakit, memperlambat proses melahirkan, sesak

nafas, sulit membuang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu

merasa lemah, proses meneran akan menjadi lebih sulit,

meningkatkan terjadinya laserasi pada perineum, dan

menimbulkan kerusakan pada syaraf pada kaki dan punggung.

5) Pengurangan Rasa Nyeri

Cara-cara untuk mengurangi rasa sakit yaitu dengan

mengurangi sakit dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif

yang kuat, dan mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan

reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit (Elisabet Siwi Walyani and

Purwoastuti, 2020).

i. Komplikasi Pada Persalinan

1) Komplikasi persalinan kala I dan kala II

a) Malposisi

Malposisi adalah posisi yang abnormal, ketika di periksa

yang teraba adalah ubun-ubun kecil sebagai hipomoglion terhadap

panggul ibu. Penilaian posisi yang normal yaitu ketika kepala

dalam keadaan fleksi, bila fleksi baik maka ke dudukan oksiput

lebih rendah dari pada sinsiput keadaan ini disebut dengan posisi

oksiput transversal atau anterior. Sedangkan oksiput berada di atas

posterior dari diameter transversal pelvis adalah suatu malposisi.


48

Penyebab dari malposisi yaitu diameter antero posterior biasanya

pada panggul android, dimana segmen depan menyempit, dan otot-

otot dasar panggul yang lembek pada multi para.

b) Malpresentasi

(1) Presentasi dahi

Presentasi dahi yaitu kepala di antara fleksi dan

defleksi, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Posisi ini

biasanya akan berubah menjadi letak muka atau belakang

kepala. Ketika kepala menusuk panggul dengan dahi melintang

atau miring pada waktu putaran paksi dalam, di mana dahi

memutar kedepan dan berda di bawah arkus pubis kemudian

menjadi fleksi sehingga belakang kepala terakhir melewati

perineum kemudian terjadilah defleksi sehingga lahirlah dagu.

Etiologi dari presentasi dahi yaitu panggul sempit, janin besar,

multiparitas, kelainan janin, kematian janin intra uteri.

(2) Presentasi muka

Presentasi muka ini disebabkan karena terjadinya

ekstensi yang penuh dari kepala janin. Ketika pemeriksaan

dalam yang teraba di muka yaitu mulut, hidung, dan pipi.

Etiologi dari presentasi muka adalah diameter antero posterior

panggul lebih panjang dari diameter transvesa, segmen di


49

depan menyempit, otot-otot di dasar panggul lembek pada

multipara, dan kepala janin yang kecil dan bulat.

(3) Presentasi majemuk

Yang di maksud dengan presentasi majemuk yaitu

terjadinya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada presentasi

kepala ataupun bokong. Dimana kepala masuk di panggul

bersamaan dengan kaki atau tangan, presentasi majemuk juga

dapat terjadi bokong yaitu ketika masuk bersamaan dengan

tangan. Adapun faktor-faktor yang meningkatkan terjadinya

presentasi majemuk yaitu prematuritas, multiparitas, panggul

sempit, kehamilan ganda, atau pecahnya selaput ketuban

dengan bagian terendah janin masih tinggi.

(4) Presentasi bokong (sungsang)

Persalinan letak sungsang yaitu proses persalinan pada

bayi yang letaknya sesuai dengan sumbu ibu, dimana kepala

bayi berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan

bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simpisis.

Adapun penyebab dari letak sungsang yaitu dari faktor ibu dan

janin. Faktor dari ibu yaitu keadaan Rahim, keadaan plasenta,

dan keadaan plsenta. Sedangkan faktor dari janin juga dapat

menjadi penyebab letak sunsang yaitu tali pusat pendek, atau

mengalami lilitan tali pusat, hidrosefalus, anensepalaus,


50

kehamilan kembar, hidramnion, atau oligohidramnion dan

prematuritas.

2) Komplikasi persalinan kala III dan IV

a) Perdarahan post partum

Perdarahan post partum yaitu perdarahan yang melebihi

500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah

persalinan kala III. Perdarahan pasca persalinan primer ini terjadi

dalam 24 jam pertama. Adapun penyebab dari perdarahan post

partum sebagai berikut :

(1) Atonia uteri

Yang dimaksut dengan atonia uteri yaitu suatu kondisi

di mana mioma uteri tidak berkontraksi dengan baik. Jika hal

ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat

melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.

(2) Retensio plasenta

Retensio plasenta yaitu tertahannya atau belum lahirnya

plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi

lahir.

(3) Robekan jalan lahir

(a)Robekan perineum

Robekan perineum yaitu robekan yang terjadi pada saat

bayi lahir baik secara spontan maupun dengan alat atau


51

tindakan. Robekan perineum ini umumnya terjadi pada

garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala jani lahir

terlalu cepat. Robekan perineum terbagi menjadi 4 derajat

yaitu, derajat I laserasi mengenai mukosa vagina, komisura

posterior, dan kulit perineum, tidak perlu di jahit jika tidak

terdapat perdarahan. Derajat II laserasi mengenai mukosa

vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum

(perlu di jahit). Derajat III laserasi mengenai mukosa

vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum,

otot spingter ani. Derajat IV laserasi mengenai mukosa

vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum,

otot spingter ani, dan dinding depan rectum rujuk segera.

(b) Robekan serviks

Robekan pada serviks yang luas dapat menimbulkan

perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah

lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan baik

perlu di perhatikan jalan lahir, khususnya robekan serviks

uteri.

(c) Robekan dinding vagina

Perlukan vagina yang tidak berhubungan dengan luka

pada perineum tidak sering didapati. Robekan ini terjadi


52

pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan

speculum.

b) Inversion uteri

Inversion uteri yaitu suatu keadaan dimana fundus

uteri terbalik sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum

uteri. Uterus dikatakan terbalik dan mengalami inversi jika

bagian dalam menjadi di luar ketika melahirkan plsenta.

Reposisi sebaiknya dilakukan dengan berjalannya waktu,

lingkaran konstriksi sekitar uterus yang terinveksi akan

menjadi kecil dan uterus akan terisi darah.

c) Syok obstetric

Syok yaitu sutau keadaan yang disebabkan dari

gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak

terpenuhinya oksigen dan nutrisi jaringan yang tidak

mampu mengeluarkan hasil metabolisme (Pulungan and

Sitorus, 2020).

j. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

1) Pengertian

Inisiasi menyusui dini (IMD) yaitu suatu proses membiarkan

bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam

pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit bayi dan ibu.

Proses dari IMD menjadi salah satu faktor keberhasilan karena dapat
53

merangsang ASI sejak awal, sehingga tidak ada alasan untuk ASI

kurang atau tidak keluar, sehingga sering menjadi penghalang bagi

ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif sampai bayi berusia 6

bulan (Widaryanti, 2019).

2) Manfaat

a) Bagi Bayi

(1) Sebagai nutrisi.

(2) Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

(3) Meningkatkan kecerdasan bagi bayi.

(4) Meningkatkan jalinan kasih sayang.

(5) Terhindar dari alergi (Elisabet Siwi Walyani and Purwoastuti,

2020).

b) Bagi Ibu

(1) Mengurangi perdarahan dan anemia setelah persalinan dan

mempercepat pemulihan rahim kebentuk semula.

(2) Aspek kontrasepsi.

(3) Lebih cepat langsing kembali.

(4) Mengurangi kemungkinan menderita kanker.

(5) Lebih ekonomis dan murah.

(6) Tidak merepotkan dan hemat waktu.

(7) Memberikan kepuasan pada ibu (Elisabet Siwi Walyani and

Purwoastuti, 2020).
54

k. Lima Benang Merah

1) Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan klinik adalah suatu proses penentuan saat

menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh

pasien. Adapun keputusan ini harus akurat, komprehensif dan aman

bagi pasien dan kelurganya maupun petugas yang melakukan

pertolongan.

2) Asuhan Sayang Ibu

Asuhan sayang ibu merupakan asuhan yang menghargai budaya,

kepercayaan, keinginan ibu. Adapun prinsip dasar dari asuhan sayang

ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses

melahirkan untuk memberikan dukungan pada saat melahirkan dan

melihat secara langsung bagaimana proses melahirkan serta asuhan

yang diberikan sehingga dapat diterima dengan baik dan

meningkatkan rasa aman dan nyaman.

3) Pencegahan Infeksi

Tindakan dari pencegahan infeksi tidak bisa dipisahkan dari

komponen-komponen lain dalam asuhan selama proses persalinan dan

kelahiran bayi, karena tindakan ini harus disiapkan di semua aspek

asuhan untuk melindungi ibu dan bayi, keluarga dan petugas

kesehatan.
55

4) Pencatatan (Rekam Medis)

Pencatatan merupakan bagian yang terpenting dari proses

membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan

untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama

proses persalinan. Dengan mengkaji dan menganalisis ulang data yang

telah dikumpulkan agar lebih efektif dalam merumuskan suatu

diagnosis dan membuat rencana asuhan.

5) Rujukan

Dalam melakukan rujukan harus dalam kondisi yang optimal dan

tepat waktu kefasilitas tempat rujukan atau fasilitas yang mempunyai

sarana yang lebih lengkap di harapkan dapat memberikan asuhan yang

tepat (Fitriahadi and Utami, 2019).

l. Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Masa Pandemi COVID 19


1) Ibu tetap bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan. Segera ke fasilitas

kesehatan jika sudah ada tanda-tanda persalinan.

2) Rujukan terencana untuk ibu hamil berisiko.

3) Tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan:

a) Kondisi ibu sesuai dengan level fasyankes penyelenggara

pertolongan persalinan.

b) Status ibu ODP, PDP, terkonfirmasi COVID-19 atau bukan

ODP/PDP/COVID-19.
56

4) Ibu dengan status ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 bersalin di

rumah sakit rujukan COVID-19,

5) Ibu dengan status BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19

bersalin di fasyankes sesuai kondisi kebidanan (bisa di FKTP atau

FKTRL).

6) Saat merujuk pasien ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sesuai

dengan prosedur pencegahan COVID-19.

7) Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur,

diutamakan menggunakan MKJP.

3. NIFAS

a. Pengertian Nifas

Masa nifas atau disebut dengan puerperium adalah dimulai dari

setelah mengeluarkan plasenta sampai alat-alat kandungan kembali seperti

semula seperti sebelum hamil selama 6 minggu atau ±40 hari (Sutanto,

2019).

b. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Masa Nifas

1) Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a) Sistem Kardiovaskuler

Volume dan curah jantung akan meningkat setelah

melahirkan disebabkan karena terhentinya aliran darah keplasenta

yang mengakibatkan beban jantung bertambah dan dapat diatasi


57

dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal,

dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.

b) Sistem Haematologi

Pada hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma

sedikit berkurang, akan tetapi darah lebih kental dengan adanya

kenaikan viskositas sehingga terjadi peninggkatan pembekuan

darah. Namun adanya haematokrit dan haemoglobin akan kembali

pada keadaan normal seperti sebelum hamil 4-5 minggu

postpartum.

c) Sistem Reproduksi

(1) Uterus

Uterus secara perlahan-lahan akan menjadi kecil sampai

seperti sebelum hamil.

(a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat berat uterus 1000 gr.

(b) Selesai kala III persalinan tinggi fundus 2 jari bawah pusat

dengan berat uterus 750 gr.

(c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba di

pertengahan pusat dan simpisis dengan berat uterus 500 gr.

(d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba

dengan berat uterus 350 gr.

(e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil

dengan berat uterus 50 gr.


58

(2) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum

uteri dan vagina dalam masa nifas. Adapun macam-macam

lochea sebagai berikut :

(a) Lochea rubra (cruenta) yang berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,

dan meconium selama 2 hari postpartum.

(b) Lochea sanguinolenta yaitu berwarna kuning berisi darah

dan lendir, pada hari 3-7 postpartum.

(c) Lochea serosa yaitu berwarnah kuning namun cairan tidak

berdarah lagi, pada hari ke 7-14 postpartum.

(d) Lochea alba yaitu cairan putih, setelah 2 minggu.

(e) Lochea purulenta yaitu terjadi infeksi, dimana keluar cairan

seperti nanah dan berbau busuk.

(f) Locheastatis yaitu lochea yang tidak lancar keluar.

(3) Serviks

Serviks akan mengalami involusi bersamaan dengan

uterus. Setelah 6 minggu persalinan serviks suda menutup

maka ostium eksterna dapat dimasuki 2-3 jari tangan.


59

(4) Vulva dan Vagina

Setelah vulva dan vagina mengalami penekanan serta

kontraksi yang sangat kuat selama proses melahirkan bayi,

beberapa hari setelah proses melahirkan kedua organ ini akan

kendur. Sesudah 3 minggu vulva dan vagina akan kembali

keadaan seperti tidak hamil dan rugae dalam vagina secara

perlahan-lahan akan muncul kembali, sedangkan labia menjadi

lebih menonjol.

(5) Perineum

Pada hari ke 5 setelah selesai melahirkan perineum

akan menjadi kendur karena sebelumnya teregang akibat

tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

(6) Payudara

Kadar dari prolactin yang disekresi oleh kelenjar

hypofisis anterior akan meningkat selama kehamilan, akan

tetapi hormone dari plsenta menghambat produksi ASI. Setelah

plasenta lahir kosentrasi dari esterogen dan progesterone akan

menurun kemudian prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI

dimulai. ASI yang pertama muncul pada awal nifas yang

berwarna kekuningan yang disebut dengan kolostrum.

Kolostrum terbentuk di dalam tubuh ibu pada usia kehamilan

±12 minggu.
60

d) Sistem Perkemihan

Selesai plasenta dilahirkan kadar dari hormone esterogen yang

bersifat menekan air akan mengalami penurunan yang menonjol

keadaan ini menyebabkan diuresis. Sehingga ureter yang bengkak

akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.

e) Sistem Gastrointestinal

Jika sebelum melahirkan diberikan edema maka kadar dari

progesterone dan asupan makanan akan mengalami penyusutan

selama 1-2 hari sehingga gerakan tubuh berkurang dan usus bagian

bawah sering kosong. Maka dibutuhkan waktu 3-4 hari sebelum

faal usus akan kembali normal.

f) Sistem Endokrin

Kadar dari esterogen akan menurun 10% dalam waktu 3 jam

postpartum sedangkan kadar dari progesterone akan turun pada

hari ke 3 postpartum. Sementara kadar dari prolaktin dalam darah

secara perlahan akan menghilang.

g) Sistem Muskuloskiletal

Ambulasi umumnya akan dimulai 4-8 jam setelah

melahirkan. Ambulasi dini sangat membantu pencegahan dari

komplikasi dan mempercepat proses involusi.


61

h) Sistem Intergumen

Penurunan melanin biasanya terjadi setelah melahirkan dan

dapat menyebabkan kekurangan dari hyperpigmentasi kulit.

Sementara pembuluh darah yang terlihat pada kulit karena

kehamilan akan menghilang pada saat kadar esterogen menurun

(Elisabeth S.W and Purwoastuti, 2020).

2) Perubahan psikologis Masa Nifas,

a) Fase takin in

Fase taking in adalah fase ketergantungan dan berlangsung

pada hari 1-2 setelah melahirkan. Pada fase ini ibu berfokus pada

dirinya sendiri, dimana ibu berulang kali menceritakan proses

melahirkan yang dialaminya dari pertama sampai selesai. Oleh

karena itu pada fase ini kehadiran dari suami dan keluarga sangat

dibutuhkan.

b) Fase taking hold

Fase ini berlangsung 3-10 hari selesai melahirkan. Pada

fase ini timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawab dalam merawat bayi dan mempunyai perasaan

yang sensitif sehingga mudah tersinggung dan marah. Sehingga

pada fase ini merupakan kesempatan bagi bidan memberikan

penyuluhan dan pendidikan kesehatan.


62

c) Fase letting go

Fase litting go adalah fase menerima tanggung jawab pada

peran barunya yang berlangsung 10 hari post partum. Dimana ibu

sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya

dan keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat

(Elisabeth Siwi Walyani and Purwoastuti, 2020).

c. Kunjungan Masa Nifas

1) Kunjungan pertama pada masa nifas yaitu 6 jam sampai dengan 3 hari

setelah persalinan bertujuan untuk :

a) Memantau tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, suhu, dan

pernafasan.

b) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif.

c) Menjaga kehangatan bayi untuk mencegah terjadinya hipotermi.

d) Memberikan pil zat besi untuk menambah zat gizi selama 40 hari.

e) Memberikan vitamin A 200.000 IU, diberikan sebanyak 2 kali

yaitu setelah melahirkan dan 24 jam setelah pemberian kapsul

vitamin A pertama.

f) Pastikan ibu mendapat makanan, cairan dan istrahat yang cukup.

g) Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi baru

lahir, cara perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi dan cara

merawat bayi sehari-hari.


63

2) Kunjungan ke dua masa nifas dilakukan pada 4 hari sampai dengan 28

hari setelah persalinan bertujuan untuk :

a) Memastikan apakah involusi uterus berjalan dengan baik atau

tidak.

b) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak ada

perdarahan abnormal.

c) Melakukan pemantauan pada lochea dan cairan vagina.

d) Pastikan apakah ada tanda-tanda demam dan ifeksi

e) Pastikan ibu mendapat makanan, cairan dan istrahat yang cukup.

f) Memastikan bahwa ibu menyusui dengan baik dengan benar.

3) Kunjungan ketiga yaitu dilakukan 29 hari sampai dengan 42 hari

setelah persalinan dengan tujuan untuk :

a) Meastikan tidak adanya penyulit pada ibu dan bayinya.

b) Memberikan konseling KB secara dini pada ibu (Elisabeth Siwi

Walyani and Purwoastuti, 2020).

d. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

1) Nutrisi

Nutrisi adalah zat yang penting oleh tubuh untuk kebutuhan

metabolisme. Ibu nifas membutuhkan tambahan gizi sebnyak 25%

karena untuk proses penyembuhan setelah melahirkan dan untuk

memproduksi air susu. Sedangkan tambahan kalori tiap hari yang


64

dibutuhkan adalah 500 kalori, makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.

2) Cairan

Fungsi cairan adalah sebagai pelarut zat gizi dalam proses

metabolisme tubuh dan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Mengkonsumsi tablet FE yang diberikan untuk menambah zat gizi

kurang lebih selama 40 hari postpartum dan minumlah kapsul vitamin

A 200.000 unit.

3) Ambulasi dan Mobilisasi Dini

Ambulasi secara dini sangat berguna bagi semua sistem tubuh,

terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi darah dan paru-paru,

dan membantu mencegah terjadinya thorombosis pada vena. Adapun

manfaat dari mobilisasi dini adalah :

a) untuk melancarkan pengeluaran lochia dan mengurangi infeksi

puerperium.

b) ibu merasa lebih sehat dan kuat.

c) mempercepat involusi alat-alat kandungan.

d) dengan melakukan mobilisasi dini fungsi usus, sirkulasi, paru-paru

dan perkemihan menjadi lebih baik.

e) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga dapat

mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme.

f) Mengajarkan perawatan pada bayi baru lahir.


65

g) Mencegah terjadinya thrombosis pada pembuluh tungkai.

4) Eliminasi BAK dan BAB

Pada persalinan normal pasien akan melakukan BAK secara

spontan dalam 8 jam setelah melahirkan namun kadang-kadang ada

yang mengalami kesulitan saat BAK biasa karena terjadi penekanan

pada sfingter uretra, spasme oleh iritasi musculus spinchter selama

persalinan, dan adanya edema pada kandung kemih yang terjadi

selama persalinan. Sedangkan BAB bisa dilakukan setelah sehari

selesai melahirkan. Bila 3-4 hari ibu mengalami susah buang air besar

bisa di berikan obat rangsangan per oral atau per rektal.

5) Kebersihan Diri (Perineum)

Dengan menjaga kebersihan diri ibu dapat membantu

mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan yang nyaman

pada ibu. Ajarakan ibu cara merawat perineum dengan baik dengan

tidak menggunakan antiseptik dan ingatkan ibu selalu membersihkan

vulva dari arah depan kebelakang. Sarankan ibu untuk mengganti

pembalut setidaknya dua kali sehari.

6) Kebutuhan Istrahat dan Tidur

Menganjurkan ibu nifas untuk istrahat yang cukup untuk

mencegah kelelahan yang belebihan. Karena kurangnya istrahat dapat

mempengaruhi kurangnya jumlah ASI, memperlambat proses involusi

uterus, meningkatkan perdarahan, menyebabkan terjadinya depresi,


66

dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya. Anjurkan ibu

untuk istrahat tidur sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari.

7) Kebutuhan Seksual

Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual

setelah 6 minggu selesai persalinan karena pada masa itu luka akibat

persalinan baik luka episiotomi dan luka bekas section cesarean (SC)

biasanya teklah sembuh. Namun hubungan suami istri boleh dilakukan

kapan ibu siap.

8) Kebutuhan Perawatan Payudara

a) Sebaiknya perawatan payudara dimulai sejak wanita hamil supaya

putting susu lemas, tidak keras, dan kering untuk persiapan

menyususi bayinya nanti.

b) Bila bayi meninggal, cara menghentikan laktasi adalah dengan

membalut mammae sampai tertekan, pemberian obat esterogen

untuk supresi LH seperti tablet Lynoral dan Pardolel.

c) Ibu yang menyusui haru menjaga payudara agar tetap bersih dan

kering.

d) Menggunakan bra yang dapat menyokong payudara.

e) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui, apabila

lecetnya berat dapat diistrahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan


67

dan diminum dengan menggunakn sendok. Selain itu untuk

menghilangkan rasa nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap

4-6 jam.

9) Latihan Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan hari pertama sampai

hari kesepuluh di lakukan dengan beruurtan. Senam nifas ini dilakukan

untuk mempercepat pemulihan keaadaan ibu. Jadi ibu tidak perlu takut

untuk banyak bergerak karena dengan ambulasi dini (bangun dan

bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat memebantu Rahim

untuk kembali ke bentuk semula.

10) Rencana KB

Program KB setelah ibu melahirkan paling penting supaya bisa

mencegah agar ibu tidak hamil kurang lebih 2 tahun karena secara

tidak lansung KB dapat membantu ibu untuk dapat merawat kesehatan

diri sendiri, anaknya, keluarganya dengan baik serta pengembalian

alat-alat kandungan (Elisabeth Siwi Walyani and Purwoastuti, 2020).

e. Tanda Bahaya Masa Nifas

1) Tanda-Tanda Infeksi Puerperalis

Peningkatan suhu tubuh merupakan diagnose awal untuk

menentukan apakah ibu mengalami gangguan pada paudara,

perdarahan dan ifeksi.

2) Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih


68

3) Sembelit atau Hemoroid

Asuhan ini diberikan untuk menurunkan rasa sakit, adapun

tindakannya sebagai berikut :

a) Memasukkan kembali hemoroid yang telah keluar kedalam

rektum.

b) Duduk di dalam air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm,

dilakukan 2-3 kali selama 30 menit.

c) Letakkan kantong es pada daerah anus.

d) Anjurkan ibu untuk berbaring miring.

e) Menganjurkan ibu untuk perbanyak minum dan makan makanan

diet tinggi serat.

f) Kalau perlu berikan obat supositoria.

4) Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Penglihatan Menjadi Kabur

Adapun penangananya sebagai berikut :

a) Jika ibu sadar segera periksa nadi, tekanan darah, dan pernafasan.

b) Jika ibu tidak benafas lakukan pemeriksaan vemtilasi dengan

masker dan balon. Jika pernapasan dangkal periksa dan bersihkan

jalan nafas dan berikan oksigen 4-6 liter permenit.

c) Jika pasien tidak sadar atau koma bersihka jalan nafas, kemudian

baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku

tengkuk.
69

5) Perdarahan vagina

Dikatakan perdarahan pada pervagina adalah kertika

kehilangan darah lebih dari 500 cc. penyebab utama dari perdarahan

kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban.

6) Lochea Yang Berbau Busuk dan Disertai dengan Nyeri Abdomen atau

Punggung

7) Puting Susu Lecet

Puting susu yang lecet dapat menyebabkan trauma pada puting

susu pada saat menyusui selain itu dapat terjadi keretakan dan

pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh

sendiri dalam waktu 48 jam.

8) Bendungan ASI

Bendungan ASI ini terjadi karena payudara tidak dikosongkan

seluruhnya. Hal ini banyak terjadi pada ibu yang pertama kali

melahirkan karena takut putingnya lecet ketika menyusui.

9) Edema, Sakit, dan Panas Pada Tungkai

a) Obesitas.

b) Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas.

c) Anastesi dan pembedahan kemungkinan trauma yang lama pada

pembuluh vena.

d) Anemia maternal.

e) Hipotermi atau penyakit jantung.


70

f) Endometritits.

g) Varicostitis.

10) Pembengkakan di wajah atau di tangan

a) Periksa adanya varises.

b) Periksa kemerahan pada betis.

c) Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki odem

atau tidak.

11) Kehilangan Nafsu Makan

Setelah anak lahir ibu akan merasa lelah dan lemas karena

kehabisan tenaga. Berikan ibu minuman hangat seperti susu, kopi, atau

teh yang bergula. Apabila ibu ingin makan beri makanan yang sifatnya

ringan karena selama persalinan lambung dan alat pencernaan perlu

istrahat.

12) Merasa Sangat Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri (Sutanto,

2019).

f. Asuhan Kebidanan Nifas Pada Masa Pandemi COVID 19

1) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas

(lihat Buku KIA). Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan

diri ke tenaga kesehatan.

2) Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di fasyankes.

Kunjungan nifas kedua, ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan

metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan


71

menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi daerah

terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan

penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.

3) Periode kunjungan nifas (KF) :

a) KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari

pasca persalinan;

b) KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari

pasca persalinan;

c) KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) hari pasca persalinan;

d) KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42

(empat puluh dua) hari pasca persalinan.

4) Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat

perjanjian dengan petugas. Diutamakan menggunakan MKJP.

4. BAYI BARU LAHIR (BBL)

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal yaitu bayi yang lahir dengan usia

kehamilan 37 sampai 42 minggu dan berat badan 2,500 gram sampai

4,000 gram (Maternity, Anjani and Evrianasari, 2018).

b. Kunjungan Neonatus

Menurut (Wahyuni, Mustar and Yanti, 2020) kunjungan

neonatus terbagi menjadi tiga yaitu :


72

1) Kunjungan neonatus ke-1 (KN 1) : 6-48 jam

a) Menjaga kehangatan tubuh bayi

b) Memberikan ASI ekslusif

c) Rawat tali pusat

2) Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) : 3-7 hari setelah lahir

a) Menjaga kehangatan tubuh bayi

b) Memberikan ASI ekslusif

c) Mencegah infeksi

d) Merawat tali pusat

3) Kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) : 8-28 hari setelah lahir

a) Periksa ada/tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit

b) Tetap jaga kehangatan tubuh

c) Berikan ASI ekslusif

d) Merawat tali pusat

c. Proses Adaptasi Bayi Baru Lahir

1) Perubahan Sistem Pernapasan

Perubahan sistem pulmoner akan terjadi sejak masa emrio,

tepatnya pada usia kehamilan 24 hari ini bakal paru-paru terbentuk.

Pada usia kehamilan 26-28 hari kedua paru-paru mengembang. Pada

usia kehamilan 6 minggu sudah terbentuk segmen bronchus. Pada

usia kehamilan 12 minggu terjadi deferesis silobus. Pada usia

kehamilan 24 minggu sudah terbentuk alveolus. Pada usia 28


73

minggu sudah terbentuk surfaktan. Pada usia 34-36 minggu struktur

dari paru-paru sudah matang.

2) Perubahan Sistem Kardiovaskular

Perubahan kardiovaskular terjadi akibat dari perubahan tekanan

pada seluruh sistem pembuluh darah tubuh. Terdapat hokum yang

menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang

mempunyai resitensi yang kecil.

3) Perubahan Sistem Urinarius

Neonatus harus buang air kecil dalam waktu 24 jam setelah lahir

dengan jumlah urine sekitar 20-30 ml/hari dan akan meningkat

menjadi 100-200 ml/hari pada waktu akhir minggu pertama. Urine

yang bagus adalah encer, warnanya kekuning-kuningan dan tidak

berbau.

4) Perubahan Suhu Tubuh

Terdapat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh bayi

baru lahir kelingkungannya.

(a) Konduksi

Panas yang dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya

yang kontak lansung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari

tubuh bayi ke objek lainnya melalui kontak langsung).

Contohnya hilang panas pada tubuh bayi secara konduksi ialah

menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang


74

dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop

dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.

(b) Konveksi

Panas yang hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang

sedang bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung kepada

kecepatan dan suhu udara). Contoh hilangnya panas pada tubuh

bayi secara konveksi ialah membirkan atau menemptkan bayi

baru lahir di dekat jendela atau membiarkan bayi baru lahir di

ruangan yang terpasang kipas angina.

(c) Radiasi

Panas yang dipancarkan dari bayi baru lahir. Panas itu keluar

dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan

panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda). Contohnya

bayi mengalami kehilangan panas tubuh bayi secara radiasi

adalah bayi yang baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan Air

Conditioner (AC) tanpa diberikan pemanas atau radiant warmer,

bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi yang

baru lahir ditidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingi,

misalnya dekat tembok.

(d) Evaporasi

Panas yang hilang melalui proses penguapan tergantung

kepada kecepatan dan kelembapan udara ( perpindahanpanas


75

dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi

dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan

udara, dan aliran udara yang melewati. Apabila bayi baru lahir

dibiarkan dalam suhu kamar 25ºC maka bayi akan mengalami

kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi 200

per kilogram berat badan (per kg BB), sedangkan yang dibentuk

hanya satu persepuluh.

5) Perubahan Metabolisme

Luas permukaan tubuh bayi baru lahir relatif lebih luas dari

tubuh orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan

lebih besar. Bayi yang baru lahir harus dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan baru. Tenaga di peroleh dari metabolisme,

karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari

perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari

pembakaran lemak. Setelah mendapatka ASI kurang lebih pada hari

keenam pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari

lemak dan 40% dari karbohidrat.

6) Perubahan Peredaan Darah

Janin mendapat oksigen dan makanan dari plasenta maka

selururh darah janin harus melewati plasenta. Fungsi dari paru-paru

di jalankan plasenta karena janin tidak memiliki sirkulasi polmoner

seperti sirkulasi pada orang dewasa. Pemberian darah yang terbatas


76

sampai paru-paru hanya cukup untuk makanan dan pertumbuhan

paru-paru itu sendiri. Semua pencernaan dari janin tidak berfungsi

sebab plasenta telah menyediakan makanan dan dapat

menyingkirkan buangan dari janin.

7) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Kapasitas labung dari bayi baru lahir sangat bervariasi dan

tergantung pada ukuran bayi, ukuran 30-90 ml. pengosongan dimulai

dalam beberapa menit pada saat pemberian makanan dan selesai 2-4

jam setelah pemberian makanan. Pengosongan ini dipengaruhi dari

beberapa faktor yaitu waktu, volume makanan, jenis dan suhu

makanan, serta faktor fisik. feses yang pertama berwarna hijau

kehitam-hitaman, keras dan mengandung empedu.

8) Perubahan Sistem Hepar

Setelah lahir, hati menunjukkan perubahan biokimia dan

morfologis berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar

lemak dang likogen.

9) Perubahan Sistem Imunitas

Sistem imunitas pada bayi baru lahir masih belum matang

sehingga menyebabkan bayi baru lahir rentan terhadap berbagai

infeksi dan alergi. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel,

yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh

mikroorganisme asing.
77

10) Perubahan Sistem Reproduksi

Pada bayi baru lahir jenis kelamin perempuan labia mayora dan

labia minora mengaburkan vasi bulum dan menutupi klitoris

sedangkan pada bayi laki-laki preptium biasanya tidak sepenuhnya

tertarik masuk dan testis sudah turun.

11) Perubahan Sistem Skeletal

Pada tubuh bayi baru lahir akan kelihatan sedikit tidak

propesional, karena tangan sedkit panjang dari pada kaki, punggung

pada bayi baru lahir kelihatan lurus, dapat mengangkat dan memutar

kepala ketika terlungkup.

12) Perubahan Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung banyak air dan kadar natrium

relatif lebih besar dari kalium karena ruangan luar yang luas, fungsih

dari ginjal yaitu belum sempurna karena jumlah nefron masih belum

banyak sebanyak orang dewasa.

13) Perubahan Immunoglobulin

Pada bayi baru lahir tidak terdapat sel plasma pada sum-sum

tulang, lamina propia ilium, serta apindeks. Pada bayi baru lahir

hanya terdapat gama globulin G sehingga imunologi dari ibu dapat

melalui plasenta karena molekulnya kecil.


78

14) Perubahan Traktus Digestivus

Traktus digestivus relatif sangat berat dan lebih panjang di

bandingkan dengan orang dewasa. Pada bayi baru lahir traktus

digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang

terdiri atas mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran

mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari. Pengeluaran

tinja pada hari ke 4 biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna

biasa.

15) Perubahan Keseimbangan Alam Basa

Derajat keasaman (ph) dalam darah pada waktu lahir biasanya

rendah karena glikolisis anaerobic dalam 24 jam bayi baru lahir

sudah mengompensasikan asidosis ini (Maternity, Anjani and

Evrianasari, 2018).

d. Perawatan Bayi baru Lahir

1) Kewaspadaan Umum

Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang

disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama

proses persalinan berlangsung maupu setelah persalinan. Beberapa

mikroorganisme yang harus diwapadai adalah virus HIV, Hepatitis

B, dan hepatitis C. oleh karena itu sebelum menangani BBL,

pastikan penolong telah mempersiapkan diri terlebih dahulu yaitu

dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi,


79

pastikan semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan telah

didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi.

2) Penilaian Awal

Untuk BBL ada empat penilaian yang dilakukan yaitu apakah

cukup, air ketuban jernih, langsung menangis atau bernapas spontan,

dan bergerak aktif. Jika bayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari)

atau bayi yang lebih bulan (≥42 minggu/283) dan atau air ketuban

bercampur mekonium dan atau tidak bernapas atau megap-megap

atau tonus otot tidak baik lakukan manajemen BBL dengan asfiksia.

3) Pencegahan Kehilangan Panas

Pada saat bayi lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada

bayi yang baru lahir belum berfungsi dengan sempurna. Oleh sebab

itu jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh

maka BBL dapat mengalami hipotermi. Cara mencegah terjadinya

kehilangan panas yaitu keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan

verniks, gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan

panas, letakkan bayi di dada atau di perut ibu agar terjadi kontak

kulit antara ibu dan bayi, dan ruangan bersalin yang hangat.

4) Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat

Tali pusat dipotong 3-5 cm dari pangkal pusat dengan

mengunakan gunting steril dan biarkan tali pusat terbuka dan tidak

membubuhi apapun dipermukaannya.


80

5) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Prinsip dari pemberian ASI yaitu dimulai dari sejak dini

mungkin, ekslusif selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan

makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. ASI dapat

meningkatkan ikatan kasih saying (asih), memberikan nutrisi terbaik

(asuh), dan melatih refleks dan motoric bayi (asah).

6) Pencegah Perdarahan

Untuk mencegah terjadinya perdarahan maka semua bayi baru

lahir, apalagi bayi dengan berat badan rendah perlu di berikan

suntikan vitamin K 1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis

tunggal, intra muscular pada antero lateral paha kiri. Suntikan

vitamin K dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian

imunisasi hepatitis B.

7) Pencegahan Infeksi Mata

Salep atau tetes mata diberikan untuk mencegah infeksi pada

mata, diberikan segera setalah proses IMD dan bayi selesai

menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pencegahan infeksi di

anjurkan untuk mengunakan salep mata antibiotic tetrasiklin 1%.

8) Pemberian Imunisasi

Imunusasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberika 1-2 jam setelah

pemberian vitamin K 1 secara intra muskular. Imunisasi Hepatitis B


81

bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi Hepatitis B terhadap

bayi, terutama jalur penularan ibu dan bayi (Noordiati, 2018).

e. Asuhan Kebidanan Neonates Pada Masa Pandemi COVID 19

1) Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi virus COVID-19 dikarenakan

belum sempurna fungsi imunitasnya.

2) Bayi baru lahir dari ibu yang BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi

COVID-19 tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat lahir

(0 – 6 jam) yaitu pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), injeksi vit K1, pemberian salep/tetes mata

antibiotik, dan imunisasi Hepatitis B.

3) Bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 :

a) Tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat (Delayed Chord

Clamping).

b) Bayi dikeringkan seperti biasa.

c) Bayi baru lahir segera dimandikan setelah kondisi stabil, tidak

menunggu setelah 24 jam

d) Tidak dilakukan IMD. Sementara pelayanan neonatal esensial

lainnya tetap diberikan.


82

4) Bayi lahir dari ibu hamil HbsAg reaktif dan COVID-19

terkonfirmasi dan bayi dalam keadaan :

a) Klinis baik (bayi bugar) tetap mendapatkan pelayanan injeksi

vitamin K1 dan tetap dilakukan pemberian imunisasi Hepatitis B

serta pemberian HbIg (Hepatitis B immunoglobulin kurang dari

24 jam).

b) Klinis sakit (bayi tidak bugar atau tampak sakit) tetap

mendapatkan pelayanan injeksi vitamin K1 dan tetap dilakukan

pemberian HbIg (Hepatitis B immunoglobulin kurang dari 24

jam). Pemberian vaksin Hepatitis B ditunda sampai keadaan

klinis bayi baik (sebaiknya dikonsultasikan pada dokter anak

untuk penatalaksanaan vaksinasi selanjutnya).

5) Bayi baru lahir dari ibu dengan HIV mendapatkan ARV profilaksis,

pada usia 6-8 minggu dilakukan pemeriksaan Early Infant

Diagnosis(EID) bersamaan dengan pemberian imunisasi DPT-HB-

Hib pertama dengan janji temu.

6) Bayi lahir dari ibu yang menderita sifilis dilakukan pemberian

injeksi Benzatil Penisilin sesuai Pedoman Neonatal Esensial.

7) Bayi lahir dari Ibu ODP dapat dilakukan perawatan rawat gabung di

ruang isolasi khusus COVID-19.


83

8) Bayi lahir dari Ibu PDP/ terkonfirmasi COVID-19 dilakukan

perawatan di ruang isolasi khusus COVID-19, terpisah dari ibunya

(tidak rawat gabung).

9) Untuk pemberian nutrisi pada bayi baru lahir harus diperhatikan

mengenai risiko utama untuk bayi menyusui adalah kontak dekat

dengan ibu, yang cenderung terjadi penularan melalui droplet

infeksius di udara. Sesuai dengan protokol tatalaksana bayi lahir dari

Ibu terkait COVID-19 yang dikeluarkan IDAI adalah :

a) Bayi lahir dari Ibu ODP dapat menyusu langsung dari ibu

dengan melaksanakan prosedur pencegahan COVID-19 antara

lain menggunakan masker bedah, menjaga kebersihan tangan

sebelum dan setelah kontak dengan bayi, dan rutin

membersihkan area permukaan di mana ibu telah melakukan

kontak.

b) Bayi lahir dari Ibu PDP/Terkonfirmasi COVID-19, ASI tetap

diberikan dalam bentuk ASI perah dengan memperhatikan:

(1) Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan dilakukan

pembersihan pompa setelah digunakan.

(2) Kebersihan peralatan untuk memberikan ASI perah harus

diperhatikan.

(3) Pertimbangkan untuk meminta bantuan seseorang dengan

kondisi yang sehat untuk memberi ASI.


84

(4) Ibu harus didorong untuk memerah ASI (manual atau

elektrik), sehingga bayi dapat menerima manfaat ASI dan

untuk menjaga persediaan ASI agar proses menyusui dapat

berlanjut setelah ibu dan bayi disatukan kembali. Jika

memerah ASI menggunakan pompa ASI, pompa harus

dibersihkan dan didesinfeksi dengan sesuai.

(5) Pada saat transportasi kantong ASI dari kamar ibu ke lokasi

penyimpanan harus menggunakan kantong spesimen plastik.

Kondisi penyimpanan harus sesuai dengan kebijakan dan

kantong ASI harus ditandai dengan jelas dan disimpan dalam

kotak wadah khusus, terpisah dengan kantong ASI dari

pasien lainnya.

c) Ibu PDP dapat menyusui langsung apabila hasil pemeriksaan

swab negatif, sementara ibu terkonfirmasi COVID-19 dapat

menyusui langsung setelah 14 hari dari pemeriksaan swab kedua

negatif.

10) Pada bayi yang lahir dari Ibu ODP tidak perlu dilakukan tes swab,

sementara pada bayi lahir dari ibu PDP/terkonfirmasi COVID-19

dilakukan pemeriksaan swab dan sediaan darah pada hari ke 1, hari

ke 2 (dilakukan saat masih dirawat di RS), dan pada hari ke 14 pasca

lahir.
85

11) Setelah 24 jam, sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan,

pengambilan sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK) dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan. Idealnya waktu pengambilan

sampel dilakukan pada 48 – 72 jam setelah lahir. Untuk pengambilan

spesimen dari bayi lahir dari Ibu ODP/PDP/terkonfirmasi COVID-

19, tenaga kesehatan menggunakan APD level 2. Tata cara

penyimpanan dan pengiriman spesimen sesuai dengan Pedoman

Skrining Hipotiroid Kongenital. Apabila terkendala dalam

pengiriman spesimen dikarenakan situasi pandemi COVID-19,

spesimen dapat disimpan selama maksimal 1 bulan pada suhu kamar.

12) Pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) dilakukan di

fasyankes. Kunjungan neonatal kedua dan ketiga dapat dilakukan

dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau

pemantauan menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi

daerah terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya

pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan

keluarga.

13) Periode kunjungan neonatal (KN) yaitu :

a) KN 1 : pada periode 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir;

b) KN 2 : pada periode 3 hari sampai dengan 7 hari setelah lahir;

c) KN3 : pada periode 8 hari sampai dengan 28 hari setelah lahir.


86

14) Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI

ekslusif dan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang

tercantum pada buku KIA). Apabila ditemukan tanda bahaya pada

bayi baru lahir, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), apabila

ditemukan tanda bahaya atau permasalahan segera dibawa ke Rumah

Sakit.

15) Penggunaan face shield neonatus menjadi alternatif untuk

pencegahan COVID-19 di ruang perawatan neonatus apabila dalam

ruangan tersebut ada bayi lain yang sedang diberikan terapi oksigen.

Penggunaan face shield dapat digunakan di rumah, apabila terdapat

keluarga yang sedang sakit atau memiliki gejala seperti COVID-19.

Tetapi harus dipastikan ada pengawas yang dapat memonitor

penggunaan face shield tersebut (Kemenkes. 2020).

5. KELUARGA BERENCANA (KB)

a. Pengertian KB

Keluarga berencana yaitu suatu proses yang disadari oleh pasangan

untuk menetapkan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Angraini,

Haspasari and Hutabarat, 2021).

b. Tujuan KB

Tujuan dilaksanakan program KB adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
87

dan sejahtra melalui pengendalian kelahiran dan pengedalian pertumbuhan

penduduk Indonesia (Angraini, Haspasari and Hutabarat, 2021).

c. Jenis-Jenis KB

1) Pil KB

2) Kondom

3) Suntik KB

4) Implant

5) IUD

6) KB permanen

d. Metode Kontrasepsi

1) Pengertian Pil Laktasi

Pil laktasi merupakan salah satu jenis alat kontrsepsi oral hormonal

yang diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan.

Hormon yang terkandung di dalam pil laktasi adalah hormon

progesteron. Hormon progesteron yaitu hormon yang diproduksi oleh

tubuh wanita. Pil laktasi adalah jenis KB yang cocok untuk wanita

menyusui atau wanita yang mempunyai alergi terhadap hormone

esterogen. Pil KB laktasi ini hanya mengandung hormone progesteron.

2) Indikasi Pil Laktasi

Pil laktasi bisa dikonsumsi oleh setiap perempuan yang sehat dan

aktif secara seksual. Namun sangat di anjurkan untuk berkonsultasi


88

terlebih dahulu kebidan atau kedokter sebelum mengkonsumsi Pil

laktasi.

3) Kontraindikasi Pil Laktasi

a) Wanita hamil.

b) Penderita tumor yang tergantung progesteron.

c) Perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnosis

d) Perempuan dengan riwayat penyakit jantung

e) Yang mempunyai resiko darah tinggi

f) Diabetes

g) Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun.

4) Keuntungan Pil Laktasi

a) Pil laktasi manjur untuk mencegah kehamilan bila dipakai sesuai

petunjuk, diminum setiap hari secara teratur.

b) Bila ingin mempunyai anak lagi maka ibu bisa hamil kembali

setelah pemakaian di hentikan.

c) Mampu mengurangi terjadinya nyeri pada saat haid.

d) Tidak mengganggu seks karena di konsumsi dengan cara diminum.

e) Mudah dihentikan kapan saja.

5) Kerugian Pil Laktasi

a) Harus di konsumsi tiap hari.

b) Pusing.

c) Bias meningkatkan tekanan darah.


89

d) Nyeri payudara.

e) Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala dan

mual.

f) Berat badan naik

g) Tidak dapat mencegah IMS, HIV, PMS (Sirait and Siantar, 2020).

B. Kosep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan yaitu suatu proses pengambilan keputusan dan

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup pratiknya berdasarkan ilmu kebidanan (Angraini and Sari, 2020).


90

2. Alur Fikir Bidan Menurut varney

Bagan 2.1 : Alur Pikir Bidan Menurut Varney

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan


Kebidanan

Proses Manajemen Pendokumentasian


Kebidanan 7 Langkah varney

7 Langkah Varney SOAP Notes


Pengumpulan data Subjektif
Objektif
Interpretasi data
Diagnosa/masalah
potensial
Menetapkan kebutuhan Assessment
segera untuk
konsultasi/kolaborasi
Merencanakan asuhan
yang menyeluruh
Melaksanakan asuhan Plan :
1. Konsul
2. Tes diagnostik
Mengevaluasi keefektifan 3. Rujukan
asuhan 4. Pendidikan
5. Follow up
Sumber : Nazriah, 2019
91

3. Peran dan Fungsi BidaN

Dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2019 Pasal 1 yang dimaksud

dengan Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan

dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa

sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan, masa nifas,

bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan

wewenangnya. Pelayanan kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan

professional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan atau/rujukan. Bidan

adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan

Kebidanan baik didalam negeri maupun diluar negeri yang di akui secara sah

oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan

praktik Kebidanan. Praktik kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan

yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. Asuhan

kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

Kebidanan.

Kompetensi Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh Bidan yang

meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk memberikan pelayanan

kebidanan.
92

Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai :

a. Pemberi Pelayanan Kebidanan;

b. Pengelola Pelayanan Kebidanan;

c. Penyuluh dan Konselor;

d. Pendidik, Pembimbing, dan Fasilitator Klinik;

e. Penggerak Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan; dan

f. Peneliti.

Peran Bidan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagai mana

dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan

kewenangannya (UU No 4 Tahun 2019).

4. Pendokumentasian 7 Langkah Varney Secara Umum

a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Tahap ini melakukan pengkajian melalui proses pengumpulan data

yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap

seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan,

peninjauan catatan terbaru atau catatan sebelumya, data laboratorium dan

membandingkan dengan hasil studi.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi data secara benar terhadap

diagnosa atau masalah kebutuhan pasien. Data dasar yang dikumpulkan


93

diinterpretasikan sehingga bisa ditentukan masalah atau diagnosa spesifik.

Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah

tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa, namun membutuhkan

penanganan yang di tuangkan dalam sebuah rencana asuhan kepada

pasein.

c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah

Dalam mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang lain

berdasarkan rangkaian dan masalah diagnoosa yang sudah diidentifikasi.

Namun, langkah ini membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila

memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu

yaitu pasien membutuhkan tindakan segera.

d. Langkah IV : Identifikasi dan Penetapan Kebutuhan Yang memerlukan

Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi pasien.

e. Langkah V : Perencanaan Asuhan Secara Menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh terhadap masalah dan

diagnosa yang ada. Perencanaan asuhan yang menyeluruh meliputi

identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaanya secara

menyeluruh dapat teratasi. Dalam melakukan rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya merangkup apa yang sudah identifikasi dari


94

kondisi klien atau masalah yang berkaitan akan tetapi juga dari kerangka

pedoman antisipasi terhadap perempuan tersebut seperti apa yang

diperkirakan yang akan terjadi.

f. Langkah VI : Pelaksanaan Perencanaan Tindakan

Melaksanakan rencana asuhan pada langkah sebelumnya secara efisien

dan aman. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul sendiri

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

g. Langkah VII : Evaluasi

Melakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah sudah benar-benar

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah teridentifikasi

didalam masalah dan diagnosa (Sulfianti, Indryani and Purba, 2020).

5. Pendokumentasian SOAP Secara Umum

a. Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa langkah 1 varney.

b. Objektif

Menggambarkan bahwa pendokumentasian dari data tersebut

menunjukkan data bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhungan

diagnose.
95

c. Analisa/Asessment

Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil dari analisa dan

interpretasi data dasar dan objektif dalam satu identifikasi.

d. Planning

Menggambarkan pendokumentasian perencanaan asuhan dan evaluasi

asuhan (Sulfianti, Indryani and Purba, 2020).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan/Desain Penelitian (Case Study)

Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan perancangan

study kasus yang mengeksplorasi secara mendalam dan spesifik menggunakan

Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney yang dimulai dari masa kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana yang didokumentasikan

dalam bentuk SOAP.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Asuhan Kebidanan Komprehensif dilakukan di Puskesmas Tawaeli

Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli tanggal 08 Februari 2021 sampai dengan 06

Juni 2021.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah Ny. J usia 30

tahun, umur kehamilan 32 minggu 2 hari yang di observasi mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk penyusunan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan metode,

yaitu antara lain :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi

langsung dengan cara melakukan interview (wawancara), pengamatan dan

96
97

pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien (Tanzeh, 2018). Adapun

pengambilan data primer ini terbagi atas beberapa, yaitu antara lain :

a. Interveiw (Wawancara)

Interview (wawancara) atau tanya jawab dilakukan secara langsung

antara peneliti dengan pihak-pihak terkait seperti pasien/klien, suami

pasien/klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya seperti bidan.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui secara langsung

keadaan pasien/klien yang berkaitan dengan keadaan umum pasien/klien

seperti tanda-tanda vital, serta perkembangan sejak masa kehamilan, masa

persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan

secara menyeluruh (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi.

d. Data penunjang

Data penunjang didapati dengan cara melakukan pemeriksaan

labolatorium pada Ny. J antara lain yaitu :

1) Hemoglobin

2) HBSAg

3) HIV/Sifilis

4) Protein urine
98

5) Reduksi

6) Malaria

7) SARS-CoV

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui catatan dan atau

laporan yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas

Kesehatan Kota Palu dan Puskesmas Tawaeli.

E. Etika Penulisan

Penelitian ini menggunakan objek manusia yaitu yang memiliki kebebasan

dalam menentukan pilihan atau dirinya maka itupun peneliti harus bisa mengerti

tentang hak dasar manusia (Tanzeh, 2018). Adapun etika penelitian dalam

menyusun tugas laporan akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Informed consent/persetujuan

Penelitian ini dilakukan harus berdasarkan hak persetujuan

responden/pasien/klien setelah menerima penjelasan dari peneliti. Jika

responden menolak untuk diteliti maka peneliti menghargai hak-hak

tersebut. Pada penelitian ini , Informed Consent pada Ny. J telah diberikan.

Ny.J telah menyetujui informed consent dengan menandatangininya dan

ikut terlibat dalam penelitian studi kasus yang dilakukan oleh peneliti.

2. Anonymity/tanpa nama

Identitas responden/pasien/klien tidak boleh dicantumkan pada hasil

dokumentasi. Peneliti cukup menulis inisial nama. Peneliti dalam melakukan


99

pengumpulan data, telah melakukan prinsip anomymity pada responden

dengan menggunakan inisial nama pada saat melakukan pengumpulan data

pada Ny.J.

3. Confidentiality/kerahasiaan

Kerahasian informasi responden/pasien/klien akan dipastikan aman

kerahasiannya oleh peneliti hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan ataupun dilaporkan sebagai hasil penelitian. Peneliti telah

memastikan kerahasiaan informasi Ny.J hanya kelompok data tertentu saja

yang disajikan ataupun dilaporkan sebagai hasil penelitian pada Ny.J

4. Veracity/Kejujuran

Kejujuran dalam memberikan informasi dan pengumpulan data

responden/pasien/klien dilakukan secara komprehensif dan objektif oleh

peneliti sebagai hasil penelitian pada Ny.J. Peneliti telah memberikan

informasi dan pengumpulan data secara komprehensif dan objektif pada Ny.J.
BAB IV

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA NY “J”

UMUR 30 TAHUN GIIIPIIA0 UMUR KEHAMILAN 32 MINGGU 2 HARI

DI PUSKESMAS TAWAELI TAHUN 2021

No. Reg : 00220

Tanggal kunjungan : Sabtu, 06 Maret 2021,Pukul : 16.00 Wita

Tanggal pengkajian : Sabtu, 06 Maret 2021,Pukul : 16.02 Wita

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas istri / suami

Nama Ibu : Ny. J Nama Suami : Tn. Z

Umur : 30 Thn Umur : 25 Thn

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kel.Panau Alamat : Kel.Panau

2. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPHT : 23-07-2020

b. HTP : 30-04-2021

c. Ibu mengatakan susah tidur pada malam hari.

100
101

d. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga dan tidak pernah mengalami

keguguran sebelumnya.

e. Ibu mengatakan kehamilannya sudah 8 bulan

f. Ibu mengatakan pergerakan janinnya lebih sering dirasakan pada sisi kiri

perut ibu.

g. Ibu mengatakan sudah di imunisasi TT 1 kali di Puskesmas Tawaeli. TT 1

tanggal 09 Februari 2021

h. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit perut hebat selama hamil.

i. Ibu mengatakan pergerakan janinya kuat.

j. Ibu mengatakan pergerakan janinnya pertama kali dirasakan pada umur

kehamilan 4 bulan dan dirasakan sampai sekarang.

3. Riwayat Reproduksi

a. Menstruasi

1) Menarche : 15 tahun

2) Siklus : 28 hari

3) Lamanya : 7 hari

4) Dismenorhea : Kadang-kadang

b. Riwayat perkawinan

1) Status perkawinan : Menikah

2) Perkawinan ke : 2 (kedua)

3) Lamanya : ±1 tahun
102

c. Riwayat KB

1) Pernah ber KB : Ya

2) Jenis KB yang digunakan : Suntik 3 bulan

3) Rencana KB : Ya

4) Jenis KB yang direncanakan : KB Pil

d. Riwayat ginekologi

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu.

No Tahun Usia Jenis Ditolong Anak NIFAS


Partus Kehamilan Persalinan Oleh JK BB Keadaan
1 2013 Aterm Normal Bidan P 3600 Baik Normal
Gram
2 2015 Aterm Normal Bidan P 3600 Baik Normal
Gram
3 Hamil Sekarang

Sumber : Data Primer Peneliti, 2021

5. Riwayat kesehatan Lalu

a. Hipertensi : Tidak ada

b. Diabetes mellitus : Tidak ada

c. Jantung : Tidak ada

d. Hiv/AIDS : Tidak ada

e. Asma : Tidak ada

f. TBC : Tidak ada


103

g. Alergi obat maupun makanan : Tidak ada

h. Penyakit yang menyertai kehamilannya : Tidak ada

6. Perilaku kesehatan

a. Merokok : Tidak ada

b. Obat penenang : Tidak ada

c. Minuman keras : Tidak ada

d. Jamu/obat : Tidak ada

7. Riwayat kesehatan keluarga

a. Penyakit menular : Tidak ada

b. Penyakit keturunan : Tidak ada

c. Riwayat kembar : Tidak ada

8. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

a. Pola nutrisi

1) Kebiasaan

a) Pola makan : Nasi,ikan,sayur, dan buah

b) Frekuensi makan : 3x/hari

c) Jumlah minum/hari : ±7 gelas/hari

2) Perubahan selama hamil

a) Pola makan : Nasi,ikan,sayur,dan buah

b) Frekuensi makan : 3-4x/hari

c) Jumlah minum/hari : ±6-7 gelas/hari


104

b. Eliminasi

1) Kebiasaan

a) BAK

(a) Frekuensi : 4-5 x/hari

(b) Bau : Khas

(c) Warna : Kuning

b) BAB

(a) Frekuensi : 1-2 x/hari

(b) Bau : Khas

(c) Warna : Kecoklatan

(d) Konsistensi : Lunak

2) Perubahan selama hamil

Tidak ada prubahan

c. Kebutuhan istirahat

1) Kebiasaan

a) Tidur siang : ±2 jam

b) Tidur malam : ±7 jam

2) Perubahan selama hamil

a) Tidur siang : ±1 jam

b) Tidur malam : ±5-6 jam


105

d. Personal hygiene

1) Kebiasaan

a) Mandi : 3 x/hari menggunakan air

b) Gosok gigi : 3 x/hari menggunakan pasta gigi

c) Keramas : 3 x/minggu menggunakan shampoo

d) Mengganti pakaian : 2x sehari

2) Perubahan

Tidak ada perubahan

9. Riwayat psikososial

a. Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya

b. Kehamilan ibu memang direncanakan

c. Hubungan ibu dan masyarakat baik

d. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

10. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV

a. TD : 110/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu : 36,5 oC

d. Respirasi : 20 x/menit
106

4. BB sebelum hamil : 75 Kg

5. BB sekarang : 85 Kg

6. Penambahan BB selama hamil : 10 Kg

7. Tinggi badan : 149 Cm

8. LILA : 36 Cm

b. Kepala

1) Benjolan : Tidak ada

2) Nyeri tekan : Tidak ada

3) Rambut : Hitam,bersih dan tidak rontok

c. Wajah

1) Pucat : Tidak

2) Oedema : Tidak ada

3) Cloasma gravidarum : Tidak ada

d. Mata

1) Kelopak mata : Simetris

2) Konjungtiva : Merah muda

3) Sklera : Tidak ikterus

e. Hidung

1) Lubang hidung : Simetris kiri dan kanan

2) Polip : Tidak ada

3) Sekret : Tidak ada


107

f. Mulut dan gigi

1) Gigi putih dan bersih

2) Tidak ada caries

3) Bibir tampak lembab

4) Mulut tidak berbau

g. Telinga

1) Bentuk : Simetris kiri dan kanan

2) Serumen : Tidak ada

3) Pendengaran : Baik

h. Leher

1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

2) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

3) Vena junggularis : Tidak ada pembengkakkan

i. Dada

1) Bentuk payudara : Simetris kiri dan kanan

2) Putting susu : Menonjol

3) Pengeluaran : Tidak ada

4) Areola : Warna hitam

5) Benjolan/massa : Tidak ada

j. Abdomen

1) Tonus otot longgar

2) Tampak linea nigra dan striae albicans


108

3) Tidak ada bekas luka operasi

4) Palpasi abdomen

a) Leopold I : TFU 29 Cm

b) Leopold II : Pu-Ki

c) Leopold III : Presentase kepala

d) Leopold IV : Konvergen

5) TBJ : TFU -12 x 155 = 2.635 Gram

6) TFU Menurut Mc Donal 33 minggu

7) Auskultasi

a) BJF : (+)

b) Frekuensi : 145 x/menit

k. Ekstremitas

1) Oedema : Tidak ada

2) Varices : Tidak ada

3) Reflex patella : (+) kanan dan kiri

l. Genitalia

Tidak dilakukan pemeriksaan

m. Anus

Tidak dilakukan pemeriksaan


109

11. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

Tanggal : 12 Oktober 2020

1) HB : 11,7 gr/dL

2) Protein urine : (-)

3) Reduksi : (-)

4) HbsAg : (-)

5) Malaria : (-)

6) HIV : (-)

7) Sifilis : (-)

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa aktual : Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, Gestasi 32 Minggu 2

Hari, Keadaan Ibu dan Janin Baik.

Data Dasar :

1. GIIIPIIAO

DS :- Ibu mengatakan susah tidur pada malam hari

- Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga dan tidak

pernah mengalami keguguran sebelumnya.

DO : a. Keadaan ibu stabil

- TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5OC
110

R : 20x/menit

- BB sebelum hamil : 75 Kg

- BB sekarang : 85 Kg

b. Tonus otot perut longgar

c. Tampak linea nigra dan striae albicans

Analisa dan interpretasi data.

a. Tonus otot perut longgar karena ini kehamilan ke tiga/multigravida

b. Akibat dari MSH yang meningkat, terjadi Hyperpigmentasi pada kulit

sehingga timbul striae albicans yaitu, kulit abdomen yang berwarna putih

seolah retak.

c. Dilihat dari keadaan umum ibu baik serta TTV ibu dalam batas normal,

TD 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,5oC, R 20 x/mnt menandakan

keadaan ibu baik.

2. Gestasi 32 minggu 2 hari keadaan ibu baik

DS : - Ibu mengatakan kehamilannya sudah 8 bulan

- Ibu mengatakan HPHT 23-07-2020

- Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama

hamil.

DO : a. Leopold I, TFU 29 Cm

b. Tanggal pengkajian 06 Maret 2021

c. TFU Menurut Mc Donald 33 minggu


111

Analisa dan Interpretasi data

Dari HPHT tanggal 23-07-2020 sampai tanggal kunjungan pemeriksaan

ibu 06-03-2021 dimana umur kehamilan ibu 32 minggu 2 hari.

3. Keadaan Janin Baik

DS : Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat.

DO : Auskultasi DJJ terdengar jelas dengan frekuensi dalam batas normal

yaitu, 145x/mnt menandakan keadaan janin baik.

