Anda di halaman 1dari 163

Yayasan Pambudhi Luhur

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur


Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk
mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau 
(head to toe) guna memperoleh informasi/data dari
PENGERTIAN keadaan pasien secara komprhensif  untuk menegakkan
suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.

1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan


klien.
2. Untuk menambah, menginformasi, atau menyangkal
data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk menginformasi dan mengidentifikasi diagnose
TUJUAN
keperawatan
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan
status kesehatan klien dan penatalaksanaannya.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan


kesehatan untuk di rawat.
KEBIJAKAN 2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien

PETUGAS Perawat
Standar Operasional Prosedur Page 1
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

1. Jam Tangan (penunjuk detik)


2. Lidi kapas
3. Bantalan sekali pakai
4. Selimut
5. Bagan mata (mis. Snellen chart)
6. Penlight
7. Formulir (mis. Fisik, laboratorium)
8. Handschoon / gloves (bersih atau steril)
9. Skort / gown untuk klien
10. Pelumas larut air
11. Ophtalmoskop
12. Otoskop
13. Slide untuk Papanicolaou smear
14. Handuk kertas
PERALATAN 15. Reflex Hammer
16. Penggaris
17. Gula, garam, dan kopi dalam botol kecil
18. Kayu putih atau balsem
19. Skala dengan meteran pengukur tinggi
20. Wadah specimen dan slide mikroskop
21. Sphigmomanometer dan manset
22. Stetoskop
23. Forsep swab atau spon
24. Pita meteran / measurement tape
25. Thermometer
26. Tisu
27. Tounge spatel / tounge depressor
28. Garpu tala
29. Nasal speculum

Standar Operasional Prosedur Page 2


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

30. Timbangan BB/weighing scale/bathroom scale


( Potter & Perry,2002)
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan
umum, status mental dan nutrisi.

PROSEDUR C. Tahap Kerja


PELAKSANAA Cara : inspeksi
N a) Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood.
(Normal : Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai, tidak
ada menahan nyeri/ sulit bernafas)
b) Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal: Relaks,
tidak ada tanda-tanda cemas/takut)
c) Jenis kelamin
d) Usia dan Gender
e) Tahapan perkembangan
f) TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)
g) Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan tidak
bau)
h) Cara berpakaian (Normal : Benar/ tidak terbalik)

Standar Operasional Prosedur Page 3


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

i) Postur dan cara berjalan


j) Bentuk dan ukuran tubuh
k) Cara bicara. (Relaks, lancer, tidak gugup)

B)    Pengukuran Tanda – Tanda Vital


Posisi klien : duduk/ berbaring

1. Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,50c)


2. Tekanan darah (Normal : 120/80 mmHg)
3. Nadi
 Frekuensi = Normal : 60-100x/menit ;Takikardia:
>100 ; Bradikardia: <6
 Keteraturan= Normal : teratur
 Kekuatan= 0: Tidak ada denyutan; 1+:denyutan
kurang teraba; 2+: Denyutan mudah teraba, tak
mudah lenyap; 3+:denyutan kuat dan mudah
teraba
4.     4. Pernafasan
 Frekuensi: Normal= 15-20x /menit; >20:
Takipnea; <15 Bradipnea
 Keteraturan= Normal : teratur
 Kedalaman: dalam/dangkal
 Penggunaan otot bantu pernafasan: Normal :
tidak ada

C)
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
Standar Operasional Prosedur Page 4
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

Pemeriksaan kulit dan kuku


Tujuan
1. Mengetahui kondisi kulit dan kuku
2. Mengetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi,
kerusakan jaringan setempat, dan hidrasi.
Persiapan
1) Posisi klien: duduk/ berbaring
2) Pencahayaan yang cukup/lampu
3) Sarung tangan (untuk lesi basah dan berair)

Prosedur Pelaksanaan
a. Pemeriksaan kulit
 Inspeksi : kebersihan, warna,
pigmentasi,lesi/perlukaan, pucat, sianosis, dan
ikterik.
Normal: kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.

 Palpasi : kelembapan, suhu permukaan kulit,


tekstur, ketebalan, turgor kulit, dan   edema.
Normal: lembab, turgor baik/elastic, tidak ada edema.

b.  Pemeriksaan kuku
 Inspeksi : kebersihan, bentuk, dan warna kuku
Normal: bersih, bentuk normaltidak ada tanda-tanda jari
tabuh (clubbing finger), tidak ikterik/sianosis.

 Palpasi : ketebalan kuku dan capillary refile


( pengisian kapiler ).
Normal: aliran darah kuku akan kembali < 3 detik.

Standar Operasional Prosedur Page 5


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung,


mulut dan leher
Posisi klien : duduk , untuk pemeriksaan wajah sampai
dengan leher perawat  berhadapan dengan klien

1.   Pemeriksaan kepala
Tujuan
1) Mengetahui bentuk dan fungsi kepala 
2) Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala 
Persiapan alat
a) Lampu
b) Sarung tangan (jika di duga terdapat lesi atau luka)
Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk,
kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah
dan distribusi rambut.

Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak


menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi(rambut
jagung dan kering)

 Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan


tekstur rambut.

Normal: tidak ada penonjolan / pembengkakan, rambut


lebat dan kuat/tidak rapuh.

Standar Operasional Prosedur Page 6


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Pemeriksaan wajah
 Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan
kesimetrisan.
Normal: warna sama dengan bagian tubuh lain,  tidak
pucat/ikterik, simetris.

 Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan


rahang
Normal: tidak ada nyeri tekan dan edema.

3.  Pemeriksaan mata
Tujuan
     a)     Mengetahui bentuk dan fungsi mata
     b)     Mengetahui adanya kelainan pada mata.
Persiapan alat
a. Senter Kecil
b. Surat kabar atau majalah
c. Kartu Snellen
d. Penutup Mata
e. Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi:  bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu
mata, kelopak mata, kesimestrisan, bola mata,
warna konjunctiva dan sclera (anemis/ikterik),
penggunaan kacamata / lensa kontak, dan respon
terhadap cahaya.

Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika,


warna konjungtiva pink, dan sclera berwarna putih.

Standar Operasional Prosedur Page 7


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Tes Ketajaman Penglihatan


            Ketajaman penglihatan seseorang mungkin
berbeda dengan orang lain. Tajam penglihatan tersebut
merupakan derajad persepsi deteil dan kontour beda.
Visus tersebut dibagi dua yaitu:
1).  Visus sentralis.
Visus sentralis ini dibagi dua yaitu visus sentralis jauh
dan visus sentralis dekat.
 Visus centralis jauh merupakan ketajaman
penglihatan untuk melihat benda benda yang
letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak
melakukan akomodasi. (EM. Sutrisna, dkk, hal 21).
 Visus centralis dekat yang merupakan ketajaman
penglihatan untuk melihat benda benda dekat
misalnya membaca, menulis dan lain lain. Pada
keadaan ini mata harus akomodasi supaya
bayangan benda tepat jatuh di retina. (EM.
Sutrisna, dkk, hal 21).
2).  Visus perifer
            Pada visus ini menggambarkan luasnya medan
penglihatan dan diperiksa dengan perimeter. Fungsi
dari visus perifer adalah untuk mengenal tempat
suatu benda terhadap sekitarnya dan pertahanan
tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari
samping. Dalam klinis visus sentralis jauh tersebut
diukur dengan menggunakan grafik huruf Snellen
yang dilihat pada jarak 20 feet atau sekitar 6 meter.
Jika hasil pemeriksaan tersebut visusnya e”20/20
maka tajam penglihatannya dikatakan normal dan jika

Standar Operasional Prosedur Page 8


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Visus <20/20 maka tajam penglihatanya dikatakan


kurang Penyebab penurunan tajam peglihatan
seseorang bermacam macam, salah satunya adalah
refraksi anomaly/kelainan pembiasan.

Prosedur pemeriksaan visus dengan menggunakan


peta snellen yaitu:

 Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud


tujuan pemeriksaan.
 Meminta pasien duduk menghadap kartu
Snellen dengan jarak 6 meter.
 Memberikan penjelasan apa yang harus
dilakukan (pasien diminta mengucapkan apa yang
akan ditunjuk di kartu Snellen) dengan menutup
salah satu mata dengan tangannya tanpa ditekan
(mata kiri ditutup dulu).
 Pemeriksaan dilakukan dengan meminta pasien
menyebutkan simbol di kartu Snellen dari kiri ke
kanan, atas ke bawah.
 Jika pasien tidak bisa melihat satu simbol maka
diulangi lagi dari barisan atas. Jika tetap maka nilai
visus oculi dextra = barisan atas/6.
 Jika pasien dari awal tidak dapat membaca
simbol di Snellen chart maka pasien diminta untuk
membaca hitungan jari dimulai jarak 1 meter
kemudian mundur. Nilai visus oculi dextra = jarak
pasien masih bisa membaca hitungan/60.

Standar Operasional Prosedur Page 9


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

 Jika pasien juga tidak bisa membaca hitungan jari


maka pasien diminta untuk melihat adanya gerakan
tangan pemeriksa pada jarak 1 meter (Nilai visus
oculi dextranya 1/300).
 Jika pasien juga tetap tidak bisa melihat adanya
gerakan tangan, maka pasien diminta untuk
menunjukkan ada atau tidaknya sinar dan arah sinar
(Nilai visus oculi dextra 1/tidak hingga). Pada
keadaan tidak mengetahui cahaya nilai visus oculi
dextranya nol.
 Pemeriksaan dilanjutkan dengan menilai visus
oculi sinistra dengan cara yang sama.
 Melaporkan hasil visus oculi sinistra dan dextra.
(Pada pasien vos/vodnya “x/y” artinya mata kanan
pasien dapat melihat sejauh x meter, sedangkan
orang normal dapat melihat sejauh y meter.
Pemeriksaan Pergerakan Bola Mata
Pemeriksaan pergeraka bola mata dilakukan dengan
cara Cover-Uncover Test / Tes Tutup-Buka Mata
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi adanya
Heterophoria.
 Heterophoria berhubungan dengan kelainan posisi
bola mata, dimana terdapat penyimpangan posisi
bolamata yang disebabkan adanya gangguan
keseimbangan otot-otot bolamata yang sifatnya
tersembunyi atau latent. Ini berarti mata itu
cenderung untuk menyimpang atau juling, namun
tidak nyata terlihat.

Standar Operasional Prosedur Page 10


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

 Pada phoria, otot-otot ekstrinsik atau otot luar


bola mata berusaha lebih tegang atau kuat untuk
menjaga posisi kedua mata tetap sejajar. Sehingga
rangsangan untuk berfusi atau menyatu inilah
menjadi faktor utama yang membuat otot -otot
tersebut berusaha extra atau lebih, yang pada
akhirnya menjadi beban bagi otot-otot tersebut,
wal hasil akan timbul rasa kurang nyaman atau
Asthenopia.

Dasar pemeriksaan Cover-Uncover Test / Tes Tutup-


Buka Mata :

 Pada orang yang Heterophoria maka apabila fusi


kedua mata diganggu (menutup salah satu matanya
dengan penutup/occluder, atau dipasangkan suatu
filter), maka deviasi atau peyimpangan laten atau
tersembunyi akan terlihat.
 Pemeriksa memberi perhatian kepada mata yang
berada dibelakang penutup.
 Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya
gerakan dari luar (temporal) kearah dalam (nasal)
pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat
kelainan EXOPHORIA.
 Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya
gerakan dari dalam (nasal) luar  kearah 
(temporal)pada mata yang baru saja di tutup, berarti
terdapat kelainan ESOPHORIA.

Standar Operasional Prosedur Page 11


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

 Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan


dari atas (superior) kearah bawah (inferior) pada
mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat
kelainan HYPERPHORIA.
 Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan
dari  bawah (inferior) kearah atas (superior) pada
mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat
kelainan HYPORPHORIA.
Alat/sarana yang dipakai:
 Titik/lampu untuk fiksasi
 Jarak pemeriksaan :
o Jauh   : 20 feet (6 Meter)
o Dekat : 14 Inch (35 Cm)
 Penutup/Occluder
Prosedur  Pemeriksaan :
1. Minta pasien untuk selalu melihat dan
memperhatikan titik fiksasi, jika objek jauh kurang
jelas, maka gunakan kacamata koreksinya.
2. Pemeriksa menempatkan dirinya di depan
pasien sedemikian  rupa, sehingga apabila terjadi
gerakan dari mata yang barusa saja ditutup dapat di
lihat dengan jelas atau di deteksi dengan jelas.
3. Perhatian dan konsentrasi pemeriksa selalu pada
mata yang ditutup.
4. Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya
gerakan dari luar (temporal) kearah dalam (nasal)
pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat
kelainan EXOPHORIA.

