Disusun oleh:
Kelompok 4B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Analisa
Jurnal EBN Dalam Intervensi Keperawatan Anak Dengan Tema “Perawatan
Metode Kanguru” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Keperawatan Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perawat Metode Kanguru bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ Ibu Dosen Tim
Keperawatan Anak dan Dosen Pembimbing kami Ns. Dewi Susanti, M.Kep
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Serta kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi mahasiswa STIKES PERTAMEDIKA dan semoga makalah
ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang
usia masa gestasi disebut Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Depkes RI,
2008). Angka kesakitan dan angka kematian pada neonatus di negara
berkembang ditemukan tinggi dengan penyebab utama berkaitan dengan bayi
berat lahir rendah. Setiap tahun didunia prevalensi kelahiran BBLR sekitar 20
juta (WHO, 2012).
1
Dengan demikian perlu adanya intervensi untuk mengurangi angka kesakitan
dan kematian neonatus serta menurunkan biaya perawatan hal tersebut sangat
penting untuk meningkatkan kesehatan di negara berkembang (Depkes RI,
2008). Dampak BBLR sangat serius terhadap kualitas generasi mendatang.
Permasalahan jangka panjang kemungkinan terjadi akibat dari BBLR antara
lain gangguan perkembangan penglihatan (retinopati), pendengaran, penyakit
paru kronis, kenaikan angka kesakitan dan frekuensi kelainan bawaan serta
sering masuk rumah sakit. Komplikasi langsung pada BBLR yaitu hipotermi,
gangguan cairan dan elektrolit, hiperbilirubinemia, sindroma gawat nafas,
paten duktus arteriosus, infeksi, perdarahan intreventrikuler apnea of
prematurity dan anemia (Depkes RI, 2008). Dampak tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian perawatan yang berkualitas, namun biaya, sumber daya
terbatas dan mahalnya perawatan teknologi tinggi yang diperlukan untuk
neonatus BBLR, maka sangat penting untuk menguji pendekatan alternatif
mengurangi pemisahan antara ibu dan bayi berkelanjutan, penerimaan biaya
dan kemudahan dalam pelaksanaannya (Ningsih, 2016).
B. Tujuan
Tujuan dari Analisa Jurnal EBN dalam Jurnal Intervensi Keperawatan ini
adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi dengan BBLR serta
merekomendasikan bagi para perawat anak yang bisa dijadikan salah satu
terapi komplementer dalam pemberian asuhan terhadap anak.
2
BAB II
ANALISA JURNAL
Exsposure Variable
Jumlah
Peneliti Tipe Studi Usia Anak (variable independent
Partisipan
dependen)
Newborn Perawatan
Dhini Anggraini, Quasi 20 Kenaikan Berat
dengan Metode Kanguru
Eldarita Fitri Eksperimen Responden Badan pada Bayi
BBLR
Perawatan
Yeyen Putriana, Newborn Peningkatan Berat Metode Kanguru
Quasi 30
Warjidin dengan Badan Dan Suhu dan Terapi
Eksperimen Responden
Aliyanto BBLR pada Bayi Murottal
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Jurnal
No Sub Topik Penjelasan
1. Judul Metode Kangguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah
2. Pertanyaan P (Populasi/Masalah) : Newborn (BBLR)
Klinis I (Intervensi) : Memberikan Metode Kanguru terhadap bayi
baru lahir/newborn dengan BBLR
C (Comparation) : Antara yang diberikan metode kanguru dan
yang tidak diberikan metode kanguru
O (Outcome) : Memastikan adanya pengaruh peningkatan berat
badan bayi
3. Target Populasi New Born dengan BBLR
4. Rekomendasi Metode perawatan kanguru dianjurkan agar BBLR mengalami :
Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap Kenaikan
Berat Badan Pada Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Dhini
Anggraini Dhilon, Eldarita Fitri, 2019). Efektivitas Perawatan
Metode Kangguru (PMK) dan Terapi Murottal terhadap
Peningkatan Berat Badan dan Suhu pada Bayi BBLR (Yeyen
Putriana, Warjidin Aliyanto, 2018), Pengaruh Penerapan
Metode Kanguru dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Baru
Lahir Rendah (BBLR) DI Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong (Dyah Puji Astuti, Siti Mutoharoh, Rina Priyanti,
2015). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Respon
Fisiologis Bayi Prematur (Deswita, Besral, Yeni Rustina,
2011), Perawatan Metode Kanguru Meningkatkan
Keberhasilan Pemberian ASI Pada BBLR (Yuanita Syaiful,
Lilis Fatmawati, Mukhlisotin, 2018).
