ABSTRAK
ABSTRACT
Dari data di atas didapatkan bahwa bekerja disini adalah para pensiunan, ibu
jumlah responden laki-laki lebih banyak rumah tangga, dan pengangguran.
dari responden perempuan. Sebagian
responden berumur 45 – 64 tahun. Status Hipertensi Responden
Responden paling banyak berasal dari Diagnosis dan stadium hipertensi
Dusun Pasar. Sedangkan dari pekerjaan, yang didapatkan dari hasil pengukuran
responden paling banyak digolongkan tekanan darah berdasarkan JNC VII tahun
tidak bekerja, dimana yang termasuk tidak 2004.
Tabel 4. Distribusi Jenis Kelamin dan Kelompok Umur berdasarkan Diagnosis Hipertensi
Karakteristik Hipertensi Total
Ya Tidak
f % f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 16 38,1% 26 61,9% 42 100,0%
Perempuan 9 32,1% 19 67,9% 28 100,0%
Kelompok Umur
25 – 44 tahun 0 0,0% 20 100,0% 20 100,0%
45 – 64 tahun 14 40,0% 21 60,0% 35 100,0%
≥ 65 tahun 11 73,3% 4 26,7% 15 100,0%
Dari data di atas didapatkan bahwa mengalami hipertensi lebih besar daripada
prevalensi responden laki-laki yang responden perempuan. Didapatkan
kecenderungan semakin bertambah usia, semakin meningkat.
persentase angka kejadian hipertensi
Tabel 5. Distribusi Jenis Kelamin dan Kelompok Umur berdasarkan Kebiasaan Merokok
Karakteristik Merokok Total
Ya Tidak
f % f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 23 54,8 19 45,2 42 100,0
Perempuan 0 0,0 28 100,0 38 100,0
Kelompok Umur
25 – 44 tahun 5 25,0% 15 75,0% 20 100,0%
45 – 64 tahun 13 37,1% 22 62,9% 35 100,0%
≥ 65 tahun 5 33,3% 10 66,7% 15 100,0%
Dari data yang diperoleh, ini lebih besar dari Riskesdas Bali 2007
didapatkan responden yang memiliki dimana proporsi laki-laki yang merokok
kebiasaan merokok memiliki sebesar 35,5%. Sedangkan hasil serupa
kecenderungan lebih tinggi mengalami didapat pada penelitian di Siantan Hulu,
hipertensi daripada yang tidak merokok. Pontianak Utara dimana sebanyak 51%
laki-laki memiliki kebiasaan merokok.
PEMBAHASAN Pada distribusi berdasarkan kelompok
umur didapatkan responden yang berumur
Gambaran Kebiasaan Merokok 45 – 64 tahun mempunyai proporsi
Dari hasil penelitian didapatkan terbesar yang memiliki kebiasaan merokok
bahwa sebanyak 23 responden (32,9%) yaitu sebesar 37,1%, diikuti kelompok
mengaku memiliki kebiasaan merokok umur 65 tahun ke atas dengan proporsi
setiap hari. Hasil ini lebih besar daripada sebesar 33,3%. Hasil penelitian ini berbeda
hasil Riskesdas Bali 2007, dimana dengan hasil penelitian Riskesdas Bali
didapatkan 24,5% perokok di Kabupaten 2007 dimana proporsi terbesar perokok
Jembrana. Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan pada kelompok umur 65 tahun
sebesar 54,8% responden laki-laki ke atas sebesar 31,4%.3,9
memiliki kebiasaan merokok sedangkan Pada penelitian ini didapatkan
semua responden perempuan tidak ada bahwa 12 dari 23 responden (52,2%) yang
yang memilki kebiasaan merokok. Hasil merokok mengaku mulai merokok sekitar
umur 20 – 29 tahun. Hasil ini berbeda 2007 dimana hipertensi lebih sering pada
dengan hasil Riskesdas Bali 2007 dimana laki-laki dengan persentase 30,3% dan
52,8% perokok di Kabupaten Jembrana pada perempuan sebesar 27,9%, sedangkan
mulai merokok sekitar umur 10 – 19 tahun. data dari WHO tahun 2005 dan SKRT
Berdasarkan jenis rokok yang dihisap, tahun 2004 menunjukkan bahwa hipertensi
sebesar 60,9% responden yang merokok lebih banyak terjadi pada perempuan.
