Irfhan 1,Ns. Yuniar M. Soeli, M.Kep, Sp.Kep.J 2, Ns. Rachamawaty D. Hunawa, S.Kep, M.Kep.2
1.Mahasiswa Jurusan Keperawatan UNG
2.Dosen Jurusan Keperawatan UNG
ABSTRAK
Desain dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien hemodialisa di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe. Sampel
dalam penelitian berjumlah 64 responden dengan teknik sampling total sampling.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
PENDAHULUAN
Menurut World Health oleh pasien gagal ginja kronik.
Organization (WHO) tahun 2020 Meskipun, hemodialisa menjadi terapi
penyakit gagal ginjal meningkat sebagai pilihan dan efektif untuk
penyebab kematian ke-13 di dunia penatalaksanaan pasien dengan gagal
menjadi urutan ke -10, dimana kematian ginjal kronik, bukan berarti hemodialisis
meningkat dari 813.000 orang pada tidak dapat menyebabkan masalah atau
tahun 2000 menjadi 1,3 juta orang pada komplikasi (Alwan dan Basaleem dalam
tahun 2020. Penyakit ini menunjukkan Sahran, 2018).
kondisi progresif yang mempengaruhi Masalah yang dialami pasien
>10% dari populasi umum di seluruh selama menjalani hemodialisa dapat
dunia atau sejumlah lebih dari 800 juta berdampak pada fisiologis dan
orang. Penyakit GGK sebagai salah satu psikologis (Mait dkk, 2021). Dampak
penyebab kematian di seluruh dunia, pada permasalahan psikologis
terjadi peningkatan kematian akibat diantaranya cemas, depresi dan stres
GGK selama 2 tahun terakhir yang menyebabkan pasien mempunyai
diproyeksikan pada tahun 2045 penilaian negatif tentang makan hidup,
meningkat hingga 41,5%. (Kovesdy, pasien cenderung mudah marah, mudah
2022). tersinggung, mempunyai perasaan
Di Indonesia prevalensi gagal bersalah, penurunan konsentrasi bahkan
ginjal kronis meningkat dari 2% tahun gangguan psikosa (Patimah, 2020).
2013 menjadi 3,8% tahun 2018. Provinsi Pasien GGK biasanya merasa
dengan kasus tertinggi adalah Provinsi terbebani dengan sakit yang dideritanya,
Kalimantan Utara yaitu 6,4% dan banyak persepsi yang pasien pikirkan,
terendah adalah Provinsi Sulawesi Barat misalnya ketika awal terdiagnosis pasien
yaitu 1,8% (Kemenkes, 2018). Provinsi merasa itu adalah ujian terberat baginya.
Gorontalo prevalensi kasus gagal ginjal Namun, lain halnya dengan pasien yang
kronik sebanyak 201 pasien dengan mampu menerima dan mengendalikan
prevalensi pasien berdasarkan usia persepsi-persepsi dalam pikiran terkait
terbanyak adalah usia >44 tahun-≤66 penyakitnya, pasien cenderung dapat
tahun sebanyak 121 pasien dan jenis beradaptasi dengan cepat. Pasien yang
kelamin terbanyak adalah perempuan menjalani hemodialisis menghadapi
sebanyak 106 pasien (Dikes Provinsi banyak stressor terutama masalah fisik
Gorontalo, 2020). Dalam hal ini dapat akibat kegagalan fungsi ginjal. Masalah
dijelaskan bahwa GGK merupakan tersebut sering melemahkan kemampuan
penyakit kronis dengan angka kejadian adaptasi pasien (Fatimatussany, 2017).
tergolong tinggi dan menjadi penyebab Oleh karena itu, masalah-
tingginya angka mortalitas dan masalah yang dialami tersebut
morbiditas diberbagai negara. membutuhkan mekanisme koping pasien
Tanda dan gejala dari gagal dalam beradaptasi terhadap kondisi
ginjal kronik dapat dilihat tidak hanya dirinya agar mencegah terjadinya
mengenai sistem organ perkemihan, dampak psikologis hemodalisa.
namun juga dapat menimbulkan dampak Mekanisme koping pasien yang
pada berbagai sistem organ lainnya. menjalani hemodialisa yang adaptif dan
Maka dari itu, membutuhkan maladaptif dapat dipengaruhi oleh
penatalaksanaan terhadap penderita, berbagai faktor yaitu kepribadian
salah satunya dengan hemodialisa, individu, usia, tingkat pendidikan dan
karena hemodialisa merupakan terapi dukungan sosial atau dukungan keluarga
pilihan utama dan paling umum dijalani seperti membicarakan kondisi pasien
dengan keluarga (Steven dan Nugrohadi, merasa putus asa karena hemodialisa
2021). tidak dapat menyembuhkan
Faktor lainnya yang penyakitnya, pasien merasa dirinya tidak
mempengaruhi mekanisme koping mampu lagi dan menambah beban
pasien di ruang hemodialisa yaitu lama keluarga.
menjalani hemodialisa, jenis kelamin Hasil survey awal didapatkan
dan harapan (Rustandi dkk, 2018). pasien yang berusia 38 tahun diperoleh
Selain itu, selama menjalani hemodialisa peneliti mempunyai mekanisme koping
mekanisme koping juga dapat yang maladaptif karena pasien tersebut
dipengaruhi oleh kondisi spritual pasien menyatakan merasa khawatir dengan
seperti berdoa dan berdzikir, serta self kondisi dirinya dan terkadang merasa
efficacy pasien yang mencoba putus asa dan pasien yang berusia 45
menyelesaikan masalah secara bertahap tahun diperoleh peneliti mempunyai
dalam menghadapi kondisinya yang mekanisme koping yang adapatif karena
telah menderita gagal ginjal kronik pasien menyatakan sudah menerima
(Pratama dkk, 2020). keadaan dirinya yang menderita gagal
Mekanisme koping pasien yang ginjal kronik dan harus menjalani
menjalani hemodialisa dapat hemodialisa. Selanjutnya, 3 dari 5 pasien
dipengaruhi oleh berbagai faktor menyatakan karena sudah lama
diantaranya adalah faktor usia, dimana menjalani hemodialisa lebih dari atau
dalam penelitian Puspanegara (2019) sama dengan dua tahun tidak merasa
bahwa pasien yang menjalani terbebani dengan pengobatan yang
hemodialisa dengan kategori usia sedang dijalaninya, tetapi tetap merasa
dewasa awal secara keseluruhan lelah dengan pengobatan yang dilakukan
memiliki mekanisme koping maladaptif dalam waktu yang lama. Sedangkan 2
sebesar 100%, usia dewasa akhir dari 5 pasien yang lama menjalani
mayoritas memiliki mekanisme koping hemodialisa kurang dari satu atau dua
maladaptif sebesar 55,5%, sedangkan tahun masih belum dapat menerima
usia lansia awal mayoritas memiliki kondisinya yang harus selalu rutin
mekanisme koping adaptif sebesar melakukan hemodialisis. Tetapi, karena
84,7%. Dari hasil penelitian tersebut kedua pasien selalu mendapat dukungan
perlu dilakukan penelitian oleh penulis keluarga saat menjalani pengobatan
terkait faktor usia karena menunjukkan menyebabkan pasien menjadi rutin
perbedaan mekanisme koping. untuk melakukan pengobatan.
Survey awal yang dilakukan Survey awal juga diperoleh 2
peneliti pada 5 pasien hemodialisa di dari 5 pasien saat menjalani hemodialisa
RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe, melalui tidak didampingi keluarga menyatakan
wawancara diperoleh 2 pasien terkadang kurang semangat dalam
mekanisme koping pasien adaptif karena menjalani terapi sehingga kadang
dilihat dari pernyataan kedua pasien merasa sedih dan lelah, kedua pasien
telah menerima kenyataan terhadap tersebut kurang mendapat dukungan dari
kondisinya saat ini sehingga selalu keluarga misalnya keluarga tidak
berusaha untuk tetap sembuh dengan mengingatkan jadwal hemodialisa,
menjalani hemodialisis. Kemudian, hasil keluarga tetap menyediakan makanan
wawancara dengan 3 pasien mekanisme yang seharusnya dihindari oleh pasien.
koping pasien maladaptif karena dilihat Kemudian, 3 pasien didampingi
dari pernyataan ketiga pasien sudah keluarga menyatakan keluarga
lelah menjalani hemodialisa, ada pasien memberikan dukungan dengan
yang mempunyai keinginan berhenti mengingatkan jadwal hemodialisa,
menjalani rutinitas hemodialisa seperti merawat pasien selama di rumah dan