Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah M : Keperawatan Medikal Bedah I

Nama Dosen : Ns. Sry Wahyuni, S.Kep.,M.M.Kes.,M.Kep;

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

DI SUSUN

OLEH

KELOMPOK 1

1. ANHARI SAHDI 6. DESI FITTORIA


2. ABDUL WAHAB 7. ERSIN
3. AINUN AMALIA 8. FEBRIANTY
4. AYU ASHARI 9. FENSKA
5. COSRIDA SARI 10. HURIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI”. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas hematologi teori.

Dalam makalah ini dibahas materi dan penjelasan tentang darah, mulai
dari pengertian darah, volume darah, komposisi darah, fungsi darah dan fungsi
sel-sel darah yang juga dilengkapi dengan gambar-gambar tentang materi tersebut.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk


pembaca bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi
B. Komposisi Darah
C. Fungsi Darah
D. Nilai Normal Darah Dan Fungsinya

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar
oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut
karbondioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia
terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. sistem
peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.

Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai
bahan antara sel-sel itu sendiri. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua
makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang nerfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan darah?
2. Bagaimana komposisi darah pada manusia?
3. Bagaimana fungsi sel-sel darah?
4. Apa fungsi darah bagi manusia?
5. Berapa nilai normal darah manusia dan fungsinya?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian darah
2. Untuk mengetahui komposisi darah pada manusia
3. Untuk mengetahui fungsi sel-sel darah
4. Untuk mengetahui fungsi darah bagi manusia
5. Untuk mengetahui nilai normal darah manusia dan fungsinya
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai
bahan antara sel-sel itu sendiri (Sherwood L, 2001). Darah adalah suatu suspensi
partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit dan
merupakan suatu medium pertukaran antara sel yang terfikasi dalam tubuh dan
lingkungan luar (Price dan Wilson, 2005). (Desmawati, 2013).

Darah adalah medium pengangkut tempat larutnya atau tersuspensinya bahan-


bahan (misalnya O2, CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan
diangkut jarak jauh di dalam tubuh.( (Ns. Suarnianti., 2016)

B. KOMPOSISI DARAH

Darah terdiri dari sekitar 45% komponen sel dan 55% plasma. Komponen sel
tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping
darah (trombosit). Sel darah merah berjumlah 99% dari total komponen sel;
sisanya 1% sel darah putih dan platelet. Plasma terdiri dari air 90%, dan 10%
sisanya dari protein plasma, elektrolit, gas terlarut, berbgaai produk sampah
metabolisme, nutrien, vitamin, dan kolesterol. Protein plasma terdiri dari albumin,
globulin, dan fibrinogen. Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak
dan membantu mempertahankan tekanan osmotik plasma dan volume darah.
Globulin mengikat hormon yang tidak larut dan sisa plasma lainnya agar dapat
larut. Proses ini memungkinkan zat-zat pentingterangkut di dalam darah dari
tempat asalnya yang dibawa berikatan dengan protein plasma termasuk hormon
tiroid, besi, fosfolipid, bilirubin, hormon steroid, dan kolesterol. Protein globulin
lainnya, imunoglobin adalah antibodi yang ada di dalam darah untuk melawan
infeksi. Fibrinogen merupakan komponen penting dalam proses pembekuan
darah. (Corwin, 2009)

1. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)


Darah terdiri dari tiga jenis elemen selular diantaranya eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keping darah) yang membentuk
suspensi di dalam cairan plasma.volume darah yang 5 hingga 5,5 liter pada orang
dewasa terdiri dari 42% hingga 45% eritrosit, kurang dari 1% leukosit dan
trombosit, dan 55% hingga 58% plasma. Presentase volume darah total yang
ditempati oleh eritrosit disebut hemokrit. (Ns. Suarnianti., 2016)

Gambar: jenis-jenis sel darah normal

Plasma adalah suatu cairan kompleks yang terdiri dari 90% air yang berfungsi
sebagai medium transpor untuk bahan-bahan yang dibawa oleh darah. Konstituen
inorganik plasma yang paling banyak adalah Na+ dan Cl, sedangkan konstituen
organik yang paling banyak adalah protein plasma. Semua konstituen plasma
dapat berdifusi bebas melintasi dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap
berada di dalam plasma, tempat mereka melakukan berbagai fungsi penting.
Protein plasma mencakup albumin, globulin (α, β dan γ), dan fibrinogen. (Ns.
Suarnianti., 2016)

