PENDAHULUAN
sehat, baik sehat secara fisik ataupun psikis, karena hanya dalam kondisi sehat
manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi pada
permasalahan kesehatan dan salah satunya berupa penyakit yang diderita. Jenis
penyakit yang diderita bentuknya beraneka ragam, ada yang tergolong penyakit
menimbulkan tekanan psikologis pada penderita. Tetapi ada juga penyakit yang
mengganggu kondisi emosional, slah satunya adalah penyakit gagal ginjal kronis
Pasien gagal ginjal kronik dengan laju filtrasi glomerulus <15 mL/ menit harus
minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan,
1
kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi (Susilo, 2016). Depresi merupakan
salah satu dari gangguan mood yang utama. Depresi yaitu perasaan hilangnya
makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain
pembicaraan dan fungsi vegetatif seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual dan
Gagal ginjal kronik itu sendiri merupakan suatu kondisi kompleks dimana
ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai akibat dari kerusakan struktural
atau fungsional yang menyebabkan akumulasi cairan dan limbah yang berlebihan
dalam darah (Maailani, 2022). Pasien gagal ginjal kronik (GGK) akan mengalami
komplikasi pada dirinya, seperti komplikasi pada sistem organ dan komplikasi
pada sistem organ dan komplikasi pada masalah psikologis. Masalah psikologis
Penelitian (Jundiah dkk., 2019) menunjukkan hampir seluruh klien GGK yang
menjalani hemodialisis > 3 tahun terdapat gejala depresi. Semakin lama pasien
2
Pasien GGK yang menjalani hemodialisa membutuhkan waktu 12-15 jam
untuk dialisis setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam setiap kali terapi.
perubahan perilaku antara lain menjadi pasif, ketergantungan, merasa tidak aman,
bingung dan menderita. Dua pertiga dari pasien yang mendapat terapi dialisis
tidak pernah kembali pada aktifitas atau pekerjaan seperti sedia kala. Pasien akan
dan fungsi seksual sehingga dapat menimbulkan kemarahan yang akhirnya timbul
suatu keadaan depresi sekunder sebagai akibat dari penyakit sistemik yang
penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer
masalah ekonomi, hal tersebut akan memicu munculnya depresi. Perubahan yang
terjadi pada pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialis seperti masalah
menghilang serta impotensi, depresi akibat sakit yang kronis, perasaan kecewa
dan putus asa, dan upaya untuk bunuh diri (Wakhid et al., 2018).
3
menunjukkan tingkat depresi di pengaruhi oleh durasi hemodialysis. Semakin
penelitian Gadia et al., (2020) depresi lebih banyak terjadi pada pasien dengan
durasi hemodialysis yang lebih lama akibat beban yang dirasakan (Ayunin Fitra
sekitar 1,5 juta orang, dan di Indonesia hampir sekitar 0,2 jiwa penderita gagal
fisik yang akan terjadi pada pasien menjadi lemah dalam menjalani kehidupan
sehari- hari, terhadap psikologis dampak yang akan akan terjadi pada masalah
tidur, kecemasan dan depresi dampak terhadap sosial dan ekonomi yang akan
terjadi pada pasien pada hubungan sosialnya, dan pada lingkungan klien juga akan
terapi hemodialisa dan pola tidur sangat berhubungan dengan tingkat depresi pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani tindakan hemodialisa (Maulana et al.,
2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari (WHO) tahun 2022, secara global
lebih dari 650.000 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Di
prevalensi gagal ginjal kronik mengalami peningkatan (2% menjadi 3,8%) pada
peningkatan dari 25.446 menjadi 66.433. Sedangkan pasien aktif (baik pasien baru
atau pasien lama) menjalani hemodialisis dari 52.835 menjadi 132.142 pada tahun
4
2016-2018. Pasien gagal ginjal kronik yang meninggal dunia pada tahun 2018
sebanyak 1.243 orang dengan lama hidup selama 1-317 bulan, dan rata-rata
menjalani HD 6-12 bulan (Kemenkes RI, 2018). Secara khusus untuk propinsi
Nusa Tenggara Timur berdasarkan data IRR (Indonesia Renal Registry) pada
tahun 2021 ditemukan ditemukan fakta bahwa 340 pasien menjalani terapi
hemodialisa melalui wawancara didapatkan data bahwa 110 pasien yang menjalni
menemukan pasien dengan gagal ginjal kronik sebanyak 110 pasien dalam
pasien setiap sift yang sedang menjalani terapi hemodialisa. Dalam menjalani
menemukan sebagaian pasien yang mengeluh tidak dapat tidur nyenyak karena
memikirkan penyakit yang diderita, cemas, lebih mudah lelah, nafsu makan
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
6
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
3. Bagi Peneliti
gambaran tingkat depresi pada pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang
peneliti, maka peneliti ini hanya berfokus pada gambaran tingkat depresi pada
7
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
8
4 Gambaran tingkat Abdul Hasil penelitian ini Penelitian ini Desain penelitian
depresi pasien Wakhid, diperoleh sebagaian untuk mengetahui yaitu deskriptif
gagal ginjal kronik Kamsidi, besar pasien gagal ginjal gambaran tingkat Korelatif dengan
yang menjalani Gipta Galih kronik yang menjalani depresi pada pendekatan survey.
terapi hemodialisis Widodo terapi hemodialisis pasien gagal ginjal Populasi penelitian
RSUD Kabupaten ( 2018) depresi ringan sejumlah kronik yang ini 85 pasien.
Semarang 41 orang (48,2%) menjalani Teknik sampling
hemodialisis menggunakan
quota sampling.
5 Gambaran tingkat Rustina Hasil penelitian ini yaitu Penelitian ini Penelitian ini
depresi pada pasien (2013) subjek yang tidak bertujuan untuk merupakan
gagal ginjal kronik mengalami depresi mengetahui penelitian survei
yang menjalani sebanyak 43 orang gambaran tingkat deskriptif. Subjek
hemodialisis di (64,18%)dengan rincian depresi pada penelitian ini
RSUD DR. depresi ringan sebanyak pasien gagal ginjal adalah 67 pasien
Soedarso Pontianak 19 orang (28,36%), yang menjalani GGK. Sampel
depresi sedang sebanyak hemodialisa diambil dengan
3 orang (4,46%), dan menggunakan
depresi berat sebanyak 2 teknik
orang (2,98%). pengambilan
sampel tidak
berdasarkan
peluang
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1. Definisi
ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai akibat dari kerusakan
3. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir End Stage Renal
Disease (ESRD) adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat lagi
akibat adanya retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
10
4. menjadi salah satu dampak akan gagalnya fungsi ginjal (Fadlalmola
2.1.2. Etiologi
11
Retensi Na dan H2O, pengaruh vasopresor dari system rennin,
sistemik).
metabolic.
7. Nefropatik toksik.
2.1.3. Patofisiologi
glomerulus dan tubulus ) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
12
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
karena nefron yang rusak bertambah banyak, oliguri timbul disertai retensi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal, kira-kira 80%-
90% funsi ginjal yang hilang. Pada tingkat ini ,funsi renal yang demikian ,
2.1.4. Klasifikasi
13
2.1.5. Tanda dan Gejala
1. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelemahan fisik dan mental, berat
dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.
ammonia.
kulit kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan
kasar.
14
2.1.7. Komplikasi
3. Hipertensi, akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem
aluminium.
1. Urin
ginjal berat).
15
5) Kliren Kreatinin: mungkin agak menurun
2. Darah
otot dan kreatinin posfat. Bila 50% nefron rusak maka kadar
kreatinin meningkat.
3. Pielografi intravena
2) Pielografi retrograde
4) Arteriogram ginjal
massa.
4. Sistouretrogram berkemih
retensi.
16
5. Ultrasonografi ginjal
6. Biopsi ginjal
8. EKG
perikarditis.
2.1.9. Penatalaksanaan
1. Obat- obatan
17
4) Tambahan vitamin B dan C diberikan jika penderita menjalani
cardiac arrest.
18
2.2. KONSEP DASAR HEMODIALISA
dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar
tubuh yang disebut dializer (dr. Pancho Kaslam, 2021). Prosedur ini
maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula
manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea, kreatinin, asam urat dan
zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai pemisah darah dan
cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi , osmosis, dan
sampai fungsi ginjal kembali normal. Seperti pada pasien yang digigit ular,
pre eklamsi/eklamsi (pada ibu hamil), pasien Aki (Akut Kidney Injuri):
Jantung.
19
Pada hemodialisis darah adalah salah satu kompartemen dan dialisat
adalah bagian yang lain . Membran semiperiabel adalah lembar tipis berpori-
pori terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membrane
kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekulair juga sangat kecil dan bergerak
bebas melalui membrane tetapi kebanyakan protein, plasma, bakteri dan sel-
2.2.2. Peralatan
1. Dialiser (Dyalizer)
Fungsi :
asam urat.
antara darah dan bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif
20
4) Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
Dialiset atau “bath” adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit
utama dari serum normal. Dialisat ini dibuat dalam sistem bersih dengam
air keran dan bahan kimia disaring . Bukan merupakan sistem yang steril,
permeable yang besar, air untuk dialiset harus aman secara bakteriologis.
yaitu dengan pemberian dialisat untuk satu pasien dan sistem pemberian
multiple dapat memasuk sedikit untuk 20 unit pasien. Pada kedua sistem
3. Asesoris peralatat
21
2.2.3. Proses Dialisis
menghubungkan salah satu pembuluh darah nadi (arteri) pada lengan bawah,
yang dikenal dengan nama cimino. Untuk mencegah terjadinya infeksi, baik
berikut :
cimino.
2. Cuci tangan sesering mungkin dan jaga agar daerah cimino dan
22
4. Jangan mengangkat barang berat pada tangan yang terpasang
ginjal kronik. Individu dengan kondisi seperti kanker, infeksi serius, atau
2.3.1. Pengertian
Susilo, 2016)
23
makan, psikomotor, konsentrasi, rasa lelah, anhedonia, rasa tak berdaya,
3. Depresi merupakan salah satu dari gangguan mood yang utama. Depresi
atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain gangguan mood adalah perubahan
seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual dan irama biologis lainnya.
1. Depresi ringan
lebih mudah untuk ditangani karena levelnya yang masih ringan. Bisa
oleh orang terdekat, aktivitas hiburan, nonton film dan istirahat yang
2. Depresi sedang
24
yang nyata dalam menjalani aktivitas pekerjaan, hubungan social dan
hilang, hal ini yang menyebabkan mereka akan sangat kesulitan dalam
psikiater atau terapis EFT untuk membantu menggali akar masalah dan
maupun ringan. Bisa juga disertai dengan gejala psikotik maupun tidak.
urusan rumah tangga. Penanganannya pun juga harus lebih intensif dan
kesadaran.
25
2. Motivasi Berubah
lalu membuat mereka merasa tidak kuat dan tidak memiliki self-esteem.
Bahkan tidak jarang yang berakhir pada pikiran untuk bunh diri.
mudah. Pola tidur mereka mengalami perubahan, tidur lebih banyak atau
lebih sedikit.
badan.
1. Faktor Biologis
Faktor biologis adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri,
26
Neurotransmitter, yaitu Norepinefrin dan Serotonin yang
2. Faktor Genetik
seseorang yang berasal dari keluarga yang tidak punya riwayat depresi.
3. Faktor Psikososial
(2017) yaitu :
1. Usia
tuanya umur seseorang. Kondisi depresi akan semakin bertambah berat seiring
27
2. Pendidikan
belum sampai pada tahap yang buruk atau lebih parah, sampai hal tersebut
3. Jenis Kelamin
punggung keluarga dan sumber pencari nafkah, sehingga pada saat didiagnosa
gagal ginjal kronik dan harus menjalani hemodialysis, maka laki-laki akan
4. Pekerjaan
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Hal ini disebabkan karena tidak
hemodialisis, terlebih jika saat ini pasien tersebut tidak lagi bekerja .
5. Ekonomi / Pendapatan
28
Sehingga dapat mempengaruhi reaksi pasien saat sakit oleh karena halangan
6. Lama Terapi
depresi. Munculnya depresi dimulai setelah jangka waktu 6 bulan dan dapat
29
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual GGK
1. Ekonomi/ Pendapatan
2. Dukungan Keluarga
3. Kualitas Hidup
Ringan : Skor 5 -9
Berat : Skor 15 - 19
Karakteristik :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
30
BAB lll
METODOLOGI PENELITIAN
secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan keadaan yang
sebenarnya tentang tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik (GGK)
kuantitatif.
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
31
sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan perhitungan rumus sebagai
berikut :
N
n=
1+ N ( d ) 2
Keterangan :
n= besar sampel
N= besar populasi
110 110
n= =
1+ 110 ( 0,05 ) 2 1+ 110(0,0025)
110
=
1+ 0,275
110
=
1,275
= 86
3.2.3. Sampling
32
1. Kriteria inklusi
hemodialisa
2. Kriteria eksklusi
penelitian ini adalah tingkat depresi pada pasien GGK yang menjalani terapi
Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
33
judul Tingkat Depresi yang mempengaruhi pada pasien gagal ginjal kronik
pertanyaan. Kuesioner ini disusun oleh Auron T. Beck 1996 dan di uji oleh
kuesioner, depresi ringan 5-9, depresi sedang 10-14 dan depresi berat 15-19.
Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer karena data
proposal penelitian.
34
memberikan kesempatan kepada responden untuk mengisi kuesioner
tersebut.
jika ada kuesioner yang belum terisi dengan lengkap. Kuesioner terisi
kuesioner, depresi ringan 5-9, depresi sedang 10-14 dan depresi berat 15-
19.
depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di
35
frekuensi, variabel penelitian di interprestasikan dengan menggunakan skala
masing-masing variabel.
P=f/NX100%
Keterangan :
P=presentase (%)
f=jumlah jawaban.
Dengan hasil:
36
Umur Satuan waktu Kuisioner Ordinal 1) Remaja (13-19 tahun)
yang dihitung 2) Dewasa (20-45 tahun)
dari sejak 3) Lansia
responden Usia pertengahan
dilahirkan (middle age) 45-54
sampe waktu tahun
dilaksanakan Lansia elderly 55-
penelitian 65 tahun
Lansia muda (66-74
tahun)
Lansia tua (75-90
tahun)
Lansia sangat tua
(>90 tahun)
Jenis kelamin Hal yang Kuisioner Nominal 1) Laki-laki
membedakan 2) Perempuan
seseorang itu
laki-laki dan
perempuan
Pendidikan Tingkat Kuisioner Ordinal 1) Pendidikan dasar (SD, SMP)
pendidikan 2) Pendidikan menengah atas
paling akhir 3) Perguruan tinggi
yang ditempuh
responden
Pekerjaan Suatu kegiatan Kuisioner Nominal 1) Tidak bekerja
yang dilakukan 2) Petani
oleh seorang 3) IRT
yang bertujuan 4) Pegawai
memenuhi 5) Wiraswasta
kebutuhan 6) PNS
hidup 7) Rohaniwan
8) Pelajar
Lama menjalani Rentang waktu Kuisioner Ordinal 1) Baru: < 1 tahun
hemodialisa yang 2) Sedang: 1 tahun- 3 tahun
dihabiskan 3) Lama: > 3 tahun
responden
untuk
menjalani
terapi
hemodialisis
Tingkat depresi Gangguan/ Kuisioner Ordinal 1) Ringan : 5-9
perubahan 2) Sedang : 10-14
mood 3) Berat : 15-19
seseorang
37
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh
1. Kerahasiaan (Confidentiality)
Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan
penelitian.
peneliti adalah:
38
1. Keterbatasan buku sumber
kekurangan.
3. Jenis data yang di peroleh dalam penelitian ini data primer yang
4. Keterbatasan ruang lingkup dalam hal ini termasuk waktu dan biaya
39
BAB IV
Pada bab ini, penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian sesuai dengan
tujuan yang diterapkan didalam penelitian ini. Deskripsi ini dimulai dari gambaran
Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Unit
pelayanan hemodialisis (cuci darah) terhadap pasien rawat inap maupun pasien rawat
Alok Batas Timur Rumah Sakit ini adalah Kantor Akses, di bagian Selatan berbatasan
dengan TK Sang Timur,batas bagian Barat adalah kompleks perumahan warga Benteng
Gading dan di bagian Utara berbatasan dengan SMAN 2 Maumere, Bangunan Unit
Alok.
40
Pada tahun 2017, pihak manajemen RSUD dr. T.C. Hilers Maumere Kabupaten
Sikka, mengadakan unit cuci darah (Hemodialisis / HD) pertama di pulau Flores. Unit
hemodialysis ini dibangun atas kerja sama Pemda Sikka. RSUD T.C Hilers dan Yayasan
Bina Nusantara Adi Sehat. Unit Cuci Darah ini memiliki fasilitas 11 mesin dengan 11
tempat tidur dan mampu menampung total 110 pasien. Jadwal untuk unit cuci darah
dimulai dari Senin – Sabtu. Dalam satu hari, unit ini mampu melayani 30 orang pasien
dan dibagi di dalam shift pagi, siang, dan malam. Jumlah tenaga kesehatan yang melayani
para pasien HD terdiri dari 10 orang perawat dan 5 dokter yaitu dokter umum dan dokter
penyakit dalam.
Responden dalam penelitian ini adalah 86 orang yang melakukan terapi cuci
Tingkat Depresi
Ringan Sedang Berat
Usia F % F % F %
20-45 18 21% 6 7% 1 1%
46-54 10 12% 4 5% 1 1%
55-65 19 22% 12 14% 3 3%
66-74 4 5% 2 2% 2 2%
75-90 2 2% 2 2% 0 0%
Total 86
41
banyak berada di kategori tingkat depresi ringan sebanyak 19 responden
(22%).
Tingkat Depresi
Ringan Sedang Berat
Jenis kelamin F % F % F %
Laki-Laki 31 36% 15 17% 4 5%
Perempuan 21 24% 10 12% 5 6%
Total 86
Tingkat Depresi
Ringan Sedang Berat
Pendidikan F % F % F %
SD 17 20% 5 6% 3 3%
SMP 7 8% 5 6% 0 0%
SMA 19 22% 4 5% 2 2%
PT 17 20% 5 6% 2 2%
Total 86
42
Berdasarkan Tabel 4.3.3 ditemukan hasil penelitian berdasarkan kelompok
pendidikan responden, dimana responden terbanyak berasal dari jenjang
pendidikan SMA dengan kategori tingkat depresi yang paling banyak berada di
kategori tingkat depresi ringan sebanyak 19 responden (22%).
Tingkat Depresi
Ringan Sedang Berat
Jenis Pekerjaan F % F % F %
Petani 15 17% 6 7% 1 1%
IRT 16 19% 5 6% 4 5%
Pensiunan 5 6% 3 3% 2 2%
Pegawai 7 8% 2 2% 0 0%
PNS 5 6% 3 3% 0 0%
Wiraswasta 5 6% 1 1% 2 2%
Rohaniwan 1 1% 0 0% 0 0%
Pelajar 1 1% 0 0% 0 0%
Bidan 2 2% 0 0% 0 0%
Total 86
43
4.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Hemodialisa
Tingkat Depresi
Ringan Sedang Berat
Lama hemodialisa F % F % F %
Baru 33 38% 14 16% 2 2%
Sedang 11 13% 6 7% 3 3%
Lama 8 9% 5 6% 4 5%
Total 86
4.3.6 Gambaran tingkat depresi pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa di
Tabel 4.3.6 Distribusi frekuensi tingkat depresi pada pasien GGK yang menjalani
No Tingkat depresi F %
1. Ringan 52 60
2. Sedang 25 29
3. Berat 9 10
44
Total 86 100
4.4 Pembahasan
4.4.1 Gambaran tingkat depresi pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa
Dalam pembahasan ini akan diuraikan Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik (GGK) Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Unit Hemodialisa
Maumere.
Gagal ginjal kronik merupakan suatu kondisi kompleks dimana ginjal tidak dapat
berfungsi dengan baik sebagai akibat dari kerusakan struktural atau fungsional yang
menyebabkan akumulasi cairan dan limbah yang berlebihan dalam darah (Maailani,
2022). Pasien penyakit ginjal kronik harus menjalani terapi hemodialisis untuk
mengganti fungsi ginjal. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa sebagain besar
Konsep depresi menurut Heri Susilo (2016) memiliki tiga tingkatan depresi yaitu
ringan, sedang, dan berat. Tingkat depresi ringan tersebut timbul karena tekanan hidup
dan biasanya terjadi sekurang-kurangnya 2 minggu. Depresi jenis ini lebih muda untuk
ditangani karena levelnya masih ringan. Pada tahap depresi ringan ini, mereka hanya
kronik terbanyak pada kategori depresi ringan yaitu sebanyak 52 responden ( 60%).
Hasil penelitian ini sangat didukung oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Umur
Umur adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi depresi yaitu
semakin tuanya umur seseorang, kondisi depresi akan semakin bertambah berat
terbanyak berada di rentang usia 55-65 (kelompok usia lansia/ elderly) dengan
kategori tingkat depresi yang paling banyak berada di kategori tingkat depresi
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Atikah Fatmawati bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin tinggi
seseorang mengalami tingkat depresi. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain
beberapa keluarga yang menemani klien saat berada di ruangan cuci darah,
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD
46
dengan jumlah usia terbanyak di kategori lansia (50-70). Pada usia ini idividu
pasien menjalani hemodialisa. Pasien baru dan pasien lama akan memiliki
2. Jenis Kelamin
punggung keluarga dan sumber pencari nafkah, sehingga pada saat didiagnosa
gagal ginjal kronik dan harus menjalani hemodialisis, maka laki-laki akan
kelamin laki-laki dengan kategori tingkat depresi yang paling banyak berada di
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ditemukan oleh Atikah
Fatmawati, bahwa laki-laki lebih rentan dengan penyakit gagal ginjal kronik
karena peran laki-laki sebagai tulang punggung sehingga laki laki-laki harus
menyebabkan depresi, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian tingkat depresi
47
Hasil penelitia ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakuan oleh
Abdul Wakhid (2018) tentang Gambaran tingkat depresi pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis bahwa tinggat depresi lebih banyak terjadi
pada perempuan yaitu 15 responden atau 50%, hal ini dapat diketahui bahwa
terapi serta kondisi kesehatan yang terus menurun. Ada juga responden yang
istrinya terpaksa harus bekerja kembali dengan menjual sayur dipasar hanya
3. Pendidikan
yang besar untuk tidak memeriksa kondisi kesehatannya jika belum sampai pada
tahap yang buruk atau lebih parah, sampai hal tersebut dirasakan mengganggu
Fatmawati 2017).
memiliki jenjang pendidikan SMA dengan kategori tingkat depresi yang paling
Pasien yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan mencari perawatan dan
48
pengobatan penyakit yang dideritanya serta memilih dan memutuskan tindakan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
dengan hasil penelitian dimana tingkat pendidikan yang paling banyak berada di
beberapa media .
4. Pekerjaan
kronik yang menjalani hemodialisa. Hal ini disebabkan karena tidak sedikitnya
biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk menjalani hemodialisis, terlebih
jika saat ini pasien tersebut tidak lagi bekerja (Atikah Fatmawati, 2017).
memiliki pekerjaan sebagai IRT dengan kategori tingkat depresi yang paling
(19%).
49
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Atikah
Fatmawati bahwa responden yang tidak bekerja tentunya akan berdampak pada
kesulitan ekonomi atau keuangan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab
terjadinya depresi walaupun dalam penelitian ini kategori depresi masih dalam
kebutuhan lain seperti transportasi, pembelian obat diluar tanggungan BPJS, dll.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wijaya (2015) tentang Tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang
kehilangan peran dalam keluarga dan sosial merupakan salah satu faktor resiko
depresi, baik dalam keadaan populasi normal maupun pada populasi dengan
5. Lama Hemodialisa
mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi dikarenakan pasien akan merasa
50
depresi terbnyak berada di kategori tingkat depresi ringan yaitu 33 responden
(38%).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
51
Sebagai peneliti pemula, penelitian ini merupakan sebuah pengalaman yang
Keterbatasan ruang lingkup dalam hal ini termasuk waktu dan dana yang
mengakibatkan penelitian ini dilakukan hanya dalam kaitannya dengan judul Tingkat
depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa .
3. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
responden secara langsung, sehingga kualitas dari data yang diperoleh tergantung dari
BAB V
52
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
53
Berdasarkan hasil penelitian di Unit Hemodialisa Maumere dari 86
5.2 SARAN
mengatasi depresi pada pasien gagal ginjal kronik agar mahasiswa dapat
Gambaran efek samping yang dialami penderita gagal ginjal kronik dan
DAFTAR PUSTAKA
54
Amalia, F., & Azmi, S. (n.d.). Artikel Penelitian Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP DR . M . Djamil Padang.
4(1), 115–121.
Ayunin Fitra Nurfajri & Mutakib. (2022). No Title. JKEP (Jurnal Keperawatan ), 7, No. 1.
Dan, R., & Reksodiwiryo, R. S. T. (2019). DENGAN HEMODIALISIS DI RSI SITI. 11, 11–
18.
Maulana, I., Shalahuddin, I., & Hernawaty, T. (2020). Faktor yang berhubungan dengan
tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani tindakan hemodialisa.
Holistik Jurnal Kesehatan, 14(1), 101–109. https://doi.org/10.33024/hjk.v14i1.2359
Rustina. (2012). Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis Di Rsud Dr. Soedarso Pontianak. 1–94.
Wakhid, A., Widodo, G. G., & Waluyo, N. (2018). Gambaran Tingkat Depresi Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Keperawatan, 6(1), 25–28.
55
KUESIONER
Karakteristik Responden
Umur
Jenis Kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan
Tingkat Pendidikan 1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. D3/ S1
6. Lainnya……
Pekerjaan 1. Tidak bekerja
2. Karyawan
3. Wiraswasta
4. PNS
5. Lainnya…
Lama menjalani
hemodialysis ……….. bulan
Petunjuk
56
1. 0 saya tidak merasa sedih
1 saya merasa sedih
2 saya merasa sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat menghilangkannya
3 sya begitu sedih sehingga saya merasa tidak tahan lagi
57
7. 0 saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
1 saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
2 saya merasa jijik terhadap diri saya sendiri
3 saya membenci diri saya sendiri
8. 0 saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk daripada orang lain
1 saya selalu mencela diri saya saya sendiri karena kelemahan/ kekeliruan saya
2 saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu atas kesalahan-kesalahan saya
3 saya menyalahkan diri saya sendiri atas semua hal buruk yang terjadi
58
13. 0 saya dapat tidur nyenyak seperti biasanya
1 saya tidak dapat tidur nyenyak seperti biasanya
2 saya bangun 2-3 jam lebih awal dari biasanya dan sukar tidur kembali
3 saya bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya dan tidak dapat tidur
kembali
59