Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN PERSEPSI DAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT

SINTETIK DAN OBAT TRADISIONAL PADA PASIEN DM TIPE 2 DI 3


PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA

STUDY OF PERCEPTIONS AND KNOWLEDGE ABOUT THE USE


COMBINATION OF SYNTETIC AND TRADITIONAL MEDICINES IN PATIENTS
WITH TYPE 2 DIABETES IN 3 HEALTH CENTERS IN THE CITY OF
YOGYAKARTA

Fadhilah*, Imaniar Noor Faridah


*
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta, Indonesia
Untuk korespondensi: Telp. 08541363335, email: fadhilahzhe1412@gmail.com

ABSTRAK
Setiap orang yang mengalami gangguan kesehatan akan mengatasinya dengan
mengkonsumsi obat untuk menyembuhkan penyakitnya. Tak jarang orang memilih kedua
obat sekaligus, yaitu kombinasi obat sintetik dan obat tradisional. Pengetahuan dan persepsi
pasien berpengaruh dalam pemilihan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan persepsi mengenai penggunaan kombinasi obat sintetik dan obat
tradisional pada pasien DM tipe 2 di 3 Puskesmas Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas
Kotagede I, Danurejan I, dan Gondomanan.
Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan jumlah subjek sebanyak
100 responden. Kriteria inklusi yaitu pasien yang terdiagnosa DM tipe 2 yang datang ke
puskesmas yang pernah dan atau sedang menggunakan kombinasi obat tradisional dan obat
sintetik minimal 2 minggu. Kuesioner terdiri dari pertanyaan demografi, lima belas
pertanyaan untuk menilai pengetahuan dan delapan pertanyaan untuk menilai persepsi pasien.
Data hasil penelitian ini di skore dan dikategorikan kemudian dianalisis dengan uji Chi
square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia ≥60 tahun
(59%), mayoritas perempuan (69%), tingkat pendidikan <SMA (58%), pendapatan
<1.000.000 (60%), sudah menikah (79%), bekerja sebagai IRT (41%). Responden dengan
pengetahuan tinggi terhadap obat tradisional ialah sebanyak 59 pasien (59%). Persepsi
responden terhadap obat tradisional pada penggunaan kombinasi obat sintetik dan obat
tradisional sebanyak 57 pasien (57%) memiliki persepsi kurang baik tentang obat tradisional.
Hasil uji statistik hubungan pengetahuan terhadap persepsi pada pasien DM tipe 2 yang
menggunakan kombinasi obat sintetik dan obat tradisional didapatkan nilai p <0,05.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
terhadap persepsi pada pasien DM tipe 2 yang menggunakan obat tradisional.

Kata kunci : Pengetahuan, Persepsi, Obat Tradisional, Obat Sintetik, Puskesmas

ABSTRACT
Every person who have health problem will overcome it by using drugs to cure his illness.
Many people choose both drugs at once, namely a combination of synthetic and traditional medicine.
Knowledge and perception of patients in choosing treatment. This study discusses the knowledge and
perception of the use of a combination of synthetic and traditional medicine in type 2 DM patients in
3 Yogyakarta City Health Centers, namely Kotagede I, Danurejan I, and Gondomanan Health
Centers.
The design of this study was observational analytic with a number of subjects as many as 100
respondents. The inclusion criteria were patients diagnosed with type 2 DM who came to the Health
Centers who had and were using a combination of traditional and synthetic medicine for at least 2
weeks. The questionnaire contains demographic questions, fifteen questions to assess the knowledge
and eight questions to assess perception’s of patience. Data from the results of this study were scored
and categorized and then analyzed by Chi square test.
The results showed that the majority of respondents were ≥60 years old (59%), female
participation (69%), education level <high school (58%), income <1,000,000 (60%), married (79%),
working as IRT (41%). Answering with high knowledge of traditional medicine as many as 59 patients
(59%). Respondents' perceptions of traditional medicine on the use of a combination of synthetic and
traditional medicine were 57 patients (57%) had a poor perception of traditional medicine. The
results of statistical tests on the relationship between perceptions in type 2 DM patients who used a
combination of synthetic and traditional medicine obtained p <0.05.
This study can help determine the relationship between knowledge of perceptions in type 2
DM patients who use traditional medicine.

Keywords : Knowledge, Perception, Traditional Medicine, Synthetic Medicines, Health


