STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk
mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau
(head to toe) guna memperoleh informasi/data dari
PENGERTIAN keadaan pasien secara komprhensif untuk menegakkan
suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.
PETUGAS Perawat
Standar Operasional Prosedur Page 1
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
C)
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
Standar Operasional Prosedur Page 4
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Prosedur Pelaksanaan
a. Pemeriksaan kulit
Inspeksi : kebersihan, warna,
pigmentasi,lesi/perlukaan, pucat, sianosis, dan
ikterik.
Normal: kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
b. Pemeriksaan kuku
Inspeksi : kebersihan, bentuk, dan warna kuku
Normal: bersih, bentuk normaltidak ada tanda-tanda jari
tabuh (clubbing finger), tidak ikterik/sianosis.
1. Pemeriksaan kepala
Tujuan
1) Mengetahui bentuk dan fungsi kepala
2) Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala
Persiapan alat
a) Lampu
b) Sarung tangan (jika di duga terdapat lesi atau luka)
Prosedur Pelaksanaan
Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk,
kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah
dan distribusi rambut.
Pemeriksaan wajah
Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan
kesimetrisan.
Normal: warna sama dengan bagian tubuh lain, tidak
pucat/ikterik, simetris.
3. Pemeriksaan mata
Tujuan
a) Mengetahui bentuk dan fungsi mata
b) Mengetahui adanya kelainan pada mata.
Persiapan alat
a. Senter Kecil
b. Surat kabar atau majalah
c. Kartu Snellen
d. Penutup Mata
e. Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan
Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu
mata, kelopak mata, kesimestrisan, bola mata,
warna konjunctiva dan sclera (anemis/ikterik),
penggunaan kacamata / lensa kontak, dan respon
terhadap cahaya.
Pemeriksaan telinga
Tujuan
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,
gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
Persiapan Alat
7. Pemeriksaan leher
Tujuan
a. Menentukan struktur integritas leher
b. Mengetahui bentuk leher serta organ yang
berkaitan
c. Memeriksa system limfatik
Prosedur Pelaksanaan
Inspeksi leher: warna integritas, bentuk simetris.
Normal: warna sama dengan kulit lain, integritas kulit
baik, bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer
gondok.
Prosedur pelaksanaan
Inspeksi : Muka bibir, konjungtiva, vena jugularis,
arteri karotis
Palpasi: denyutan
Normal untuk inspeksi dan palpasi: denyutan
aorta teraba.
Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung
(lakukan dari arah samping ke tengah dada, dan
dari atas ke bawah sampai bunyi redup)
Prosedur pelaksanaan
Alat :
Meteran
Posisi klien: Berdiri / duduk
Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan
pergerakan, Integritas ROM, kekuatan dan tonus
otot.
Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM
aktif, kekuatan otot penuh.
Pemeriksaan rectum
Tujuan :
Prosedur Pelaksanaan
1. Wanita:
Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit,
integritas kulit, contour simetris, edema,
pengeluaran.
Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit
baik, semetris tidak ada edema dan tanda-
tanda infeksi (pengeluaran pus /bau)
·
Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas kulit,
ukuran dan bentuk, turunan testes dan
mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
· Pemeriksaan anus dan rectum : feses, nyeri,
massa, edema, hemoroid, fistula ani,
pengeluaran dan perdarahan.
Normal: tidak ada nyeri , tidak terdapat edema /
hemoroid/ polip/ tanda-tanda infeksi dan
pendarahan.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan
PENGERTIAN
dibilas dengan air mengalir
1. Menjaga kebersihan perorangan
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi silang
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu
PENGERTIAN teknik/ seni dalam menggunakan gaun steril setelah
scrubing
1. Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat
TUJUAN 2. Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat
(teknik pertahanan)
KEBIJAKAN Setelah melakukan scrubing
PETUGAS Perawat
1. Pengering tangan (handuk/waslap steril)
PERALATAN 2. Gaun operasi
C. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Menggunakan sarung tangan steril merupakan
komponen kunci dalam meminimalkan penularan
PENGERTIAN
penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas
infeksi.
1. Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari
klien
2. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
TUJUAN
3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan
mikroorganisme yang dapat berpindah dari klien
satu ke klien yang lainnya
KEBIJAKAN Setelah melakukan scrubing
B. Tahap Kerja
1. Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap
steril
2. Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan
cara memegang manset (lipatan sarung tangan)
bagian dalam. Sarung tangan diangkat dan jauh
dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian
jari-jari berada di bawah.
3. Selipkan atau masukkan tangan pertama pada
sarung tangan..
Hanya boleh memegang bagian dalam sarung
tangan saja
4. Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga
jari tangan yang sudah menggunakan sarung
tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung
tangan jauh dari badan setinggi pinggang,
masukkan tangan ke dua kedalam sarung tangan
Standar Operasional Prosedur Page 33
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung
tangan saja.
5. Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan
tangan pertama yang sudah memakai sarung
tangan tanpa menyentuh kedua lengan
6. Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya
C. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan
PENGERTIAN masih tertutup dengan sprei penutup (over laken)
diatasnya
1. Agar siap pakai sewaktu-waktu
2. Agar tampak selalu rapi
TUJUAN
3. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada
klien
Tempat tidur kosong yang tidak akan digunakan dalam
KEBIJAKAN
waktu dekat
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dan bantal (Bed dan pillow)
B. Tahap Kerja
1. Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya
ke arah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap
sudut
2. Meletakkan sprei dengan lipatan memanjang yang
menentukan garis tengahnya ditengah-tengah
tempat tidur
3. Masukkan sprei pada bagian kepala kemudian
bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan
dibuat sudut
4. Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur
5. Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm
dari garis kasur bagian kepala demikian juga sprei
melintang masukkan sama-sama ke bawah kasur
6. Meletakkan sprei atas secara terbalik dengan
jahitan lebar dibagian kepala mulai dari garis
kasur; masukkan bagian kaki ke bawah kasur
2. Mencuci tangan
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa
PENGERTIAN
sprei penutup (over laken)
TUJUAN Dapat segera digunakan
1. Jika ada klien baru
KEBIJAKAN 2. Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun
dari tempat tidur
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dan bantal (Bed dan pillow)
2. Alas kasur (Pad)
3. Perlak (Rubber sheet)
4. Steeklaken / small bed sheet
5. Boven laken / bed sheet
Standar Operasional Prosedur Page 37
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Selimut
7. Sarung bantal
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Meletakkan alat tenun yang sudah dilipat dan
PELAKSANAA disusun di atas meja bersih
N B. Tahap Kerja
1. Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-
talinya ke arah dalam pada rangka tempat tidur
pada tiap sudut
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
2. Mencuci tangan
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien
PENGERTIAN
pascaoperasi yang mendapat narkose (obat bius)
1. Menghangatkan klien
TUJUAN
2. Mencegah penyulit/ komplikasi pascaoperasi.
KEBIJAKAN Pasien Post Operasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dan bantal (Bed dan pillow)
2. Alas kasur (Pad)
3. Perlak (Rubber sheet)
4. Steeklaken / small bed sheet
5. Boven laken / bed sheet
6. Selimut
7. Sarung bantal
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien
PENGERTIAN
tanpa memindahkan klien
1. Memberikan perasaan senang pada klien
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapian
Tempat tidur klien yang tirah baring total (sakit keras
KEBIJAKAN
atau tidak sadar / koma )
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Laken / bed sheet
2. Perlak (Rubber sheet)
3. Steeklaken / small bed sheet
4. Boven laken / bed sheet
5. Selimut
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemeriksaan terhadap suhu badan di axilla dengan menggunakan
PENGERTIAN
alat thermometer
TUJUAN Mendapatkan data obyektif
1. Pasien baru
KEBIJAKAN
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
1. Thermometer bersih pada tempatnya
2. Tiga botol : larutan sabun, desinfektan, air bersih
PERALATAN 3. Bengkok / kidney basin
4. Potongan kertas tissue dalam tempatnya
5. Alat tulis
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemeriksaan terhadap nadi dan pernafasan pasien
TUJUAN Mendapatkan data obyektif
1. Pasien baru
KEBIJAKAN 2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
1. Pencatat waktu
PERALATAN
2. Alat tulis
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
Standar Operasional Prosedur Page 48
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Menentukan lokasi yang akan di ukur
3. Meraba denyut nadi dengan 2 jari ( telunjuk dan
jari tengah)
PEMERIKSAAN NADI DAN PERNAFASAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan
PENGERTIAN
alat tensimeter air raksa
TUJUAN Mendapatkan data obyektif
1. Pasien baru
KEBIJAKAN
2. Perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
1. Tensimeter
PERALATAN 2. Stetoskop
3. Alat tulis
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
TUJUAN 2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman
KEBIJAKAN Pasien yang memerlukan bantuan mandi di tempat tidur
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Pakaian bersih 1 stel
2. Baskom mandi 2 buah
3. Air panas dan dingin
4. Waslap 2 buah
5. Perlak dan handuk kecil 1 buah
6. Handuk besar 2 buah
7. Selimut mandi/kain penutup
8. Celemek plastic
9. Tempat tertutup untuk pakaian kotor
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan
3. Menggantiselimut klien dengan selimut mandi
4. Melepas pakaian atas klien
MEMBASUH MUKA
5. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah
kepala
6. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
7. Membersihkan muka, telinga dengan waslapmlembab
lalu di keringkan
8. Menggulung perlak dan handuk
MEMBASUH LENGAN
9. Menurunkan selimut mandi ke bagian perut klien
10. Memasang handuk besar diatas dada klien secara
melintang dan kedua tangan klien diletakkan di atas
handuk
11. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat (lakukan
mulai dari ekstremitas terjauh klien)
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR
MEMBASUH PUNGGUNG
14. Memiringkan pasien ke arah perawat
15. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga
bokong
16. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat dan
dikeringkan
17. Memberi bedak pada punggung
18. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian
membantu pasien mengenakan pakaian
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran /
PENGERTIAN
sisa makanan dengan menggunakan kain kassa atau kapas
TUJUAN
1. Mencegah infeksi baik setempat maupun
KEBIJAKAN
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Membersihkan rongga mulut dan gigi dari semua kotoran / sisa
PENGERTIAN
makanan dengan menggunakan sikat gigi
MENCUCI RAMBUT
MENCUCI RAMBUT
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mencuci rambut dan kulit kepala dengan mempergunakan
Standar Operasional Prosedur Page 60
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
shampoo
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
TUJUAN
2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman
1. Pasien yang rambutnya kotor
KEBIJAKAN 2. Pada pasien yang akan menjalani operasi besar
3. Setelah dipasang kap kutu
PETUGAS Perawat
1. Handuk 2 buah
2. Talang
3. Peniti
4. Kain pel
5. Baskom berisi air hangat
6. Gayung
7. Shampoo dalam tempatnya
PERALATAN 8. Sisir 2 buah
9. Kain kassa dan kapas
10. Ember kosong
11. Sarung tangan / gloves bersih
12. Bengkok berisi larutan
13. Alat pengering rambut desinfektan 2 –3 %
14. Celemek / apron untuk petugas
MENCUCI RAMBUT
MENGGUNTING KUKU
MENGGUNTING KUKU
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Membantu memotong kuku pasien yang panjang, karena tidak
PENGERTIAN
dapat melakukan secara mandiri
TUJUAN 1. Menjaga kebersihan
Standar Operasional Prosedur Page 63
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Mencegah timbulnya infeksi
KEBIJAKAN Pasien dengan kuku yang panjang
PETUGAS Perawat
1. Alat memotong kuku/ gunting kuku
2. Waskom berisi air hangat
3. Sikat tangan
PERALATAN 4. Kidney Basin
5. Sabun
6. Chlorine/ kasa
7. Pengalas/ handuk
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAA 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
N 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
MENGGUNTING KUKU
PEMBERIAN KIRBAT ES
PEMBERIAN KIRBAT ES
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan kompres dingin kering dengan menggunakan kirbat
PENGERTIAN
es
TUJUAN 1. Menghentikan perdarahan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan kompres panaskering dengan menggunakan buli-
PENGERTIAN
buli panas
TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa sakit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan
PENGERTIAN obat secara lokal pada kulit atau padamembrane pada
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Adalah memberikan obat tertentu, dengan cara
PENGERTIAN
meneteskan ke telinga
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Infeksi saluran napas, otitis media (radang rongga
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata
PENGERTIAN
atau salep mata obat tetes mata
TUJUAN 1. Untuk persiapan pemeriksaan struktur internal
mata dengan cara mendilatasi pupil,
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang
PENGERTIAN
dimasukkan melalui mulut.
TUJUAN 1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila
timbul efek samping dari obat tersebut dapat
Standar Operasional Prosedur Page 76
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan
nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan
kerusakan kulit dan jaringan
Pasien yang diberikan therapy obat per oral berupa
KEBIJAKAN
tablet, kapsul atau sirup.
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Air minum
PERALATAN
4. Tissue dalam tempatnya
5. Catatan dan kartu obat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat
per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan
Standar Operasional Prosedur Page 77
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
dilakukan pengisapan lambung dll)
2. Periksa kembali perintah pengobatan (nama
klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat,
bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang
atau dokter yang meminta.
3. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca
perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)
4. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan.
Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan tehnik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat)
5. Membuka pembungkus obat
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
PEMBERIAN OBAT PER ORAL
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat sub lingual adalah memberika obat
PENGERTIAN dengan cara meletakkan obat di bawah lidah sampai
habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah
TUJUAN 1. Mencegah efek lokal dan sistemik
2. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih
Standar Operasional Prosedur Page 79
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
cepat dibandingkan secara oral
3. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar.
Obat yang biasa diberikan dengan cara sublingual
KEBIJAKAN adalah nitrogliserin, suatu obat vasodilator yang
digunakan pada penyakit jantung angina pectoris
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Obat dalam tempatnya
PERALATAN
3. Catatan dan kartu obat
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara dimasukkan melalui anus
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
Pasien yang memerlukan bantuan dalam memasukkan obat
KEBIJAKAN
melalui anus
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi miring ke salah satu sisi, kaki sebelah
atas ditekuk (posisi sim)Membentangkan perlak di
bawah bokong pasien
2. Membuka bungkus obat
3. Memakai sarung tangan
4. Membuka bokong pasien hingga anus terlihat
5. Memasukkan obat perlahan-lahan, dorong hingga
masuk
6. Meminta pasien tidak menahan masuknya obat dan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan
PENGERTIAN
efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks
TUJUAN Untuk mengobati infeksi lokal
Standar Operasional Prosedur Page 83
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Pasien dengan vagina yang kotor.
2. Persiapan tindakan pembedahan jalan lahir.
KEBIJAKAN
3. Pasien dengan radang vagina.
4. Post partum dengan lochea yang berbau
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Sarung tangan / gloves
PERALATAN 3. Perlak beralas
4. Obat sup vagina dalam tempatnya
5. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
PROSEDUR
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMBERIAN OBAT PER VAGINA
PEMBERIANOBATSUBCUTAN(S.C)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
bawah kulit (sub cutan)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Jenis obat yang lazim diberikan secara S.C : Vaksin,
narkotik, heparin, obat-obatan pre operasi, dan
Standar Operasional Prosedur Page 85
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
insulin
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
PERALATAN 5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok / kidney basin 1 buah
9. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menyiapkan obat dengan benar
PELAKSANAAN 4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PEMBERIANOBAT INTRACUTAN(IC)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
dalam kulit (intra kutan)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
dalam otot (muskulus)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PEMBERIANOBAT INTRAVENA(IV)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
dalam pembuluh darah vena
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Pasien yang mendapatkan obat dengan pemberian secara intra
Standar Operasional Prosedur Page 92
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
vena (I.V)
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan
PERALATAN 7. Torniquet /manset
8. Perlak dan pengalas
9. Obat sesuai program terapi
10. Bengkok / kidney basin 1 buah
11. Gergaji ampul (kalau perlu)
12. Plester luka
13. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
PROSEDUR
2. Mencuci tangan
PELAKSANAAN
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
2. Membentangkan perlak dan alasnya
Standar Operasional Prosedur Page 93
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
Pada lengan : vena mediana cubiti / vena
cephalica
Pada tungkai : vena saphenosus Pada leher :
vena jugularis khusus pada anak
Pada kepala : vena frontalis, atau vena
temporalis khusus pada anak
4. Meletakkan torniquet 5cm proksimal yang akan
ditusuk.
