Anda di halaman 1dari 8

Accelerat ing t he world's research.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
PERILAKU YANG BERPENGARUH
TERHADAP KETEPATAN
PENGGUNAAN OBAT
DISLIPIDEMIA
Ika Ratna

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Buku Prosiding Kongres XX & Pert emuan Ilmiah Tahunan Ikat an Apot eker Indonesia
ani pahriyani

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT T ENTANG PAT IENT SAFET Y DAN PERILAKU PENCEGAH…
vQ beibi

Konas IAKMI XIII (kerjakan)_ v.2.0_ A4_ e-Book.pdf


Put ra A P R I A D I Siregar
Nurfitriani et al.

ORIGINAL ARTICLE
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERPENGARUH
TERHADAP KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DISLIPIDEMIA
(Studi di beberapa Apotek Kecamatan Klojen Kota Malang)
Nurfitriani2, Liza Pristianty1, Ika Ratna Hidayati2
1
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya
2 Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

E-mail: i.ratna80@gmail.com

ABSTRAK

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi
lipid dalam plasma. Ketepatan penggunaan obat dislipidemia sangat penting untuk keberhasilan terapi. Ketepatan
penggunaan obat dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku seperti predisposisi yang terdiri atas pengetahuan dan sikap,
pemungkin yang terdiri dari kelengkapan dan kemudahan mencapai sarana, maupun penguat yang terdiri dari sikap
dan perilaku petugas kesehatan. Untuk mengetahui hubungan faktor perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan
penggunaan obat dislipidemia. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian
observasional analitik. Subjek penelitian ini adalah responden yang ada di kecamatan Klojen, kota Malang pada
bulan Mei-Juni 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah responden sebanyak 100 dipilih secara accidental
sampling. Teknik pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan Chi-square.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik (66%, dan tingkat pengetahuan sedang 34%. Hasil
penelitian terkait sikap responden positif 58%, dan sikap responden negatif 42%. Hasil penelitian terkait
kelengkapan dan kemudahan mencapai sarana kategori baik 51%, dan kategori kurang 49%. Hasil penelitian terkait
sikap dan perilaku petugas kesehatan kategori positif 50%, dan kategori negatif 50%. Hasil Penelitian ketepatan
penggunaan obat dislipidemia 61%, dan tidak tepat 39%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan obat dislipidemia adalah sikap responden (faktor predisposisi)
(p=0,000), hal ini dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku petugas kesehatan (p=0.024) dalam memberikan
pelayanan dan informasi (faktor penguat), serta tingkat pengetahuan (faktor predisposisi) (p=0,001) responden dalam
hal penggunaan obat

Kata Kunci: Obat anti dislipidemia, faktor – faktor perilaku, ketepatan penggunaan obat

ABSTRACT

Dyslipidemia is a lipid metabolism disorder signed by elevating or decreasing lipid fraction in plasma. The correct
use of dyslipidemia drugs is important for therapeutic efficacy. The correct use of dyslipidemia drugs can be affected
by the behavioral factors such as predisposing factors (knowledge, attitude), enabling factors (completeness and
easy of reaching the pharmacies) and reinforcing factors (attitudes and behaviors of health workers). This study was
aimed to know the relating factors that influence to the correct use of dyslipidemia drugs. This study was non-
experimental design with analytic observational study. The subjects were respondent at Klojen, Malang in May-June
2015 which fulfilled the inclusion criteria. The number of respondent was 100, and the samples were chosen by
accidental sampling. Data was collected by questionnaire. Data were analyzed by chi-square test using SPSS version
18 for windows. The results showed that good level of knowledge (predisposing factor) 66% and sufficient level of
knowledge 34%. The respondent’s positive attitude (predisposing factor) 58%, and respondents negative attitude
42%. The completeness and easy of reaching the pharmacies (enabling factors) of good category 51%, and less
category 49%. The attitudes and behaviors of health workers (reinforcing factors) of positive category 50%, and
negative category 50%. The correct use of dyslipidemia drugs 61%, and the incorrect use 39%.The conclusion from

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 32


Nurfitriani et al.

this research that the factors which affect the correct use of dyslipidemia drugs is the attitude of the respondents
(predisposing factor) (p = 0,000), this can be influenced by the attitudes and behavior of health care workers (p =
0,024) in providing services and information (enabling factors), and the level of knowledge (predisposing factor) (p
= 0,001) of respondents in terms of drug use

