RELATED FATIGUE
Disusun Oleh :
KELAS 19-E1A-R1
2.1 Definisi
Cancer-related Fatigue merupakan suatu kondisi perasaan yang
bersifat subyektif menyulitkan, dan persisten dari kelelahan fisik, emosional,
dan atau kognitif pasien, baik terkait penyakit kanker maupun akibat
pengobatan kanker. Kondisi ini seringkali tidak mendapat perhatian dalam
perawatan sehingga menimbulkan dampak yang mengganggu pada fungsi
fisik, sosial, kognitif, gangguan mood, kelemahan otot, serta menyebabkan
distress emosional dan spiritual bagi anak dan keluarga (Naga & Kassab,
2013).
Kanker pada anak merupakan salah satu penyakit kronis akibat
keganasan dan dilaporkan sebagai penyebab kematian utama pada anak.
Berdasarkan data dari Union for International Cancer Control (UICC), 2015,
sebanyak 176.000 anak di dunia terdiagnosis kanker setiap tahunnya. Di
Indonesia diperkirakan 11.000 kasus kanker anak terjadi setiap tahun
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Kemajuan yang sangat berarti dalam
pengobatan kanker secara mengejutkan menunjukkan peningkatan angka
kesembuhan anak yang mengalami kanker. Penelitian menunjukkan
peningkatan angka kesembuhan dari sebelumnya kurang dari 50% pada tahun
1970 menjadi hampir 80%. Keberhasilan dari pengobatan ini di satu sisi,
tergantung pada kemoterapi agresif yang diketahui memiliki berbagai efek
samping seperti fatigue/ kelelahan, nyeri, gangguan tidur dan mual muntah.
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
Mekanisme patofisiologi yang menyebabkan terjadinya cancer
related fatigue belum jelas, namun ada beberapa penelitian yang memberikan
evidence tentang faktor-faktor yang mungkin berperan terhadap timbulnya
cancer related fatigue. Menurut American Cancer Society, faktor-faktor yang
berkontribusi dan ikut memperberat timbulnya fatigue pada klien kanker
adalah: kanker itu sendiri, pengobatan kanker, anemia, nyeri, stress
emosional, gangguan tidur, obat-obatan tertentu (anti depresan, obat tidur),
komplikasi dengan penyakit lain, status nutrisi yang buruk, kurangnya
olahraga, alkohol dan obat-obatan rekreasional.
Redisposisi terjadinya fatigue pada klien kancer terdiri dari 2 faktor,
yaitu faktor fisiologis dan psikososial. Faktor fisiologis meliputi: Terapi
kanker (kemoterapi, radioterapi, pembedahan); gangguan sistemik (anemia,
infeksi); gangguan tidur dan penggunaaan obat-obatan sedatif. Sedangkan
faktor psikososial meliputi kecemasan dan depresi. Faktor-faktor yang
berkontribusi dalam memunculkan dan memperberat timbulnya fatigue pada
klien kanker dijabarkan sebagai berikut :
2.4 Pathway
Intensitas durasi
kerja dan mental Masalah fisik
Lingkungan:
Pencahayaan,
Penyakit
Cuaca
TINGKAT
KELELAHAN
PEMULIHAN
2.5 Tanda dan gejala
Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-
tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-
tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis.
Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologis yang dialami:
a) Tanda fisik Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk
yang berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi,
penurunan aktivitas sehari-hari, koordinasi neuromuskular buruk, proses
penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun, ketidakstabilan tanda
vital, dan perasaan lelah dan lemah (fatigue).
b) Tanda psikologis : Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak
enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul
halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan
memberikan pertimbangan atau keputusan menurun.
2.6 Komplikasi
Menurut Horigan et al (2013) dan Bonner et al (2010), apabila fatigue tidak
tertangani dengan baik, maka beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi
adalah :
a. Merasa diri terisolasi
b. Tidak bisa bersosialisasi
c. Hilangnya waktu bersama keluarga
d. Terbatasnya dalam beraktifittas
e. Penurunan fungsi fisik
f. Penurunan kualitas hidup
2.7 Diagnosis
Menurut Ackley,B.J.,Ladwing,G.B.,& Makic,M.B.F.( 2017)
1. Intoleransi Aktivitas
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Keletihan fisik
2.8 Manifestasi klinis
Fatigue dapat timbul akibat kanker itu sendiri dan efek dari terapi kanker
yang tidakhilang dengan istirahat atau tambahan tidur (Vitkauskaite et al.,
2011).