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada Masalah Potensial

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang untuk perlunya tindakan segera atau kolaborasi.

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN


Tanggal 06 Maret 2021,Pukul : 16.02 Wita

1. Jalin hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga. Peneliti kembali

memperkenalkan diri.

Rasional : agar memberikan rasa nyaman pada ibu dan keluarga dan tercipta

komunikasi yang baik.

2. Berikan informed consent pada ibu, bahwa ibu akan dijadikan pasien untuk

diberikan asuhan secara komprehensif.

Rasional : informed consent penting dilakukan sebelum melakukan tindakan

karena dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pertanggung jawaban.


112

3. Jelaskan pada ibu mengenai pemeriksaan yang dilakuakan.

Rasional : agar ibu mengetahui tujuan pemeriksaan dan mengerti akan

pentingnya pemeriksan itu sehingga ibu bersedia untuk diperiksa.

4. Jelaksan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan.

Rasional : agar ibu tidak merasa khawatir dan mengetahui perkembangan

kehamilannya.

5. Beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan perut (leopold I-IV).

Rasional : agar ibu mengetahui tinggi fundus uteri, bagian apa yang terdapat

di fundus, presentase janin dan sudah sejauh mana kepala masuk PAP.

6. Anjurkan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.

Rasional : agar asupan nutrisi dapat terpenuhi supaya ibu dan janinnya sehat.

7. Anjurkan pada ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri atau dengan posisi

senyaman ibu.

Rasional : memberikan rasa nyaman pada ibu sehingga membantu ibu untuk

tidur dengan nyaman.

8. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan.

Rasional : agar ibu mengerti penjelasan dan anjuran peneliti jika

mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.

9. Anjurkan pada ibu untuk minum tablet Fe (1x1/hari) Vit C (2x1/hari), dan

kalk 10 tablet (1x1/hari), dan beritahu cara meminumnya.

Rasional : obat-obatan (Fe, Vit C, Kalk) sangat dibutuhkan ibu hamil dalam

menjaga kondisi agar janin dan ibu tetap sehat.


113

10. Anjurkan pada ibu untuk segera datang ke puskesmas bila ada keluhan

sebelum tanggal kunjungan yang ditetapkan.

Rasional : agar masalah dapat teratasi dengan segera.

11. Dokumentasi hasil pemeriksaan.

Rasional : sebagai bukti pertanggung jawaban atas tindakan yang telah

dilakukan.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI / PENATALAKSANAAN

Tanggal 06 Maret 2021, Pukul : 16.02 Wita

1. Pukul : 16.02 Wita

Menjalin hubungan yang baik dengan ibu dan keluarga agar tercipta

komunikasi yang baik. Peneliti kembali memperkenalkan diri dan

memberitahukan maksud dan tujuan pada keluarga Ny. J.

Evaluasi : keluarga sudah mengetahui apa maksud dan tujuan dari peneliti.

2. Pukul : 16.03 Wita

Menjelaskan pada ibu bahwa ibu dijadikan sebagai pasien untuk diberikan

asuhan secara komprehensif.

Evaluasi : ibu bersedia untuk dijadikan pasien selama peneliti melakukan

Asuhan Komprehensif.

3. Pukul : 16.04 Wita

Memberitahukan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan kehamilannya bahwa

keadaan ibu dan janin saat ini baik, TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5
114

o
C, R : 20x/mnt, BB : 85 Kg, dan usia kehamilan ibu saat ini 32 minggu 2

hari.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil dari pemeriksaan yang peneliti

lakukan.

4. Pukul : 16.07 Wita

Menjelaskan pada ibu prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu

pemeiksaan abdominal, serta menjelaskan tujuan pemeriksaan yaitu untuk

pengawasan kesejahteraan ibu dan janin mulai dari pemeriksaan ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas, sampai keluarga berencana agar dapat berjalan

dengan baik.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui prosedur yang akan dilakukan.

5. Pukul : 16.09 Wita

Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan perut (leopold I-IV) dan

janinnya, leopold I : TFU 29 Cm teraba bagian lunak, bulat dan tidak

melenting, leopold II : teraba bagian keras memanjang dan rata seperti papan

pada bagian kiri abdomen (punggung kiri) dan teraba bagian-bagian kecil

disebelah kanan (ekstremitas), leopold III : teraba bagian keras, bulat dan

melenting pada perut bagian bawah (kepala), leopold IV : bagian terendah

janin belum masuk PAP (konvergen). TBJ : 2.945 Gram, BJF : 145 x/mnt.

Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya bahwa

semua dalam keadaan baik.


115

6. Pukul : 16.15 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dengan

makan-makanan yang sehat dan bergizi dan teratur seperti nasi, lauk-pauk,

sayuran, buah, serta minum air putih 7-8 gelas/hari.

Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang diberikan peneliti.

7. Pukul : 16.17 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk tidur miring kiri atau dengan posisi senyaman

ibu karena ini bertujuan untuk membuat ibu merasa nyaman saat tidur.

Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh peneliti.

8. Pukul : 16.18 Wita

Menjelaskan kepada ibu apabila merasakan tanda bahaya pada kehamilan

seperti sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak muka dan tangan,

nyeri ulu hati, gerakan janin berkurang atau tidak ada, keluar cairan

pervaginam, segera secepatnya datang ke petugas kesehatan setempat.

Evaluasi : ibu sudah memahami dengan penjelasan yang diberikan ………….

peneliti.

9. Pukul : 16.20 Wita

Memberitahukan ibu untuk minum tablet Fe 1x1 pada malam hari sebelum

tidur jangan meminumnya dengan teh ataupun kopi, vit C 2x1, pagi dan sore

jangan meminumnya dengan teh ataupun kopi, dan kalk 1x1 pada malam hari.

Evaluasi : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan peneliti. …


116

10. Pukul : 16.22 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk segera datang ke puskesmas bila ada keluhan

sebelum tanggal kunjungan yang ditetapkan untuk mengantisipasi masalah

yang akan terjadi.

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia datang ke Puskesmas.

11. Pukul : 16.23 Wita

Melakukan pendokumentasian dan mencatat semua hasil pemeriksaan.

Evaluasi : semua data yang diperoleh dari ibu telah dicatat oleh peneliti.

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 06 Maret 2021

1. Keluarga sudah mengetahui apa maksud dan tujuan dari peneliti.

2. Ibu bersedia untuk dijadikan pasien selama peneliti melakukan Asuhan

Komprehensif.

3. Ibu sudah mengetahui hasil dari pemeriksaan yang peneliti lakukan.

4. Ibu sudah mengetahui prosedur yang akan dilakukan.

5. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan janinnya bahwa semua dalam

keadaan baik.

6. Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang diberikan peneliti.

7. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh peneliti.

8. Ibu sudah memahami dengan penjelasan yang diberikan peneliti.

9. Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan peneliti.


117

10. Ibu mengerti dan bersedia datang ke Puskesmas.

11. Semua data yang diperoleh dari ibu telah dicatat oleh peneliti.
118

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

ANTENATAL CARE KUNJUNGAN KE 2

(SOAP)

No. Reg : 00220

Tanggal Kunjungan : Jumat, 25 Maret 2021 Pukul : 16.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Jumat, 25 Maret 2021 Pukul : 16.02 Wita

DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan sering buang air kecil

2. Ibu mengatakan sering mual muntah di pagi hari jika mengonsumsi tablet Fe pada

malam hari

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda - tanda vital

a. TD : 120/70 mmHg

b. S : 36,5ºC

c. R : 22 x/menit

d. N : 80 x/menit

4. BB sebelum hamil : 75 Kg

5. BB sekarang : 85 Kg
119

6. Palpasi

a. Leopold I : TFU 32 Cm

b. Leopold II : Pu-Ki

c. Leopold III : Preskep

d. Leopold IV : Konvergen

e. TBJ : 3.100 gram (TBJ : TFU(cm) – 12 x 155)

f. Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi

g. TFU Menurut Mc Donald 35 minggu

7. Auskultasi DJJ terdengar Jelas dan kuat

frekuensi 145 x/mnt

ASSESMENT

Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, usia kehamilan 35 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan

Janin Baik.

PLANNING

1. Pukul : 16.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santum)

Evaluasi : ibu merasa nyaman saat berkomunikasi

2. Pukul : 16.03 Wita

Menanyakan apakah tidur ibu sudah lebih baik

Evaluasi : ibu telah merasa nyaman saat tidur


120

3. Pukul : 16.04 Wita

Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

Evaluasi : TD : 120/70 mmHg

N : 80 x/mnt

R : 22 x/mnt

S : 36,5oC

4. Pukul : 16.07 Wita

Melakukan pemeriksaan Leopold I-IV

Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan Leopold I-IV

5. Pukul : 16.12 Wita

Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaanya.

Evaluasi : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

6. Pukul : 16.13 Wita

Memberi penjelasan pada ibu bahwa jika sudah trimester III kepala janin sudah

turun sehingga menekan kandung kemih dan mengakibatkan ibu sering buang air

kecil. Dan menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum pada siang hari

dibandingkan malam hari agar tidak sering buang air kecil pada malam hari. Ibu

yang sering buang air kecil bisa mengakibatkan terkena ISK (infeksi saluran

kemih) sehingga ibu dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan di area vaginanya

terutama pada saat selesai buang air kecil pastikan ibu membasuh vagina secara

benar yaitu dari arah depan ke belakang.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan


121

7. Pukul : 16.15 Wita

Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe bersamaan dengan jus jeruk, sering

makan dengan porsi yang sedikit tapi sering agar bisa mengurangi mual muntah

pada ibu.

Evaluasi : Ibu bersedia sering makan dengan porsi yang seikit.

8. Pukul : 16.16 Wita

Menganjurkan pada ibu pada saat bangun tidur di pagi hari jangan langsung

terburu-buru bangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri kemudian

bangun.

Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukannya.


122

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

ANTENATAL CARE KUNJUNGAN KE 3

(SOAP)

No. Reg : 00220

Tanggal Kunjungan : Kamis, 01 April 2021 Pukul : 16.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Kamis, 01 April 2021 Pukul : 16.02 Wita

DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan masih sering mual muntah

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda - tanda vital

a. TD : 120/80 mmHg

b. S : 36,5ºC

c. R : 20 x/menit

d. N : 84 x/menit

4. BB sebelum hamil : 75 Kg

5. BB sekarang : 85 Kg

6. Palpasi

a. Leopold I : TFU 32 Cm
123

b. Leopold II : Pu-Ki

c. Leopold III : Preskep

d. Leopold IV : Konvergen

e. TBJ : 3.100 gram (TBJ : TFU(Cm) – 12 x 155)

f. BB sebelum hamil : 75 Kg

g. BB sekarang : 85 Kg

h. Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi

i. TFU Menurut Mc Donald 35 minggu

7. Auskultasi DJJ terdengar Jelas dan kuat

frekuensi 150 x/mnt

ASSESMENT

Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, usia kehamilan 36 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan

Janin Baik.

PLANNING

1. Pukul : 16.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santum)

Evaluasi : ibu merasa nyaman saat berkomunikasi.

2. Pukul : 16.03 Wita

Menanyakan kembali apakah ibu masih sering BAK dan mual muntah.

Evaluasi : ibu mengatakan sudah tidak sering BAK tetapi masih merasakan mual

muntah.
124

3. Pukul : 16.04 Wita

Melakukan pemeriksaan TTV dan palpasi Leopold I-IV.

Evaluasi : ibu telah dilakukan pemeriksaan.

4. Pukul : 16.10 Wita

Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaanya

Evaluasi : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaanya.

5. Pukul : 16.12 Wita

Menganjurkan ibu untuk sementara berhenti mengonsumsi tablet Fe dengan

mengganti mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, vit C, asam folat, dan kaya

B-12 seperti sayur bayam merah, sayur-sayuran hijau, biji-bijian, kacang-

kacangan, ikan, telur, hati ayam, tempe, buah-buahan, dan tomat.

Evaluasi : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

6. Pukul : 16.13 Wita

Melakukan pendokumentasian

Evaluasi : telah dilakukan.


125

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

ANTENATAL CARE KUNJUNGAN KE 4

(SOAP)

No. Reg : 00220

Tanggal Kunjungan : Kamis, 15 April 2021 Pukul : 16.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Kamis , 15 April 2021 Pukul : 16.02 Wita

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengeluh pinggulnya dan bagian bawah perut terasa nyeri tetapi sifatnya hilang

timbul.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda - tanda vital

a. TD : 120/80 mmHg

b. S : 36,5ºC

c. R : 22 x/menit

d. N : 80 x/menit

4. Palpasi

a. Leopold I : TFU 31 Cm

b. Leopold II : Pu-Ki
126

c. Leopold III : Preskep

d. Leopold IV : Divergen

e. TBJ : 3.100 Gram (TBJ : TFU(Cm) – 11 x 155)

f. BB sebelum hamil : 75 Kg

g. BB sekarang : 85 Kg

h. Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi

i. TFU Menurut Mc Donald 35 minggu

5. Auskultasi DJJ terdengar Jelas dan kuat

frekuensi 148 x/mnt

ASSESMENT

Ny “J” Usia 30 Tahun GIIIPIIA0, usia kehamilan 38 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan

Janin Baik.

PLANNING

1. Pukul : 16.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santum)

Evaluasi : ibu merasa nyaman saat berkomunikasi

2. Pukul : 16.03 Wita

Menanyakan kembali apakah ibu masih mual muntah

Evaluasi : ibu mengatakan sudah tidak mual muntah.

3. Pukul : 16.04 Wita

Mengobservasi Tanda-Tanda Vital


127

Evaluasi : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/mnt

R : 22 x/mnt

S : 36,5oC

4. Pukul : 16.07 Wita

Melakukan pemeriksaan Leopold I-IV

Evaluasi : Leopold I : TFU 31 Cm

Leopold II : Pu-Ki, DJJ 148 x/mnt

Leopold III : Preskep

Leopold IV : Divergen

5. Pukul : 16.12 Wita

Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

Evaluasi : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya.

6. Pukul : 16.13 Wita

Menjelaskan pada ibu bahwa penyebab pinggul dan bagian bawah perut ibu terasa

nyeri yang sifatnya hilang timbul karena usia kehamilan yang sudah mendekati

persalinan, dengan janin yang sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP) sehingga

tulang panggul ibu tertekan dan menyebabkan ibu merasa nyeri pada pinggul dan

perut bagian bawah

Evaluasi : Ibu mengerti dngan penjelasan yang diberikan peneliti


128

7. Pukul : 16.15 Wita

Menganjurkan pada suami dan keluarga ibu untuk melakukan pijatan pada tubuh

bagian belakang ibu untuk membantu mengurangi atau menghilangkan nyeri

bagian pinggul ibu. Anjurkan ibu untuk tidur menyamping sehingga suami atau

keluarga bisa memijat perlahan bagian belakang ibu.

Evaluasi : Suami dan keluarga ibu bersedia melakukannya

8. Pukul : 16.17 Wita

Menjelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan seperti keluarnya lendir dan darah,

his yang semakin sering kuat dan teratur, dan keluarnya cairan ketuban ketika

telah ada pembukaan.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan peneliti tentang tanda-tanda persalinan.

9. Pukul : 16.18 Wita

Menjelaskan dan memberitahukan ibu persiapan persalinan seperti perlengkapan

ibu (kain panjang/sarun, baju atasan, celana dalam, pembalut, handuk dan

perlengkapan bayi), dan ember untuk pakaian kotor.

Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mempersiapkan segala kebutuhannya

menjelang persalinan.

10. Pukul : 16.19 Wita

Memberitahukan ibu untuk segera mengabari bidan penanggungjawab atau

peneliti bila his semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah.

Evaluasi : Ibu setuju akan segera mengabari bidan atau peneliti bila his semakin

sering dan keluarnya lendir bercampur darah.


129

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA NY “J”

UMUR 30 TAHUN GIIIPIIA0 UK 40 MINGGU 4 HARI

DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF

DI PUSKESMAS TAWAELI

TAHUN 2021

No. Reg : 00220

Tanggal Masuk : Senin, 03 Mei 2021 Pukul : 13.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Senin, 03 Mei 2021 Pukul : 13.02 Wita

Data Subyektif (S)

Ibu datang tanggal 03 Mei 2021 pukul 13.00 Wita dengan keluhan sakit perut tembus

belakang dan keluar lendir sejak pukul 11.00 Wita, rasa sakit semakin sering datang

dan bayi masih dirasakan bergerak.

Data Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-Tanda Vital

a) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/mnt

c) Suhu : 36,5oC

d) Respirasi : 20 x/mnt

4. Pemeriksaan SARS-CoV : Negatif


130

5. Pemeriksaan Abdominal

a) Palpasi leopold

1) Leopold I : TFU 31 cm

2) Leopold II : PU-KI

3) Leopold III : Pres-kep

4) Leopold IV : Divergen

b) Auskultasi

1) DJJ : (+)

2) Frekuensi : 145 x/menit

c) His

1) Frekuensi : 4 kali dalam 10 menit

2) Durasi : > 40 detik

3) Interval : 2-3 menit

d) Pemeriksaan dalam I

Pukul : 13.05 Wita

1) Portio : Tebal lunak

2) Pembukaan : 4 cm

3) Ketuban : (+) utuh

4) Presentasi : Kepala

5) Penurunan : Hodge II

6) Maulage : Tidak ada


131

e) Pemeriksaan dalam II

Pukul : 16.05 Wita

1) Portio : Tidak teraba

2) Pembukaan : 10 cm

3) Ketuban : (-)

4) Presentasi : Kepala

5) Penurunan : Hodge IV

6) Maulage : Tidak ada

ASSASMENT

Ny. J umur 30 tahun G IIIPIIA0 usia kehamilan 40 minggu 4 hari janin tunggal hidup

intra uteri presentasi kepala dengan inpartu kala 1 fase aktif.

PLANNING

1. Pukul : 13.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santum).

Evaluasi : ibu merasa nyaman saat berkomunikasi.

2. Pukul : 13.03 Wita

Memberitahukan pada ibu akan dilakukan pemeriksaan TTV, palpasi, dan

pemeriksaan dalam.

Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.

3. Pukul : 13.04 Wita

Memberitahukan pada ibu akan dilakukan pemeriksaan SARS-Cov


132

Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan SARS-CoV

4. Pukul : 13.05 Wita

Mencuci tangan 6 langkah denga air mengalir dan menggunakan Handscoon.

Evaluasi : telah dilakukan dan memakai Handscoon.

5. Pukul : 13.06 Wita

Melakukan pemeriksaan TTV, palpasi, dan pemeriksaan dalam.

Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan.

6. Pukul : 13.10 Wita

Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu dan

janin saat ini baik dengan TD 110/80 mmHg, Suhu 36,5oC, Nadi 80 x/mnt, TFU

31 Cm, DJJ (+) frekuensi 145 x/mnt, Pernapasan 20 x/mnt, Pembukaan 4 cm,

Ketuban (+).

Evaluasi : ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan ibu normal.

7. Pukul : 13.11 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk tidak menahan BAK, mengosongkan kandung

kemih untuk keefektifan penurunan kepala janin dan membantu ibu untuk proses

eliminasi.

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

8. Pukul : 13.12 Wita

Membimbing ibu dalam melakukan relaksasi saat mules datang dengan cara

menarik nafas panjang melalui hidung kemudian dikeluarkan melalui mulut.

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya.


133

9. Pukul : 13.13 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dengan posisi tubuh miring ke kiri atau

berganti kearah kanan agar penurunan kepala janin dapat lebih cepat .

Evaluasi : Ibu dalam posisi miring kiri.

10. Pukul : 13.14 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum jika his tidak ada untuk

menambah tenaga pada saat mengedan.

Evaluasi : Ibu bersedia makan dan minum.

11. Pukul : 13.15 Wita

Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu agar bersabar dalam menanti

kelahiran bayinya.

Evaluasi : Ibu terlihat lebih tenang dan sedikit kesakitan karena his.

12. Pukul : 13.16 Wita

Mempersiapkan alat-alat partus (bak partus, bak heacting, APD), obat-obatan,

serta perlengkapan ibu dan bayi.

Evaluasi : Alat partus,obat-obatan, serta perlengkapan ibu dan bayi siap pakai.

13. Pukul : 13.18 Wita

Mengobservasi kemajuan persalinan seperti kontraksi, DJJ, Nadi setiap 30 menit

dengan partograf, melakukan pemeriksaan dalam (pembukaan, penurunan kepala,

air ketuban, penyusupan), tekanan darah setiap 4 jam, observasi suhu, urine setiap

2 jam atau jika ada indikasi.

Evaluasi : Observasi telah dilakukan dengan menggunakan lembar partograf.


