Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Sehat dan Sakit Akut
Dosen Pengampu: Hani Handayani, M.Kep
Disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan Asthma pada anak.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Hani Handayani, M.Kep
selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut
yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu dalam
hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
2.1.1 Pengertian...........................................................................................4
2.1.2 Klasifikasi..........................................................................................5
2.1.3 Etiologi...............................................................................................6
2.1.4 Patofisiologi.......................................................................................8
2.1.5 Manifestasi Klinis............................................................................11
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang...................................................................12
2.1.7 Penatalaksanaan BBLR....................................................................13
2.1.8 Pencegahan BBLR...........................................................................13
2.2 Dampak Terhadap Pemenuhan KDM.....................................................14
2.2.1 Pengkajian........................................................................................15
2.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................20
2.2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................21
2.2.4 Implemetasi Keperawatan................................................................25
2.2.5 Evaluasi Keperawatan......................................................................26
BAB III PENUTUP..............................................................................................27
ii
3.1 Kesimpulan..............................................................................................27
3.2 Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
2
Komplikasi yang di alami bayi dengan berat lahir rendah meliputi asfiksia,
aspirasi atau gagal bernafas secara spontan dan teratur sesaat atau beberapa menit
setelah lahir, hipotermia atau gangguan termoregulasi, gangguan nutrisi dan
resiko infeksi. Masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah juga meliputi
permasalahan pada system pernafasan, susunan syaraf pusat, kardiovaskuler,
hematologi, gastrointestinal, ginjal dan termoregulasi (Atikah dan Cahyo dalam
Rifa’i, 2019).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah di peroleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung
pada 5 pasien sehingga dapat di gunakan sebagai berkas penulis di dalam
melaksanakan tugas sebagai perawat.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan asuhan
keperawatan.
3. Bagi klien dan keluarga
Agar keluarga klien mengetahui dan mengalami perubahan fisiologi yang
terjadi pada tubuh pasien secara kesadaran bagi keluaerga klien untuk
memperhatikan kondisi tubuh.
4. Bagi masyarakat
Merupakan informasi kepada masyarakat mengenai penyakit berat bayi
lahir rendah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Pengertian
Asthma ialah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran napas
sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan
manisfestasi berupa serangan asma. Kelainan yang didapatkan ialah:
4
5
2.1.2 Etiologi
- Faktor Ekstrinsik: reaksi antigen antibody; karena inhalasi alergan (debu,
serbuk serbuk, bulu bulu binatang).
- Faktor intrinsik; infeksi: para influenza virus, pneumonia, mycoplasmal.
Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperatur. Iritan; kimia.
Polusi udara (CO, asap rokok, parfum). Emosional; takut, cemas, dan
tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus
2.1.3 Patofisiologi
Asthma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan napas
dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot otot bronkus menjadi
spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE)
dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada receptor sel mast yang
menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator
tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon asthma terjadi dalam tiga tahap; pertama tahap immediate yang
ditandai dengan bronkokonstriksi (1 2 jam), tahap delayed dimana
bronkokonstriksi dapat berulang dalam 4 6 jam dan terus menerus 2 - 5
jam lebih lama; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan. Asthma juga dapat
terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan dan udara dingin.
Selama serangan asthmatik, bronkiolus menjadi meradang dan
peningkatan sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas
6
Anak yang mengalami asthma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam
ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02,
sehingga terjadi penurunan p02 (hypoxia). Selama serangan asthmatik,
C02 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi,
dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem
pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi
dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).
7
- Wheezing
- Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot otot asesori pernafasan,
cuping hidung, retraksi dada, dan stridor
- Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan lumen jalan nafas
sempit
- Tachypnea, tachycardia, orthopnea
- Gelisah
- Berbicara sulit atau pendek karena sesak nafas
8
- Diaphorosis
- Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan
- Fatigue
- Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
- Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
- Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest)
- Serangan yang tiba tiba atau berangur angsur
- Auskulatasi; terdengar ronki dan crackles
9
1. Tes fungsi paru. Spirometri dapat dilakukan pada anak usia 5 atau 6
tahun, dan setiap anak usia 1-2 tahun dilakukan peng- kajian fungsi
jalan napas rutin. Dalam Spirometri akan mende- teksi:
a. Penurunan forced expiratory volume (FEV)
b. Penurunan peak expiratory flow rate (PEFR)
c. Kehilangan forced vital capacity (FVC)
d. Kehilangan inspiratory capacity (IC)
buku koran yang telah lama dan mengandung debu tersebut mengandung banyak
sekali alergen yang potensial dapat merupakan pencetus asma pada anak.
Dalam kesimpulan, pemenuhan KDM yang memadai, terutama dalam hal pangan
dan perawatan kesehatan, dapat membantu mengurangi risiko gejala asthma pada
anak-anak. Namun, karena setiap anak memiliki kondisi asthma yang berbeda,
penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui cara
terbaik dalam memenuhi kebutuhan KDM anak Anda dan mengelola gejala
asthma mereka
13
A. Identitas Klien
Pada pasien BBLR, angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada
bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia 35 tahun, selain itu
jarak kehamilan yang terlalu pendek (kurang dari 1 tahun) juga
mempengaruhi terjadinya BBLR (Depkes RI, 2009).
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama
Umur kehamilan biasanya antara 24-37 minggu, rendahnya berat
badan pada saat kelahiran, atau terlalu besar dibanding umur
kehamilan. Berat biasanya kurang dari 2500 gram, lapisan lemak
subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative besar dibanding
badan, 3cm lebih besar dibanding lebar dada. Kelainan fisik yang
mungkin terlihat, nilai APGAR pada 1-5 menit 0-3 menunjukkan
kegawatan yang parah, 4-6 kegawatan sedang, dan 7-10 normal.
2. Riwayat penyakit saat ini:
Ibu bayi datang ke RS dengan keluhan sebelum lahir dan setelah
lahir.
Sebelum lahir:
1) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
2) Pergerakan janin lambat.
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang
seharusnya.
Setelah lahir:
1) Berat badan ≤ 2500 gram.
2) Panjang kurang dari 45 cm.
3) LD < 30 cm.
4) LK < 33 cm.
5) Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
14
Menurut Potter & Perry dalam Afifah, I., & Sopiany (2017)
evaluasi merupakan penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan
untuk tujuan telah ditetapkan dimana perawat menilai hasil yang
diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah
ibu tersebut dapat diatasi. Disamping itu, perawat juga memberikan umpan
balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan utama belum tercapai,
maka dalam hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi memiliki
berat badan kurang dari 2,5 kg saat dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan
oleh beragam hal. Bayi yang berat badan lahirnya rendah rentan
mengalami gangguan kesehatan, sehingga memerlukan perawatan ekstra.
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, terdapat 6,2% bayi yang
terlahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia. BBLR
sering terjadi pada bayi yang lahir prematur (sebelum memasuki usia
kehamilan 37 minggu).
2. Etiologi BBLR disebabkan karena beberapa faktor: faktor ibu; faktor
janin; faktor lingkungan; keadaan sosial ekonomi rendah.
3. Pada tahap pengkajian keperawatan ibu diberikan beberap pengkajian,
yaitu: identitas; riwayat keperawatan; pemeriksaan fisik; Analisa data.
4. Pada tahap diagnosa keperawatan terdapat beberapa diagnosa yang muncul
pada ibu dengan masalah BBLR, diantaranya; Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru-paru; Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan imaturitas reflek menghisap; Diskontuinitas
pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas; Disfungsi motilitas
gastrointestinal berhubungan dengan ketidakadekuatan atau imatur
aktivitas peristaltic; Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan
dengan kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak
subkutan; Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang kurang; Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
tentang perawatan Bayi BBLR.
5. Pada tahap intervensi keperawatan perawat melakukan rencana
keperawatan sesuai dengan diagnose yang telah ditegakkan.
28
29
3.2 Saran
30