Apabila elemen seluler diambil dari darah, bagian cairan yang tersisa
dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein, dan zat lain.
Apabila plasma dibiarkan membeku, sisa cairan yang tertinggal dinamakan serum.
Serum mempunyai kandungan yang sama dengan plasma, kecuali kandungan
fibrinogen dan beberapa faktor pembekuan. (Muttaqin, 2009)
Protein Plasma. Protein plasma tersusun terutama oleh labumin dan globulin.
Globulin tersusun atas fraksi alfa, beta, dan gama yang dapat dilihat dengan uji
laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein. Masing-masing kelompok
disusun oleh protein tertentu. (Muttaqin, 2009). Di dalam plasma darah terdapat
beberapa protein terlarut, yaitu:

a. Gama Globulin. Gama globulin yang tersusun terutama oleh antibodi


dinamakan imunoglobulin. Protein ini dihasilkan oleh limfosit dan sel
plasma. Protein plasma yang berperan penting dalam fraksi alfa dan beta
adalah globulin transpor dan faktor pembekuan yang dibentuk di hati.
Globulin transpor membawa berbagai zat dalam bentuk terikat sepanjang
sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin, membawa tiroksin, dan
transferin membawa besi. Faktor pembekuan, termasuk fibrinogen, tetap
dalam keadaan tidak aktif dalam plasma darah diaktivasi pada reaksi
tahap-tahap pembekuan. (Muttaqin, 2009)
b. Albumin. Albumin terutama penting untuk pemeliharaan volume cairan
dalam sistem vaskuler. Dinding kapiler tidak permeabel terhadap albumin,
sehingga keberadaannya dalam plasma menciptakan gaya onkotik yang
menjaga cairan dalam rongga vaskuler. Albumin yang dihasilkan oleh hati,
memiliki kapasitas mengikat berbagai zat yang ada dalam plasma. Dalam
hal ini, albumin berfungsi sebagai protein transpor untuk logam, asam
lemak, bilirubin, dan obat-obatan di antara zat lainnya. (Muttaqin, 2009)

2. Bagian Padat Darah (Korpuskuler)

Bagian padat darah (Korpuskuler) terdiri dari tiga bagian yaitu:

a. Sel darah merah (eritrosit)


Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram bikonkaf yang
tidak berinti da berdiameter sekitar 8 µm. Namun sangat fleksibel,
sehingga mampu melewati kapiler yang diameternya 4 µm. Tebal bagian
tepi 2 µm, pada bagian tengah tebalnya hanya 1 µm atau kurang.
(Muttaqin, 2009)
Membran sel darah merah sangat tipis, sehingga gas seperti
oksigen dan karbondioksida dapat dengan mudah nerdifusi melaluinya. Sel
darah merah dewasa terdiri atas hemoglobin, yang menyusun sampai 95%
massa sel. Sel ini tidak mempunyai inti dan hanya sedikit memiliki enzim
metabolisme dibandingkan sel lainnya. Adanya sejumlah besar
hemoglobin memungkinkan sel ini menjalankan fungsi utamanya, yaitu
sebagai alat pengangkut oksigen antara paru dan jaringan. (Muttaqin,
2009).
Terdapat sekitar 200-300 hemoglobin dalam setiap sel darah
merah. Setiap molekul hemoglobin dibentuk oleh empat rantai protein
(globin). Globin mengikat kelompok heme yang mengandung inti besi.
Pada laki-laki yang sehat, setiap 100 ml darah mengandung 14-16 g
hemoglobin. Wanita lebih sedikit, yaitu sekitar 12-14 g. Anemia terjadi
ketika kadar hemoglobin menurun hingga kurang dari 10 g per 100 ml
darah. jumlah rata-rata sel darah merah dalam darah adalah 5.500.000
sel/mm3. (Black, 2014)
Produksi eritrosit disebut dengan eritropoiesis.waktu hidup
eritrosit berkisar 105-120 hari. Ketika eritrosit menua, sel ini akan sangat
rapuh dan akan segera pecah. Hemoglobin akan terlepas dan
meninggalkan membran sel yang kosong (“sel hantu”), sel ini kemudian
akan difagositosis oleh makrofag dalam hati, limpa, nodus limfa, dan
sumsum tulang. Hemoglobin akan dipecah menjadi heme (besi dan
porfirin) dan globin (rantai polipeptida). Besi dari pecahan heme kembali
ke hati, limpa, dan sumsum tulang untuk membentuk ulang hemoglobin.
(Black, 2014)
Jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta/mm2 darah pada rata-rata
orang dewasa. Darah merah berumur 120 hari, keseimbangan tetap
dipertahankan antara kehilangna dan penggantian sel darah setiap hari.
Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein, suatu
eritropoetin yang berasal dari ginjal. Pembentukan eritropoetin
dipengaruhi oleh hipoksia jaringan (kurangnya kadar oksigen dalam
darah). (Muttaqin, 2009)
Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mitokondria,
atau ribosom. Sel darah merah tidak dapat bereproduksi atau melakukan
fosforilasi oksidatif sel atau sintesis protein. Sel darah merah mengandung
protein hemoglobin, yang mengangkut sebagian besar ruang intrasel
eritrosit. Sel darah merah diproduksi didalam sumsum tulang yang
berespons terhadap faktor pertumbuhan hemopoietik, terutama
eritropoietin, dan memerlukan zat besi, asam merah hampir matang, sel
akan dilepaskan keluar dari sumsum tulang, dan mencapai fase matang di
dalam aliran darah, dengan masa hidup sekitar 120 hari. Selanjutnya, sel
ini akan mengalami disintegrasi dan mati. Sel-sel darah merah yang mati
diganti sel-sel baru yang dihasilkan dari sumsum tulang. Jika sel darah
merah yang mati dalam jumlah berlebihan, sel darah merah yang belum
matang akan meningkatkan kadar retikulosit yang bersirkulasi yang
dikenali sebagai salah satu jenis anemia. (Corwin, 2009)
b. Sel darah putih (Leukosit)
Leukosit dibagi dalam dua kategori, yaitu granulosit dan sel
mononuklear (agranulosit). Dalam darah normal, jumlah total leukosit
adalah 5.000 sampai 10.000 sel/mm3. Sekitar 60% di antaranya adalah
granulosit dan 40% sel monomuklear. Leukosit dengan mudah dapat
dibedakan dari eritrosit dengan adanya inti, ukurannya yang besar, dan
perbedaan kemampuan mengikat warna. (Muttaqin, 2009)
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
1) Granulosit. Granulosit ditentukan oleh adanya granula dalam
sitoplasmanya. Diameter granulosit biasanya dua sampai tiga kali
eritrosit. Granulosit dibagi dalam tiga bagian, yang ditandai dengan
perbedaan kemampuannya mengikat warna. (Muttaqin, 2009)
 Neutrofil dengan granula yang berwarna ungu pucat.
Neutrofil dalam sirkulasi dibagi atas kelompok sirkulasi
dan kelompok marjinal (sel-sel darah putih yang terletak
sepanjang dinding kapiler). Dengan gerakan seperti amuba,
neutrofil bergerak dengan cara diapedesis dari kelompok
marjinal untuk masuk ke dalam jaringan dan membran
mukosa. Sel-sel ini bekerja sebagai sistem pertahanan
primer tubuh untuk melawan infeksi bakteri. Metode
pertahanannya adalah dengan proses fagositosis. Diduga
ada suatu sistem umpan balik negatif untuk menghambat
produksi dan pelepasan neutrofil ketika sudah ada sejumlah
neutrofil. (Muttaqin, 2009)
Neutrofil Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit,
mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-
pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/granula,
banyaknya 60%-50%. (Desmawati, 2013)
 Eosinofil memiliki granula berwarna merah terang dalam
sitoplasmanya. Eosinofil mempunyai fungsi fagosit lemah yang
tidak dipahami secara jelas. Mereka kelihatannya berfunsi pada
reaksi antigen-antibodi dan meningkat pada serangan asma,
reaksi obat-obatan, dan investasi parasit tertentu. (Muttaqin,
2009)
Eusinofil. Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan
neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar,
banyaknya kira-kira 24%. (Desmawati, 2013)
 Basofil granulanya berwarna biru. Basofil membawa heaprin.
Faktor-faktor pengaktifan histamin dan platelet dalam granula-
granulanya untuk menimbulkan peradangan. (Muttaqin, 2009)
Basofil. Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti
yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat
granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari
sumsum merah, fungsinya tidak diketahui. (Desmawati,
2013)