Kelelahan dapat terjadi karena anemia dan kebutuhan nutrisi yang kurang
yang terjadi akibat penurunan nafsu makan. Efek kemoterapi menyebabkan
adanya pelepasan zat-zat sitokin seperti TNF (tumor nekrosis faktor) dan
interleukin yang menyebabkan hipotalamus bereaksi dengan menurunkan rasa
lapar mengakibatkan pasien kemoterapi mengalami penurunan nafsu makan,
sehingga kebutuhan energi dalam tubuh tidak tercukupi. Kelelahan dapat
muncul beberapa hari setelah pengobatan kemoterapi. Penyebab umum
lainnya dari kelelahan terkait kanker antara lain karena kanker itu sendiri,
kehilangan nafsu makan, anemia (rendahnya jumlah sel darah merah), nyeri
yang tidak terkontrol, depresi, kurang tidur atau insomnia, obatobatan,
kurangnya olahraga, nutrisi yang tidak memadai. Sebagian besar orang yang
menerima pengobatan kanker mengalami kelelahan dan beberapa penderita
kanker yang selamat, mengalami kelelahan selama berbulan-bulan dan
bahkan bertahun-tahun setelah menyelesaikan pengobatan kanker.
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien kanker dapat dilakukan melalui pembedahan,
kemoterapi, terapi radiasi, bioterapi, terapi fotodinamik, transplan sumsum
tulang dan sel batang, terapi hormon dan terapi komplementer (LeMone
Burke& Bauldoff, 2015). Pengobatan dengan kemoterapi. Pengobatan dengan
kemoterapi bersifat sistemik, berbeda dengan teapi kanker yang lain yang
bersifat setempat kareba prinsip pengobatan kemoterapi mencapai sel kanker
yang sudah bermestastase jauh dari asalnya (junaidi, 2007)
3.1 Pengkajian
A. Biodata
1. IdentitasPasien
Nama : An.N
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
amat : Tengal wangi,cirebon
Agama :Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : PAUD
Diagnosamedis : Cancer Related Fatigue
Tanggalmasuk : 28 Oktober 2021
Tanggal pengkajian : 28 Oktober 2021
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.L
Umur : 27Tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hub. Dengan pasien : Ibukandung
Alamat : Tengal wangi,cirebon
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasa energi tidak pulih
walaupun terasa tidur pasien mudah lelah dan kesulitan beraktivitas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya susah tidur dan meraskan
lelah saat beraktivitas dan tampak lesu
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan sebelumnya tidak ada penyakit yang di
deritanya sekarang
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami
penyakit yang menular.
3.2 Pola Fungsi Kesehatan
NO POLA KEHIDUPAN SEHARI- SEBELUM SAAT SAKIT
HARI SAKIT
1. Pola Nutrisi
a. Makan Asupan
1. Jenis -Sayur, daging, nuutrisi susah
2. Frekuensi nasi, buah, dll masuknya
3. Porsi -3xsehari ½ porsi
-1 porsi Tidak nafsu
4. Keluhan -
b. Personal hygiene
1) Mandi -Normal,2x -1x sehari
2) Gosok gigi sehari menggunakan
3) Cuci rambut -normal air hangat
4) Ganti pakaian -normal -1x sehari
-3x sehari -1x sehari
-1x sehari
Pola kehidupan sehari-hari
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ket :
0 (mandiri), 1 (alat bantu), 2 (dibantu keluarga, 3 (dibantu orang lain), 4
(tergantung total
3.3 PemeriksaanFisik
a. Kondisi umum: Baik/ compos mentis
b. Tanda-tanda vital :
T : 90/60mmHg
P : 34kali/menit
N : 95kali/menit
S : 36˚C
TB : 89cm
BB : 20 kg
c. Pemeriksaan Head toToe
a. Kulit : Warna sawo matang
b. Kepala : Rambut rapih danbersih
c. Telinga : Bersih tidak ada kotoran
d. Mata : Bersih tidakanemis
e. Mulut : Bersih dan giginormal
f. Leher : Bersih
g. Dada : Normal /simetris
3.4 DiagnosaKeperawatan
1) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan ditandai dengan
DS : Ibu Pasien mengatakan anaknya mudah lelah saat beraktivitas
DO :
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah menurun saat beraktivitas
T:90/60mmHg
P: 34kali/menit
N: 95kali/menit
S: 36˚C
TB: 89cm
2) Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatan otot
ditandai dengan
DS : Ibu pasienmengatakan bahwa pasien sering mengeluh sulit bergerak
karena kelelahan
DO: Aktivitas pasien dibantu keluarga
3) Keletihan Fisik berhubungan dengan Gangguan tidur ditandai dengan
DS :
- Ibu pasien merasakan energi anaknya tidak sehat seperti biasanya dan
sulit untuk tidur
- Merasa kurang tenaga
- Mengeluh lelah
DO :
- Tidak mampu melakukan aktivitas
- Pasien tampak lesu
3.5 AnalisaData
DO :
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah menurun saat
beraktivitas
T:90/60mmHg
P: 34kali/menit
N: 95kali/menit
S: 36˚C
TB: 89cm
DO :
- Tidak mampu melakukan
aktivitas
- Pasien tampak lesu
3.6 IntervensiKeperawatan
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Rasional
Keperawatan
Edukasi :
1. Untuk
menjelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
2. Untuk
menganjurkan
melkuakn
mobilisais dini
3. Untuk
mengajarkan
mobilisais
sederhana yang
harus di lakukan
is. Duduk di
tempat tidur, di
sisi tempat tidur,
pindah dari tempat
tidur
4. Latihan yang
sesuai dengan
kondisi pasien bisa
meningkatkan
kesehatan klien
5. Teknik pernapasan
digunakan untuk
memaksimalkan
penyerapan
oksigen selama
latihan fisik
Diagnosa
No Implementasi
Keperaawatan
1 Intoleransi Aktivitas 1. Memonitoring pola dan jam tidur
berhubungan dengan 2. Memonitoring lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Kelemahan
3. Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus (mis. Cahaya, suara,kunjunga
4. Memberikan aktivitas distraksi yang
menenagkan
5. Menganjurkan tirah baring
6. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
terhadap
7. Mengajarkan streategi koping untuk mengurangi
kelelahan
8. Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
3.8 Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cancer related fatigue merupakan gejala yang muncul dari penyakit kanker dan
sebagai dampak dari pengobatan kemoterapi. Fatigue berkelanjutan akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga diperlukan
antisipasi yang adekuat untuk mengelola fatigue. Latihan efektif dalam mengelola
anak dengan kanker, latihan fisik juga memiliki manfaat ekstra selain menurunkan
tingkat kelelahan anak, yaitu peningkatan ketahanan fisik dan peningkatan
kualitas hidup.Selain itu, latihan fisik memberika efek secara biologis dalam
tubuh anak dengan kanker.
4.2 Saran
Keefektifan latihan fisik dalam pengelolaan gejala kelelahan anak yang menjalani
kemoterapi sesuai Standar operasional prosedur (SOP) terhadap latihan fisik turut
diperlukan demi menjaga keselamatan klien anak.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2018.Cancer Facts & Figrues 2018.Atlanta:American
Cancer Society
Goodwin, P. J., E. Bruera, dan M. Stockler. 2014. Pain in patients with cancer.
Journal of Clinical Oncology. 32(16):1637–1639.
Husen, A., C. Suharti, dan Hardian. 2016. Hubungan antara derajat nyeri dengan
tingkat kualitas hidup pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. JURNAL
KEDOKTERAN DIPONEGORO. 5(4):545–557.
Rosas, S., M. Paço, C. Lemos, dan T. Pinho. 2017. Comparison between the visual
analog scale and the numerical rating scale in the perception of esthetics and pain.
International Orthodontics. 15(4):543–560.
Aveyard, H. (2010). Doing a literature review in health and social care: A practical
guide. 2nd ed. Maidenhead: McGraw-Hill Open University Press.
Aveyard, H. (2014). Doing a literature review in health and social care: A practical
guide. 3rd ed. Maidenhead: McGraw-Hill Open University Press.
