Oleh:
PRATIWI Y LAWADJI
NIM : 821318072
Judul KTI
PROFIL PENYIMPANAN DAN PEMBUANGAN
OBAT DALAM KELUARGA DI KECAMATAN
BALANTAK
Nama Mahasiswa /
NIM Sulistiawati Panyue/821319046
Pembimbing 1
Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt
Pembimbing 2
Endah Nurrohwinta Djuwarno, M.Sc., Apt
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Penulis, Judul jurnal, Adin Hakim Kurniawan, Yusmaniar dan Purnama Fajri.
halaman Pengaruh Media Kartu Tilik Terhadap Pengetahuan dan
Perilaku Pengelolaan Obat Dagusibu di Jakarta Pusat
Berdasarkan Home Pharmacy Care. 2021
Dasar Teori Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan
global yang insidensinya semakin meningkat. Indonesia
menempati peringkat 4 di dunia setelah Amerika Serikat
India dan China. Peningkatan kemakmuran di negara
berkembang dan perubahan gaya hidup menyebabkan
peningkatan prevalensi penyakit degeneratif salah
satunya Diabetes Mellitus (DM) (1). Diabetes Mellitus
(DM) atau kencing manis adalah salah satu penyakit atau
kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya
produksi insulin. (2) WHO memprediksi adanya
peningkatan jumlah diabetes yang cukup besar pada
tahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia WHO
memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030
(2,3). Untuk menjaga gula darah normal, salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan obat
diabetes atau sering disebut Obat Hipoglikemik Oral
(OHO), oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi
penggunaan obat diabetes yang digunakan untuk
memastikan kesesuaian antara obat diabetes dengan
kondisi penderita Diabetes Mellitus (4–6). Obat berperan
sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai
pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih
obat untuk suatu penyakit. Terlalu banyaknya jenis obat
yang tersedia ternyata dapat memberikan masalah
tersendiri dalam praktik, terutama menyangkut pemilihan
dan penggunaan obat secara benar dan aman Pemberian
obat bertujuan untuk mencapai hasil yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien. Penyebab kurang
optimalnya hasil pengobatan pada umumnya meliputi
ketidaktepatan peresepan, ketidakpatuhan pasien, dan
ketidaktepatan monitoring. Kepatuhan penggunaan obat
merupakan salah satu faktor keberhasilan terapi, maka
kepatuhan penggunaan obat antidiabetik dianggap
penting (7,8). Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang efektif, efisien, dan dituntut untuk
memberikan informasi kesehatan yang tepat dalam
pelayanan kesehatan dan menghasilkan data yang akurat
(9,10). Banyaknya pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Rumah sakit umum seperti dimedan khususnya di Rumah
Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu, ini dapat dilihat
dari banyaknya pasien yang datang berobat di Rumah
Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey
dengan metode deskriptif.
Populasi : Populasi penelitian merupakan pasien Diabetes
Mellitus Tipe II yang melakukan pengobatan rawat jalan
di Rumah Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu. Populasi
dari penelitian ini berjumlah 70 pasien.
Sampel : Pasien yang dijadikan sampel berjumlah 8
orang dengan kriteria mempunyai riwayat penyakit
Diabetes Mellitus Tipe II dan pasien telah melakukan
pengobatan minimal 3 bulan.
Pengolahan dan Analisa Data: Sebagaimana telah
dipaparkan diatas bahwa pembahasan dalam penelitian
ini bersifat deskriptif oleh karena itu dalam menganalisa
data maka peneliti mencoba menyimpulkan, menyusun
data yang diperoleh dilapangan dan kemudian ditarik
kesimpulan. Data yang sudah diperoleh kemudian
dianalisa dan hasil penelitian akan berupa tabel dan
Diagram batang.
Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 1 dan dapat dilihat penggunaan obat
yang diberikan kepada pasien Diabetes mellitus tipe II
setiap bulannya selama tiga bulan berturut-turut (Maret
April, Mei) tahun 2016. Pada resep pasien A diberikan
Novomix 16-0-16 sedangkan dosis lazim 0.5-1 unit/kg
BB/hari , metformin 500 mg 3×1 dengan dosis lazimnya
1500-2550 mg, glimepirid 2 mg 2×1 dengan dosis lazim
1-4 mg, Humolog mix 16-0-16 dengan dosis lazimnya
0.1-0.2 unit/kg BB/hari, dapat dilihat bahwa obatobat
yang digunakan dalam resep sudah sesuai yaitu : tepat
indikasi, tepat dosis, tepat obat, tepat pasien.
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Penggunaan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2.
yang membedakan Sedangkan proposal saya mengenai studi penggunaan
dengan yang sudah obat pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing 1
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Penulis, Judul jurnal, Fitria Megawati , Ni Putu Dewi Agustini, Ni Luh Putu
halaman DianKrismayanti “Studi Retrospektif Terapi Antidiabetik
Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Inap Di Rumah
Sakit Umum Ari Canti Periode 2018”
Dasar Teori Menurut Perkumpulan Endokrinilogi Indonesia
(PERKENI, 2011) sampai saat ini penanganan Diabetes
Melitus hanya dilakukan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah dalam batas normal. Pendekatan terapi
yang diberikan tergantung pada tipe Diabetes. Pada
Diabetes Melitus tipe I penanganan dilakukan dengan
Insulin, sedangkan pendekatan farmakologis utama untuk
mengatasi Diabetes Melitus tipe II adalah penggunaan
obat Oral Antidiabetik (ADO). Pengobatan Diabetes
Melitus sering mengharuskan penggunaan terapi
beberapa antidiabetik (terapi tunggal maupun kombinasi),
termasuk terapi kombinasi antidiabetik oral yang berbeda
golongan atau kombinasi Insulin untuk mencapai kadar
glukosa darah normal (Wahyu, 2013). Pengobatan terapi
yang diberikan dikatakan efektif jika kadar glukosa darah
mencapai kadar glukosa darah normal
Diabetes Melitus didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO,
1999). Pada tahun 2015, Indonesia menepati urutan
ketujuh di dunia untuk prevalensi penderita DM tertinggi
di dunia bersama dengan Cina, India, Amerika Serikat,
Brazil, Rusia dan Meksiko dengan estimasi jumlah
penderita Diabetes Melitus sebanyak sepuluh juta (IDF
Atlas, 2015). Diabetes Melitus disebut dengan the silent
killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ
tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. World Health
Organization memprediksi adanya peningkatan jumlah
penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun
mendatang. Melihat kenaikan prevalensi Diabetes
Melitus secara global maka perlu dilakukan suatu
penelitian tentang efektivitas terapi penggunaan
antidiabetika tunggal dan kombinasi dalam
mengendalikan gula darah. Dengan pelaksanaan yang
baik, angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan.
Untuk menurunkannya, maka dilakukan pencegahan
seperti modifikasi gaya hidup dan pengobatan secara
farmakologi obat antidiabetik oral dan suntikan
(Udayani, 2016).
Metode Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medik dan
bagian keuangan di RS Ari Canti. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2018 dengan mengambil data pada Rekam
Medik pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi
experimental design dimana jenis desain penelitian ini
terdapat variabel-variabel dari luar yang tidak dapat
dikontrol oleh peneliti. Pengambilan data menggunakan
metode retrospektif didasarkan pada data rekam medik,
dimana pada data rekam medis dilihat GDS awal pada
saat pasien masuk rawat inap dan kemudian dilihat GDS
saat pasien keluar rumah sakit. Pada penelitian ini
populasinya adalah seluruh penderita Diabetes Melitus
dengan kode E.14.9 yang menjalani rawat inap di Rumah
Sakit Umum Ari Canti Gianyar pada periode Januari –
Desember 2018. Populasi yang didapat yaitu sebanyak
171 orang. Sampel dari penelitian sebanyak 97 sampel
Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh melalui data rekam medik
pasien rawat inap Diabetes Melitus di RSU Ari Canti
tahun 2018, didapatkan populasi sebanyak 171 serta
sampel sebanyak 97 orang yang telah memenuhi kriteria
inklusi maupun eksklusi.
penggunaan terapi terbanyak adalah kombinasi 2 macam
obat antidiabetik yaitu 56%. Sebagian besar kombinasi
obat terdiri dari insulin rapid-acting (insulin kerja
pendek) atau insulin prandial dengan insulin long-acting
(insulin kerja panjang) atau insulin basal. Beberapa
penelitian menunjukkan kombinasi 2 jenis insulin ini
dapat memberikan penurunan kadar glukosa darah lebih
baik karena dapat memenuhi kebutuhan insulin basal dan
insulin prandial, mengontrol fluktuasi glukosa darah,
kejadian hipoglikemia, dan peningkatan berat badan lebih
terkontrol.
Keterkaitan dengan Pada jurnal ini memilii keterkaitan dengan KTI yang
Karya Tulis Ilmiah akan saya buat karena kesamaan penyakit yaitu DM Tipe
2
Ringkasan rancangan Studi Retrospektif Terapi Antidiabetik Pada Penderita
yang membedakan Diabetes Melitus. Sedangkan proposal saya mengenai
dengan yang sudah studi penggunaan obat pada pasien DM Tipe 2
ditulis pada jurnal
sebelumnya
Paraf pembimbing 1
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Penulis, Judul Pushpa VH 1 , Nagesh HN 2 , Ramesh HS “Kajian Pola Peresepan
jurnal, halaman Dan Penggunaan Obat Antidiabetik Secara Rasional Di Pasien
Lanjut Usia Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit
Perawatan Tersier”
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Review jurnal 9
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa
Dr. Nur Rasdianah, S.Si., M,Si., Apt Pratiwi Y Lawadji
NIP : 197505132008122001
Review jurnal 10
Mengetahui
DosenPembimbing 1 Mahasiswa