134

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

KALA II

Tanggal Pengkajian : Senin, 03 Mei 2021 Pukul : 15.58 Wita

Data Subjektif

Ibu mengatakan rasa sakit semakin bertambah, merasa ada dorongan kuat untuk

meneran dan rasa ingin BAB.

Data Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-Tanda Vital

a) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/mnt

c) Suhu : 36,5oC

d) Respirasi : 24 x/mnt

4. Pemeriksaan Abdominal

a) Palpasi leopold

TFU 31 cm, DJJ 146 x/mnt, kontraksi uterus kuat, frekuensi 5x/10 mnt

lamanya >40 detik (45-60 detik), interval 2 menit, kandung kemih kosong.

b) Pemeriksaan dalam

Pukul : 16.05 Wita

1) Portio : Tidak teraba


135

2) Pembukaan : 10 cm

3) Ketuban : (-)

4) Presentasi : Kepala

5) Penurunan : Hodge IV

6) Maulage : Tidak ada

Assasment

Ny. J umur 30 tahun GIIIPIIA0 dengan inpartu kala II

Planning

1. Pukul : 15.58 Wita

Mengamati adanya tanda dan gejala kala II.

Evaluasi : Tampak tanda dan gejala kala II adanya dorongan kuat untuk meneran,

tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum menonjol,

vulva dan spingterani membuka.

2. Pukul : 15.59 Wita

Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obat esensial untuk monolong

persalinan dan menatalaksanakan komplikasi pada bayi baru lahir, seperti tempat

datar, rata, bersih, kering, dan hangat, 3 handuk/kain yang bersih dan kering, alat

penghisap lendir, lampu sorot 60 Watt dengan jarak 60 cm dari bayi.

Evaluasi : Alat dan bahan siap digunakan.

3. Pukul : 16.00 Wita

Memakai Alat perlindungan diri.

Evaluasi : Topi, kacamata, masker, Celemek, sepatu boot sudah terpasang.


136

4. Pukul : 16.01 Wita

Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai.

Evaluasi : Tangan sudah tidak menggunakan perhiasan.

5. Pukul : 16.01 Wita

Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan

dengan handuk bersih dan kering.

Evaluasi : Tangan sudah bersih dan kering.

6. Pukul : 16.02 Wita

Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada tangan yang akan

digunakan untuk periksa dalam.

Evaluasi : Sarung tangan terpasang.

7. Pukul : 16.03 Wita

Menghisap oksitosin kedalam tabung suntik menggunakan tangan yang memakai

sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

Evaluasi : Oxitosin sudah siap pakai.

8. Pukul : 16.04 Wita

Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan kapas DTT.

Evaluasi : Vulva dan perineum sudah bersih.

9. Pukul : 16.05 Wita

Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Evaluasi : Pembukaan sudah lengkap


137

10. Pukul : 16.07 Wita

Dekontaminasi sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5%, kemudian lepaskan

dan rendam dalam keadaan terbalik selama 10 menit. Cuci tangan setelah sarung

tangan dilepas

Evaluasi : Sarung tangan telah di dekontaminasi di larutan klorin 0,5% secara

terbalik.

11. Pukul : 16.09 Wita

Melakukan pemeriksaan DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk

memastikan DJJ dalam batas normal

Evaluasi : DJJ 146 x/mnt.

12. Pukul : 16.10 Wita

Memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik dan membantu ibu untuk mengatur posisi yang nyaman

Evaluasi : Ibu dalam posisi yang nyaman.

13. Pukul : 16.11 Wita

Menjelaskan pada keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung

dan memotivasi ibu untuk semangat meneran secara benar

Evaluasi : keluarga sudah mengerti dan bersedia melakukannya.

14. Pukul : 16.12 Wita

Melakukan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk

meneran.

Evaluasi : ibu meneran secara benar dan efektif.


138

15. Pukul : 16.13 Wita

Meletakkan handuk bersih di perut ibu untuk mengeringkan bayi.

Evaluasi : handuk bersih sudah terpasang.

16. Pukul : 16.14 Wita

Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di bagian bawah bokong ibu digunakan

untuk menyokong kepala bayi.

Evaluasi : Kain bersih sudah terpasang.

17. Pukul : 16.15 Wita

Melihat kembali kelengkapan partus set.

Evaluasi : Alat dan bahan sudah lengkap.

18. Pukul : 16.16 Wita

Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

Evaluasi : Sarung tangan DTT sudah terpasang.

19. Pukul : 16.17 Wita

Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan

kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi agar tidak defleksi dan membantu

lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran secara perlahan

Evaluasi : Kepala sudah lahir.

20. Pukul : 16.18 Wita

Membersihkan wajah dengan mulut hidung dengan lembut menggunakan kassa

steril. Dan memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.


139

Evaluasi : Wajah sudah dibersihkan dan tidak ada lilitan tali pusat.

21. Pukul : 16.19 Wita

Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan,

pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, kemudian

tarik ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarik ke atas untuk melahirkan

bahu belakang.

Evaluasi : Bahu depan dan bahu belakang telah lahir.

22. Pukul : 16.20 Wita

Setelah kedua bahu lahir, pindahkan tangan kanan ke bawah untuk menyanggah

kepala,lengan dan siku bagian bawah, kemudian menggunakan tangan kiri

menyusuri serta memegang lengan dan siku bagian atas, sampai tungkai kaki.

Pegang kedua mata kaki (dengan memasukkan jari telunjuk di antara kaki dan

pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

Evaluasi : Bayi sudah lahir.

23. Pukul : 16.21 Wita

Melakukan penilaian selintas apakah bayi menangis kuat dan apakah bayi

bergerak dengan aktif.

Evaluasi : Bayi lahir segera menangis kuat dan bayi bergerak aktif.

24. Pukul : 16.21 Wita

Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tidak membersihkan verniks caseosa.

Evaluasi : bayi telah di keringkan


140

25. Pukul : 16.23 Wita

Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang bersih dan kering, kemudian

letakkan bayi di atas perut ibu.

Evaluasi : Handuk basah telah di ganti dan bayi telah diletakkan di atas perut ibu.
141

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

KALA III

Tanggal Pengkajian : Senin, 03 Mei 2021 Pukul 16.25 Wita

Data Subjektif

Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, ibu merasa nyeri perut bagian bawah,

terasa pengeluaran darah dari jalan lahir.

Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TFU : setinggi pusat

4. Kontraksi uterus baik, fundus teraba keras dan bulat,

5. Kandung kemih kosong

6. Perdarahan pervaginam ±100 cc.

7. Tampak tanda-tanda pelepasan plasenta : Perubahan uterus dari lembek menjadi

keras, adanya semburan darah, tali pusat memanjang.

Assesment

Ny “J” usia 30 tahun PIII A0 dengan inpartu Kala III.

Planning

26. Pukul : 16.25 Wita

Memeriksa kembali uterus untuk memastikan bayi tunggal atau bayi kembar

Evaluasi : Bayi tunggal.


142

27. Pukul : 16.26 Wita

Memberitahukan ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi

dengan baik

Evaluasi : Ibu bersedia disuntik oksitosin.

28. Pukul : 16.27 Wita

Melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian luar.

Evaluasi : Ibu telah disuntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian luar.

29. Pukul : 16.28 Wita

Menjepit tali pusat dengan klem umbilical cord clamp 3-5 cm dari pangkal pusat

bayi, kemudian jepit kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari klem pertama.

Kemudian tunggu tali pusat tidak berdenyut.

Evaluasi : Tali pusat telah di klem.

30. Pukul : 16.29 Wita

Memotong tali pusat setelah tali pusat sudah tidak berdenyut. Dengan memegang

tali pusat dengan tehnik satu tangan untuk melindungi perut bayi kemudian

potong tali pusat di antara klem tersebut.

Evaluasi : Tali pusat telah di potong.

31. Pukul : 16.30 Wita

Melakukan IMD dengan meletakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak

kulit antara ibu dan bayi. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari putting susu ibu selam satu jam.

Evaluasi : Bayi telah dilakukan IMD


143

32. Pukul : 16.31 Wita

Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

Eveluasi : Klem tali pusat telah dipindahkan 5-10 cm dari vulva

33. Pukul : 16.32 Wita

Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, di tepi atas simfisis. Tangan yang lain

meregangkan tali pusat

Evaluasi: Tali pusat telah diregangkan.

34. Pukul : 16.33 Wita

Setelah uterus berkontraksi, ragangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan

yang lain mendorong uterus kebelakang (dorso kranial) secara hati-hati untuk

mencegah inversio uteri.

Evaluasi : Telah dilakukan.

35. Pukul : 16.34 Wita

Melihat adanya tanda pelepasan plasenta yaitu adanya darah keluar dan pada saat

rahim di tekan terasa adanya pelepasan

Evaluasi : Telah dilakukan.

36. Pukul : 16.35 Wita

Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk mengedan sambil meneruskan

tekanan berlawanan pada uterus dengan menarik tali pusat kebawah dan keatas

sesuai kurve jalan lahir.

Evaluasi : Telah dilakukan.


144

37. Pukul : 16.35 Wita

Ketika plasenta terlihat di vulva, pegang plasenta dengan kedua tangan dan putar

secara sirkuler searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilir kemudian

lahirkan plasenta, memeriksa kelengkapan plasenta selaput ketuban dan

kelengkapan kotiledon. Tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

Evaluasi : Plasenta telah lahir lengkap dengan selaput ketuban utuh dan kotiledon

20.

38. Pukul : 16.37 Wita

Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir, letakkan telapak tangan di

fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga

uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

Evaluasi : Uterus berkontraksi dengan baik.

39. Pukul : 16.39 Wita

Periksa kembali apakah ada laserasi jalan lahir. Bila ada lakukan penjahitan

Evaluasi : Tidak ada laserasi jalan lahir.

40. Pukul : 16.40 Wita

Memberitahukan pada ibu tidak ada robekan pada jalan lahir.

Evaluasi : Ibu telang mengerti.

41. Pukul : 16.40 Wita

Membersihkan ibu dan mendekontaminasi alat bekas pakai kedalam larutan clorin

0,5%, kemudian mengatur posisi ibu dengan senyaman mungkin.

Evaluasi : Telah dilakukan.


145

42. Pukul 16.46 Wita

Membuka Handscoon secara terbalik dan rendam dilarutan clorin 0,5 % selama

10 menit, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

menggunakan kain/handuk bersih.

Evaluasi : Telah dilakukan.


146

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

KALA IV

Tanggal Pengkajian : Senin, 03 Mei 2021 Pukul : 16.47 Wita

SUBJEKTIF

1. Ibu merasakan masih mules dan lelah.

2. Ibu senang bayi dan plasenta telah lahir.

OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Keadaan Emosional : Stabil

4. Tanda-Tanda Vital

a. TekananDarah : 100/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/mnt

c. Suhu : 36,7°C

d. Pernafasan : 21 x/mnt

5. Pemeriksaan fisik

a. Abdomen

Kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat.

b. Anogenital

Perdarahan pervaginam ±100 cc, tidak ada robekan pada jalan lahir.
147

ASSESMENT

Ny. “J” umur 30 tahun PIIIA0 dengan inpartu kala IV.

PLANNING

43. Pukul : 16.47 Wita

Menggunakan kembali Handscoon steril.

Evaluasi : Telah dilakukan

44. Pukul : 16.48 Wita

Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam.

Evaluasi : Kontraksi uterus baik dan tidak terjadi perdarahan

45. Pukul : 16.53 Wita

Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase yang benar.

Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti.

46. Pukul : 16.58 Wita

Memeriksa TTV ibu dan pastikan bahwa keadaan umum ibu baik.

Evaluasi : Keadaan umum baik, TTV dalam batas normal. TD : 100/80 mmHg, S :

36,7oC, N : 80x/menit, R : 21x/menit

47. Pukul : 17.05 Wita

Memantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik saat IMD.

Evaluasi : Bayi bernafas dengan baik.


148

48. Pukul: 17.07 Wita

Membereskan semua peralatan bekas pakai dan merendam dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi selama (10 menit).

Evaluasi : Peralatan bekas pakai telah direndam kedalam larutan klorin.

49. Pukul : 17.13 Wita

Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh yang masih tersisa dengan

menggunakan air DTT.

Evaluasi : Ibu sudah dibersihkan dan memakai pakaian yang bersih dan kering.

50. Pukul : 17.23 Wita

Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan ASI dan

menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum dan makanan yang diinginkan.

Evaluasi : Ibu sudah merasa nyaman dan bayi diberikan ASI.

51. Pukul : 17.25 Wita

Merendam sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, dan melepaskan

secara terbalik selama 10 menit.

Evaluasi : Sarung tangan sudah direndam kedalam larutan klorin.

52. Pukul : 17.27 Wita

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan

tangan dengan handuk bersih dan kering.

Evaluasi : Tangan telah dicuci dan dikeringkan.


149

53. Pukul : 17.28 Wita

Memberikan obat asam mefenamat 3x1, obat amoxillin trihydrate 3x1, Vit A

merah pertama 200.000 UI. Pemberian Vit A merah kedua diberikan setelah 24

jam pemberian Vit A pertama.

Evaluasi : Vit A pertama telah diberikan. Vit A kedua belum diberikan.

54. Pukul : 17.29 Wita

Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.

Evaluasi : Sarung tangan telah terpakai.

55. Pukul : 17.30 Wita

Melakukan Pemeriksaan fisik pada bayi.

Evaluasi : Pemeriksaan fisik telah dilakukan. BB: 3.5 Kg, PB: 50 Cm, LK: 34

Cm, LD: 33 Cm.

56. Pukul : 17.38 Wita

Memberikan salep mata, Vit K 1 mg di paha kiri bayi. Kemudian memberikan

Hepatitis B di paha kanan satu jam berikutnya setelah pemberian Vit K.

meletakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

Evaluasi : Telah diberikan salep mata dan Vit K. Hb0 belum diberikan karena

belum satu jam setelah pemverian Vit K.

57. Pukul : 17.39 Wita

Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam didalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

Evaluasi : Sarung tangan telah dilepaskan didalam larutan klorin 0,5%.


150

58. Pukul : 17.40 Wita

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan

dengan handuk bersih dan kering.

Evaluasi : Tangan telah dibersihkan dan dikeringkan.

59. Pukul : 17.40 Wita

Dalam satu jam pertama melakukan pemantauan tekanan darah, nadi, suhu,

kontraksi, TFU, kandung kemih, perdarahan dilakukan setiap 15 menit dan pada

jam kedua setiap 30 menit.

Evaluasi : Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit

pada jam kedua tercatat dilembar observasi. Lembar Observasi

terlampir.
151

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

KALA IV

Tabel 4.2 Observasi 2 Jam Post Partum


Jam Waktu Nadi TD Suhu TFU Kontraksi Kandung Perdarahan
uterus Kemih
1 16.58 80x/ 100/80 2 jari
36,7ºC Baik Kosong ±20 cc
Wita m mmHg bwpst
17.13 80x/ 100/80 36,7ºC 2 Baik Kosong ±20 cc
Wita m mmHg jaribst
17.28 81x/ 100/80 36,6ºC 2 jari Baik Kosong ±20 cc
Wita m mmHg bwpst
17.43 81x/ 100/80 36,6ºC 2 jari Baik Kosong ±20 cc
Wita m mmHg bwpst
2 18.13 80x/ 110/80 36,5ºC 2 jari Baik Kosong ±10 cc
WITA m mmHg bwpst
18.43 82x/ 110/80 36,5ºC 2 jari Baik Kosong ±10 cc
WITA m mmHg bwpst
Sumber : Data primer peneliti, 2021

60. Pukul 17.42 Wita

Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

Evaluasi : Partograf telah dilengkapi dan terlampir.


152

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE PADA NY “J” UMUR 30

TAHUN PIIIA0 DENGAN POSTPARTUM 1 HARI

(SOAP)

Tanggal Kunjungan : Selasa, 04 Mei 2021 Pukul : 16.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Selasa, 04 Mei 2021 Pukul : 16.02 Wita

Data Subjektif

1. Keluhan

Perut masih terasa mules, sudah bisa menyusui bayinya dengan baik.

2. Riwayat persalinan

a. Melahirkan pada hari senin, 03 Mei 2021 pukul 16.20 Wita, jenis kelamin

perempuan, berat badan 3.500 Gram, panjang 50 Cm, warna kulit kemerahan,

dan tonus otot baik.

b. Jenis persalinan spontan letak belakang kepala, ditolong oleh peneliti dan

dibantu oleh bidan, tidak ada indikasi, persalinan anak ketiga, tempat

persalinan di Puskesmas Tawaeli.

c. Plasenta lahir lengkap pada pukul 16.35 Wita, dan tidak ada robekan jalan

lahir.

d. Lama persalinan :

1) Kala I : ± 5 jam

2) Kala II : ± 15 menit

3) Kala III : ± 15 menit


153

4) Kala IV : ± 2 jam

5) Jumlah : ± 7 jam 30 menit

2. Jumlah perdarahan

a. Kala I : ± 50 cc

b. Kala II : ± 100 cc

c. Kala III : ± 100 cc

d. Kala IV : ± 100 cc

e. Jumlah : ± 350 cc

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tana-Tanda Vital

1) Tekanan darah : 120/70 mmHg

2) Nadi : 82 x/menit

3) Suhu : 36,5oC

4) Respirasi : 24 x/menit

5) TFU : 2 jari bawah pusat

6) Kontraksi : Baik, teraba keras dan bundar

7) Kandung kemih : Kosong

8) Lochea : Rubra

9) ASI : Colostrum
154

2. Pemeriksaan fisik

a. Mata

Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

b. Payudara

Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak

ada benjolan dan ada pengeluaran kolostrum

c. Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi, ada striae albican, TFU 2 jari bawah pusat,

kontraksi uterus baik dan kandung kemih kosong.

d. Genetalia

Tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan, pengeluaran lochea rubra berwarna

merah segar.

e. Ekstremitas atas/bawah

Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises dan oedema

Asessment

Ny.J umur 30 tahun PIIIA0 dengan 1 hari postpartum.

Planning

1. Pukul : 16.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santum)

Evaluasi : Ibu merasa nyaman saat berkomunikasi.


155

2. Pukul : 16.03 Wita

Melakukan pemeriksaan TTV dan mengukur TFU ibu.

Evaluasi : Ibu telah dilakukan pemeriksaan.

3. Pukul : 16.10 Wita

Menyampaikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82x/menit, suhu 36,5oC,

pernapasan 24x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik teraba

keras teraba bundar, dan pengeluaran lochea rubra.

Evaluasi : Ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaannya.

4. Pukul : 16.11 Wita

Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules itu fisiologis yang di sebabkan

adanya kontraksi uterus karena otot rahim berusaha menyusut kembali seperti

keadaan uterus seperti keadaan sebelum hamil. Kontraksi uterus juga bertujuan

untuk menghentikan perdarahan yang terjadi akibat lepasnya jaringan plasenta

dari jalan lahir (jenis perdarahan ini disebut masa nifas).

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan.

5. Pukul : 16.13 Wita

Mengajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana mencegah perdarahan seperti

melakukan massase pada perut secara memutar searah jarum jam menggunakan

telapak tanggan sampai perut teraba keras.

Evaluasi : ibu dan keluarga sudah dapat melakukannya dengan benar.


156

6. Pukul : 16.14 Wita

Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti tidur miring kiri dan

miring kanan, duduk di atas tempat tidur, kemudian berjalan-jalan karena dengan

adanya pergerakan agar uterus berkontraksi dengan baik dan dapat mencegah

kekakuan pada otot panggul dan otot-otot perut.

Evaluasi : Ibu sudah bisa miring kiri dan miring kanan.

7. Pukul : 16.15 Wita

Menganjurkan ibu untuk selalu istirahat pada saat bayi tidur, dan menjaga

kesehatannya.

Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannnya.

8. Pukul : 16.16 Wita

Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama bagian daerah

kewanitaan sering mengganti celana dalam/pembalut jika sudah penuh atau

merasa tidak nyaman dengan menggunakan sabun dan air bersih dari arah depan

kebelakang kemudian mengeringkan dengan handuk bersih dan kering.

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan.

9. Pukul : 16.17 Wita

Menganjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI kepada bayinya setiap 2 jam

sekali atau setiap bayi ingin menyusu.

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya.


157

10. Pukul : 16.18 Wita

Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung

protein, mineral, vitamin, dan minum air putih 7-8 gelas perhari.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.

11. Pukul : 16.19 Wita

Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti sakit kepala hebat,

demam tinggi, perdarahan banyak, vagina yang berbau busuk, penglihatan kabur.

Bila terdapat tanda-tanda tersebut segera ke fasilitas kesehatan.

Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia ke tenaga kesehatan jika mengalami tanda-

tanda bahaya tersebut

12. Pukul : 16.20 Wita

Mengingatkan kembali pada ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan yaitu :

a. Tablet Amoxillin 500 mg dan Asam mefenamat 500 mg sebanyak 10 tablet

3x1 sehari .

b. Vitamin A 200.000 UI diberikan 2 kali, pemberian pertama 1 jam setelah

persalinan dan pemberian kedua yaitu setelah 24 jam dari pemberian kapsul

pertama.

Evaluasi : Ibu telah minum obat yang di berikan, dan ibu mengerti dengan

penjelasan tentang aturan minum dan dosis yang diberikan.

13. Pukul : 16.21 Wita

Memberikan informasi kepada ibu mengenai asuhan pada bayi dan menjaga bayi

agar tetap hangat serta perawatan pada bayi sehari-hari.


158

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

14. Pukul : 16.23 Wita

Mengatur jadwal kunjungan ulang pada ibu yaitu pada tanggal 29 Mei 2021

Evaluasi : Ibu bersedia meluangkan waktunya.

15. Pukul : 16.23 Wita

Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam pendokumentasian.

Evaluasi : Telah dilakukan pendokumentasian.


159

PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN KE II

25 HARI POSTPARTUM

(SOAP)

Tanggal Kunjungan : Sabtu, 29 Mei 2021 Pukul : 10.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Sabtu, 29 Mei 2021 Pukul : 10.02 Wita

Data Subjektif

1. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada saat menyusui, bayi sudah mengisap

dengan baik dan BAB/BAK lancar.

2. Ibu mengatakan pengeluaran dari jalan lahir berwarna putih.

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum.

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Nadi : 80x/menit

3) Suhu : 36,5°C

4) Pernafasan : 24x/menit

2. Pemerikasaan fisik

a. Mata

Konjungtiva merah muda, sclera tidak icterus.


160

b. Payudara

Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentas, tidak

ada benjolan dan ada pengeluaran air susu.

c. Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi, ada striae albican, TFU pertengahan pusat

simfisis, kontraksi uterus baik dan kandung kemih kosong.

d. Genetalia

Tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan, pengeluaran lochea alba berwarna

putih dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

e. Ekstremitas atas/bawah

Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises dan oedema

Assesment

Ny. J usia 30 tahun PIIIA0 dengan 25 hari postpartum normal.

Planning

1. Pukul : 10.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santun).

Evaluasi : Ibu merasa nyaman saat berkomunikasi.

2. Pukul : 10.05 Wita

Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik dimana TD

: 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,5 °C, Respirasi : 24 x/menit,

kontraksi uterus baik, dan pengeluaran lochea alba berwarna putih.


161

Evaluasi : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaanya

3. Pukul : 10.05 Wita

Memastikan involusio uteri berjalan normal.

Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan dengan TFU tidak teraba

4. Pukul : 10.06 Wita

Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama

pada daerah genetalia.

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya.

5. Pukul : 10.07 Wita

Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan menganjurkan ibu tetap

memberikan bayinya ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa memberikan

pendamping apapun.

Evaluasi : Ibu masih memberikan ASI eksklusif pada bayi.

6. Pukul : 10.08 Wita

Mengingatkan kembali ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti nasi, sayuran hijau, lauk pauk seperti ikan, telur, daging, tahu, tempe, dan

buah-buahan seperti jeruk, papaya, serta minum air 7-8 gelas perhari.

Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang di berikan.

7. Pukul : 10.09 Wita

Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap istirahat yang cukup, dengan cara

jika bayi tidur ibu juga bisa tidur menyesuaikan dengan jam tidur bayi.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup.


162

8. Pukul : 10.10 Wita

Memberitahu suami dan keluarga untuk membantu ibu dalam aktifitas sehari-hari

agar ibu tidak merasa kelelahan.

Evaluasi : Suami dan keluarga mengerti dan akan melakukannya

9. Pukul : 10.10 Wita

Merencanakan kembali kunjungan berikutnya.

Evaluasi : Ibu bersedia meluangkan waktunya.

10. Pukul : 10.11 Wita

Melakukan pendokumentasian.

Evaluasi : Pendokumentasian telah di lakukan


163

PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN III

33 HARI POSTPARTUM

(SOAP)

Tanggal Kunjungan : Minggu, 06 Juni 2021 Pukul : 16.00 Wita

Tanggal Pengkajian : Minggu, 06 Juni 2021 Pukul : 16.02 Wita

Data Subjektif

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

2. ASI lancar dan bayi kuat menyusu.

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum.

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Suhu : 36,5 °C

4) Pernapasan : 22 x/menit

2. Pemerikasaan fisik

a. Mata

Konjungtiva merah muda, sclera tidak icterus.


164

b. Payudara

Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentas, tidak

ada benjolan pada payudara dan tidak terdapat pembengkakan.

c. Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi, ada striae albican, TFU sudah tidak teraba.

d. Genetalia

Tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan, pengeluaran lochea alba berwarna

putih dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

e. Ekstremitas atas/bawah

Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises dan oedema

Assesment

Ny. J usia 30 tahun PIIIA0 dengan 33 hari postpartum normal

Planning

1. Pukul : 16.02 Wita

Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya 5S

(senyum,sapa,salam,sopan dan santum).

Evaluasi : Ibu merasa nyaman saat berkomunikasi.

2. Pukul : 16.07 Wita

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dimana TD : 120/80

mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,5 °C, Pernafasan : 22 x/menit, kontraksi

uterus baik, dan pengeluaran lochea alba warna putih.

Evaluasi : Ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaanya


165

3. Pukul : 16.08 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu atau Puskesmas

untuk penimbangan dan imunisasi.

Evaluasi : Ibu bersedia membawa bayinya ke Posyandu

4. Pukul : 16.09 Wita

Tetap menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, saat bayi tidur usahakan ibu

ikut tidur agar istirahat ibu terpenuhi.

Evaluasai : Ibu sudah beristirahat yang cukup

5. Pukul : 16.10 Wita

Memastikan ibu memakan makanan yang bergizi dan minum yang cukup untuk

pemenuhan kebutuhan ibu dan bayi.

Evaluasi : Ibu telah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan minum yang cukup

6. Pukul : 16.10 Wita

Memberikan konseling pada ibu tentang beberapa pilihan metode kontrasepsi

yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil progestin, KB

suntik, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom.

Evaluasi : Sudah dijelaskan pada ibu tentang kelebihan dan kekurangan masing-

masing kontrasepsi.

7. Pukul : 16.20 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan pada puskesmas jika ada

keluhan yang di rasakan.

Evaluasi : Ibu bersedia dan akan melakukan kunjungan apabila ada keluhan.
166

8. Pukul : 16.21 Wita

Melakukan pendokumentasian.

Evaluasi : pendokumentasian telah dilakukan.


167

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY “J” UMUR 0 HARI

DI PUSKESMAS TAWAELI

Tanggal Pengkajian : Senin, 03 Mei 2021

Pukul : 17.30 Wita

Tempat : Puskesmas Tawaeli

Data Subjektif

1. Identitas / Biodata bayi

a. Bayi

Nama : By. Ny. J

Tanggal lahir : 03 Mei 2021

Pukul : 16.20 Wita

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 3 (tiga)

Alamat : Kel. Panau

b. Orang tua

Nama ibu : Ny. J Nama suami : Tn. Z

Umur : 30 tahun Umur : 25 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Kaili Suku : Kaili


168

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kel. Panau Alamat :Kel. Panau

2. Riwayat intranatal

a. Persalinan di tolong oleh : Bidan

b. Jenis persalinan : Bayi lahir spontan letak belakang kepala.

c. Tempat persalinan : PMB Bidan Muntik

d. Komplikasi persalinan

1) Ibu : Tidak ada

2) Bayi : Tidak ada

Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaa umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Denyut jantung : 135 x/menit

d. Suhu : 36,6 ˚C

e. Respirasi : 40 x/menit

f. Tali pusat : Masih basah

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Chefalhematom dan caputsuccadenium tidak ada

b. Mata : Simetris, konjungtifa merah muda, sclera putih.


169

c. Hidung : Simetris, berlubang kanan dan kiri, pengeluarantidak ada.

d. Mulut : Tidak ada palatumskizis,palatum labio skiziz, refleks rooting

(+), shucking (+), swallowing (+).

e. Telinga : Simetris, berlubang kanan dan kiri, tidak ada serumen.

f. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar bening

g. Dada : Puting susu simetris kiri dan kanan, menonjol, tidak ada

retraksi dinding dada, pernapasan dada dan perut simetris,

pernapasan (+) 45x/menit, denyut jantung 135x/menit.

h. Perut : Perut bulat normal, pernapasan perut dan dada simetris, tali

pusat masih basah, terdapat pembuluh darah 1 vena 2 arteri,

tidak ada perdarahan, tidak ada kelainan.

i. Genetalia : Labia mayora telah menutupi labia minora, terdapat dua

lubang (uretra dan vagina).

j. Anus : (+)

k. Ekstremitas : Simetris kanan dan kiri, jumlah jari lengkap tidak ada

kelainan.

l. Kulit :..Warna kulit merah muda, tidak ada ruam atau

pembengkakan.

3. Pemeriksaan Antopometri

a. Berat badan : 3.500 Gram

b. Panjang badan : 50 Cm

c. Lingkar lengan : 11 Cm
170

d. Lingkar kepala : 34 Cm

e. Lingkar dada : 33 Cm

4. Refleks

a. Morro : Baik

b. Rooting : Baik

c. Sucking : Baik

d. Grasping : Baik

e. Tonic neck : Baik

f. Babinski : Baik

g. Swallowing : Baik

5. Eliminasi

Urine : Positif

Mekonium : Positif

Assesment

Bayi Ny.”J” umur 0 hari cukup bulan sesuai masa kehamilan, lahir spontan letak

belakang kepala dengan keadaan normal

Planning

1. Pukul : 17.30 Wita

Melakukan pemeriksaan dan memeberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan

bahwa bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan, denyut jantung

135x/menit, pernafasan 45x/menit, suhu 36,6˚C, berat badan 3.500 gram,


171

panjang badan 50 cm, lingkar lengan 11 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada

33cm.

Evaluasi : Ibu senang mendengar hasil kondisi bayinya dalam keadaan sehat.

2. Pukul : 17.38 Wita

Memberikan salep mata, Vit K 1 mg di paha kiri bayi. Kemudian memberikan

Hepatitis B di paha kanan satu jam berikutnya setelah pemberian Vit K.

meletakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

Evaluasi : Telah diberikan salep mata dan Vit K. Hb0 belum diberikan karena

belum satu jam setelah pemverian Vit K.

3. Pukul 17.41 Wita

Menjaga kehangatan bayi dengan cara membungkus bayi dengan kain yang

bersih, memakaikan topi pada kepala bayi, dan menjaga suhu ruangan.

Evaluasi : Bayi telah di bungkus dengan kain.

4. Pukul 17.42 Wita

Melakukan rawat gabung ibu dan bayi dengan cara membiarkan ibu dan bayinya

bersama terus menerus agar meningkatkan ikatan batin atara ibu dan bayi dan

cepat saling mengenal.

Evaluasi : Telah dilakukan rawat gabung.

5. Pukul 17.43 Wita

Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin

(on demand) .

Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukanya.


172

6. Pukul 17.44 Wita

Melakukan pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir antara lain bayi tidak mau menyusu, badan bayi panas, keluar cairan dari

tali pusat yang berbau, bayi kejang, menangis terus menerus, dan menganjurkan

ibu untuk segera membawa bayinya ke tempat pelayanan kesehatan terdekat bila

terjadi tanda bahaya.

Evaluasi : Bayi dalam kondisi baik.

7. Pukul 17.45 Wita

Memberitahu ibu tentang cara merawat tali pusat yang baik dan benar yaitu

selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat tidak

memberikan apapun pada tali pusat dan tali pusat tetap dibiarkan terbuka dan

kering, jika tali pusat terkena kotoran tinja, maka cuci dengan sabun dan air

bersih dari ujung ke pangkal lalu keringkan dengan benar.

Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukanya.

8. Pukul : 18.38 Wita

Melakukan penyuntikan Hb0 untuk mencegah terjadinya penularan penyakit

Hepatitis B.

Evaluasi : bayi telah di suntikan Hb0

9. Pukul :18.39 WITA

Mendokumentasi hasil pemeriksaan dan tindakan.

Evaluasi :Pendokumentasian telah dilakukan.


173

PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN I

BAYI BARU LAHIR 1 HARI

(SOAP)

Hari/tanggal pengkajian : Selasa, 04 Mei 2021 Pukul : 16.00 Wita

Tempat : Rumah Pasien

Data Subjektif

Bayi sehat, bergerak aktif dan dapat mengisap dengan baik, sudah BAB dan BAK.

Data Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Warna kulit : Tidak pucat dan tidk ikterus

3. Tonus otot : Aktif

4. Reflek menghisap : Baik

5. Berat badan : 3.500 Gram

6. TTV

a. Denyut jantung : 140 kali/menit

b. Suhu : 36,6°c

c. Respirasi : 40 kali/menit

d. BAB/BAK : +/+

e. Tali pusat : Bersih dan masih basah

Assasment

By Ny. “J” umur 1 hari dengan keadaan sehat.


174

Planning

1. Pukul : 16.05 Wita

Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat, denyut jantung 140x/menit, Suhu

36,6oC, Respirasi 40x/menit, BB: 3.500 gram dan tidak ada masalah.

Evaluasi : Ibu senang mendengar hasil kondisi bayinya dalam keadaan sehat.

2. Pukul : 16.06 Wita

Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara membungkus bayi dengan kain yang

bersih, memakaikan topi pada kepala bayi, dan menjaga suhu ruangan agar tetap

hangat, dan belum memandikan bayi.

Evaluasi : Bayi sudah di bedong.

3. Pukul : 16.07 Wita

Mengingatkan kembali kepada ibu tentang cara merawat tali pusat yang baik dan

benar agar tali pusat terhindar dari infeksi dan segera ke fasilitas kesehatan

terdekat apabila terjadi infeksi dan perdarahan.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

4. Pukul : 16.08 Wita

Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi

dengan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam atau sesering

mungkin (on demand) atau pada saatbayi menangis, agar kebutuhan nutrisi bayi

dapat terpenuhi.
175

Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan bersedia

melakukanya..

5. Pukul : 16.08 Wita

Memberitahukan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi dengan cara

mencuci tangan sebelum dan sesudah memegng bayi, menggunakan pakaian dan

peralatan yang bersih, menjaga kebersihan diri bayi (memandikan bayi dengan air

bersih, hangat dan memakai sabun, membersihkan bagian genetalia setiap kali

BAB dan BAK), serta mencegah bayi dari orang-orang yang terinfeksi.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan bersedia

melakukanya.

6. Pukul : 16.09 Wita

Memberitahukan pada ibu akan dilakukan kungjungan ulang pada tanggal 29 Mei

2021.

Evaluasi : Ibu bersedia utnuk di lakukan kunjungan ulang.

7. Pukul : 16.10 Wita

Mendokumentasi hasil pemeriksaan dan tindakan.

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan.


176

PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN II

BAYI BARU LAHIR 25 HARI

(SOAP)

Hari/tanggal : Sabtu, 29 Mei 2021 Pukul : 10.00 Wita

Tempat : Rumah pasien

Data Subjektif

1. Bayi sehat dan dapat menghisap dengan baik

2. Bayi menyusu dengan kuat

3. ASI lancar

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

1) Denyut jantung : 130 kali/menit

2) Suhu : 36,5°C

3) Respirasi : 40x/menit

d. Berat Badan : 4.100 Gram

2. Pemeriksaan fisik

a. Warna kulit : Putih bersih

b. Tali pusat : Sudah terlepas


177

Assesment

By. Ny. J umur 25 hari keadaan bayi baik.

Planning

1. Pukul : 10.03 Wita

Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi dalam keadaan sehat, yaitu

denyut jantung 130x/m, Suhu 36,5oC, BB: 4.100 gram, Pernafasan 40x/menit, dan

tidak ada masalah lainya.

Evaluasi :Ibu mengerti dan merasa senang mendengar bahwa keadaan bayinya

dalam keadaan sehat.

2. Pukul : 10.03 Wita

Menanyakan pada ibu apakah bayi masih di berikan ASI eksklusif.

Evaluasi : Ibu masih memberikan ASI eksklusif pada bayi.

3. Pukul : 10.04 Wita

Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi pukul 07.00-08.00 selama

10-15 menit untuk mencegah bayi tidak ikterus.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. Pukul : 10.05 Wita

Merencanakan kunjungan ulang pada tanggal 06 Juni 2021.

Evaluasi : Ibu setuju untuk di lakukan kunjungan ulang.

5. Pukul : 10.05 Wita

Mendokumentasi hasil pemeriksaan dan tindakan.

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan.


178

PENDOKUMENTASIAN KUNJUNGAN III

BAYI BARU LAHIR 33 HARI

(SOAP)

Hari/tanggal : Minggu, 06 Juni 2021 Pukul : 10.00 Wita

Tempat : Rumah Pasien

Data Subyektif

1. Bayi sehat

2. Bayi minum ASI saja tanpa makanan tambahan lainya

Data Obyektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Tanda-Tanda Vital

a. Denyut Jantung : 135 x/menit

b. Suhu : 36,5 oc

c. Respirasi : 45 x/menit

3. Berat badan : 4.200 gram

4. BAB/BAK : (+)/(+)

5. Bayi menyusu kuat ASI lancar

Asessment

By. Ny. J Umur 33 hari keadaan bayi normal.


179

Planning

1. Pukul : 10.03 Wita

Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat.

Evaluasi : Denyut Jantung 135x/menit, suhu 36,5 oC, respirasi 45 x/menit, berat

badan 4.200 gram

2. Pukul : 10.04 Wita

Menanyakan pada ibu apakah ASI lancar dan apakah bayi menyusu dengan

dengan baik.

Evaluasi : ASI lancar dan bayi menyusu dengan kuat

3. Pukul : 10.05 Wita

Memastikan bayi dalam keadaan bersih dan sehat.

Evaluasi : Bayi dalam keadaan bersih dan sehat.

4. Pukul : 10.06 Wita

Memberitahukan kepada ibu untuk membawa bayinya tiap bulan ke posyandu

untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan serta pemberian imunisasi

dasar lengkap.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan membawa bayinya tiap bulan ke posyandu.

5. Pukul : 10.07 Wita

Mengingatkan kembali kepada ibu agar tetap memberikan ASI selama 6 bulan

tanpa memberikan makanan pendamping apapun.

Eveluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.


180

6. Pukul : 10.08 Wita

Menganjurkan ibu untuk segera ke petugas kesehatan apabila bayinya sakit.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.

7. Pukul : 10.09 Wita

Melakukan pendokumentasian dan mencatat semua hasil pemeriksaan

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan


181

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “J” UMUR 30 TAHUN PIIIA0

DENGAN AKSEPTOR KB PIL LAKTASI

(SOAP)

Hari/ tanggal : Minggu, 06 Juni 2021 Jam : 16.02 Wita

Tempat : Rumah Pasien

Data Subjektif

1. Identitas istri / suami

Nama Ibu : Ny. J Nama Suami : Tn. Z

Umur : 30 Thn Umur : 25 Thn

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kel.Panau Alamat : Kel.Panau

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan masih fokus menyusui bayinya dan ingin menggunakan KB PIL

laktasi nanti setelah selesai masa nifas.

3. Riwayat menstruasi

a. Menarche/umur : 15 Tahun

b. Siklus : 28 hari

c. Lamanya : 7 hari
182

d. Dismenerhoe : Kadang-kadang

4. Riwayat Obstetri

a. Jumlah anak lahir hidup :3

b. Jumlah anak lahir mati : Tidak ada

c. Jumlah abortus : Tidak ada

d. Persalinan terakhir : 03 Mei 2021

e. Komplikasi : Tidak ada

5. Riwayat KB

a) Pernah ber KB : Ya

b) Jenis KB yang digunakan : Suntik 3 bulan

6. Riwayat penyakit

Ibu tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti jantung, hipertensi dan

hepatitis, tidak ada riwayat alergi obat atau makanan.

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Suhu : 36,5°C

4) Respirasi : 22 x/menit
183

d. Berat Badan : 78 kg

e. TFU : Tidak teraba

Asessment

Ny. J umur 30 tahun PIIIA0 calon akseptor KB Pil Laktasi

Planning

1. Pukul : 16.07 Wita

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Evaluasi : Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,5 °C,

Pernapasan : 22 x/menit, Berat badan : 78 Kg, TFU : tidak teraba.

