Anda di halaman 1dari 16

Universitas

Gunadarma GAMBARAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG


KENAIKAN BERAT BADAN DAN TEKANAN DARAH
DI DESA GOMBANG, KECAMATAN PLUMBON,
KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT, TAHUN 2019

KARYA TULIS
ILMIAH
PEMBIMBING
Dr. Nina Herlina, S.SiT, M.Kes MIRA AULIA
Dwi Puji Astuti, S.SiT, S.KM, M.Kes 36717997
BAB I
PENDAHULUAN

Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) mempunyai arti dalam mewujudkan


manusia Indonesia yang sejahtera disamping program pendidikan dan kesehatan
(Irianto, 2015).
Adanya program Keluarga Berencana (KB) dapat memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam menurunkan pertumbuhan penduduk. Program Keluarga
Berencana (KB) juga berperan besar untuk mencapai pengurangan Angka Kematian
Ibu (AKI) dengan melalui perancanaan keluarga dalam mengatur kehamilan yang
aman, sehat dan diinginkan. Dalam memilih suatu metode kontrasepsi, wanita harus
menimbang berbagai faktor termasuk status kesehatan mereka, seperti efek samping
yang dialami dalam kurun waktu lama (Kemenkes, 2016).
Belum diketahuinya gambaran akseptor KB hormonal
Masalah terhadap kenaikan berat badan dan tekanan darah di Desa
Penelitian Gombang, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat.

Tujuan Tujuan Khusus :


Umum :
1. Diketahuinya distribusi frekuensi umur akseptor KB hormonal
Mengetahui gambaran di Desa Gombang, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon,
akseptor KB hormonal Jawa Barat, tahun 2019
terhadap kenaikan 2. Diketahuinya distribusi frekuensi kenaikan berat badan akseptor
KB hormonal di Desa Gombang, Kecamatan Plumbon,
berat badan dan
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tahun 2019
tekanan darah di Desa 3. Diketahuinya distribusi frekuensi kenaikan tekanan darah
Gombang, Kecamatan akseptor KB hormonal di Desa Gombang, Kecamatan Plumbon,
Plumbon, Kabupaten Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tahun 2019
Cirebon, Jawa Barat, 4. Diketahuinya distribusi frekuensi jenis KB hormonal pada
tahun 2019 akseptor KB hormonal di Desa Gombang, Kecamatan Plumbon,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tahun 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kontrasepsi Hormonal 1. Definisi Kontrasepsi Hormonal


2. Mekanisme Kerja Kontrasepsi
Hormonal
Kontrasepsi
Macam-Macam
1. Definisi Kontrasepsi Kontrasepsi Hormonal
2. Memilih Metode Kontrasepsi
3. Macam-Macam Kontrasepsi 1. Kontrasepsi Pil
2. Kontrasepsi Suntik
Keluarga Berencana 3. Kontrasepsi Implan

1. Definisi KB Kerangka Teori


2. Tujuan Program KB
BAB III
METODE PENELITIAN Umur
Kerangka Konsep Kenaikan
KB Hormonal
berat badan
Definisi
Operasional Kenaikan
tekanan darah
No Variabel Definisi Sumber Kategori Skala
Operasional Data
1. KB Hormonal KB yang membuat akseptor mengalami Rekam 1 = Pil Ordinal
ketidakseimbangan hormon Medik 2 = Suntik 1 bulan
3 = Suntik 3 bulan
4 = Implant

2. Kenaikan Berat Kenaikan berat badan akseptor selama Rekam 2 = ≤ 5 Kg Ordinal


Badan menggunakan kontrasepsi hormonal Medik 1 = ˃ 5 Kg
3. Perubahan Perubahan tekanan darah akseptor selama Rekam 2 = kenaikan sistol ≤ 20 mmhg Ordinal
Tekanan Darah menggunakan kontrasepsi hormonal Medik 1 = kenaikan sistol ˃ 20 mmhg
4. Umur Umur ibu dilihat dari ulang tahun terakhir Rekam 2 = umur produktif: 20-35 tahun Ordinal
Medik 1 = umur kurang produktif : ˃ 35
tahun
Desain Populasi dan Tempat dan Waktu
Penelitian Sampel
Metode yang digunakan dalam Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Populasi dalam penelitian ini yaitu
penelitian ini adalah penelitian seluruh akseptor KB hormonal pada Gombang, yang terletak di Jl.
tahun 2019.
deskriptif yang dilakukan Anggrek Kecamatan Plumbon, Kota
Sampel yang akan diambil pada
dengan pendekatan cross penelitian ini menggunakan total Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 01
sectional sampling berjumlah 131 orang akseptor
April 2020

Sumber Pengambilan Pengolahan Analisa


Data Data Data
Penelitian ini menggunakan 1. Editing Pada hasil pengolahan data dilakukan
data sekunder melalui data dari 2. Coding
kantor Petugas Lapangan 3. Entry data analisa univariat, analisa ini dilakukan
Keluarga Berencana (PLKB) 4. Tabulating untuk memperoleh gambaran distribusi
dan rekam medik.
frekuensi dari variabel yang diteliti
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi Frekuensi Gambaran Akseptor KB Hormonal Distribusi Frekuensi Gambaran Akseptor KB
Tentang Kenaikan Berat Badan dan Tekanan Darah Hormonal Tentang Kenaikan Berat Badan dan
Berdasarkan Umur Tekanan Darah Berdasarkan Berat Badan
20-35 th > 35 th Akseptor KB ≤ 5 kg > 5 kg Akseptor KB
hormonal
berdasarkan umur > 5 kg;
hormonal
> 35 th; 20-35 Sales; berdasarkan
Col- th; tertinggi yaitu
0.34; 34% kenaikan berat
umn1; Col- pada umur 20 ≤ 5 kg;
0.48; umn1; sampai 35 tahun badan tertinggi
0.52; Sales;
48% 0.6600000
52% sebanyak 68 yaitu ≤ 5 Kg
00000002;
akseptor (52%). 66% sebanyak 86
akseptor (66%).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Distribusi Frekuensi Gambaran Akseptor KB Distribusi Frekuensi Gambaran Akseptor KB
Hormonal Tentang Kenaikan Berat Badan dan Hormonal Tentang Kenaikan Berat Badan dan
Tekanan Darah Berdasarkan Kenaikan Tekanan Tekanan Darah Berdasarkan KB Hormonal
Darah Suntik 3 Akseptor KB
bulan;
≤ 20 mmHg Sales; 63% hormonal di Desa
> 20 mmHg Akseptor KB
> 20 Gombang tahun
hormonal
mmHg; Suntik 1 2019 tertinggi yaitu
Sales; berdasarkan kenaikan bulan;
0.25; ≤ 20 Sales; 23% suntik 3 bulan 82
mmHg; tekanan darah Pil; Sales; Implan;
25% 9% akseptor (63%),
Sales; tertinggi yaitu ≤ 20 Sales; 5%
0.75000 sedangkan akseptor
0000000 mmHg sebanyak 98
KB hormonal
002; akseptor (75%).
75% terendah yaitu
implan 7 akseptor
(5%).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabulasi Silang antara Umur dengan KB Hormonal
Pada Gambaran Akseptor KB Hormonal Tentang Diketahui pada KB hormonal pil tertinggi
Kenaikan Berat Badan dan Tekanan Darah pada umur 20-35 tahun yaitu 7 akseptor
35% (5%), pada KB suntik 1 bulan tertinggi pada
30%
25% umur 20-35 tahun yaitu 17 akseptor (13%),
20% pada KB suntik 3 bulan tertinggi pada umur
15%
10% 20-35 tahun yaitu 40 akseptor (31%), pada
5% KB implant tertinggi pada umur 20-35 tahun
0%
yaitu sebanyak 4 akseptor (3%). Sehingga
total akseptor KB hormonal tertinggi pada
kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 68
akseptor (52%).
Pembahasan
Akseptor usia produktif (20-35 tahun) lebih banyak memilih KB hormonal untuk
menunda kehamilan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ida Prijatni (2016)
“Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Hormonal” bahwa
usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi sehat karena alat-alat reproduksi
bekerja secara maksimal sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi
kehamilan. Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak kelahiran adalah 2-
4 tahun.
Tabulasi Silang antara Berat Badan dengan KB
Hormonal Pada Gambaran Akseptor KB Hormonal
Tentang Kenaikan Berat Badan dan Tekanan Darah

Diketahui pada KB hormonal pil tertinggi


50%
mengalami kenaikan ˃ 5 Kg yaitu sebanyak
45%
7 akseptor (5%), pada KB suntik 1 bulan
40%
tertinggi mengalami kenaikan ≤ 5 Kg yaitu
35%
sebanyak 17 akseptor (13%), pada KB
30%
suntik 3 bulan tertinggi mengalami kenaikan
25% ≤ 5 Kg yaitu sebanyak 57 akseptor (44%),
20% pada KB implant tertinggi mengalami
15% kenaikan ≤ 5 Kg yaitu sebanyak 7 akseptor
10% (5%). Sehingga total akseptor KB hormonal
5% tertinggi mengalami kenaikan ≤ 5 Kg yaitu
0% sebanyak 86 akseptor (66%).
Pil Suntik 1 bulanSuntik 3 bulan implan
Pembahasan
Pengaruh KB hormonal terhadap kenaikan berat badan tidak terlalu berpengaruh.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rika (2018) dengan
judul “Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan
Kenaikan Berat Badan pada Wanita Usia Subur” didapatkan hasil bahwa
umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi dari 1 kg sampai
5 kg dalam tahun pertama penyuntikan. Penyebab pertambahan berat badan
DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di
bawah kulit bertambah.
Tabulasi Silang antara Tekanan Darah dengan KB
Hormonal Pada Gambaran Akseptor KB Hormonal
Tentang Kenaikan Berat Badan dan Tekanan Darah
60%
Pada KB hormonal pil tertinggi
50% mengalami kenaikan ≤ 20 mmHg yaitu
40% sebanyak 8 akseptor (6%), pada KB
30% suntik 1 bulan tertinggi mengalami
kenaikan ≤ 20 mmHg yaitu sebanyak
20% 20 akseptor (15%), pada KB suntik 3
10% bulan tertinggi mengalami kenaikan ≤
0% 20 mmHg yaitu sebanyak 63 akseptor
(49%), pada KB implant tertinggi
mengalami kenaikan ≤ 20 mmHg yaitu
sebanyak 7 akseptor (5%).
Pembahasan
Pengaruh KB hormonal tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan tekanan darah.
Penelitian ini sesuai dengan teori menurut Arima (2015) “Hubungan Kontrasepsi
Hormonal Terhadap Tekanan Darah di Puskesmas Leyangan Tahun 2018”
penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi yang kurang dari 2 tahun tidak
menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian prehipertensi dan atau
hipertensi.
BAB V
KESIMPULAN

1. Akseptor usia produktif (20-35 tahun) lebih banyak memilih KB hormonal untuk menunda
kehamilan. Penelitian ini sesuai dengan teori menurut Siswosudarmo dkk (2017), cara KB
pada fase menjarangkan kehamilan (umur 20-35 tahun) dianjurkan KB yang efektif seperti
KB hormonal (pil, suntik, implan) maupun Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
2. Pengaruh KB hormonal terhadap kenaikan berat badan tidak terlalu berpengaruh.
Penelitian ini sesuai dengan teori menurut Rika (2018), umumnya pertambahan berat
badan tidak terlalu besar, bervariasi antara 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama
penyuntikan. DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
3. Pengaruh KB hormonal tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan tekanan darah. Penelitian
ini sesuai dengan teori menurut Arima (2015) penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi
yang kurang dari 2 tahun tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian
prehipertensi dan atau hipertensi. Prehipertensi adalah precursor klinik terjadinya
hipertensi dan berhubungan dengan meningkatnya resiko penyakit kardiovaskuler.
Universitas
Gunadarma

THANKS
KARYA TULIS
ILMIAH

Anda mungkin juga menyukai