SANJIWANI GIANYAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tiga bulan dan menjalani hemodialisa (HD). Prevalensi global gagal ginjal
ginjal dan tidak menjalani dialisis dan sebanyak 96% orang dengan
kerusakan ginjal atau fungsi ginjal yang berkurang tidak sadar bahwa
pengganti ginjal yang paling banyak dilakukan dan jumlahnya dari tahun
Amerika Serikat pada tahun 2012 lebih dari 10% atau lebih dari 20 juta
orang, sedangkan gagal ginjal kronik di Indonesia pada tahun 2017 terjadi
ginjal yang sebagian besar diidap oleh usia produktif antara usia 45-64
dari 4.547 angka gagal ginjal kronis dengan terapi hemodialisa pada tahun
pertama dan kedua yaitu diabetes melitus sebesar 34% dan hipertensi
pielonefritis kronik sebesar 3,4%, ginjal polikistik sebesar 3,4% dan lain-
lain sebesar 21% (Kemenkes RI. 2013).Pasien gagal ginjal kronis yang
selalu memiliki ketergantungan terhadap mesin dialisis. Hal ini sering kali
gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, fobia spesifik, fobia sosial,
lebih dibutuhkan dari pada pemberian obat yang dapat menjadi pencetus
Didapat data Tn. R (79 tahun), Ny. P (68 tahun), Ny. KR (72 tahun), Tn.
PS (60 tahun), Ny. WM (71 tahun), Tn. IK (68 tahun), Tn. KS (75 tahum),
Tn. KJ (70 tahun), Tn. WM (65 tahun), Tn. WS (72 tahun). Kecemasan
oleh keluarga. Sebanyak enam dari delapan orang yang memiliki keluarga
yang menjalani terapi hemodialisa di Ruang Hemodialisis merasakan
rencana perawatan yang harus dijalani pasien, hal ini membuat keluarga
merasa cemas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sanjiwani Gianyar.
2. Tujuan Khusus
Gianyar.
b. Untuk mengidentifikasi hubungan jenis kelamin dengan tingkat
Sanjiwani Gianyar.
Sanjiwani Gianyar.
Sanjiwani Gianyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
evaluasi pada setiap unit kerja di rumah sakit. Sebagai masukan dalam
2. Masyarakat
Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
hemodialisis.
3. Institusi Pendidikan
E. Keaslian Penelitian
Tahun dan
Judul Nama Rancangan Variabel
No tempat Hasil penelitian
penelitian peneliti penelitian penelitian
penelitian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Faktor risiko Restu 2015 Case control Variabel bebas Terdapat hubungan
penyakit ginjal Pranandar, Riwayat penyakit antara usia, jenis
kronik di Woro RSUD keluarga, kebiasaan kelamin, riwayat
instalasi Supadmi Wates Kulon merokok, konsumsi hipertensi, diabetes
hemodialisis Progo minuman suplemen mellitus, merokok,
RSUD Wates energi pengguna suplemen
Kulon Progo dengan kejadian
tahun 2015 Variabel terikat penyakit ginjal
Kejadian penyakit kronik.
ginjal kronik
2 Faktor yang Noviek 2014 cross Variabel bebas Terdapat hubungan
berhubungan Restianika sectional Karakteristik jenis antara umur, jenis
dengan RSUD dr. kelamin, umur, kelamin, riwayat
kejadian Soeroto pekerjaan, diabetes mellitus,
penyakit ginjal Kabupaten minuman konsumsi minuman
kronik pada Ngawi bersuplemen dan suplemen dengan
pasien rawat merokok, riwayat kejadian penyakit
inap ruang hipertensi, diabetes ginjal kronik, namun
penyakit dalam mellitus. tidak terdapat
di RSUD dr. hubungan antara
Soeroto Variabel terikat pekerjaan, riwayat
Kabupaten Penyakit ginjal merokok, konsumsi
Ngawi tahun kronik kopi, hipertensi,
2014 denan kejadian
penyakit ginjal
kronik.
3 Hubungan Sri Hananto 2015 cross Variabel bebas Hasil penelitian
frekuensi Ponco sectional Frekuensi menunjukkan
konsumsi Nugroho RSUD Ibnu konsumsi sebagian responden
suplemen Sina Gresik suplemen energi (50%)
energi dengan mengkonsumsi
stadium Variabel terikat suplemen eneri >5
chronic kidney Stadium Chronic bungkus perminggu,
disease di Kidney hampir seluruh
ruang Diases(CKD) responden (82,2%)
hemodialisis pada stadium 5.
RSUD Ibnu Hasil uji statistik
Sina Gresik menunjukkan nilai
tahun 2015 koefisiensi koreasi
614 dengan tingkat
signifikansi p<0,005
sehingga terdapat
hubungan frekuensi
konsumsi suplemen
energi dengan
stadium Chronic
Kidney Diases.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hemodialisa
1. Pengertian
darah melalui “ginjal buatan”. Sampah dan air yang berlebihan dibuang
oleh ginjal yang fungsinya masih baik[ CITATION Res15 \l 1033 ]. Darah
adalah metode yang lebih cepat dan lebih efisien dari pada dialisa
berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialisa yang berarti
2 Tujuan
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan:
urat.
