Oleh :
YEN JESSICA
NIM : 1926120
Oleh :
YEN JESSICA
NIM : 1926120
Nim : 1926120
Bandar Lampung
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tulisan dalam karya tulis ilmiah ini
merupakan hasil pemmikiran saya sendiri, bukan pengutipan dari hasil karya
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau hasil pemmikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil kutipan
pemikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas tindakan tersebut.
Penulis
(Yen Jessica)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar
Bandar Lampung
Nim : 1926120
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufik,
Wilayah Kerja RSIA Mutiara Putri Bandar Lampung” penulisan karya tulis
ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
bantuan, arahan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini penulis
Bhakti
v
membimbing dengan sabar dan telah memotivasi dalam menyelesaikan karya
M.Pd), dan kakak-kakak saya dan juga adik saya yang selalu memberi
8. Teman kamar saya dari tingkat I anak kamar 8 Dp Almas Akhyani, Afrillia
Fransisca, Emilia Norua, Rahajeng Widiasti serta kakak asuh saya kak
Aprilia Eka Putri yang memberikan dukungan kepada saya dalam menyusun
10.Teman kamar saya tingkat III anak kamar 18 Liza Septaria, dan Aliefina
Shecilia yang membantu saya dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
vi
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................ 6
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................... 6
1.4 Manfaat ............................................................................................... 7
1.4.1 Manfaat Praktis ........................................................................ 7
1.4.2 Manfaat Pengembangan ........................................................... 7
vii
2.4.2 Manfaat Kompres Lidah Buaya ............................................... 26
2.4.3 Standar Operasional Prosedur Kompres Lidah Buaya ............. 27
2.5 Evidance Based ................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Rating Scale
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR ISTILAH
menyalurkan ASI
tanpa hambatan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
MOTTO
Imam Syafii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
ASI adalah cairan susu ibu yang diproduksi oleh ibu dan merupakan makanan
terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian air susu ibu itu
dilakukan segera setalah bayi lahir atau 0 sampai 6 bulan tanpa adanya
tambahan makanan ataupun minuman yang lain. Didalam ASI terdapat cairan
seperti lemak larutan protein, laktosa, dan garam yang diproduksi oleh kedua
kelenjar payudara (Bahiyatun, 2009). Kandungan ASI yang sangat baik untuk
kebutuhan bayi dapat membuat bayi jadi jauh lebih sehat, meningkatan kekebalan,
kecerdasan emosional serta spiritual dan juga tumbuh kembang bayi (Samaria &
Florensia, 2019). Pentingnya dalam pemberian ASI tidak dapat di sangkal lagi,
banyak ibu-ibu muda maupun ibu yang belum ada pengalaman mengalami
kesulitan menyalurkan ASI pada bayinya (Aini, Mintarsih, & Sulastri, 2019).
Masalah dalam pemberian ASI yang sering muncul pada ibu menyusui adalah
puting lecet, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomi
puting ibu serta pembengkakan payudara (Riskesdas, 2018). Pada ibu nifas di
Indonesia yang berusia 10-54 tahun yang menderita payudara bengkak pada
payudara, paling banyak terjadi pada usia 20-24 tahun yaitu sebanyak 6,3% dari
1
2
susu yang diakibatkan karena penyempitan duktus laktiferus atau karena kelenjar-
ketidaknyamanan, yang menganggu ibu dan juga bayinya, sebagian rasa nyeri di
payudara itu dikarenakan produksi ASI yang mulai bertambah (Emilda, 2017).
Nyeri adalah perasaan yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri
(Mayasari, 2016). Pembengkakan payudara ini juga bisa terjadi dikarenakan ASI
tidak di hisap oleh bayi secara adekuat, yang mengakibatkan sisa ASI
Bisa juga diberikan lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk
lidah buaya, kompres panas dan dingin secara bergantian, terapi ini lebih murah,
Tempat peneliian yang di jadikan tujuan adalah RSIA Mutiara Putri Bandar
memberikan fasilitas bagi ibu dan anak yang sangat memadai. Di dapat kan
data bahwa dalam sehari RSIA Mutiara Putri mendapat kan ibu hamil yang
trimester 1 sampai dengan trimester 3 dan juga keluhan terhadap anak adalah
sebanyak 20 orang lebih. Selain ibu hamil RSIA Mutiara Putri juga memberikan
fasilitas tempat melahirkan bisa caesar ataupun normal, pasien yang di rujuk
rujukan persalinan dalam sehari ada 4 sampai 5 ibu yang akan melahirkan.
Diantara keluhan ibu post partum di RSIA Mutiara Putri diantara nya mengalami
Penelitian yang dilakukan oleh Emilda (2017) “Pengaruh Kompres Aloe Vera
didapatkan hasil bahwa nilai rata-rata hasil pengamatan pada ibu nifas yang di
berikan kompres aloe vera pada kelompok kontrol nilai rata-ratanya 4.6 dan pada
value 0.008 (>0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan antara kelompok yang
Lidah buaya merupakan jenis tumbuhan yang sudah lama sekali dikenal serta
digunakan sebagai penyembuh luka dan juga untuk perawatan kulit (Emilda,
2017). Tanaman lidah buaya ini banyak mengandung zat-zat seperti enzim,
manfaat bagi kesehatan (Emilda, 2017). Dari beberapa peneliti yang meneliti
lidah buaya ternyata lidah buaya memiliki khasiat anti inflamasi yang beguna
Pada penurunan skala nyeri yang terjadi pada pembengkakan payudara setelah
dilakukan kompres lidah buaya menurut Green (2015), dalam penelitian Aini, et
terhadap lidah buaya yang dipercaya mampu mengurangi nyeri yang disebabkan
yang efektif untuk mengatasi nyeri akibat pembengkakan payudara pada ibu
post partum. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang
asuhan keperawatan pada ibu menyusui dengan masalah keperawatan nyeri akut
hisap oleh bayi sehingga terjadi penumpukan pada sistem duktus laktiferus
(Bahiyatun, 2009). Pembengkakan pada payudara juga hampir terjadi 90% pada
ibu primigravida biasanya kejadian ini terjadi pada hari kedua sampai hari
terasa nyeri dan tidak nyaman saat menyusui (Sari, et al, 2019).
yang lebih murah, simple, efektif dan tanpa menimbulkan efek yaitu dengan cara
dikombinasikan dengan pijatan), lidah buaya dan terapi ultrasound. Lidah buaya
atau menghancurkan dan juga melokalisasi agen yang rusak atau jaringan yang
penelitian ini adalah “apakah terjadi perubahan pada tingkat nyeri terhadap
payudara ibu menyusui sebelum dan sesudah diberikan kompres lidah buaya ?”
1.3 Tujuan
Kompres Lidah Buaya Di Wilayah Kerja RSIA Mutiara Putri Bandar Lampung.
dalam penerapan pada ibu menyusui dengan masalah keperawatan nyeri akibat
2) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat di jadikan pembelajaran serta referensi dan menjadi
Diharapkan penelitian ini menjadi sebagai data dasar dan data pendukung untuk
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia pada umumnya memiliki payudara, tetapi payudara pria dan wanita
berbeda dalam fungsinya (Asih & Risneni, 2016). Payudara (mammae, susu)
merupakan kelenjar yang terletak tepat di bawah kulit dan berada di atas otot
dada. Fungsi dari payudara ini untuk menghasilkan susu dn juga nutrisi untuk
bayi. Manusia memiliki sepasang payudara yang beratnya kurang lebih 200
gram, ketika hamil beratnya bertambah menjadi 600 gram, dan ketika menyusui
Menurut Asih & Risneni (2016), ada tiga bagian utama pada payudara, yaitu :
Bagian dalam dari alveolus ini adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan juga pembuluh darah (Asih & Risneni, 2016).
8
9
Areola letaknya berada di sekeliling puting susu yang berwarna hitam atau
pigmen terhadap kulitnya (Asih & Risneni, 2016). Perubahan warna pada
areola tergantung dari warna kulit dan juga kehamilan. Jika warna kulitnya
kuning langsat maka warna areola jingga kemerahan tetapi ketika masa hamil
warna areola akan menjadi lebih gelap dan akan selalu menetap tidak kembali
3) Papilla atau puting, mmerupakan bagian yang menunjol pada puncak payudara
Papilla atau puting terletak setinggi interkosta IV, namun karena pengaruh
ukuran payudara maka letaknya dapat berubah (Asih & Risneni, 2016). Pada
secara melingkar maka jika terjadi kontraksi duktus laktiferus akan memadat
ditarik kembali oleh serat-serat otot longitudinal (Asih & Risneni, 2016).