Centers
PENDAHULUAN memiliki pengetahuan yang baik terhadap
Obat tradisional sudah dikenal oleh obat tradisional.
masyarakat Indonesia sejak dulu karena Pengetahuan dan persepsi pasien
obat ini merupakan warisan turun- juga berpengaruh dalam pemilihan
menurun budaya bangsa. Obat tradisional pengobatan. Pengetahuan merupakan hal
dipilih karena adanya perubahan gaya yang sangat penting untuk membentuk
hidup back to nature (Salim dan Munadi, tindakan seseorang sehingga dengan
2017). Obat tradisional tidak hanya adanya pengetahuan maka masyarakat
digunakan oleh penderita penyakit ringan, dapat meningkatkan kemandirian dalam
obat ini juga digunakan oleh penderita mengambil keputusan yang menyangkut
penyakit yang kronis seperti diabetes masalah kesehatan pribadi (Notoatmojo,
melitus yang periode pengobatannya 2007a). Ada beberapa faktor seseorang
cukup lama (Adhitia, 2012). untuk memilih menggunakan obat
Penyakit Diabetes Melitus tradisional. Faktor penyebab dipilihnya
merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan tradisional di Nagari Talaok
pengobatan dalam jangka waktu yang sebagai sarana pengobatan adalah (1) lebih
lama. Seseorang akan cenderung jenuh efektif, alami dan biaya ringan, (2) tidak
dalam mengkonsumsi obat dan mencari menimbulkan efek samping, (3) karena
alternatif. Penderita diabetes Melitus tipe 2 keyakinan atau kepercayaan, (4) tradisi
selalu mengkonsumsi obat untuk menjaga turun temurun (Sariani, 2015).
kadar gula darahnya. Pemilihan kombinasi Pada penggunaan obat
obat sintetik dan obat tradisional bagi komplementer ada kemungkinan pasien
sebagian orang merupakan tujuan untuk menghentikan atau bahkan menolak
mempercepat proses pemulihan suatu pengobatan konvensional. Selain itu pada
penyakit. Berdasarkan penelitian Putri penggunaan kedua obat tersebut juga perlu
(2016) menyatakan, pasien setuju diperhatikan yaitu ada risiko potensial
penggunaan kombinasi obat tradisional terkait dengan penggunaan obat
memberikan manfaat untuk kesehatan komplementer. Meskipun ini mungkin
pasien, mengurangi gejala yang dirasakan jarang terjadi, penting bagi pasien agar
pasien, kombinasi obat sintetik dan obat memiliki informasi (Zollman & Vickers,
tradisional lebih baik daripada 1999).
menggunakan salah satu diantaranya. Pada Berdasarkan gambaran tersebut,
penelitian Najmawati (2018) Responden maka peneliti merasa perlu untuk
dilakukan penelitian pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 untuk mengetahui kota Yogyakarta yang memenuhi kriteria
bagaimana demografi pasien yang inklusi dan eksklusi.
menggunakan kombinasi obat tradisional
Teknik Pengambilan Sampel
dengan obat sintetik, mengetahui
bagaimana pengetahuan pasien tentang Pengambilan sampel pada penelitian ini

kombinasi obat tradisional dan obat menggunakan metode Non Probability

sintetik dan untuk mengetahui bagaimana Sampling yaitu purposive sampling dimana
pasien yang dipilih sesuai dengan tujuan
persepsi pasien terhadap kombinasi obat
penelitian yaitu pasien yang pernah minimal 2
tradisional dan obat sintetik pada pasien
minggu dan atau sedang menggunakan
yang menggunakan kombinasi obat
kombinasi obat tradisional dan obat sintetik
tersebut di Puskesmas kota Yogyakarta.
untuk tujuan pengobatan yang sama di 3
puskesmas kota Yogyakarta. Alat yang
METODE PENELITIAN digunakan untuk pengambilan data yaitu
Jenis dan Rancangan Penelitian berupa kuisioner.
Penelitian ini dilakukan dengan
Prosedur Penelitian
rancangan observasional analitik dengan
Secara garis besar jalannya penelitian
desain cross sectional. Data diambil
terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
melalui kuesioner yang diberikan kepada
Persiapan meliputi pembuatan proposal,
responden yaitu kelompok diabetes yang
kuisioner, perijinan ethical clearance.
terdiagnosa DM tipe 2 dengan metode
Pelaksanaan merupakan proses
survey di 3 puskesmas kota Yogyakarta.
pengambilan data dengan penyebaran
Prosedur penelitian ini telah mendapatkan
kuisioner kepada pasien di puskesmas.
surat keterangan dari Komite Etik
Dan sebelumnya telah diberikan
Penelitian Universitas Ahmad Dahlan No.
penjelasan mengenai tujuan penelitian
011811139.
yang bersedia menjadi responden. Analisis
Populasi dan Sampel data yang diperoleh dari hasil jawaban

Populasi dalam penelitian ini ialah kuisioner yang telah diisikan oleh

seluruh pasien Diabetes yang terdiagnosa responden. Analisis data dilakukan untuk

DM tipe 2 yang datang ke 3 puskesmas melihat hubungan pengetahuan dan

kota Yogyakarta. Sampel dalam penelitian persepsi mengenai penggunaan kombinasi

ini yaitu pasien Diabetes yang terdiagnosa obat sintetik dan obat tradisional pada