Keywords: Anti-Dyslipidemia, Behavioral Factors, The correct use of drugs

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme Penelitian ini merupakan penelitian non
lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun eksperimental dengan rancangan penelitian
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan yang observasional analitik. Variabel bebas dalam
utama yaitu meliputi peningkatan kadar total
penelitian ini adalah faktor-faktor perilaku pasien
cholesterol (kolesterol total), low-density lipoprotein
cholesterol (kolesterol LDL), dan trigliserida serta dislipidemia.
penurunan high-density lipoprotein cholesterol Pada variabel bebas yang diukur dari faktor
(kolesterol HDL). Dislipidemia merupakan salah satu predisposisi adalah pengetahuan dan sikap pasien.
faktor resiko utama terjadinya aterosklerosis sampai Variabel pada faktor pemungkin yang diukur adalah
terjadinya penyakit jantun koroner (Anwar, 2004). ketersediaan sarana dan kemudahan menjangkau
Penelitian yang dilakukan pada 656 responden di lokasi sarana. Dan pada variabel faktor penguat
kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang
diperoleh hasil bahwa prevalensi dislipidemia banyak diukur tentang sikap dan perilaku petugas kesehatan
terjadi pada wanita (56,2%) dibandingkan dengan dalam melayani pasien meliputi pemberian informasi
pria (47%) (Gandha, 2009). terkait obat maupun pelayanan dengan ramah dan
Ketepatan penggunaan suatu obat sangat sopan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu terapi ketepatan penggunaan obat dislipidemia yang dapat
karena dapat meningkatkan kualitas kesehatan pasien dilihat dengan cara tepat pemilihan obat, tepat dosis,
sehingga perlu diperhatikan penggunaan obat secara waspada efek samping, tepat penyimpanan obat,
tepat seperti tepat pemilihan obat, tepat dosis, kepatuhan pasien, dan ketepatan penyerahan obat.
waspada efek samping, tepat penyerahan obat, dan Penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data
kepatuhan pasien (Depkes, 2008). Ketepatan berupa kuesioner yang dibagi kepada responden yang
penggunaan obat tidak terlepas dari faktor perilaku datang menebus obat ke beberapa apotek di
kesehatan. Lawrence Green menyatakan bahwa kecamatan Klojen kota Malang. Penentuan jumlah
perilaku kesehatan dapat dipengaruhi oleh sampel penelitian ini berdasarkan rumus besar sampel
pengetahuan, sikap masyarakat, tradisi (predisposing minimal:
factors), ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan (enabling factors), dan sikap dan
perilaku petugas kesehatan, tokoh masyarakat,
keluarga (reinforcing factors) (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian dilakukan di Kecamatan Klojen Kota
Malang karena menurut sensus penduduk pada tahun
2010 Kecamatan Klojen memiliki jumlah penduduk
dengan kepadatan tertinggi di kota Malang (BPS,
2011). Selain itu, Kecamatan Klojen juga merupakan Keterangan :
pusat Kota Malang sehingga arus informasi sangat n =Besar sampel
cukup cepat diperoleh. =Derajat kemaknaan (ditetapkan 1,96)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor perilaku yang berpengaruh P =Proporsi (ditetapkan 0,5)
terhadap ketepatan penggunaan obat dislipidemia. D =Derajat penyimpangan (ditetapkan
10% atau 0,10)

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 33


Nurfitriani et al.