5. Pembahasan Bukti terdiri dari 6 jurnal, dengan jumlah desain Quasi
Exsposure Eksperimen sebanyak 5 dan 1 untuk Desain Pre Eksperimental,
(variable yang sesuai dengan kriteria inklusi kami dan mampu menjawab
dependen) pertanyaan PICO kami. Jurnal-Jurnal ini membahasas tentang:
Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap Kenaikan
4
Berat Badan Pada Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Dhini
Anggraini Dhilon, Eldarita Fitri, 2019), Efektivitas Perawatan
Metode Kangguru (PMK) dan Terapi Murottal terhadap
Peningkatan Berat Badan dan Suhu pada Bayi BBLR (Yeyen
Putriana, Warjidin Aliyanto, 2018), Pengaruh Penerapan
Metode Kanguru dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Baru
Lahir Rendah (BBLR) DI Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong (Dyah Puji Astuti, Siti Mutoharoh, Rina Priyanti,
2015), Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Respon
Fisiologis Bayi Prematur (Deswita, Besral, Yeni Rustina,
2011), Perawatan Metode Kanguru Meningkatkan
Keberhasilan Pemberian ASI Pada BBLR (Yuanita Syaiful,
Lilis Fatmawati, Mukhlisotin, 2018).
5
metode kangguru (HTAI, 2008 ).
6
Bayi BBLR
7
ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan
mengisapnya, hal ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi
serta membantu keberhasilan pemberian ASI (Henderson,
2006). Di samping efek sentuhan kulit, metode tersebut akan
membuat bayi lebih tahan sakit daripada dengan digendong
memakai jarit. Berat badannya pun akan cepat naik (Azzam,
2009).
8
baik melalui radiasi, konveksi, evaporasi, maupun konduksi,
sedangkan dengan inkubator masih dapat terjadi proses
kehilangan panas melalui radiasi yang dapat mencapai
>50%. 10 Penggunaan inkubator di negara berkembang
memerlukan perhatian khusus terutama terhadap ketersediaan
sumber listrik yang memadai, tenaga terlatih untuk supervisi,
pemeliharaan, dan perbaikan alat, sterilisasi inkubator, dan
jumlah inkubator. Seringkali dijumpai satu inkubator
digunakan untuk lebih dari satu bayi karena jumlahnya
terbatas, hal ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi
nosokomial (WHO, 2012).
9
terjadi refluks (Maryunani, 2013). Salah satu upaya yang
dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam
pemberian ASI pada BBLR adalah dengan perawatan metode
kanguru (PMK) (Depkes, 2008).
6. Implementasi Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan
Applicability & salah satu faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap
Feasibility kematian bayi khususnya pada masa perinatal. BBLR berakibat
panjang terhadap tumbuh kembang anak dimasa yang akan
datang.
10
kangguru, apalagi bila diterapkan metode ini selama 24
jam/hari selama 10 hari.
B. Rangkuman :
1. Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap Kenaikan Berat
Badan Pada Bayi Lahir Rendah (BBLR)
11
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelompok yang tidak
diterapkan metode kanguru.
Perawatan metode kangguru bermanfaat menstabilkan suhu tubuh bayi,
stabilitas denyut jantung dan pernafasan, prilaku bayi lebih baik, kurang
menangis, dan sering menyusu, penggunaan kalori berkurang, kenaikan
berat badan bayi lebih baik, waktu tidur bayi lebih lama, hubungan ibu –
dan bayi lebih baik, dan akan mengurangi terjadinya infeksi pada bayi.
Metode kangguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke
kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kangguru. Dengan
metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir BBLR
dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu,
sehingga memberikan peluang untuk dapat beradaptasi dengan baik di
dunia luar. Perawatan metode kangguru ini telah terbukti dapat
meningkatkan berat badan bayi, menurunkan stess fisiologis ibu dan bayi
serta memudahkan dan membantu keberhasilan pemberian ASI (Dyah,
2015)
12
keseimbangan energi positif. Keseimbangan energi positif terjadi akibat
jumlah energi dari pemasukan makanan lebih besar dibandingkan dengan
jumlah pemakaian energi yang berasal dari kerja eksternal dan fungsi
internal. Ekstra energi akan disimpan dan tidak digunakan oleh tubuh
sehingga akan tersimpan dalam jaringan adiposa dan pada akhirnya
meningkatkan energi (Standley, 2002). Mekanisme kehilangan energi
pada bayi prematur dijelaskan oleh Wilson dan Hockenberry (2003) yang
mengemukakan bahwa bayi yang sangat prematur menghabiskan 70%
atau lebih waktunya untuk tidur aktif. Tidur aktif membutuhkan banyak
pemakaian energi dibandingkan dengan tidur yang tenang. Banyaknya
pemakaian energi tersebut terjadi karena frekuensi jantung biasanya lebih
tinggi pada saat bayi pada periode bangun tetapi lebih bervariasi selama
bayi pada periode tidur aktif. Tekanan darah lebih tinggi pada saat bayi
kondisi bangun. Aliran darah otak lebih banyak selama tidur aktif (lebih
banyak pada fase tidur tenang selama tidur aktif. Oksigen arteri dan
karbondiaksida lebih rendah pada tidur aktif daripada tidur tenang atau
kondisi bangun. Hipoventilasi dan koordinasi yang rendah pada gerakan
dinding dada dan gerakan perut terjadi pada periode tidur aktif. Kondisi
apneu <20 detik lebih sering pada periode aktif daripada tidur tenang pada
bayi premature (Tukral, 2008).