Perubahan pertama dimulai sejak awal hidup anak melewati masa pubertas,
masa fertilitas, hingga ke klimakterium dan juga menepouse (Asih & Risneni,
perubahan yang terakhir yaitu perubahan ke tiga terjadi ketika pada waktu
10
hamil serta menyusui, payudara bisa membesar karena epitel duktus lobul serta
Proses laktasi adalah bagian utama dari proses reproduksi yang berfungsi untuk
memberikan makanan pada bayi secara ideal serta alamiah dan juga merupakan
dasar bilogik dan psikologik yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan (Asih &
Risneni, 2016). Air susu yang di hasil saat proses laktasi memiliki komponen
yang tidak terjadi langsung serta tidak sama dari waktu ke waktu tergantung
Proses laktasi ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas, dikarenakan plasenta
ASI adalah cairan susu ibu yang diproduksi oleh ibu dan merupakan makanan
terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian air susu ibu itu
dilakukan segera setalah bayi lahir atau 0 sampai 6 bulan tanpa adanya
tambahan makanan ataupun minuman yang lain. Didalam ASI terdapat cairan
seperti lemak larutan protein, laktosa, dan garam yang diproduksi oleh kedua
ASI saja, serta kolostrum tanpa adanya tambahan apapun sejar dari lahir, dengan
kata lain pemberian susu formula, madu atau makanan lain tidak di anjurkan
(Asih & Risneni, 2016). Kandungan ASI yang sangat baik untuk kebutuhan bayi
dapat membuat bayi jadi jauh lebih sehat, meningkatan kekebalan, kecerdasan
emosional serta spiritual dan juga tumbuh kembang bayi (Samaria & Florensia,
2019).
Adapun manfaat dalam pemberian ASI menurut Asih & Risneni, (2016) yaitu :
lebih cepat
e) Memperkuat ikatan batin yang dirasakan oleh ibu dan juga bayi
regenerasi rahim
b) Mencegah anemia
c) Mengurangi polusi
Masalah yang sering timbul pada ibu menyusui yang sering terjadi yaitu :
1) Puting Nyeri/Lecet
Puting lecet diakibatkan oleh moniliasis yang terdapat pada mulut bayi yang
menularkan pada puting susu ibu (Bahiyatun, 2009). Kebanyakan puting susu
sampai ke areola payudara, bila bayi hanya menyusu pada puting bayi tidak
2) Payudara bengkak
Payudara bengkak biasanya sering terjadi pada hari ketiga atau keempat
susu tidak di hisap secara baik sampai ke areola, sehingga sisa ASI terkumpul
13
(Bahiyatun, 2009).
kencang dan sakit, dan terlihat adanya edema (Asih & Risneni, 2016).
Penyebab lain peyudara bengkak selain karena ibu yang tidak efektif dalam
karena banyaknya sumbatan pada satu atau lebih duktus laktiferus. Biasanya
14
kejadian susu tersumbat ini terjadi pada ibu yang kurus dan terlihat benjolan
yng terlihat jelas serta terasa lunak pada saat perabaan (Bahiyatun, 2009).
4) Mastitis
Mastitis merupakan radang yang terjadi pada payudara yang disebabkan karena
payudara bengkak yang tidak di susui secara baik dan benar sehingga
Menurut Asih dan Risneni (2016), peyudara bengkak ini berbeda dengan
terasa sangat sakit akibat payudara yang membengkak, terlihat udema, dan
dikosongkan dengan sempurna payudara akan terasa sakit, panas, nyeri ketika
diraba, dan tegang (Aini et al, 2019). Pembengkakan payudara adalah kondisi
15
tidak menyenangkan yang ditandai dengan bengkak serta nyeri pada payudara
yang diakibatkan karena peningkatan volume ASI (Sari, Dewi & Indriati, 2019).
Payudara bengkak adalah penuhnya payudara sebagian karena ASI dan sebagian
lagi disebabkan oleh peningkatan cairan jaringan dan darah yang mengganggu
Menurut data Riskesdas tahun 2018 di Indonesia terdapat ibu post partum berusia
5,0%, paling banyak terjadi pada wanita berusia 20-24 tahun sebanyak 6,3% dan
dini, ASI yang kurang sering dikeluarkan serta adanya batasan waktu saat
payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang dan juga bengkak
yang bisa terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam. Pembengkakan payudara
ini juga bisa terjadi dikarenakan ASI tidak di hisap oleh bayi secara adekuat,
payudara yang lebih menonjol dan puting yang lebih mendatar, yang
Pembengkakan payudara bisa terjadi karena ASI yang tidak dihisap oleh bayi
secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus sehingga
bengkak juga bisa terjadi karena bayi menolak untuk menyusui atau karena ibu
yang jarang memerah payudara, adapun penyebab lain karena ibu yang tidak
payudara ini disebabkan oleh keterlambatan dalam menyusui dini, serta ASI
Payudara bengkak berarti payudara terlalu penuh dikarenakan ASI dan sebagian
lagi mengalami peningkatan jaringan serta darah yang mengganggu aliran ASI.
Bendungan ASI ini juga bisa terjadi disebabkan faktor frekuensi pemberian ASI
Menurut Emilda tahun (2017) perawatan pada payudara yang bengkak yang
selama ini bisa di lakukan adalah menggunakan kompres hangat dan dingin,
17
kompres gel packs, kompres daun kol dingin,kompres daun sirih merah serta
ibuprofen, dan obat anti inflamasi serrapeptase, agen enzim anti inflamasi 10 mg
yaitu :
pembuluh darah vena dan juga rasa nyeri, bisa dilakukan secara bergantian
3) Menyusui pada bayi jadi lebih sering dan lebih lama pada payudara bengkak
sebab kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial (Bahrudin, 2017). Nyeri
merupakan pengalaman subjektif, sama hal nya ketika kita mencium bau harum
18
atu busuk, yang merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak
Nyeri adalah masalah yang kompleks sera merupakan alasan utama seseorang
untuk datang mencari pertolongan ke medis, nyeri dapat mengenai semua orang
tanpa mengenali gender, umur, ras, status sosial dan juga pekerjaan (Pinzon,2016)
stimulus cedera jaringan serta pengalaman subjektif nyeri ada emmpat proses
yaitu :
1) Transduksi
(misalnya tusukan jarum) kedalam impuls nosiseptif. Ada 3 tipe serabut yang
2) Transmisi
3) Modulasi
Modulasi ialah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri. Pada proses ini
terutama pada kornu dorsalis mmedula spinalis, dan mungkin juga terjadi di
level lainnya.
4) Persepsi
a) Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba, umumnya nyeri ini berkaitan
dengan cedera spesifik, jika terjadi kerusakan maka nyeri berlangsung tidak
lama serta tidak ada penyakiut sistemik, nyeri aku juga biasanya akan
b) Nyeri Kronis
satu periode waktu, nyeri ini tidak memberikan terhadap pengobatan yang
a) Nyeri Noiseptik
Nyeri nosiseptik adalah jenis nyeri yang terjadi karena adanya rangsangan
(Poizon, 2016)
b) Nyeri Neuropatik
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang terjadi karena adanya luka atau
gangguan primer pada sistem saraf. Nyeri ini biasanya berlangsung lama
c) Nyeri Inflamatorik
d) Nyeri Campuran
Nyeri campuran adalah nyeri yang penyebab nya tidak jelas antara
nosiseptif atau neuropatik atau juga nyeri yang memang timbul karena
a) Tidak Nyeri
b) Nyeri Ringan
Perasaan nyeri seseorang dalam intensitas yang lebih rendah. Pada nyeri
c) Nyeri Sedang
d) Nyeri Berat
Nyeri berat adalah nyeri yang dirasakan sangat berat oleh pasien sehingga
a) Nyeri Somatik
baik dari superfisial ataupun dari dalam. Nyeri somatik superfisial adalah
dari dalam kulit atau dari jaringan subcutan. Nyeri somatik dalam
b) Nyeri Visceral
Nyeri visceral adalah nyeri yang timbul karena adanya jejas pada organ
Intensitas nyeri adalah salah satu faktor utama yang dinilai pada penilaian nyeri.
