Anda di halaman 1dari 9

ANALISA JURNAL EBN

DALAM INTERVENSI KEPERAWATANA ANAK


Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Keberhasilan Toilet
Training Pada Usia Anak Pra Sekolah

Disusun oleh :

ADI RAZAK RAHMAD (11202061)


ANISA (11202065)

ANISA STATIRA (11202067)


DESI RATNASARI (11202070)
DWI IRA AMYATI (11202071)
DYAH WINARTI (11202072)
EDHIL MUTHI (11202073)
EIRENE PAYUNGALO (11202074)
EVA ANA SOLIHAH (11202078)
EVELYN LOSUNG(11202079)
FIFIN HARTIWI (11202081)
YULIANTO IRAWAN (123456)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER
ANGKATAN THN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola pengasuhan (parenting) atau perawatan anak sangat bergantung pada nilai-nilai yang

dimiliki keluarga (Supartini, 2002). Pola asuh merupakan proses dari tindakan yang mempunyai

tujuan untuk dicapai sedang masa tersebut dimulai dari masa kehamilan (Wong, 2003). Toilet

training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam

melakukan buang air kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan

pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian pada anak. Fase ini biasanya pada

anak usia 18–36 bulan. Dalam melakukan toilet training ini, anak membutuhkan persiapan fisik,

psikologis maupun intelektualnya. Dari persiapan tersebut anak dapat mengontrol buang air besar

dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005). Umumnya pengajaran toilet training yang

dilakukan oleh orang tua yaitu 31% orang tua mulai mengajarkan pada usia anak 18-22 bulan,

27% mulai di usia 23-27 bulan, dan 16% di usia 28-32 bulan dan 22% di usia 32 bulan ke atas.

Orang tua menunggu anak siap untuk diajarai toilet training sehingga dalam pengajaran tidak

membutuhkan waktu yang lama (Warner, 2007). Jurnal Kebidanan Universitas Islam Lamongan

ISSN 2086-2792 (Print) Vol. 10 No. 2, Desember 2018 46 Berdasarkan penelitian di Jawa Timur

oleh Juniati, tahun 2014 di ketahui pada 430 anak usia toddler (12-36 bulan) 56% masih

mengompol di celana dan diketahui anak baru bicara setelah celana yang dikenakan basah.

Penelitian di Surabaya (2006) menunjukkan bahwa batita belum bisa menggunakan otot mereka

untuk mengontrol keinginan untuk ke belakang hingga berusia paling tidak 18 bulan. Bahkan

beberapa ahli menganggap bahwa anak umur enam tahun masih mengompol itu wajar, walaupun

itu hanya dilakukan oleh sekitar 12 % anak umur 6 tahun (Juniati, 2014). Akan tetapi, bukan

berarti anak tidak diajarkan bagaimana cara yang benar untuk buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB) yang benar dan di tempat yang tepat (Maryunani, 2013). Penyebab gagalnya

toilet training pada anak salah satunya disebabkan oleh pola asuh orang tua dalam mengasuh

anak. Banyak orang tua yang kurang memiliki kesabaran ekstra dalam melatih toilet training,

sehingga tujuan dari toilet training sendiri tidak terwujud (Warner, 2007). Dampak yang paling

umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang

tua kepada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak dimana anak cenderung minder

dan tidak percaya diri, bersikap keras kepala dan kikir. Hal ini dapat ditunjukkan oleh orang tua

yang sering memarahi anak pada saat buang air kecil maupun besar atau melarang anak untuk

buang air kecil maupun besar saat berpergian (Istichomah, 2009). Solusinya adalah menciptakan

kedekatan interaksi orang tua dengan anak dalam toilet training, ini akan membuat anak merasa

aman dan percaya diri (Fathi, 2011). Berdasarkan fenomena diatas, dimana masih banyak ibu

yang tidak menerapkan toilet training. Atas dasar hal tersebut, peneliti dapat melaksanakan suatu

penelitian serta diharapkan membawa manfaat bagi responden, maka peneliti tertarik untuk

mengungkap tentang “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Keberhasilan Toilet

Training Pada Anak Usia 18-36 Bulan di Desa Tanjung Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan”

B. Tujuan

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat keberhasilan toilet training

pada anak usia 18-36 bulan di Desa Tanjung Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan.

C. Manfaat

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan agar pembelajaran toilet training dapat

diterapkan sejak dini pada bayi usia 18-36 bulan melalui pola asuh orang tua.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini ingin membuktikan apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua

dengan tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia 18-36 bulan di Desa Tanjung
Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Rancangan yang digunakan cross sectional.

Berdasarkan tujuan penelitian termasuk rancangan penelitian analitik korelation. Berdasarkan

sumber data termasuk jenis data primer (Arikunto, 2006). Sampel penelitian ini yaitu seluruh ibu

dan anaknya yang berusia 18-36 bulan di desa Tanjung kecamatan Lamongan kabupaten

Lamongan sebanyak 43 orang, dengan menggunakan teknik total populasi. Variabel yang diukur

adalah pola asuh orang tua sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya

keberhasilan toilet training pada anak usia 18-36 bulan


BAB II

ANALISA JURNAL

Peneliti Tipe studi Usia anak Jumlah Exposure Variabel

partisipan (variable Independen

dependen)

Eka Sarofah Cross 18-36 43 Keberhasilan pola asuh

Ningsih Sectional Bulan Responden Toilet orang tua

Training

Veronica Analisa 3- 5 Tahun 32 Keberhasilan Peran


Toilet
Anggraeini Bivariat Pra Responden Keluarga
Training
dan Sri Sekolah

Lasmawati
Darah Cross 18-36 36 Keberhasilan Kesiapan
Toilet
Ifalahma Sectional bulan Responden Orang Tua
Training
dan Nur

Hikmah
Langen Skala 12-24 41 Kemampuan Pola Asuh

Nidhana M Likert Bulan Responden Toilet Ibu

dan Alini Training


Ratne, Analisa 12-36 70 Keberhasilan Pola Asuh
Bulan
Toilet Orang Tua
Heni P, dan Bivariat Atau 1- 3 Responden
Tahun Training
Raharjo A
Zufra Cross 3-4 tahun 50 Keberhasilan Pengetahuan
Toilet
Inayah, Sectional Responden dan Pola
Training
Wiwik W, Asuh Ibu

Diyah F,

dan Tri N
Karoline Kuesioner 30-36 2000 Keberhasilan Edukasi

van Nunen, bulan responden Toilet perawat

Nore kaerts Training terhadap

orang tua
BABA III

PEMBAHASAN

No. Sub topik Penjelasan


1. Judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Pra
Sekolah

2. Pelaksanaan Klinis P (populasi/ masalah) : 1-4 Tahun

I (Intervensi) : Mengetahui hubungan pola asuh orang

tua, Peran Keluarga, Kesiapan orang tua, Pengetahuan

Ibu terhadap tingkat keberhasilan toilet training

C (Comparation) : Antara Tingkat pengetahuan, Pola

Asuh dan Kesiapan Orang tua dalam mengatasi

keberhasilan toilet training

OUTCOME : mempengaruhi tingkat keberhasilan

toilet training

3. Target populasi Pada anak usia Pra sekolah

4. Rekomendasi Bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh

demokratis memiliki kecenderungan anak menujukkan

tingkat keberhasilan toilet training yang tinggi.

Sedangkan untuk perilaku orang tua yang menggunakan

pola asuh otoriter kecenderungan anak menunjukkan

tingkat keberhasilan toilet training yang rendah

5.
Pembahasan 
Exposure (variabel
dependen)
Pola Asuh Orang Tua
Pola pengasuhan (parenting) atau perawatan anak
sangat bergantung pada nilai-nilai yang dimiliki
keluarga (Supartini, 2002). Pola asuh merupakan proses
dari tindakan yang mempunyai tujuan untuk dicapai
sedang masa tersebut dimulai dari masa kehamilan
(Wong, 2003).
Peran Keluarga
Peran keluarga merupakan serangkaian perilaku yang
diharapkan seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal dan informal.
Pada masa ini orang tua harus sabar dan mengerti
kesiapan anak untuk memulai pengajaran penggunaan
toilet dan memberikan dukungan yang positif.
Kesiapan Orang tua
Toilet training dapat berlangsung pada fase kehidupan
anak yaitu mulai umur 18 bulan sampai 2 tahun atau 3
tahun. Faktor kesiapan orang tua memegang peranan
penting untuk melatih anak. Dimulai dari melatih anak
untuk tidak mengompol di siang hari, tidak BAB di
celana sampai tidak mngompol di malam hari.
Pola Asuh Ibu
Pola asuh dan peran orang tua pada anak usia toddler,
dalam mengajarkan toilet training dengan tepat
berfungsi untuk melatih dan mengontrol buang air besar
dan buang air kecil. Latihan toilet training dapat dimulai
dengan pembiasaan anak menggunakan toilet, melatih
anak.
duduk di toilet, dan dilakukan secara rutin (Ratne dkk,
2016). Pengetahuan orang tua terutama ibu sangat
berperan terhadap perilaku anak dan membentuk
tumbuh kembang yang optimal, karena perhatian dan
pengamatan anak tidak terlepas dari sikap dan perilaku
orang tua (Meggitt, 2013).
Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu
Pengetahuan tentang toilet training akan berpengaruh
pada penerapan toilet training pada anak. Ibu yang
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik berarti
mempunyai pemahaman yang baik tentang manfaat dan
dampak toilet training, sehingga ibu dapat menggunakan
metode yang tepat sesuai dengan kondisi anak mereka
dan dapat mencapai tujuan degan baik.
Selain itu, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik
akan mempunyai sikap yang positif terhadap konsep
toilet training (Putriana dan Andriani. 2018; Albaramki,
Allawama, Yusef. 2017).

Edukasi perawat terhadap orang tua

Anda mungkin juga menyukai