13
selama proses PMK berlangsung.
Selain itu, pada metode kanguru risiko bayi mendapat infeksi lebih kecil,
karena flora normal kulit ibu tentu lebih baik daripada yang tidak
menggunakan metode kanguru. Lebih lanjut pada bayi baru lahir yang
sakit atau kecil (berat lahir < 2500 gram), membutuhkan penambahan
kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Bayi berat badan
rendah dapat dengan cepat terjadi hipotermi dan untuk menghangatkan
kembali membutuhkan waktu yang lama. Risiko komplikasi dan kematian
meningkat secara bermakna bila suhu lingkungan tidak optimal. Menurut
Departemen Kesehatan RI (2003) ada lima cara menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh pada bayi berat lahir rendah salah satunya
14
adalah dengan metode kanguru.
15
oksigen. Hari pertama terjadi peningkatan saturasi oksigen sebesar
0,56%, hari kedua meningkat sebesar 0,44%, sedangkan hari ketiga
meningkat sebesar 0,50%.
16
dengan cara kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi.
17
6. Perawatan Metode Kanguru Meningkatkan Keberhasilan Pemberian
ASI Pada BBLR
Salah satu penyebab kematian bayi terbesar adalah bayi lahir kurang bulan
dan bayi berat lahir rendah. Sedangkan penyebab kematian BBLR adalah
masalah nutrisi karena belum maturnya fungsi organ pencernaan.
Pemberian nutrisi melalui ASI pada BBLR tidak mudah, karena masalah
reflek hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap
kurang, volume gaster kecil, sering terjadi refluk dan peristaltik usus
lambat. Perawatan metode kanguru bermanfaat dalam pemberian ASI
secara langsung karena bayi selalu berada di dekat payudara ibu,
menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit sehingga intensitas pemberian
ASI lebih sering dilakukan dan sangat dianjurkan pada bayi prematur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh perawatan
metode kanguru terhadap keberhasilan pemberian ASI. Desain penelitian
ini adalah pra eksperimental satu kelompok pra tes-pos tes desain.
Populasi penelitian ini adalah BBLR yang di rawat di ruang NICU RSUD
Ibnu Sina Gresik. Sampel yang digunakan adalah 19 responden yang
diambil secara purposif sampling, sesuai kriteria inklusi. Intervensi
perawatan metode kanguru dilakukan 3 jam selama 2 minggu.
18
Keberhasilan laktasi dapat di lihat dari serangkaian proses mulai dari ASI
di produksi sampai proses menghisap atau menelan ASI. Nutrisi bayi
dapat terpenuhi jika produksi ASI cukup. Menurut Perinasia (2011) ASI di
nilai cukup bila: status gizi baik, reflek hisap dan menelan baik, bayi
tampak puas dan tidur nyenyak setelah menyusu, frekuensi kencing bayi
6-8 x/hari, frekuensi menyusu bayi lebih sering (8-12 x/hari), bayi tampak
sehat, warna kulit dan turgor baik, bayi cukup aktif.
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan metode kanguru merupakan salah satu teknologi tepat guna yang
sederhana, murah dan dapat digunakan ketika fasilitas untuk perawatan
BBLR sangat terbatas. Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedar
menggantikan inkubator, namun juga memberi berbagai keuntungan yang
tidak bisa diberikan oleh inkubator. Keuntungan menggunakan metode
kanguru antara lain meningkatnya hubungan ibu-bayi, stabilisasi suhu tubuh
bayi, stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan, pertumbuhan dan
peningkatan berat badan yang lebih baik, mengurangi stres baik pada ibu
maupun bayi, tidur bayi lebih lama, memperpanjang masa ‘kewaspadaan’
(alert) bayi, mengurangi lama menangis, memperbaiki keadaan emosi ibu dan
bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi, dan
mempersingkat masa rawat di rumah sakit. Metode kanguru mampu
memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan
situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim sehingga memberi peluang bagi
BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Disarankan kepada Kepada tenaga kesehatan agar meningkatkan
penyuluhan kesehatan terkait manfaat dan pelaksanaan metode kangguru
agar terjadi peningkatan berat badan yang optimal.
20
DAFTAR PUSTAKA
Fernando Fenny, dkk. (2019). Efektifitas Metode Kanguru Terhadap Suhu Pada
Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr). Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol
10 No 1
http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/306