Dari rumus tersebut diperoleh sampel Pada data distribusi frekuensi jenis kelamin
sebanyak 100 responden. Responden adalah yang diperoleh jumlah responden terbesar pada jenis
membeli dan menggunakan obat dislipidemia dengan kelamin perempuan sebesar 53(53%). Resiko
resep maupun tanpa resep yang digunakan sendiri di terjadinya dislipidemia pada laki – laki lebih besar
beberapa apotek kecamatan Klojen Kota Malang, dibandingkan dengan wanita. Hal ini dimungkinkan
dapat berkomunikasi dengan lancar, dapat membaca karena hormon esterogen bersifat sebagai pelindung.
dan menulis, serta bersedia menjadi responden. Namun setelah menopause insidensinnya meningkat
Teknik pengumpulan data menggunakan dengan cepat dan sebanding dengan insidens pada
kuesioner yang dibagikan kepada responden. laki-laki. Sementara pada laki – laki hormon
Kuesioner sebelumnya diuji validitas dengan korelasi testosteron mempercepat timbulnya penyakit
product moment (α=0,05)dan diuji reliabilitas dengan aterosklerosis (Sundari, 2012).
metode Cronbach’s alpha(α=0,05). Hubungan antara
variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis Karakteristik Responden Berdasarkan
bivariat dengan cara tabulasi silang dengan Pendidikan
menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut Pendidikan
menggunakan analisis regresi logistik.
Frekuensi
Pendidikan
n(%)
HASIL DAN PEMBAHASAN SD 6(6)
SMP 21(21)
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
SMA 47(47)
Perguruan Tinggi 26(26)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Usia Jumlah 100
Frekuensi
Usia
n(%) Pada data distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
39 – 44 3(3)
45 – 50 22(22)
pendidikan diperoleh jumlah responden tertinggi
51 – 56 27(27) yaitu SMA sebanyak 47(47%).
57 – 62 19(19)
63 – 68 29(29) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jumlah 100(100)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan
Distribusi frekuensi usia responden diperoleh Pekerjaan Frekuensi
n(%)
jumlah responden terbesar pada rentang usia antara PNS 12(12)
63 – 68 sebanyak 29(29%). Pada usia yang semakin Ibu Rumah Tangga 45(45)
tua maka fungsi organ tubuh semakin menurun, Wiraswasta 26(26)
Lain - lain 17(17)
begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL Jumlah 100(100)
sehingga bercak perlemakan dalam tubuh akan
semakin meningkat dan menyebabkan kadar Hasil wawancara terhadap beberapa responden
kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kadar yaitu pada ibu rumah tangga sering mengkonsumsi
kolesterol HDL relatif tidak berubah (Yustiana, makanan yang berlemak dan jarang melakukan
2012). olahraga. Orang yang paling beresiko memiliki kadar
koleterol tinggi adalah mereka yang menerapkan pola
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis makan yang mengandung kadar lemak jenuh yang
Kelamin
tinggi (dapat ditemukan pada daging, mentega, keju,
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin dank krim) dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL
Frekuensi dalam darah (Eleanor, 2007). Sedangkan pada pekerja
Jenis Kelamin
n(%) wiraswasta beberapa menyatakan bahwa mereka
Laki-laki 47(47)
Perempuan 53(53) sering merokok untuk mengisi waktu luang. Merokok
Jumlah 100(100) sangat berbahaya karena nikotin yang terkandung
dalam asap rokok akan merangsang hormon
adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 34


Nurfitriani et al.

lemak dan dapat merusak lapisan endotel di Pertanyaan tentang faktor pemungkin
