Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

METODE PICOT TERKAIT TERAPI KOMPLEMENTER PADA


PASIEN TERMINAL ILNESS

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah: Keperawatan Menjelang
Ajal dan Palliatif
Dosen pengampu: Neni Sholihat, M.Psi., Psikolog.

Disusun oleh:

Adit Rijki Maulana C2114201018

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2023
I. Analisis Jurnal
Judul PENGARUH AROMATERAPI INHALASI TERHADAP
PENURUNAN NILAI KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
Jurnal Jurnal Keperawatan dan Fisioterafi
Peneliti Tahan Adrianus Manalu
Tahun 2019
Volume Vol. 1, No. 2

II. Latar Belakang


Penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease) bersifat irreversible atau tidak
dapat kembali ke keadaan yang baik atau dipulihkan dan mengakibatkan keadaan
penurunan progresif jaringan fungsi ginjal. Pada saat massa ginjal yang tersisa tidak
dapat lagi menjaga lingkungan internal tubuh, maka akibatnya adalah gagal ginjal.
Penyakit ini disebut CKD stadium 5 dan juga disebut penyakit ginjal keharusan akan
tindakan suatu transplantasi terhambat oleh karena langkanya pendonor. Pilihan terapi
dialisis meliputi hemodialisis (cuci darah) dan Peritoneal Dialisis (PD) (Widyono,
2015).
Hemodialisis (HD) merupakan prosedur terapi pengganti ginjal dengan
menggunakan selaput membran semi permeabel (dialiser). Hemodialisis berfungsi
seperti nefron sehingga dapat mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengoreksi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien penyakit ginjal kronik (Black
& Hawks, 2014). Dalam hal ini pasien juga mengalami ansietas yang dikarenakan terapi
hemodilisa yang dijalani sepanjang hidupnya. Dalam penjadwalan dialisis dapat
menciptakan kesulitan-kesulitan tersendiri. Konsep diri dan gambaran (citra) tubuh
pasien mungkin berubah, mengakibatkan masalah-masalah pasien lebih jauh (Wibowo,
2014).
Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu respon yang lama atau
berkepanjangan terhadap adanya ancaman yang tak terduga, respon yang meliputi
fisiologis, afektif, dan perubahan kognitif. Sejalan dengan aspek emosional dari
gangguan kecemasan, pasien kecemasan akan mengalami suatu kesulitan untuk
berkonsentrasi dan merasakan adanya perasaan terganggu yang berdampak negatif
terhadap pekerjaan dan hubungan dengan orang lain (interpersonal) mereka.
Metode penanganan terhadap kecemasan dapat dilakukan dengan cara
pemberian terapi non farmakologi berupa aroma terapi inhalasi. Penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh aromaterapi inhalasi dapat digunakan sebagai terapi
alternatif atau komplementer terhadap penurunan nilai kecemasan pada pasien gagal
ginjal kronik.

