Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL LITERATUR REVIEW UNTUK UJIAN

PROPOSAL/HASIL KARYA TULIS ILMIAH

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM TIPE 2 DI


PUSKESMAS BILALANG 1 KOTAMOBAGU

Oleh:

PRATIWI Y LAWADJI
NIM : 821318072

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2021
Literatur Review 1

Judul KTI
PROFIL PENYIMPANAN DAN PEMBUANGAN
OBAT DALAM KELUARGA DI KECAMATAN
BALANTAK
Nama Mahasiswa /
NIM Sulistiawati Panyue/821319046
Pembimbing 1
Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2
Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Midia Savira, Firmansyah Ardian Ramadhani, Urfah


halaman Nadhira, dkk. Praktik Penyimpanan dan Pembuangan
Obat Dalam Keluarga. Vol. 7, No. 2, (2020)
Dasar Teori Obat yang disimpan di rumah dapat merupakan obat yang
sengaja disimpan untuk kondisi darurat dan sisa dari
pengobatan sebelumnya. Obat sisa ini disimpan karena
masyarakat merasa sayang untuk membuang dan ingin
menggunakannya lagi jika gejala kembali muncul lain
waktu (Kemenkes RI, 2007). Masyarakat tidak boleh
sembarangan menyimpan obat, terlebih obat tersebut
yang harus dikonsumsi dengan pengawasan tenaga
kesehatan seperti obat keras dan antibiotik (Shantanu
Deviprasad and Vijaya Laxman, 2016). Masalah
penyimpanan obat tidak hanya terkait golongan obat
yang disimpan, namun juga mengenai bahaya akibat
penyimpanan tersebut. Lama waktu dan suhu
penyimpanan dapat memberikan dampak pada stabilitas
dan konsentrasi obat. Hal yang harus diwaspadai adalah
potensi perubahan konsentrasi obat dapat berakibat pada
perbedaan perkiraan dampak toksisitas obat. Konsentrasi
obat dapat meningkat atau menurun tergantung pada
kondisi penyimpanannya (Kemenkes RI, 2007). Selain
penyimpanan, masalah obat yang lain adalah
pembuangan obat.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan dengan cara non-random yaitu
teknik accidental sampling. Populasi penelitian adalah
seluruh warga Kelurahan Pucang Sewu dengan kriteria
inklusi berusia lebih dari 18 tahun dan tinggal bersama
keluarga.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sebanyak
94,3% responden menyimpan obat di rumah dan 5,7%
tidak menyimpan obat. Dari sejumlah responden yang
menyimpan obat, diperoleh, sebanyak 13,6% diantaranya
masih menyimpan obat kedaluarsa. Alasan yang
dikemukakan adalah responden tidak mengetahui tentang
tanggal kedaluarsa obat.
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memiliki keterkaitan dengan proposal
Karya Tulis Ilmiah yang akan saya buat karena kesamaan mengenai
penyimpanan dan pembuangan obat dalam keluarga
Ringkasan rancangan Pada jurnal ini membahas tentang praktik penyimpanan
yang membedakan dan pembuangan obat dalam keluarga. Sedangkan
dengan yang sudah proposal saya mengenai profil penyimpanan dan
ditulis pada jurnal pembuangan obat dalam keluarga
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Sulistiawati Panyue