pembuluh darah (Sundari, 2012). (kelengkapan dan kemudahan mencapai sarana) berisi
tentang pendapat responden terhadap kelengkapan
obat, harga obat murah/mahal, apoteknya
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
bersih/kurang nyaman, tersedianya tempat konseling
Pengetahuan (Faktor Predisposisi) dengan apoteker, dan lokasi apotek mudah dijangkau
atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tabel 5 Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
51(51%) responden yang diperoleh berpendapat baik
Kategori Tingkat Jumlah
Pengetahuan n(%)
dan hanya 49(49%) berpendapat kurang baik.
Baik 66(66)
Sedang 34(34) Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor
Rendah 0(0) Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan)
Jumlah 100(100)
Tabel 8 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Penguat (Sikap
Pertanyaan faktor pengetahuan berisi pengetahuan dan Perilaku Petugas Kesehatan)
responden tentang definisi obat dislipidemia, aturan Kategori Faktor Jumlah
pakai obat dislipidemia, efek samping yang Penguat n(%)
Baik 50(50)
ditimbulkan obat, maupun tempat penyimpanan obat.
Kurang 50(50)
Dari beberapa indikator tersebut hasil penelitian Jumlah 100(100)
menunjukkan bahwa 66(66%) responden yang
diperoleh berpengetahuan baik dan hanya 34(34%) Pertanyaan tentang faktor penguat berisi
berpengetahuan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa informasi–informasi terkait pengunaan obat seperti
sebagian besar responden berpengetahuan baik cara pemakaian, waktu minum, maupun efek samping
disebabkan karena responden sudah mendapatkan obat dari petugas apotek dan pelayanan petugas
edukasi dan informasi dari apoteker atau petugas apotek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesehatan lain sebelumnya. 50(50%) responden yang diperoleh berpendapat baik
dan 50(50%) berpendapat kurang baik.
Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap
(Faktor Predisposisi) Karakteristik Responden Berdasarkan Ketepatan
Penggunaan Obat
Tabel 6. Kategori Responden Berdasarkan Sikap
Kategori Sikap Jumlah Tabel 9. Kategori Responden Berdasarkan Ketepatan
n(%) Penggunaan Obat
Positif 58(58)
Kategori Jumlah
Negatif 42(42)
Faktor Penguat n(%)
Jumlah 100(100)
Tepat 61(61)
Tidak Tepat 39(39)
Pertanyaan sikap berisi tentang sikap responden Jumlah 100
dalam penggunaan obat seperti kapan obat
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
dislipidemia harus diminum, aturan pakai obat, dan
responden yang masuk dalam kategori tepat dalam
sikap responden terhadap efek samping yang
penggunaan obat sebanyak 61% responden, dan
ditimbulkan obat tersebut. Hasil penelitian
responden yang masuk dalam kategori tidak tepat
menunjukkan bahwa 58(58%) responden yang
dalam penggunaan obat sebanyak 39% responden.
diperoleh bersikap positif dan hanya 42(42%)
bersikap negatif.
Analisis antara Pengetahuan (Faktor Predisposisi)
dan Ketepatan Penggunaan Obat
Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor
Pemungkin (Kelengkapan dan Kemudahan Tabel 10. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Ketepatan
Mencapai Sarana) Penggunaan Obat
Ketepatan
Tabel 7 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin Tidak
Tepat Total
(Kelengkapan dan Kemudahan Mencapai Sarana) Tepat
Kategori Faktor Jumlah n(%) n(%) n(%)
Pemungkin n(%) Baik 48(78,7) 18(46,2) 66(66)
Pengetahuan
Baik 51(51) Sedang 13(21,3) 21(53,8) 34(34)
Kurang 49(49) Total 61(100) 39(100) 100(100)
Jumlah 100(100)