III. Analisis Jurnal Metode Picot


No Kriteria Pembahasan dan
Critical Thinking
1 P Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu respon yang
(Problem) lama atau berkepanjangan terhadap adanya ancaman yang tak
terduga, respon yang meliputi fisiologis, afektif, dan
perubahan kognitif. Sejalan dengan aspek emosional dari
gangguan kecemasan, pasien kecemasan akan mengalami
suatu kesulitan untuk berkonsentrasi dan merasakan adanya
perasaan terganggu yang berdampak negatif terhadap
pekerjaan dan hubungan dengan orang lain (interpersonal)
mereka. Dokter dan perawat yang bertugas di unit
Hemodialisa telah berkolaborasisupaya dapat mengurangi
kecemasan penderita GGK yang menjalani HD dengan cara
pemberian obat anti cemas (anxiolytic). Hasil yang diperoleh
dari pemberian obat tersebut cukup membantu pasien, akan
tetapi petugas kesehatan juga cukup mengkhawatirkan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat anticemas. Berkenaan
dengan hal tersebut, diperlukan sebuah terapi non
farmakologis yang dapat membantu terjadinya penurunan
tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa di RS. Grandmed Lubuk
Pakam dan peneliti mengambil sampel berjumlah 13
responden sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Teknik
sampel yang digunakan yaitu NonProbability Sampling
dengan pendektan tehnik Purposive Sampling.
2 I Memberikan intervensi terapi komplementer berupa
(Intervensi) aromaterapi inhalasi.
3 C Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini.
(Comparison)
4 O Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan nilai
(Outcome) rata-rata antara pengukuran sebelum dan sesudah 18.000
dengan standart deviasi 4.163. Hasil Uji statistik didapatkan
nilai p = 0,001 dimana nilai p lebih kecil dari nilai α = 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini
diterima yaitu ada pengaruh aromaterapi inhalasi terhadap
penurunan nilai kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa di RS Grandmed Lubuk Pakam
tahun 2018.
Aromaterapi inhalasi dapat digunakan sebagai salah satu
terapi alternative dan terapi komplementer untuk mengatasi
kecemasan yang dialami pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa serta meminimalkan efek samping
terapi farmakologi. Selain itu disarankan kepada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa agar dapat
menerapkannya sendiri saat mengalami kecemasan selama
menjalani hemodialisa karena aromaterapi inhalasi ini sangat
mudah diaplikasikan dan sangat bermanfaat.
5 T Peneliti tidak mencantumkan waktu penelitian.
(Time)

IV. Analisa dan Pembahasan


Usia merupakan faktor yang dapat menggambarkan kondisi dan mempengaruhi
kesehatan seseorang. Semakin tua seseorang maka sistem tubuhnya juga mengalami
penurunan fungsi. Berdasarkan penelitian sebelumnya menyatakan rata-rata usia pasien
gagal ginjal kronik adalah lebih dari 40 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
tersebut di mana rata-rata usia pasien ginjal kronik baik untuk kelompok kontrol
maupun kelompok perlakuan adalah diatas 40 tahun (Sulistini, R., et al, 2012). Septiwi
(2013) menyatakan pasien penyakit ginjal kronik yang dilakukan hemodialisis lebih
banyak laki-laki 56 orang (54,4%). Pada prinsipnya setiap orang baik laki-laki maupun
perempuan mempunyai resiko yang sama untuk menderita penyakit ginjal kronik.
Namun demikian kecenderungannya laki-laki lebih sering terkena penyakit ginjal
kronik. Hal ini dikarenakan beberapa responden mengatakan sebelum sakit sering
mengkonsumsi alkohol dan merokok.
Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu respon yang lama atau
berkepanjangan terhadap adanya ancaman yang tak terduga, respon yang meliputi
fisiologis, afektif, dan perubahan kognitif. Sejalan dengan aspek emosional dari
gangguan kecemasan, pasien kecemasan akan mengalami suatu kesulitan untuk
berkonsentrasi dan merasakan adanya perasaan terganggu yang berdampak negatif
terhadap pekerjaan dan hubungan dengan orang lain (interpersonal) mereka.
Terapi komplementer untuk mengurangi kecemasan pasien yang akan
menjalani hemodialisa dilakukan dengan aromaterapi inhalasi lavender yaitu jenis
aromaterapi yang dapat merilekskan dan menurunkan kecemasan pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Aromaterapi lavender ini memberikan
manfaat untuk relaksasi, kecemasan, perbaikan mood, dan peningkatan kekuatan
gelombang alpha sangat bermanfaat dalam kondisi relaks mendorong aliran energy
kreativitas dan perasaan segar dan sehat. Kondisi gelombang alpha ideal untuk
perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang
kreativitas seseorang. Minyak Lavender salah satu aromaterapi yang terkenal memilki
efek menenangkan.
V. Kesimpulan
Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata antara
pengukuran sebelum dan sesudah 18.000 dengan standart deviasi 4.163. Hasil Uji
statistik didapatkan nilai p = 0,001 dimana nilai p lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima yaitu ada pengaruh
aromaterapi inhalasi terhadap penurunan nilai kecemasan pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Manalu, Tahan Adrianus. "Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Nilai
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa." Jurnal
Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf) 1.2 (2019): 13-19. PENGARUH
AROMATERAPI INHALASI TERHADAP PENURUNAN NILAI
KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA | JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF)
(medistra.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai