Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENERIMAAN DIRI

PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI


HEMODIALISIS DI RSUD DR. SOEDARSO
PONTIANAK

(THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH SELF ACCEPTANCE OF


CHRONIC RENAL FAILURE PATIENTS ON HEMODIALYSIS AT RSUD DR.
SOEDARSO PONTIANAK)

Siti Aminah C.W1, Herman2, Suhaimi Fauzan2


1
Mahasiswi Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Tanjungpura Pontianak
2 Dosen Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura

Pontianak
Email: sitiaminah.cewe@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka penyakit gagal ginjal kronik mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan dan
terapi jangka panjang. Terdapat perubahan-perubahan selama sakit dan menjalani terapi
yang dapat menimbulkan masalah pada psikologis pasien. Permasalahan psikologis yang
muncul seperti penolakan pada penyakit dan ketidaksiapan menghadapi terapi
mempengaruhi penerimaan diri terhadap kondisinya sekarang. Dukungan keluarga
merupakan satu diantara faktor untuk meningkatkan penerimaan diri pada individu.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan diri pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi penelitian
analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional study. Teknik sampling yang
digunakan adalah purosive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 57 responden.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner
penerimaan diri, uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi spearman.
Hasil: Berdasarkan uji spearman menunjukkan dukungan keluarga dengan penerimaan
diri P value 0.000 (<0.05). Nilai koefisien korelasi sebesar 0,732 menunjukkan bahwa
arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.
Kesimpulan: Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan diri pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

Kata Kunci: Dukungan keluarga, penerimaan diri, gagal ginjal kronik, hemodialisis
ABSTRACT

Background: The rate of chronic renal failure has increased every year. It is a disease
that requires long-term treatment and therapy. There are changes during the disease and
therapy that can cause psychological problems of the patient. Psychological problems
that arise such as resistance to disease and unpreparedness for therapy affects self-
acceptance of the current condition. Family support is one of the factors to increase self-
acceptance in individual.
Objective: To determine the relationship between family support and self-acceptance of
chronic renal failure patients on hemodialysis at RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Methods: The type of this research is a quantitative research with a correlative analytic
research design with a cross-sectional study approach. The sampling technique used was
purposive sampling. The numbers of research sample were 57 respondents. The
instruments used were the family support questionnaire and the self-acceptance
questionnaire. The statistical test used was the Spearman correlation test.
Results: Based on the Spearman test, it shows family support with self-acceptance P-
value 0.000 (<0.05). The correlation coefficient value of 0.732 indicates that the direction
of the correlation is positive with a strong correlation.
Conclusion: There was a relationship between family support and self-acceptance in
chronic renal failure patients on hemodialysis.

Keywords: Family support, self-acceptance, chronic renal failure, hemodialysis

PENDAHULUAN di Amerika menjalani hemodialisis


Penyakit ginjal merupakan masalah (Bayhakki & Hasneli, 2017).
kesehatan masyarakat global dengan Prevalensi gagal ginjal kronik tahun
prevalensi dan insiden gagal ginjal yang 2018 di Indonesia pada pasien usia lima
meningkat, prognosis yang buruk dan belas tahun keatas berdasarkan
pembiayaan yang tinggi. Penyakit Gagal didiagnosis dokter adalah sebesar 3,8%.
Ginjal Kronik (GGK) adalah penyakit Penderita penyakit gagal ginjal kronik
yang menyebabkan fungsi dari organ tertinggi pada provinsi Kalimantan Utara.
ginjal mengalami penurunan hingga Prevalensi gagal ginjal kronik meningkat
akhirnya tidak mampu melakukan pada kelompok umur 65-74 tahun
fungsinya dengan baik (Ali, Masi, & (8,23%). Penyakit gagal ginjal diderita
Kallo, 2017). Prevalensi penyakit ginjal pada jenis kelamin laki-laki (4,17%) lebih
kronik meningkat dengan seiringnya tinggi dari perempuan (3,52%)
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut (Riskesdas, 2018).
dan kejadian diabetes melitus serta Prevalensi penyakit gagal ginjal
penyakit hipertensi (Kemenkes RI, 2017). kronik di Kalimantan Barat sebesar
World Health Organization (WHO) 0,43%. Prevalensi penyakit gagal ginjal
menyatakan pada tahun 2013 data kronik tertinggi bertempat tinggal di
pertumbuhan penderita gagal ginjal perdesaan sebesar 0,47%. Penderita gagal
kronik di dunia meningkat sebesar 50% ginjal kronik tertinggi di Kalimantan
dari tahun sebelumnya dan di Amerika Barat berada pada kelompok umur 65-74
angka kejadian gagal ginjal kronik tahun (1,24%). Penyakit gagal ginjal
meningkat sebesar 50% pada tahun 2014 kronik pada jenis kelamin perempuan
dan pada setiap tahunnya 200.000 orang (0,50%) lebih tinggi dari laki-laki
(0,36%) (Riskesdas, 2018).
