Anda di halaman 1dari 14

ANALISA JURNAL EBN (EvidenceBasedNursing)

SISTEM PERKEMIHAN BLADDER TRAINING

TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH 11 PROGRAM S1 KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

YULIA DERINI

11212161

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

2021
KATA PENGANTAR

Assalammuallaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
EBN (Evidance Based Nursing) tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam proses pembuatan makalah EBN (Evidance Based Nursing) ini, penyusun
mengalami banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing Mata
Kuliah Sistem Perkemihan yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna baik dari isi maupun
sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterimakasih apabila ada kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan seperjuangan khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan nantinya.

Depok,10 Oktober 2021


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN .....................................................................................2
1.3 MANFAAT PENULISAN.................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 URAIAN MASALAH ..........................................................................................3
2.2 PERTANYAAN KLINIK ..................................................................................3
2.3 MENENTUKAN PIO/PICO/PICOT .................................................................3
2.4 KATA KUNCI ..................................................................................................3
2.5 PROSES PENCARIAN ARTIKEL PENELITIAN ...........................................4
2.6 HASIL PENELUSURAN ARTIKEL PENELITIAN .......................................5
2.7 PEMBAHASAN ARTIKEL PENELITIAN ......................................................5
2.8 KESIMPULAN ..................................................................................................6
BAB 3 CRITICAL APPRAISAL
3.1 ARTIKEL PENELITIAN 1 ...............................................................................6
BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................11
4.2 SARAN ............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................12
LAMPIRAN JURNAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Pembuangan
dapat melalui urine ataupun bowel (Wartonah, 2006). Pembuangan normal urine merupakan
suatu fungsi dasar yang sering dianggap enteng oleh kebanyakan orang, apabila sistem
perkemihan tidak dapat berfungsi dengan baik, semua sistem organ pada akhirnya akan
terpengaruh. Klien yang mengalami perubahan eliminasi urine juga dapat menderita secara
emosional akibat perubahan citra tubuhnya (Potter dan Perry, 2005). Membuang urine dan alvi
(eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia.
Apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan
seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi,
diare dan kembung, berbagai macam gangguan yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan
dampak pada system organ lainnya seperti: system pencernaan, ekskresi (Pradana, 2011) Retensi
urine akut tidak dapat berkemih sama sekali, walaupun kandung kemihnya sudah penuh. Pasien
tersebut mengalami peningkatan rasa nyeri suprapubik yang terus-menerus bersama dengan
keinginan untuk berkemih yang hebat dan mungkin dengan meneteskan jumlah yang sedikit dari
urin. Retensi urin akut adalah suatu keadaan emergenci medis yang menuntut tindakan yang
cepat. Bilamana retensi urin tidak ditangani sebagaimana mestinya, akan mengakibatkan
terjadinya penyulit yang memperberat morbiditas penderita yang bersangkutan (Sulli, 2011)
Tidak diperlukan peralatan maupun ketrampilan yang khusus untuk mendeteksi dan menangani
penderita dengan retensi urin, apapun yang menyebabkan terjadinya kelainan tersebut (Potter dan
Perry, 2005). Salah satu tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi retensi urine adalah
dengan menggunakan metode bladder trainning. Bladder training adalah salah upaya untuk
mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke
fungsi optimal neurogenik. Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif diantara
terapi nonfarmakologis (Syafar, 2011). Oleh karena itu kami ingin melakukan alternative lain
melakukan perawatan pasien yang mengalami retensi urine dan penurunan kemampuan berkemih
dengan menggunakan Bladder Training. Dalam beberapa artikel menyebutkan bahwa bladder
training dapat memberikan efek dalam kemampuan berkemih, sehingga dapat menjadi intervensi
mandiri dalam keperawatan untuk mengurangi retensi urine.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami cara mencari Evidence Based Practice dan menerapkannya untuk
menyelesaikan masalah bladder training yang ditemukan selama melakukan praktik keperawatan
pada pasien.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam Evidence Based Practice
2. Mampu membuat pertanyaan yang baik terkait masalah keperawatan yang dihadapi yang
dijawab dengan menggunakan format PICO/PICOT
3. Mampu mencari artikel terbaik untuk menjawab “The Answerable Question”
1.3 Manfaat Penulisan
Mahasiswa mampu memahami cara mencari Evidence Based Practice dan menerapkannya
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan selama melakukan praktik keperawatan
pada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Uraian Masalah
Pada ruang Penyakit dalam rawat inap, terdapat beberapa pasien yang mengalami
gangguan pola berkemih. Kebanyakan pasien terpasang kateter untuk membantu pola eliminasi
urine . Padahal tidak semua pasien harus mengggunakan kateter. Karena kateter memiliki efek
samping yang merugikan disamping efek yang menguntungkan.
Untuk mengembalikan otot-otot Detrusor pada kandung kemih dan melatih berkemih secara
normal membutuhkan tindakan Keperawatan Mandiri yang inovatif dan relevan sesuai penelitian
yang ada. Salah satu tindakan Mandiri Keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi
urine adalah Bladder Training. dimana pasien yang memiliki Retensi urine akan dilatih otot-otot
detrusor nya. Selama ini perawatan yang di lakukan di RS hanya memasang kateter saja tanpa
melatih otot-otot detrusor. Hal ini menyebabkan pasien mengalami Gangguan Eliminasi Urine
yang tadinya ringan malah memperberat kondisinya dan yang berat semakin kompleks. Sebelum
tindakan perawatan dilakukan, perawat ingin mengetahui bagaimana EBNP dari bladder training.