Kegunaannya sangat banyak dalam ruang lingkup praktik, skala ini adalah
skala kontinu horisontal atau vertikal yang pada umunya memiliki panjang
10cm dengan dua kubu ekstreme yaitu, 0 tanpa nyeri dan 10 cm nyeri paling
Skala VAS bisa dinilai dengan media pensil dan kertas, sehingga tidak bisa
dilakukan secara verbal ataupun melalui media telpon. Penilaian VAS diambil
dari bidang psikologi, nilai ini digunakan secara luas dengan reliabilitas yang
yang baik untuk melakukan penilaian nyeri pasca terapi analgesia (Pinzon,
2016).
23
Skala NRS merupakan skala yang mengukur intensitas nyeri versi angka dari
VAS yang menggammbarkan nyeri dalam 0-10. Pada umumnya skala untuk
nilai NRS merupakan skala tunggal yang berisi 11 nilai yaitu 0 tidak sakit
sama sekali, dan 10 sakit sekali. Nilai NRS dapat digunakan untuk evaluasi
nyeri, pada umumnya pengukuran kedua tidak lebi dari 24 jam stelah
Klasifikasi nilai NRS yaitu nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6) dan nyeri
hebat (7-10). Nilai NRS bisa diperolah dalmm waktu 1 menit dan bisa
3) Skala wajah
Pada tumbuh kembang anak dapat di gunakan skala wajah bayang berisi 6
wajah. Urutan wajah itu menggambarkan angka 0 tidak sakit dengan wajah
tidak senang dan angka 5 sakit hebat dengan wajah menangis (Poizon,2016).
Skala nyeri wajah bisa diukur dalam bentuk perbaikan yang menggambarkan
0-10 dengan enam wajah, jadi hal ini tetap konsisten dengan pengukuran
VAS dan juga NRS. Nilai skala wajah tersebut ada 6 wajah dengan urutan 0-2-
4-6-8-10 (Pinzon,2016).
24
Menurut Poizon (2016) sumber utama penilaian adalah dari hasil skrining pasien
dampak nyeri, intensitas nyeri, obat apa yang di pakai, faktor apa yang
memperberat dan memperingan, kualitas nyeri. Isi dari penilaian awal nyeri
1) Onset (O)
Adalah informasi tentang penyebab nyeri serta apa yang menyebabkan nyeri
3) Quality (Q)
Yaitu kualitas nyeri yang dirasakan pasien atau seperti apa nyeri yang
4) Region (R)
Yaitu lokasi dimana nyeri dpat dirasakan oleh pasien. Apabila menyebar
5) Saverity (S)
derajat nyeri
6) Treatment (T)
serta seberapa besar rasa nyeri mempengaruhi segala aktivitas yang dilakukan.
8) Value (V)
Penilaian dilakukan dengan alat ukur yang telah divalidasi, contohnya untuk
mengukur intensitas nyeri bisa menggunakan VAS (Visual Analogue Scale), NRS
(Numeric Rating Scale), dan skala wajah (Pinzon, 2016). Penilaian yang baik
terutama pada ibu yang masih menyusui, kompres lidah buaya ini berfungsi
Menurut Aini, et al, (2019) kompres lidah buaya efektif untuk mengurangi rasa
vera banyak mengandung air dan juga berbagai zat yang bisa mengurangi nyeri
dan dapat mengurangkan nyeri yang dirasakan (Sari, Dewi, & Indriati, 2019).
Tanaman lidah buaya juga mengandung zat-zat seperti enzim, asam amino,
bagi kesehatan (Emilda,2017). Aktivitas analgetik yang terdapat pada aloe vera
Lidah buaya juga berkhasiat sebagai anti inflamasi yang berguna untuk merusak
sudah rusak maupun jaringan yang belum rusak (Aini, et al, 2019). Didalam
27
kandungan lidah buaya terdapat cairan bening seperti jeli (lendir), cairan ini
mengandung zat anti bakteri serta anti jamur yang mampu merangsang fibroblast
(sel-sel kulit yang berfungsi untuk menyembuhkan luka) (Aini, et al, 2019).