NIP : 197505132008122001
Literatur Review 2

Judul KTI PROFIL PENYIMPANAN DAN PEMBUANGAN


OBAT DALAM KELUARGA

Nama Mahasiswa / Sulistiawati Panyue/821319046


NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Adin Hakim Kurniawan, Yusmaniar dan Purnama Fajri.
halaman Pengaruh Media Kartu Tilik Terhadap Pengetahuan dan
Perilaku Pengelolaan Obat Dagusibu di Jakarta Pusat
Berdasarkan Home Pharmacy Care. 2021
Dasar Teori Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan
global yang insidensinya semakin meningkat. Indonesia
menempati peringkat 4 di dunia setelah Amerika Serikat
India dan China. Peningkatan kemakmuran di negara
berkembang dan perubahan gaya hidup menyebabkan
peningkatan prevalensi penyakit degeneratif salah
satunya Diabetes Mellitus (DM) (1). Diabetes Mellitus
(DM) atau kencing manis adalah salah satu penyakit atau
kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya
produksi insulin. (2) WHO memprediksi adanya
peningkatan jumlah diabetes yang cukup besar pada
tahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia WHO
memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030
(2,3). Untuk menjaga gula darah normal, salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan obat
diabetes atau sering disebut Obat Hipoglikemik Oral
(OHO), oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi
penggunaan obat diabetes yang digunakan untuk
memastikan kesesuaian antara obat diabetes dengan
kondisi penderita Diabetes Mellitus (4–6). Obat berperan
sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai
pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih
obat untuk suatu penyakit. Terlalu banyaknya jenis obat
yang tersedia ternyata dapat memberikan masalah
tersendiri dalam praktik, terutama menyangkut pemilihan
dan penggunaan obat secara benar dan aman Pemberian
obat bertujuan untuk mencapai hasil yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien. Penyebab kurang
optimalnya hasil pengobatan pada umumnya meliputi
ketidaktepatan peresepan, ketidakpatuhan pasien, dan
ketidaktepatan monitoring. Kepatuhan penggunaan obat
merupakan salah satu faktor keberhasilan terapi, maka
kepatuhan penggunaan obat antidiabetik dianggap
penting (7,8). Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang efektif, efisien, dan dituntut untuk
memberikan informasi kesehatan yang tepat dalam
pelayanan kesehatan dan menghasilkan data yang akurat
(9,10). Banyaknya pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Rumah sakit umum seperti dimedan khususnya di Rumah
Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu, ini dapat dilihat
dari banyaknya pasien yang datang berobat di Rumah
Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey
dengan metode deskriptif.
Populasi : Populasi penelitian merupakan pasien Diabetes
Mellitus Tipe II yang melakukan pengobatan rawat jalan
di Rumah Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu. Populasi
dari penelitian ini berjumlah 70 pasien.
Sampel : Pasien yang dijadikan sampel berjumlah 8
orang dengan kriteria mempunyai riwayat penyakit
Diabetes Mellitus Tipe II dan pasien telah melakukan
pengobatan minimal 3 bulan.
Pengolahan dan Analisa Data: Sebagaimana telah
dipaparkan diatas bahwa pembahasan dalam penelitian
ini bersifat deskriptif oleh karena itu dalam menganalisa
data maka peneliti mencoba menyimpulkan, menyusun
data yang diperoleh dilapangan dan kemudian ditarik
kesimpulan. Data yang sudah diperoleh kemudian
dianalisa dan hasil penelitian akan berupa tabel dan
Diagram batang.
Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 1 dan dapat dilihat penggunaan obat
yang diberikan kepada pasien Diabetes mellitus tipe II
setiap bulannya selama tiga bulan berturut-turut (Maret
April, Mei) tahun 2016. Pada resep pasien A diberikan
Novomix 16-0-16 sedangkan dosis lazim 0.5-1 unit/kg
BB/hari , metformin 500 mg 3×1 dengan dosis lazimnya
1500-2550 mg, glimepirid 2 mg 2×1 dengan dosis lazim
1-4 mg, Humolog mix 16-0-16 dengan dosis lazimnya
0.1-0.2 unit/kg BB/hari, dapat dilihat bahwa obatobat
yang digunakan dalam resep sudah sesuai yaitu : tepat
indikasi, tepat dosis, tepat obat, tepat pasien.
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Penggunaan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2.
yang membedakan Sedangkan proposal saya mengenai studi penggunaan
dengan yang sudah obat pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S,Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001
Literatur Review 3

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM


TIPE 2 DI PUSKESMAS BILALANG 1
KOTAMOBAGU
Nama Mahasiswa / Pratiwi Y Lawadji/821318072
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Kevin Jonathan,1 Kuswinarti,2 Nanny Natalia Mulyani