mengaku mengisap rokok dengan filter dan WHO menyatakan bahwa sebesar 37%
39,1% mengisap rokok tanpa filter. Hasil perempuan di dunia menderita hipertensi,
ini mendekati hasil Riskesdas Bali 2007 sedangkan pria hanya sebesar 28%.
dimana sebesar 59,5% perokok di Sedangkan hasil SKRT tahun 2004
Kabupaten Jembrana mengisap rokok menunjukkan kejadian hipertensi di
dengan filter, 23,4% mengisap rokok tanpa Indonesia pada perempuan sebesar 15,5%
filter, dan sisanya mengisap rokok jenis sedangkan pada laki-laki sebesar 12,2%.
lainnya. Dari hasil penelitian ini Hal ini mungkin disebabkan karena faktor
didapatkan 16 dari 23 responden (69,6%) stres lebih besar dialami oleh perempuan,
yang merokok merupakan perokok ringan khususnya faktor yang mempengaruhi
yaitu orang yang merokok kurang dari 10 pikiran ataupun perasaan.3,7,8
batang per hari, dan 7 dari 23 responden Pada distribusi berdasarkan
(30,4%) yang merokok merupakan kelompok umur didapatkan responden
perokok sedang yaitu orang yang merokok yang berumur 65 tahun ke atas menempati
antara 10 – 20 batang per hari. Didapatkan proporsi terbesar menderita hipertensi
pula rata-rata jumlah rokok yang dihisap yaitu sebesar 73,3%, diikuti oleh kelompok
responden sebanyak 6,52 batang atau jika umur antara 45 – 64 tahun sebesar 40%,
dibulatkan menjadi 7 batang per hari. Hasil dan pada kelompok umur 25 – 44 tahun
ini lebih kecil daripada hasil Riskesdas tidak didapatkan yang mengalami
Bali 2007 dimana didapatkan rata-rata hipertensi. Hasil ini jauh lebih besar
jumlah rokok yang dihisap orang di daripada hasil Riskesdas Bali 2007 dimana
Kabupaten Jembrana sebanyak 9,3 batang pada kelompok umur 65 tahun ke atas
atau jika dibulatkan menjadi 9 batang per didapatkan 55,4% yang mengalami
hari.3 hipertensi, sedangkan pada pada kelompok
umur 45 – 64 tahun mendekati hasil
Gambaran Kejadian Hipertensi Riskesdas Bali 2007 yaitu sebesar 41,7%.
Dari hasil penelitian didapatkan Jika diperhatikan didapatkan suatu
bahwa responden yang mengalami kecenderungan bahwa kejadian hipertensi
hipertensi sebesar 35,7%. Hasil ini lebih akan mengalami peningkatan seiring
besar daripada hasil Riskesdas Bali 2007, dengan bertambahnya umur seseorang.
dimana didapatkan 25% penduduk yang Dari angka hasil penelitian kami dan angka
mengalami hipertensi di Kabupaten hasil penelitian Riskesdas Bali 2007 juga
Jembrana. Berdasarkan klasifikasi tekanan dapat diketahui bahwa hipertensi mulai
darah, 35,7% responden memiliki tekanan sering terjadi pada umur 65 tahun ke atas.3
darah normal, 28,6% prahipertensi, 20% Kejadian hipertensi lebih sering
menderita hipertensi derajat 1, dan 15,7% terjadi pada umur 65 tahun ke atas karena
menderita hipertensi derajat 2. Dalam proses degenerasi yang pasti terjadi pada
penelitian ini didapatkan bahwa kejadian setiap orang. Proses degenerasi ini di
hipertensi lebih banyak terjadi pada laki- antaranya terjadi pada sistem
laki dengan proporsi sebesar 16 dari 42 kardiovaskular. Jadi, meskipun besarnya
responden (38,1%) dibandingkan pada angka kejadian hipertensi pada penelitian
perempuan dengan proporsi sebesar 9 dari ini hanya 35,7% tapi hipertensi ini adalah
28 responden (32,1%). Hasil penelitian ini kasus kronis yang akan meningkat seiring
mendekati hasil penelitian Riskesdas Bali bertambahnya umur. Dalam penelitian ini
meskipun jumlah responden yang termasuk pada dasarnya mengisap CO (karbon
kriteria normal lebih dari setengah jumlah monoksida) yang mempunyai kemampuan
sampel total, namun kejadian hipertensi mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat
tetap harus diwaspadai karena jumlah dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat
responden dengan tekanan darah yang dibanding oksigen. Sel tubuh yang
tergolong prahipertensi juga cukup banyak menderita kekurangan oksigen akan
yaitu sebanyak 20 responden (28,6%). berusaha meningkatkan yaitu melalui
kompensasi pembuluh darah dengan jalan
Gambaran Kejadian Hipertensi menciut atau spasme dan mengakibatkan
berdasarkan Kebiasaan Merokok meningkatnya tekanan darah. Asap rokok
Pada responden yang memiliki juga mengandung nikotin yang
kebiasaan merokok didapatkan menyebabkan perangsangan terhadap
kecenderungan menderita hipertensi. Dari hormon epinefrin (adrenalin) yang bersifat
hasil penelitian ini didapatkan bahwa memacu peningkatan frekuensi denyut
52,2% responden yang memiliki kebiasaan jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen
merokok menderita hipertensi, sedangkan jantung, serta menyebabkan gangguan
pada responden yang tidak memiliki irama jantung. Menurut kajian, resiko
kebiasaan merokok hanya 27,7% yang merokok menyebabkan hipertensi
menderita hipertensi. Hasil penelitian ini berkaitan dengan jumlah rokok yang
lebih besar dari hasil penelitian Riskesdas dihisap per hari, dan bukan pada lama
2007, dimana didapatkan 29,4% penduduk merokok. Seseorang yang merokok lebih
yang memiliki kebiasaan merokok di dari satu pak rokok sehari menjadi lebih
Indonesia menderita hipertensi, sedangkan rentan mendapat hipertensi. Zat-zat kimia
27,4% penduduk yang tidak merokok dalam rokok bersifat kumulatif (ditimbun),
menderita hipertensi. Hasil penelitian yang suatu saat dosis racunnya akan mencapai
dilakukan di Rumah Sakit Daerah Cepu titik toksis sehingga mulai kelihatan gejala
yang menyatakan bahwa semakin lama dan yang ditimbulkannya.13,14,15
semakin banyak jumlah rokok yang
dihisap, maka semakin berisiko seseorang PENUTUP
untuk mengidap hipertensi. Penelitian di
Kabupaten Deli Serdang (Sumatra Utara) Kesimpulan
tahun 2008, juga menyatakan bahwa orang Dari penelitian tentang gambaran
yang merokok memiliki risiko 2,2 kali kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi
(OR=2,2) lebih besar untuk mengidap di wilayah kerja Puskesmas Pekutatan I,
hipertensi daripada orang yang tidak Kecamatan Pekutatan, Kabupaten
merokok. Penelitian di Nagari Bungo Jembrana tahun 2013 dapat disimpulkan
Tanjung Kecamatan Batipuh tahun 2009, bahwa:
mempertegas penelitian sebelumnya, 1. Dilihat dari kebiasaan merokok, 32,9%
menyatakan bahwa orang yang merokok responden memiliki kebiasaan
memiliki risiko 6,9 kali (OR=6,9) lebih merokok, dimana semuanya berjenis
besar untuk mengidap hipertensi daripada kelamin laki-laki, dan paling banyak
orang yang tidak merokok.1,10,11,12 pada kelompok umur 45 – 64 tahun.
Rokok mengakibatkan Sebagian besar mengaku mulai
vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan merokok antara umur 20 – 29 tahun,
pembuluh di ginjal sehingga terjadi lebih banyak yang menghisap rokok
peningkatan tekanan darah. Merokok dengan filter, dan rata-rata menghisap
sebatang setiap hari akan meningkatkan 7 batang rokok setiap hari.
tekanan sistolik 10–25 mmHg dan 2. Pada penelitian ini didapatkan 35,7%
menambah detak jantung 5–20 kali per responden menderita hipertensi.
menit. Merokok secara aktif maupun pasif Prevalensi hipertensi lebih banyak
terjadi pada laki-laki dan pada Kematian Nomor Tiga. (online).
kelompok umur 65 tahun ke atas (http://www.depkes.go.id/index.php/be
(73,3%). Penelitian ini juga rita/press-release/810-hipertansi-
mendapatkan bahwa sebagian besar penyebab-kematian-nomor-tiga.html).