Standar Operasional Prosedur Page 12


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

5. Exophoria dinyatakan dengan inisial  = X 


(gambar D)
6. Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya
gerakan dari dalam (nasal) luar  kearah 
(temporal)pada mata yang baru saja di tutup,
berarti terdapat kelainan ESOPHORIA. Esophoria
dinyatakan dengan inisial = E (gambar C)
7. Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya
gerakan dari atas (superior) kearah bawah
(inferior))  pada mata yang baru saja di tutup,
berarti terdapat kelainan HYPERPHORIA.
Hyperphoria dinyatakan dengan inisial  = X  (gambar
E)
8. Sewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya
gerakan dari bawah (inferior) kearah atas (superior)
pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat
kelainan HYPOPHORIA. Hypophoria dinyatakan
dengan inisial  = X  (gambar F)
9. Untuk mendeteksi Heterophoria yang kecil,
seringkali kita tidak dapat mengenali adanya suatu
gerakan, seolah kondisi mata tetap di tempat. Untuk
itu metode ini sering kita ikuti dengan metode tutup
mata bergantian (Alternating Cover Test).

Pemeriksaan telinga
Tujuan
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,
gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
Persiapan Alat

Standar Operasional Prosedur Page 13


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
    a)     Arloji berjarum detik
    b)     Garpu tala
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

    c)     Speculum telinga


    d)     Lampu kepala
Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi  : bentuk dan ukuran telinga,
kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, liang
telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi), alat bantu
dengar.

Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit


bagus, warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-
tanda infeksi, dan alat bantu dengar.

 Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan 


tragus
Normal: tidak ada nyeri tekan.

Pemeriksaaan Telinga Dengan Menggunakan Garpu


Tala
a.  Pemeriksaan Rinne
 Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke
telapak atau buku jari tangan yang berlawanan.
 Letakkan tangkai garpu tala pada processus
mastoideus klien.
 Anjurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika
ia tidak merasakan getaran lagi.
 Angkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan di
depan lubang telinga klien 1-2 cm dengan posisi
Standar Operasional Prosedur Page 14
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
garpu tala parallel terhadap lubang telinga luar
klien.
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

 Instruksikan  klien untuk member tahu apakah ia


masih mendengarkan suara atau tidak.
 Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.
b.  Pemeriksaan Webber
 Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke
telapak atau buku jari yang berlawanan.
 Letakkan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala
klien .
 Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama
jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah
satu telinga.
 Catat hasil pemeriksaan dengan pendengaran
tersebut

        Pemeriksan hidung dan sinus


Tujuan
a. Mengetahui bentuk dan fungsi hidung
b. Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya
inflamasi atau infeksi
Persiapan Alat
a) Spekulum hidung
b) Senter kecil
c) Lampu penerang
d) Sarung tangan (jika perlu)
Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi  : hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna,
kesimetrisan), rongga, hidung ( lesi, sekret,

Standar Operasional Prosedur Page 15


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
sumbatan, pendarahan), hidung internal
(kemerahan, lesi, tanda2 infeksi)
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Normal: simetris kika, warna sama dengan warna kulit


lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan dan
tanda-tanda infeksi.

 Palpasi  dan Perkusi frontalis dan, maksilaris 


(bengkak, nyeri, dan septum deviasi)
Normal: tidak ada bengkak dan nyeri tekan.

        Pemeriksaan mulut dan bibir


Tujuan
Mengetahui bentuk kelainan mulut
Persiapan Alat
a. Senter kecil
b. Sudip lidah
c. Sarung tangan bersih
d. Kasa
Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa
mulut dan bibir, tekstur , lesi, dan stomatitis.
Normal: warna mukosa mulut dan bibir pink, lembab,
tidak ada lesi dan stomatitis.

 Inspeksi dan palpasi strukur dalam  : gigi


lengkap/penggunaan gigi palsu, perdarahan/ radang
gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan
langit2.

Standar Operasional Prosedur Page 16


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi
berlobang atau kerusakan gigi, tidak ada perdarahan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

atau radang gusi, lidah simetris, warna pink, langit2


utuh dan tidak ada tanda infeksi.

Gigi lengkap pada orang dewasa berjumlah 36 buah,


yang terdiri dari 16 buah di rahang atas dan 16 buah di
rahang bawah. Pada anak-anak gigi sudah mulai tumbuh
pada usia enam bulan. Gigi pertama tumbuh dinamakan
gigi susu di ikuti tumbuhnya gigi lain yang disebut gigi
sulung. Akhirnya pada usia enam tahun hingga empat
belas tahun, gigi tersebut mulai tanggal dan dig anti gigi
tetap.
Pada usia 6 bulan gigi berjumlah 2 buah (dirahang
bawah), usia 7-8 bulan berjumlah 7 buah(2 dirahang atas
dan 4 dirahang bawah) , usia 9-11 bulan berjumlah 8
buah(4 dirahang atas dan 4 dirahang bawah), usia 12-15
bulan gigi berjumlah 12 buah (6 dirahang atas dan 6
dirahang bawah), usia 16-19 bulan berjumlah 16 buah (8
dirahang atas dan 8 dirahang bawah), dan pada usia 20-
30 bulan berjumlah 20 buah (10 dirahang atas dan 10
dirahang bawah)

7.  Pemeriksaan leher
Tujuan
a. Menentukan struktur integritas leher
b. Mengetahui bentuk leher serta organ yang
berkaitan
c. Memeriksa system limfatik

Standar Operasional Prosedur Page 17


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Persiapan Alat
    Stetoskop
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi leher: warna integritas, bentuk simetris.
Normal: warna sama dengan kulit lain, integritas kulit
baik, bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer
gondok.

 Inspeksi dan auskultasi arteri karotis: lokasi


pulsasi
Normal: arteri karotis terdengar.

 Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid (nodus/difus,


pembesaran,batas, konsistensi, nyeri,
gerakan/perlengketan pada kulit), kelenjer limfe
(letak, konsistensi, nyeri, pembesaran), kelenjer
parotis (letak, terlihat/ teraba)

Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada


nyeri, tidak ada  pembesaran kel.limfe, tidak ada nyeri.

 Auskultasi : bising pembuluh darah.

Pemeriksaan dada( dada dan punggung)


Posisi klien: berdiri, duduk dan berbaring
Cara/prosedur:
A)    System pernafasan
Tujuan :
a. Mengetahui bentuk, kesimetrisas, ekspansi,

Standar Operasional Prosedur Page 18


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
keadaan kulit, dan dinding dada
b. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

c. Mengetahui adanya nyeri tekan, masa,


peradangan, traktil premitus
Persiapan alat
a. Stetoskop
b. Penggaris centimeter
c. Pensil penanda
Prosedur pelaksanaan
 Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur  dada,
gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya  pernafasan/penggunaan otot-otot bantu
pernafasan), warna kulit, lesi, edema,
pembengkakan/ penonjolan.

Normal: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada


tanda-tanda distress pernapasan, warna kulit sama
dengan warna kulit lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembengkakan/penonjolan/edema

Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi,


nyeri, tractile fremitus.(perawat berdiri dibelakang
pasien, instruksikan pasien untuk mengucapkan
angka “tujuh-tujuh” atau “enam-enam” sambil
melakukan perabaan dengan kedua telapak tangan
pada punggung pasien).

Normal: integritas kulit baik, tidak ada nyeri


tekan/massa/tanda-tanda peradangan, ekspansi

Standar Operasional Prosedur Page 19


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
simetris, taktil vremitus cendrung sebelah kanan lebih
teraba jelas.
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

 Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan


bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain pada
tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke
sisi)

Normal: resonan (“dug dug dug”), jika bagian padat


lebih daripada bagian udara=pekak (“bleg bleg bleg”),
jika bagian udara lebih besar dari bagian
padat=hiperesonan (“deng deng deng”), batas
jantung=bunyi rensonan----hilang>>redup.

 Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, paru.


(dengarkan dengan menggunakan stetoskop di
lapang paru kika, di RIC 1 dan 2, di atas
manubrium dan di atas trachea)

Normal: bunyi napas vesikuler, bronchovesikuler,


brochial, tracheal.

B)    System kardiovaskuler


Tujuan
a. Mengetahui ketidak normalan denyut jantung
b. Mengetahui ukuran dan bentuk jantug secara
kasar
c. Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal
d. Mendeteksi gangguan kardiovaskuler
Persiapan alat

Standar Operasional Prosedur Page 20


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
    a)     Stetoskop
    b)     Senter kecil
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Prosedur pelaksanaan
 Inspeksi : Muka bibir, konjungtiva, vena jugularis,
arteri karotis
 Palpasi: denyutan
Normal untuk inspeksi dan palpasi: denyutan
aorta teraba.
 Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung
(lakukan dari arah samping ke tengah dada, dan
dari atas ke bawah sampai bunyi redup)

Normal: batas jantung: tidak lebih dari 4,7,10 cm ke


arah kiri dari garis mid sterna, pada RIC 4,5,dan 8.

 Auskultasi: bunyi jantung, arteri karotis. (gunakan


bagian diafragma dan bell dari stetoskop untuk
mendengarkan bunyi jantung.

Normal: terdengar bunyi jantung I/S1 (lub) dan bunyi


jantung II/S2 (dub), tidak ada bunyi jantung tambahan
(S3 atau S4).

9.  Dada dan aksila


Tujuan
a. Mengetahui adanya masa atau ketidak teraturan
dalam jaringan payudara
b. Mendeteksi awal adanya kanker payudara

Standar Operasional Prosedur Page 21


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Persiapan alat
Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Prosedur pelaksanaan

 Inspeksi payudara: Integritas kulit


 Palpasi payudara: Bentuk, simetris, ukuran,
aerola, putting, dan penyebaran vena
 Inspeksi dan palpasi aksila: nyeri, perbesaran
nodus limfe, konsistensi.

10.  Pemeriksaan Abdomen (Perut)


Posisi klien: Berbaring
Tujuan
a. Mengetahui betuk dan gerakan-gerakan perut
b. Mendengarkan suara peristaltic usus
c. Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam
rongga perut benjolan dalam perut.
Persiapan
a) Posisi klien: Berbaring
b) Stetoskop
c) Penggaris kecil
d) Pensil gambar
e) Bantal kecil
f) Pita pengukur
Prosedur pelaksanaan
Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna
kulit, lesi, scar, ostomy, distensi, tonjolan,
pelebaran vena, kelainan umbilicus,  dan
gerakan dinding perut.
Standar Operasional Prosedur Page 22
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Normal: simetris kika, warna dengan warna kulit lain,
tidak ikterik tidak terdapat ostomy, distensi, tonjolan,
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

pelebaran vena, kelainan umbilicus.

 Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di


semua kuadran (bagian diafragma dari
stetoskop) dan suara pembuluh darah dan
friction rub :aorta, a.renalis, a. illiaka (bagian
bell).

Normal:  suara peristaltic terdengar setiap 5-20x/dtk,


terdengar denyutan arteri renalis, arteri iliaka dan aorta.

 Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran


kanan atas bergerak searah jarum jam,
perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaiman
kualitas bunyinya.
 Perkusi hepar: Batas
 Perkusi Limfa: ukuran dan batas
 Perkusi ginjal: nyeri
Normal: timpani, bila hepar dan limfa
membesar=redup dan apabila banyak cairan =
hipertimpani

 Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri


dan kanan): massa, karakteristik organ, adanya
asistes, nyeri irregular, lokasi, dan nyeri.dengan
cara perawat menghangatkan tangan terlebih
dahulu

Standar Operasional Prosedur Page 23


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada nyeri


tekan, tidak ada massa dan penumpukan cairan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

11.  Pemeriksaan ekstermitas atas (bahu, siku, tangan)


Tujuan :

1. Memperoleh data dasar tetang otot, tulang dan


persendian
2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau
adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu.

Alat :
Meteran
Posisi klien: Berdiri / duduk
 Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan
pergerakan, Integritas ROM, kekuatan dan tonus
otot.
Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM
aktif, kekuatan otot penuh.

 Palpasi: denyutan a.brachialis dan a. radialis .

Normal: teraba jelas

 Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan


brachioradialis.
Normal: reflek bisep dan trisep positif

12.  Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul, lutut,


pergelangan kaki dan telapak kaki)

Standar Operasional Prosedur Page 24


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

 Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan


pergerakan, integritas kulit, posisi dan letak,
ROM, kekuatan dan tonus otot
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif,


kekuatan otot penuh

 Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis


pedis: denyutan

Normal: teraba jelas

 Tes reflex :tendon patella dan archilles.

Normal: reflex patella dan archiles positif

13. Pemeriksaan genitalia (alat genital, anus, rectum)


Posisi Klien : Pria berdiri dan wanita litotomy
Tujuan:

1. Melihat dan mengetahui organ-organ yang


termasuk dalam genetalia.Mengetahui adanya
abnormalitas pada genetalia, misalnya varises,
edema, tumor/ benjolan, infeksi, luka atau
iritasi, pengeluaran cairan atau darah.
2. Melakukan perawatan genetalia
3. Mengetahui kemajuan proses persalinan pada

Standar Operasional Prosedur Page 25


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
ibu hamil atau persalinan.
Alat :
1. Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
2. Sarung tangan

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Pemeriksaan rectum
Tujuan :

1. Mengetahui kondisi anus dan rectum


2. Menentukan adanya masa atau bentuk tidak
teratur dari dinding rektal
3. Mengetahui intregritas spingter anal eksternal
4. Memeriksa kangker rectal dll
Alat :
1. Sarung tangan sekali pakai
2. Zat  pelumas
3. Penetangan untuk pemeriksaan

Prosedur Pelaksanaan
1. Wanita:
 Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit,
integritas kulit, contour simetris, edema,
pengeluaran.
Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit
baik, semetris tidak ada edema dan tanda-
tanda infeksi (pengeluaran pus /bau)

 Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit,


Standar Operasional Prosedur Page 26
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
massa, pengeluaran
 Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak
ukuran, konsistensi dan,  massa
 Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri,
massa edema, haemoroid, fistula ani
pengeluaran dan perdarahan.
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Normal: tidak ada nyeri, tidak terdapat


edema /  hemoroid/ polip/ tanda-tanda infeksi
dan pendarahan.
        2.      Pria:
· Inspeksi dan palpasi penis: Integritas kulit,
massa dan pengeluaran
Normal: integritas kulit baik, tidak ada masa atau
pembengkakan, tidak ada pengeluaran pus atau
darah

·
Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas kulit,
ukuran dan bentuk, turunan testes dan
mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
· Pemeriksaan anus dan rectum : feses, nyeri,
massa, edema, hemoroid, fistula ani,
pengeluaran dan perdarahan.
Normal:  tidak ada nyeri , tidak terdapat edema / 
hemoroid/ polip/ tanda-tanda infeksi dan
pendarahan.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien

Standar Operasional Prosedur Page 27


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)


CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan
PENGERTIAN
dibilas dengan air mengalir
1. Menjaga kebersihan perorangan
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi silang

KEBIJAKAN Sebelum dan sesudah melakukan tindakan


PETUGAS Perawat
1. Bak cuci dan air mengalir
PERALATAN 2. Sabun atau antiseptic
3. Handuk atau pengering
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA Kuku dalam keadaan pendek 
N B. Tahap Kerja 
1. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan
baju sampai siku
2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan

Standar Operasional Prosedur Page 28


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel
(jika tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang)
4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian
5. Membasahi tangan dan lengan bawah,mempertahankannya
lebih rendah dari siku
6. Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun
batang, pegang dan gosok sampai berbusa
CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)

7. Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10– 15 detik 


Menggosok punggung tangan, sela-sela jari
8. Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali
9. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain
10. Membilas lengan dan tangan sampai bersih
11. Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan
tangan, cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum
membilas tangan)
12. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

Standar Operasional Prosedur Page 29


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

GOWNING (MEMAKAI GAUN OPERASI)

GOWNING (MEMAKAI GAUN OPERASI)

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu
PENGERTIAN teknik/ seni dalam menggunakan gaun steril setelah
scrubing
1. Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat
TUJUAN 2. Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat
(teknik pertahanan)
KEBIJAKAN Setelah melakukan scrubing
PETUGAS Perawat
1. Pengering tangan (handuk/waslap steril)
PERALATAN 2. Gaun operasi

PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi


PELAKSANAA 1. Mencuci tangan
N 2. Tangan tidak menyentuh benda lain yang tidak
steril disekitarnya
Standar Operasional Prosedur Page 30
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
B. Tahap Kerja
1. Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap steril
2. Mengambil baju dengan cara mengambil baju pada
ban leher dengan tangan kiri sedang tangan kanan
diangkat setinggi bahu.
3. Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang
ke lubang lengan baju. Setelah itu menyusul
masukkan tangan kiri ke lubang lengan baju
GOWNING (MEMAKAI GAUN OPERASI)

berikutnya tanpa menyentuh bagian luar baju


4. Perawat yang menggunakan gaun steril maju dan
kemudian tali baju yang ada di leher dan pinggang
bagian belakang ditalikan oleh orang kedua
(asisten) dengan hati-hati, jangan sampai
menyentuh baju bagian depan serta menalikannya
dg simpul sederhana agar mudah melepasnya
5. Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya

C. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 31


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

GLOVING (MEMAKAI SARUNG TANGAN)

GLOVING (MEMAKAI SARUNG TANGAN)

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Menggunakan sarung tangan steril merupakan
komponen kunci dalam meminimalkan penularan
PENGERTIAN
penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas
infeksi.
1. Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari
klien
2. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
TUJUAN
3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan
mikroorganisme yang dapat berpindah dari klien
satu ke klien yang lainnya
KEBIJAKAN  Setelah melakukan scrubing

Standar Operasional Prosedur Page 32


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
 Setelah memakai gaun operasi
PETUGAS Perawat
1. Pack yang berisi sarung tangan
PERALATAN 2. Meja/permukaan yang bersih/steril untuk
meletakkan pack sarung tangan
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mencuci tangan
PROSEDUR 2. Tangan tidak menyentuh benda lain yang tidak
PELAKSANAA steril disekitarnya
N 3. Pengering tangan (handuk, waslap)

GLOVING (MEMAKAI SARUNG TANGAN)

B. Tahap Kerja
1. Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap
steril
2. Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan
cara memegang manset (lipatan sarung tangan)
bagian dalam. Sarung tangan diangkat dan jauh
dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian
jari-jari berada di bawah.
3. Selipkan atau masukkan tangan pertama pada
sarung tangan..
Hanya boleh memegang bagian dalam sarung
tangan saja
4. Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga
jari tangan yang sudah menggunakan sarung
tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung
tangan jauh dari badan setinggi pinggang,
masukkan tangan ke dua kedalam sarung tangan
Standar Operasional Prosedur Page 33
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung
tangan saja.
5. Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan
tangan pertama yang sudah memakai sarung
tangan tanpa menyentuh kedua lengan
6. Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya
C. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan
PENGERTIAN masih tertutup dengan sprei penutup (over laken)
diatasnya
1. Agar siap pakai sewaktu-waktu
2. Agar tampak selalu rapi
TUJUAN
3. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada
klien
Tempat tidur kosong yang tidak akan digunakan dalam
KEBIJAKAN
waktu dekat
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dan bantal (Bed dan pillow)

Standar Operasional Prosedur Page 34


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Alas kasur (Pad)
3. Perlak (Rubber sheet)
4. Steeklaken / small bed sheet
5. Boven laken / bed sheet
6. Selimut
7. Sarung bantal
8. Over laken / bed cover
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
PROSEDUR
2. Mencuci tangan
PELAKSANAAN
3. Meletakkan alat tenun yang sudah dilipat dan
disusun di atas meja bersih
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

B. Tahap Kerja
1. Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya
ke arah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap
sudut
2. Meletakkan sprei dengan lipatan memanjang yang
menentukan garis tengahnya ditengah-tengah
tempat tidur
3. Masukkan sprei pada bagian kepala kemudian
bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan
dibuat sudut
4. Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur
5. Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm
dari garis kasur bagian kepala demikian juga sprei
melintang masukkan sama-sama ke bawah kasur
6. Meletakkan sprei atas secara terbalik dengan
jahitan lebar dibagian kepala mulai dari garis
kasur; masukkan bagian kaki ke bawah kasur

Standar Operasional Prosedur Page 35


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
7. Masukkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis
kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke
bawah kasur
8. Melipat sprei atas bagian atas tepat diatas garis
selimut
9. Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan
meletakkan bantal dengan bagian yang tertutup
ke jurusan pintu
10. Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi
11. Memasang sprei penutup
C. Tahap Terminasi
1. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

2. Mencuci tangan
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 36


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa
PENGERTIAN
sprei penutup (over laken)
TUJUAN Dapat segera digunakan
1. Jika ada klien baru
KEBIJAKAN 2. Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun
dari tempat tidur
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dan bantal (Bed dan pillow)
2. Alas kasur (Pad)
3. Perlak (Rubber sheet)
4. Steeklaken / small bed sheet
5. Boven laken / bed sheet
Standar Operasional Prosedur Page 37
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Selimut
7. Sarung bantal
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Meletakkan alat tenun yang sudah dilipat dan
PELAKSANAA disusun di atas meja bersih
N B. Tahap Kerja
1. Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-
talinya ke arah dalam pada rangka tempat tidur
pada tiap sudut
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

2. Meletakkan sprei dengan lipatan memanjang


yang menentukan garis tengahnya ditengah-
tengah tempat tidur
3. Masukkan sprei pada bagian kepala kemudian
bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur
dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka
masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari
pada bagian kaki
4. Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi
tempat perawat berdiri)
5. Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm
dari garis kasur bagian kepala, demikian juga
steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah
kasur
6. Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan
jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur,
masukkan bagian kaki ke bawah kasur

Standar Operasional Prosedur Page 38


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
7. Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis
kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki
ke bawah kasur
8. Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas
garis selimut
9. Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan
meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke
jurusan pintu
C. Tahap Terminasi
1. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

2. Mencuci tangan
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 39


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien
PENGERTIAN
pascaoperasi yang mendapat narkose (obat bius)
1. Menghangatkan klien
TUJUAN
2. Mencegah penyulit/ komplikasi pascaoperasi.
KEBIJAKAN Pasien Post Operasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tempat tidur dan bantal (Bed dan pillow)
2. Alas kasur (Pad)
3. Perlak (Rubber sheet)
4. Steeklaken / small bed sheet
5. Boven laken / bed sheet
6. Selimut
7. Sarung bantal

Standar Operasional Prosedur Page 40


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
8. Buli – buli panas
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Meletakkan alat tenun yang sudah dilipat dan
PROSEDUR
disusun di atas meja bersih
PELAKSANAAN
B. Tahap Kerja
1. Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-
talinya ke arah dalam pada rangka tempat tidur
pada tiap sudut
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH

2. Meletakkan sprei dengan lipatan memanjang


yang menentukan garis tengahnya ditengah-
tengah tempat tidur
3. Masukkan sprei pada bagian kepala kemudian
bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur
dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka
masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari
pada bagian kaki
4. Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi
tempat perawat berdiri)
5. Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm
dari garis kasur bagian kepala, demikian juga
steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah
kasur
6. Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan
jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur,
masukkan bagian kaki ke bawah kasur
7. Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis

Standar Operasional Prosedur Page 41


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke
bawah kasur
8. Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas
garis selimut
9. Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan
meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke
jurusan pintu
10. Membentangkan gulungan perlak dan handuk
pada bagian kepala

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH

11. Meletakkan buli-buli panas diatas laken bagian


kaki, diarahkan mulut buli-buli kearah pinggir
tempat tidur
12. Memasang selimut tambahan hingga menutup
seluruh permukaan tempat tidur
13. Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien
dibaringkan setelah kembali dari kamar bedah
C. Tahap Terminasi
1. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
2. Mencuci tangan
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 42


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DIATASNYA

MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN


DIATASNYA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien
PENGERTIAN
tanpa memindahkan klien
1. Memberikan perasaan senang pada klien
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapian
Tempat tidur klien yang tirah baring total (sakit keras
KEBIJAKAN
atau tidak sadar / koma )
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Laken / bed sheet
2. Perlak (Rubber sheet)
3. Steeklaken / small bed sheet
4. Boven laken / bed sheet
5. Selimut

Standar Operasional Prosedur Page 43


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Sarung bantal
7. Keranjang cucian
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Meletakkan alat tenun yang sudah dilipat dan
PELAKSANAAN disusun di atas meja bersih
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN
DIATASNYA

3. Menanyakan persetujuan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Angkat bantal pasien dan miringkan pasien
(membelakangi perawat)
3. Lepaskan pinggir-pinggir laken, steek laken, boven
dan selimut
4. Gulung alat tenun satu persatu kemudian
masukkan ke bawah bagian tubuh pasien
5. Pasang laken dengan lipatan memanjang dan garis
tengah tepat di tengah tempat tidur
6. Masukkan ujung laken bagian kepala tempat tidur
pasien ke bawah kasur hingga permukaan tempat
tidur rata/ tegang kemudian buat sudut pada
kedua ujungnya
7. Masukkan ujung laken bagian kaki tempat tidur
pasien ke bawah kasur hingga permukaan tempat
tidur rata/ tegang kemudian buat sudut pada

Standar Operasional Prosedur Page 44


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
kedua ujungnya
8. Pasang perlak kurang lebih 1/3 dari kali
9. Pasang steek laken di atas perlak, kemudian
masukkan secara bersama-sama (perlak dan steek
laken ) ke bawah kasur
10.Terlentangkan pasien dan miringkan ke arah yang
berlawanan
11.Gulung alat tenun yang kotor dan masukkan ke
ranjang cucian kotor

MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN


DIATASNYA

12. Tarik laken, perlak dan steek laken secara


bersama-sama kemudian rapihkan
13. Posisikan pasien seperti semula
14. Pasang boven laken dengan bagian dalam berada
di luar (atas)
15. Pasang selimut
16. Masukkan boven laken dan selimut pada bagian
ujung kaki tempat tidur dan kemudian buat
sudut
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 45


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMERIKSAAN SUHU BADAN (AXILLA)

PEMERIKSAAN SUHU BADAN (AXILLA)

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemeriksaan terhadap suhu badan di axilla dengan menggunakan
PENGERTIAN
alat thermometer
TUJUAN Mendapatkan data obyektif
1. Pasien baru
KEBIJAKAN
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
1. Thermometer bersih pada tempatnya
2. Tiga botol : larutan sabun, desinfektan, air bersih
PERALATAN 3. Bengkok / kidney basin
4. Potongan kertas tissue dalam tempatnya
5. Alat tulis
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

Standar Operasional Prosedur Page 46


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
N
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Membebaskan axilla pasien pada lengan yang jauh
PEMERIKSAAN SUHU BADAN (AXILLA)

3. Membersihkan axilla dengan tissue


4. Memeriksa thermometer, pastikan pada skala dibawah 35oC,
bila belum turunkan dengan cara mengibaskan thermometer
4. Memasang reservoir thermometer tepat pada tengah axilla
5. Menyilangkan tangan di depan, memegang bahu
6. Mengangkat thermometer setelah 10 menit
7. Mengusap thermometer dengan tissue kering ke arah
reservoir
8. Membaca hasil pengukuran dan mencatat hasil pengukuran
9. Membersihkan thermometer: mencelupkan ke dalam air
sabun kemudian usap ke arah reservoar, mencelupkan ke
dalam larutan desinfektan selanjutnya dibersihkan dengan air
bersih dan usap dari arah reservoir
10. Menurunkan air raksa
11. Mengembalikan thermometer pada tempatnya
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat

Standar Operasional Prosedur Page 47


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

PEMERIKSAAN NADI DAN PERNAFASAN

PEMERIKSAAN NADI DAN PERNAFASAN

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemeriksaan terhadap nadi dan pernafasan pasien
TUJUAN Mendapatkan data obyektif
1. Pasien baru
KEBIJAKAN 2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien

PETUGAS Perawat
1. Pencatat waktu
PERALATAN
2. Alat tulis
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
Standar Operasional Prosedur Page 48
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Menentukan lokasi yang akan di ukur
3. Meraba denyut nadi dengan 2 jari ( telunjuk dan
jari tengah)
PEMERIKSAAN NADI DAN PERNAFASAN

4. Menghitung nadi sekurang-kurangnya ½ menit,


dan 1 menit untuk pasien aritmia dan pasien
anak
5. Mengamati gerakan dada / perut pasien selama
1 menit
6. Menilai hasil pengukuran
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 49


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan
PENGERTIAN
alat tensimeter air raksa
TUJUAN Mendapatkan data obyektif
1. Pasien baru
KEBIJAKAN
2. Perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
1. Tensimeter
PERALATAN 2. Stetoskop
3. Alat tulis
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi

Standar Operasional Prosedur Page 50


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien : supinasi
2. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila
mungkin
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

3. Membebaskan lengan klien dari baju


4. Memasang manset 2 jari di atas mediana cubiti,
selang sejajar arteri brachialis
5. Meraba denyut arteri brachialis
6. Meletakkan diafragma stetoskop di atas arteri
tersebut
7. Menutup sekrup balon, membuka pengunci air
raksa
8. Memompa manset hingga tak terdengar denyut
arteri
9. Membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil
melihat turunnya air raksa/jarum dan dengarkan
bunyi denyut pertama (systole) hingga bunyi
terakhir (diastole), sampai tekanan nol
10. Melakukan validasi dengan mengulang mulai
poin 8-9 ( bila hasil pengukuran keduanya
berbeda, ulangi sekali lagi)
11. Mengunci air raksa dan melepas manset
12. Mencatat hasil pemeriksaan

Standar Operasional Prosedur Page 51


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
TUJUAN 2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman
KEBIJAKAN Pasien yang memerlukan bantuan mandi di tempat tidur
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Pakaian bersih 1 stel
2. Baskom mandi 2 buah
3. Air panas dan dingin
4. Waslap 2 buah
5. Perlak dan handuk kecil 1 buah
6. Handuk besar 2 buah
7. Selimut mandi/kain penutup
8. Celemek plastic
9. Tempat tertutup untuk pakaian kotor

Standar Operasional Prosedur Page 52


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
10. Sabun mandi
11. Bedak 
12. Sarung tangan bersih
13. Pispot/urinal dan pengalas
14. Botol cebok
A. Tahap Pra Interaksi
PROSEDUR
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
PELAKSANAA
2. Mencuci tangan
N
3. Menyiapkan alat
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan
3. Menggantiselimut klien dengan selimut mandi
4. Melepas pakaian atas klien

MEMBASUH MUKA
5. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah
kepala
6. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak 
7. Membersihkan muka, telinga dengan waslapmlembab
lalu di keringkan
8. Menggulung perlak dan handuk 

Standar Operasional Prosedur Page 53


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

MEMBASUH LENGAN
9. Menurunkan selimut mandi ke bagian perut klien
10. Memasang handuk besar diatas dada klien secara
melintang dan kedua tangan klien diletakkan di atas
handuk 
11. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat (lakukan
mulai dari ekstremitas terjauh klien)
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR

MEMBASUH DADA DAN PERUT


12. Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut
hingga perut bagian bawah, keduatangan diletakkan di
atas bagian kepala, membentangkan handuk pada sisi
klien
13. Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap
basah, disabun, kemudian dibilas denganair hangat dan
dikeringkan, kemudian menutup dengan handuk 

MEMBASUH PUNGGUNG
14. Memiringkan pasien ke arah perawat
15. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga
bokong
16. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat dan
dikeringkan
17. Memberi bedak pada punggung
18. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian
membantu pasien mengenakan pakaian

Standar Operasional Prosedur Page 54


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
MEMBASUH KAKI
19. Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan
benar
20. Membentangkan handuk di bawah kaki tersebut,
menekuk lutut
21. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal
paha, disabun, dibilas dengan air bersih, kemudian
dikeringkan
22. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
MEMANDIKANDITEMPAT TIDUR

MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DANGENITAL


23. Membentangkan handuk dibawah bokong,kemudian
selimut mandi bagian bawah dibuka
24. Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air,
disabun, dibilas, kemudian d ikeringkan
25. Mengangkat handuk, membantu mengenakan
pakaian bawah klien
26. Merapikan klien, gantiselimut mandi denganselimut
tidur

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 55


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

ORAL HYGIENE TANPA SIKAT GIGI

ORAL HYGIENE TANPA SIKAT GIGI

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran /
PENGERTIAN
sisa makanan dengan menggunakan kain kassa atau kapas

TUJUAN
1. Mencegah infeksi baik setempat maupun

penularan melalui mulut

KEBIJAKAN
2. Melaksanakan kebersihan perorangan

Pada pasien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi, stomatitis

Standar Operasional Prosedur Page 56


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
berat,pada penyakit darah tertentu
PETUGAS Perawat
1. Handuk 
2. Gelas kumur berisi air matang/air garam/NaCl 0,9%
3. Kom kecil / gallipot berisi boraks glycerin/gentian violet
4. Bak steril berisi kapas lidi / swab stick, deppers, pinset
PERALATAN chirurgis/non tooth forcep atau arteri klem, sudip lidah /
tounge depressor yang dibungkus kassa
5. Sarung tangan / gloves bersih
6. Bengkok / kidney basin 
7. Perlak dan pengalas / waterproof pad
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
PROSEDUR 2. Mencuci tangan
PELAKSANAA 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
N B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
ORAL HYGIENE TANPA SIKAT GIGI

3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan


C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Memasang alas dan handuk di bawah dagu pasien
3. Memakai sarung tangan
4. Membasahi deppers dengan air masak/air garam/NaCl0,9
% menggunakan pinset chirurgis atau arteri klem
5. Membuka mulut klien dengan sudip lidah yang sudah
dibungkus kassa
Standar Operasional Prosedur Page 57
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

6. Membersihkan rongga mulut


mulai dari dinding gusi gigi dan gigi luar hingga bersih
7. Mengolesi bibir dengan boraks, bila ada stomatitis diolesi
8. dengan gentian violet menggunakan lidi kapas
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

ORAL HYGIENE DENGAN SIKAT GIGI

ORAL HYGIENE DENGAN SIKAT GIGI

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Membersihkan rongga mulut dan gigi dari semua kotoran / sisa
PENGERTIAN
makanan dengan menggunakan sikat gigi

Standar Operasional Prosedur Page 58


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Mencegah infeksi baik setempat maupun penularan
TUJUAN melalui mulut
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
KEBIJAKAN Pasien sadar yang memerlukan bantuan menggosok gigi
PETUGAS Perawat
1. Tissue
2. Gelas kumur berisi air matang hangat
3. Sikat gigi dan pastanya
PERALATAN
4. Sarung tangan / gloves bersih
5. Bengkok / kidney basin 
6. Perlak dan alasnya/handuk kecil
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAA 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
N 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Memasang perlak dan alasnya/handuk dibawah dagu pasien
ORAL HYGIENE DENGAN SIKAT GIGI

3. Memakai sarung tangan


4. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan
bengkok
5. Membantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya
6. Membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping dan
dalam
7. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan
Standar Operasional Prosedur Page 59
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
bengkok
8. Mengulangi membantu pasien menyikat gigi bagian depan,
samping dan dalam
9. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan
bengkok 
10. Mengeringkan bibir menggunakan tissue
11. Merapikan pasien dan memberikan posisi senyaman mungkin
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

MENCUCI RAMBUT

MENCUCI RAMBUT

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mencuci rambut dan kulit kepala dengan mempergunakan
Standar Operasional Prosedur Page 60
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
shampoo
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
TUJUAN
2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman
1. Pasien yang rambutnya kotor
KEBIJAKAN 2. Pada pasien yang akan menjalani operasi besar
3. Setelah dipasang kap kutu
PETUGAS Perawat
1. Handuk 2 buah
2. Talang
3. Peniti
4. Kain pel
5. Baskom berisi air hangat
6. Gayung
7. Shampoo dalam tempatnya
PERALATAN 8. Sisir 2 buah
9. Kain kassa dan kapas
10. Ember kosong
11. Sarung tangan / gloves bersih
12. Bengkok berisi larutan
13. Alat pengering rambut desinfektan 2 –3 %
14. Celemek / apron untuk petugas

MENCUCI RAMBUT

PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi


PELAKSANAA 1. Melakukan pengecekan program terapi
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
Standar Operasional Prosedur Page 61
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengenakan sarung tangan dan celemek 
3. Menggantiselimut klien dengan selimut mandi
4. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala di pinggir tempat
tidur
5. Memasang handuk di bawah kepala
6. Memasang ember dialasi kain pel
7. Memasang talang dengan ujung berada di dalam ember
8. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Menyisir rambut
10. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain
kassa/sapu tangan pasien
11. Menyiram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit) kulit
kepala dan rambut dengan shampoo
12. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih
13. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa
penutup mata
14. Mengangkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk,
kemudian dengan pengering
15. Menyisir rambut
MENCUCI RAMBUT

16. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk


kering
17. Merapikan pasien, gantiselimut mandi dengan selimut tidur
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

Standar Operasional Prosedur Page 62


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

MENGGUNTING KUKU
MENGGUNTING KUKU

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Membantu memotong kuku pasien yang panjang, karena tidak
PENGERTIAN
dapat melakukan secara mandiri
TUJUAN 1. Menjaga kebersihan
Standar Operasional Prosedur Page 63
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Mencegah timbulnya infeksi
KEBIJAKAN Pasien dengan kuku yang panjang
PETUGAS Perawat
1. Alat memotong kuku/ gunting kuku
2. Waskom berisi air hangat
3. Sikat tangan
PERALATAN 4. Kidney Basin
5. Sabun
6. Chlorine/ kasa
7. Pengalas/ handuk
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAA 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
N 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien

MENGGUNTING KUKU

2. Pasang pengalas di bawah tangan yang akan


dibersihkan
3. Merendam kuku tangan dengan air hangat 5 - 10
menit, kemudian keringkan menggunakan handuk
4. Bengkok berisi Lysol 3% didekatkan ke pasien dan
tangan ditaruh diatasnya
5. Kuku tangan dipotong lurus dan tidak boleh
sampai batas dasar kuku, kemudian kuku di kikir
Standar Operasional Prosedur Page 64
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Atur kembali posisi pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN KIRBAT ES

PEMBERIAN KIRBAT ES

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan kompres dingin kering dengan menggunakan kirbat
PENGERTIAN
es
TUJUAN 1. Menghentikan perdarahan