halaman Soetedjo3. “Pola Penggunaan Antidiabetes Oral Pasien
Diabetes Melitus Tip'e 2 di Bagian Penyakit Dalam
RSUD Kota Bandung Tahun 2017” vol. 46 no. 6 th. 2019
Dasar Teori Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik
dengan karakteristik peningkatan kadar gula (glukosa)
darah atau hiperglikemia. Kadar gula tetap tinggi dalam
darah, dapat disebabkan karena insulin tidak diproduksi,
karena tidak mencukupi kebutuhan atau tidak efektif.1,2
DM merupakan masalah utama kesehatan dunia di abad
ke-21 terutama DM tipe 2; 6 orang meninggal setiap
menit dan 1,5 juta orang meninggal pada tahun 2012
karena penyakit ini.3,4 Pada tahun 2014 World Health
Organization (WHO) memperkirakan terdapat 422 juta
orang dewasa penderita DM, meningkat sebanyak 314
juta penderita sejak tahun 1980. Prevalensi global pun
meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada
tahun 2014.4 Dengan peningkatan laju penderita obesitas,
penderita DM terdiagnosis pada usia lebih muda; DM
meningkat pesat di negara dengan penghasilan rendah
dan menengah.4,5 Regio Asia – Pasifik merupakan salah
satu penyumbang terbesar prevalensi penderita DM di
dunia, yaitu 138 juta orang dengan prevalensi 36% pada
tahun 2013.6 Dari data Federasi Diabetes Internasional
pada tahun 2017, Indonesia dengan 10,3 juta penderita
DM, berada di urutan keenam negara di dunia dengan
prevalensi DM tertinggi. Pada tahun 2045, International
Diabetes Federation (IDF) memprediksi akan ada 16,7
juta penderita diabetes di Indonesia.7.
DM merupakan penyakit kronis seumur hidup, namun
dapat dikontrol dengan pola hidup sehat seperti terapi
nutrisi medis dan aktivitas fisik bersamaan dengan
intervensi farmakologis. Dua intervensi farmakologis
diabetes, yaitu dengan obat antihiperglikemia oral atau
antidiabetes oral dan/atau suntikan.10 Suntikan insulin
merupakan keharusan bagi penderita DM tipe 1,
sedangkan penderita DM tipe 2 mendapatkan antidiabetes
oral untuk penanganan awal.11 Pola dan kesesuaian
dengan standar terutama antidiabetes oral sebagai lini
pertama terapi farmakologi DM tipe 2 sangat penting
agar terapi tepat. Penanganan yang tepat akan
mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan harapan
hidup penderita DM tipe 2 di Indonesia. Pada tahun
2014, Sistem Kesehatan Nasional Indonesia telah
berubah menjadi Jaminan Kesehatan Nasional yang
diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
(BPJS). BPJS mengatur pemberian obat ataupun tata cara
penanganan pasien.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non-
eksperimental dengan desain penelitian potong lintang
yang dilakukan setiap bulan. Pengambilan sampel
dilakukan di bagian Penyakit Dalam RSUD Kota
Bandung, yang merupakan fasilitas kesehatan tingkat dua
dan menjadi rujukan fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Sampel diambil retrospektif setiap bulan menggunakan
data sekunder, yaitu data rekam medis pasien pengguna
antidiabetes oral pada periode Januari hingga Desember
2017.
Hasil Penelitian Data penelitian didapat dari data rekam medis pasien
berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Dengan
menggunakan rumus Finite Population Correction,
didapatkan 115 data rekam medis pasien DM tipe 2
(DMT2) yang menggunakan antidiabetes oral di bagian
Penyakit Dalam RSUD Kota Bandung pada tahun 2017.
Pada bulan Januari hingga November penderita DMT2
lebih banyak yang diberi terapi tunggal, yang berkisar
antara 75 pasien (65,2%) hingga 61 pasien (53%), diikuti
terapi kombinasi 2 obat berkisar antara 27 pasien (23,5%)
hingga 36 pasien (31,3%), dan terapi kombinasi 3 obat
berkisar antara 10 pasien (8,7%) hingga 19 pasien
(16,5%). Pada bulan Desember terapi kombinasi 2 obat
menjadi yang terbanyak, yaitu 47 pasien (40,9%), diikuti
terapi tunggal yang turun menjadi 38 pasien (33%), dan
terapi kombinasi 3 obat yang meningkat sebanyak 30
pasien (26,1%) (Gambar 1). Golongan biguanid, yaitu
metformin, merupakan antidiabetes oral yang paling
banyak penggunaannya dari bulan Januari hingga
Desember berkisar antara 25 pasien (21,7%) hingga 50
pasien (43,5%) (Gambar 2). Penggunaan terbanyak
metformin pada bulan Januari dan Februari, paling
sedikit pada bulan Desember. Golongan sulfonilurea
merupakan golongan kedua terbanyak setelah metformin,
terdiri dari gliklazid, glikuidon, dan glimepirid. Golongan
sulfonilurea yang penggunaannya terbanyak, yaitu
glikuidon, antara 8 pasien (7%) hingga 15 pasien (13%),
tertinggi pada bulan Februari dan terendah pada bulan
Desember. Golongan thiazolidiendion, yaitu pioglitazon,
merupakan yang paling sedikit penggunaannya pada
terapi tunggal, yaitu antara 1 pasien (0,9%) hingga 2
pasien (1,7%).
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Pola Penggunaan Antidiabetes Oral Pasien Diabetes
yang membedakan Melitus Tipe 2. Sedangkan proposal saya mengenai studi
dengan yang sudah penggunaan obat pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001
Literatur Review 4

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM


TIPE 2 DI PUSKESMAS BILALANG 1
KOTAMOBAGU
Nama Mahasiswa / Pratiwi Y Lawadji/821318072
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Ayu Nissa Ainni*, Nurul Mutmainah “STUDI


halaman KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE-2 DI INSTALASI
RAWAT JALAN”
Dasar Teori Diabetes melitus merupakan suatu kumpulan gejala yang
timbul dikarenakan peningkatan kadar gula darah dalam
tubuh meningkat diatas normal (Bapelkes RI, 2013).
Berbagai studi epidemiologi menyebutkan bahwa
peningkatan prevalensi jumlah penyandang penyakit
diabetes 2-3 kali lipatnya (PERKENI, 2011). Mengingat
akan peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus
yang tinggi memberikan dampak terjadinya pola
pengobatan pada pasien diabetes melitus. Tujuan
pengobatan pada pasien diabetes melitus untuk mencegah
komplikasi dan meningkatkan keberhasilan terapi.
Keberhasilan terapi tidak hanya meliputi tentang
ketepatan dosis, ketepatan pemilihan obat, tetapi juga
kepatuhan dalam pengobatan (Anna, 2011). Mengingat
akan terapi yang digunakan pada pasien diabetes melitus
dilakukan jangka panjang, maka kepatuhan juga
berkontribusi dalam terapi yang dilakukan. Secara umum
tingkat kepatuhan pada setiap pasien digambarkan
dengan persentase jumlah obat yang diminum dan waktu
minum obat dalam jangka waktu tertentu (Osterberg &
Blaschke, 2005). Penyebab rendahnya kepatuhan yang
sering muncul kebanyakan pasien lupa, tidak mematuhi
pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter, dan kesalahan
pembacaan etiket. Selain itu rendahnya ketidakpatuhan
dalam pengobatan dapat disebabkan karena regimen obat
yang diberikan terlalu banyak sehingga pasien akan
semakin sulit untuk mengikuti regimen tersebut (Asti,
2006). Untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan
obat dapat dilakukan dengan 2 metode pengukuran yaitu
langsung dan tidak langsung. Metode langsung bisa
diukur dengan mengukur konsentrasi obat didalam darah,
sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang diberikan kepada
responden (Osterberg & Blaschke, 2005). Pada metode
langsung dapat digunakan alat pengukuran berupa
kuisioner MMAS-8. MMAS-8 ini bisa menangkap
hambatan atau kesulitan yang dialami responden terhadap
kepatuhan penggunaan obat (Morisky, Ang, Krousel-
Wood, & Ward, 2008).
Metode Penelitian kali ini merupakan jenis penelitian non-
eksperimental dengan pendekatan CrossSectional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan motode
Consecutive Sample atau sesuai dengan ukuran waktu
yaitu bulan Februari-Maret 2017. Variabel penelitian
terdiri dari variabel tergantung skor kepatuhan pasien dan
variabel bebas jumlah item obat yang digunakan selama 1
bulan terakhir, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
lamanya penyakit diabetes melitus, penggunaan jaminan
kesehatan.
Hasil Penelitian Penelitian kali ini dilakukan pada pasien diabetes melitus
tipe-2 di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Tjitrowardojo
Purworejo pada bulan Maret tahun 2017, didapatkan 63
responden, tetapi terdapat 10 responden yang tidak
memenuhi kriteria inklusi ataupun data rekam medik
yang kurang lengkap. Sehingga melalui teknik
Consecutive Sampling hanya didapatkan 53 responden
sebagai sampel yang kemudian, diperoleh persebaran
karakteristik subjek penelitian berdasarkan umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, penanggungan biaya
pengobatan, pekerjaan dan durasi penyakit.
Karakteristik pasien yang ditunjukan pada tabel 1,
menyatakan bahwa sebagian besar pasien diabetes
melitus tipe-2 adalah perempuan dengan jumlah 36
(67,9%), berumur 55 hingga 65 tahun sebanyak 45 pasien
(84,9%), berpendidikan rendah dengan jumlah 21 pasien
(39,6%), dan tidak bekerja sebanyak 39 pasien (73,6%),
serta sudah menggunakan penanggunangan biaya milik
pemerintah berupa ASKES, JAMKESMAS, dan
JAMKESDA sebesar 52 pasien (98,1%).
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Studi kepatuhan penggunnaan obat pada pasien DM Tipe
yang membedakan 2. Sedangkan proposal saya mengenai studi penggunaan
dengan yang sudah obat oral pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001
Literatur Review 5