2.2 Pertanyaan Klinik


Pada Pasien yang mengalami Retensi Urine apakah pengaruh dari bladder training terhadap
kemampuan berkemih ?
2.2 Menentukan PIO / PICO / PICOT
P : Pasien Retensi Urine
I : Bladder Training
O: Kemampuan Berkemih
2.3 Kata Kunci
Bladder Training, Pasien Retensi Urine, Kemampuan Berkemih
2.4 Proses Pencarian Artikel Penelitian
2.5.1 Pencarian Artikel Penelitian Menggunakan Databased Google Schoolar
Artikel penelitian yang didapatkan di PubMed tetapi tidak dapat di download, Bisa
mencoba untuk mencari artikel tersebut di Google Scholar.
1. Mengakses Google Scholar.

2. Copy paste judul artikel penelitian atau buat keyword dengan pemisah tanda + di
kolom pencarian, dan temukan artikel penelitian yang dicari
3. Baca abstrak kemudian download
2.5 Hasil penelusuran Artikel Penelitian
Pengaruh Bladder Trainning Terhadap Kemampuan Berkemih Pada Pasien Pria Dengan
Retensi Urine.
2.6 Pembahasan Artikel Penelitian
Pengaruh Bladder Trainning Terhadap Kemampuan Berkemih Pada Pasien Pria Dengan
Retensi Urine.
Kesimpulan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bladder trainning terhadap
kemampuan berkemih pada pasien pria dengan retensi urine.
Dalam penelitian ini menggunakan design penelitian Non Equivalent control group
design Pretest-Posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien pria yang menggunakan
kateter. Instrumen menggunakan lembar observasi.. dimana peneliti melakukan pengukuran
sebelum melakukan intervensi kemudian memberikan intervensi dan melakukan penilaian
kembali data variabel independen (Bladder Trainning) dan dependen (Kemampuan
berkemih). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menggunakan kateter
diruang penyakit dalam RSUD Depok. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon Sign
Rank Test dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
BAB III
CRITICAL APRAISAL
3.1 Artikel Penelitian 1
Pengaruh Bladder Trainning Terhadap Kemampuan Berkemih Pada Pasien Pria Dengan
Retensi Urine.

1. Why was this study Done?


 Pemaparan masalah penelitian pada penelitian ini sudah dijelas pada pendahuluan,
Retensi urin adalah suatu keadaan emergency medis yang menuntut tindakan yang
cepat. Bilamana retensi urin tidak ditangani sebagaimana mestinya, akan
mengakibatkan terjadinya penyulit yang memperberat morbiditas penderita yang
bersangkutan salah satu tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi retensi
urine adalah dengan menggunakan metode bladder trainning.
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bladder trainning
terhadap kemampuan berkemih pada pasien pria dengan retensi urine
 Peneliti sudah menuliskan dengan jelas tujuan dilakukan penelitian
 Kata kunci yang digunakan peneliti sudah sesuai
 Fakta dan teori dituliskan Kutipan-nya. Sehingga meningkatkan nilai
kebenarannya.
2. What is sample size
Jumlah sample dalam penelitian ini adalah 30 sample yang sudah mengalami
proses seleksi dan memenuhi kriteria inkulsi. Peneliti menggunakan teknik sampling Non
probability sehingga hasilnya bisa digeneralisasikan dan diharapkan dapat diterapkan
sebagai terapi.
3. Are the measurements of major variables valid & reliable?
Intrumen yang digunakan untuk penilaian variable sudah valid/tepat. Instrumen yang
digunakan reliable/mampu menampilkan/memberikan makna yang sama ketika
digunakan oleh semua responden.

4. How were the data analyzed ?


Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat
kemaknaan(α) 0,05. Jenis uji statistic dengan desain penilitian sudah sesuai .sehingga
meningkatkan nilai kebenarannya.
5. Were there any untoward events during the conduct of the study?
Persetujuan diperoleh dari komite etika Rumah Sakit / Instansi terkait studi. Seorang
peneliti menjelaskan penelitian ini kepada calon peserta, dan informed consent tertulis
telah diperoleh sebelumnya. Identitas pribadi subjek dilindungi karena semua data
diidentifikasi hanya berdasarkan jumlah kasus, sehingga kerahasiaan terjamin. Mereka
diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, dan diberi tahu bahwa mereka dapat
menarik diri dari penelitian ini kapan pun tanpa efek samping pada perawatan mereka
selanjutnya. Semua hasil untuk penelitian ini dilaporkan sebagai agregat. Selain itu, jika
subjek mendeteksi efek merugikan dari bladder training yang tidak diinginkan atau tidak
diantisipasi, maka intervensi segera dihentikan.
6. How do the results fit with previous research in the area?
Penelitian Ini Memiliki Beberapa Kekuatan Metodologis.
 Sampel Direkrut Langsung Dari Rumah Sakit. Tingkat Tindak Lanjut Sangat
Bagus, Dengan 100% Subjek Di semua responden Memberikan Data Pada
Intervensi 1 Bulan.
 peneliti melakukan pengukuran sebelum melakukan intervensi kemudian
memberikan intervensi dan melakukan penilaian kembali data variabel
independen (Bladder Trainning) dan dependen (Kemampuan berkemih). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menggunakan kateter diruang
penyakit dalam RSUD Depok
7. What does this research mean for clinical practice?
Dari semua komponen tersebut, terlihat bahwa Terapy Bladder Training Dapat Bertindak
Sebagai Intervensi Efektif Untuk Meningkatkan Kemampuan berkemih dan Meningkatkan
frekuensi berkemih Pada Pasien Yang mengalami Retensi Urine. Bagaimana pun, karena
ukuran sampel yang kecil, kita bisa menganggapnya sebagai studi pendahuluan, dan penelitian
lanjutan harus dilanjutkan dengan merekrut lebih banyak sample penelitian. Namun, temuan itu
dapat membantu Profesi Perawat untuk mengatasi masalah Berkemih (Pengosongan Kandung
Kemih) pada Pasien dengan Retensi Urine dengan menggunakan Bladder Training.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hasil evaluasi dari artikel penelitian, dapat disimpulkan bahwa badder training efektif
dan efisien untuk Meningkatkan pengosongan kandung kemih (kemampuan berkemih)
pasien dengan Retensi Urine. Dibuktikan hasil penelitian yang menujukkan bahwa Bladder
Training secara signifikan meningkatkan frekuensi berkemih pada pasien pria dengan retensi
urine di Ruang Penyakit dalam RSUD Depok. Kemampuan Pengosongan kandung kemih
pada pasien Pria Retensi Urine setelah diberikan Bladder Training menjadi LEBIH BAIK
dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan. Terjadi peningkatan adalah 5 (3-6) atau
termasuk dalam kategori baik Kesimpulan: Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bladder
Training memberikan pengaruh pada kemampuan berkemih.

4.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar semua perawat dalam melakukan
tindakan keperwatan harus berdasarkan pada evidence based practice Dan juga bagi perawat
yang kelak bekerja di rumah sakit maupun di Institusi kesehatan lainnya. agar dapat menerapkan
bladder training untuk kemampuan berkemih pada pasien retensi urine. Sehingga kita sebagai
perawat yang professional dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan dapat memberikan
asuhan keperawatan yang tepat dan bermanfaat kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Potter and Perry . (2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 vol 2. Jakarta :
EGC.
Wartonah Tarwoto (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta
: Salemba Medika.
Sulli Nova (2011). Retensi Urine. Diakses dari http://www.scribd.com/novasuli
Syafar (2011). Bladder Trainning. Diakses dari http://odesyafar.wordpress.com/
Capernito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Kavin G, Jonna B, et al (2003) Incidence and
Treatmen of urniary retention postpartum. Int Urogynecol of Journal.

Anda mungkin juga menyukai