Standar Operasional Prosedur Page 65


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Mengurangi rasa sakit/nyeri/peradangan
3. Menurunkan suhu
Dilakukan pada pasien
1. Perdarahan
KEBIJAKAN
2. Nyeri
3. Demam
PETUGAS Perawat
1. Kirbat es biasa/leher/gantung dan sarungnya
2. Perlak dan alasnya
PERALATAN 3. Mangkok berisi potongan es
4. Garam satu sendok teh
5. Lap kerja
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMBERIAN KIRBAT ES

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
3. Mengisi kirbat es dengan potongan es hingga ⅔
bagian
4. Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es dan
pastikan tidak bocor
Standar Operasional Prosedur Page 66
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
5. Mengeringkan dengan lap kerja dan memasang sarung
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan
dipasang kirbat
7. Meletakkan kirbat pada bagian tubuh yang
akandikompres dengan kepala kirbat mengarah keluar
tempat tidur
8. Memantau respon pasien
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMASANGAN BULI-BULI PANAS

PEMASANGAN BULI-BULI PANAS

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan kompres panaskering dengan menggunakan buli-
PENGERTIAN
buli panas
TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa sakit

Standar Operasional Prosedur Page 67


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Merangsang peristaltik
Dilakukan pada pasien
1. Kejang otot (Spasmus)
KEBIJAKAN
2. Perut kembung
3. Kedinginan (akibat narkose, iklim, ketegangan, dll)
PETUGAS Perawat
1. WWZ dan sarungnya
2. Perlak dan alasnya
PERALATAN 3. Termos berisi air panas
4. Thermometer air
5. Lap kerja
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMASANGAN BULI-BULI PANAS

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien


sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
3. Mengisi WWZ dengan air panas: ½ - ¾ (saat mengisi
air, WWZ diletakkan rata dengan kepala,WWZ
ditekuk sampai permukaan air kelihatan agar udara
tidak masuk)
4. Menutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ
Standar Operasional Prosedur Page 68
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
di bawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah
5. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar
tidak basah, lalu bungkus dengan sarung WWZ
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan
dipasang WWZ
7. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan
dikompres dengan kepala WWZ mengarah keluar
tempat tidur
8. Memantau respons pasien
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan
PENGERTIAN obat secara lokal pada kulit atau padamembrane pada
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

Standar Operasional Prosedur Page 69


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
KEBIJAKAN untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Obat topikal dalam tempatnya
3. Sarung tangan steril
4. Kassa steril dalam kom
PERALATAN 5. Aplikator berujung kapas/ tong spatel
6. Baskom berisi air hangat, washlap, handuk
7. Sabun basah
8. Perlak beralas
9. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
PELAKSANAAN 4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang scherm
2. Mengatur posisi pasien, lepaskan pakaian klien
3. Membentangkan perlak dan alasnya
4. Menginspeksi kondisi kulit secara menyeluruh
5. Memasang sarung tangan
Standar Operasional Prosedur Page 70
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Membersihkan daerah yang akan diberi obat
7. Mengeringkan daerah yang telah dibersihkan
8. Mengolesi daerah yang luka dengan
menggunakan Tounge depressor/ kassa steril
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Adalah memberikan obat tertentu, dengan cara
PENGERTIAN
meneteskan ke telinga
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Infeksi saluran napas, otitis media (radang rongga

Standar Operasional Prosedur Page 71


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
gendang telinga), infeksi kulit, osteomyelitis (radang
sumsum tulang), endokarditis (radang endokardium
jantung)
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Handuk
3. Kapas bulat
PERALATAN
4. Obat tetes telinga
5. Lidi kapas steril dalam tempatnya
6. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
PROSEDUR
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang scherm
2. Mengatur posisi pasien dengan tidur miring,
telinga yang sakit mengarah ke atas
3. Membentangkan perlak dan alasnya
4. Meletakkan handuk di bawah
5. Membersihkan liang telinga dengan kapas lidi
steril
Standar Operasional Prosedur Page 72
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Mengisi pipet dengan obat yang sudah
disediakan
7. Menarik daun telinga keatas dengan hati-hati,
tetesi telinga dengan obat yang sudah
disediakan
8. Membersihkan bekas cairan obat dengan kapas
bulat
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN OBAT TETES MATA

PEMBERIAN OBAT TETES MATA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata
PENGERTIAN
atau salep mata obat tetes mata
TUJUAN 1. Untuk persiapan pemeriksaan struktur internal
mata dengan cara mendilatasi pupil,

Standar Operasional Prosedur Page 73


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara
melemahkan otot lensa
3. Untuk menghilangkan iritasi mata

Pasien yang mengalami iritasi mata


KEBIJAKAN
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan mata
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Handuk
PERALATAN 3. Kapas bulat
4. Obat tetes mata
5. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
PELAKSANAAN
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PEMBERIAN OBAT TETES MATA

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang scherm
2. Mengatur posisi pasien dengan tidur miring,
telinga yang sakit mengarah ke atas
3. Membentangkan perlak dan alasnya
4. Meletakkan handuk di bawah
Standar Operasional Prosedur Page 74
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
5. Jangan memegang mulut botol atau ujung
penetes
6. Anjurkan klien untuk melihatlah ke arah atas
7. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah
sehingga membentuk “kantung” (lihatgambar)
8. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan
“kantung” tanpa menyentuh mata atau
“kantung” tersebut. Teteskan obat sejumlah
yang tertulis di etiket
9. Anjurkan klien untuk memejamkan mata
selama 2 menit. Jangan memejamkan mata
terlalu rapat atau berkedip terlalu sering
10. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan
dengan tissue
11. Jika klien menggunakan lebih dari satu macam
tetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit
sebelum meneteskan obat yang lainnya
12. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa
pedih selama beberapa menit .
PEMBERIAN OBAT TETES MATA

Jika tetap berlanjut konsultasikan kepada


dokter
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 75


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMBERIAN OBAT PER ORAL


PEMBERIAN OBAT PER ORAL

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang
PENGERTIAN
dimasukkan melalui mulut.
TUJUAN 1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila
timbul efek samping dari obat tersebut dapat
Standar Operasional Prosedur Page 76
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan
nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan
kerusakan kulit dan jaringan
Pasien yang diberikan therapy obat per oral berupa
KEBIJAKAN
tablet, kapsul atau sirup.
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Air minum
PERALATAN
4. Tissue dalam tempatnya
5. Catatan dan kartu obat

A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
PROSEDUR
2. Mencuci tangan
PELAKSANAAN
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PEMBERIAN OBAT PER ORAL

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat
per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan
Standar Operasional Prosedur Page 77
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
dilakukan pengisapan lambung dll)
2. Periksa kembali perintah pengobatan (nama
klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat,
bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang
atau dokter yang meminta.
3. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca
perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)
4. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan.
Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan tehnik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat)
5. Membuka pembungkus obat
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
PEMBERIAN OBAT PER ORAL

3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula


4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 78


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL


PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat sub lingual adalah memberika obat
PENGERTIAN dengan cara meletakkan obat di bawah lidah sampai
habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah
TUJUAN 1. Mencegah efek lokal dan sistemik
2. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih
Standar Operasional Prosedur Page 79
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
cepat dibandingkan secara oral
3. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar.
Obat yang biasa diberikan dengan cara sublingual
KEBIJAKAN adalah nitrogliserin, suatu obat vasodilator yang
digunakan pada penyakit jantung angina pectoris
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Obat dalam tempatnya
PERALATAN
3. Catatan dan kartu obat

A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
PROSEDUR
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membuka pembungkus obat
2. Memberikan obat pada pasien
3. Memberitahukan pasien meletakkan obat pada
bagian bawah lidah, hingga terlarut semuanya
4. Menganjurkan pasien agar tetap menutup
mulut, tidak minum atau berbicara selama obat
belum terlarut seluruhnya
Standar Operasional Prosedur Page 80
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIAL

PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIAL

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara dimasukkan melalui anus
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
Pasien yang memerlukan bantuan dalam memasukkan obat
KEBIJAKAN
melalui anus

Standar Operasional Prosedur Page 81


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
1. Perlak dan pengalas
2. Obat sesuai program terapi
3. Gunting atau pisau
PERALATAN
4. Hand schoen / gloves
5. Bengkok / kidney basin 1 buah
6. Tissu
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIAL

C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi miring ke salah satu sisi, kaki sebelah
atas ditekuk (posisi sim)Membentangkan perlak di
bawah bokong pasien
2. Membuka bungkus obat
3. Memakai sarung tangan
4. Membuka bokong pasien hingga anus terlihat
5. Memasukkan obat perlahan-lahan, dorong hingga
masuk 
6. Meminta pasien tidak menahan masuknya obat dan

Standar Operasional Prosedur Page 82


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
tidak mengejan (rileks), pastikan obat masuk 
7. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN OBAT PER VAGINA


PEMBERIAN OBAT PER VAGINA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan
PENGERTIAN
efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks
TUJUAN Untuk mengobati infeksi lokal
Standar Operasional Prosedur Page 83
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Pasien dengan vagina yang kotor.
2. Persiapan tindakan pembedahan jalan lahir.
KEBIJAKAN
3. Pasien dengan radang vagina.
4. Post partum dengan lochea yang berbau
PETUGAS Perawat
1. Baki beralas dan tutup
2. Sarung tangan / gloves
PERALATAN 3. Perlak beralas
4. Obat sup vagina dalam tempatnya
5. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
PROSEDUR
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMBERIAN OBAT PER VAGINA

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi pasien dengan dorsal recumbent
3. Membentangkan perlak di bawah bokong pasien
4. Membuka bungkus obat
5. Memakai sarung tangan
6. Melumasi labia agar nampak meatus vagina
7. Memasukkan obat ke lubang vagina kurang
Standar Operasional Prosedur Page 84
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
lebih 8-10 cm /sedalam mungkin
8. Mengatur posisi supinasi selama 5-10 menit,
tinggikan panggul dengan satu bantal
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIANOBATSUBCUTAN(S.C)

PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
bawah kulit (sub cutan)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Jenis obat yang lazim diberikan secara S.C : Vaksin,
narkotik, heparin, obat-obatan pre operasi, dan
Standar Operasional Prosedur Page 85
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
insulin
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
PERALATAN 5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok / kidney basin 1 buah
9. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menyiapkan obat dengan benar
PELAKSANAAN 4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
2. Membentangkan perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi (lengan
atas, paha bagian anterior, abdomen, area
scapula, upper ventrogluteal dan dorsogluteal)
Standar Operasional Prosedur Page 86
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
4. Memakai sarung tangan / gloves
5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar
dari arah dalam ke luar) biarkan kering
6. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
mengangkat cutan
7. Menusukkan spuit dengan sudut 45˚
8. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk
spuit
9. Memasukkan obat ke dalam sub cutan perlahan
10. Mencabut jarum sambil menekan
11. Membuang spuit ke bengkok
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

PEMBERIANOBAT INTRACUTAN(IC)

PEMBERIAN OBAT INTRA CUTAN

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
dalam kulit (intra kutan)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

Standar Operasional Prosedur Page 87


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Pasien yang mendapatkan obat dengan pemberian secara intra
KEBIJAKAN
cutan(I.C)
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
PERALATAN
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok / kidney basin 1 buah
9. Alat tulis / ballpoint
10. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menyiapkan obat dengan benar
PELAKSANAAN 4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

PEMBERIAN OBAT INTRA CUTAN

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
Standar Operasional Prosedur Page 88
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
4. Memakai sarung tangan / gloves
5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar
dari arah dalam ke luar) biarkan kering
6. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan
kulit
7. Menusukkan spuit dengan sudut 15 -20˚, ± 0,5cm
8. Memasukkan obat secara perlahan, pastikan ada
penonjolan
9. Mencabut jarum dari tempat penusukan
10. Memberi tanda lingkaran sekitar tusukan
11. Membuang spuit ke bengkok
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULER (IM)

PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULER

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
dalam otot (muskulus)
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

Standar Operasional Prosedur Page 89


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Pasien yang mendapatkan obat dengan pemberian secara intra
KEBIJAKAN
muskular (I.M)
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
PERALATAN 5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok / kidney basin 1 buah
9. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
PROSEDUR
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULER

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai sarung tangan / gloves
5. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar
Standar Operasional Prosedur Page 90
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Lokasi penyuntikan dapat pada daerah
paha(vastuslateralis), ventrogluteal (dengan
posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap),
atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan
dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang
besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari
arah dalam ke luar) biarkan kering
7. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan
kulit
8. Memasukkan spuit dengan sudut 90˚, jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukkan obat secara perlahan
11. Mencabut jarum dari tempat penusukan
12. Menekan daerah tusukan dengan kapas
13. Membuang spuit ke bengkok
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULER

5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 91


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMBERIANOBAT INTRAVENA(IV)

PEMBERIAN OBAT INTRA VENA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian obat /cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
PENGERTIAN
dalam pembuluh darah vena
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Pasien yang mendapatkan obat dengan pemberian secara intra
Standar Operasional Prosedur Page 92
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
vena (I.V)
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan
PERALATAN 7. Torniquet /manset
8. Perlak dan pengalas
9. Obat sesuai program terapi
10. Bengkok / kidney basin 1 buah
11. Gergaji ampul (kalau perlu)
12. Plester luka
13. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
PROSEDUR
2. Mencuci tangan
PELAKSANAAN
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
2. Membentangkan perlak dan alasnya
Standar Operasional Prosedur Page 93
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
Pada lengan : vena mediana cubiti / vena
cephalica
Pada tungkai : vena saphenosus Pada leher :
vena jugularis khusus pada anak
Pada kepala : vena frontalis, atau vena
temporalis khusus pada anak
4. Meletakkan torniquet 5cm proksimal yang akan
ditusuk.
5. Memakai sarung tangan / gloves
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar
dari arah dalam ke luar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30˚
9. Menusuk vena dengan kemiringan sudut 30˚, dan
lubang jarum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Membuka torniquet
12. Memasukkan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan
dengan kapas
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA

14. Menutup daerah tusukan dengan plester luka


15. Membuang spuit ke bengkok
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan

Standar Operasional Prosedur Page 94


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PENYIAPAN SPESIMEN DARAH VENA

PENYIAPAN SPESIMEN DARAH VENA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Mengambil dan menyiapkan darah vena untuk
PENGERTIAN
pemeriksaan diagnostik

Standar Operasional Prosedur Page 95


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Pasien yang membutuhkan pemeriksaan darah vena
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves steril
2. Spuit / syringe dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol dalam kom / alcohol swab
(secukupnya)
4. Desinfektan
5. Tourniquet
PERALATAN 6. Perlak atau pengalas
7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa
antikoagulan
8. Bengkok / kidney basin
9. Plester luka
10. Lembar pemeriksaan laborat

A. Tahap Pra Interaksi


PROSEDUR 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
PELAKSANAA 2. Mencuci tangan
N 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

PENYIAPAN SPESIMEN DARAH VENA

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah
Standar Operasional Prosedur Page 96
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
distal
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akas
di tusuk
5. Memakai gloves
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
( melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan
kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30°
9. Menusuk vena dengan kemiringan 30°, dan
lubang jatum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk
spuit, ambil darah sesuai kebutuhan
11. Membuka tourniquet
12. Memasukkan darah secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan
dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan plester luka
15. Memasukkan darah ke dalam botol specimen
16. Merapikan klien
PENYIAPAN SPESIMEN DARAH VENA

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 97


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMASANGAN TRANFUSI

PEMASANGAN TRANFUSI

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemberian darah dari kantong darah ke dalam tubuh
PENGERTIAN
melalui pembuluh vena
Standar Operasional Prosedur Page 98
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKAN Pasien yang mendapatkan terapi infus
PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves steril
2. Kantong darah
PERALATAN
3. Perlak dan pengalas
4. Penunjuk waktu
 Tahap Pra Interaksi
3. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
4. Mencuci tangan
5. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
 Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PROSEDUR 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PELAKSANAAN klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
 Tahap Kerja
1. Melepaskan selang infuse dari flabotle dan
memindahkan ke kantong darah
2. Menghitung jumlah tetesan sesuai program
PEMASANGAN TRANFUSI

3. Memperhatikan reaksi klien


 Tahap Terminasi
6. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
7. Berpamitan dengan pasien
8. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
9. Mencuci tangan
10. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 99


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMASANGAN INFUS / IV LINE

PEMASANGAN INFUS / IV LINE

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan
PENGERTIAN
melalui parenteral
Standar Operasional Prosedur Page 100
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
1. Pasien yang mendapatkan obat secara intra
vena (IV)
KEBIJAKAN
2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral

PETUGAS Perawat
1. Sarung tangan / gloves 1 pasang
2. Selang infuse / IV set sesuai kebutuhan (makro
drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intra vena / cannula (ukuran sesuai)
5. Kapas alcohol dalam kom / alcohol swab
secukupnya
PERALATAN 6. Desinfektan
7. Tourniquet / manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok / kidney basin 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
12. Penunjuk waktu

PEMASANGAN INFUS / IV LINE

PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi


PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
Standar Operasional Prosedur Page 101
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlak dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai sarung tangan / gloves
12. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
dalam keluar)
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
14. Memegang IV cannula dengan sudut 30°
15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap ke atas
16. Memastikan IV cannula masuk intra vena kemudian
menarik Mandrin + 0,5 cm
17. Memasukkan IV cannula secara perlahan
PEMASANGAN INFUS / IV LINE

18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang


infuse Melepaskan toniquet Mengalirkan cairan infuse
19. Melakukan fiksasi IV cannnula
20. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup
dengan kassa
21. Mengatur tetesan sesuai program
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

Standar Operasional Prosedur Page 102


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PERAWATAN INFUS

PERAWATAN INFUS

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Perawatan pada tempat pemasangan infus
TUJUAN Mencegah terjadinya infeksi
KEBIJAKAN Pasien yang terpasang infus
Standar Operasional Prosedur Page 103
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
1. Pinset anatomis / tooth forcep steril : 2 buah
2. Kassa steril
3. Sarung tangan / gloves steril
4. Gunting plester
5. Plester / hypavix
6. Lidi kapas / swab stick
PERALATAN 7. Alcohol 70% / wash bensin dalam tempatnya
8. Iodine povidon solution 10%
9. Penunjuk waktu
10. NaCl 0,9%
11. Bengkok / kidney basin 2 buah, satu berisi cairan
desinfektan

A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
PROSEDUR
2. Mencuci tangan
PELAKSANAA
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
N
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PERAWATAN INFUS

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien (tempat tusukan infuse
terlihat jelas)
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi plester dengan alcohol / wash bensin

Standar Operasional Prosedur Page 104


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
dan buka balutan dengan menggunakan pinset
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya
dengan NaCl
6. Mengolesi tempat tusukan dengan iodine cair/salf
7. Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8. Memasang plester penutup
9. Mengatur tetesan infuse sesuai program
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memasang selang / pipa khusus melalui saluran
PENGERTIAN pencernaan atas secara langsung yang berakhir di
lambung
TUJUAN 1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak
Standar Operasional Prosedur Page 105
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
bisa makan melalui mulut
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil specimen asam lambung untuk
diperiksa di laboratorium
1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
2. Pasien yang illeus atau peritonitis, trauma
KEBIJAKAN
abdomen ( untuk dekompresi)
3. Pasien perdarahan lambung / bilas lambung
PETUGAS Perawat
1. NGT tube
2. Klem
3. Spuit 10 cc
4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
PERALATAN 5. Plester dan gunting
6. Kain kassa
7. Pelumas (jelly)
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok / kidney basin
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

10. Sarung tangan / gloves


PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
Standar Operasional Prosedur Page 106
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi
fowler atau fowler ( jika tidak ada kontra
indikasi)
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan lubang hidung klien
5. Memasang pengalas di atas dada
6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda
( dari processus xypoideus ke hidung dan belok
ke daun telinga)
7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai
panjang NGT yang akan di pasang
8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan
memasukkan perlahan ujung NGT melalui
hidung ( bila pasien sadar, anjurkan untuk
menelan ludah berulang-ulang)

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

9. Memastikan NGT masuk ke dalam lambung


dengan cara: menginspirasi NGT dengan spuit
atau masukkan udara 10 cc sambil di auskultasi
di region lambung atau memasukkan ke dalam
gelas berisi air)
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/ klem atau
disesuaikan dengan tujuan pemasangan
11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

Standar Operasional Prosedur Page 107


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Berpamitan dengan pasien
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

MEMBERI MAKAN LEWAT NGT

MEMBERI MAKAN LEWAT NGT

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memasukkan makanan cair / obat melalui nasogastric
PENGERTIAN
tube
1. Mempertahankan status nutrisi
TUJUAN
2. Pemberian obat

Standar Operasional Prosedur Page 108


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
KEBIJAKAN Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
PETUGAS Perawat
1. Air matang
2. Makanan cair / obat
3. Corong
4. Syringe 5/10cc
PERALATAN
5. Tissue
6. Perlak/pengalas
7. Kidney basin
8. Gloves
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PROSEDUR
B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
MEMBERI MAKAN LEWAT NGT

kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga pivacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi
fowler/fowler (jika tidak ada kontra indikasi)
3. Memakai gloves
4. Memasang pengalas di atas dada
5. Memastikan letak NGT dengan cara aspirasi isi
lambung
6. Memasang corong
Standar Operasional Prosedur Page 109
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
7. Memasukkan air matang, membuka klem,
tinggikan 30cm, sebelum habis klem kembali
8. Masukkan makanan cair, membuka klem,
meninggikan 30cm, klem kembali sebelum
habis
9. Memasukkan air matang, membuka klem,
tinggikan 30cm, sebelum air habis klem
kembali
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem
11. Membersihkan sisa makanan pada pasien
12. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PENILAIAN BALANCE CAIRAN

PENILAIAN BALANCE CAIRAN

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar
PENGERTIAN
tubuh
TUJUAN Mengetahui status cairan tubuh :
1. Mengetahui jumlah masukan cairan

Standar Operasional Prosedur Page 110


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Mengetahui keluaran cairan
3. Mengetahui balance cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan
KEBIJAKAN Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan
PETUGAS Perawat
1. Alat tulis
PERALATAN
2. Gelas ukur urine / urine bag
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PROSEDUR
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PELAKSANAA
klien/keluarga
N
C. Tahap Kerja
1. Menghitung intake oral (minum)
2. Menghitung intake oral (makan)
3. Menghitung intake parenteral
4. Menentukan cairan metabolism
PENILAIAN BALANCE CAIRAN

5. Menghitung output urine


6. Menghitung output feces
7. Output abnormal (muntah, drain, perdarahan dll)
8. Menghitung output IWL
9. Menghitung balance cairan
D. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan pasien
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Standar Operasional Prosedur Page 111
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PEMBERIAN OKSIGEN

PEMBERIAN OKSIGEN

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian oksigen melalui hidung
TUJUAN 1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru

Standar Operasional Prosedur Page 112


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
3. Untuk menurunkan kerja jantung
4. Membantu kelancaran metabolism
5. Sebagai tindakan pengobatan
6. Mencegah hipoksia
Pasien :
1. Dengan anoksia atau hipoksia
2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
3. Selama dan sesudah dilakukan anestesi umum
KEBIJAKAN
4. Mendapat trauma paru
5. Tiba2 menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis,
apneu
6. Dalam keadaan koma
PETUGAS Perawat
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Selang oksigen
PERALATAN
4. Sungkup muka atau nasal kanul
5. Alcohol 90%
6. Kassa
PEMBERIAN OKSIGEN

PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi


PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
Standar Operasional Prosedur Page 113
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Memastikan tabung masih berisi oksigen
3. Mengisi botol pelembab dengan aqua /NaCl sesuai
batas
4. Menyambungkan selang O2 dengan humidifier
5. Mengatur posisi semi fowler
6. Membuka Flow meter dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
7. Memasang kanula /mask pada hidung pasien dengan
hati-hati
8. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien

Kanul Nasal
Kecepatan aliran 1 – 6 liter per menit (lpm)
Maksimal fraksi oksigen (FiO 2) adalah 44%
(FiO2) atau fraksi oksigen inspirasi adalah
konsentrasi oksigen yang dihirup pasien

PEMBERIAN OKSIGEN

Kecepatan aliran % Oksigen


1 liter per menit 21 – 24 %
2 liter per menit 25 – 28 %
3 liter per menit 29 – 32 %
4 liter per menit 33 – 36 %
5 liter per menit 37 – 40 %
6 liter per menit 41 – 44 %

Standar Operasional Prosedur Page 114


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

Simple Mask
 Dikenal dengan sungkup muka Hudson
 Terdapat lubang-lubang kecil di sekeliling
sungkup muka
 Kecepatan aliran 6-10 liter per menit (lpm)
dengan (FiO2) yang dicapai sekitar 35-60%
 Aliran oksigen tidak boleh kurang dari 6 lpm
karena akan terjadi penumpukan CO2
karena dead space mechanic

Non Rebreathing Mask


 Dilengkapi kantong reservoir yg terus
menerus terisi 02
 Aliran oksigen sebesar 9-15 lpm,
menghasilkan 90-100% 02
 Kantong reservoir harus dijaga kembang-
kempisnya

PEMBERIAN OKSIGEN

Pemilihan Alat

Nilai Oksimetri Arti Klinis Pilihan Alat


95-100% Dalam batas O2 4 lpm
normal kanul nasal
90-95% Hipoksia ringan
Si mple mask
sampai sedang
85-90% Hipoksia sedang Non

Standar Operasional Prosedur Page 115


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
sampai berat Rebreathing
mask
<85% Hipoksia berat Ventilasi
mengancam jiwa dibantu ( di
RS)

9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

FISIOTERAPI DADA

FISIOTERAPI DADA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tindakan untuk melepaskan secret dari saluran nafas
PENGERTIAN
bagian bawah
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
TUJUAN
2. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
Standar Operasional Prosedur Page 116
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Klien dengan akumulasi secret pada saluran nafas
KEBIJAKAN
bagian bawah
PETUGAS Perawat
1. Kertas tissue
2. Kidney basin
PERALATAN 3. Perlak / alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
PROSEDUR
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PELAKSANAAN
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

FISIOTERAPI DADA

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3. Memasang perlak/alas dan kidney basin (di
pangkuan klien bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
4. Melakukan clapping dengan cara tangan
perawat menepuk punggung klien secara
bergantian
5. Menganjurkan klien inspires dalam, tahan
Standar Operasional Prosedur Page 117
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
sebentar, kedua tangan perawat di punggung
klien
6. Meminta klien untuk melakukan ekspirasi, pada
saat yang bersamaan tangan perawat
melakukan vibrasi
7. Meminta klien menarik nafas, menahan nafas,
dan membatukkan dengan kuat
8. Menampung lendir dalam sputum pot
9. Melakukan auskultasi paru
10. Menunjukkan sikap hati-hati dan
memperhatikan respon klien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan pasien dan lingkungan
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

BATUK EFEKTIF

BATUK EFEKTIF

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan
PENGERTIAN
mengganggu saluran nafas, dengan cara dibatukkan
TUJUAN 4. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
5. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan

Standar Operasional Prosedur Page 118


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
diagnostic laboratorium
6. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat
KEBIJAKAN akumulasi secret
2. Pemeriksaan diagnostic sputum di laboratorium
PETUGAS Perawat
1. Kertas tissue
2. Kidney basin
PERALATAN 3. Perlak / alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
BATUK EFEKTIF

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mempersiapkan klien
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada
dan satu tangan di abdomen
4. Melatih klien melakukan nafas perut (menarik
nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan ,
Standar Operasional Prosedur Page 119
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta klien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
6. Meminta klien menahan nafas hingga 3
hitungan
7. Meminta klien menghembuskan nafas perlahan
dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup)
8. Meminta klien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi dari otot
9. Memasang perlak/alas dan kidney basin (di
pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
10.Meminta klien untuk melakukan nafas dalam 2
kali yang ke – 3 : inspirasi, tahan nafas dan
batukkan dengan kuat
11.Menampung lendir dalam pot sputum
12.Merapikan klien

BATUK EFEKTIF

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan pasien dan lingkungan
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 120


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)

SUCTIONING

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas
1. Mengeluarkan secret / cairan pada jalan nafas
TUJUAN 2. Melancarkan jalan nafas

Standar Operasional Prosedur Page 121


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Pasien tidak sadar
KEBIJAKAN 2. Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lendir
sendiri
PETUGAS Perawat
1. Bak instrument berisi : pinset anatomi / non
tooth forcep 2 buah, kassa secukupnya
2. NaCl atau air matang
PERALATAN 3. Cannule suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Kertas tissue
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAAN B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
SUCTIONING

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien,
kepala sedikit ekstensi
2. Memberikan oksigen 2-5mnt
3. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4. Memakai gloves
5. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan
Standar Operasional Prosedur Page 122
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
botol penampung
6. Memasukkan kanul suction dengan hati-hati
( hidung ±5cm, mulut ±10cm)
7. Menghisap lender dengan mulut lubang kanul,
menarik keluar perlahan sambil memutar
( ±5detik untuk anak, ±10detik untuk dewasa
8. Membilas kanul dengan NaCl, berikan
kesempatan pasien bernafas
9. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali
suctioning
10. Mengobservasi keadaan umum pasien dan
status pernafasannya
11. Mengobservasi secret tentang warna, bau dan
volumenya

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan pasien dan lingkungan
SUCTIONING

4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula


5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 123


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

VULVA HYGIENE

VULVA HYGIENE

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga
PENGERTIAN
kebersihannya
TUJUAN 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum maupun uterus

Standar Operasional Prosedur Page 124


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada
perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu setelah melahirkan
PETUGAS Perawat
1. Oleum coccus yang hangat (direndam dalam air hangat)
2. Kapas
3. Handuk besar : 2 buah
PERALATAN 4. Peniti: 2 buah
5. Air hangat dan dingin dalam baskom
6. Waslap : 2 buah
7. Bengkok
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
PROSEDUR
3. Menyiapkan alat
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
VULVA HYGIENE

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada


klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak di bawah pantat
Standar Operasional Prosedur Page 125
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
5. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan
dengan pemasangan pispot, sambil memperhatikan
lochea. Celana dan pembalut dimasukkan dalam tas
plastic yang berbeda
6. Pasien disuruh BAK/BAB
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang Pispot / urinal
diambil
9. Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
10. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil
kapas basah. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari
telunjuk kiri
11. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia
mayora kanan, labia minora kiri, labia minora kanan,
vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan
kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
12. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan
apakah lepas/longgar, bengkak/iritasi.
13. Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah

VULVA HYGIENE

14. Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi


salep/betadine
15. Memasang celana dalam dan pembalut Mengambil alas,
perlak dan bengkok 
16. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan
memakaikan

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

Standar Operasional Prosedur Page 126


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pemasangan kateter urine adalah dengan melakukan
PENGERTIAN insersi kateter Folley / Nelaton melalui uretra ke
muara kandung kemih untuk mengeluarkan urine
TUJUAN 1. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut /
kronis.
Standar Operasional Prosedur Page 127
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau
pasca operasi.
3. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.
4. Mengambil spesimen urine steril untuk
pemeriksaan diagnostik.
5. Monitoring urine output secara ketat.
1. Pasien yang mengalami gangguan sistem
perkemihan
KEBIJAKAN
2. Persiapan operasi

PETUGAS Perawat
1. Alat Nonsteril.
a. Nampan beserta alas.
b. Bengkok atau kidney basin.
PERALATAN
c. Perlak / rubber sheet
d. Plester
e. Urinal / pispot
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

f. Alat tulis.
g. Gunting.
h. Syringe10 cc.
i. Aquadest / distilled water.
j. Jelly.
k. Kain penutup klien.
l. Urine bag.
m. Betadine.
2. Alat Steril.
a. Gloves steril.
b. Set kateter urine steril :
1) Folly kateter sesuai kebutuhan
Standar Operasional Prosedur Page 128
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2) Duk bolong / eye sheet 1 buah.
3) Kom / bowl 2 buah
4) Kassa
5) Kapas untuk membersihkan perineum
6) Pinset anatomis 1 buah.
7) Lidi kapas 2 buah

a. Tahap Pra Interaksi


6. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
7. Mencuci tangan
8. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PROSEDUR b. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 4. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
6. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

c. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Menyiapkan klien dengan posisi dorsal
recumbent dan melepaskan pakaian bawah
klien kemudian tutupi klien dengan selimut
atau kain.
3. Memasang perlak, pengalas
4. Meletakkan urinal / pispot di bawah bokong
klien. Letakkan kidney basin diantara kedua
kaki klien.
5. Membuka set steril, atur alat steril dengan
menggunakan pinset, Buka penutup kateter

Standar Operasional Prosedur Page 129


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
dan spuit 10 cc dengan benar letakkan pada
alat steril.
6. Menuangkan NaCl ke dalam kom steril
dengan benar
7. Menuangkan sedikit jelly ke dalam kassa steril
sesuai kebutuhan
8. Memakai gloves steril sebelah kanan terlebih
dahulu, tangan sebelah kanan mengambil
pinset steril dan tangan kiri membuka 
tempat bola  kapas / cotton ball yang sudah
diberi savlon. Letakkan bola kapas savlon
pada kom. Gunakan kembali sarung tangan
sebelah kiri.
9. Memberikan jelly pada ujung kateter
10. Mengetes balon kateter dengan benar
dengan NaCl steril sebanyak 5 ml

PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

11. Menyiapkan kapas beethadine untuk vulva


hygene
12. Menutup perineal dengan menggunakan duk
bolong / eye sheet.
Untuk Pasien Wanita
Melakukan vulva hygene dengan kapas
bethadine dengan cara :
 Tangan yang tidak dominant membuka
meatus
 Tangan dominan dengan menggunakn
pinset membersihkan labia mayora
kanan, kiri, labia minora kanan kiri dan

Standar Operasional Prosedur Page 130


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
meatus uretra masing-masing sekali
usap.
Untuk Pasien Pria
Penis dibersihkan dengan cara :
 Tangan yang tidak dominan memegang
penis
 Tangan dominan membersihkan daerah
penis dengan sirkuler dengan sekali
usapan

13. Membuang kapas dan pinset ke dalam


bengkok
14. Memasukkan kateter perlahan-lahan ke
uretra 2-3 cm untuk pasien wanita atau 6-9
cm untuk pasien laki-laki atau sampai keluar
urine. Anjurkan pasien untuk menarik nafas
dalam.
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

15. Memastikan urine tetap keluar, buka duk


bolong / eye sheet kemudian kateter urine
disambungkan pada urine bag.
16. Melakukan fiksasi dengan cara memberikan
injeksi air aquadesh ke dalam folley kateter
untuk mengembangkan balon kateter, agar
keteter tidak mudah terlepas (pemberian
aquadesh / distilled water sesuai aturan).
17. Menarik secara perlahan-perlahan folley
kateter untuk memastikan apakah kateter
sudah terfiksasi dengan aman.
18. Menulis tanggal pemasangan pada plester

Standar Operasional Prosedur Page 131


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
yang akan direkatkan ke selang bag urine
dengan paha klien.
19. Memfiksasi selang kateter dengan plester dan
letakkan selang kateter pada paha klien.
20. Melepaskan gloves, buang pada kidney basin.
21. Memasang urine bag pada gantungan dan
simpan di samping tempat tidur
d. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
a. Mencatat waktu pemasangan, dan
karakteristik urine (konsistensi, jumlah,
bau, dan warna).
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE

b. Mencatat respon klien selama prosedur.


c. Mencatat tipe, ukuran kateter, dan
jumlah cairan yang dipakai untuk
mengembangkan balon

Standar Operasional Prosedur Page 132


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA WANITA

PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA WANITA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan pada daerah genetalia
PENGERTIAN
wanita yang terpasang kateter
1. Mencegah infeksi
TUJUAN 2. Memberikan rasa nyaman

KEBIJAKAN Pasien wanita yang terpasang kateter

Standar Operasional Prosedur Page 133


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
Bak Instrumen yang berisi :
1. Lidi kapas / swab stick
2. Sarung tangan / gloves steril
PERALATAN 3. Desinfektan
4. Air hangat, washlap, handuk
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok / kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
PROSEDUR
B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA WANITA

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran / menjaga privacy klien
2. Menyiapkan klien dengan posisi dorsal
recumbent dan melepaskan pakaian bawah
klien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Meletakkan bengkok dekat vulva
5. Memakai sarung tangan kemudian mengambil
kapas basah

Standar Operasional Prosedur Page 134


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
6. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari
telunjuk kiri
7. Membersihkan vulva mulai dari lagia mayora
kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri,
labia minora kanan, vestibulum, perineum.
Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah
(1 kapas 1 kali usap)
8. Memastikan posisi kateter terpasang dengan
benar (menarik dengan hati-hati, kateter tetap
tertahan)
9. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas
pada orifisium
10. Melepas pengalas dan sarung tangan
11. Merapikan pasien

PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA WANITA

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 135


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA PRIA

PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA PRIA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan pada daerah
PENGERTIAN
genetalia pria yang terpasang kateter
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Memberikan rasa nyaman
KEBIJAKAN Pasien pria yang terpasang kateter
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak Instrumen yang berisi :
Standar Operasional Prosedur Page 136
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Lidi kapas / swab stick
2. Sarung tangan / gloves steril
3. Desinfektan
4. Air hangat, washlap, handuk
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok / kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga

PROSEDUR PERAWATAN KATETER PADA PRIA

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran / menjaga privacy klien
2. Menyiapkan klien dengan posisi dorsal
recumbent dan melepaskan pakaian bawah
klien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan genetalia dengan air hangat
6. Memastikan posisi kateter terpasang dengan
benar (menarik dengan hati-hati, kateter tetap
tertahan)

Standar Operasional Prosedur Page 137


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
7. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas
pada ujung penis
8. Melepas pengalas dan sarung tangan
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PROSEDURPERAWATANPELEPASANKATETER

PROSEDURPERAWATANPELEPASANKATETER

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter
PENGERTIAN
urethra dari kandung kemih
TUJUAN Mencegah infeksi
1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari
KEBIJAKAN 2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter
menetap
PETUGAS Perawat
Standar Operasional Prosedur Page 138
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Pinset chirurgis / tooth forcep
2. Kassa
3. Wash bensin
PERALATAN 4. Lidi kapas
5. Gloves / sarung tangan
6. Spuit / syringe 10 atau 20 cc
7. Kidney basin
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
PROSEDUR B. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
PROSEDURPERAWATANPELEPASANKATETER

C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran / menjaga privacy
2. Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent
dan melepaskan pakaian bawah pasien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Memasang selimut mandi
5. Memakai gloves
6. Melepas plester dan membersihkan sisa
plester
7. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis
isinya
8. Mengarahkan penis ke atas

Standar Operasional Prosedur Page 139


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
9. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas,
pasien diminta nafas dalam dan rileks
10. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kep.

PERAWATAN LUKA PERINEUM

PERAWATAN LUKA PERINEUM

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum
maupun uterus
TUJUAN 2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu setelah melahirkan
Standar Operasional Prosedur Page 140
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
1. Bak instrument berisi: Kassa dan pinset anatomis / tooth
forcep
2. Perlak dan pengalas
3. Selimut mandi
4. Hand schoen / gloves 1 pasang
5. Bengkok / kidney basin 2 buah
PERALATAN
6. Tas plastic 2 buah
7. Kom berisi kapas basah (air dan kapas direbus bersama)
8. Celana dalam dan pembalut wanita
9. Pispot / urinal
10. Botol cebok berisi air hangat
11. Obat luka perineum
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
N 2. Mencuci tangan
PERAWATAN LUKA PERINEUM

3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Melepas celana dan pembalut kemudian memasang

Standar Operasional Prosedur Page 141


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
6. Mempersilahkan pasien untuk BAK/BAB bila ingin
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang
9. Mengambil pispot
10. Meletakkan bengkok ke dekat vulva
11. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil
kapas basah
12. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
13. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia
mayora kanan, labia minora kiri, labia minora kanan,
vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan
kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
14. Mengobatiluka dan menutup luka dengan kassa steril
15. Memasang celana dalam dan pembalut wanita
PERAWATAN LUKA PERINEUM

16. Mengambil alas, perlak dan bengkok 


17. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 142


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PERAWATAN LUKA LECET

PERAWATAN LUKA LECET

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati
PENGERTIAN
luka lecet
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Dilakukan pada luka lecet
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Bak instrument yang berisi: Pinset anatomis / tooth
Standar Operasional Prosedur Page 143
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
forcep dan Lidi kapas /swab stick
2. Peralatan lain terdiri dari:
a. Sarung tangan / gloves
b. Desinfektan
c. NaCl 0,9%
d. Bengkok / kidney basin 2 buah, 1 berisi larutan
desinfektan
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
PROSEDUR 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
PELAKSANAA B. Tahap Orientasi
N 1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
PERAWATAN LUKA LECET

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
dan buka pakaian seperlunya
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
0,9%
6. Mengeringkan dengan kassa steril
7. Mengoleskan desinfektan
8. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

Standar Operasional Prosedur Page 144


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PERAWATAN LUKA KOTOR

PERAWATAN LUKA KOTOR

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Melakukan tindakan perawatan : menggantibalutan,
PENGERTIAN
membersihkan luka pada luka kotor
1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Dilakukan pada luka kotor
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak instrument yang berisi:
1. Pinset anatomis / tooth forcep
Standar Operasional Prosedur Page 145
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Pinset chirurgis / nontooth forcep
3. Gunting debridement
4. Kassa steril
5. Kom / bowl : 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan / gloves
2. Gunting plester
3. Plester / perekat
4. Alcohol 70% / wash bensin
5. Desinfektan
6. NaCl 0,9%
7. Bengkok / kidney basin 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan

PERAWATAN LUKA KOTOR

PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi


PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan

Standar Operasional Prosedur Page 146


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
5. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan
buka menggunakan pinset
6. Membuka balutan lapis luar
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8. Membuka balutan lapis dalam
9. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk
mengeluarkan pus
10. Melakukan debridement
11. Membersihkan luka dengan cairan NaCl 0,9%
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup
dengan kassa
13. Memasang plester atau verband
14. Merapikan pasien

PERAWATAN LUKA KOTOR

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 147


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

PENGANGKATANJAHITANLUKA

PENGANGKATANJAHITANLUKA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit
1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang
TUJUAN 2. Mencegah tertinggalnya benang

1. Luka jahit yang sudah waktunya diangkat jahitannya


KEBIJAKAN
2. Luka jahitan yang infeksi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bak Instrument (steril)

Standar Operasional Prosedur Page 148


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
1. Pinset anatomis / non tooth forcep : 2 buah
2. Pinset Chirurgis / tooth forcep : 2 buah
3. Gunting angkat jahit : 1 buah
4. Kassa
5. Kom kecil / bowl : 3 buah
6. Sarung tangan / gloves
Peralatan lainnya :
7. Gunting verband
8. Plester
9. Alkohol 70% dalam tempatnya
10. Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya
11. NaCl 0,9%
12. Bengkok: 2 buah, 1 berisi cairan desinfektan
13. Kain pembalut atau verband secukupnya

PENGANGKATAN JAHITAN LUKA

PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi


PELAKSANAA 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
N 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
2. Membuka peralatan
3. Memakai sarung tangan

Standar Operasional Prosedur Page 149


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
4. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan
buka dengan menggunakan pinset
5. Membuka balutan lapis terluar
6. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
7. Membuka balutan lapisan dalam
8. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
9. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
0,9%
10. Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone
11. Meletakkan kassa steril dekat luka
12. Menarik simpul jahitan sedikit ke atas secara hati-hati
dengan memakai pinset chirurgis, sehingga benang yang
berada di dalam kulit kelihatan
13. Menggunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
14. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
PENGANGKATANJAHITANLUKA

15. Melakukan kompres betadine pada luka / member obat /


menutup dengan kassa steril
16. Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat keg dlm lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 150


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

MENGATUR POSISI FOWLER

MENGATUR POSISI FOWLER

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
PENGERTIAN
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan
1. Mempertahankan kenyamanan
TUJUAN
2. Memfasilitasi fungsi pernafasan
Pasien dengan gangguan oksigenasi atau untuk
KEBIJAKAN
membutuhkan perubahan posisi.
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bantal

Standar Operasional Prosedur Page 151


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PROSEDUR 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PELAKSANAA klien/keluarga
N 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menyiapkan lingkungan dan privacy pasien
2. Membantu pasien untuk duduk
3. Menyusun bantal dengan sudut 30-60 0
4. Menaikkan pasien
MENGATUR POSISI FOWLER

5. Perawat berdiri disebelah kanan menghadap


pasien
6. Menganjurkan pasien untuk menekuk kedua
lutut
7. Menganjurkan pasien untuk menopang badan
dengan kedua lengan
8. Tangan kanan perawat membantu di bawah di
bawah ketiak dan tangan kiri di belakang
punggung pasien
9. Menganjurkan pasien untuk mendorong
badannya ke belakang
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan

Standar Operasional Prosedur Page 152


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Berpamitan dengan pasien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

MENGATUR POSISI DORSAL RECUMBENT

MENGATUR POSISI DORSAL RECUMBENT

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi
PENGERTIAN
(ditarik atau diregangkan) di atas tempat tidur.
Untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
TUJUAN
persalinan
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan dan perawatan
KEBIJAKAN
genetalia

Standar Operasional Prosedur Page 153


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bantal
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PROSEDUR 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PELAKSANAA klien/keluarga
N 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menyiapkan lingkungan dan privacy pasien
2. Membantu klien menekuk lutut dan melebarkan
kedua kaki
3. Memakaikan bantal di kepala pasien
MENGATUR POSISI DORSAL RECUMBENT

4. Kedua telapak kaki tetap menampak di tempat


tidur
5. Kedua tangan pasien diletakkan ke arah kepala
D.Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 154


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

MENGATUR POSISI SIMS

MENGATUR POSISI SIMS

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Posisi miring ke kanan atau ke kiri di atas tempat tidur.
Untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat
TUJUAN
(supositoria) melalui anus
KEBIJAKAN Body aligment
PETUGAS Perawat

Standar Operasional Prosedur Page 155


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
PERALATAN Bantal
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PROSEDUR klien/keluarga
PELAKSANAA 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
N kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menyiapkan lingkungan dan privacy pasien
2. Pasien dianjurkan tidur setengah tengkurap, ke
arah sisi kiri, tumpuan badan terletak pada tubuh
bagian kiri
3. Meletakkan lengan kiri pasien sejajar dengan
punggung tangan kanan ke depan
MENGATUR POSISI SIMS

4. Perawat menekuk lutut kanan dan menarik


kearah perut
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 156


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

LATIHANROMEKSTREMITAS ATAS

LATIHANROMEKSTREMITAS ATAS

STANDAR
OPERASIONA
L PROSEDUR
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
TUJUAN 2. Meningkatkan vaskularisasi

Standar Operasional Prosedur Page 157


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan
KEBIJAKAN
immobilisasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Penghangat / WWZ dan sarungnya
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PROSEDUR
klien/keluarga
PELAKSANAAN
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
13. Menjaga pivacy
14. Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
15 menit
15. Melatih sendi-sendi secara bergantian
LATIHANROMEKSTREMITAS ATAS

a. Bahu :
- Menggerakkan lengan abduksi – adduksi
- Menggerakkan lengan fleksi – ekstensi
- Mengerakkan lengan hiperekstensi –
posisi anatomi
b. Siku : menggerakkan lengan bawah fleksi –
ekstensi
c. Lengan bawah : menggerakkan Pronasi –
Supinasi
d. Pergelangan tangan:
Standar Operasional Prosedur Page 158
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
- Menggerakkan fleksi radialis
- Menggerakkan fleksi ulnaris
- Menggerakkan hiperekstensi – fleksi
e. Jari – jari
- Menggerakkan lengan abduksi –
adduksi
- Menggerakkan lengan fleksi – ekstensi
4. Merapikan pasien
D.Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

LATIHANROMEKSTREMITAS BAWAH

LATIHANROMEKSTREMITAS BAWAH

STANDAR
OPERASIONA
L PROSEDUR
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
TUJUAN 2. Meningkatkan vaskularisasi

Standar Operasional Prosedur Page 159


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan
KEBIJAKAN
immobilisasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Penghangat / WWZ dan sarungnya
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PROSEDUR klien/keluarga
PELAKSANAAN 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga pivacy
2. Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
15menit
3. Melatih sendi-sendi secara bergantian

LATIHANROMEKSTREMITAS BAWAH

a. Panggul:
o Menggerakkan kaki Abduksi – Adduksi
 Menggerakkan kaki Fleksi – Ekstensi
 Menggerakkan kaki Hiperekstensi– posisi Anatomi
 Rotasi keluar ke dalam
b. Lutut: Menggerakkan lengan bawah Fleksi – Ekstensi
c. Pergelangan kaki:
 Menggerakkan Dorsal Fleksi– Ekstensi
 Menggerakkan Supinasi– Pronasi
Standar Operasional Prosedur Page 160
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015

4. Merapikan pasien

D.Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

MENOLONG PASIEN BERJALAN MENUJU KURSI RODA

MENOLONG PASIEN BERJALAN MENUJU KURSI


RODA

STANDAR
OPERASIONA
L PROSEDUR
Melakukan tindakan alih baring pada pasien immobile untuk
PENGERTIAN
mencegah komplikasi akibat immobilisasi
TUJUAN 1. Mencegah kerusakan integritas kulit

Standar Operasional Prosedur Page 161


Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
2. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi

Klien dengan keterbatasan rentang gerak dapada pasien


KEBIJAKAN
dengan gangguan mobilisasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Bantal , kursi roda dan selimut
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
PROSEDUR 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
PELAKSANAAN klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga pivacy
2. Kursi diletakkan dekat tempat tidur pasien,
sepatu/sandal pasien disiapkan
MENOLONG PASIEN BERJALAN MENUJU KURSI
RODA

3. Pasien didudukkan dan bantu bergeser ke pinggir


tempat tidur kemudian kaki diletakkan di atas-
kursi
4. Kaki pasien diturunkan satu persatu dari kursi,
kemudian perawat membantu pasien berdiri dan
melangkah perlahan-lahan menuju kursi yang
telah disediakan
5. Pasien didudukkan di kursi dan diberi bantal
untuk bersandar dan selimut
Standar Operasional Prosedur Page 162
Yayasan Pambudhi Luhur
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur
Jl.Kerkof No. 243 Leuwigajah Cimahi Telp (022) 6670015
D.Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Standar Operasional Prosedur Page 163

Anda mungkin juga menyukai