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM TIPE 2 DI


PUSKESMAS BILALANG 1 KOTAMOBAGU
Nama Pratiwi Y Lawadji/821318072
Mahasiswa /
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul Firni Dwi Sari Inayah M. Yulis Hamidy “STUDI


jurnal, PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES BERDASARKAN
halaman KARAKTERISTIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI KOTA PONTIANAK”
Dasar Teori Diabetes adalah penyakit metabolik yang dapat disandang
seumur hidup yang ditandai dengan peningkatan kadar gula
darah kronis (hiperglikemia).1 Gejala umum yang sering
dirasakan penderita diabetes adalah poliuria, polivision,
polifagia, penurunan berat badan dan kesemutan.2 Jumlah
individu yang diketahui menderita diabetes terus meningkat
setiap tahun. Hasil peninjauan terhadap penderita diabetes
melitus melaporkan bahwa jumlah penderita pada tahun 2017
mencapai 425 juta, yang diperkirakan akan meningkat menjadi
629 juta pada tahun 2045, dan menempatkan Indonesia pada
urutan ketujuh setelah China, India, Amerika Serikat, Brasil dan
Meksiko.3 Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
pada penduduk umur ≥15 tahun diketahui angka prevalensi
nasional diabetes sebesar 10,9%. Prevalensi DM di Kalimantan
Barat khususnya Pontianak, sebesar 2,7%.4
Studi penggunaan obat bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan terapi obat dari tahun ke tahun. 5 Kepatuhan
penggunaan obat yang rendah dapat menyebabkan buruknya
pengendalian kadar glukosa darah,sehingga dapat mengakibatkan
pengaruh negatif secara ekonomi, klinik maupun kualitas hidup
penderita.6 Penelitian melaporkan bahwa studi penggunaan obat
yang dilakukan di RSU dr. Soetomo Surabaya dapat mengetahui
pola penggunaan obat, mengkaji jenis obat sampai mengetahui
Drug related Problems. 7
Metode Penelitian dilakukan dengan metode observasional non
eksperimental dengan rancangan studi potong lintang (cross
sectional) yang bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan
sampel total sampling. 9 Pengumpulan data dilakukan secara
retrospektif selama Tahun 2019 di instalasi rawat jalan poli
penyakit dalam RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
sebanyak 20 subjek penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian
ini yaitu pasien terdiagnosa diabetes melitus tipe 2, menjalani
terapi obat anti diabetes oral minimal 3 bulan, berusia ≥15 tahun
ke atas dan bersedia menjadi responden prosedur penelitian.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data rekam
medik. Data kemudian diolah menggunakan software Microsoft
Excel dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel yang meliputi
karakteristik pasien.
Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat 20 pasien diabetes
Penelitian melitus tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi selama periode
Tahun 2019 di instalasi rawat jalan di poliklinik penyakit dalam
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie.
pasien diabetes melitus tipe 2 paling banyak status pekerjaan
yang tidak bekerja sejumlah 17 orang (85%) bekerja sejumlah 3
orang (15%). Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Fadilah pada Tahun 2016, yaitu
dimana Ibu Rumah Tangga (IRT) mendominasi pekerjaan dari
responden sebesar 45%. Hasil tersebut juga serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu pada Tahun 2018 bahwa
status pekerjaan yang dimiliki responden penelitian yaitu sebagai
IRT sebesar 68,3%.Status pekerjaan sebagai IRT mendominasi
pekerjaan yang dimiliki responden diabetes melitus tipe 2 dalam
penelitian ini, hal ini dikarenakan sebagian besar responden
merupakan perempuan dengan usia ≥60 tahun. Kegiatan fisik
pada IRT dengan kategori usia tersebut seringkali jarang maupun
tidak berat. Hal tersebut disebabkan oleh semakin bertambahnya
usia seseorang maka kegiatan fisiknya juga akan semakin
menurun, sehingga kegiatan fisik yang dilakukan responden
sehari-hari tersebut dapat dikelompokkan sebagai kegiatan fisik
ringan. Kegiatan fisik yang ringan atau kurangnya pergerakan
dapat menyebabkan tidak seimbangnya kebutuhan energi yang
diperlukan dengan yang dikeluarkan. Risiko penyakit diabetes
melitus tipe 2 3,217 kali lebih besar diderita oleh individu
dengan kegiatan fisik yang kurang daripada individu yang
melakukan kegiatan fisik dengan teratur/cukup.
Keterkaitan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang akan saya
dengan Karya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe 2
Tulis Ilmiah
Ringkasan Studi penggunaan obat anti diabetes berdasarkan karakteristik
rancangan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di kota pontianak. Sedangkan
yang proposal saya mengenai studi penggunaan obat pada pasien DM
membedakan Tipe 2
dengan yang
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Paraf
pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001
Literatur Review 6

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM


TIPE 2 DI PUSKESMAS BILALANG 1
KOTAMOBAGU
Nama Mahasiswa / Pratiwi Y Lawadji/821318072
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Najiah R. Nisa, Muharam Priatna, Yedy P. Sukmawan


halaman “Evaluasi Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Inap
Diabetes Melitus Tipe 2 dan Nefropati Diabetik di Salah
Satu Rumah Sakit di Tasikmalaya ” Vol. 7 Iss. 4, pg 243–
251, December 2018
Dasar Teori Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu
jenis diabetes melitus (DM) yang mencapai 90% dari
semua jenis lainnya. 1,2 Sekitar 422 juta orang dewasa
hidup dengan diabetes dan hal itu telah menyebabkannya
1,5 juta kematian pada tahun 2012. Di Indonesia, 1,5%
atau diperkirakan 3,7 juta orang yang hidup dengan
diabetes.Ciri dari DMT2 adalah resistensi insulin dan
sekresi insulin yang tidak adekuat, meskipun peran
glukagon berlebih tidak dapat diremehkan. Komplikasi
umum pada pasien DMT2 adalah nefropati diabetik
(DN), karena sebanyak 50% pasien DM dengan durasi
lebih dari 20 tahun mengalami komplikasi ini.
Metode Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah sakit di
Tasikmalaya, Indonesia, pada periode Maret-Juni 2017.
Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif cross-
sectional dengan pengambilan data serentak. Warga dari
seluruh Priangan Timur, Jawa Barat datang ke rumah
sakit ini untuk menerima. Pengumpulan data karakteristik
pasien dan kuantitatif dari rekam medik pasien rawat
inap, dan wawancara langsung dengan pasien dan
pengamatnya. Data kualitatif dikumpulkan dari rekam
medis rawat inap dan wawancara dengan pengamat
mereka. Data yang relevan diekstraksi dan dicatat
menggunakan formulir pengumpulan data.
Hasil Penelitian pasien DN dan DMT2 perempuan (masing-masing 52,4%
dan 72%) lebih banyak dibandingkan laki-laki (masing-
masing 47,6% dan 28%), dan hasil ini sejalan dengan
Riskesdas (2013). 4 Ditemukan juga bahwa pasien
dengan interval usia 41-65 tahun lebih sering menderita
DN dan T2DM (57,1% dan 48%, masing-masing). Lama
perawatan pasien DN dan DMT2 sebagian besar adalah
6-15 hari. Namun, dua dari pasien DN menerima 16-30
hari dan satu menerima lama perawatan> 30 hari,
sementara tidak ada pasien T2DM menerima lebih dari
15 hari. Pasien DN dan DMT2 terbanyak mengalami 2
komplikasi (masing-masing 38,1% dan 48%) dan
memiliki BPJS / Jaminan Kesehatan Nasional (masing-
masing 76,2% dan 80%). Status kepulangan dari pasien
DN tercapai 90,5% membaik dan 9,5% kematian,
sedangkan dari penderita DMT2 mencapai 92% membaik
dan kematian 8%.
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Evaluasi Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Inap
yang membedakan Diabetes Melitus Tipe 2 dan Nefropati Diabetik.
dengan yang sudah Sedangkan proposal saya mengenai studi penggunaan
ditulis pada jurnal obat pada pasien DM Tipe 2
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Moh. Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001
Literatur Review 7

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM


TIPE 2 DI PUSKESMAS BILALANG 1

Nama Mahasiswa / Pratiwi Y Lawadji /821318072


NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Fitria Megawati , Ni Putu Dewi Agustini, Ni Luh Putu
halaman DianKrismayanti “Studi Retrospektif Terapi Antidiabetik
Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Inap Di Rumah
Sakit Umum Ari Canti Periode 2018”
Dasar Teori Menurut Perkumpulan Endokrinilogi Indonesia
(PERKENI, 2011) sampai saat ini penanganan Diabetes
Melitus hanya dilakukan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah dalam batas normal. Pendekatan terapi
yang diberikan tergantung pada tipe Diabetes. Pada
Diabetes Melitus tipe I penanganan dilakukan dengan
Insulin, sedangkan pendekatan farmakologis utama untuk
mengatasi Diabetes Melitus tipe II adalah penggunaan
obat Oral Antidiabetik (ADO). Pengobatan Diabetes
Melitus sering mengharuskan penggunaan terapi
beberapa antidiabetik (terapi tunggal maupun kombinasi),
termasuk terapi kombinasi antidiabetik oral yang berbeda
golongan atau kombinasi Insulin untuk mencapai kadar
glukosa darah normal (Wahyu, 2013). Pengobatan terapi
yang diberikan dikatakan efektif jika kadar glukosa darah
mencapai kadar glukosa darah normal
Diabetes Melitus didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO,
1999). Pada tahun 2015, Indonesia menepati urutan
ketujuh di dunia untuk prevalensi penderita DM tertinggi
di dunia bersama dengan Cina, India, Amerika Serikat,
Brazil, Rusia dan Meksiko dengan estimasi jumlah
penderita Diabetes Melitus sebanyak sepuluh juta (IDF
Atlas, 2015). Diabetes Melitus disebut dengan the silent
killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ
tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. World Health
Organization memprediksi adanya peningkatan jumlah
penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun
mendatang. Melihat kenaikan prevalensi Diabetes
Melitus secara global maka perlu dilakukan suatu
penelitian tentang efektivitas terapi penggunaan
antidiabetika tunggal dan kombinasi dalam
mengendalikan gula darah. Dengan pelaksanaan yang
baik, angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan.
Untuk menurunkannya, maka dilakukan pencegahan
seperti modifikasi gaya hidup dan pengobatan secara
farmakologi obat antidiabetik oral dan suntikan
(Udayani, 2016).
Metode Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medik dan
bagian keuangan di RS Ari Canti. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2018 dengan mengambil data pada Rekam
Medik pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi
experimental design dimana jenis desain penelitian ini
terdapat variabel-variabel dari luar yang tidak dapat
dikontrol oleh peneliti. Pengambilan data menggunakan
metode retrospektif didasarkan pada data rekam medik,
dimana pada data rekam medis dilihat GDS awal pada
saat pasien masuk rawat inap dan kemudian dilihat GDS
saat pasien keluar rumah sakit. Pada penelitian ini
populasinya adalah seluruh penderita Diabetes Melitus
dengan kode E.14.9 yang menjalani rawat inap di Rumah
Sakit Umum Ari Canti Gianyar pada periode Januari –
Desember 2018. Populasi yang didapat yaitu sebanyak
171 orang. Sampel dari penelitian sebanyak 97 sampel
Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh melalui data rekam medik
pasien rawat inap Diabetes Melitus di RSU Ari Canti
tahun 2018, didapatkan populasi sebanyak 171 serta
sampel sebanyak 97 orang yang telah memenuhi kriteria
inklusi maupun eksklusi.
penggunaan terapi terbanyak adalah kombinasi 2 macam
obat antidiabetik yaitu 56%. Sebagian besar kombinasi
obat terdiri dari insulin rapid-acting (insulin kerja
pendek) atau insulin prandial dengan insulin long-acting
(insulin kerja panjang) atau insulin basal. Beberapa
penelitian menunjukkan kombinasi 2 jenis insulin ini
dapat memberikan penurunan kadar glukosa darah lebih
baik karena dapat memenuhi kebutuhan insulin basal dan
insulin prandial, mengontrol fluktuasi glukosa darah,
kejadian hipoglikemia, dan peningkatan berat badan lebih
terkontrol.
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Studi Retrospektif Terapi Antidiabetik Pada Penderita
yang membedakan Diabetes Melitus. Sedangkan proposal saya mengenai
dengan yang sudah studi penggunaan obat pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001
Review jurnal 8

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM TIPE 2


DI PUSKESMAS BILALANG 1

Nama Pratiwi Y Lawadji /821318072


Mahasiswa /
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 M Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul Pushpa VH 1 , Nagesh HN 2 , Ramesh HS “Kajian Pola Peresepan
jurnal, halaman Dan Penggunaan Obat Antidiabetik Secara Rasional Di Pasien
Lanjut Usia Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit
Perawatan Tersier”

Dasar Teori Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok sindrom


ditandai dengan hiperglikemia, perubahan metabolisme
lipid, karbohidrat, dan protein dan peningkatan risiko
komplikasi dari penyakit vaskular. Itu terkait dengan
disregulasi hormon multipel, keadaan pro-inflamasi, dan stres
oksidatif yang berlebihan. [1]
DM pada lansia muncul sebagai salah satu yang paling
pentingmasalah kesehatan masyarakat dari 21 st abad. Meskipun
peningkatan prevalensi dan insidensi tipe 2 DM telah terjadi
secara global, sangat dramatis masyarakat dengan transisi
ekonomi, dalam industri baru negara dan di negara berkembang,
terutama di antara orang tua. [2
DM tipe 2 pada kelompok geriatri signifikan dan
intensitasnya pengobatan pada kelompok usia ini tidak
pasti. Prevalensi DM meningkat seiring bertambahnya usia dan
puncaknya pada usia 60-69 tahun,dan dengan demikian,
populasi ini harus dirawat di India untuk
menghindarinya komplikasi akibat DM. The American Diabetic
Association dan California Healthcare
Panel Foundation / American Geriatrics Society tentang
peningkatan perawatan untuk lansia dengan DM telah
merekomendasikan tujuan pengobatan untuk pasien yang lebih
tua. Tujuan ini didasarkan pada faktor-faktor seperti
harapan hidup, status fungsional, dan penyakit penyerta
seperti hipertensi dan dislipidemia. Karena penyakit
penyerta, pasien geriatri berada di polifarmasi, yang mengarah
ke hasil terapi yang tidak diinginkan. [3] Oleh karena itu, sering
dilakukan pemantauan dan perawatan khusus diperlukan untuk
menghindari komplikasi lebih lanjut kelompok usia ini. Studi
pemanfaatan obat dapat memberikan umpan balik kepada
pemberi resep dan mempromosikan penggunaan obat yang
rasional.

Metode Sebuah studi observasional prospektif, cross-sectional


dilakukan dari Januari 2017 hingga Juni 2018 di geriatri
Departemen Kedokteran di JSS Medical College dan
Rumah Sakit, Mysuru. Setelah mendapatkan Etika
Kelembagaan Izin komite, pasien DM tipe 2 di atas 60
tahun baik jenis kelamin, dengan atau tanpa komplikasi dan
komorbid kondisi, dimasukkan dalam penelitian
Setelah mendapat informed consent, data sosiodemografi dan
resep dikumpulkan dari pasien diabetes usia lanjut dan dianalisis
untuk pola peresepan dan penggunaan rasional obat
antidiabetes.
Hasil Dalam penelitian ini, agen hipoglikemik oral adalah yang paling
Penelitian banyak kelas umum obat antidiabetic yang diresepkan di
antaranya,metformin (30,59%) adalah yang paling sering
diresepkan obat diikuti oleh sulfonilurea (25,08%) . Di dalam
studi, kombinasi dosis tetap (FDC) menyumbang 16%, dari total
obat yang diresepkan di antaranya kombinasi dari metformin,
glimepiride, dan voglibose (17,1%) adalah diresepkan biasanya
diikuti oleh metformin, pioglitazone,dan glimepiride (15,3%)
dan metformin dengan vildagliptin (15,3%).
Keterkaitan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang akan saya
dengan Karya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe 2
Tulis Ilmiah
Ringkasan Kajian Pola Peresepan Dan Penggunaan Obat Antidiabetik
rancangan Secara Rasional Di Pasien Lanjut Usia Dengan Diabetes
yang Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Perawatan Tersier . Sedangkan
membedakan proposal saya mengenai studi penggunaan obat pada pasien DM
dengan yang Tipe 2
sudah ditulis
pada jurnal
sebelumnya
Paraf
pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001

Review jurnal 9

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM TIPE


2 DI PUSKESMAS BILALANG 1
Nama Mahasiswa / Pratiwi Y Lawadji /821318072
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul Ameera Khalam, Chandrasekhar Dilip, Cholamugath Shinu


jurnal, halaman “Evaluasi penggunaan obat diabetes mellitus pada pasien
rawat inap di rumah sakit rujukan perawatan tersier”

Dasar Teori Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik dari


beberapa etiologi, ditandai dengan hiperglikemia kronik
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein akibat defek sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya (4). Atas dasar respon tubuh terhadap insulin,
DM terutama dibedakan menjadi dua jenis, yaitu DM tipe 1
dan DM tipe 2. Tipe 1 adalah DM yang bergantung pada
insulin yang melibatkan kerusakan pankreas β sel,
sedangkan tipe 2 adalah DM non-insulin-dependent yang
berkembang dengan resistensi terhadap insulin. Menurut
atlas diabetes yang diterbitkan oleh International Diabetes
Federation (IDF), diperkirakan terdapat 40 juta penderita
diabetes di India pada tahun 2007, dan angka ini diprediksi
akan meningkat menjadi hampir 70 juta orang pada tahun
2025. Pengidap diabetes adalah 25 kali lipat. lebih mungkin
mengembangkan kebutaan, 17 kali lebih mungkin untuk
mengembangkan penyakit ginjal, 30-40 kali lebih mungkin
untuk menjalani amputasi, 2-4 kali lebih mungkin untuk
mengembangkan infark miokard dan 2 kali lebih mungkin
untuk menderita stroke daripada non-diabetes(5 ).
Perawatan diabetes tergantung pada jenis dan tingkat
keparahan diabetes. Keputusan pengobatan dipengaruhi
berdasarkan usia, harapan hidup, kondisi komorbiditas, dan
tingkat keparahan komplikasi vaskular. Peningkatan
prevalensi dan kejadian DM, peningkatan penggunaan obat
yang tidak tepat, tingginya insiden komplikasi
makrovaskuler dan mikrovaskuler, kebiasaan resep dokter
yang tidak rasional sehingga menyimpang dari terapi
standar, kurangnya kesadaran tentang kondisi penyakit,
pengobatan, penggunaan obat pada waktu dan kehidupan
yang tepat modifikasi gaya pada pasien, dan tingginya
insiden reaksi obat yang merugikan menambah kebutuhan
untuk melakukan penelitian ini untuk meningkatkan hasil
klinis dan kualitas hidup.
Metode Penelitian ini dilakukan di rumah sakit rujukan perawatan
tersier yang terletak di Perinthalmanna di
distrik Malappuram. Penelitian ini dilakukan di Departemen
Kedokteran Umum, Data yang relevan diekstraksi dan
dicatat menggunakan formulir pengumpulan data.
Dokumentasi melibatkan karakteristik demografis, pola
penggunaan obat dan tren modalitas pengobatan
(monoterapi vs. politerapi dan jenis kombinasi). Kuesioner
juga digunakan untuk mengumpulkan sudut pandang pasien
tentang penyakit dan penatalaksanaannya. Data yang
terkumpul ditabulasi dan dimasukkan ke dalam Microsoft
Excel. Uji-t digunakan untuk analisis data.
Hasil Penelitian Pola peresepan obat pada diabetes menunjukkan bahwa
insulin (80,5%) paling sering diresepkan diikuti oleh
biguanides (23%),sulfonylureas (22,5%), thiazolidinediones
(11%), dipeptidyl peptidase-IV (DPP-4) inhibitor (9,5 %)
dan meglitinida (5,5%). Persentase pasien yang menjalani
terapi kontrol diet ditemukan menjadi 3%. Terapi
kombinasi diresepkan untuk 26,5% dan monoterapi untuk
65% pasien; 47,5% dari pasien ini adalah laki-laki dan
52,5% adalah perempuan. Penyakit yang menyertai yang
paling umum ditemukan adalah hipertensi (53,5%). Selain
itu, 67% pasien melakukan pemantauan gula darah tidak
teratur dan 33% sisanya melakukan pemantauan rutin (baik
4 atau 6 jam).
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang akan
Karya Tulis Ilmiah saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe 2

Ringkasan Evaluasi penggunaan obat diabetes mellitus pada pasien


rancangan yang rawat inap di rumah sakit rujukan perawatan tersier.
membedakan Sedangkan proposal saya mengenai studi penggunaan obat
dengan yang sudah pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing
1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji
NIP : 197505132008122001

Review jurnal 10

Judul KTI STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DM


TIPE 2 DI PUSKESMAS BILALANG 1
Nama Mahasiswa / Pratiwi Y Lawadji /821318072
NIM
Pembimbing 1 Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2 Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt

Penulis, Judul jurnal, Maifitrianti, Nora Wulandari, Muthoh Haro, Sifah F.


halaman Lestari, Anisa Fitriani, “Kontrol Gikemik dan Faktor
yang Berhubungan pada Pasien dengan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Jakarta” hlm 198–204
Dasar Teori Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan
metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan
berhubungan dengan kelainan pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Diabetes dapat
menyebabkan komplikasi kronis, termasuk gangguan
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropatik. Ada
enam jenis diabetes: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2,
bentuk hibrid dari diabetes, diabetes yang tidak
diklasifikasikan, hiperglikemia yang pertama kali
terdeteksi selama kehamilan, dan tipe spesifik lainnya.
Diabetes tipe 2 adalah tipe diabetes yang paling umum,
dengan persentase 90% dari semua kasus diabetes. 1
Prevalensi diabetes semakin meningkat. Federasi
Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan bahwa pada
tahun 2045, sekitar 629 juta orang dari populasi akan
hidup dengan diabetes di antara orang dewasa berusia
20–79 tahun. 2 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan RI, prevalensi diabetes di
Indonesia mengalami peningkatan dari 6,9% pada 2013
menjadi 8,5% pada 2018. Di Jakarta, prevalensi diabetes
mengalami peningkatan dari 2,5% pada 2013 menjadi
3,45% pada 2018. 3
Bukti menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat
dicegah dengan kontrol glikemik yang optimal. Namun di
Indonesia, target pengendalian glikemik belum tercapai
secara memuaskan; mayoritas dari mereka memiliki
tingkat HbA1c lebih tinggi dari 7%.4 Penelitian
sebelumnya di Indonesia menemukan bahwa kontrol
glikemik masih kurang memuaskan pada pasien DM tipe
2. 5,6 Identifikasi faktor yang terkait dengan kontrol
glikemik yang buruk sangat penting untuk mencegah
komplikasi dari DM.
Metode Desain penelitian yang digunakan adalah penampang.
Data responden antara jenis kelamin lain, umur,
pekerjaan, pendidikan, lama menderita penyakit DM,
penyakit kronis lain yang diderita, obat DM dan obat
rutin lain yang digunakan melalui instrumen kuisioner
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,2% responden
memiliki glikemik yang baik (HbA1c ≤7 ) , sedangkan
54,8% responden memiliki glikemik yang buruk (≥7
tingkat HbA1c). Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa
jumlah antidiabetes yang digunakan berhubungan dengan
kontrol glikemik. Kontrol glikemik yang buruk secara
signifikan lebih tinggi ditemukan pada pasien dengan
politerapi (72,6%) dibandingkan pada pasien dengan
terapi tunggal antidiabetes (37,5%) (p = 0,01).
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Kontrol Gikemik dan Faktor yang Berhubungan pada
yang membedakan Pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di Jakarta.
dengan yang sudah Sedangkan proposal saya mengenai studi penggunaan
ditulis pada jurnal obat pada pasien DM Tipe 2
sebelumnya
Paraf pembimbing 1

Mengetahui

DosenPembimbing 1 Mahasiswa

Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji


NIP : 197505132008122001

Anda mungkin juga menyukai