Anda di halaman 1dari 7

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Tingkatan Beban Family Care Giver pada Pasien


Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisa
Fajar Agung Nugroho1*, Yesika Garbella Sabarini2, Sawiji3,
1
Program Studi S1 Kperawatan, STIKes Muhammadiyah Gombong
2
Mahasiswa S1 Keperawatan, STIKes Muhammadiyah Gombong
3
Program Studi S1 Kperawatan, STIKes Muhammadiyah Gombong
*Email: fajar.18nugroho@gmail.com@gmail.com

Abstrak
Keywords: Latar Belakang: Meningkatnya jumlah penderita Gagal Ginjal
Family Kronik di setiap kabupaten Indonesia menjadi perhatian khusus.
caregiver; Pengobatan penyakit ini membutuhkan dukungan dari
tingkatan beban; pemerintah, tenaga kesehatan dan keluarga.
tekanan peran
Tujuan: Mengetahui tingkatan beban family caregiver pada
pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa di PKU
Muhamadiyah Gombong.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
desain deskriptif dan pendekatan cross sectional. Sebanyak 49
responden berkontribusi pada penelitian ini.
Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa beban family caregiver
pada pasien yang menjalani hemodialisa sebagian besar
mengalami tingkat beban ringan sebanyak 21 responden
(42,9%),tidak ada beban sebanyak 10 responden (20,4%), tingkat
beban sedang sebanyak 17 responden (34,7%), tingkat beban
berat hanya 1 responden (2,0%). Sedangkan untuk tekanan pibadi
sebanyak 43 responden (87,8%) dan tekanan peran sebanyak 6
responden (12,2%).
Kesimpulan: Sebagian besar family caregiver mengalami beban
dan juga tekanan pribadi.

1. PENDAHULUAN akan beresiko tinggi mengalami


Gagal ginjal merupakan salah satu kegagalan dalam fungsinya yaitu
dari penyakit kronik. Gagal ginjal kronik menjaga keseimbangan air dalam tubuh,
yaitu gangguan dari fungsi ginjal atau mengatur tekanan darah dan kadar garam
renal yang bersifat progressive dan dalam darah, mengatur sel darah merah,
irreversible (Patambo, 2014). Jika h mengatur keseimbangan pH darah,
terjadi, maka akan menyebabkan menjaga keseimbangan elektrolit dan
peningkatkan beban metabolik terutama mineral (Brunner & Suddarth, 2013).
meningkatnya beban kerja organ ginjal Berkembangnya teknik industri dan
dan jika hal itu terus di biarkan ginjal teknologi dalam pembuatan minuman
instant yang menawarkan keunggulan di