Chiang, Y., Yeh, C., Wang, K. K., & Yang, C. (2009). The experience of cancer-
related fatigue in taiwanese children. European Journal of Cancer Care, 18(1), 43-49.
doi: 10.1111/j.1365-2354.2007.00884.x
Jung, M., Zepf, N., & Fuchs, B. (2016). Bewegungstherapie für Kinder mit Cancer
Related Fatigue. Klinische Pädiatrie, 228(3), 157-163. doi:10.1055/s-0042-105291
Lam, K. K. W., Li, W. H. C., Chung, O. K., Ho, K. Y., Chiu, S. Y., Lam, H. S., Chan,
G. C. F. (2018). An integrated experiential training programme with coaching to
promote physical activity and reduce fatigue among children with cancer: A
randomised controlled trial. Patient Education and Counseling, 1-10. doi: 10.1016/j.
pec.2018.07.008
Miller, E., Jacob, E., & Hockenberry, M. J. (2011).Nausea, pain, fatigue, and multiple
symptoms in hospitalized children with cancer.Oncology Nursing Forum, 38(5),
E382–E393. http://doi.org/10.1188/11.ONF.E382-E393
Moher D, Liberati A, Tetzlaff J, Altman DG, The PRISMA Group. (2009). Preferred
reporting items for systematic reviews and meta-Analyses: The PRISMA Statement.
PLoS Med 6(7): e1000097. doi:10.1371/journal.pmed1000097
Mustian, K. M., Sprod, L. K., Janelsins, M., Peppone, L. J., & Mohile, S. (2012).
Exercise Recommendations for Cancer-Related Fatigue, Cognitive Impairment, Sleep
problems, Depression, Pain, Anxiety, and Physical Dysfunction: A Review. Oncology
& Hematology Review, 8(2), 81–88. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3647480/
Naga, B. S. H. B., & Kassab, M. I. (2013). Fatigue experience among cancer patients
receiving chemotherapy. Journal of Research in Nurisng and Midwifery, 2(1), 1-5.
Retreived from https://www.interesjournals.org/articles/fatigue-experience-
amongcancer-patients-receiving-chemotherapy.pdf
Tanir, M. K., & Kuguoglu, S. (2012). Impact of exercise on lower activity levels in
children with acute lymphoblastic leukemia: A randomized controlled trial from
Turkey. Rehabilitation Nursing, 36, 48-59. doi: 10.1002/rnj.58
Wahyuningsih, E., Yulianti., Yuningsih, Y., & Lusyana, A. (2001). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Wahyuningsih, I. S. dan K. N. Ikhsan. 2018. Nyeri pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi pain in cancer patients undergoing chemotherapy. In Unissula Nursing
Conference Call for Paper & National Conference. 1(1):133–137.
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook,an
evidence-based guide to planning care 11 ed. St. Louise : elsevier
Bachion, M., Araújo, L., & Santana, R. (2002).Validation of content of nursing.diagnosis
'impaired physical mobility' in elderly adults: a contribution. Acta Paulista De Enfermagem,
15(4), 66-72.
Cheng B. (1995). Nursing diagnoses and construct validity of pain, self-care deficit and
impaired mobility. International Journal Of Nursing Studies, 32(6). 556-567.
Carpernito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual
Planning, Individualizing and Documenting Client Care. 4 Ed. Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Classification
2015-2017. 10" Ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Hurr, H. K., Park, S. M., Kim, S. S., et al. (2005). Activity intolerance and impaired physical
mobility in elders. Int J of Nursing Terminologies and Classifications, 16(3-4), 47-53.
Kneafsey, R., Clifford, C., & Greenfield, S. (2015). Perceptions of hospital manual handling
policy and impact on nursing team involvement in promoting patients' mobility. Journal of
Clinical Nursing, 24 , 289-299.
Kheafsey, R. (2007). A systematic review of nursing contributions to mobility rehabilitation:
examining the quality and content of the evidence. Journal of Clinical Nursing, 16(11c), 325-
340.
Newiield, S. A., Hinz, M. D.. Tiley, D. S. Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox's
Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women's, Mental Health, Gerontic,
and Home Health Considerations. 6" Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company. menurun
k(ROM)