ANALISA JURNAL SISTEM IMUN PADA PENDERITA DIABETES
MILETUS DI TUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II YANG DI BIMBING OLEH BAPAK Ns. Asep solihat S.Kep.M.Kes
Jalan Harapan No 50 Lenteng Agung jagakarsa Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit degeneratif , yang merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh besar penyakit di Indonesia. American Diabetes Association (ADA) melaporkan bahwa tiap 21 detik ada satu orang yang terkena diabetes. Prediksi sepuluh tahun yang lalu bahwa jumlah diabetes akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata sudah jauh terlampaui. Lebih dari setengah populasi dunia yang menderita penyakit diabetes berada di Asia, terutama di India, China, Pakistan, dan Indonesia. Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defesiensi produksi insulin oleh sel- sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila pada pemeriksaan darah dari pembuluh darah halus (kapiler) glukosa darah lebih dari 120 mg/dL pada keadaan puasa dan/atau lebih dari 200 mg/dL untuk 2 jam setelah makan. Bila yang diambil darah dari pembuluh balik (vena) maka kadar glukosa puasa lebih dari 140 mg/dL dan/atau 200 mg/dL untuk 2 jam setelah makan. Glukosa darah yang kurang dari 120 atau 140 mg/dL pada keadaan puasa namun antara 140–200 mg/dL pada 2 jam setelah makan disebut sebagai Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yang tidak memerlukan pengobatan tapi tetap memerlukan pemantauan secara berkala Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Pada tahun 1995 negara yang tergolong tengah berkembang ini baru menempati peringkat ke – 7 dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 4,5 juta jiwa. Peringkat ini diprediksi akan naik dua tingkat (menjadi peringkat ke – 5) pada tahun 2025 dengan perkiraan jumlah penderita 12,4 juta jiwa. Namun kenyataannya Indonesia telah menduduki ranking keempat jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika, China, dan India. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penderita diabetes ditahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang. No Analisa 1 2 3 1 Judul Survei Risiko Studi Pengobatan Profil penggunaan obat pada Penyakit Diabetes Diabetes Melitus pasien diabetes milletus di Melitus Terhadap Tipe 2 dengan puskesmas di wilayah surabaya Masyarakat Kota Komplikasi timur Padang Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso Periode Tahun 2014 2 Penulis Rahmi yosmar, Sendika Widi I Nyoman Wijaya, Azza Dedy almasdy, Saputri, Antonius Faturrohmah, Ana Yuda, Fitria rahma Nugraha Widhi Mufarrihah, Tesa Giovani Pratama, Diana Soesanto. Dina Kartika Whanni Holidah Wido Agustin, Hikmah P.N.S. Putri. 3 Tempat Kota padang RSU dr. H. Puskesmas surabaya timur penelitian Koesnadi Bondowoso 4 Populasi Masyarakat kota Pasien rawat jalan Masyarakat puskesmas surabaya padang RSU dr. H. timur Koesnadi Bondowoso 5 Sampel risiko tinggi terkena Sampel di ambil Jumlah sampel dari berbagai penyakit diabetes dari laki-laki dan distribusi total nya 2523 melitus yaitu 201 perempuan orang (57,7%), L: 80 sebanyak 120 orang P:125 (34,5%) dengan Total :205 risiko menengah, dan 27 orang (7,7%) dengan risiko rendah 6 Metode Pemilihan Penelitian ini Penelitian ini merupakan jenis penelitian responden merupakan penelitian deskriptif dan cross dilakukan secara penelitian sectional yang dianalisis secara random sampling. rancangan deskriptif. Populasi pada Populasinya adalah deskriptif non penelitian ini adalah pasien DM masyarakat Kota eksperimental Puskesmas Menur, Puskesmas Padang berusia 45 – dengan rancangan Mulyorejo, Puskesmas Mojo 74 tahun yang potong lintang dan Puskesmas Pucang Sewu belum pernah yakni dengan Surabaya. Sedangkan sampel terkena penyakit pengambilan data pada penelitian ini adalah pasien Diabetes