1) Persiapan alat
b) Tissue
c) Handscoon
d) Lembar observasi
2) Prosedur
b) Persiapkan alat serta lingkungan supaya pasien merasa aman dan nyaman
f) Kompreskan aloe vera pada area sekitar payudara ibu yang bengkak
h) Lalu bilas menggunakan air hangat, lakukan lagi ketika ibu merasakan nyeri
j) Cuci tangan
28
menurunkan nyeri
3) Evaluasi
Penelitian tentang kompres lidah buaya sudah banyak dilakukan, salah satunya
penelitian yang dilakukan oleh Aini, Mintarsih & Sulastri (2019) tentang
payudara pada asuhan keperawatan ibu post partum. penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan case study research (studi kasus). Penelitian
Dari hasil pengkajian awal kedua ibu tersebut mempunyai skala nyeri yang sama
didapatkan skala nyeri pada 2 ibu post partum yang mengalami pembengkakan
menurun. Yang artinya bahwa pemberian kompres lidah buaya pada masalah
kompres aloe vera terhadap nyeri pembengkakan payudara pada ibu menyusui.
29
ukur yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS). Rata-rata intensitas
nyeri kelompok eksperimen pre test 5,7059 dan post test 2,7059 dengan
perbedaan 300,000, sedangkan kelompok kontrol pre test 5,0588 dan post test
pembengkakan payudara.
Penelitian selanjutnya oleh Emilda (2017) tentang pengaruh kompres aloe vera
terhadap nyeri payudara pada masa nifas di klinik BPM Mardiah & BPM
Klahijah kota Langsa. Penelitian di BPM Mardiah dilakukan pada tanggal 3 juni
pada tanggal 4 juni hingga 12 september 2016. Hasil uji persyaratan parametrik
kompres aloe vera yang diberikan pada kelompok kontrol memberikan nilai p
lebih besar dari=0,05 (p.0,05). Hal ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas
memberikan nilai lebih besar dari= 0,05 (p>0.05). hasil asumsi normalitas kedua
30
nilai rata-rata gejala nyeri payudara pada masa nifas yang dialami ibu diberikan
kompres aloe vera (The Treatment Group) lebih rendah dibandingkan nilai rata-
rata gejala nyeri payudara pada masa nifas yang dialami oleh ibu yang tidak diberi
kompres aloe vera (kelompok kontrol). Nilai rata-rata pada kelompok kontrol
adalah 4,6 lebih kurang 1,86 , sedangkan nilai rata-rata pada kelompok perlakuan
adalah 2,8 kurang lebih 1,64. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti
terhadap penurunan nyeri payudara pada masa nifas yang dialami di Klinik BPM
METODE PENELITIAN
dengan pendekatan studi kasus dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi terhadap fenomena yang diteliti dari partisipan. Jenis pendekatan studi
kasus dalam penelitian yaitu menggunakan studi kasus multipel. Tujuan studi
kasus ini adalah studi untuk mengekplorasi masalah asuhan keperawatan pada
Subjek dalam penelitian ini menggunakan jenis sampel purposive yaitu sempel
yang dipilih berorientasi pada tujuan penelitian, responden yang dipilih secara
sengaja karena memiliki pengalaman yang sesuai dengan fenomena yang diteliti
2) Ibu menyusui yang merasakan nyeri dengan skala 1-10 pada bagian
31
32
3) Responden yang setuju jika dilakukan tindakan kompres lidah buaya dari
2) Ibu menyusui yang mengalami puting lecet, mastitis dan abses payudara
3.3 Definisi Operasional (Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala
Ukur)
4 = 10 nyeri
berat tidak
terkontrol
Kompres Kompres lidah buaya Standar 0 = Tidak Sesuai Nominal
lidah buaya adalah tindakan operasional SOP
merawat payudara prosedur (SOP)
terutama pada masa Aini, Mintarsih, 1 = Sesuai SOP
menyusui untuk & sulastri (2019)
menurunkan nyeri yang
terjadi disebabkan oleh
pemmbengkakan
payudara .
Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu berlokasi di Wilayah Kerja RSIA
Mutiara Putri Bandar Lampung dan waktu penelitian di lakukan pada bulan Juni
(NRS) untuk mengukur variable skala nyeri ringan, nyeri sedang, dan berat
Pengumpulan data didapat dari hasil wawancara, observasi dan juga dokumentasi.
yaitu :
penelitian
persetujuan
7) Peneliti menyiapkan alat dan juga bahan yaitu lidah buaya yang sudah di
bersihkan
35
8) Setelah itu peneliti melakukan kompres kepada responden dalam waktu 10-15
skala nyeri sebelum dilakukan kompres lidah buaya pada hari pertama dan
selanjutnya untuk membendingkan teori yang ada dengan penelitian yang sudah
analisa data yang di gunakan adalah dengan cara meneliti dan membandingkan
kompres lidah buaya untuk penurunan nyeri pembengkakan payudara. Hal ini
analisa data yang digunakan merupakan lembar observasi nyeri dengan Numeric
Rating Scale (NRS) sebelum dan sesudah dilakukan kompres lidah buaya, serta
uji keabsahan data dengan menggunakan tiga sumber yaitu menggunakan klien,
perawat dan juga keluarga sebagai sumber informasi, sumber dokumentasi dll,
jika informasi yang didapatkan dari klien sama dengan yang didapatkan dari
meliputi freedom from harm and discomfort dan protection from exploitation.
Prinsip etika freedom from harm and discomfort diupayakan dengan cara peneliti
melapiskan gel lidah buaya menggunakan tissu pada saat melakukan kompres
3) Prinsip keadilan
Prinsip ini bertujuan untuk tercapainya drajat dan keadilan terhadap orang lain
refleksikan dalamm praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
37
Aini, A.N., Mintarsih, S., & Sulastri. (2019). Pemberian Kompres Lidah
Buaya Untuk Mengurangi Nyeri Akibat Pembengkakan Payudara Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. http://repository.itspku.ac.id/135/
Asih, Y., & Risneni. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui.
Jakarta Timur : Trans Info Media.
Emilda. (2017). Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Nyeri Pada Masa
Nifas Di Klinik BPM Mardiah & BPM Klahijah Kota Langsa. Jurnal
Penelitian Kesehatan, 15 (1).
Sari, R.I., Dewi, Y.I., & Indriati, G. (2019). Efektivitas Kompres Aloe Vera
Terhadap Nyeri Pembengkakan Payudara Pada Ibu Menyusui. Jurnal
Ners Indonesia, 10(1), 38-50.
(INFORMENT CONSENT)
Nama :
Alamat rumah :
Umur :
NIM : 1926120
yang diperlukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan
Bandar Lampung......................................2022
Partisipan
(.......................................)
Lembar Observasi
Pembengkakan Payudara
Petunjuk pengisian :
Jika ibu merasakan tanda-tanda seperti yang di tanyakan terhadap ibu, dapat
memberikan ceklis pada kolom Ya (√) dan jika tidak merasakannya maka
Keterangan :
Nilai : Ya :1
Tidak : 0
Score yang harus di dapat jika payudara ibu dikatakan bengkak adalah 6
LEMBAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KOMPRES LIDAH BUAYA
Dilakukan
NO Kompres Lidah Buaya ya Tidak
1 Persiapan Alat
1) Lidah buaya
2) Tissue
3) Handscoon
4) Lembar observasi
5) Alat tulis dan jam tangan
2 Fase Orientasi
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur
3 Fase Kerja
1) Menjaga privasi klien dan mencuci tangan
2) Gunakan handscoon
3) Menyiapkan alat dan bahan
4) Pilih lidah buaya yang masih segar
5) Ambil dan potong daun terluar tanaman lidah buaya
6) Cuci bersih lidah buaya
7) Kupas daun lidah buaya dan ambil daging lidah buaya
masukkan kedalam toples yang bersih
8)Ambil dan oleskan gel lidah buaya secara merata
kebagian payudara dengan lembut dan melingkar
9) kompreskan lidah buaya pada payudara bengkak yang
terasa nyeri selama 10 menit
10)lakukan saat ibu mulai merasakan nyeri pada bagian
payudara nya
4 Fase Terminasi
1) Merapikan dan membereskan alat
2) Cuci tangan
3) Evaluasi tindakan
4) Dokumentasikan tindakan
5) Memberikan salam
Sumber: Aini, Mintarsih & sulastri, (2019)
INSTRUMEN PENILAIAN
SKALA PENGUKURAN NYERI
Petunjuk :
Keterangan :
0 = Tidak Nyeri
1-3 = Nyeri Ringan
4-6 = Nyeri Sedang
7-9 = Nyeri Berat Terkontrol
10 = Nyeri Berat Tidak Terkontrol