responden termasuk kriteria tekanan 2010. Diakses 13 Maret 2013.
darah normal dan prahipertensi. 3. Laporan Riset Kesehatan Dasar
3. Pada responden yang memiliki (RISKESDAS) 2007 Provinsi Bali.
kebiasaan merokok didapatkan Jakarta: Badan Penelitian dan
kecenderungan menderita hipertensi. Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
Kelemahan Penelitian 4. Martin, T. Smoking and
Penelitian yang kami lakukan Atherosclerosis. (online).
memiliki beberapa kekurangan, di (http://quitsmoking.about.com/od/heart
antaranya: hasil pengukuran tekanan darah disease/a/atherosclerosis.htm). 2011.
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, pengaruh Diakses 17 Maret 2013.
emosi, maupun karena faktor makanan 5. Centers for Disease Control and
atau minuman yang dikonsumsi sebelum Prevention (CDC). Adult Cigarette
pengukuran; beberapa responden kurang Smoking in the United States: Current
terbuka dalam menjawab pertanyaan saat Estimate. (online).
diwawancara mengenai kebiasaan (http://www.cdc.gov/tobacco/data_stati
merokok; dan sampel kurang stics/fact_sheets/adult_data/cig_smokin
menggambarkan kondisi di wilayah kerja g). 2010. Diakses 17 Maret 2013.
Puskesmas Pekutatan I karena hanya 6. Nusantaraku. 10 Negara dengan
diambil dari satu desa saja. Jumlah Perokok Terbesar di Dunia.
(online).
Saran (http://nusantaranews.wordpress.com/2
Berdasarkan hasil penelitian ini, 009/05/31/10-negara-jumlah-perokok-
maka saran yang dapat penulis sampaikan terbesar-di-dunia). 2009. Diakses 17
antara lain sebagai berikut: Maret 2013.
1. Perlu dilakukan pemeriksaan tekanan 7. Profil Kesehatan Indonesia 2008.
darah rutin setiap bulan terutama Jakarta: Departemen Kesehatan
ditujukan pada umur 45 tahun ke atas. Republik Indonesia. 2009.
2. Memberikan informasi kepada 8. Madhur, MS., (2013). Medscape
masyarakat bahwa orang yang Reference: Hypertension. (online).
memiliki kebiasaan merokok memiliki (http://emedicine.medscape.com/article
kecenderungan untuk menderita /241381-overview). 2013. Diakses 13
hipertensi. Maret 2013.
3. Dapat dipertimbangkan penelitian lebih 9. Hengli. Hubungan antara Merokok dan
lanjut mengenai hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian
kebiasaan merokok terhadap kejadian Hipertensi pada Pria di Wilayah
hipertensi pada masyarakat. Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan
Pontianak Utara. 2013.
DAFTAR PUSTAKA 10. Suheni Y. Hubungan antara kebiasaan
Merokok dengan Kejadian Hipertensi
1. Rahajeng, E. dan Tuminah, S. pada Pria Usia 40 Tahun ke atas di
Prevalensi dan Determinannya di Badan Rumah Sakit Daerah CEPU.
Indonesia. Jakarta: Maj Kedokt Indon. Universitas Negeri Semarang. 2007.
2009. Volum: 59, Nomor: 12. (Skripsi).
2. Departemen Kesehatan Republik 11. Rosalina. Analisa determinan
Indonesia. Hipertensi Penyebab Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja
Tiga Puskesmas Kabupaten Deli 14. Price, SA. and Wilson LM.
Serdang. Sekolah Pasca Sarjana Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
UniversitasSumatra Utara. 2008. Proses Perjalanan Penyakit, 6th ed.
(Tesis). Gangguan Sistem Kardiovaskular.
12. Syukraini I. Analisis Faktor Risiko Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Hipertensi pada Masyarakat Nagari EGC. 2006. 517-688.
Bungo Tanjung, Sumatera Barat. 2009. 15. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari
(Skripsi). Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan
13. Sitepoe, M. Usaha Mencegah Bahaya Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit
Merokok. Cetakan I. Jakarta: PT. Buku Kedokteran EGC. 2001. 297-
Gramedia Widiasarana Indonesia. 340.
1997.