Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Stage Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
DISUSUN OLEH:
YULIYANI
P1337424820275
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir di
Wilayah Kerja Puskesmas Blora”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi
laporan Praktik Kebidanan Stage Bayi Baru Lahir, Prodi Profesi Kebidanan Semarang.
Mengetahui
Pembimbing Institusi
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan ilmiah ini. Laporan ilmiah ini
ditulis untuk penugasan praktik klinik kebidanan fisiologis dan untuk menambah
pengetahuan tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis.
Penulisan laporan ilmiah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Marsum, BE, S.Pd, MHP, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Semarang.
2. Sri Rahayu, SKp, Ns. S.Tr.Keb, M.Kes, sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
3. Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes, sebagai Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Semarang Politekniknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
4. Listianing Eko M, S.SiT, M.Tr.Keb sebagai Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ilmiah stage persalinan ini.
5. Sri Endarti, SST sebagai Clinical Instructure (CI) lahan praktik Puskesmas
Blora Kabupaten Blora.
Penulis berharap agar setelah membaca laporan ilmiah kasus ini, para
pembaca mendapatkan pengetahuan yang lebih baik.
Mengingat proses penulisan laporan ilmiah ini penulis merasa masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan
dan kritikan agar nanti laporan ilmiah ini menjadi berguna dan bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................... 7
A. Tinjauan Teori............................................................................................................ 7
1. Pengertian............................................................................................................... 7
4. Tahapan BBL....................................................................................................... 14
6. Penatalaksanaan................................................................................................... 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs
faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6
(12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu
penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari – 11 bulan yaitu Diare
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup (Gambar 5.22).
1
2
10 per 1000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup di
AKABA diharapkan dapat mencapai angka 18,8 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2030.
kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah,
kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan perlindungan kesehatan anak.
Hal ini sejalan dengan target global sebagaimana terdapat dalam Sustainable
serta Global Nutrition Target 2025. Adapun pada Global Nutrition Target
2025, diharapkan agar pada tahun 2025 terjadi penurunan jumlah anak balita
peduli remaja.
suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah, pemotongan dan
perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan.
AKB. IMD dimulai dengan adanya kontak kulit antara ibu dan bayi yang baru
3
kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan
antibody. Adapun dampak yang dapat terjadi jika tidak dilakukan IMD pada
bayi baru lahir yaitu AKB oleh hipotermia akan meningkat, karena bayi baru
lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang dewasa,
infeksi mata dengan memberikan salep mata atau tetes mata pada kedua mata
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis pada By. Ny. R di
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir
langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan identifikasi dan analisis data dasar Bayi Baru Lahir
Puskesmas Blora
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien
2. Bagi Mahasiswa
3. Bagi Institusi
4. Bagi Puskesmas
bayi baru lahir fisiologis yang tepat dan sesuai kebutuhan, sehingga mampu
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama
di luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-
42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di
Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru berusia 0 – 28 hari dan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang
minggu, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang lahir 48 – 52 cm. lingkar
6
7
licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai
APGAR >7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-
laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis
dengan vagina dan uterus yang berlubang labia mayora menutup labia minora,
refleks rooting (mencari putting susu) terbentuk dengan baik, refleks sucking
sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping sudah baik, eliminasi baik, urin
Sedangkan menurut Tando (2016), ciri ciri bayi baru lahir normal yaitu :
dan pada laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
Skor 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) ekstremitas biru kemerah merahan
Pulse (denyut Tidak ada Kurang dari 100 Diatas 100
jantung)
Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, batuk
rangsangan) bersin
Activity (tonus Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi
Respiration (usaha Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
nafas) teratur
Sumber : Sofian A (2012).
a. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus
lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi (Marmi dan Rahardjo
K, 2015).
sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan
(Sondakh, 2017).
9
mekanik)
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi
10
b. Sirkulasi Darah
bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh
menurun.
Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung
karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik
dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus akan
berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.Aliran darah paru pada hari
pertama ialah 4-5 liter per menit / m2.Aliran darah sistolik pada hari
c. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa
keenam, energi 60% di dapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat
(Indrayani, 2013).
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas.
proksimal
3) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang bila
dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-
e. Imunoglobulin
meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir (Sondakh, 2017).
f. Truktus Digestivus
biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk
hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum ASI.
lambung belum sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu
g. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih
morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan
13
waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru
2013).
2017).
h. Sistem Neurologis
tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk,
a. Tahap I
Terjadi segera setelah lahir, Selama menit - menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik dan scoring gray
b. Tahap II
c. Tahap III
(Saleha, 2012)
setelah lahir.
salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan
b. Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-
tanda-tanda bahaya.
c. Kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
a. Pencegahan Infeksi
2) Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru
tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari satu
bayi).
b. Penilaian
Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
sianosis?
16
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh normal
2) Proses Adaptasi
suhu tubuhnya
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan selimut atau kain yang
kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga kehangatan tubuh
bersih.
(2) Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda
(Indrayani, 2013).
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka
lakukan pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat
(bila tersedia).
lainnya.
5) Pemberian ASI
susu maka akan semakin banyak prolaktin dan ASI yang di produksi.
(Saifuddin, 2014)
waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak
efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran (Indrayani,
2013).
hari (segera setelah lahir) dan DPT+ Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan
langkah kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah atau
wawancara dengan orang tua atau keluarga klien dan bidan penolong
Pada kasus bayi baru lahir kemungkinan anamnesa yang didapatkan atau
data subjektif adalah bayi lahir normal di tolong oleh bidan, segera menangis,
laki-laki dengan berat badan 2500-4000 gram dan keadaan ibu dan bayi sehat.
Hal ini didukung oleh penelitian Fitriyani, dkk (2020) tentang Factors of
(58,7%) menunjukkan penambahan berat badan tidak sesuai/ lebih rendah dari
22
standar indeks massa tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kecukupan gizi ibu
selama hamil kurang yang dapat berdampak pada ibu maupun janin yang
bahwa dari variabel ukuran LILA, Kadar hemoglobin dan penambahan berat
badan selama kehamilan yang berhubungan dengan berat lahir bayi yang
baik (OR:25) yang berarti bahwa ibu hamil yang mengalami anemia memiliki
risiko 25 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
Data objektif menurut Dwienda, dkk (2014) bayi baru lahir normal
adalah berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, frekuensi jantung 120- 160x/menit,
telah sempurna, genetalia jika perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora sedangkan pada laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada, daerah
kecoklatan.
bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir. Pemeriksaan fisik
luar pada bayi baru lahir dimulai secara head to toe dari kepala sampai kaki.
badan, lingkar kepala dan lingkar dada (Marmi dan Rahardjo K, 2015).
Diagnosis adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan dalam
diantaranya adalah ukuran tubuh, warna kulit, lemak tebal, bentuk kepala,
ubun – ubun, rambut lanugo, sensiti terhadap terang, aktifitas atau gerakan
aktif dan kaki tangan pucat dan dingin (Marmi dan Rahardjo K, 2015). Data
atau masalah. diagnosa pada bayi baru lahir disertai dengan kebutuhan BBL
inisiasi menyusui dini, pemberian profilaksis mata dan cara memandikan bayi
mengantisipasi penanganannya.
Masalah yang mungkin timbul dari bayi baru lahir adalah dapat mengalami
selanjutnya terhadap ibu maupun keluarga yang lain dalam menjaga bayi
dalam keadaan yang stabil. Menjaga kehangatan bayi harus dilakukan, karena
ataupun radiasi. Segera setelah bayi lahir, dilakukan penanganan awal dan
(Prawirohardjo S, 2011).