2) Leukosit tidak bergranula (Agranulosit)


 Monosit. Monosit dilepaskan sumsum tulang ke dalam
sirkulasi dalam kondisi sel fagosit hipoaktif. Setelah
menempel pada endotel limpa, sumsum tulang, dan hati
atau setelah berpindah dari darah menuju paru, jaringan ikat
atau jaringan limfoid, sel ini berubah menjadi makrofag
dengan fungsi fagosistosis penuh. Sel ini merupakan bagian
dari RES dan bertanggung jawab dalam menghancurkan
substansi asing yang memasuki tubuh. (Black, 2014)
Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar
dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya
34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya
lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik
kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya
lembayung muda. (Desmawati, 2013)
 Limfosit. Pada bentuk matur, limfosit dibagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan penanda permukaan dan fungsinya,
yaitu (1) beberaoa limfosit diprogram di timus untuk
menjadi sel T, sel T merupakan dasar dari respons imun
yang dimediasi komponen imun seluler yang berfungsi
untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen
intraseluler fakultatif dan obligat, jamur, serta virus; (2)
lainnya diprogram di sumsum tulang menjadi sel B, fungsi
sel B pada respons imun dimediasi antibodi yang membantu
untuk mempertahankan tubuh dari infeksi bakteri, toksin
bakteri dan beberapa jenis virus; (3) beberapa limfosit yang
tidak menjadi sel B atau sel T adalah sel NK (natural killer
cells), sel NK menyusun 5-10% limfosit dalam sirkulasi.
(Black, 2014)
Limfosit. Macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan
RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan
kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan
intinya besar, banyaknya kira-kira 20%-15% dan fungsinya
membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam
jaringan tubuh. (Desmawati, 2013)
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel progenitor.
Pada proses diferensiasi selanjutnya, sel-sel progenitor menjadi golongan
yang tidak bergranula yaitu, limfosit T dan B, monosit, dan makrofag, atau
golongan yang bergranula yaitu neutrofil, basofil, dan eosinofil. Peran sel
darah putih adalah untuk mengenali dan melawan mikroorganisme pada
reaksi imun, dan untuk membantu proses peradangan dan penyembuhan.
Trombosit, yang merupakan fragmen sel sumsum tulang, berperan penting
dalam proses pengendalian perdarahan. Selain itu, sel-sel ini sering
bekerja sama dengan sel darah putih dalam proses peradangan dan
penyembuhan. (Corwin, 2009)
Jenis sel darah putih
Limfosit B dibentuk di dalam sumsum tulang kemudian
bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen yang telah diprogram
untuk mengenali antigen tersebut. Pada tahap ini, limfosit B mengalami
pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan
antibodi. (Corwin, 2009)
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang selama
migrasi menuju ke timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini
bersirkulasi dalam darah atau disimpan dalam jaringan limfatik sampai
bertemu dengan antigen-antigen yang mereka telah diprogram untuk
mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigen, sel-sel ini menghasilkan
zat kimia yang menghancurkan mikroorganisme dan memberi informasi
ke sel darah putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi. (Corwin, 2009)
Monosit dibentuk di sumsum tulang, dan masuk ke dalam sirkulasi
dalam bentuk imatur. Di area terjadinya cedera atau infeksi monosit
meninggalkan darah dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag
setelah masuk ke jaringan. (Corwin, 2009)
Makrofag dapat tetap tersimpan di dalam jaringan, atau digunakan
dalam reaksi peradangan segera setelah sel ini matang. (Corwin, 2009)
Neutrofil, basofil dan eosinofil adalah sel-sel darah putih
bergranular yang membantu respons peradangan. Makrofag, neutrofil,
basofil dan eosinofil berfungsi sebagai fagosit, yaitu sel yang mencerna
dan menghancurkan mikroorganisme dan sel debris yang berakumulasi.
Meskipun fungsi basofil belum jelas, basofil bekerja seperti sel mast yang
mengeluarkan peptida vasoaktif, yang menstimulasi respons inflamasi.
(Corwin, 2009)
c. Trombosit

Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2µm-4µm yang


terdapat dalam sirkulasi plasma darah. oleh karena dapat mengalami
disintegrasi cepat dan mudah, jumlahnya selalu berubah antara 200.000
dan 400.000/mm3 darah, bergantung pada jumlah yang dihasilkan,
bagaimana digunakan, dan kecepatan kerusakan. Dibentuk oleh
fragmentasi sel raksasa sumsum tulang, yang disebut megakoariosit.
Produksi trombosit diatur oleh trombopoetin. (Muttaqin, 2009)
Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan.
Apabila terjadi cedera vaskular, trombosit mengumpul pada tempat cedera
tersebut. Substansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah
lainnya menyebabkan trombosit menempel satu sama lain, dan
membentuk tambalanatau sumbatan yang dapat menghentikan perdarahan
untuk sementara. Substansi lain dilepaskan dari trombosit untuk
mengaktivasi faktor pembekuan dalam plasma darah. (Muttaqin, 2009)
C. Fungsi Darah

Secara umum fungsi darah adalah:

1. Transport internal
Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme.
a) Respirasi, gas oksigen dan karbondioksida oleh hemoglobin dalam sel
darah merah dan plasma, kemudian terjadi pertukaran gas di paru-paru.
b) Nutrisi, nutrien/zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian dibawa dalam
plasma ke hati dan jaringan-jaringan lain yang digunakan untuk
metabolisme.
c) Sekresi, hasil metabolisme dibawa plasma ke dunia luar melalui ginjal.
d) Mempertahankan air, elektrolit dan keseimbangan asam basa dan juga
berperan dalam hemoestasis.
e) Regulasi metabolisme, hormon dan enzim atau keduanya mempunyai
efek dalam aktifitas metabolisme sel, dibawa dalam plasma.
2. Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi dari
sel darah putih.
3. Proteksi terhadap cedera dan perdarahan. Proteksi terhadap respon
peradangan lokal terhadap cedera jaringan. Pencegahan perdarahan
merupakan fungsi dari trombosit karena adanya faktor pembekuan, fibrinotik
yang ada dalam plasma.
4. Mempertahankan temperatur tubuh. Darah membawa panas dan bersirkulasi
ke seluruh tubuh. Hasil metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk
panas.
(Desmawati, 2013)

Fungsi dari komponen darah

Komponen darah Fungsi


Sel darah:
a. Eritrosit (sel darah merah) a. transport oksigen
b. Leukosit (sel darah putih) b. proteksi terhadap agen infeksi
c. trombosit c. berperan dalam pembekuan darah
Plasma Sirkulasi sel darah dan berperan dalam
 air membentuk tekanan darah
Plasma protein
 albumin  menentukan tekanan osmotic
 fibrinogen intravaskuler
 globulin  berperan dalam pembekuan darah
 membawa substansi protein lain dalam
pembentukan antibodi dan respon immune
Faktor pembekuan Berperan dalam menstabilkan pembekuan
darah
Nutrisi
 glukosa  sumber energi
 asam amino  berperan dalam pertumbuhan dan
 lemak perbaikan sel
 vitamin  sumber energi sel jika tidak ada glukosa
 elektrolit  berperan dalam fisiologi fungsi tubuh
 hormon  memfasilitasi dalam reaksi biokimia
 berperan dalam fisiologi fungsi tubuh
(Desmawati, 2013)