3 Proses
dalam darah dan didalam dialisat. Semakin tinggi perbedaan kadar dalam
4 Frekuensi
jika:
5 Komplikasi
pada saat dilakukan terapi yaitu hipotensi, kram otot, mual dan muntah,
1033 ].
6 Diet
Adapun manfaat diet pada gagal ginjal[ CITATION Fir10 \l 1033 ]yaitu:
penelitian yang dilakukan oleh Sitifa Aisara (2015) yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran klinis penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani
sampel. Jenis data adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik.
tahun sebanyak 62,5% dan sebagian besar jenis kelamin pria sebanyak 59
pasien (56,7%). Gambaran klinis paling banyak berupa keadaan gizi sedang
edema perifer 53,8%, hipertensi derajat 1 32,7%, lemah, letih, lesu sebanyak
30,8%, dan mual 12,5%. Simpulan penelitian ini adalah gambaran klinis
B. Konsep Kecemasan
1. Pengertian
sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan
yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego
gambaran visual dan takut cedera atau kematian) dan gejala-gejala afektif
3. Tingkat
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
a. Kecemasan Ringan
2) Kewaspadaan meningkat
kreatifitas
b. Kecemasan Sedang
sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu
lebih tegas, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan
sesuau yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal
memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada
tingkat ini adalah mengeluh pusing sakit kepala, nausea, tidak dapat
tegang.
persepsi menyempit.
d. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena
yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi pupil,
motorik.
orang lain.
4. Rentang Respon
bahaya.
b) Teori Interpersonal
ansietas berat.
c) Teori Perilaku
dirasakan.
d) Kajian Keluarga
e) Kajian Biologis
stressor.
5. Faktor Pencetus
Faktor pencetus seorang menjadi cemas menurut [ CITATION
Lum08 \l 1033 ]dapat berasal dari diri sendiri (faktor internal) yaitu tidak
yaitu :
1) Kerentanan Biologik
system limbik.
2) Gender
Gangguan ini menyerang wanita dua kali lebih banyak dari pada
pria.
4) Faktor Psikososial
1) Usia pasien
sering pada usia dewasa dan lebih bnyak pada wanita. Sebagian
Nur101 \l 1033 ]. Peran adalah pola sikap perilaku dan tujuan yang
2) Tingkat pendidikan
3) Akses informasi
4) Proses adaptasi
6) Jenis tindakan
7) Komunikasi terapeutik
Res15 \l 1033 ].
7. Pengukuran
(instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Ratting Scale for Anxiety
masing kelompok gejala di beri penilaian angka (score) antar 0-4, yang
artinya adalah nilai 0 : tidak ada gejala (keluhan), nilai 1 : gejala ringan,
nilai 2 : gejala sedang, nilai 3: gejala berat, nilai 4 : gejala berat sekali.
kecemasan seseorang yaitu skor <14 = tidak ada kecemasan, skor 14-20 =
Rating Scale For Anxiety (HRSA) merupakan alat ukur tingkat kecemasan
yang di adaptasi dari barat, telah banyak dipakai di Indonesia dan sudah
1) Usia
pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar
kecemasan terjadi pada umur 21-45 tahun. Usia 40-70 tahun, laju filtrasi
berbeda lamanya.
3) Jenis Kelamin
ketegangan jiwa yang lebih banyak pada jenis kelamin perempuan dari
Nur101 \l 1033 ].
4) Dukungan keluarga
Dukungan keluarga didefinisi dari dukungan sosial. Definisi
misalnya sebagai seorang istri significant other nya adalah suami, anak,
penting untuk pasien dengan penyakit kronis (dalam hal ini pasien yang
4) Pengetahuan
a) Tahu (know)
1033 ]. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tahu tentang apa yang
b) Memahami (Comprehension)
c) Aplikasi ( Application)
(1) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
(sebenarnya).
d) Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (Syntesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
Kerangka Teori
BAB III
A. Kerangka Konsep
: Faktor pencetus
: Berhubungan
B. Hipotesis
dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) :
1. Ada hubungan antara usia terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang
menjalani hemodialisa.
Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa nol (Ho) :
1. tidak ada hubungan antara usia terhadap tingkat kecemasan pada pasien
C. Definisi Operasional
N Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
o Ukur Ukur
1 Usia Umur responden terhitung Isian data Usia dengan kategori Ordinal
sejak lahir sampai ulang kuisioner 1. 20-24 tahun
tahun terakhir. Dewasa 2. 25-29 tahun
muda : bila responden 3. ≥30 tahun
memiliki usia 18-40 tahun
dan dewasa tua :
responden yang memiliki
usia >40 tahun.