944
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

setiap produknya membuat para industi Manguma, Kapantow & Joseph


minuman dan makanan bersaing untuk (2014) mengatakan bahwa kepatuhan
membuat minuman dan makanan tanpa terapi hemodialisa pada pasien gagal
memperdulikan dampak negatif jika ginjal kronik merupakan hal yang sangat
dikonsumsi oleh konsumen secara terus penting untuk diperhatikan. Jika pasien
menerus. yang menjalani terapi hemodialisa tidak
Minuman instan atau jajanan yang patuh maka akan terjadi penumpukan zat-
berbentuk minuman serbuk yang beredar zat yang berbahaya seperti hasil
di mayarakat saat ini dengan harga yang metabolisme dalam darah. Sehingga
terjangkau hingga menengah sangatlah pasien hemodialisa akan merasa sakit di
mudah untuk dibeli oleh masyarakat. seluruh tubuh dan apabila tidak menjalani
Gagal ginjal kronik merupakan terapi tersebut bahakan akan
permasalahan di era global terutama di menimbulkan kematian. Bagi pasien
negara maju dan berkembang. Di negara yang menjalani terapi hemodialisa,
Amerika Serikat yang dikutip dari pasien akan dibantu oleh keluarganya
National Kidney Disease Education dalam menjalani terapi pengobatan dan
Program (2017) mengatakan bahwa memenuhi kebutuhan hidupnya.
pertumbuhan pada jumlah penyakit ini di Sehingga dengan kata lain pasien akan
tahun 2017 sebanyak 30 juta jiwa atau menggantungkan hidupnya kepada
15% dari jumlah seluruh masyarakat di keluarganya.
begara tersebut. Individu dewasa di Family caregiver adalah anggota
negara tersebut diperkirakan menderita keluarga dari pasien yang bertanggung
gagal ginjal kronik, dari jumlah yang jawab untuk merawat serta mendampingi
tertulis di atas sebanyak 48% mengalami pasien pada saat sakit atau menjalani
fungsi ginjal berkurang dan tidak disadari terapi (Manguma, Kapantow &
oleh mereka. Joseph, 2014). Tangungjawab dari
Menurut Report of Indonesian Renal caregiver akan menimbulkan tekanan
Registry (2017) mengatakan bahwa gagal dan beban tersendiri karena merawat
ginjal pada tahun 2016 sekitar 78,281 anggota yang sakit bukanlah hal yang
jiwa dengan rincian 25,446 pasien baru, mudan dan ringan, dibutuhkan
52,835 pasien lama. Di Jawa Tengah pengetahuan, kemauan, pengabdian dan
sendiri jumlah pasien gagal ginjal yaitu kesabaran dalam memberikan perawatan
1.793 jiwa, dengan karakteristik (Davidson, 2012).
perempuan 60% dan dan laki-laki 40%. Menurut Barbosa dan Figueirendo,
Sedangkan di Kabupaten Kebumen, (2015) bahwa beban yang dialami oleh
prevelensi pasien dengan penyakit ini caregiver yaitu perasaan negatif,
mencapai 3% atau sekitar 456 penderita. kesehatan fisik, mental dan kehidupan
Hemodialisa adalah proses sosial. Beban yang terjadi pada family
pembersihan darah akibat dari caregiver pada pasien yang sedang
akumulasi sampah metabolik di dalam menjalani terapi hemodialisa tidak bisa
tubuh. Hemodialisa diperuntukkan bagi dianggap remeh (Alnazly et al.,2014).
pasien dengan gagal ginjal kronik atau Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan dengan cara observasi
akut yang membutuhkan dialisis waktu
dan interview di sebuah rumah sakit
singkat. Penderita gagal ginjal kronis,
negeri di Kabupaten Kebumen
hemodialisis akan mencegah kematian
didapatkan data bahwa dari 10 (sepuluh)
(Brunner & Suddarth, 2013). family caregiver yang sedang
Hemodialisa tidak menyembuhkan mendampingi pasien hemodialisa
penyakit ini, sehingga pasien denga didapatkan bahwa 7 (enam) mengatakan
penyakit ini harus melakukan terapi memiliki beban dan 3 memiliki beban
selama hidupnya.

945
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

ringan. Sehingga dari hasil studi untuk mengukur tentang tingkat


pendahuluan tersebut peneliti merasa beban dari penyediaan perawatan
penting untuk melakukan penelitian pada dalam keluarga (Seng et al., 2010).
family care giver pada pasien dengan Sebelum pengumpulan data,
gagal ginjal kronik. peneliti memberikan penjelasan
berupa tujuan, manfaat, waktu
2. METODE
penelitian, prosedur penelitian. Bagi
Penelitian ini berjenis deskriptif responden yang menyetujui untuk
dengan pendekatan cross sectional menjadi responden pada penelitian ini
artinya setiap subjek penelitian hanya selajutnya mengisi inform consent.
di observasi satu kali saja dan Penelitian ini telah lulus uji etik dari
pengukuran dilakukan terhadap Lembaga Etik LPPM STIKes
variabel subjek pada saat melakukan Muhammadiyah Gombong.
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2014). Penelitian ini dilakukan pada
Pengumpulan data menggunakan bulan Mei 2019 di RS PKU
kuesioner. Muhammadiyah Gombong. Sebanyak
Kuisioner yang pertama yaitu 49 family caregiver pasien
untuk mengetahui data demografi hemodialisa menjadi responden pada
responden seperti: usia; jenis kelamin; penelitian ini. Adapun penentuan
perkerjaan; Pendidikan; pendapatan; jumlah responden tersebut
lama merawat; hubungan dengan menggunakan rumus persentase
pasien; pembiayaan; beban; dan (Arikunto, 2016)
family caregiver. Sedangkan
kuesioner kedua menggunakan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kuesioner Zarit Burden Interview A. Hasil
(ZBI) versi Bahasa Indonesia yaitu
Tabel 1. Distribusi frekuensi ting-katan beban family caregiver (N=49)

Kategori n %
tidak ada beban 10 20,4
beban ringan 21 42,9
beban sedang 17 34,7
beban berat 1 2,0
Total 49 100
tidak ada beban sebanyak 10 responden
Diketahui bahwa dari 49 responden (20,4%), dan beban berat 1 responden
sebagian besar mengalami beban ringan (2,0%).
sebanyak 21 responden (42,9%), beban
sedang sebanyak 17 responden (34,7%),
Tabel 2. Distribusi frekuensi tekanan peran dan tekanan pribadi yang dirasakan oleh
family caregiver yang menemani pasien hemodialisa (N=49)

Kategori N %
tekanan pribadi 43 27,0
tekanan Peran 6 59,5
Total 49 100,0

946
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Diketahui bahwa sebagian besar perasaan yang menganggu pikiran


responden mengalami tekanan pribadi responden.
yaitu sebanyak 43 responden (87,8%), Peneliti berpendapat bahwa perlu
dan responden yang mengalami tekanan diadakan sebuah pembahasan dan
peran sebanyak 6 responden (12,2%). kordinasi khusus sehingga terbentuk
sebuah perkumpulan atau group family
B. Pembahasan caregiver dengan tujuan tiap-tiap family
1. Tingkat beban family caregiver yang caregiver dapat saling tukar pendapat
menemani pasien hemodialisa dari berbagai pengalaman selama
Hasil penelitian menunjukan dari 49 menjadi family caregiver. Terumata
responden bahwa sebagian dari family mereka yang tidak mengalami beban
caregiver mengalami beban ringan diharapkan bisa berbagi tips atau saran
sebanyak 21 responden 42,9%, tidak ada agar tidak terbebani menjadi seorang
beban sebanyak 10 responden (20,4%), family caraegiver.
beban sedang sebanyak 17 responden Menurut Seng et (2010) bahwa
(34,7%), beban berat 1 responden (2,0%). beban family caregiver dikategorikan
Beban yang muncul berbeda-beda menjadi 4 (empat) kategori yaitu: 1).
setiap respondenya. Kebanyakan Beban sedikit atau tidak ada beban; 2).
responden mengalami beban ringan, Beban ringan; 3). Beban sedang dan 4).
karena mereka memiliki prinsip hidup beban berat. Beban pada family caregiver
menerima takdir dan pasrah kepada tuhan tidak bisa dianggap remeh karena family
bahwa semua sudah ada yang mengatur. caregiver merupakan perawat terbaik
Jadi merawat anggota keluarga yang sakit yang dimiliki oleh pasien yang sedang
sudah menjadi kewajiban seorang hamba menjalani terapi hemodialisa.
yang baik. Beberapa responden Pendapat di atas sejalan dengan
merasakan khawatir dengan masa depan penelitian yang dilakukan oleh Hanafi
pasien yang tingkat ketergantungannya Rafil (2016) yang menyatakan bahwa
kepada responden sangat tinggi. Di sisi caregiver berpengaruh terhadap kulitas
lain akibat dari aktifitas tersebut hidup pasien gagal ginjal yang sedang
membuat kesehatan dan aktifitas family menjalani terapi hemodialisa.
caregiver terganggu. Pada penelitian ini Hasil kuisioner dari pertanyaan
yang berperan sebagai family caregiver terbuka pada penelitian ini bahwa
yaitu pasangan hidup, saudara dan anak responden mengatakan kalau pasien
dari pasien hemodialiasa. sering meminta pertolongan lebih banyak
Responden yang tidak ada beban dari yang dibutuhkan. Sehingga seorang
berarti responden tersebut bisa family caregiver merasa khawatir tentang
mengontrol dan menikmati peranya masa depan pasien. Sehingga pemikiran
sebagai family caregiver dengan baik tersebut menjadi faktor yang dapat
sehingga mereka tidak mengalami efek pemikiran setiap hari. Dan aktivitas
negatif yang timbul akibat merawat keseharian dari family caregiver pun
pasien. Sebaliknya responden yang menjadi terganggu terutama jika
mengalami beban dapat dikatakan berstatus sebagai seorang pegawai.
responden tersebut tidak bisa untuk Tenaga yang dibutuhkan menjadi seorang
mengontrol dan menikmati perannya family caregiver juga tinggi sehingga
sebagai family caregiver sehingga kebebasan selama ini terasa terbatasi.
menimbulkan efek-efek yang berdampak Hal ini sesuai dengan pernyataan
negatif terhadap responden itu sendiri, Sukmarini (2009) yang menyatakan
terutama gangguan kesehatan, bahwa masalah praktis yang dialami
keterbatasan sosial dan perasaan- caregiver yaitu gangguan pada kesehatan
fisik, masalah keuangan dan hambatan

947
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

aktivitas sosial. Oleh karena itu, terjadi pada family caregiver sesuai
diperlukan dukungan berupa pemberian dengan pengisian kusioner yaitu bahwa
Respite (beristirahat sejenak atau pasien meminta pertolongan lebih dari
berlibur) untuk mengurangi beban yang yang di butuhkan oleh pasien, khawatir,
dirasakan. Penelitian lain yang dilakukan tergantungan,tegang dan bingung.
oleh Risky (2017) bahwa penelitian pada Hasil penelitian dari 49 responden
beberapa family caregiver di Kota menunjukan bahwa tekanan peran
Yogyakarta dihasilkan data: sedikit sebanyak 6 responden (12,2%). Tekanan
terbebani 68 (56,20%), beban ringan 50 terjadi karena responden merasa
(41,32%), beban sedang 2 (1,65%), kehabisan waktu sejak merawat pasien,
beban berat 1 (0,83%). Walaupun merasa tertekan antara merawat pasien
sebagian besar mengalami beban sedikit dan kewajiban lain di dalam pekerjaan
atau tidak ada beban, namun beban dan keluarga,merasa kesehatanya
ringan cukup tinggi yang dirasakan oleh terganggu, merasa bahwa pasien
responden. Hal ini dikarenakan mereka berpengaruh negatif terhadap hubungan
menyadari bahwa itu semua merupakan responden dengan angota keluarga yang
tanggungjawab dan kewajiban sehingga lain atau teman-teman, merasa tidak
tidak boleh mengeluh. punya cukup kebebasan semenjak
merawat pasien, merasa bahwa
2. Tekanan Peran dan Pribadi pada kehidupan sosial responden terganggu,
family caregiver responden merasa kesehatanya terganggu
Hasil penelitian dari 49 responden akibat merawat pasien, merasa tidak
menunjukan bahwa sebagian besar punya cukup uang dengan kondosi
responden mengalami tekanan pribadi keuangnya.
sebanyak 43 (87,8%). Hasil data tersebut Menurut Joanna Briggs Institute
dikarenakan responden merasa bahwa (2012) bahwa tekanan peran yaitu beban
pasien meminta pertolongan yang lebih yang muncul dari berbagai kejadian atau
dari yang dibutuhkan, mereka khawatir aktivitas yang berhubungan dengan peran
tentang masa depan pasien, merasa sebagai caregiver yaitu seperti
bahwa pasien bergantung kepada melakukan tugas sehari-hari termasuk
responden, merasa kehilangan kendali dalam menemani pasien menjalani terapi
terhadap kehidupanya sejak pasien sakit, hemodialisa atau mengatur perubahan
responden merasa tidak tau harus berbuat dari kebiasaan pasien.
apa lagi untuk pasien, responden merasa Tekanan terjadi karena adanya
tegang bila berada didekat pasien. beban yang di rasakan oleh responden,
Menurut Joanna Briggs Institute beban itu akan berperngaruh terhadap
(2012) bahwa tekanan pribadi adalah kehidupan family caregiver, masalah
reaksi emosional karena peranya sebagai praktis yang dialami oleh caregiver yaitu
caregiver yaitu seperti rasa khawatir, masalah keuangan yang dihadapi
sedih, ansietas, marah, rasa bersalah, caregiver karena hambatan atau
tertekan, bingung dan mengalami kehilangan kesempatan untuk bekerja,
perubahan emosi Setiap individu kekurangan dana serta biaya dalam
memiliki tekanan atau beban yang merawat pasien. Gangguan pada
berbeda-beda. Dalam hal ini tekanan kesehatan fisik family caregiver akan
pribadi yang dialami oleh responden memprioritaskan pasien dari pada dirinya
adalah perasaan khawatir, sedih, marah, sendiri walaupun caregiver memiliki
bingung dan tertekan dalam merawat masalah kesehatan, seperti gangguan
pasien yang menjalani terapi tidur, kelelahan, serta kondisi yang
hemodialisa, tanpa memikirkan kondisi memperburuk fungsi fisik, masalah
dirinya sendiri. Tekanan pribadi yang dalam pekerjaan caregiver harus

