PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang
umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal
dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang
sangat cepat, terjadi dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari. Gagal Ginjal
Kronis (GGK) adalah suatu sindrom klinis disebabkan penurunan fungsi ginjal
yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, serta bersifat
Renal Registry (2015) angka kejadian gagal ginjal di dunia secara global lebih
dari 500 juta orang dan yang harus hidup dengan menjalani hemodialisis sekitar
1,5 juta orang. Berdasarkan data (Indonesian Renal Registry, 2015), tercatat
30.554 pasien aktif dan 21.050 pasien baru yang menjalani terapi hemodialisis.
Renal Registry, 2015), karena hipertensi (44%), penyakit diabetik mellitus atau
Nefropati Obstruksi (5%), karena Asam Urat (1%) , penyakit Lupus (1%) dan
penyebab lainnya (8%) (Kurniawati & Asikin, 2018). Di RSUD Bali Mandara
berdasarkan data rekam medik jumlah pasien yang menjalani hemodialisa
sebanyak 1.124 pasien tahun 2019 dan 918 pasien dari Januari-Maret tahun 2020.
bukan hal yang mudah bagi individu yang menderita gagal ginjal kronik. Pasien
seumur hidupnya akan bergantung pada alat dialisa untuk menggantikan fungsi
satusatunya cara untuk dapat bertahan hidup sedangkan pengobatan lain seperti
transplantasi ginjal masih terbatas karena banyak kendala yang harus dihadapi,
diantaranya ketersediaan donor ginjal, teknik operasi dan juga perawatan pada
pengobatan yang tersedia, banyak yang memilih untuk ditempatkan pada dialisis.
Pasien dengan gagal ginjal menghadapi banyak tantangan karena mereka kondisi
yang dapat membuat mereka merasa lelah dan tertekan (Wahyuni, Miro, &
Kurniawan, 2018).
menggunakan mesin ginjal buatan. Prinsip dari hemodialisis ini adalah dengan
membersihkan dan mengatur kadar plasma darah yang nantinya akan digantikan
oleh mesin ginjal buatan.. Terapi pengganti ginjal buatan hemodialisa salah satu
tindakan pada manajemen pasien gagal ginjal akut, intoksikasi obat atau bahan
kimia dan penyakit ginjal kronis tahap akhir atau gagal ginjal terminal. Terapi
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa
fundamental atas cara pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal kronis itu
sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni et al., 2018) didapatkan tujuh
belas pasien (54,8%) yang menjalani hemodialisis kurang dari dua belas bulan dan
empat diantaranya memiliki kualitas hidup yang baik dan tiga belas lainnya
memiliki kualitas hidup yang buruk. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,022
dengan diabetes melitus. Kata kunci: penyakit ginjal kronik, hemodialisis, kualitas
selama 4-5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu pada interval 2 hari diantara
Zulfachmi, & Anggraheny, 2014) didapatkan bahwa 50% responden yang belum
wawancara dengan 5 orang pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa dan 3
mereka sering merasa tidak berdaya dalam menjalani kehidupan karena proses
menjalani hemodialisa lebih dari 2 tahun didapatkan bahwa secara fisik mereka
Berbagai masalah yang dialami pasien yang menderita gagal ginjal kronik
hidup yang lebih baik. Berbagai penelitian tentang hemodialisa dan kualitas hidup
pasien memberikan gambaran penting bagi peneliti untuk mengkaji lebih dalam
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada Hubungan Lama
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bali Mandara
D. Manfaat Penelitian
acuan bagi perawat di institusi pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam
terapi hemodialisa karena terkait dengan kualitas hidup pasien itu sendiri.
selanjutnya khususnya yang terkait kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian GGK
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan –
Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual,
muntah, pusing, sesak nafas, rasa Lelah, edema pada kaki dan tangan serta
uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau Tes Kliren
2016). Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan faal ginjal yang
dan progresif. Adapun GGT (Gagal Ginjal Terminal) adalah fase terakhir
dari Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan faal ginjal sudah sangat buruk.
Kedua hal tersebut bisa dibedakan dengan tes klirens kreatinin (Irwan,
2016).
2. Etiologi GGK
3. Gejala GGK
ginjal sehat akan mengambil alih tugas dan pekerjaan jaringan ginjal yang
jaringan ginjal yang rusak mencapai 75 -85 % maka daya kompensasi tak
penurunan zat – zat yang tak bisa dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal yang
sakit. Gagal ginjal pada tahap awal akan tidak disadari oleh penderitanya,
karena gejalanya umumnya tidak Nampak. Tetapi ada pula gejala yang
akan dirasakan pada saat sakit ginjal. Berikut ini merupakan beberapa
gejala yang dapat dirasakan ketika mengalami gagal ginjal adalah sesak
nafas, urin berbau, kencing darah, pembengkakan dan mudah lelah (Irwan,
2016). Untuk gejala yang dialami oleh penderita Gagal Ginjal Kronik
a. Gastrointestinal
Nafsu makan menurun, anoreksia, pendarahan gastrointestinal, mual,
konstipasi.
b. Kulit
c. Kardiovaskuler
jantung kongestif.
d. Darah
e. Neurologi
4. Pencegahan GGK
salah satu jenis penyakit tidak menular yang memiliki angka cukup tinggi,
yang meliputi :
ginjal.
c. Minumlah banyak air setiap harinya. Air adalah salah satu komponen
Selain itu, air juga bisa berguna dalam membantu untuk mengeluarkan
serta konsentrasi darah. Selain itu air juga bisa berguna dalam
tubuh.
satu fungsi yang paling utama yang dimiliki ginjal. Disaat proses
urin, tetapi rasa ingin buang air kecil akan dirasakan di saat kandung
kemih sudah mulai penuh sekitar 120 – 250 ml urin. Sebaiknya jangan
pernah menahan buang air kecil. Hal ini akan berdampak besar dari
B. Hemodialisis
1. Pengertian Hemodialisis
komposisi solute darah oleh larutan lain (cairan dialisat) melalui membran
pangkat hidrogen (PH) sudah tidak normal lagi dan penderita biasanya
merasa tidak sehat. Indikasi dilakukan tindakan dialisis adalah pasien gagal
ginjal dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) <15 mL/menit, pasien dengan
atau TKK/LFG <5 mL/menit walau tanpa gejala. Pada TKK/LFG < 5
2. Adekuasi hemodialisis
menjadi lebih baik, dan dapat menjalani hidup yang lebih panjang meskipun
mendapatkan hasil yang adekuat pada pasien gagal ginjal yang menjalani
darah yang menurun (Urea Reduction Ratio) dan rasio antara jumlah darah
lebih dari sama dengan 1,2 untuk yang menjalani hemodialisis 3 kali dalam
faktor seperti bersihan ureum yang tidak optimal, waktu dialisis yang
a. Time of dialisis
waktu tiap kali hemodialisis adalah 5-6 jam, sedangkan bila dilakukan 3
b. Interdialytic time
dilakukan 3 kali/minggu dengan durasi 4-5 jam setiap sesi, akan tetapi
Adalah besarnya aliran dialisat yang menuju dan keluar dari dialiser
e. Clearance of dialyzer
darah dari cairan dan zat terlarut, dan besarnya klirens dipengaruhi oleh
bahan, tebal, dan luasnya membran. Luas membran berkisar antara 0,8-
hemodialisis.
dialisis (Pd) dan kompartemen darah (Pb) yang diperlukan agar terjadi
proses ultrafiltrasi. Nilainya tidak boleh < kurang dari -50 dan Pb harus
C. Kualitas Hidup
1. Pengertian
kehidupan dalam konteks budaya dan nilai sistem di mana mereka tinggal
individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan
Ginjal Kronis
a. Umur
umur. Penderita GGK usia muda akan mempunyai kualitas hidup yang
lebih baik oleh karena biasanya kondisi fisiknya yang lebih baik
dibanding yang berusia tua. Penderita yang dalam usia produktif merasa
hidup yang tinggi, sementara yang sudah berusia tua lebih menyerahkan
b. Jenis Kelamin
c. Status Nutrisi
prosedur hemodialisa.
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
seseorang yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan
untuk memperoleh penghasilan yaitu upah atau gaji baik berupa uang
tranportasi.
yang ada dan merasa sedih dengan kejadian yang dialami sehingga
g. Anemia
suplai darah merah yang sehat, volume sel darah merah, dan atau
h. Hipertensi
zat obat dan alat bantu medis, energi dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit
konsentrasi.
aktivitas seksual.
seksual
yang meliputi persepsi fisik, psikologi dan hubungan sosial pasien antara
berisi 26 buah pertanyaan, terdiri dari 5 skala poin. Pada setiap pertanyaan
karena pertanyaan bersifat negatif maka memilih jawaban mulai skor 5 yang
berarti sangat sangat memuaskan, sampai dengan 1 yang berarti sangat tidak
memuaskan.
D. Kerangka Teori
Stressor psikologis
Stressor Fisik a. Pembatasan cairan
a. Hipotensi Hemodialisa b. Pembatasan
b. Kram Otot Jangka Panjang konsumsi makanan
c. Gatal c. Gangguan tidur
d. Anemia d. Pembatasan waktu
dan tempat bekerja
Faktor Yang e. Lamanya
Komplikasi
Mempengaruhi hemodialisis
Kualitas Hidup : f. Faktor ekonomi
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Status Nutrisi Kualitas Hidup Aspek - Aspek
d. Pendidikan Kualitas Hidup :
Pasien Gagal Ginjal
e. Pekerjaan a. Kesehatan Fisik
Kronik
f. Lama menjalani b. Kesejahteraan
Hemodialisa Psikologi
g. Anemia c. Hubungan Sosial
h. Hipertensi d. Hubungan dengan
Lingkungan
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap lainnya dari masalah yang akan diteliti sesuai dengan tujuan
menjalani hemodialisa dengan kualitias hidup pasien gagal ginjal kronik (Setiadi,
2013).
Keterangan:
Komponen penelitian
Alur berpikir
telah dirumuskan Hipotesis dalam penelitian keperawatan terdiri atas hipotesis nol
(H0 atau tidak terdapat pengaruh) dan hipotesis alternatif (Ha atau ada hubungan)
(Setiadi, 2013). Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha). Ada
hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitias hidup pasien gagal ginjal
kronik.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah komponen atau faktor yang berkaitan satu sama
dipengaruhi oleh veriabel yang lain (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah kualitias hidup pasien gagal ginjal
kronik.
2. Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengambilan data hanya sekali dalam satu waktu tertentu hingga jumlah sampel
1. Populasi
Mandara dalam 3 bulan terakhir (Januari, Februari dan Maret) sebanyak 121
orang.
= N
1+ N(d)2
= 121
1+121(0.05)2
= 121
1 + 0,3025
= 93 responden
3. Sampel
penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
a. Kriteria Inklusi
suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Setiadi, 2013).
yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab (Setiadi,
2013). Adalah karakter sampel yang tidak dapat dimasukkan atau tidak
<1 bulan
1. Tempat Penelitian
Mandara
2. Waktu Penelitian
D. Etika Penelitian
berhubungan langsung dengan manusia oleh sebab itu, etika penelitian harus
diperhatikan. Sebelum melaksanakan penelitian dilalukan uji etik di Stikes
1. Informed Consent
consent dan jika responden tidak bersedia maka peneliti menghormati hak
responden tersebut.
2. Anonimity
lembar alat ukur dan hanya menuliskan nama inisial pada lembar
3. Confidentiallity
dua bagian. Bagian pertama berisi kode responden, jenis kelamin, umur,
instrumen WHOQOL-100. Kedua instrumen ini dibuat oleh tim dari World
BREF adalah alat ukur yang valid (r= 0.89-0.95) dan reliable (R= 0.660.87).
pertanyaan. WHOQOL– BREF terdiri dari dua bagian yang berasal dari
kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum, dan satu bagian
menilai WHOQOL– BREF, maka ada empat domain yang digabungkan yaitu
berdasarkan pada skala Likert lima poin (1-5) yang fokus pada intensitas,
tingkatan dimana status atau situasi yang dialami individu. Skala respon
kapasitas mengacu pada kapasitas perasaan, situasi atau tingkah laku. Skala
respon frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari situasi
atau tingkah laku. Skala evaluasi mengacu pada taksiran situasi dari situasi,
kapasitas atau tingkah laku (Koesmanto, 2013). Pertanyaan nomor 1 dan 2
4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Domain 2 - Psikologis ada pada pertanyaan nomor 5,
6, 7, 11, 19, dan 26. Domain 3 - Hubungan sosial ada pada pertanyaan nomor
20, 21, dan 22. Domain 4 - Lingkungan ada pada pertanyaan nomor 8, 9, 12,
13, 14, 23, 24, dan 25. Instrumen ini juga terdiri atas pertanyaan positif, kecuali
pada tiga pertanyaan yaitu nomor 3,4, dan 26 yang bernilai negatif. Pada
penelitian ini skor tiap domain (raw score) ditransformasikan dalam skala 0-
1. Cara Administratif
responden.
2. Cara Teknis
Pasien yang datang ke ruang Hemodialisa RSUD Bali Mandara akan
G. Pengolahan Data
1. Editing
pengukuran kadar gula darah sehingga tidak akan menimbulkan data yang
2. Coding
Tinggi) dst.
3. Entry
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
menghitung mean, median, mode dan standar deviasi (SD) (Setiadi, 2013).
2. Analisis Bivariat
variabel. Pada tahap ini diteliti hubungan antara dua variabel yang meliputi
ginjal kronik
DAFTAR PUSTAKA
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018). Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 42–50.
https://doi.org/10.25077/jka.v7i1.778
Mayuda, A., Chasani, S., & Saktini, F. (2017). Hubungan Antara Lama
Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik (Studi
Di RSUP Dr.Kariadi Semarang).
Smeltzer, S. C. O., & Bare, B. G. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Wahyuni, P., Miro, S., & Kurniawan, E. (2018). Hubungan Lama Menjalani
Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik dengan
Diabetes Melitus di RSUP Dr. M Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas,
7(4), 480. https://doi.org/10.25077/jka.v7i4.905
Widyastuti, R., Butar-butar, W., & Bebasari, E. (2014). Korelasi Lama Menjalani
Hemodialisis Dengan Indeks Masa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik DI
RSUD Arifin Achamad Povinsi Riau pada Bulan Mei Tahun 2014. Jom FK,
1(2), 1–12.