Pasien baru yang menjalani permasalahan, perasaan beharga,
hemodialisis di indonesia dari tahun perasaan ditolak oleh masyarakat,
2007-2018 berjumlah 66.433 orang dan perasaan malu dengan kondisinya,
pasien aktif yang menjalani hemodialisis tanggung jawab yang dimiliki, pujian dan
di indonesia berjumlah 132.142 orang. kritikan yang diterima oleh pasien,
Pasien baru yang menjalani hemodialisis motivasi yang diberikan, dan tidak
pada tahun 2018 mengalami kenaikan menyalahkan diri sendiri maupun orang
sebanyak 35.602 orang dan jumlah pasien lain atas kondisinya (Rohmah, Wakhid,
meningkat pada setiap tahunnya. Jumlah & Trimawati, 2018).
kematian pasien hemodialisis tahun 2018 Penerimaan diri tidak terlepas oleh
di Indonesia sebanyak 42% dengan dukungan sosial baik dari keluarga
penyakit penyerta tertinggi adalah ataupun lingkungannya terhadap kondisi
penyakit kardiovaskuler (PENEFRI, pasien gagal ginjal kronik. Dukungan
2018). yang diberikan secara terus-menerus
Dalam menentukan pilihan untuk dapat memberikan semangat dan merasa
memperpanjang usia harapan hidup diperhatikan oleh keluarga (Sinaga &
bukanlah hal yang mudah bagi individu Bakara, 2019). Dukungan keluarga
penderita gagal ginjal. Memilih untuk adalah sikap, tindakan, dan penerimaan
tidak menjalani transplantasi maka keluarga terhadap penderita yang sedang
selama hidupnya akan bergantung pada sakit dan bersifat mendukung anggota
alat dialisa untuk mengganti fungsi keluarga dengan selalu siap menolong
ginjalnya. ketergantungan pada mesin dan memberikan bantuan (Ahmalia &
dialisa serta penyesuaian diri terhadap Desriyenti, 2018).
kondisi sakit mengakibatkan terjadinya Berdasarkan survey awal yang
perubahan dalam kehidupan pasien dilakukan peneliti terhadap 5 orang
(Isroin, 2017). pasien gagal ginjal yang menjalani
Permasalahan psikologis yang dialami hemodilisis dengan jangka waktu 3 bulan
pasien gagal ginjal kronik sudah sampai 2 tahun di Rumah Sakit Umum
ditunjukkan dari sejak pertama kali Daerah Dr. Soedarso Pontianak, 2 dari 5
pasien di vonis. Gejala-gejala yang dapat orang pasien mengatakan setelah
muncul menunjukkan ketidaksiapan pada menderita penyakit gagal ginjal pasien
diri pasien gagal ginjal kronik yang telah merasa sedih, kecewa dan putus asa. Saat
mengalami penyakit kronis, sehingga menjalani terapi pasien mendapat
penderita mengalami perubahan hidup dukungan oleh keluarga dengan
yang drastis. Penderita gagal ginjal mendapatkan perhatian dan rasa nyaman.
kronik mengalami perubahan dalam Sedangkan pada 3 dari 5 orang pasien
hidup seperti merasa putus asa, merasa mengatakan mulai menerima keadaan
tidak berguna, dan menarik diri dari penyakitnya sekarang dan mengatakan
lingkungan sekitar sehingga kualitas bahwa penyakitnya adalah ujian dari
hidup pasien dapat menurun (Putri & tuhan yang harus diterima. Pada saat
Uyu, 2016). hemodialisis 2 orang pasien mengatakan
Penerimaan diri pada individu mendapat dukungan dari istrinya serta
merupakan kemampuan untuk didampingi saat melakukan terapi dan 1
mengesampingkan kekurangan dan orang mendapat dukungan dari istri dan
kesalahan, rasa malu serta kecemasan. anak-anak tetapi saat melakukan terapi
Penerimaan diri terdiri dari beberapa tidak didampingi oleh keluarga.
aspek yang dapat mempengaruhi seperti Berdasarkan uraian diatas peneliti
keyakinan untuk mengahadapi tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan dukungan keluarga Jenis Kelamin
dengan penerimaan diri pasien gagal Laki-Laki 30 52,6
Perempuan 27 47,4
ginjal kronik yang menjalani Total 57 100
hemodialisis di RSUD Dr. Soedarso Pendidikan
Pontianak. Tidak Sekolah 3 5,3
SD 5 8,8
METODE SMP 8 14,0
SMA/SMK 20 35,1
Penelitian ini merupakan penelitian Perguruan Tinggi 21 36,8
kuantitatif dengan menggunakan jenis Total 57 100
penelitian analitik korelatif. Desain Pekerjaan
penelitian yang digunakan adalah Cross Tidak Bekerja 14 26,4
Sectional. Populasi dalam penelitian ini Ibu Rumah Tangga 19 33,3
sebanyak 130 orang pasien yang Buruh atau Petani 0 0
Pegawai Negeri Sipil 13 22,8
menjalani hemodialisis di RSUD Dr. Swasta atau Wiraswasta 11 19,3
Soedarso Pontianak. Teknik pengambilan Total 57 100
sampel menggunaan purposive sampling Status Pernikahan
yang merupakan teknik non probability Belum Menikah 3 5,3
sampling dan rumus yang digunakan Menikah 54 94,7
Total 57 100
untuk menentukan besar sampel Lama Sakit
menggunakan rumus Slovin sehingga < 6 Bulan 2 3,5
didapatkan sampel sebanyak 57 6 – 12 Bulan 14 24,6
responden. 12 – 24 Bulan 14 24,6
Instrumen pada penelitian ini > 24 Bulan 27 47,4
Total 57 100
menggunakan kuesioner dukungan Lama Hemodialisis
keluarga yang terdiri dari 20 pertanyaan < 6 Bulan 3 5,3
yang terbagi atas 4 jenis dukungan yaitu, 6 – 12 Bulan 15 26,3
dukungan instrumental, dukungan 12 – 24 Bulan 13 22,8
informasional, dukungan penilaian dan > 24 Bulan 26 45,6
Total 57 100
dukungan emosional dan kuesioner
penerimaan diri terdiri dari 36
pertanyaan. Analisa data menggunakan Data pada Tabel 1 menunjukkan
analisa statistik di komputer. Setelah data bahwa mayoritas penderita gagal ginjal
terkumpul kemudian dilakukan kronik yang menjalani hemodialisis
pengelolaan data dengan menggunaan uji berusia diantara 46 – 65 tahun dengan
Spearman. jumlah 36 orang responden (63,2 %).
Selain itu terdapat 13 responden berusia
HASIL 26 – 45 tahun (22,8 %) dan 8 responden
1. Analisa Univariat berusia > 65 tahun (14,0 %).
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pada kategori jenis kelamin,
Demografi Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang responden yang mengisi kuesioner lebih
Menjalani Hemodialisis Di RSUD Dr. banyak laki-laki dibandingkan
Soedarso Pontianak tahun, 2020 perempuan. Hal ini dapat dilihat
Karakteristik Responden (f) (%) responden paling banyak adalah laki-laki
Usia dengan jumlah sebanyak 30 orang
< 15 Tahun 0 0 (52,6%) dan untuk jenis kelamin
15 – 25 Tahun 0 0
26 – 45 Tahun 13 22,8 perempuan sebanyak 27 orang (47,4%).
46 – 65 Tahun 36 63,2 Pada kategori pendidikan, rata-rata
> 65 Tahun 8 14,0 responden memiliki latar belakang
Total 57 100,0 pendidikan perguruan tinggi sebanyak 21
orang (36,8%) dan responden paling Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa
sedikit berasal dari responden yang tidak penerimaan diri yang baik sebanyak 30
sekolah sebanyak 3 orang (5,3%). responden (52,6%) dan pasien yang
Pada kategori pekerjaan sebagian memiliki penerimaan diri yang buruk
besar responden berprofesi sebagai ibu sebanyak 27 responden (47,2%).
rumah tangga sebanyak 19 orang (33,3%)
sedangkan responden yang pekerjaan 2. Analisa Bivariat
swasta atau wiraswasta memiliki jumlah Tabel 4 Hubungan Dukungan Keluarga
paling sedikit yaitu 11 orang (19,3 %). Dengan Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal
Pada kategori status pernikahan, Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di
sebagian besar responden telah menikah RSUD Dr. Soedarso Pontianak, 2020
Koefi
sebanyak 54 orang (94,7%). Sedangkan Dukungan Penerimaan sien P-
responden yang belum menikah sebanyak Keluarga Diri Korel value
3 orang (5,3%). asi
Pada kategori lama sakit, sebagian Buruk Baik
besar responden telah mengalami lama Cukup 20 1 0,732 0,000
sakit >24 bulan sebanyak 27 orang Baik 7 29
Total 27 30
(47,4%) sedangkan lama sakit paling
sedikit dialami <6 bulan sebanyak 2 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
orang (3,5%). bahwa hasil uji spearman yang
Pada kategori lama hemodilisis, menunjukkan P-value = 0,000 dimana
sebagian besar responden menjalani lama hasil tersebut lebik kecil dari 0,05
hemodialisis >24 bulan sebanyak 26 (0,000<0,05). Koefisien korelasi
orang (45,6%) dan hanya ada 3 orang menunjukkan angka 0,732 yang berarti
(5,3%) yang menjalani lama hemodialisis memiliki hubungan yang kuat antara
< 6 bulan. dukungan keluarga dengan penerimaan
diri. Jadi, dapat disimpulkan terdapat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dukungan
Keluarga Yang Menjalani Hemodialisis Di
hubungan dukungan keluarga dengan
RSUD Dr. Soedarso Pontianak, 2020 penerimaan diri pada pasien gagal ginjal
Dukungan (f) (%) kronik yang menjalani hemodialisis di
Keluarga RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Kurang 0 0 Pada hasil uji menunjukkan bahwa
Cukup 21 36,8 responden yang memiliki dukungan
Baik 36 63,2
keluarga yang baik cenderung memiliki
Total 57 100
penerimaan diri yang baik. Dari 30
responden yang memiliki dukungan
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa
kelurga dan penerimaan diri baik terdapat
dukungan keluarga yang baik sebanyak
1 responden yang mendapat dukungan
36 responden (63,2%) dan pasien yang
keluarga cukup dengan penerimaan diri
memiliki dukungan keluarga cukup
baik. Namun dalam penelitian ini terdapat
sebanyak 21 responden (36,8%).
20 responden dengan dukungan keluarga
cukup ternyata memiliki penerimaan diri
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Penerimaan
yang buruk.
Diri Yang Menjalani Hemodialisis Di
RSUD Dr. Soedarso Pontianak, 2020
Penerimaan Diri (f) (%)
PEMBAHASAN
Buruk 27 47,4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Baik 30 52,6 Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Total 57 100
Pekerjaan, Status Pernikahan, Lama kesehatan dan menjaga pola hidup
Sakit dan Lama Hemodialisis sehat dibandingkan dengan jenis
1) Usia kelamin laki-laki (Yulianto, Wahyudi,
Berdasarkan hasil penelitian bahwa & Marlinda, 2019).
pada responden terbanyak yang Beberapa penelitian mengatakan
mengalami gagal ginjal kronik yang bahwa jenis kelamin tidak memiliki
menjalani hemodialisis berasal dari hubungan dengan kualitas hidup
usia 45-65 Tahun sebanyak 36 orang. pasien hemodialisis. Menurut
Hasil penelitian ini didukung penelitian Wua et al., (2019) jenis
penelitian Rizki dan Andina (2017) kelamin tidak memiliki hubungan
yang menjelaskan usia terbanyak terhadap kualitas hidup pasien
menderita gagal ginjal berada di usia hemodialisis. Hal ini terjadi karena
56-65 Tahun diakibatkan semakin responden laki-laki dan perempuan
bertambahnya usia maka semakin mengatakan selama menjalani terapi
berkurang fungsi ginjal serta hemodialisis tidak terganggu dengan
penurunan kecepatan eksresi kegiatan sehari-hari meskipun
glomerulus yang mengakibatkan memiliki keterbatasan untuk
memburuknya fungsi tubulus. Secara melakukan aktivitas di luar rumah.
fisiologis peningkatan umur dapat 3) Pendidikan
terjadi penurunan fungsi ginjal namun Berdasarkan hasil penelitian tingkat
terdapat beberapa faktor yang berisiko pendidikan responden yang paling
dapat menyebabkan kelainan seperti banyak memiliki tingkat pendidikan
riwayat merokok, minuman keras perguruan tinggi sebanyak 21 orang.
yang menyebabkan menurunnya Penelitian ini sejalan dengan
fungsi ginjal secara cepat dan dapat penelitian Kusniawati (2018)
menimbulkan berbagai keluhan sebanyak 37 orang (63,8%) pasien
(Yulianto, Wahyudi, & Marlinda, gagal ginjal kronik yang menjalani
2019). hemodilisis berpendidikan SMA dan
2) Jenis Kelamin Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dapat mempengaruhi perilaku
didapatkan responden yang menderita seseorang dalam meningkatkan dan
gagal ginjal kronik berjenis kelamin pemeliharaan kesehatan, perilaku
laki-laki sebanyak 30 orang. Penelitian pencegahan penyakit, perilaku pencari
ini sejalan dengan penelitian yang pengobatan dan perilaku pemulihan
dilakukan Rizki dan Andina (2017) kesehatan.
angka jenis kelamin penderita gagal Penderita yang memiliki
ginjal kronik lebih banyak terjadi pada pendidikan lebih tinggi akan
jenis kelamin laki-laki yaitu 36 orang mempunyai pengetahuan yang lebih
(51,4%) dibanding dengan perempuan luas yang dapat mengontrol dirinya
sebanyak 34 orang (48,6%). Secara dalam mengatasi masalah yang sedang
klinik jenis kelamin laki-laki lebih dihadapi, hal ini dapat membantu
berisiko mengalami gagal ginjal individu dalam membuat keputusan.
kronik dua kali lebih besar dari pada Tingginya tingkat pendidikan yang
jenis kelamin perempuan. Jenis laki- dimiliki seseorang akan cenderung
laki lebih mudah terkena gagal ginjal memiliki prilaku yang positif.
kronik dibandingkan dengan Pengetahuan yang lebih luas dapat
perempuan. Hal ini dikarenakan mengontrol diri dalam mengatasi
perempuan lebih memperhatikan masalah, memiliki rasa percaya diri,
berpengalaman mudah mengerti yang pernikahan yang dimiliki pada pasien
dianjurkan petugas kesehatan serta gagal ginjal kronik dapat dijadikan
membantu individu untuk membuat sebagai aspek pendukung. Hal ini
keputusannya sendiri (Suparti & dikarenakan dukungan yang diberikan
Solikhah, 2016). oleh pasangan akan berkontribusi pada
4) Pekerjaan kemampuan dalam melakukan
Berdasarkan hasil penelitian adaptasi secara psiko-sosial (Astuti,
menunjukkan Pekerjaan penderita Anggorowati, & Kusuma, 2017).
terbanyak pada penelitian ini adalah 6) Lama Sakit
ibu rumah tangga sebanyak 19 orang. Berdasarkan Hasil penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan didapatkan responden terbanyak telah
penelitian Rizki dan Andina (2017) lama sakit gagal ginjal kronik selama
dimana didapatkan bahwa sebagian >24 bulan sebanyak 27 orang (47,4%).
besar pekerjaan penderita terbanyak Penelitian ini sejalan dengan
adalah ibu rumah tangga sebanyak 28 penelitian Damanik (2020) responden
orang (40,0%). Pada penelitian yang menderita gaga ginjal kronik
tersebut menjelaskan bahwa paling lama telah menderita seama >1
penghasilan yang rendah akan tahun sebanyak 51 orang (68,0%). Hal
berhubungan dengan pemenuhan ini diakibatkan penyakit sebelumnya
kebutuhan hidupnya. Pekerjaan yang dapat mempengaruhi lama
seseorang berpengaruh terhadap menderita gagal ginjal kronik
pendapatan dan kesejahteraan di sehingga memperlama penyakit dan
dalam keluarga. fungsi tubuh mengalami penurunan
Penelitian ini juga didukung oleh yang dapat mengganggu dalam
penelitian Kusniawati (2018) kehidupan sehari-hari (Kamil,
menjelaskan sebagian besar responden Agustina, & Wahid, 2018).
sudah tidak bekerja yaitu sebanyak 45 7) Lama Hemodialisis
orang (77,6%) sedangkan yang masih Berdasarkan hasil penelitian
aktif bekerja sebanyak 13 orang didapatkan bahwa responden
(22,4%). Hal ini diakibatkan terbanyak telah lama menjalani
kegagalan fungsi pada organ pasien hemodialisis selama >24 bulan
yang menjalani hemodialisis sebanyak 26 orang (45,6%). Penelitian
mengalami perubahan pada fisik serta ini sejalan dengan penelitian
ketidakmampuan melakukan aktivitas Novitasari (2015) respoden yang
atau pekerjaan seperti biasanya dan menjalani hemodialisis paling lama
penderita mengalami ketergantungan telah menjalani terapi selama >24
terhadap orang lain diakibatkan bulan sebanyak 38 orang (63,3%).
kelemahan fisik yang dirasakan. Penelitian ini juga didukung oleh
5) Status Pernikahan penelitian Kamil et al., (2018)
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan lama pasien yang
didapatkan bahwa sebagian besar menjalani hemodialisis paling banyak
responden telah menikah dengan pada pasien yang menjalani terapi >12
jumlah 54 responden (94,7%). bulan sebanyak 120 orang (65,2%).
Penelitian ini juga didukung oleh Pasien yang sering menjalani
penelitian Kusniawati (2018) sebagian hemodialisis mengalami tingkat stres
besar responden yang menjalani yang sedang. Hal ini dikarenakan
hemodiaisis sudah menikah yaitu pasien sudah dapat menyesuaikan diri
sebayak 53 orang (91,4%). Status dengan kondisi dan dapat merespon
dengan baik. Penyesuaian ini dalam menejemen dan penyesuaian
berkaitan dengan mekanisme koping terhadap penyakitnya.
dan pengalaman serta penerimaan
terhadap penyakit yang diderita Identifikasi Penerimaan Diri Pada
(Rahayu, Ramlis, & Fernando, 2018) Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis Di RSUD Dr.
Identifikasi Dukungan Keluarga Pada Soedarso Pontianak
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Berdasarkan hasil penelitian ini
Menjalani Hemodialisis Di RSUD Dr. didapatkan bahwa responden gagal ginjal
Soedarso Pontianak kronik yang menjalani hemodialisis di
Berdasarkan hasil penelitian ini RSUD Dr. Soedarso Pontianak memiliki
didapatkan bahwa responden gagal ginjal penerimaan diri sebagian besar berada
kronik yang menjalani hemodialisis di pada kategori baik sebanyak 30 orang
RSUD Dr. Soedarso Pontianak memiliki (52,6%). Penelitian ini selaras dengan
dukungan keluarga sebagian besar berada penelitian Purnama (2016) dimana
pada kategori baik sebanyak 36 orang responden yang mempunyai penerimaan
(63,2%). penelitian ini searah dengan diri yang tinggi sebanyak 133 orang
penelitian yang dilakukan oleh (91,7%). Hasil ini serupa dengan
Kusniawati, (2018) dimana responden penelitian Sinaga dan Bakara (2019) nilai
dalam penelitian ini memiliki dukungan rata-rata presentase penerimaan diri pada
keluarga yang baik sebanyak 41 orang pasien gagal ginjal kronik dalam kategori
(70,7%). Sejalan dengan penelitian Paath cukup secara keseluruhan yaitu 71,42%
et al., (2020) menunjukkan bahwa yang diartikan sebagian besar pasien
dukungan keluarga berada pada kategori gagal ginjal kronik dapat menerima
baik yaitu sebesar 45 orang (90%). dirinya.
Dukungan keluarga merupakan Penelitian yang dilakukan Arham et
presepsi pasien hemodialisis mengenai al., (2017) menjelaskan bahwa
sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga penerimaan diri seseorang dapat
terhadap dirinya selama menjalani dipengaruhi oleh faktor internal seperti
hemodialisis. Bentuk dukungan keluarga keyainan positif dan faktor eksternal
yang diberikan seperti dukungan seperti dukungan sosial dan dukungan
emosional, dukungan perhargaan, keluarga. Selain itu, penelitian ini sejalan
dukungan informasional dan dukungan dengan penelitian yang dilakukan
instrumental. Dukungan keluarga Purnama (2016), menjelaskan bahwa
berkaitan erat dalam menunjang kualitas tingkatan penerimaan diri berbeda-beda
seseorang dalam menjalankan peran serta pada seseorang yang dapat dipengaruhi
fungsi sebagai mestinya (Fadlilah, 2019). oleh beberapa faktor lain seperti usia,
Menurut penelitian yang dilakukan latar belakang pendidikan, pola asuh
oleh Saraswati et al., (2019) Dukungan orang tua dan dukungan sosial. Hal
emosional merupakan dukungan yang serupa juga di dukung oleh penelitian
paling penting diberikan kepada anggota yang dilakukan Siregar dan Rhamayani
keluarganya, hal ini dapat memberikan (2019) yang mana penerimaan diri yang
semangat kepada pasien dan dapat tinggi dapat dipengaruhi karena
memberikan ketenangan. Penelitian yang mendapat dukungan sosial yang baik.
dilakukan oleh Wiliyanarti dan Muhith Dukungan yang diberikan oleh orang lain
(2019) menerangkan bahwa dukungan dapat membuat seseorang merasa
keluarga terhadap pasien yang menjalani diterima oleh lingkungan dan mampu
hemodialisis dapat memberikan manfaat menerima diri sendiri.
Menganalisis Dukungan Keluarga (2019), dimana adanya hubungan
Dengan Penerimaan Diri Pasien Gagal signifikan antara dukungan sosial dengan
Ginjal Kronik Yang Menjalani penerimaan diri pasien gagal ginjal
Hemodialisis kronik yang menunjukkan adanya
Setelah dilakukan uji statistik korelasi yang kuat antara dukungan
menggunakan uji spearman ditemuan keluarga dengan penerimaan diri.
nilai p-value = 0,000, dapat disimpulkan Dukungan sosial yang baik diberikan
bahwa terdapat hubungan antara oleh keluarga ataupun lingkungan sangat
dukungan keluarga dengan penerimaan penting terhadap kondisi pasien gagal
diri pasien gagal ginjal kronik yang ginjal kronik karena pasien gagal ginjal
menjalani hemodialisis di RSUD Dr. kronik yang menjalani hemodialisis
Soedarso Pontianak. Adapun koefisien membutuhkan dukungan dalam proses
korelasi menunjukkan angka 0,732 yang pengobatan dan terapi hemodialisis yang
berarti memiliki hubungan kuat antara sedang dijalani.
dukungan keluarga dan penerimaan diri. Searah dengan penelitian Purnama
Pada hasil ini menampilkan koefisien (2016), dimana adanya hubungan positif
korelasi yang positif yaitu 0,732 sehingga secara signifikan hubungan sosial dengan
kedua variabel tersebut searah, dengan penerimaan diri pada penderita penyakit
demikian dapat diartikan bahwa semakin gagal ginjal. Semakin positif dukungan
tinggi tingkat dukungan keluarga pada sosial yang diterima oleh penderita gagal
seseorang maka semakin tinggi ginjal maka semakin tinggi penerimaan
penerimaan diri. diri yang dimilikinya. Hal ini dapat
Keluarga merupakan lingkungan terjadi karena pasien mampu menerima
sosial yang terdekat dan berpengaruh keadaannya dengan sabar dikarenakan
terhadap perkembangan dan kehidupan support yang diberikan oleh orang yang
secara umum. Sistem sosial di dalam berada disekitarnya (Isroin, 2017).
keluarga terdapat hubungan yang paling Dukungan keluarga berpengaruh
mempengaruhi dan timbal balik antar penting dalam pelaksanaan pengobatan
anggota (Rahakbauw, 2016). dan kesehatan mental pada keluarga yang
Dukungan keluarga yang diterima sedang sakit. Dukungan keluarga
diperoleh dari anggota keluarga (suami, diwujudkan dengan memberikan
istri, anak dan kerabat), teman dekat perhatian, empati, dorongan, memberikan
maupun relasi. Hal lain yang dilakukan saran dan memberikan pengetahuan
keluarga adalah membantu penderita (Anggraeni, Sarwono, & Sunarmi, 2017).
apabila megalami kesulitan ketika Pada penelitian ini ditemukan 7 pasien
melakukan suatu hal yang dapat yang memiliki dukungan keluarga yang
mengurangi depresi dan merasa dihargai baik, namun memiliki penerimaan diri
(Karunia, 2016). Peranan keluarga yang yang buruk. Hal ini dapat dipengaruhi
diberikan pada pasien seperti, menjaga oleh faktor pekerjaan dimana 3 dari 7
dan merawat, mempertahankan, pasien didapatkan berprofesi sebagai
meningkatkan status mental, PNS. Penelitian yang dilakukan Rahayu
mengantisipasi perubahan sosial ekonomi et al., (2019) menunjukkan pasien
serta memberikan motivasi dan mengeluh dengan kegiatan rutin
memfasilitasi kebutuhan spiritual pada hemodialisis yang dapat mengganggu
pasien (Widyastuti, Kisid, & Rosuliana, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
2019). Terapi hemodialisis akan mengurangi
Hasil penelitian ini juga sejalan waktu aktivitas pasien yang dapat
dengan penelitian Sinaga dan Bakara menimbulkan konflik pada diri pasien
atau peran pasien. Keadaan sakit yang KESIMPULAN DAN SARAN
dialami dapat menimbulkan tuntutan Berdasarkan hasil analisa pada data
pada sistem biologis dan psikologis distribusi frekuensi karakteristik
individu dimana stres akan timbul demografi didapatkan rata-rata responden
dikarenakan tuntutan yang tergantung mempunyai usia 46-65 tahun, berjenis
dengan keseriusan penyakit dan umur kelamin laki-laki, tingkat pendidikan
individu tersebut (Rahayu, Ramlis, & tebanyak ditemukan pada tingkat
Fernando, 2018). perguruan tinggi, pekerjaan responden
Selain itu, ditemukan 1 pasien yang berstatus ibu rumah tangga, status
memiliki dukungan keluarga yang cukup pernikahan terbanyak telah menikah,
namun memiliki penerimaan diri yang sedangkan lama sakit dan lama
baik. Dilihat dari lamanya menjalani hemodialisis pada responden terbanyak
hemodialisis dimana responden telah telah menjalani >24 bulan.
menjalani terapi > 24 bulan. Responden Sebagian besar responden sebanyak
yang telah lama menjalani terapi dengan 29 orang responden memiliki dukungan
waktu yang lama kemungkinan telah keluarga dan penerimaan diri yang baik.
terbiasa dengan kondisi dan Sedangkan sebanyak 20 orang responden
lingkungannya. Penelitian yang yang memiliki dukungan keluarga yang
dilakukan Rustina (2012) dalam Hadi cukup namun memiliki penerimaan diri
(2015), menyatakan responden yang telah yang buruk. Sehingga, hasil penelitian ini
lama menjalani terapi hemodialisis dapat disimpulkan bahwa terdapat
cenderung memiliki tingkat kecemasan hubungan dukungan keluarga dengan
yang lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan diri pasien gagal ginjal
yang baru. Hal ini disebabkan lamanya kronik yang menjalani hemodialisis.
menjalani terapi hemodialisis akan Bagi peneliti selanjutnya perlu
meningkatkan seseorang menjadi adaptif dilanjutkan penelitian dengan
dengan terapi dan pasien yang telah lama menggunakan faktor-faktor yang berbeda
menjalani terapi kemungkinan sudah untuk meningkatkan penerimaan diri
dalam fase penerimaan. pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
Berdasarkan penelitian yang telah hemodialisis. Selain itu perlu mengkaji
dilakukan, bahwa dukungan keluarga lebih lanjut mengenai perbedaan
yang baik memberikan pengaruh pada dukungan keluarga yang diberikan antara
penerimaan diri pasien gagal ginjal laki-laki dan perempuan dalam
kronik. Penerimaan diri pada individu penerimaan diri pasien gagal ginjal
dapat dipengaruhi oleh keyakinan, kronik serta perbedaan dukungan
adaptasi terhadap kondisi penyakit dan keluarga dari tipe keluarga inti atau besar.
lama menjalani terapi sehingga dapat
meningkatkan seseorang menjadi adaptif DAFTAR PUSTAKA
terhadap kondisinya. Hasil dari penelitian Ahmalia, R., & Desriyenti. (2018).
menunjukkan bahwa antara dukungan Hubungan Pengetahuan dan
keluarga dan penerimaan diri memiliki Dukungan Keluarga Dengan
hubungan yang positif. Hubungan Tingkat Kepatuhan Mengikuti
tersebut menyatakan dukungan keluarga Program Pengelolaan Penyakit
dan penerimaan diri berbanding lurus, hal Kronis (prolanis) di wilayah Kerja
ini ditandai dengan semakin tinggi Puskesmas Kampung Dalam
dukungan keluarga maka semakin tinggi Kabupaten Padang Pariaman
penerimaan diri terhadap penyakitnya. Tahun 2018. Journal Kesehatan
Prima Nusantara Bukittinggi, 9 290, ISSN 2086-7751, ISSN
(2), 116-123. 2548-5695.
Ali, A. R., Masi, G. N., & Kallo, V. Hadi, S. (2015). Hubungan Lama
(2017). Perbandingan kualitas Menjalani Hemodialisis Dengan
hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Kepatuhan Pembatasan Asan
dengan Comorbid Faktor Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal
Diabetes Melitus Dan Hipertensi kronik Di RS PKU
Di Ruangan Hemodialisa RSUP. Muhammadiyah Unit II
Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Yoyakarta. Sekolah Ting Ilmu
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp), 5 Kesehatan 'Aisyiyah. Yoyakarta.
(2), 1-9. Isroin, L. (2017). Adaptasi Psikogis Psien
Anggraeni, K. N., Sarwono, B., & Yang Menajalani Hemodialisis.
Sunarmi. (2017). Hubungan Jurnl EDuNursing, 1(1), 12-21,
Dukungan Keluarga Dengan ISSN : 2549-8207 e-ISSN : 2579-
Tingkat Depresi Pada Pasien 6127.
Yang Menjalani Terapi Kamil, I., Agustina, R., & Wahid, A.
Hemodialisa Di Unit Hemodialisa (2018). Gambaran Tingkat
Rumah Sakit Tentara Dr. Kecemasan Pasien Gagal Ginjal
Soedjono Magelang. Jurnal ronik Yang Menjalani
Keperawatan Soedirman , 12 (2), Hemodialisis Di RSUD Ulin
107-119. Banjarmasin. Dinamika
Arham, S., Ahmad, A., & Rifdah. (2017). Kesehatan, 9 (2), 366-377.
Penerimaan Diri Pada Mahasiswa Karunia, E. (2016). Hubungan Antara
Drop Out. Jurnal Psikoislamedia, Dukungan Keluarga Dengan
2 (1), 1-11. Kemadirian Activity Of aily
Astuti, Anggorowati, & Kusuma. (2017). Living Pascastroke. Jurnal
Self Management Tehadapa Berkala pidemiologi, 4 (2), 213-
Psychososial Adjustment Pasien 224, DOI:
Penyakit Ginjal Kronis Dengan 10.20473/jbe.v4i2.2016.213–224.
Hemodialisa. Jurnal Kemenkes RI. (2017). INFODATIN
Keperawatan Soedirman, 12(3), Pusat Data Dan Informasi
181-189. Kementrian Kesehatan RI Situasi
Bayhakki, & Hasneli, Y. (2017). Penyakit Ginjal Kronis.
Hubungan Lama Menjalani Kusniawati. (2018). Hubungan
Hemodialisa Dengan Inter- Kepatuhan Menjalani
Dialitic Weight Gain (IDWG) Hemodialisis dan Dukungan
Pada Pasien Hemodialisis. JKP, 5 Keluarga Dengan Kualitas Hidup
(3), 242-248. Pasien Gagal Ginjal Kronik Di
Danamik, V. A. (2020). Hubungan Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Tingkat Kecemasan Dengan Umum Kabupaten Tanggerang.
Kualitas Tidur Pasien Yang Jurnal Medikes, 5 (2), 206-233.
menjalani Hemodialisis. Jurnal Novitasari, D. (2015). Hubungan Lama
Keperawatan Priority, 3 (1), 47- Hemodialisis Dengan Kepatuhan
57, ISSN 2614-4719. Pembatasan Asupan Cairan Pada
Fadlilah, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Klien Hemodialisis Di RS PKU
Berhubungan Dengan Kualitas Muhammadiyah Unit 1
Hidup Pasien Hemodialisis. Yogakarta. Skripsi Program Studi
Jurnal Kesehatan, 10 (2), 284- Ilmu Keperawatan, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Kesehatan RI.
Yogyakarta. www.litbang.kemkes.go.id.
Paath, C. J., Masi, G., & Onibala, F. Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi
(2020). Study Cross Sectional : Kalimantan Barat : Riskesdas
Dukungan Keluarga Dengan 2018. Kementerian Kesehatan RI.
Kepatuhan Hemodialisa Pada www.litbang.kemkes.go.id.
Pasien Gagal Ginjal Krons. Rizki, F. A., & Andina, M. (2017).
Jurnal Keperawatan (JKp), 8 (1), Karakteristik Penderita
106-112, ISSN:2302-1152. Hipertensi Dengan Gagal Ginjal
PENEFRI. (2018). 11th Report Of Kronik Di Instalasi Penyakit
Indonesia Rena Registry. Diambil Dalam Rumah Sakit Umum Haji
kembali dari Retrieved From Mdan Tahun 2015. Ibnu Sina
htttp://www.indonesiarenalregistr Biomedika, 1 (1), 87-96.
y.org Rohmah, A., Wakhid, A., & Trimawati.
Purnama, M. Z. (2016). Dukungan Sosial (2018). Penerimaan Diri Pasien
dengan Penerimaan Diri Pada Gagal Ginjal Kronik Yang
Penderita Gagal Ginjal Kronik. Menjalani Hemodialisis. Jurnal
SEMINAR ASEAN (Psychology & Ilmiah permas, 8(2), 131-134, p-
Humanity), 267-276. ISSN2089-0834 e-ISSN2549-
Putri, E. T., & Uyu, Q. S. (2016). 8134.
Meningkatkan Kesejahteraan Saraswati, N. L., Antari, N. L., &
Subjektif Pasien Gagal Ginjal Suwartini, N. L. (2019).
Kronis Melalui Terapi Kognitif Hubungan Dukungan Keluarga
Perilakuan Religius. Jurnal Dengan Kepatuhan Pembatasan
Intervensi Psikologis, 8 (1), 89- Cairan Pada Pasien Chronic
108. Kidney Disease Yang Menjalani
Rahakbauw, N. (2016). Dukungan Hemodialisa. Jurnal Kesehatan
Keluarga Terhadap Bhakti Husada, 10 (1), 45-53, E-
Keberlangsungan Hidup ODA ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-
(Orang Dengan HIV/AIDS). 9462.
INSANI, 3 (2), 64-82, ISSN 2407- Sinaga, R. R., & Bakara, A. Y. (2019).
6856. Hubungan antara Dukungan
Rahayu, F., Ramlis, R., & Fernando, T. Sosial Dan Penerimaan Diri Pada
(2018). Hubungan Frekuensi Pasien dengan Penyakit Ginjal
Hemodialisis Dengan Tingkat Kronis. Jurnal Skolastik
Stress Pada Pasien Gagal Ginjal Keperawatan, 5 (1), 85-94.
Kronik Yang Menjalani Siregar, C. T., & Rhamayani, M. (2019).
Hemodialisis . Jurnal Self-Acceptance of Chronic
Keperawtan Silampari, 1(2), 139- Caused Failure Patients That
153, e-ISSN : 2581-1975. Have aHemodialysis in Medan.
Rahayu, R., Munawaroh, S., & Mashudi, CARING: Indonesian Journal of
S. (2019). Respon Stres Pasien Nursing Science(IJNS), 1 (1), 18-
Gagal Ginjal Kronik Yang 24, .
Menjalani Hemodialisa. Health Suparti, S., & Solikhah, U. (2016).
Sciences Journal, 3 (1), 1-10. Perbedaan Kualitas Hidup Pasien
Riskesdas. (2018). Laporan Nasional : Gagal Ginjal Kronik Ditinjau Dari
Riskesdas 2018. Kementrian Tingkat Pendidikan, Frekuensi
dan Lama Hemodialisis Di RSUD
Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga. MEDISAINS (Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan), 14
(2), 50-58.
Widyastuti, P., Kisid, K. M., &
Rosuliana, N. E. (2019).
Hubungan dukungan keluarga
dan peerimaan Diri Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Di Poli Jantung Rumah Sakit
Biomedika Mataram. Prima, 5
(1), 81-86.
Wiliyanarti, P. F., & Muhith, A. (2019).
Life Experience Of Chronic
Kidney Disease Undergoing
Hemodialysis Therapy.
NurseLine Journal , 4 (1), 54-60,
p-ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-
464X.
Wua, T. C., Langi, F. L., & Kaunang, W.
P. (2019). Kualitas Hidup Pasien
Hemodialisis Di Unit Hemodialisi
Rumah Sakit Umum Pusat Prof.
Dr. R.D. Kandau Manado. Jurnal
KESMAS, 8(7), 127-136,.
Yulianto, A., Wahyudi, Y., & Marlinda.
(2019). Mekanisme Koping
Dengan Tingkat Depresi Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Pre
Hemodealisa. Jurnal Wacana
Kesehatan, 4 (2),436-444 ,e-ISSN
2544-6251.

Anda mungkin juga menyukai