948
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

membagi antara pekerjaan dan juga Diharapkan mejadi perkembangan


kewajiban merawat pasien, hal ini dapat ilmu pengetahuan dalam memberikan
menyebabkan kesulitan dalam asuhan keperawatan family caregiver
penyesuaian dan adaptasi, hambatan pada pasien gagal ginjal kronis yang
aktivitas sosial family caregiver harus menjalani terap hemodialisa
mengubah gaya hidupnya untuk menuruti c. Bagi peneliti lain
permintaan pasien termasuk waktu luang Bagi peneliti selanjutnya yang ingin
dan berinteraksi. meneliti variabel beban selanjutnya ialah
Pada penelitian ini sendiri agar bisa mengkaji faktor-faktor
didapatkan bahwa dari 49 responden penyebab terjadinya beban pada family
tekanan yang paling dominan dirasakan caregiver, sehingga mengetahui
oleh responden yaitu tekanan pribadi intervensi yang tepat untuk bisa diberikan
sebanyak 43 (87,8%) dan tekanan peran kepada family caregiver
sebanyak 6 (12,2%). Maka dari untuk itu
perlu adanya dukungan supaya Daftar Pustaka
terciptanya ide-ide dalam memberikan
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian
perawatan pada pasien kronis supaya
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
tidak menimbulkan dampak negatif bagi
Rineka Cipta.
caregiver serta perlu di bentuk adanya
suatu grup family caregiver agar bisa Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar
berbagi pemikiran antara responden. Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 volume 2. Jakarta EGC
4. KESIMPULAN Joanna Briggs Institute. (2012).
Tingkat beban family caregiver pada Caregiver burden of terminally-ill
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani adults in the home setting. Nursing
terapi hemodialisa di PKU and Health Sciences, 14(4), 435–
Muhammadiyah Gombong, sebagian 437.
besar mengalami benan ringan sebanyak
21 responden (42,9%) dari 49 responden. National Kidney Disease Education
Sedangkan tekanan peran dan pribadi Program
pada family caregiver yang menjalani http://www.nkdep.nih.gov/.
terapi hemodialisa, sebagian besar Diakses pada 20 Maret 2019.
mengalami tekanan pribadi sebanyak 43 Notoatmodjo. (2014). Metodologi
responden (87,8%) dari 49 responden. Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
5. Saran
Report of Indonesian Renal Registry
a. Bagi Rumah Sakit (2017).
Perlunya sebuah program spesifik https://www.indonesianrenalregistr
untuk family caregiver di rumah sakit y.org/data/INDONESIAN%20RE
seperti diadakanya penyuluhan ataupun NAL%20REGISTRY%202016.pd
edukasi tentang topik yang berkaitan f. Diakses pada 20 Maret 2019
dengan pemberian perawatan karena rata-
rata family caregiver memiliki Risky, N. (2017). Gambaraan beban Pada
pengalaman dalam merawat pasien keluarga Gagal Ginjal Kronik.
sebelumnya. Hal itu dapat bertujuan Yogyakarta
untuk mengurangi beban family Seng, B. K., Luo, N., Ng, W. Y., Lim, J.,
caregiver dalam memberikan perawatan Chionh, H. L., Goh, J., & Yap, P.
sehingga family caregiver siap untuk (2010). Validity and reliability of
perencanaan perawatan lanjutan. the zarit burden interview in
b. Bagi Institusi Pendidikan assessing caregiving burden.

949
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Annals of the Academy of


Medicine Singapore, 39(10), 759–
763.

950

Anda mungkin juga menyukai