2. Pukul : 16.10 Wita

Menjelaskan tentang pengertian KB pil laktasi pada ibu

a. Pil laktasi

Kontrasepsi oral ini dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui, karena hormon

progesteron yang terkandung dalam pil laktasi ini tidak mengganggu produksi

dan kualitas ASI. Efektifitas dari pil laktasi ini sekitar 92-99% bila digunakan

secara benar (dikonsumsi setiap hari diwaktu yang sama).

b. Cara kerja

Cara kerja pil laktasi adalah menghambat penetrasi sperma kedalam Rahim,

sehingga rahim tidak siap untuk pembuahan (kehamilan).

c. Keuntungan

1) Tidak menganggu produksi ASI.

2) Akan mengurangi dismenorhea.


184

3) Bisa langsung program hamil setelah berhenti mengonsumsi pil laktasi.

4) Sama sekali tidak mengganggu seks karena dikonsumsi dengan cara

diminum.

d. Kerugiaan

1) Peningkatan atau penurunan berat badan.

2) Harus diminum setiap hari di jam yang sama.

3) Tidak melindungi dari IMS.

4) Bisa meningkatkan tekanan darah.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti

3. Pukul : 16.12 WITA

Memberitahu ibu tentang cara minum pil laktasi yaitu dengan mengonsumsi 1

tablet setiap hari di jam yang sama sesudah makan. Dapat di minum setelah masa

nifas selesai. Jika lupa minum pil, maka bisa diminum besoknya 2 pil laktasi.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti.

4. Pukul : 16.13 WITA

Memberikan informasi pada ibu tentang cara pemberian ASI yang benar

1) Atur posisi ibu senyaman mungkin.

2) Tubuh bayi lurus dan menghadap ibu.

3) Perut ibu dan bayi saling menempel (skin to skin).

4) Ibu menyangga kepala bayi dengan lengan.

5) Menopang payudara menggunakan jari tangan ibu dengan bentuk C atau

bentuk U
185

6) Mengolesi putting serta areola ibu dengan air susu agar tidak terjadi lecet

7) Mulut bayi menempel pada payudara ibu dan mencakup seluruh areola ibu.

8) Pemberian ASI selama 10-20 atau payudara sudah terasa kosong

9) Melepaskan isapan bayi dengan cara mendorong dagu bayi kearah luar

dengan jari telunjuk/jari kelingking atau mendorong bagian areola kearah

dalam menggunakan jari telunjuk/jari kelingking sehingga isapan bayi

terlepas

10) Menyendawakan bayi dengan cara menepuk-nepuk pungung bayi secara

perlahan-lahan.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

5. Pukul : 16.14 Wita

Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran untuk

membantu proses penyembuhan dan untuk menambah gizi yang didapatkan bayi

dari ASI.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya

6. Pukul : 16.14 Wita

Menganjurkan ibu untuk datang ke puskesmas jika obatnya habis dan jika ibu ada

keluhan.

Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya.

7. Pukul : 16.15 Wita

Melakukan pendokumentasian.

Evaluasi : Pendokumentasian sudah dilakukan


186

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil studi kasus pada Ny. J yang dilaksanakan mulai dari

tanggal 06 Maret 2021 sampai dengan tanggal 6 Juni 2021 di Puskesmas Tawaeli,

dimulai dari usia kehamilan 32 minggu 2 hari sampai ibu menggunakan KB, peneliti

melakukan pembahasan yang menghubungkan antara teori dengan kasus yang

dialami Ny. J.

A. HASIL

1. Kehamilan

a. Kunjungan I

Dari data hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J umur 30

Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia

kehamilan 32 minggu 2 hari. Data Subjektif ibu mengeluh susah tidur

pada malam hari. Dilakukan pemeriksaan didapati hasil TTV dan palpasi

dalam batas normal yaitu TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/mnt. S : 36,5 oC, R

: 20 x/mnt. Leopold I : TFU 29 Cm, Leopold II : Pu-Ki (DJJ:145 x/mnt),

Leopold III : Pres-Kep, Leopold IV : Konvergen, TBJ : 2.635 Gram.

b. Kunjungan II

Dari data hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J umur 30

Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia

kehamilan 35 minggu. Data subjektif ibu mengeluh sering buang air kecil
187

dan ibu mengatakan sering mual muntah di pagi hari jika mengkonsumsi

tablet Fe dimalam hari. Dilakukan pemeriksaan didapati hasil TTV dan

palpasi yaitu TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5 oC. R : 22 x/mnt,

Leopold I : TFU 32 Cm, Leopold II : Pu-Ki (DJJ:145 x/mnt), Leopold III :

Pres-Kep, Leopold IV : Konvergen, TBJ : 3.100 Gram.

c. Kunjungan III

Dari data hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J umur 30

Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia

kehamilan 36 minggu. Data subjektif ibu mengeluh masih sering mual

muntah di pagi hari jika mengkonsumsi tablet Fe dimalam hari. Dilakukan

pemeriksaan didapati hasil TTV dan palpasi yaitu TD : 120/80 mmHg, N :

84 x/mnt, S : 36,5oC. R : 20 x/mnt, Leopold I : TFU 32 Cm, Leopold II :

Pu-Ki (DJJ:150 x/mnt), Leopold III : Pres-Kep, Leopold IV : Konvergen,

TBJ : 3.100 Gram.

d. Kunjungan IV

Dari data hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J umur 30

Tahun hamil anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia

kehamilan 38 minggu. Data subjektif ibu mengeluh pinggulnya dan bagian

bawah perut terasa nyeri tetapi sifatnya hilang timbul. Dilakukan

pemeriksaan didapati hasil TTV dan palpasi yaitu TD : 120/80 mmHg, N :

80 x/mnt, S : 36,5oC. R : 22 x/mnt, Leopold I : TFU 31 Cm, Leopold II :


188

Pu-Ki (DJJ:148 x/mnt), Leopold III : Pres-Kep, Leopold IV : Divergen,

TBJ : 3.100 Gram.

2. Persalinan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J umur 30 Tahun hamil

anak ke Tiga dan tidak pernah keguguran dengan usia kehamilan 40 minggu 4

hari. Ny. J masuk di Puskesmas Tawaeli pada tanggal 03 Mei 2021, Pukul :

13.00 Wita dengan keluhan sakit perut tembus belakang, keluar lendir sejak

Pukul 11.00 Wita, rasa sakit semakin sering datang dan bayi masih dirasakan

bergerak. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan 4 Cm. hal ini

menunjuk bahwa saat ini Ny. J berada pada Kala I fase aktif.

a. Kala I
Kala I Ny. J berlangsung 5 jam 5 menit dengan dilakukan

pemeriksaan dalam sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan Pukul :

13.05 Wita didapati pembukaan 4 Cm dan pemeriksaan kedua dilakukan

Pukul : 16.05 Wita didapati pembukaan 10 Cm (pembukaan lengkap).

Pada persalinan Ny. J tidak ada di temukan penyulit atau masalah pada

perlangsungan Kala I sehingga persalinan Ny. J berlangsung dengan

normal.

b. Kala II
Kala II pada Ny. J berlangsung 15 menit dari pembukaan 10 Cm

Pukul : 16.05 Wita sampai dengan Bayi Lahir Pukul : 16.20 Wita, dengan
189

jenis kelamin Perempuan, BB : 3.500 Gram, PB : 50 Cm, LD : 33 Cm, LK

: 34 Cm.

c. Kala III
Kala III pada Ny. J berlangsung 15 menit setelah bayi lahir yaitu

dengan melakukan masase fundus uteri untuk memastikan bayi tunggal,

kemudian di suntikan oksitosin 10 UI secara IM dan melakukan

peregangan tali pusat terkendali. Plasenta lahir lengkap Pukul : 16.35

Wita. Kemudian memeriksa kelengkapan plasenta dan apakah ada robekan

jalan lahir, setelah dilkukan pemeriksaan didapati hasil Plasenta lahir

lengkap dengan selaput ketuban dan kotiledon berjumlah 20 dan tidak ada

robekan jalan lahir.

d. Kala IV
Mengobservasi Kala IV pada Ny. J berlangsung selama 2 jam

postpartum, dengan melakukan tidakan yaitu mengukur TTV : TD :

100/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,7oC, R : 21 x/mnt, TFU : 2 jari

dibawah pusat, kontraksi : baik, kandung kemih : kosong, Lochea : rubra,

dan perdarahan ±100 cc dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama

postpartum dan setiap 30 menit pada jam kedua postpartum.

3. Nifas

a. Kunjungan Nifas I

Pada Kunjungan I dilakukan 1 hari setelah persalinan, didapati

data subjektif bahwa ibu masih merasakan mules dan sudah bisa menyusui
190

bayinya dengan baik. Pemriksaan TTV : TD : 120/70 mmHg, N : 82

x/mnt, S : 36,5oC, R : 24 x/mnt, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus : baik, pengeluaran lochea : rubra berwarna merah segar. Dan tidak

didapati tanda gejalan infeksi masa nifas. Ny. L diberikan vitamin A

200.000 IU ke dua sebanyak 1 kapsul yang diminum setelah 24 jam dari

kapsul pertama.

b. Kunjungan Nifas II

Pada Kunjungan II dilakukan 25 hari setelah persalinan, didapati

data subjektif ibu mengatakan tidak ada masalah pada saat menyusui,

bayi sudah mengisap dengan baik dan BAB/BAK lancar dan ibu

mengatakan pengeluaran dari jalan lahir berwarna putih. Pemeriksaan

TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5oC, R : 24 x/mnt, TFU

tidak teraba, pengeluaran lochea : alba berwarna putih. Tidak didapati

penyulit pada masa nifas.

c. Kunjungan Nifas III

Pada Kunjungan III dilakukan 33 hari setelah persalinan, didapati

data subjektif ibu mengatakan tidak ada keluhan, ASI lancar dan bayi

kuat menyusu. Pemeriksaan TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S :

36,5oC, R : 22 x/mnt, TFU tidak teraba, pengeluaran lochea : alba

berwarna putih. Tidak didapati penyulit pada masa nifas.


191

4. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. J menangis kuat, tonus ototnya bergerak aktif dan tidak ada

tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Setelah lahir dan tali pusat sudah

dipotong serta dijaga kehangatannya dan diberikan pada ibu untuk dilakukan

IMD setelah selesai, bayi di ambil untuk diberikan Vit K. setelah 1 jam

pemberian Vit K bayi disuntikkan Hb0.

a. Kunjungan Neonatus I

Pada Kunjungan I dilakukan 1 hari postpartum Bayi Ny. J

dilakukan pemeriksaan didapati hasil BB : 3.500 Gram, DJB : 140 x/mnt,

PB : 50 Cm, S : 36,6oC, R : 40 x/mnt, sudah BAK/BAB, tali pusat bersih

dan masih basah.

b. Kunjungan Neonatus II

Pada kunjungan II usia bayi 25 hari, bayi menyusu kuat, ASI

lancar. Dilakukan pemeriksaan didapati hasil BB : 4.100 Gram, DJB : 130

x/mnt, S : 36,5oC, R : 40 x/mnt, tali pusat sudah terlepas, dan tidak ada

tanda-tanda bahaya infeksi pada bayi.

c. Kunjungan Neonatus III

Pada kunjungan III usia bayi 33 hari, Bayi sehat dan bayi minum

ASI saja tanpa makanan tambahan lainya. Dilakukan pemeriksaan didapati

hasil BB : 4.200 Gra, DJB : 135 x/mnt, dan tidak ada tanda-tanda bahaya

infeksi pada bayi.


192

5. Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil kunjungan rumah pada masa nifas Ny. J dilakukan

konseling tentang beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh

Ny. J sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil menyusui, KB suntik,

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Sudah dijelaskan

pada ibu tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing kontrasepsi,

sehingga Ny. J bebas memilih alat kontrasepsi mana yang digunakan. Ny. J

akhirnya memilih kontrasepsi Pil menyusui. Dilakukan pemeriksaan didapati

hasil TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5oC, R : 22 x/mnt, BB :

78 Kg, dan TFU : sudah tidak teraba.

B. PEMBAHASAN

1. Kehamilan

Menurut Khairoh, Rosyariah, dan Ummah Kehamilan adalah suatu

proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam intra uteri dari awal

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya kehamilan

mulai dari ovulasi sampai melahirkan kira-kira 280 hari (40 minggu), dan

tidak melebihi dari 300 hari (43 minggu). Hal ini menunjukkan bahwa

kehamilan Ny. J tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yaitu dari

kunjungan I : 32 minggu 2 hari, kunjungan II : 35 minggu, kunjungan III : 36

minggu, dan kujungan IV : 38 minggu.

Menurut Maternity, Putri dan Aulia Melakukan anamnesa dan

pemeriksaan dengan standar 10T yaitu, Timbang berat badan dan tinggi badan
193

(T1), Tekanan darah (T2), Pengukuran tinggi fundus uteri (T3), Pemberian

tablet tambah darah (tablet Fe) (T4), Pemberian imunisasi TT (T5),

Pemeriksaan Hb (T6), Pemeriksaan protein urine (T7), Pengambilan darah

untuk pemeriksaan VDRL (T8), Pemeriksaan urine reduksi (T9), Temu wicara

(T10). Pengkajian pada Ny. J dilakukan Standar 10T. Hal ini menunjukkan

bahwa pengkajian pada Ny. J tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

a. Kunjungan I

Usia kehamilan Ny. J 32 minggu 2 hari. Data Subjektif ibu

mengeluh susah tidur pada malam hari. Dilakukan palpasi didapati hasil :

Leopold I : TFU 29 Cm, Leopold II : Pu-Ki (DJJ:145 x/mnt), Leopold III :

Pres-Kep, Leopold IV : Konvergen, TBJ : 2.635 Gram. Peneliti

menganjurkan pada ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri atau

dengan posisi senyaman ibu.

Menurut N.Marwiyah dan F.Sufi (2018) gangguan pola tidur pada

ibu hamil sering dirasakan saat kehamilan trimester II dan III, hal tersebut

terjadi karena perubahan adaptasi fisiologis dan psikologis, perubahan

fisiologis yang dialami ibu hamil, dikarenakan bertambahnya usia

kehamilan seperti pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan

hormonal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktek.

Menurut Rukiyah (2018) TFU menurut Mc Donald pada usia

kehamilan 32 minggu berdasarkan centi meter adalah 30-34 cm. Sehingga


194

peneliti menganjurkan ibu untuk makan - makanan yang bergizi dan

seimbang untuk perkembangan janin. Hal ini menunjukkan ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

b. Kunjungan II

Usia kehamilan Ny. J 35 minggu, ibu mengeluh sering buang air

kecil dan ibu mengatakan sering mual muntah di pagi hari jika

mengkonsumsi tablet Fe dimalam hari. Dilakukan pemeriksaan leopold

didapati hasil Leopold I : TFU 32 Cm, Leopold II : Pu-Ki (DJJ:145

x/mnt), Leopold III : Pres-Kep, Leopold IV : Konvergen, TBJ : 3.100

Gram. Peneliti menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum pada siang

hari dibandingkan malam hari agar tidak sering buang air kecil pada

malam hari dan menghindari ibu untuk tidak mengalami dehidrasi, dan

menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe bersamaan dengan jus jeruk,

sering makan dengan porsi yang sedikit tapi sering agar bisa mengurangi

mual muntah pada ibu.

Menurut Tyastuti mendekati hari kelahiran janin turun lebih

rendah ke rongga panggul, hal ini menyebabkan terjadinya penekanan

pada kandung kemih sehingga menyebabkan ibu sering buang air kecil.

Hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut Hardianti dan Suparni (2018) efek samping setelah

mengonsumsi tablet Fe adalah konstipasi, mual dan muntah. Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.


195

Menurut Rukiyah (2018) TFU menurut Mc Donald pada usia

kehamilan 35 minggu berdasarkan centi meter adalah 33-37 cm. Hal ini

menunjukkan ada kesenjangan antara teori dan praktik.

c. Kunjungan III

Usia kehamilan Ny. J 36 minggu. Ibu mengeluh masih sering mual

muntah di pagi hari jika mengkonsumsi tablet Fe dimalam hari. Dilakukan

pemeriksaan didapati hasil palpasi yaitu : Leopold I : TFU 32 Cm,

Leopold II : Pu-Ki (DJJ:150 x/mnt), Leopold III : Pres-Kep, Leopold IV :

Konvergen, TBJ : 3.100 Gram. Peneliti menganjurkan ibu untuk

sementara berhenti mengonsumsi tablet Fe dengan mengganti

mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, vit C, asam folat, dan kaya B-

12 seperti sayur bayam merah, sayur-sayuran hijau, biji-bijian, kacang-

kacangan, ikan, telur, hati ayam, tempe, buah-buahan, dan tomat.

Menurut Khoirul Anam (2019) jika ibu mengkonsumsi tablet Fe

membuat ibu tidak merasa nyaman, maka bisa diganti dengan asupan

makanan yang kaya akan Zat besi, vit C, asam folat, dan kaya B-12

seperti sayur bayam merah, sayur-sayuran hijau, biji-bijian, kacang-

kacangan, ikan, telur, hati ayam, buah-buahan, dan tomat. Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut Rukiyah (2018) TFU menurut Mc Donald pada usia

kehamilan 36 minggu berdasarkan centi meter adalah 34-38 cm. Hal ini

menunjukkan ada kesenjangan antara teori dan praktik.


196

d. Kunjungan IV

Usia kehamilan Ny. J 38 minggu. Ibu mengeluh panggulnya dan

bagian bawah perut terasa nyeri tetapi sifatnya hilang timbul. Dilakukan

pemeriksaan palpasi yaitu : Leopold I : TFU 31 Cm, Leopold II : Pu-Ki

(DJJ:148 x/mnt), Leopold III : Pres-Kep, Leopold IV : Divergen, TBJ :

3.100 Gram. Peneliti menganjurkan pada suami dan keluarga ibu untuk

melakukan pijatan pada tubuh bagian belakang ibu untuk membantu

mengurangi atau menghilangkan nyeri bagian pinggul ibu dan

menganjurkan ibu untuk tidur menyamping sehingga suami atau keluarga

bisa memijat perlahan bagian belakang ibu.

Menurut Emilia (2019) penyebab panggul dan bagian bawah perut

ibu terasa nyeri yang sifatnya hilang timbul karena usia kehamilan yang

sudah mendekati persalinan, dengan janin yang sudah masuk Pintu Atas

Panggul (PAP) sehingga tulang panggul ibu tertekan dan menyebabkan

ibu merasa nyeri pada panggul dan perut bagian bawah. Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

Menurut Rukiyah (2018) TFU menurut Mc Donald pada usia keh

amilan 38 minggu berdasarkan centi meter adalah 36-40 cm. Hal ini

menunjukkan ada kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Persalinan

Persalinan adalah suatu proses mengeluarkan janin yang terjadi pada

kehamilan aterm (37 minggu-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi


197

belakang kepala yang berlangsung selama 18-24 jam tanpa ada komplikasi

baik ibu maupun janin (Elisabet Siwi Walyani and Purwoastuti, 2020).

a. Kala I pada Ny. J berlansung selama 5 jam 5 menit dari pembukaan 4 cm

sampai dengan pembukaan10 cm. Menurut Fitriahadi dan Utami (2019)

fase aktif dari pembukaan 4 ke pembukaan 10 selama 4 jam. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

b. Kala II pada Ny. J berlangsung selama ±15 menit dimulai dari pembukaan

lengkap (10 cm) Pukul 16.05 Wita sampai lahirnya bayi pada Pukul 16.20

Wita, hal ini menunjukkan bahwa kontraksi ibu yang adekuat sehingga

menyebabkan kala II berlangsung dengan cepat. Menurut Fitriahadi dan

Utami (2019) Pada primigravida proses perlangsungannya ialah 1-2 jam

sedangkan pada multigravida 30 menit. pada kala ini his lebih kuat dan

cepat kurang lebih 2-3 menit sekali. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

c. Kala III melakukan masase fundus uteri pada Ny. J yang bertujuan untuk

meransang kontraksi. Memberian suntikan oksitosin 10 UI secara IM dan

melakukan peregangan tali pusat terkendali. Plasenta lahir lengkap Pukul

16.35 Wita berlangsung selama 15 menit setelah bayi lahir. Menurut

Fitriahadi dan Utami (2019) Kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai

lahirnya plasenta, yang berlangsung kurang dari 30 menit. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.


198

d. Kala IV melakukan observasi yang berlangsung selama 2 jam postpartum,

adapun tindakan yang dilakukan yaitu mengukur tanda-tanda vital yaitu :

TD : 100/80 mmHg, N : 80 x/mnt, R : 21 x/mnt, S : 36,7°C, TFU : 2 jari

dibawah pusat, kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik dan

perdarahan ±100cc. Melakukan observasi setiap 15 menit pada 1 jam

pertama postpartum dan 30 menit pada 1 jam kedua postpartum. Menurut

Fitriahadi dan Utami (2019) Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai

2 jam pertama postpartum, setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30

menit pada 1 jam kedua. Adapun observasi yang dilakukan dikala IV

adalah Tingkat kesadaran ibu, kontraksi uterus, perdarahan (tidak melebihi

dari 500 cc), dan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi,

suhu dan respirasi. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

3. Nifas

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2018) tekanan darah yang dialami

oleh darah pada pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung

keseluruh anggota tubuh manusia dengan tekanan normal adalah systole 90-

120 mmHg dan diastole 60-90 mmHg. Hasil pengkajian masa nifas padaa Ny.

J didapati tekanan darah 100/70 mmHg. Sehingga dalam hal ini tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

Suhu tubuh wanita yang mau melahirkan tidak lebih dari 37,2°C,

sesudah melahirkan dapat naik ±0,5°C dari keaadaan normal. Namun, tidak
199

akan melebihi 38°C. sesudah 2 jam pertama melahirkan biasanya suhu badan

akan kembali normal (Rukiyah dan Yulianti, 2018). Hasil pengkajian pada

Ny. J didapati suhu 36,5°C. hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Denyut nadi yang meningkat selama masa persalinan akhirnya

kembali normal setelah beberapa jam postpartum. Nadi normal pada orang

dewasa yaitu 60-80 x/m, pasca melahirkan denyut nadi dapat menjadi

bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi sekitar antara 100 x/m setelah

melahirkan (Rukiyah dan Yulianti, 2018). Hasil pemeriksaan Ny. J didapati

Nadi : 82 x/m. hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

Pernapasan akan sedikit meningkat setelah melahirkan namun akan

kembali seperti semula. Pernapasan akan kembali normal selama 1 jam

pertama melahirkan. Pernapasan normal yaitu 16-24x/m (Rukiyah dan

Yulianti, 2018). Pengkajian pada Ny. J didapati Pernapasan : 24 x/m. hal ini

menunjukan tidak ada kensenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2020) uterus secara perlahan-

lahan akan menjadi kecil sampai seperti sebelum hamil. Bayi lahir fundus

uteri setinggi pusat berat uterus 1000 gr. Selesai kala III persalinan tinggi

fundus 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr. Adapun hasil

pengakajian pada Ny. J setelah persalinan didapati hasil TFU : 2 jari dibawah

pusat. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
200

Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2020) lochea adalah cairan sekret

yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea rubra

(cruenta) yang berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel

desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan meconium selama 2 hari postpartum.

Pengkajian pada Ny. J 1 hari setelah melahirkan, yaitu lochea rubra berwarna

merah segar. Jadi hal ini menunjukan tidak ada kesenjangaan antara teori dan

praktek.

Kunjungan pertama pada masa nifas menurut Elisabeth dan

Purwoastuti (2020) yaitu 6 jam sampai dengan 3 hari. Dari hasil pengkajian

Ny. J dilakukan kunjungan 1 hari postpartum. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2020) nutrisi adalah zat yang

penting oleh tubuh untuk kebutuhan metabolisme. Ibu nifas membutuhkan

tambahan gizi sebanyak 25% karena untuk proses penyembuhan setelah

melahirkan dan untuk memproduksi air susu. Sedangkan tambahan kalori tiap

hari yang dibutuhkan adalah 500 kalori, makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Fungsi cairan

adalah sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh dan untuk

mencegah terjadinya dehidrasi. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar

ibu bisa memberikan vitamin A pada bayinya melalui ASInya. Diberikan obat

asamefenamat yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri pada luka/lecet

perineum, amoxillin untuk mencegaah infeksi pada luka/lecet pada perineum.


201

Ambulasi secara dini sangat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama

fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi darah dan paru-paru, dan membantu

mencegah terjadinya thorombosis pada vena. Dari hasil pengkajian Ny. J

sudah diberikan vitamin A 2x200.000 IU untuk meningkatkan kadar vitamin

A dalam ASI selama 60 hari pada pemberian pertama dan 6 bulan pemberian

kedua. Jadi hal ini menunjukan tidak ada kesenjangaan antara teori dan

praktek.

Berdasarkan kunjungan-II Kunjungan ke dua masa nifas dilakukan

pada 4 hari sampai dengan 28 hari setelah persalinan, dilakukan pemeriksaan

didapati hasil TFU : tidak teraba, pengeluaran lochea alba yang berwarna

putih, ekstremitas atas bawah tidak ada oedema, reflex patella kiri kanan

(+/+). Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2020) adapun perubahan normal

pada uterus setelah dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba

dan enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat

uterus 50 gr dan pengeluaran lochea alba berwarna putih. Hal ini menunjukan

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kunjungan II pada masa nifas menurut Elisabeth dan Purwoastuti

(2020) yaitu 4 hari sampai dengan 28 hari. Dari hasil pengkajian Ny. J

dilakukan kunjungan 25 hari postpartum pada tanggal 29 Mei 2021. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kunjungan ke-III, 33 hari setelah melahirkan dilakukan pemeriksaan

didapati hasil TFU : sudah tidak teraba, Lochea Alba berwarna putih
202

mengandung leokosit, tidak ada tanda-tanda bahaya atau penyulit pada masa

nifas. Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2020) lochea Alba hari ke 14

sampai selesainya masa nifas, lochea ini berwarna putih. Hal ini menunjukkan

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2020) kunjungan III : 29 hari-42

hari. Hasil pengkajian pada Ny. J dilakukan 33 hari postpartum pada tanggal

06 Juni 2021 dirumah Ny. J. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

4. Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37

sampai 42 minggu dan berat badan 2,500 gram sampai 4,000 gram (Maternity,

Anjani and Evrianasari, 2018). Dari hasil yang didapatka Ny. J partus pada

tanggal 03 Mei 2021 dengan usia kehamilan 40 minggu 4 hari dengan berat

badan bayi 3,500 grm. Hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.

Bayi Ny. J dilakukan IMD selama 1 Jam, setelah 1 jam IMD bayi

dijaga kehangatannya dan disuntikkan Vit.K 1 mg/0,6 cc. setelah 1 jam Vit K

diberikan, bayi disuntikkan HB0. Tidak ada ditemukan tanda dan gejala infeksi

pada bayi baru lahir. Menurut Nugraheni (2020) perawatan bayi baru lahir

adalah membersihkan jalan nafas, memotong tali pusat, melakukan IMD,

mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat, memberikan Vit.K dan
203

memberikan imunisasi pada bayi baru lahir (Nugraheni, 2020). Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Wahyuni, dkk (2020) kunjungan I neonatus yaitu 6 jam – 2

hari setelah bayi lahir. Dilakukan pemeriksaan didapati hasil lahir cukup bulan

dengan masa gestasi 40 minggu 4 hari, lahir spontan pada Pukul 16.20 Wita,

BAK dan BAB (+/+), reflex rooting (+), reflex shucking (+), swallowing (+),

BB : 3.500gr, PB : 50 cm, LK : 34 cm, LD : 33 cm, LILA : 11. Hal ini

menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Wahyuni, dkk (2020) kunjungan II neonatus yaitu 3-7 hari

setelah bayi lahir. Kunjungan ke-II, pada saat bayi berusia 25 hari. Dilakuakn

pemeriksaan didapati hasil tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, berat

badan 4.100 gram, tali pusat sudah terlepas, dan tidak ada tanda dan gejala

infeksi pada bayi. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI sesuai

kebutuhan bayi atau secara on demand. Menurut Wahyuni, dkk asuhan KN2

pada bayi baru lahir adalah menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan

kering, menjaga kebersihan bayi, pemeriksaan tanda bahaya seperti

kemungkinan terjadi infeksi bakteri pada bayi, icterus, diare berat badan

rendah dan masalah pemberian ASI. Hal ini menunjukkan bahwa Kunjungan

II terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Adapun kenapa kunjungan II

tidak sesuai dengan teori, kunjungan II lambat dilakukan karena Ny. J pada

tanggal 4 mei 2021 melakukan perjalanan pulang kampung dan kembali pada

tanggal 28 Mei 2021.


204

5. Keluarga Berencana

Keluarga berencana yaitu suatu proses yang disadari oleh pasangan

untuk menetapkan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Angraini,

Haspasari and Hutabarat, 2021).

Pada kunjungan ke-III pada masa nifas, peneliti melakukan anamnesa

dan memberikan konseling tentang jenis-jenis KB yang dapat ibu pilih

nantinya saat ibu ingin ber-KB setelah masa nifasnya. Menjelaskan pada ibu

pengertian dari masing-masing jenis KB, keuntungan dan kerugiannya, cara

kerja dari jenis-jenis KB yang peneliti jelaskaan. Dari hasil pengkajian Ny. J

memilih ingin mencoba KB PIL laktasi karena menurut Ny. J KB tersebut

tidak menganggu produksi ASInya dan dia masih ingin memberi ASI pada

bayinya dan menunda kehamilan. Menurut Sirait dan Siantar Pil laktasi

merupakan salah satu jenis alat kontrsepsi oral hormonal yang diminum

secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang terkandung

di dalam pil laktasi adalah hormon progesteron. Hormon progesteron yaitu

hormon yang diproduksi oleh tubuh wanita. Pil laktasi adalah jenis KB yang

cocok untuk wanita menyusui atau wanita yang mempunyai alergi terhadap

hormone esterogen. Pil KB laktasi ini hanya mengandung hormone

progesteron (Sirait dan Siantar, 2020).


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secara dengan menggunakan

metode pendekatan manajemen asuhan kebidanan menurut Permenkes

No.938/Menkes/SK/VIII/2007 yang didokumentasikan dalam bentuk 7 Langkah

Varney dan SOAP pada Ny. J dari ANC, INC, PNC, BBL, dan KB yang dimulai

dari tanggal 06 Maret 2021 s/d 06 Juni 2021. Maka mahasiswa mampu :

1. Pada masa kehamilan Ny. J mendapatkan Asuhan Kebidanan Antenatal care

dengan baik yang dilakukan di Puskesmas Tawaeli serta peneliti melakukan

kunjungan rumah ANC sebanyak empat kali, sehingga penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa masa kehamilan Ny. J berlangsung selama 40

minggu 4 hari.

2. Pada saat proses persalinan Ny. J berjalan dengan normal. Lahir bayi spontan

pukul 16.20 Wita langsung menangis dengan berat badan 3.500 gram, panjang

50 cm dan berjenis kelamin perempuan, bayi lahir spontan, segera menangis,

warna kulit kemerahan, dan gerakan aktif. Pada kala III plasenta lahir spontan

lengkap, tidak ada penyulit, berlangsung selama 15 menit. Pada kala IV

dilakukan pengawasan selama 2 jam postpartum dan tidak terdapat masalah

ataupun komplikasi yang ditemukan.

205
206

3. Pada saat masa nifas Ny. J mendapatkan Asuhan kebidanan Postpartum

sebanyak tiga kali. Setiap kunjungan tidak ditemukan komplikasi atau

penyulit, sehingga selama proses masa nifas Ny. J berjalan dengan normal.

4. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan pada By. Ny. J berjalan dengan

sehat dan aman. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun, tali

pusat bayi Ny. J pada hari ke 8. Warna kulit dan bibir kemerahan, menyusu

dengan kuat dan berat badannya selalu mengalami peningkatan.

5. Peneliti memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. J

dengan melakukan konseling tentang beberapa pilihan metode kontrasepsi

yang dapat dipilih oleh Ny. J sesuai dengan kondisi ibu menyusui. Sudah

dijelaskan pada ibu tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing

kontrasepsi. Ny. J akhirnya memilih kontrasepsi KB Pil Laktasi setelah masa

nifasnya berakhir.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan Puskesmas Tawaeli dapat meningkatkan pemberian

Asuhan Kebidanan secara Komprehensif khususnya pelayanan pada keluarga

berencana agar tercapainya penguna akseptor KB.

2. Bagi Mahasiswa

Agar mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki

untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir dan keluarga berencana sesuai standar profesi kebidanan dan dapat
211

mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang di dapat

diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan serta dapat mengaplikasikan

teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti kebidanan maupun tenaga kesehatan lainnya

diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan

penelitian, serta dapat memahami dan memberikan Asuhan Kebidanan secara

Komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga

berencana secara berkesinambungan.


DAFTAR PUSTAKA

Angraini, D. D., Haspasari, W. and Hutabarat, J. (2021) pelayanan Kontrasepsi.

Edited by A. Karim and J. Simarmata. Medan.

Angraini, D. D. and Sari, M. H. N. (2020) Konsep Kebidanan. Edited by A. Rikki.

Medan.

Badrus, A. R. and Khairoh, M. (2019) Effleurage Massage Aromatherapy Lavender

Sebagai Terapi Kualitas Tidur Malam Ibu Hamil. Surabaya.

Fitriahadi, E. (2017) Buku Ajar asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik.

Yogyakarta.

Fitriahadi, E. and Utami, I. (2019) ‘Buku Ajar Asuhan Persalinan & Managemen

Nyeri Persalinan’, Universitas Aisyiyiah Yogyakarta.

Khairoh, M., Rosyariah, A. and Ummah, K. (2019) BUKU AJAR ASUHAN

KEBIDANAN KEHAMILAN. Surabaya.

Maternity, D., Anjani, arm D. and Evrianasari, N. (2018) Asuhan Kebidanan

Neonatus, Bayi, Balita, dan anak Prasekolah. Edited by P. Christian.

Yogyakarta.

Maternity, D., Putri, R. D. and Aulia, D. L. N. (2017) Asuhan Kebidanan Komunitas.

Edited by P. Cristian. Yogyakarta.

Noordiati (2018) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.

Malang.

Nugraheni, A. (2020) Pengantar Ilmu Kebidanan Dan Standar Profesi Kebidanan.

Yogyakarta.

208
Pulungan, P. W. and Sitorus, S. (2020) Ilmu Obstetrik dan Ginekologi Untuk

Kebidanan. Edited by A. Rikki. Medan.

Sirait, L. I. and Siantar, R. lumban (2020) Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana

pelayanan alat kontrasepsi. Edited by S. J. Insani. Sumatra Barat.

Sulfianti, Indryani and Purba, deasy H. (2020) Asuhan Kebidanan Pada persalinan.

Edited by J. Simarmata. Medan.

Sutanto, A. V. (2019) Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui Teori Dalam Praktek

Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Syaiful, Y. and Fatmawati, L. (2020) ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

BERSALIN. Edited by T. Lestari. Surabaya.

Undang-Undang No. 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan.

Wahyuni, Mustar and Yanti, I. (2020) Komunitas Kebidanan Referensi Mahasiswa

Kebidanan. Edited by R. Watrianthos. Medan.

Walyani, Elisabeth Siwi and Purwoastuti, T. E. (2020) Asuhan Kebidanan Masa

Nifas dan Menyusui. Yogyakarta.

Walyani, Elisabet Siwi and Purwoastuti, T. E. (2020) Asuhan Kebidanan Persalinan

dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta.

Widaryanti, R. (2019) Pemberian Makanan Bayi dan Anak. 1st edn.

Yogyakarta.

Yuliani, D. R., Saragih, E. and Astuti, A. (2021) Asuhan Kehamilan. Edited by A.

Karim. Medan.

209
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Keluarga Berencana

Hari/Tanggal : Minggu, 06 Juni 2021

Waktu : 13.30 Wita

Penyaji : Marsela Bukang

Tempat : Rumah Pasien

A. TUJUAN

1. Tujuam umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan sasaran

dapat mengetahui tentang KB.

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan kembali tentang perngertian KB dengan tepat

b. Menjelaskan manfaat dari KB

c. Menyebutkan serta menjelaskan pengertian dari ke 6 jenis KB

d. Menyebutkan keuntungan serta kerugian dari ke 6 jenis KB tersebut

B. SASARAN

Ny. J dan Keluarga.

C. GARIS BESAR MATERI

1. Pengertian KB

2. Manfaat KB

3. Jenis – jenis KB
4. Keuntungan dan kerugian KB

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


Penyuuluhan
1 1 menit Pembukaan a. Menyampaikan
salam
b. Perkenalan diri
c. Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
2 10 menit Pelaksanaan a. Menjelaskan dan
menguraikan
materi
b. Memberi
kesempatan pada
ibu untuk
bertanya
c. Menjawab
pertanyaan ibu
yang belum jelas
3 2 menit Evaluasi a. Feedback

4 2 menit Terminasi a. Menyimpulkan


hasil penyuluhan
b. Mengakhiri
kegiatan (salam
penutup)

E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

F. MEDIA

1. Leaflet
G. MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN

KB (Keluarga Berencana) adalah suatu usaha untuk mengatur jumlah

anak dan jarak dalam melahirkan anak guna mensejahterakan keluarga.

2. MANFAAT

a. Menghindari kehamilan resiko tinggi

b. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

c. Meringankan beban ekonomi

d. Membentuk keluarga sejahtera bahagia

3. Jenis – Jenis KB

a. KB PIL

b. Kondom

c. Implant

d. KB suntik 1 & 3 bulan

e. IUD

f. MAL

H. Keuntungan dan kerugian masing – masing KB

1. KB PIL

Pil KB adalah kontrasepsi oral hormonal untuk wanita yang diminum

secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang terkandung

di dalam pil KB, yaitu hormon estrogen dan progesteron atau hanya terdiri

dari hormon progesteron saja.


a. Keuntungan :

1) Mudah dihentikan setiap saat

2) Kesuburan dapat segara kembali

3) Tidak menanggu produksi ASI (PIL menyusui/mini)

b. Kerugian :

1) Berat badan bertambah

2) Mual dan berjerawat

2. Kondom

Adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mecegah kehamilan atau

penularan penyakit kelamin pd saat bersenggama.

a. Keuntungan :

1) Dapat mencegah dari IMS & HIV/AIDS

2) Tidak mengganggu ASI

b. Kerugian :

1) Mengganggu hubungan suami istri

2) Dapat menimbulkan alergi

3. Implant

Adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang dapat mencegah kehamilan

selama 3 tahun.

a. Keuntungan :

1) Tidak menganggu pemberian ASI

2) Tidak menganggu hubungan suami istri


b. Kekurangan :

1) Berat badan bertambah

2) Menganggu siklus mestruasi

4. KB suntik 1 dan 3 bulan

KB suntik 1 dan 3 bulan adalah kontrasepsi yang disuntikkan setiap 1

atau 3 bulan sekali.

a. Keuntungan :

1) Tidak mempengaruhi hubungan suami istri

2) Tidak menganggu pemberian ASI

b. Kerugian :

1) Berat badan bertambah

2) Menganggu siklus menstruasi

5. IUD

IUD dalah alat kontrasepsi dalam Rahim dapat dipakai 5 tahun.

a. Keuntungan :

1) Tidak menganggu pemberian ASI

2) Kesuburan dapat segra kembali

b. Kerugian :

1) Siklus haid terganggu

2) Nyeri haid dan darah bertambah banyak


6. MAL

MAL adalah kontrasepsi alami bersifat sementara yang dapat

digunakan setelah persalinan.

a. Keuntungan :

1) Efektifitas 98% pada 6 bulan pasca persalinan

2) Tidak menganggu senggama

b. Kerugian :

1) Efektifitas hanya sampai 6 bulan

2) Tidak mencegah penyakit menular


Lampiran 11. Dokumentasi
KEHAMILAN

Dokumentasi ANC K1
Dokumentasi ANC K2
Dokumentasi ANC K3

Dokumentasi ANC K4
PERSALINAN

Dokumentasi INC
NIFAS
Dokumentasi PNC KF 1,2,3

BAYI BARU LAHIR


Dokumentasi BBL KN 1,2,3

KELUARGA BERENCANA
Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Marsela Bukang, Lahir di Desa Tetesulu, 22 April

2002. Anak kandung dari Bapak Sarikun Bukang dan Ibu Yani Lajente, terlahir

sebagai anak ke dua dari dua bersaudara. Penulis mengikuti jenjang Pendidikan

Sekolah Dasar di SDN Tetesulu Tahun 2006 dan tamat pada Tahun 2012 kemudian

melanjutkan tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Nuhon

pada Tahun 2012 dan tamat pada Tahun 2015, setelah itu melanjutkan tingkat

Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bunta pada tahun 2015 dan

tamat pada Tahun 2018, kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di Stikes Widya

Nusantara Palu pada Tahun 2018 dan diterima sebagai mahasiswa di Stikes Widya

Nusantara Palu Prodi DIII Kebidanan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar DIII Kebidanan Stikes

Widya Nusantara Palu, penulis telah menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan

judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. J di Puskesmas Tawaeli” di

bimbing oleh, Ibu Dr. Pesta Corry Sihotang, Dipl,Midw., SKM.,M.Kes, Ibu Iin

Octaviana Hutagaol, SST., M.Keb, dan penguji Ibu Hadidjah Bando, SST., Bd.,

M.Kes.

Anda mungkin juga menyukai