Bayi baru lahir segera langsung dilakukan inisiasi menyusui dini dengan
meletakkan pada dada ibu untuk skin to skin contact sehingga bayi merasa
hangat dan mampu mencari puting susu ibu. Dilakukan perawatan tali pusat
agar tetap kering untuk mengurangi insidensi infeksi pada neonatus. Bayi baru
Hal ini didukung oleh penelitian Nancy Olii dan Tumarthony Hiola
Tubuh Bayi Baru Lahir. Hasil penelitian menunjukkan suhu tubuh rata-rata
bayi yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini adalah 36,30C sedangkan
pada bayi baru lahir yang dilakukan inisiasi menyusu dini suhu tubuh rata-rata
pada bayi baru lahir pada bayi yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini
dengan suhu bayi baru lahir yang dilakukan inisiasi menyusu dini. Hasil uji t-
Penanganan bayi baru lahir dengan tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir dengan membersihkan jalan nafas, memotong dan merawat tali
Pemantauan bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui aktivitas bayi normal
dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan asuhan
dan tindak lanjut. Pada 1 jam pertama, bidan melakukan tindakan asuhan
25
melalui cara mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermia
mengendalikan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermia. IMD dilakukan
minimal satu jam segera setelah bayi lahir untuk mencapai keberhasilan
menyusui dini. Terdapat lima tahapan IMD yaitu tahap pertama terjadi pada
dari dalam kandungan ke luar kandungan dan dasar pertumbuhan dari rasa
aman yang dirasakan bayi terhadap lingkungannya. Tahap kedua pada waktu
45-60 menit, dimana bayi menggunakan mulut seperti ingin minum dan
mencium bau yang sama antara ketuban dan payudara ibu. Tahap ketiga bayi
tahap terakhir bayi akan mulai menyusu dan melekat baik pada ibu (Muchtar,
dkk., 2015).
neonatus. Hasil dari pelaksanaan yaitu suhu tubuh bayi, tanda – tanda vital
telah dilakukan dan pakaian yang hangat dan kering akan menghindarkan bayi
dari kedinginan. Bidan dengan segera mencatat hasil pantauan sebagai bentuk
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 17 Agustus 2021
Waktu : 12.00
Tempat : Ruang Bersalin Puskesmas Blora
IDENTITAS
a. Identitas bayi
Nama : By.Ny.R
Tanggal/ Jam lahir : 17 Agustus 2021/ Jam 11.00
Jenis Kelamin : Laki - laki
b. Identitas orang tua
Identitas Ibu Identitas Ayah
1 Menit 1 2 2 2 2 9
5 Menit ke-1 1 2 2 2 2 9
5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10
Pengukuran antropometri :
BB : 3300 gram
PB : 50 cm
Lingkar Kepala : 33cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 11cm
2. Status Present
Kepala : Mesochepal, tidak terdapat caput succedaneum, tidak ada
cephal hematoma, tulang Sutura belum menutup.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tidak ada secret, tulang lunak sudah terbentuk.
Mulut : Simetris, tidak ada labioscisis dan labiopalatoscisis.
Telinga : Simetris, bersih, tulang lunak sudah terbentuk.
Leher : Tidak ada trauma pada leher.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi, pernapasan teratur.
Pulmo/COR : Tidak ada wheezing dan stridor, tidak ada suara ronkhi.
Abdomen : Tidak ada omfalokel dan gastroskizis, tali pusat terbungkus
kasa.
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, uretra berlubang, tidak
ada kelainan.
Punggung : Tidak ada pembengkakan/cekungan, tidak ada spina bifida.
Anus : Berlubang.
Ekstremitas : Simetris, jumlah jemari lengkap tangan dan kaki,tidak odema,
tidak ada kelainan, pergerakan aktif.
Kulit : Kemerahan ada vernik caseosa, tidak ada bercak mongol.
Reflek :
Rooting reflek : + (kuat), pada saat pipi bayi disentuh maka bayi
akan menoleh kearah datangnya rangsangan dan
membuka mulut untuk menemukan putting ibu.
Sucking reflek : + (kuat), pada saat jari dimasukkan kedalam mulut
bayi, ia akan mengembalikan respon menghisap
dengan mulut dan lidahnya.
Grasp reflek : + (kuat), pada saat meletakkan jari ditelapak tangan
bayi, maka ia akan memegang erat dan kuat
29
Moro reflek : + (kuat), pada saat bayi dikejutkan maka bayi akan
melebarkan tangan dan jari-jarinya kemudian
lengannya akan turun kembali dan mengepalkan jari-
jarinya.
Tonic neck reflek : + (kuat), pada saat kepala bayi dimiringkan kesisi
yang berlawanan maka bayi akan memperpanjang
lengan dan kaki ke sisi tersebut dan meregangkan
lengan dan kakinya kesisi berlawanan.
Babinski reflek : + (kuat), pada saat kaki bayi disentuh dari tumit
hingga kejarinya maka jari kakinya akan
mengembangkan.
IV. ANALISA
By. Ny. R Umur 1 Jam Jenis Kelamin Laki - laki Fase Tidur.
Masalah : Tidak ada masalah.
Kebutuhan :
Kehangatan tubuh bayi.
Pemberian Vit K1
Perawatan tali pusat
Pemberian salep mata
Pemberian ASI
CATATAN PERKEMBANGAN I
PENGKAJIAN
CATATAN PERKEMBANGAN II
33
PENGKAJIAN
Tanggal 19 Agustus 2021 jam 09.00 WIB
S Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat, bayi menyusu
dengan baik
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi : bayi menyusu setiap saat tanpa dijadwal
b. Pola eliminasi: bayi BAB 2x per hari, BAK 10x per
hari , warna jernih, bau khas
c. Pola istirahat : bayi tidur setiap saat, bangun hanya
karena lapar dan BAK/BAB
d. Pola aktivitas: bayi bergerak aktif dan sesekali menangis
kuat
O Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
N : 140 x/menit
T : 37ºC
RR : 83 x/menit
BB : 3000 gram
A By. Ny. R umur 3 hari neonatus normal
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan :
a. Lingkungan yang bersih, kering, dan hangat
b. Pemberian ASI
c. Kebutuhan nutrisi ibu dan bayi
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu meliputi
keadaan umum, tanda- tanda vital bayi, BB dan
memberitahukan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan
normal.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan pada
bayi
2. Memberitahu ibu dan keluarga untuk selalu menjaga
kehangatan bayi
Hasil : Ibu dan keluarga bersedia mengikuti anjuran
34
PENGKAJIAN
Tanggal 24 Agustus 2021 jam 08.00 WIB
S Ibu mengatakan bahwa keadaan bayi baik, aktivitas dan
gerakan bayi aktif setiap hari, bayi menyusu dengan baik
setiap hari tanpa dijadwal dengan ASI saja.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi : bayi menyusu sesering mungkin dan
hanya diberi ASI saja
b. Pola eliminasi : bayi BAB 3x/hari, warna
kuning, konsistensi lembek dan BAK 10 x/hari, warna
kuning jernih, bau khas. Tidak ada keluhan
c. Pola istirahat : bayi tidur + 15 jam/hari dan
lebih banyak begadang pada malam hari
d. Pola aktivitas : bayi bergerak aktif dan
sesekali menangis kuat
O Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
N : 120 x/menit
T : 37ºC
RR : 83 x/menit
BB : 3200 gram
A By. Ny. R umur 7 hari neonatus normal
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan :
a. Lingkungan yang bersih, kering, dan hangat
b. Pemberian ASI dan Tanda Bayi Cukup ASI
c. Konseling ASI Eksklusif
d. Konseling Imunisasi bayi usia 1 bulan pertama
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu meliputi
keadaan umum, tanda- tanda vital bayi, BB dan
memberitahukan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan
normal.
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan dibahas bagaimana kesenjangan antara teori bayi baru lahir
dengan kasus yang didapat. Pelaksanaan asuhan kebidanan bayi baru lahir sudah
sesuai dengan teori yang ada. Dimulai dari pengkajian hingga penatalaksanaan bayi
baru lahir. Untuk memperoleh data subyektif dilakukan pengkajian dengan anamnesa
dengan orangtua bayi. Selain itu, untuk memperoleh data obyektifnya dilakukan
apgar score , reflek pada bayi, BB, PB, LK, LD, LILA dan yang lainnya.
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir antara teori dengan yang terjadi dilapangan
atau lahan praktek. Pada teori, pengkajian harus ada tanggal, waktu dan tempat.
Harus adanya tanggal dan waktu agar pembaca mengerti kapan dilaksanakan
pengkajian tersebut dan data tersebut baru atau tidak. Sedangkan untuk tempatnya,
pengkajian sudah sesuai dengan teori. Pada bagian Identitas terbagi menjadi identitas
bayi dan Identitas orang tua. Identitas bayi terdiri dari Nama, tanggal / jam lahir dan
jenis kelamin. Untuk nama bayi dikaji agar mengetahui identitas bayi dan
mengetahui kapan bayi tersebut itu lahir dan menentukan umur dari bayi tersebut.
Pada data subjektif terdapat riwayat kehamilan ibu yang berisi umur
kehamilan, riwayat penyakit dalam hamil, kebiasaan selama hamil seperti merokok,
kehamilan dikaji agar mengetahui apakah bayi baru lahir ini sudah cukup umur atau
belum. Karena jika lahir premature maka perlu perawatan yang lebih steril. Riwayat
38
penyakit dalam hamil dikaji untuk mengetahui keadaan ibu saat hamil sehat atau
tidak dan masih ada atau tidak sampai sekarang. Kebiasaan selama hamil seperti
agar mengetahui kebiasaan kebiasaan ibu yang mungkin saat ini masih ada dan harus
di hilangkan karena bisa menimbulkan penyakit untuk diri sendiri dan orang lain
terutama bayi baru lahirnya. Riwayat natal tanggal lahir, BB, PB, Jenis kelamin,
Tunggal/Gemeli, lama persalinan kala I, kala II, dan komplikasi persalinan. Tanggal
lahir sebelumnya sudah ada pada bagian identitas. Berat badan dikaji untuk
mengetahui seterusnya apakah berat badan bayi baru lahir naik baik atau tidak.
Panjang badan bayi dikaji untuk mengetahui pertumbuhan bayi kelak dan bisa di
sinkronkan dengan berat badan bayi. Jenis kelamin sudah dikaji pada pengkajian.
Tunggal atau gemeli untuk mengetahui bayi tersebut lahir tunggal atau memiliki
kembaran. Lama persalinan kala I, kala II di kaji untuk mengetahui seberapa lama
persalinan ibu saat mengandung bayi ini. Komplikasi persalinan dikaji untuk
Riwayat perinatal persalinan Apgar Score berbentuk tabel yang berisi waktu 1
Grimace, Activity, Respiratory dan Score. Ini di gunakan untuk menilai keadaan bayi
baru lahir dan bisa menentukan tingkat asfiksia yang mungkin ada pada bayi baru
lahir. Penilaiannya dilakukan pada 1 menit pertama, kemudian 5 menit pertama dan 5
menit kedua. Berikut ini adalah hasil APGAR Score yang dikaji oleh penulis. Dari
hasil pengkajian APGAR Score tersebut yaiu 9-9-10 dikatakan bayi tersebut tidak
asfiksia.
Pola kebiasaan sehari-hari berisi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, dan
pola aktivitas antara pengkajian dilapangan dengan teori sudah sesuai. D ata objektif
berisi Pemeriksaan umum terdiri dari KU,Kesadaran, vital sign (N, RR dan S),
pengukuran antropometri (PB, BB, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar lengan).
39
Pemeriksaan umum dikaji agar mengetahui bagaimana keadaan bayi saat itu.
Pemeriksaan umum sudah sesuai dengan teori. Status present terdiri dari pemeriksaan
head to toe (dari kepala sampai kaki). Ini dikaji untuk mengetahui keadaan bayi mulai
dari kepala sampai kaki. Status present sudah sesuai dengan teori.
Refleks-refleks bayi baru lahir yaitu Rooting reflek yaitu keadaan pada saat
pipi bayi disentuh maka bayi akan menoleh kearah datangnya rangsangan dan
membuka mulut untuk menemukan putting ibu. Sucking reflek yaitu keadaan pada
saat jari dimasukkan kedalam mulut bayi, ia akan mengembalikan respon menghisap
dengan mulut dan lidahnya. Grasp reflek yaitu keadaan pada saat meletakkan jari
ditelapak tangan bayi, maka ia akan memegang erat dan kuat. Moro reflek yaitu
keadaan pada saat bayi dikejutkan maka bayi akan melebarkan tangan dan jari-jarinya
kemudian lengannya akan turun kembali dan mengepalkan jari-jarinya. Tonic neck
reflek yaitu keadaan pada saat kepala bayi dimiringkan kesisi yang berlawanan maka
bayi akan memperpanjang lengan dan kaki ke sisi tersebut dan meregangkan lengan
dan kakinya kesisi berlawanan. Babinski reflek yaitu keadaan pada saat kaki bayi
disentuh dari tumit hingga kejarinya maka jari kakinya akan mengembangkan.
Pengkajian pada bagian ini antara yang dilapangan dengan teori sudah sesuai.
Pada bagian analisa terdiri dari analisa, masalah dan kebutuhan. Pada Asuhan
kebidanan pada Bayi Baru Lahir ini memiliki analisa sebagai berikut :
Analisa : By.Ny. R Umur 1 Jam Jenis Kelamin Laki – laki fase Tidur
dan hasil dari dilakukannya tindakan tersebut. Antara teori dengan praktik sebagian
besar sudah sesuai hanya saja penyampaian informasi tentang stimulasi tumbuh
40
kembang pada ibu dirasa masih kurang. Untuk penulisan penatalaksanaan ini sudah
Asuhan bayi baru lahir berikutnya yaitu pemberian salep mata eritromisin.
Pemberian antibiotik ini terbukti mencegah terjadinya konjungtivitis atau infeksi mata
bayi akibat proses persalinan normal. Menurut teori yang dikemukakan oleh
Prawirohardjo (2011), konjungtivitis bayi baru lahir terjadi pada bayi dengan ibu
yang menderita penyakit menular seksual seperti gonorea dan klamidia. Namun,
kejadian ini sebagian besar muncul pada 2 minggu pertama kehidupan bayi. Hal ini
telah sesuai dengan teori Prawirohardjo (2011), bayi baru lahir diberikan salep mata
dan injeksi vitamin K, dilanjutkan dengan penimbangan berat badan dan memandikan
bayi.
Pengukuran berat badan dan panjang badan bayi baru lahir perlu diketahui
oleh pihak keluarga dan tenaga kesehatan. Hal ini dilakukan agar kedua pihak dapat
pengukuran panjang badan tidak perlu rutin dilakukan karena tidak banyak
berpengaruh terhadap asuhan bayi baru lahir. Selanjutnya, By. Ny. Rumur 1 jam tidak
segera dimandikan. Apabila bayi dimandikan segera setelah lahir, maka akan
mengakibatkan bayi mengalami hipotermia atau kedinginan. Hal ini sesuai dengan
teori Prawirohardjo (2011), bayi baru lahir akan mengalami kehilangan panas melalui
mekanisme tersebut, diperlukan suhu ruang yang hangat ketika bayi akan dimandikan
lupa mengkunci tempat injeksi yang akan digunakan dengan merekatkan. Melakukan
desinfektan pada bagian 1/3 paha kanan atas yang akan disuntikkan. Setelah itu
menyuntikkan HB 0 pada paha bayi baru lahir. Dan jangan lupa membuang spuit
41
tersebut dan kapas sesuai dengan tempatnya seperti spuit dibuang di safety box.
Untuk catatan perkembangan penulis mengambil asuhan pada bayi baru lahir umur
2jam dan 6 jam. Secara garis besar semua pengkajian dari awal sampai
Asuhan pada kunjungan neonatal ke II dan III ibu mengatakan tidak ada
gizi bayi melalui ASI dan cara menyusui yang baik. Hal ini telah dilakukan bidan
dengan mengukur berat badan dan panjang badan, penulis tidak melakukan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis pada By. Ny. R
menyeluruh pada bayi baru lahir meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik
anamnesa yang telah dilakukan dan melakukan rencana asuhan yang akan
3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By.
Ny. R selama periode kunjungan neonatal I - III berlangsung normal dan tidak
ada komplikasi.
kali intervensi bayi baru lahir yaitu 6 jam, 3 hari dan 7 hari dengan
5. Secara keseluruhan asuhan bayi baru lahir fisiologis pada By. Ny. R tidak
B. Saran
1. Bagi Pasien
kesehatan yang telah diberikan oleh pemeriksa, untuk kesehatan ibu maupun
bayinya.
2. Bagi Mahasiswa
menyusui yang benar, tanda bahaya bayi baru lahir, ASI Eksklusif serta
lebih optimal.
3. Bagi Institusi
sebagai bahan referensi tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis.
4. Bagi Puskesmas
yang baru, dalam memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
DAFTAR PUSTAKA
Ai Nurasiah, S., & dkk. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: PT Refika
Aditama; 2012.
Anita Lockhart RN. MSN, Dr. Lyndon Saputra. Asuhan Kebidanan Neonatus Normal
dan Patologis. Tangerang : Binarupa Aksara; 2014.
Dwienda, dkk. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah Untuk
Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish; 2014.
Fitriyani, Risqi Dewi Aisyah, Suparni. Factors of Birth Wight Newborn: Mid Upper-
Arm Circumference, Haemoglobin, Weight Gain Pregnancy. Jurnal Kebidanan
Vol 10 No 1, 60-66 Tahun 2020, p-ISSN : 2089-7669;e-ISSN:2621-2870 :
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link.
Handayani, Desi. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media; 2012.
Ilmiah, Widia Shofa. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika; 2015.
Indah, Firdayanti, N. Manajemen Asuhan Kebidanan Internatal Pada Ny “N” Dengan
Usia Kehamilan Pretern Di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jurnal Widwifery, Vol
1 No 1 Tahun 2019.
Indrayani, D. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media;
2013.
Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta : Pusat Data dan
informasi Kemenkes RI; 2015
Lailiyana SKM, Ani Laila, SST, Isrowiyatun Daiyah, SST, & Ari Susanti, SST. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : EGC; 2012.
Nancy Olii, Tumathony Hiola. Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir. Jurnal Ilmiah Bidan : ISSN : 2339 1731 (print),
2581-1029 (online), Volume 7 Nomor 2. Januari – Juni 2020.
Rahardjo, K & Marmi. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta :Pustaka Pelajar; 2015.
Rohan HH., dan Siyoto S. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2013.
Romauli, Suryati. Buku Ajar Askeb I Konsep dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika, 2011.
Saifuddin,AB. Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.
Tando, Naomy Marie. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
EGC; 2016.
Wahyuni,S. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita. Penuntun Belajar Praktik Klinik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2012.
Walyani, ES & Purwoastuti Th. Endang. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta; 2015.
46
Williamson,A & Crozier K. Buku Ajar Asuhan Neonatus. Devi Yulianti (alih bahasa)
dan Sari Isnaeni (editor edisi bahasa Indonesia). Jakarta: Buku Kedokteran
EGC; 2013.