2 Jenis Penggolongan responden Isian data Jenis kelamin Ordinal
Kelamin yang terdiri dari laki-laki kuisioner 1. Laki-laki (≤50%)
dan perempuan, jenis 2. perempuan (≤50%)
kelamin dikaji agar
mengetahui perbandingan
jenis kelamin mana yang
lebih banyak mengalami
kecemasan.
3 Lama Waktu yang telah dilewati Kuisioner 1. baru : telah menjalani Ordinal
Hemodialisis pasien sejak pertama kali hemodialisa ≤ 3 bulan
mejalani hemodialisa (≤30%)
sampai saat ini. Lama 2. lama : telah menjalani
hemodialisa diteliti agar hemodialisa >3 bulan
mengetahui hubungan (>30%)
dengan tingkat kecemasan
pada pasien yang
menjalani hemodialisa.
4 Dukungan Dukungan atau bantuan Kuisioner Skor 76%-100% : baik Ordinal
Keluarga yang diberikan oleh Skor 56%-75% : cukup
keluarga untuk Skor < 56% : kurang
mengurangi kecemasan
yang dialami oleh
responden. Dukungan
tersebut bisa dari ayah,
ibu, anak, kakek, nenek
maupun dari keluarga lain.
5 Pengetahuan Hasil jawaban pasien yang Kuisioner 1. baik : 76-100% Ordinal
menjalani hemodialisa 2. cukup : 56-75%
mengenai penyakitnya 3. kurang : <56%
yang diukur dengan
mengajukan pertanyaan
sesuai kuisioner.
Pengetahuan sangat
penting dalam penelitian
ini seberapa jauh
pengetahuan pasien
tentang penyakitnya
apakah pasien mengerti,
mengaplikasikan dan
memahami.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai
dinamika korelasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya
setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
pemerikasaan.
1. Populasi Penelitian
jalan maupun rawat inap sebanyak 2600 tindakan perbulan karena pasien
datang rawat jalan maupun rawat inap rata-rata perhari 40 orang pasien
Gianyar, pasien yang datang rawat jalan maupun rawat inap pada bulan
Juni terdapat pasien lama dan baru 220 orang, pada bulan Juli terdapat
pasien lama dan baru 260 orang, dan pada bualn agustus pasien baru 40
orang. Total pasien yang menjalani hemodialisa selama tiga bulan terakhir
orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang
akan diambil. Sampel penelitian ini dengan metode total sampling dimana
digunakan adalah semua populasi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi penelitian.
1) Kriteria Inklusi
stadium 5
2) Kriteria Eksklusi
hemodialisa
N
n = 1+ N ( d ) ²
keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
atau 0,05.
perhitungan:
N
n = 1+ N ( d ) ²
40
n = 1+ 40 ( 0,05 ) ²
40
n = 1+ 40 ( 0,0025 )
40
n = 1+ 0,1
40
n = 1, 1 = 36
C. Tempat Penelitian
menjalani hemodialisa.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentan waktu yang akan dilakukan oleh
E. Etika Penelitian
memberikan kode.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
4) Benefience
Penelitian yang dilakukan dalam bidang orang sebagai responden
5) Nonmaleficence
6) Veracity
tentang manfaat, efek dan apa yang didapat saat subjek dilibatkan
7) Justice
1) Demografi responden
Pada bagian ini berisi empat buah pertanyaan meliputi usia, jenis
2) Dukungan keluarga
pertanyaan dengan 5 skala likert, yang dimulai dari: selalu (5), sering
(4), kadang-kadang (3), jarang (2), dan tidak pernah (1). Hasil
jika jumlah skor ≥34 dan dukungan kelurga kurang bila jumlah skor
jawaban <34.
4) Tingkat kecemasan
menggunakan skor dengan rentang skala likert 0-4, yang terdiri dari :
adalah untuk penilaian derajat kecemasan jika jumlah skor: skor <14
berat sekali).
Data dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu data primer adalah data
responden, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku
rekam medis RSUD Sanjiwani Gianyar tentang jumlah pasien yang
menjalani terapi hemodialisa pertahun 2015 dan 2019 untuk data primer
yang diinginkan.
H. Pengolahan Data
1) Editing
2) Coding
Coding adalah pemberian kode jawaban untuk mempermudah
3) Scoring
Scoring yaitu pemberian nilai atau skor pada item-item yang perlu
diberikan skor.
4) Entry
5) Tabulating
6) Cleaning
digunakan yaitu :
1) Analisa Univariat
Tujuan dari analisis univariat adalah untuk mendeskripsikan
2) Analisa Bivariat
tingkat kecemasan yaitu skor 0-14 (artinya tidak ada kecemasan), skor
Odd Ratio (OR) satu atau lebih variabel yang melebihi 10%
DAFTAR PUSTAKA
Terapi Hemodialisa.
dan Pencegahannya.
Nadia. (2015). Kecemasan pada penderita gagal ginjal kronik . Kecemasan pada
Medika.
Raesita Rahmawati, P. (2017). Pengertian Gagal Ginjal Kronik. gaggal ginjal
kronik.
Tjekyan, S. (2014). Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik . Kidney
Disease Statistics.