5. Memakai sarung tangan / gloves
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar
dari arah dalam ke luar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30˚
9. Menusuk vena dengan kemiringan sudut 30˚, dan
lubang jarum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Membuka torniquet
12. Memasukkan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan
dengan kapas
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Mengambil dan menyiapkan darah vena untuk
PENGERTIAN
pemeriksaan diagnostik
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah
Standar Operasional Prosedur Page 96
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
distal
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akas
di tusuk
5. Memakai gloves
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
( melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan
kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30°
9. Menusuk vena dengan kemiringan 30°, dan
lubang jatum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk
spuit, ambil darah sesuai kebutuhan
11. Membuka tourniquet
12. Memasukkan darah secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan
dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan plester luka
15. Memasukkan darah ke dalam botol specimen
16. Merapikan klien
PENYIAPAN SPESIMEN DARAH VENA
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PEMASANGAN TRANFUSI
PEMASANGAN TRANFUSI
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian darah dari kantong darah ke dalam tubuh
PENGERTIAN
melalui pembuluh vena
Standar Operasional Prosedur Page 98
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Pasien yang mendapatkan terapi infus
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves steril
2. Kantong darah
PERALATAN
3. Perlak dan pengalas
4. Penunjuk waktu
Tahap Pra Interaksi
3. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
4. Mencuci tangan
5. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PROSEDUR 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PELAKSANAAN klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Melepaskan selang infuse dari flabotle dan
memindahkan ke kantong darah
2. Menghitung jumlah tetesan sesuai program
PEMASANGAN TRANFUSI
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan
PENGERTIAN
melalui parenteral
Standar Operasional Prosedur Page 100
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
1. Pasien yang mendapatkan obat secara intra
vena (IV)
KEBIJAKAN
2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Selang infuse / IV set sesuai kebutuhan (makro
drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intra vena / cannula (ukuran sesuai)
5. Kapas alcohol dalam kom / alcohol swab
secukupnya
PERALATAN 6. Desinfektan
7. Tourniquet / manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok / kidney basin 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
12. Penunjuk waktu
PERAWATAN INFUS
PERAWATAN INFUS
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Perawatan pada tempat pemasangan infus
TUJUAN Mencegah terjadinya infeksi
KEBIJAKAN Pasien yang terpasang infus
Standar Operasional Prosedur Page 103
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
1. Pinset anatomis / tooth forcep steril : 2 buah
2. Kassa steril
3. Sarung tangan / gloves steril
4. Gunting plester
5. Plester / hypavix
6. Lidi kapas / swab stick
PERALATAN 7. Alcohol 70% / wash bensin dalam tempatnya
8. Iodine povidon solution 10%
9. Penunjuk waktu
10. NaCl 0,9%
11. Bengkok / kidney basin 2 buah, satu berisi cairan
desinfektan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memasang selang / pipa khusus melalui saluran
PENGERTIAN pencernaan atas secara langsung yang berakhir di
lambung
TUJUAN 1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak
Standar Operasional Prosedur Page 105
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
bisa makan melalui mulut
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil specimen asam lambung untuk
diperiksa di laboratorium
1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
2. Pasien yang illeus atau peritonitis, trauma
KEBIJAKAN
abdomen ( untuk dekompresi)
3. Pasien perdarahan lambung / bilas lambung
PETUGAS Perawat
1. NGT tube
2. Klem
3. Spuit 10 cc
4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
PERALATAN 5. Plester dan gunting
6. Kain kassa
7. Pelumas (jelly)
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok / kidney basin
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memasukkan makanan cair / obat melalui nasogastric
PENGERTIAN
tube
1. Mempertahankan status nutrisi
TUJUAN
2. Pemberian obat
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga pivacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi
fowler/fowler (jika tidak ada kontra indikasi)
3. Memakai gloves
4. Memasang pengalas di atas dada
5. Memastikan letak NGT dengan cara aspirasi isi
lambung
6. Memasang corong
Standar Operasional Prosedur Page 109
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
7. Memasukkan air matang, membuka klem,
tinggikan 30cm, sebelum habis klem kembali
8. Masukkan makanan cair, membuka klem,
meninggikan 30cm, klem kembali sebelum
habis
9. Memasukkan air matang, membuka klem,
tinggikan 30cm, sebelum air habis klem
kembali
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem
11. Membersihkan sisa makanan pada pasien
12. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar
PENGERTIAN
tubuh
TUJUAN Mengetahui status cairan tubuh :
1. Mengetahui jumlah masukan cairan
PEMBERIAN OKSIGEN
PEMBERIAN OKSIGEN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian oksigen melalui hidung
TUJUAN 1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
Kanul Nasal
Kecepatan aliran 1 – 6 liter per menit (lpm)
Maksimal fraksi oksigen (FiO 2) adalah 44%
(FiO2) atau fraksi oksigen inspirasi adalah
konsentrasi oksigen yang dihirup pasien
PEMBERIAN OKSIGEN
Simple Mask
Dikenal dengan sungkup muka Hudson
Terdapat lubang-lubang kecil di sekeliling
sungkup muka
Kecepatan aliran 6-10 liter per menit (lpm)
dengan (FiO2) yang dicapai sekitar 35-60%
Aliran oksigen tidak boleh kurang dari 6 lpm
karena akan terjadi penumpukan CO2
karena dead space mechanic
PEMBERIAN OKSIGEN
Pemilihan Alat
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
FISIOTERAPI DADA
FISIOTERAPI DADA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tindakan untuk melepaskan secret dari saluran nafas
PENGERTIAN
bagian bawah
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
TUJUAN
2. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
Standar Operasional Prosedur Page 116
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Klien dengan akumulasi secret pada saluran nafas
KEBIJAKAN
bagian bawah
PETUGAS Perawat
1. Kertas tissue
2. Kidney basin
PERALATAN 3. Perlak / alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
PROSEDUR
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PELAKSANAAN
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
FISIOTERAPI DADA
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3. Memasang perlak/alas dan kidney basin (di
pangkuan klien bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
4. Melakukan clapping dengan cara tangan
perawat menepuk punggung klien secara
bergantian
5. Menganjurkan klien inspires dalam, tahan
Standar Operasional Prosedur Page 117
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
sebentar, kedua tangan perawat di punggung
klien
6. Meminta klien untuk melakukan ekspirasi, pada
saat yang bersamaan tangan perawat
melakukan vibrasi
7. Meminta klien menarik nafas, menahan nafas,
dan membatukkan dengan kuat
8. Menampung lendir dalam sputum pot
9. Melakukan auskultasi paru
10. Menunjukkan sikap hati-hati dan
memperhatikan respon klien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan pasien dan lingkungan
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BATUK EFEKTIF
BATUK EFEKTIF
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan
PENGERTIAN
mengganggu saluran nafas, dengan cara dibatukkan
TUJUAN 4. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
5. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mempersiapkan klien
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada
dan satu tangan di abdomen
4. Melatih klien melakukan nafas perut (menarik
nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan ,
Standar Operasional Prosedur Page 119
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta klien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
6. Meminta klien menahan nafas hingga 3
hitungan
7. Meminta klien menghembuskan nafas perlahan
dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup)
8. Meminta klien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi dari otot
9. Memasang perlak/alas dan kidney basin (di
pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
10.Meminta klien untuk melakukan nafas dalam 2
kali yang ke – 3 : inspirasi, tahan nafas dan
batukkan dengan kuat
11.Menampung lendir dalam pot sputum
12.Merapikan klien
BATUK EFEKTIF
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan pasien dan lingkungan
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SUCTIONING
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas
1. Mengeluarkan secret / cairan pada jalan nafas
TUJUAN 2. Melancarkan jalan nafas
C. Tahap Kerja
1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien,
kepala sedikit ekstensi
2. Memberikan oksigen 2-5mnt
3. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4. Memakai gloves
5. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan
Standar Operasional Prosedur Page 122
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
botol penampung
6. Memasukkan kanul suction dengan hati-hati
( hidung ±5cm, mulut ±10cm)
7. Menghisap lender dengan mulut lubang kanul,
menarik keluar perlahan sambil memutar
( ±5detik untuk anak, ±10detik untuk dewasa
8. Membilas kanul dengan NaCl, berikan
kesempatan pasien bernafas
9. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali
suctioning
10. Mengobservasi keadaan umum pasien dan
status pernafasannya
11. Mengobservasi secret tentang warna, bau dan
volumenya
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan pasien dan lingkungan
SUCTIONING
VULVA HYGIENE
VULVA HYGIENE
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga
PENGERTIAN
kebersihannya
TUJUAN 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum maupun uterus
VULVA HYGIENE
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemasangan kateter urine adalah dengan melakukan
PENGERTIAN insersi kateter Folley / Nelaton melalui uretra ke
muara kandung kemih untuk mengeluarkan urine
TUJUAN 1. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut /
kronis.
Standar Operasional Prosedur Page 127
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau
pasca operasi.
3. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.
4. Mengambil spesimen urine steril untuk
pemeriksaan diagnostik.
5. Monitoring urine output secara ketat.
1. Pasien yang mengalami gangguan sistem
perkemihan
KEBIJAKAN
2. Persiapan operasi
PETUGAS Perawat
1. Alat Nonsteril.
a. Nampan beserta alas.
b. Bengkok atau kidney basin.
PERALATAN
c. Perlak / rubber sheet
d. Plester
e. Urinal / pispot
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE
f. Alat tulis.
g. Gunting.
h. Syringe10 cc.
i. Aquadest / distilled water.
j. Jelly.
k. Kain penutup klien.
l. Urine bag.
m. Betadine.
2. Alat Steril.
a. Gloves steril.
b. Set kateter urine steril :
1) Folly kateter sesuai kebutuhan
Standar Operasional Prosedur Page 128
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2) Duk bolong / eye sheet 1 buah.
3) Kom / bowl 2 buah
4) Kassa
5) Kapas untuk membersihkan perineum
6) Pinset anatomis 1 buah.
7) Lidi kapas 2 buah
c. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Menyiapkan klien dengan posisi dorsal
recumbent dan melepaskan pakaian bawah
klien kemudian tutupi klien dengan selimut
atau kain.
3. Memasang perlak, pengalas
4. Meletakkan urinal / pispot di bawah bokong
klien. Letakkan kidney basin diantara kedua
kaki klien.
5. Membuka set steril, atur alat steril dengan
menggunakan pinset, Buka penutup kateter
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan pada daerah genetalia
PENGERTIAN
wanita yang terpasang kateter
1. Mencegah infeksi
TUJUAN 2. Memberikan rasa nyaman
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran / menjaga privacy klien
2. Menyiapkan klien dengan posisi dorsal
recumbent dan melepaskan pakaian bawah
klien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Meletakkan bengkok dekat vulva
5. Memakai sarung tangan kemudian mengambil
kapas basah
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan pada daerah
PENGERTIAN
genetalia pria yang terpasang kateter
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Memberikan rasa nyaman
KEBIJAKAN Pasien pria yang terpasang kateter
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak Instrumen yang berisi :
Standar Operasional Prosedur Page 136
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Lidi kapas / swab stick
2. Sarung tangan / gloves steril
3. Desinfektan
4. Air hangat, washlap, handuk
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok / kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PROSEDURPERAWATANPELEPASANKATETER
PROSEDURPERAWATANPELEPASANKATETER
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter
PENGERTIAN
urethra dari kandung kemih
TUJUAN Mencegah infeksi
1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari
KEBIJAKAN 2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter
menetap
PETUGAS Perawat
Standar Operasional Prosedur Page 138
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Pinset chirurgis / tooth forcep
2. Kassa
3. Wash bensin
PERALATAN 4. Lidi kapas
5. Gloves / sarung tangan
6. Spuit / syringe 10 atau 20 cc
7. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
PROSEDURPERAWATANPELEPASANKATETER
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran / menjaga privacy
2. Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent
dan melepaskan pakaian bawah pasien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Memasang selimut mandi
5. Memakai gloves
6. Melepas plester dan membersihkan sisa
plester
7. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis
isinya
8. Mengarahkan penis ke atas
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum
maupun uterus
TUJUAN 2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu setelah melahirkan
Standar Operasional Prosedur Page 140
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
1. Bak instrument berisi: Kassa dan pinset anatomis / tooth
forcep
2. Perlak dan pengalas
3. Selimut mandi
4. Hand schoen / gloves 1 pasang
5. Bengkok / kidney basin 2 buah
PERALATAN
6. Tas plastic 2 buah
7. Kom berisi kapas basah (air dan kapas direbus bersama)
8. Celana dalam dan pembalut wanita
9. Pispot / urinal
10. Botol cebok berisi air hangat
11. Obat luka perineum
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
N 2. Mencuci tangan
PERAWATAN LUKA PERINEUM
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Melepas celana dan pembalut kemudian memasang
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati
PENGERTIAN
luka lecet
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Dilakukan pada luka lecet
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Bak instrument yang berisi: Pinset anatomis / tooth
Standar Operasional Prosedur Page 143
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
forcep dan Lidi kapas /swab stick
2. Peralatan lain terdiri dari:
a. Sarung tangan / gloves
b. Desinfektan
c. NaCl 0,9%
d. Bengkok / kidney basin 2 buah, 1 berisi larutan
desinfektan
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAA B. Tahap Orientasi
N 1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
PERAWATAN LUKA LECET
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
dan buka pakaian seperlunya
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
0,9%
6. Mengeringkan dengan kassa steril
7. Mengoleskan desinfektan
8. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan : menggantibalutan,
PENGERTIAN
membersihkan luka pada luka kotor
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Dilakukan pada luka kotor
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak instrument yang berisi:
1. Pinset anatomis / tooth forcep
Standar Operasional Prosedur Page 145
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Pinset chirurgis / nontooth forcep
3. Gunting debridement
4. Kassa steril
5. Kom / bowl : 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan / gloves
2. Gunting plester
3. Plester / perekat
4. Alcohol 70% / wash bensin
5. Desinfektan
6. NaCl 0,9%
7. Bengkok / kidney basin 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PENGANGKATANJAHITANLUKA
PENGANGKATANJAHITANLUKA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit
1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang
TUJUAN 2. Mencegah tertinggalnya benang
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat keg dlm lembar catatan keperawatan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
PENGERTIAN
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan
1. Mempertahankan kenyamanan
TUJUAN
2. Memfasilitasi fungsi pernafasan
Pasien dengan gangguan oksigenasi atau untuk
KEBIJAKAN
membutuhkan perubahan posisi.
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bantal
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi
PENGERTIAN
(ditarik atau diregangkan) di atas tempat tidur.
Untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
TUJUAN
persalinan
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan dan perawatan
KEBIJAKAN
genetalia
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Posisi miring ke kanan atau ke kiri di atas tempat tidur.
Untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat
TUJUAN
(supositoria) melalui anus
KEBIJAKAN Body aligment
PETUGAS Perawat
LATIHANROMEKSTREMITAS ATAS
LATIHANROMEKSTREMITAS ATAS
STANDAR
OPERASIONA
L PROSEDUR
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
TUJUAN 2. Meningkatkan vaskularisasi
a. Bahu :
- Menggerakkan lengan abduksi – adduksi
- Menggerakkan lengan fleksi – ekstensi
- Mengerakkan lengan hiperekstensi –
posisi anatomi
b. Siku : menggerakkan lengan bawah fleksi –
ekstensi
c. Lengan bawah : menggerakkan Pronasi –
Supinasi
d. Pergelangan tangan:
Standar Operasional Prosedur Page 158
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
- Menggerakkan fleksi radialis
- Menggerakkan fleksi ulnaris
- Menggerakkan hiperekstensi – fleksi
e. Jari – jari
- Menggerakkan lengan abduksi –
adduksi
- Menggerakkan lengan fleksi – ekstensi
4. Merapikan pasien
D.Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
LATIHANROMEKSTREMITAS BAWAH
LATIHANROMEKSTREMITAS BAWAH
STANDAR
OPERASIONA
L PROSEDUR
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
TUJUAN 2. Meningkatkan vaskularisasi
LATIHANROMEKSTREMITAS BAWAH
a. Panggul:
o Menggerakkan kaki Abduksi – Adduksi
Menggerakkan kaki Fleksi – Ekstensi
Menggerakkan kaki Hiperekstensi– posisi Anatomi
Rotasi keluar ke dalam
b. Lutut: Menggerakkan lengan bawah Fleksi – Ekstensi
c. Pergelangan kaki:
Menggerakkan Dorsal Fleksi– Ekstensi
Menggerakkan Supinasi– Pronasi
Standar Operasional Prosedur Page 160
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
4. Merapikan pasien
D.Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDAR
OPERASIONA
L PROSEDUR
Melakukan tindakan alih baring pada pasien immobile untuk
PENGERTIAN
mencegah komplikasi akibat immobilisasi
TUJUAN 1. Mencegah kerusakan integritas kulit