DM tipe 2 yang datang ke 3 puskesmas pasien DM tipe 2 di 3 Puskesmas Kota


Yogyakarta. Analisis Univariat adalah
analisis yang dilakukan untuk satu tahun (Peraturan Menteri Sosial RI, 2012).
variabel. Dalam pengertian tertentu, Usia merupakan indikator kedewasaan
analisis deskriptif menjadi sama dengan dalam pengambilan suatu keputusan dalam
analisis univariat. Analisis Bivariat adalah menangani masalah kesehatan (Christy,
analisis yang melibatkan perbandingan 2014). Pada penelitian ini sebagian besar
atau melihat hubungan atau pengaruh dari responden berusia ≥ 60 tahun, yaitu
dua variabel. Data yang di analisis sebanyak 59 pasien (59%). Dapat
menggunakan analisis bivariat yaitu disimpulkan bahwa lebih dari setengah
Hubungan Pengetahuan dan Persepsi. Pada responden berada pada kategori usia
penelitian ini analisis bivariat lansia.
menggunakan uji chi-square. 2. Karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian responden
Karakteristik Demografi Pasien berdasarkan jenis kelamin menunjukan
responden yang bersedia mengisi kuesioner
Pada penelitian ini karakteristik
yaitu perempuan sebanyak 69 responden
dibagi menjadi 6 bagian yang meliputi
(69%) dan laki-laki sebanyak 31 responden
karakteristik responden berdasarkan usia,
(31%). Hasil penelitian ini menunjukkan
berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan
persentase pada pasien diabetes bahwa
tingkat pendidikan terakhir, berdasarkan
pasien perempuan yang menggunakan
pendapatan, berdasarkan status dan
kombinasi obat sintetik dan obat tradisional
berdasarkan jenis pekerjaan.
lebih banyak dari pada pasien laki-laki.
1. Karakteristik responden berdasarkan Pada penelitian ini sejalan dengan
usia penelitian yang dilakukan oleh Mathew et
Pada penelitian ini usia responden al (2010), bahwa faktor sosio-demografi
yang ditetapkan sesuai kriteria inklusi yang berpengaruh dalam pemilihan
yaitu berusia lebih dari atau sama dengan penggunaan Complementary Alternative
18 tahun. Menurut Undang-Undang nomor Medicine (CAM) yaitu aspek jenis kelamin
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan dan umur dimana CAM lebih banyak
Republik Indonesia, usia 18 tahun digunakan oleh pasien perempuan
merupakan batas usia dewasa seseorang. dibandingkan pasien laki-laki. Perempuan
Karakteristik responden berdasarkan usia khususnya ibu-ibu lebih banyak terlibat
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu usia dalam pengobatan dalam keluarganya.
dewasa <60 tahun dan usia lansia ≥ 60 Dengan demikian, baik langsung ataupun
tidak, hal tersebut dapat mempengaruhi 4. Karakteristik responden berdasarkan
perilaku pengobatan responden. pendapatan
Pendapatan berasal dari kata “dapat”
3. Karakteristik responden berdasarkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pendidikan
secara umum adalah hasil kerja atau usaha.
Pendidikan merupakan suatu
Pendapatan menurut Mahyu Danil (2013)
proses mengembangkan kemampuan dan
adalah total penerimaan yang diperoleh
usaha mendewasakan kepribadian melalui
dalam periode tertentu. Pada bagian
upaya pengajaran dan pelatihan
karakteristik responden berdasarkan
(Notoatmodjo, 2003). Pada bagian ini
tingkat pendapatan diketahui sebanyak 60
karakteristik responden berdasarkan tingkat
pasien (60%) memiliki pendapatan
pendidikan diketahui sebagian besar
<1.000.000. Pada penelitian ini diketahui
responden berpendidikan SMA, yaitu
sebagian besar pasien DM yang datang ke
sebanyak 58 pasien (58%). Responden
puskesmas memiliki pendapatan rendah.
pengguna kombinasi obat sintetik dan obat
5. Karakteristik responden berdasarkan
tradisional yang sedang berobat ke
status pernikahan
puskesmas lebih banyak berada di tingkat
Pada bagian ini karakteritik
pendidikan yang rendah. Hal ini disebabkan
responden berdasarkan status pernikahan
responden terbanyak adalah lansia dimana
dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu
terkadang pendidikan bukan merupakan
menikah, janda/duda dan belum menikah.
prioritas, masyarakat pada zaman dahulu
Pada penelitian ini diketahui sebanyak 79
tidak banyak yang dapat berpendidikan
pasien (79%) berstatus menikah, 20 pasien
tinggi. Namun, meskipun pendidikan
(20%) memiliki status janda/duda dan 1
seseorang tinggi, tidak menjamin bahwa
pasien (1%) belum menikah. Hasil
pengalaman yang didapat juga akan tinggi
penelitian karakteritik responden
sebab hal ini juga dipengaruhi oleh faktor
berdasarkan status pernikahan dengan nilai
sosial budaya yang dapat memengaruhi
terbesar adalah responden dengan status
seseorang untuk melakukan tindakan
menikah. Pengaruh status pernikahan
berdasarkan pengalamannya. Adat-istiadat,
tersebut terkait dengan dukungan keluarga
norma, dorongan dari orang-orang terdekat
merupakan indikator paling kuat
merupakan salah satu faktor yang membuat
memberikan dampak positif terhadap
seseorang melakukan pengambilan
perawatan diri pada pasien DM
keputusan untuk bertindak (Meydikayanti,
(Hensarling, 2009).
2017).
6. Karakteristik responden berdasarkan 1. Alasan menggunakan obat tradisional
pekerjaan Alasan pasien menggunakan obat
Pada tabel II menunjukan bahwa tradisional yaitu sebagai pengobatan
sebagian besar responden bekerja sebagai penyakit sebanyak 85 pasien (85%). Dapat
IRT, yaitu sebanyak 41 pasien (41%). diketahui sebagian besar pasien di 3
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puskesmas kota Yogyakarta menggunakan
ibu-ibu atau wanita banyak mendapatkan obat tradisional dengan alasan untuk
informasi tentang pengobatan tradisional mengobati penyakitnya. Dan pasien
dan menggunakannya sebagai pengobatan. diabetes tidak dapat meninggalkan
Selain itu seperti yang telah disinggung penggunaan obat sintetik sehingga
sebelumnya, mayoritas responden pada cenderung menggunakan kombinasi
penelitian ini adalah perempuan. Pada keduanya. Menurut Supardi dkk (2010),
penelitian lain oleh Merdekawati (2016) tujuan pengobatan sendiri (penggunaan
dengan judul Gambaran Dan Tingkat obat tradisional) adalah untuk peningkatan
Pengetahuan Penggunaan Obat Tradisional kesehatan, pengobatan sakit yang ringan
Sebagai Alternatif Pengobatan Pada dan pengobatan rutin penyakit kronis
Masyarakat Rw 005 Desa Sindurjan, setelah menerima perawatan dokter.
Kecamatan Purworejo, Kabupaten
2. Frekuensi penggunaan obat tradisional
Purworejo menunjukan bahwa sebanyak
Frekuensi penggunaan obat
62 responden (36,3%) bekerja sebagai
tradisional pada pasien DM tipe 2 di 3
IRT. Hasil penelitian tersebut menyatakan
puskesmas kota Yogyakarta diketahui
bahwa ibu-ibu atau wanita banyak
seberapa sering pasien menggunakan obat
mendapatkan informasi tentang obat
tradisional. Sebanyak 41 pasien (41%)
tradisional yang dipengaruhi oleh faktor
menggunakan obat tradisional jika
sosial dan lingkungan.
diperlukan. Pada penelitian sebelumnya
Penggunaan Obat Tradisional oleh Putri (2016) dengan judul Persepsi
Pasien terhadap Obat Tradisional pada
Untuk melihat deskripsi penggunaan
Pasien yang Menggunakan Kombinasi Obat
obat tradisional meliputi alasan
Sintetik dan Obat Tradisional di Apotek
penggunaan, frekuensi penggunaan, lama
Wilayah Kota Yogyakarta diketahui
penggunaan dan jenis obat tradisional yang
intensitas penggunaan obat tradisional
digunakan pada pasien DM tipe 2 di 3
dilakukan oleh pasien diantaranya yaitu
puskesmas Kota Yogyakarta dapat dilihat
setiap hari sebanyak 30 pasien (30%),
pada uraian berikut ini :
seminggu 2 kali sebanyak 10 pasien (10%) dibandingkan obat sintetik. Pada penyakit
dan hanya jika diperlukan sebanyak 60 degeneratif seperti diabetes mellitus,
pasien (60%). Hal tersebut menunjukan penderita sudah mengalami penurunan
bahwa sebagian besar pasien menggunakan fungsi organ, sehingga hal ini juga
kombinasi obat sintetik dengan obat mempengaruhi lama pengobatan.
tradisional hanya jika obat tradisional
4. Jenis penggunaan kombinasi obat
diperlukan. Penggunaan obat tradisional
Jenis penggunaan kominasi obat
pada peneilitian ini sebagai pengobatan
tradisional dan obat sintetik serta efek
tambahan salain dari obat sintetik, maka
yang dirasakan menunjukan penggunaan
responden lebih memprioritaskan obat yang
obat tradisional yang dikombinasikan
diberikan oleh dokter.
dengan obat sintetik sebagai terapi
3. Lama penggunaan obat tradisional tambahan untuk mengatasi keluhan
Pada penelitian ini, responden yang diabetes mellitus yang diderita oleh pasien.
menggunakan kombinasi obat sintetik dan Berdasarkan hasil penelitian obat
obat tradisional paling banyak sudah tradisional yang digunakan, terdapat 28
mengidap penyakit DM tipe 2 selama ≥ 1 jenis tanaman dan 1 produk ramuan sinsei
tahun. Diketahui pada penelitian ini 100% yang dikonsumsi oleh responden. Ada
responden menggunakan obat tradisional yang dikonsumsi satu jenis saja (tunggal)
minimal 1 tahun. Pada penelitian dan ada juga yang dicampurkan. Pare
sebelumnya oleh Najmawati (2018) menjadi tanaman yang paling banyak
dengan judul Persepsi dan Pengetahuan digunakan oleh responden sebagai obat
Pasien Terhadap Obat Tradisional yang tradisional penurun gula darah. Buah pare
Menggunakan Kombinasi Obat Sintetik memiliki kandungan flavonoid, saponin
dan Obat Tradisional di Apotek dan polifenol (Yuda, et al., 2013). Buah
Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, pare memiliki efek hipoglikemik dengan
diketahui sebanyak 80% pasien cara menurunkan kadar glukosa darah
menggunakan obat tradisional > 3 bulan melalui proses penghambatan
karena umumnya pengobatan untuk glukoneogenesis di hati (Chowdhury et al.,
penyakit degeneratif dengan obat 2012).
tradisional bisa diterima oleh kalangan
Efek yang dirasakan oleh pasien
konvensional, sebagai komplementer atau
dari penggunaan kombinasi obat sintetik
alternatif. Pengobatan tradisional
dan obat tradisional yaitu gula darah
membutuhkan waktu yang lebih lama
pasien mengalami penurunan dan stabil
dengan penggunaan kombinasi obat selanjutnya, sebanyak 91 pasien (91%)
sintetik dan obat tradisional. Hasil ini pasien mengatakan bahwa petugas
menunjukan bahwa obat tradisional dapat kesehatan tidak memberikan infomasi
digunakan sebagai komplementer atau tentang obat tradisional. Penyebab yang
alternatif pengobatan. Pasien harus tetap mungkin menjadi alasan sebagian besar
menggunakan obat sintetik dalam petugas kesehatan tidak memberikan
pengobatan, karena dikhawatirkan jika informasi yaitu karena petugas kesehatan
pasien hanya menggunakan obat hanya menyampaikan informasi yang
tradisional dan meninggalkan obat sintetik ditanyakan oleh pasien saja. Petugas
maka pengobatan yang dilakukan tidak Kesehatan sebaiknya juga memberikan
berjalan secara optimal (Najmawati, infomasi berupa penyuluhan agar pasien
2018). mengetahui penggunaan obat tradisional
dan efek sampingnya.
Informasi tentang obat tradisional

Pengetahuan pasien tentang obat


Informasi merupakan dasar yang
tradisional
digunakan dalam penyampaian pesan dan
digunakan dalam rangka memperkuat Pada bagian ini dideskripsikan
pesan itu sendiri (Katno, 2010). Hasil dari pengetahuan pasien tentang obat
penelitian ini memberikan gambaran tradisional pada pasien DM tipe 2 yang
informasi tentang obat tradisional yang menggunakan kombinasi obat sintetik dan
didapatkan oleh responden di 3 Puskesmas obat tradisional. Pengetahuan merupakan
Kota Yogyakarta menunjukan bahwa hasil dari pengindraan manusia, atau hasil
sebanyak 60 pasien (60%) sudah tahu seseorang terhadap objek tertentu
memperoleh banyak informasi mengenai melalui indera yang dimilikinya
obat tradisional. Selanjutnya sumber (Notoatmodjo, 2014).
informasi mengenai obat tradisional
Tabel VIII. Kategori Pengetahuan Pasien
sebagai penurun gula darah, diketahui Kategori Responden
informasi yang didapatkan oleh responden pengetahuan pasien
terhadap obat Jumlah Persentase
sebanyak 50 pasien (50%) mendapatkan tradisional
informasi dari teman. Informasi dari teman Tinggi 59 59%
ternyata memiliki persentase paling tinggi,
Rendah 41 41%
artinya responden sering berinteraksi
Total 100 100%
dengan temannya dan berbagi informasi
mengenai obat tradisional. Dan pada poin
Pada tabel VIII, memperlihatkan tradisional sebagai penurun gula darah
pengetahuan pasien terhadap obat pada pasien yang menggunakan kombinasi
tradisional dibagi menjadi dua kategori obat sintetik dan obat tradisional. Pada
yaitu dengan kategori pengetahuan tinggi poin pertama, dari 100 responden pasien
dan rendah. Sebanyak 59 pasien (59%) yang menjawab obat tradisional
memiliki pengetahuan tinggi tentang obat memberikan manfaat untuk kesehatan
tradisional. Jadi pengetahuan tentang obat pasien, pasien yang menyatakan sangat
tradisional pada sebagian besar responden, setuju sebanyak pasien menyatakan setuju
yaitu pasien DM tipe 2 yang menggunakan sebanyak 90 pasien (90%). Hasil tersebut
kombinasi obat sintetik dan tradsional di 3 menunjukan bahwa pasien pada penelitian
puskesmas Kota Yogyakarta memiliki ini menganggap bahwa obat tradisional
pengetahuan tinggi. Hasil ini sejalan ketika digunakan bersamaan dengan obat
dengan penelitian Rusli, et al (2017) sintetik, obat tradisional memberikan
dengan judul Tinjauan Pengetahuan manfaat untuk kesehatan pasien.
Masyarakat Kecamatan Panca Rijang Pada poin kedua, persepsi pasien
Kabupaten Sidrap terhadap Penggunaan terhadap obat tradisional penurun gula
Obat Tradisional yang menyatakan darah mengurangi gejala yang dirasakan,
pengetahuan masyarakat terhadap obat pasien menyatakan setuju sebanyak 85
tradisional termasuk kategori tinggi. pasien (85%). Hasil tersebut menunjukan
Tinggi rendahnya pengetahuan seseorang bahwa pasien pada penelitian ini
tentang obat tradisional dapat berpengaruh menganggap bahwa obat tradisional ketika
dalam pemilihan pengobatan. Menurut digunakan bersamaan dengan obat sintetik,
Waidi (2006), setiap individu mempunyai obat tradisional dapat mengurangi gejala
kecenderunagan dalam menilai suatu objek yang dirasakan oleh pasien. Pada
yang sama dengan cara yang berbeda- penelitian lain yang dilakukan oleh Aprilia
beda. Perbedaan tersebut dapat (2013), sebanyak 87 responden (71,7%)
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah menyatakan bahwa mereka merasa lebih
satunya yaitu pengetahuan. baik setelah menggunakan obat tradisional.
Persepsi pasien terhadap obat tradisional Pada pasien DM sendiri gejala yang
pada pasien yang menggunakan kombinasi dirasakan yaitu pengeluaran urin
obat sintetik dan obat tradisional meningkat, merasa cepat lapar dan lemas

Penelitian ini juga melihat (Perkeni, 2011). Adanya gejala tersebut

bagaimana persepsi pasien terhadap obat dapat mengganggu aktivitas seseorang.


Dalam penggunaan obat tradisional pada
sebagian besar responden dapat 77 pasien (77%). Mayoritas responden
meringankan gejala yang dirasakan, tidak merasakan efek samping dari
sehingga meningkatkan kemudahan dalam penggunaan obat tradisional. Hasil tersebut
beraktivitas. menunjukan bahwa pasien pada penelitian
Pada poin ketiga, persepsi pasien ini menggunakan obat tradisional dan
tentang kombinasi obat tradisional dengan digunakan bersamaan dengan obat sintetik,
obat sintetik lebih baik dari pada obat tradisional memiliki efek samping
menggunakan salah satu diantaranya. yang lebih ringan. Hal ini sejalan dengan
Pasien yang menyatakan sebanyak 75 penelitian Putri (2016), yaitu sebanyak 87
pasien (75%). Hasil tersebut menunjukan pasien (87%) setuju bahwa penggunaan
bahwa sebagian besar pasien pada obat tradisional lebih ringan. Namun perlu
penelitian ini menganggap bahwa diketahui meskipun dianggap alami
penggunaan kombinasi keduanya lebih banyak juga obat tradisional yang dapat
baik dari pada hanya menggunakan salah berinteraksi dengan obat lain. Hal ini dapat
satu diantaranya untuk tujuan pengobatan terjadi jika pasien tidak tepat dalam
yang sama. Responden tidak menggunakannya. Maka sebaiknya pasien
meninggalkan penggunaan obat sintetik dapat mendiskusikannya dengan petugas
karena responden percaya obat yang kesehatan.
diberikan dokter yaitu obat sintetik
Pada poin kelima, persepsi pasien
bermanfaat dan penggunaan keduanya
yang beranggapan obat tradisional penurun
agar mendapatkan efek yang optimal.
gula darah lebih aman, pasien yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
menyatakan setuju sebanyak 72 pasien
yang dilakukan oleh Bahall dan Edward
(72%). Hasil tersebut menunjukan bahwa
(2015), bahwa setengah dari responden
sebagian besar pasien pada penelitian ini
merasa perlu untuk menggunakan kedua
menganggap bahwa obat tradisional aman
terapi obat tradisional dan obat sintetik
digunakan bersamaan dengan obat sintetik.
dalam kombinasi dan tidak ingin
Obat tradisional tidak semua aman
mengambil resiko hilangnya manfaat
digunakan, karena tidak semua obat
pengobatan konvensional.
tradisional teruji klinik serta kurangnya
Pada poin keempat, persepsi pasien bukti ilmiah yang mendukung
mengenai obat tradisional penurun gula keamanannya. Pada penelitian Zollman &
darah mempunyai efek samping yang lebih Vickers (1999), menyatakan kekhawatiran
ringan, pasien menyatakan setuju sebanyak umum oleh dokter tentang pengobatan
komplementer yaitu pasien dapat media elektronik yang bahasanya mudah
menghentikan atau menolak pengobatan dimengerti oleh pasien.
konvensional yang efektif, pasien mungkin Pada poin terakhir, persepsi pasien
mengalami efek samping berbahaya dari yang menyatakan bahwa informasi obat
perawatan. tradisional penurun gula darah dalam
Pada poin keenam, persepsi pasien penggunaan yang kombinasi dengan obat
mengenai sumber informasi obat sintetik memberikan manfaat untuk
tradisional penurun gula darah dalam kesehatan pasien, pasien menyatakan
penggunaan yang kombinasi dengan obat setuju sebanyak 70 pasien (70%). Hasil
sintetik, pasien yang menyatakan bahwa tersebut menunjukan bahwa sebagian
informasi tentang obat tradisional penurun besar pasien pada penelitian ini
gula darah mudah diperoleh. Jawaban menganggap bahwa informasi obat
pasien menyatakan setuju sebanyak 67 tradisional sebagai penurun gula darah
pasien (67%). Hasil tersebut menunjukan bermanfaat untuk masalah kesehatan
bahwa pasien pada penelitian ini mudah pasien.
dalam memperoleh informasi obat Hubungan pengetahuan terhadap persepsi
tradisional sebagai penurun gula darah. pasien yang menggunakan obat tradisional

Pada poin selanjutnya, persepsi Pada penelitian ini dilakukan

pasien mengenai sumber informasi obat analisis uji bivariat. Analisis ini digunakan

tradisional penurun gula darah, pasien untuk mengetahui hubungan pengetahuan

yang menyatakan bahwa informasi tentang terhadap persepsi pasien mengenai

obat tradisional penurun gula darah mudah penggunaan kombinasi obat tradisional

dimengerti. Pasien yang menjawab setuju dan obat sintetik.

sebanyak 64 pasien (64%). Penelitian ini Hasil uji statistik dengan chi-square

sejalan dengan penelitian Najmawati untuk mengetahui hubungan antara

(2018), sebanyak 62 pasien (62%) sangat pengetahuan terhadap persepsi pasien yang

setuju bahwa informasi tentang obat menggunakan obat tradisional didapatkan

tradisional mudah dimengerti. Hasil nilai sig <0.05 yaitu sebesar 0.002 artinya

tersebut menunjukan bahwa informasi terdapat hubungan antara pengetahuan

tentang obat tradisional sebagai penurun terhadap persepsi pasien yang

gula darah mudah dimengerti. Karena menggunakan obat tradisional. Nilai Odds

pasien sudah mendapatkan informasi Ratio (OR) yaitu sebesar 3.935, artinya

tentang manfaat dan cara penggunaan obat pasien dengan pengetahuan tinggi

tradisional dari teman, keluarga maupun mempunyai kemungkinan 3.935 kali


persepsi pasien baik dibandingkan pasien Anonim. 2012. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
yang memiliki pengetahuan rendah.
Nomor 007 tahun 2012, Tentang
Registrasi Obat Tradisional,
Kesimpulan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Gambaran persepsi dan pengetahuan
Aprilia, F. 2013. Profil Penggunaan Obat
pasien DM tipe 2 di 3 Puskesmas Kota
Tradisional pada Masyarakat di
Yogyakarta, persentase pengetahuan tinggi Kabupaten Tabalong Kalimantan
Selatan Tahun 2013. Skripsi.
terhadap obat tradisional ialah sebanyak 59
Surakarta : Universitas
pasien (59%). Sebanyak 57 pasien (57%) Muhammadiyah Surakarta
memiliki persepsi rendah tentang obat
Bahall, M dan Edwards, M. 2015.
tradisional. Secara statistik terdapat Perceiption of Complementary and
hubungan antara pengetahuan terhadap Alternative Medicine Among
Cardiac Patient in South Trinidad.
persepsi pasien yang menggunakan obat Journal of the International Society
tradisional. for Complementary Medicine
Research. Trinidad
DAFTAR PUSTAKA Chowdhury, et al. 2012. Antidiabetic
Effects of Momordica Charantia (
Adhitia, 2012. Efek Perseptif Penggunaan Karela ) in Male long Evans Rat.
Antidiabetes Herbal Bersamaan Journal of Advanced Laboratory
Dengan Penggunaan Obat Research in Biology. III(III). 175–
Antidiabetes Oral Pada Pasien 180.
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Kotamadya Depok, Christy, M.Y. 2014. Faktor yang
Skripsi, Fakultas Matematika Dan Berhubungan dengan Kejadian
Ilmu Pengetahuan Alam Program Dehidrasi Diare Pada Balita di
Studi Farmasi Universitas Wilayah Kerja Puskesmas
Indonesia, Yogyakarta. Kalijudan, Jurnal Berkala
Epidemiologi. 2 (3):297-308.
Akdon & Ridwan, 2010. Rumus dan Data
dalam Analisis Statistika Cetakan Dipiro, J. T., Talbert, R. T., Yees, G.C.,
kedua. Alfabeta Matzke, G.R, Weels. B.G., Posey,
L.M. 2005. Diabetes Melitus dalam
Anonim. 2005. Pharmaceutical care untuk Pharmacotherapy: A
Penyakit Diabetes Melitus. th
Pathophisiologic Approach, 6 Ed,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Appleton and Lange : New York
dan Klinik Direktorat Jenderal Bina USA.
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan RI Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus
Tipe 2. Fakultas Kedokteran
Anonim. 2008. Riset Kesehatan Dasar Universitas Lampung, 4, 93–101.
2007. Badan Penelitian dan https://doi.org/10.2337/dc12-0698
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Hensarling, J. 2009. Development and Merdekawati, Rima Bunga. 2016.
psychometric testing of hensarling Gambaran Dan Tingkat
diabetes family support scale Pengetahuan Penggunaan Obat
(Dissertation degree of Doctor of Tradisional Sebagai Alternatif
Philosophy in the Graduate Pengobatan Pada Masyarakat Rw
School). Woman’s University, 005 Desa Sindurjan, Kecamatan
Texas. Purworejo, Kabupaten Purworejo.
Skripsi. Yogyakarta. Universitas
Ismail. 2015. Faktor yang Mempengaruhi Muhammadiyah Yogyakarta
Keputusan Masyarakat Memilih
Obat Tradisional di Gampong Lam Meydikayanti, W. 2017. Hubungan
Ujong. Idea Noursing Journal. Dukungan Keluarga Dengan
Volume VI Nomor 1, diakses Kualitas Hidup Diabetes Melitus
tanggal 5 November 2018. Tipe 2 Di Puskesmas Pademawu.
Jurnal Berkala Epidemiologi, 5 (2).
Katno, 2008. Tingkat Manfaat Keamanan 240-252
dan Efektifitas Tanaman Obat dan
Obat Tradisional, Jawa Tengah : Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan.
B2P2TO- OT. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Leonita, Emi. 2015. Penggunaan Obat Najmawati. 2018. Persepsi dan


Tradisional oleh Penderita Diabetes Pengetahuan Pasien terhadap Obat
Mellitus dan Faktor-faktor yang Tradisional pada Pasien yang
Berhubungan di Wilayah Kerja Menggunakan Kombinasi Obat
Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Sintetik dan Obat Tradisional di
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. Apotek Kecamatan Umbulharjo
3 No. 1, diakses tanggal 13 Mei Kota Yogyakarta. Skripsi.
2019. Yogyakarta : Universitas Ahmad
Dahlan
Mahyu Danil. 2013. Pengaruh Pendapatan
terhadap Tingkat Konsumsi pada Nezhad. 2008. Prevalence of type 2
Pegawai Negeri Sipil di Kantor diabetes mellitus in Iran and its
Bupati Kabupaten Bireun, Jurnal relationship with gender,
Ekonomika. Universitas Almuslim urbanisation, education, marital
Bireuen Aceh, Volume IV Nomer status and occupation. Singapore :
7, Hal. 33-41. Med J.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Notoatmodjo, S. 2007 (a). Kesehatan


Pendekatan Proposal. Jakarta: Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta
Bumi Aksara : Rineka Cipta.

Mathew, et al. 2010. Self-Reported Use of Notoatmodjo, S. 2007 (b). Pendidikan dan
Complementary Alternative Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Medicine Among the Health Care Rineka Cipta
Consumer at a Tertiary Care Center
in Ajman United Arab Emirates. Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku
Annals of Medical and Health Kesehatan, Edisi 2. Jakarta :
Sciences Research. 3(2):215-219 Rineka Cipta
Oktora, L. 2006. Pemanfaatan Obat Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil
Tradisional dengan Pertimbangan Belajar dan Umpan Balik. Jakarta :
Manfaat dan Keamanan. Majalah Remaja Rosdakarya
Ilmu Kefarmasian. Vol. III.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Peraturan Menteri Sosial Republik Administrasi. Hal 108. Alfabeta :
Indonesia Nomor 19. 2012 tentang Bandung
Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut
Usia. Jakarta : Berita Negara Supardi, S., dan Susyanty, A.L. 2010,
Republik Indonesia Tahun 2012 Penggunaan Obat Tradisional
Nomor 862 dalam Upaya Pengobatan Sendiri
di Indonesia (Analisis Data
Putri, Mega N.C. 2016. Persepsi Pasien Susenas Tahun 2007). Buletin
terhadap Obat Tradisional pada Penelitian Sistem Kesehatan. Vol.
Pasien yang Menggunakan 38.
Kombinasi Obat Sintetik dan Obat
Tradisional di Apotek Wilayah Waidi. 2006. On Becoming A Personal
Kota Yogyakarta. Skripsi. Excellent. PT Elex Media
Yogyakarta : Universitas Ahmad Komputindo : Jakarta
Dahlan
WHO. 2016. Global Report on Diabetes.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan France: World Health
dan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Organization.
Penelitian. Yogyakarta : Rohima
http://www.who.int/diabetes/global
Press
-report/en/, diakses tanggal 9 Juli
Rusli, et al. 2017. Tinjauan Pengetahuan 2018.
Masyarakat Kecamatan Panca
Rijang Kabupaten Sidrap terhadap Yuda, et al. 2013. Identifikasi golongan
Penggunaan Obat Tradisional. senyawa kimia estrak etanol buah
Jurnal Media Kesehatan. Vol. XII pare (Momordica charantia) dan
No.2 pengaruhnya terhadap penurunan
kadar glukosa darah tikus putih
Salim, Z., dan Munadi, E. 2017. Info
jantan (Rattus novergicus) yang
Komoditi Tanaman Obat, Badan
Pengkajian dan Pengembangan diinduksi aloksan. Buletin
Perdagangan Kementerian Veteriner Udayana. 5(2), 87–95.
Perdagangan Republik Indonesia,
Jakarta, diakses tanggal 5 Juli 2018 Zollman C, Vickers A. 1999. ABC of
Complementary Medicine:
Sariani, Eka. 2015. Penyebab Masyarakat Complementary Medicine and The
Memilih Pengobatan Tradisional di Doctor. British Medical Journal.
Nagari Talaok Kecamatan Bayang Volume 319.
Kabupaten Pesisir Selatan. Artikel
Ilmiah. Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Sumatera
Barat

Anda mungkin juga menyukai