Melitus rekam medis DM pada empat Puskesmas sebanyak 348 orang terakhir yang tersebut yang memenuhi kriteria dimana jumlah ini diresepkan pada inklusi selama bulan Mei didapatkan dari tahun 2014 tanpa sampai Juni 2014. Sumber data penentuan jumlah melihat pengaruh pada penelitian ini adalah sampel berdasarkan dari resep sumber data primer. Data jumlah populasi sebelumnya yang diperoleh dari pengumpulan menurut Isaac dan diambil secara data hasil wawancara terhadap Michael dengan retrospektif. pasien DM di empat Puskesmas taraf kesalahan 5%. Populasi penelitian tersebut. Penelitian ini ini adalah pasien menggunakan instrumen yang DM tipe 2 dengan telah divalidasi berupa komplikasi interviewer, lembar informasi hipertensi di penelitian, lembar persetujuan instalasi rawat jalan responden, daftar pertanyaan RSU dr. H. wawancara, dan lembar hasil Koesnadi wawancara. Jenis validitas yang Bondowoso digunakandalampenelitianadalah validitas rupa dan isi. Variabel dalam penelitian ini meliputi jumlah obat, kelompok farmakologi obat, jenis obat, cara penggunaan obat, dan kepatuhan 7 Waktu Penelitian ini telah bulan selama bulan Mei sampai Juni penelitian dilaksanakan pada JanuariDesember 2014. Dimana sudah memenuhi bulan Mei – 2014 yang inklusi Agustus 2016 memenuhi kriteria inklusi. Data rekam medik yang memenuhi kriteria 8 Hasil penelitian Setelah dilakukan Jumlah sampel Sebagian pasien menggunakan penelitian tentang Diperoleh obat glibenklamid sebelum studi prospektif perhitungan makan(76,04%) dan metformin risiko penyakit pengambilan atau setelah makan (38,74%). diabetes melitus di inklusi minimal Glibenklamid dapat masyarakat kota sejumlah sampel menyebabkan hipoglikemia Padang dari bulan yakni sebesar 202 sehingga pemberiannya harus Mei – Agustus sampel dari 410 sebelum makan (15-30 menit). 2016, didapatkan data rekam medik Salah satu efek samping data dari 348 dalam kurun waktu metformin adalah dapat responden yang satu tahun yakni menyebabkan mual, sehingga memenuhi kriteria tahun 2014. harus digunakaan pada saat inklusi dengan makan atau sesudah makan rincian responden (Perkeni, 2011). laki-laki sebanyak 162 orang (46,6%) dan responden perempuan sebanyak 186 orang (53,4%) 9 Kesimpulan dan Dari hasil penelitian Penelitian ini dapat Penggunaan obat pada pasien saran ini dapat disimpulkan bahwa DM di Puskesmas wilayah disimpulkan bahwa pasien yang Surabaya Timur umumnya lebih 57,7% masyarakat mengalami DM dari dua macam obat (92,76%) Kota Padang dengan komplikasi dengan kelompok farmakologi memiliki risiko hipertensi ialah obat yang paling banyak tinggi terhadap pasien perempuan digunakan pasien selain penyakit diabetes lebih banyak dari antidiabetes oral adalah vitamin melitus. Jenis pada laki-laki dan dan mineral (16,90%), kelamin, umur, kelompok usia antihipertensi (13,89%) serta BMI, lingkar terbanyak ialah usia NSAID (13,42%). Sebagian pinggang, riwayat 50-69 tahun besar pasien (97,94%) hipertensi, riwayat sebanyak 160 menggunakan obat generik. gula darah tinggi, pasien. Penggunaan riwayat keluarga terapi antidiabetes positif diabetes, dan dan antihipertensi tingkat pendidikan terbanyak ialah merupakan faktor sulfonilurea, risiko yang biguanid, ARB dan signifikan terhadap ACEI. penyakit diabetes Ketidaktepatan melitus tipe 2. terapi obat Sedangkan faktor antihipertensi risiko aktivitas meliputi 71 pasien fisik, konsumsi ketidaktepatan buah/sayur, riwayat pemilihan diabetes pengobatan dan 12 gestasional, dan pasien penggunaan etnis orang tua dosis kurang. tidak berpengaruh Penelitian serupa secara signifikan dengan mengevaluasi lebih lanjut terhadap alasan pemilihan kombinasi obat antihipertensi yang kurang sesuai tetap diberikan kepada pasien terkait dengan informasi profil pasien KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,