Sel-sel darah manusia (ringkasan)

a. sel-sel Darah merah (eritrosit)


fungsi utama:
 mengangkut hemoglobin
 mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
fungsi lain:
 mengandung banyak sekali karbonik anhidrase
sel Darah Merah normal:
 berbentuk lempeng bikonkaf
 diameter 7,8 mikrometer
 ketebalan pada bagian yang tebal 2,5 mikrometer
 pada bagian tengah kurang dari 1 mikrometer
b. Sel darah putih (leukosit)
 Netrofil polimorfonuklir
 Eosinofil polimorfonuklir
 Basofil polimorfonuklir monosit
 Limfosit
 Sel plasma
Presentase nomral dari sel darah putih:
 Netrofil polimorfonuklir 62,0%
 Eosinofil polimorfonuklir 2,3%
 Basofil polimorfonuklir 0,4%
 Monosit 5,3%
 Limfosit 30,0%
(Desmawati, 2013)

D. Nilai normal darah manusia (Hb, Ht, RBC, WBC) dan fungsinya
a. Hemoglobin (Hb): media transport oksigen dari paru-paru ke jaringan
tubuh
Nilai normal Hb:
 Pria :13.5 – 17.5 g/dL atau 13 – 16 g/dL
 Wanita : 12-15 g/dL
b. Hematokrit (Ht)
Nilai normal Ht:
 Pria : 41.0 – 53.0% atau 40 – 54 %
 Wanita : 36 – 47%
c. RBC (Red Blood Cell)
Fungsi RBC:
1) Mengangkut hemoglobin
2) Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
3) Mengandung banyak sekali karbonik anhidrase
Nilai normal RBC:
 Laki-laki dewasa : 4,3 jt – 5,9 jt/mL
 Wanita dewasa : 3,9 jt – 4,8 jt/mL
 Bayi : 5.0 jt – 7.0 jt/mL
 Anak usia 3 bulan : 3,3 jt – 4,8 jt/mL
 Anak usia 1 tahun : 3,6 jt – 5,2 jt/mL
 Anak usia 10-12 tahun : 4,0 jt – 5,4 jt/mL
d. WBC (white blood cell) : membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Normal : 5,0-10 x 109/1. (Desmawati, 2013)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.

Darah terdiri dari 55% plasma darah (bagian cair darah) dan 45% korpuskuler
(bagian padat darah). plasma darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma.
Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari:

1. Sel darah merah (eritrosit)


2. Sel darah putih (leukosit)
3. Keping darah (platelet / trombosit)

Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Transport internal
Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme.
a) Respirasi, gas oksigen dan karbondioksida oleh hemoglobin dalam sel
darah merah dan plasma, kemudian terjadi pertukaran gas di paru-
paru.
b) Nutrisi, nutrien/zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian dibawa dalam
plasma ke hati dan jaringan-jaringan lain yang digunakan untuk
metabolisme.
c) Sekresi, hasil metabolisme dibawa plasma ke dunia luar melalui
ginjal.
d) Mempertahankan air, elektrolit dan keseimbangan asam basa dan juga
berperan dalam hemoestasis.
e) Regulasi metabolisme, hormon dan enzim atau keduanya mempunyai
efek dalam aktifitas metabolisme sel, dibawa dalam plasma.
1. Proteksi tubuh terhadao bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi dari
sel darah putih.
2. Proteksi terhadap cedera dan perdarahan. Proteksi terhadap respon
peradangan lokal terhadap cedera jaringan. Pencegahan perdarahan
merupakan fungsi dari trombosit karena adanya faktor pembekuan, fibrinotik
yang ada dalam plasma.
3. Mempertahankan temperatur tubuh. Darah membawa panas dan bersirkulasi
ke seluruh tubuh. Hasil metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk
panas.

B. Saran

Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan
maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahami anatomi sistem hematologi
secara tepat agar terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit
maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya
aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat
kehidupan dan berhubungan pula dengan darah.

Bibliography
Black, J. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Singapore: CV Pentasada Media Edukasi.

Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi, Ed.3. Jakarta: Perpustakaan


Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Desmawati. (2013). Sistem Hematologi Dan Imunologi Asuhan Keperawatan


Umum dan Maternitas. Jakarta: IN MEDIA.

Desmawati, A. S. (2013). Sistem Hematologi & Imunologi. Jakarta: Penerbit In


Media.

Muttaqin, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Ns. Suarnianti., S. S. (2016). ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA TUBUH


MANUSIA. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai