Oleh:
Dwi Putra Setiawan
21117045
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit merupakan sebuah kondisi tidak normalnya sebuah perangkat organ yang ada di
dalam tubuh manusia yang menyebabkan rasa sakit yang dapat mengancam keberlangsungan
kehidupan orang yang menderitanya. Salah satu penyakit yang terus meningkat persentasenya
saat ini dan menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat adalah penyakit ginjal. Gagal ginjal
merupakan salah satu penyakit menakutkan dikarenakan gagal ginjal belum ada obat untuk
penyembuhannya, angka kejadian gagal ginjal kronik tahun ke tahun semakin meningkat,
penderitanya bisa siapa saja baik pria maupun wanita, tua maupun muda bukan jadi ukuran
Studi Global Burden Disease (GBD) Tahun 2015 juga memperkirakan bahwa, pada
Tahun 2015, 1,2 juta orang meninggal karena gagal ginjal, meningkat 32% sejak Tahun 2005.
Pada Tahun 2010, diperkirakan 2,3-7,7 juta orang dengan penyakit ginjal tahap akhir
meninggal tanpa akses ke dialisis kronis. Selain itu, setiap tahun, sekitar 1,7 juta orang
diperkirakan meninggal karena cedera ginjal akut. Oleh karena itu, diperkirakan 5-10 juta
Data gagal ginjal di salah satu negara di Asia Tenggara, yaitu Malaysia, dengan populasi
lainnya insiden ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk pertahun (Sudoyo, et.
al, 2010). Indonesia merupakan negara dengan skala penderita gagal ginjal yang cukup
tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun dari 10th Annual Report of Indonesian Renal
Registry, jumlah penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di Indonesia pada tahun 2016
tercatat sebesar 22.446 dengan kasus baru, 52.835 pasien aktif menjalani hemodialisa dan
pada tahun 2017 meningkat menjadi 30.831 dengan kasus baru, 77.892 pasien yang aktif
menjalani hemodialisa (Indonesian Renal Registry, 2017). Prevalensi gagal ginjal kronik
berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,38% dan Bengkulu menempati urutan ke
11 dari 34 propinsi dengan prevalensi 0,43% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018).Salah satu
penatalaksaan untuk penderita gagal ginjal kronik adalah hemodialisa. Menurut Rahman,
Heldawati, & Sudirman, (2013) klien yang akan menjalani hemodialisis mengalami depresi,
ketakutan atau kecemasan. banyak dampak yang di timbulkan dari kecemasan yang
berlebihan dan tidak tertangani dengan benar antara lain menimbulkan hambatan dalam
mental. Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik
seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami
kecemasan pasien yang menjalani hemodialisa antara lain dengan teknik relaksasi
antara Spiritual power dan Energy psychology .Telah banyak penelitian tentang SEFT
berguna untuk mengatasi masalah emosi, diantaranya adalah penelitian oleh Faridah
membuktikan bahwa terapi SEFT dapat menurunkan tekanan darah tinggi (Faridah, 2012).
Menurut Hebert Benson, seorang dokter di Harvard Medical School menyimpulkan bahwa
ketika seseorang terlibat secara mendalam dengan doa yang diulang-ulang (repetitive prayer)
ternyata akan membawa berbagai perubahan fisiologis, antara lain berkurangnya kecepatan
gelombang otak dan pengurangan menyeluruh kecepatan metabolisme. Kondisi ini disebut
sebagai respon relaksasi (relaxation response) (Subandi, 2013). Seni melagukan ayat-ayat
suci Al-Quran merupakan hal yang sering didengar saat ini, diantaranya biasa dikenal dengan
Murottal. Terapi murottal bekerja pada otak, dimana ketika didorong dengan rangsangan dari
luar (terapi Al-Quran) maka otak memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide.
Molekul-molekul ini mengangkut reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh sehingga
tubuh memberi umpan balik berupa rasa nyaman. Bacaan AlQuran secara murottal
mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan kecemasan apabila didengarkan dalam
tempo murottal berada antara 60-70 menit secara konstan, tidak ada perubahan irama yang
mendadak, dan dalam nada yang lembut (Widayarti, 2011). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Faradisi (2012) terapi murottal terbukti lebih efektif menurunkan kecemasan
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah Terdapat Perbandingan Antara
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dengan Terapi murottal dalam menurunkan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
terapi murottal.
terapi murottal
pasien hemodialisa.
hemodialisa.
D. Manfaat penelitian
2. Bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dalam pengembangan ilmu