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 35


Nurfitriani et al.

Pada data di atas diperoleh bahwa responden yang emosi memegang peran yang penting. Dalam hal ini
memiliki tingkat pengetahuan baik dan menggunakan sikap dapat memainkan peran kunci bagi seseorang
obat dengan tepat dan tidak menggunakan obat dalam memutuskan kapan dan dimana dalam usaha
dengan tepat masing – masing sebanyak 48 (78,7%) untuk melakukan pengobatan (Notoatmodjo, 2007).
responden dan 18 (46,2%) responden. Responden
yang memiliki tingkat pengetahuan sedang dan Tabel 13. Hasil Korelasi antara Sikap dan Ketepatan
Penggunaan Obat
menggunakan obat dengan tepat dan tidak
menggunakan obat dengan tepat masing – masing Nilai Signifikan
Nilai α Keterangan
Tabel
sebanyak 13 (21,3%) responden dan 21 (53,8%) dari
Terdapat
total responden. Hal ini menunjukkan bahwa semakin 0,000 0,05
hubungan
tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka
penggunaan obatnya semakin tepat. Hasil penelitian Hasil perhitungan nilai p diperoleh 0,000.
ini diperkuat dengan adanya hasil penelitian dari Nilai p lebih kecil dari 0,05, artinya secara statistik
Supardi (2004) yang menunjukkan bahwa dengan terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan
adanya peningkatan pengetahuan maka jumlah ketepatan penggunaan obat.
individu yang memiliki sikap dan berperilaku dalam
menggunakan obat sesuai aturan juga meningkat. Analisis antara Faktor Pemungkin (Kelengkapan
dan Kemudahan Mencapai Sarana) dan
Tabel 11. Hasil Korelasi antara Pengetahuan dan Ketepatan
Penggunaan Obat Ketepatan Penggunaan Obat
Nilai Signifikan
Nilai α Keterangan Tabel 14. Tabulasi Silang antara Faktor Pemungkin
Tabel
(Kelengkapan dan Kemudahan Mencapai Sarana) dan
Terdapat Ketepatan Penggunaan Obat
0,001 0,05
hubungan
Ketepatan
Tidak
Tepat Total
Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square Tepat
antara variabel pengetahuan dengan ketepatan n(%) n(%) n(%)
penggunaan obat diperoleh nilai p = 0,001, sehingga Baik 33(54,1) 18(46,2) 51(51)
Pemungkin
Kurang 28(45,9) 21(53,8) 49(49)
dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat Total 61(100) 39(100) 100(100)
hubungan yang bermakna antara variabel
pengetahuan dengan ketepatan penggunaan obat.
Responden yang memiliki pendapat baik dan
Hasil pengetahuan ini juga sesuai dengan teori
menggunakan obat dengan tepat dan tidak
Lawrence Green (Notoatmodjo, 2012) yang
menggunakan obat dengan tepat masing – masing
mengemukakan bahwa pengetahuan berpengaruh
sebanyak 33 (54,1%) responden dan 18 (46,2%)
terhadap perilaku.
responden. Responden yang memiliki pendapat
kurang baik dan menggunakan obat dengan tepat dan
Analisis antara Sikap (Faktor Predisposisi) dan
tidak menggunakan obat dengan tepat masing-masing
Ketepatan Penggunaan Obat
sebanyak 28 (45,8%) responden dan 21 (53,8%) dari
total responden.
Tabel 12. Tabulasi Silang antara Sikap dan Ketepatan
Penggunaan Obat
Tabel 15. Hasil Korelasi antara Faktor Pemungkin
Ketepatan (Kelengkapan dan Kemudahan Mencapai Sarana) dan
Tidak Ketepatan Penggunaan Obat
Tepat Total
Tepat
Nilai Signifikan
n(%) n(%) n(%) Nilai α Keterangan
Positif 48(78,7) 10(25,6) 58(58) Tabel
Sikap Tidak terdapat
Negatif 13(21,3) 29(74,4) 42(42) 0,438 0,05
Total 61(100) 39(100) 100(100) hubungan

Dari semua responden yang menggunakan Hasil perhitungan nilai p diperoleh 0,438. Nilai p
obat dislipidemia dengan tepat, sebanyak 78,7% yang lebih besar dari 0,05, artinya secara statistik tidak
memiliki sikap positif, dan sebanyak 21,3% yang terdapat hubungan bermakna antara faktor pemungkin
memiliki sikap yang negatif. Sedangkan responden dengan ketepatan penggunaan obat. Pada penelitian
yang penggunaan obatnya tidak tepat, sebanyak ini hasil uji belum menunjukkan adanya pengaruh
25,6% yang memiliki sikap positif, dan sebanyak faktor pemungkin terhadap ketepatan penggunaan
74,4% yang bersikap negatif. Dalam penentuan sikap obat. Beberapa responden menyatakan bahwa apabila
yang utuh, pengetahuan berpikir, keyakinan dan di apotek pertama tidak terdapat obat yang dicari
ataupun harganya agak sedikit mahal maka mereka
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 36
Nurfitriani et al.

akan mencari obat di apotek lain yang obatnya lebih Analisis antara Pengetahuan, Sikap, Faktor
lengkap dan lebih murah. Selain itu, sebagian besar Pemungkin, Faktor Penguat dan Ketepatan
para responden datang ke apotek dengan Penggunaan Obat
menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menurut
mereka jauh atau dekatnya apotek tidak menjadi Tabel 18 Analisis antara Faktor Predisposisi (Pengetahuan,
Sikap responden), Faktor Pemungkin (Kelengkapan
masalah untuk mendapatkan obat.
dan Kemudahan Mencapai Sarana), Faktor Penguat
(Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan) dan
Analisis antara Faktor Penguat (Sikap dan Ketepatan Penggunaan Obat
Perilaku Petugas Kesehatan) dan Ketepatan 95% CI for
Penggunaan Obat Sig. Exp(B) Exp(B)
Lower Upper
Pengetahuan 0,048 3,075 1,010 9,361
Tabel 16. Tabulasi Silang antara Faktor Penguat (Sikap dan
Perilaku Petugas Kesehatan) dan Ketepatan Sikap 0,000 9,178 3,207 26,268
Step 1
Penggunaan Obat Pemungkin 0,978 1,014 0,363 2,833
Penguat 0,011 3,970 1,365 11,547
Ketepatan
Pengetahuan 0,045 3,083 1,027 9,245
Tidak
Tepat Total Sikap 0,000 9,192 3,230 26,157
Tepat
n(%) n(%) n(%) Penguat 0,011 3,967 3,967 11,527
Positif 36(59) 14(35,9) 50(50)
Penguat
Negatif 25(41) 25(64,1) 50(50) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel
Total 61(100) 39(100) 100(100) yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan
obat adalah pengetahuan, sikap, dan faktor penguat
Responden yang memiliki pendapat kurang yang mempunyai nilai signifikansi masing-masing
baik dan menggunakan obat dengan tepat dan tidak 0,045, 0,000, dan 0,011, sedangkan faktor pemungkin
menggunakan obat dengan tepat masing – masing secara statistik tidak berpengaruh terhadap ketepatan
sebanyak 25 (41,0%) responden dan 25 (64,1%) dari penggunaan obat karena nilai p > 0,05 yaitu 0,978.
total responden. Berdasarkan keputusan Dirjen Kekuatan hubungan dari yang terbesar ke yang
Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan tentang terkecil dapat dilihat pada nilai OR (Exp{B}), yaitu
pedoman Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit sikap (9,192), faktor penguat (3,967), dan
yaitu hal – hal yang perlu diinformasikan kepada pengetahuan (3,083).
pasien antara lain nama obat dan kegunaannya, aturan
pakai, dosis, serta waktu penggunaannya, efek KESIMPULAN
samping obat, pantangan selama penggunaan obat, Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
maupun cara penyimpanan obat, dan sebagainya ketepatan penggunaan obat dislipidemia adalah sikap
(Kelmanutu, et al, 2013). responden (faktor predisposisi) (p=0,000), hal ini
dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku petugas
Tabel 17. Hasil Korelasi antara Faktor Penguat (Sikap dan kesehatan (p=0.024) dalam memberikan pelayanan
Perilaku Petugas Kesehatan) dan Ketepatan
Penggunaan Obat dan informasi (faktor penguat), serta tingkat
Nilai Signifikan
pengetahuan (faktor predisposisi) (p=0,001)
Nilai α Keterangan responden dalam hal penggunaan obat.
Tabel
Terdapat Urutan kekuatan korelasi dari yang terbesar
0,024 0,05
hubungan ke terkecil dari penelitian ini yaitu sikap (9,192),
faktor penguat (3,967), dan pengetahuan (3,083).
Hasil perhitungan nilai p diperoleh 0,024.
Nilai p lebih kecil dari 0,05, artinya secara statistik PUSTAKA
terdapat hubungan bermakna antara faktor penguat Abdullah et al, 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Kebutuhan
Pengunjung Apotek Terhadap Informasi Obat di Kota
dengan ketepatan penggunaan obat. Pada penelitian
Depok. Jakarta : Departemen Farmasi UI.
Abdullah, dkk (2010), sebanyak 93,4% masyarakat Arimbawa, 2014. Hubungan Pelayanan Kefarmasian Dengan
membutuhkan pelayanan informasi obat di apotek Kepuasan Pasien Menggunakan Jasa Apotek di Kota
(Arimbawa, 2014). Menurut Siregar (2006). Denpasar. Bali : Universitas Udayana.
Anwar, 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit
Pelayanan informasi obat kepada pasien bertujuan
Jantung Koroner. Sumatera Utara: Fakultas
agar pasien mengetahui penggunaan obat yang Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
diterimanya. Badan Pusat Statistik, 2011. Kota Malang dalam angka 2011.
Malang : Badan Pusat Statistik Kota Malang.
Departemen Kesehatan RI, 2008. Pelatihan Peningkatan
Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi
Kader. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Eleanor, 2007. Kolesterol. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 37


Nurfitriani et al.
Gandha, 2009. Hubungan Perilaku dengan Prevalensi Dislipidemia
Pada Masyarakat Kota Ternate 2008. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UI.
Kelmanutu, et al, 2013. Saredimensi Mutu Pelayanan Pada Unit
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013. Makasar : Universitas Hassanudin.
Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta
: PT. Rineka Citra.
Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: Penerbit Rineka.
Siregar, 2006. Farmasi Klinik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sundari, S., 2012. Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam
(Black Soyghurt) Terhadap Kadar Kolesterol Total
dan Trigliserida pada Laki-laki Penderita
Dislipidemia Usia 40-50 Tahun. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Supardi, 2004. Pengaruh Penyuluhan Obat Terhadap Peningkatan
Perilaku Pengobatan Sendiri Yang sesuai Dengan
Aturan. Buletin Penelitian Kesehatan Vol.32 No.4.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Yustiana, 2012. Dislipidemia pada Obesitas dan Tidak Obesitas di
RSUP dr. Kariadi dan Laboratorium Klinik Swasta di
Kota Semarang. Semarang: Laporan Hasil Karya
Tulis Ilmiah. Universitas Diponegoro.

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 32-38 38

Anda mungkin juga menyukai