Anda di halaman 1dari 7

Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. V No.

II Tahun 2020 | 79 – 85

Journal of Health Science


(Jurnal Ilmu Kesehatan)
https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/JIK
2356-5284 (Print) |2356-5543 (online)

Peningkatan Perilaku Perawat Melalui Pengetahuan Dalam


Menjalankan Prinsip Pemberian Obat Dua Belas Benar

Lilis Suryani1*, Lukman Permana2


Department of Nursing Management, STIKes Kharisma Karawang 41315, Indonesia
1,2

1
lilis.suryanifa@gmail.com*
*Corresponding Author

Informasi artikel ABSTRAK


Received: 06-10-2020 Pemberian obat adalah salah satu prosedur keperawatan yang paling
Revised: 30-10-2020 sering dilakukan. Ketelitian sangat penting dilakukan dalam
Accepted: 27-11-2020 memberikan obat. Perilaku Perawat dalam memberikan obat kepada
pasien merupakan tindakan yang perlu mendapat perhatian bagi
Kata kunci: perawat sehingga pasien aman dari tindakan adanya kesalahan dalam
Pengetahuan, pemberian obat dengan memperhatikan prinsip dalam pemberian obat.
Perilaku, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
Pemberian Obat dengan perilaku perawat dalam menjalankan pemberian obat dua belas
benar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan
desain penelitian crosssectional. Populasi penelitian ini yaitu
keseluruhan perawat ruang rawat inap yang berjumlah 152 responden,
maka besar sampel yang digunakan 101 responden dengan teknik
pengambilan sampel dengan proportionate stratified melalui uji chi-
square. Hasil penelitian bahwa variabel yang bermakna signifikan
terhadap perilaku perawat dalam menjalankan prinsip pemberian obat
dua belas benar yaitu faktor pengetahuan dengan nilai p value 0,016.
Disarankan kepada perawat selalu melakukan update atau
meningkatkan kualitas asuhan, terutama tentang prinsip pemberian obat
dua belas benar.
ABSTRACT
Keyword: Drug administration is one of the most frequently performed nursing
Knowledge, procedures. Care is very important in administering the drug. The
Behavior, behavior of nurses in giving drugs to patients is an action that needs
DrugAdministration attention for nurses so that patients are safe from actions of errors in
administering drugs by paying attention to the principles of drug
administration. This study aims to determine the relationship between
knowledge and nurses' behavior in administering the twelve correct
drugs. This type of research is a quantitative study using descriptive
analytical research methods with cross sectional research design. The
population of this study were all inpatient room nurses, totaling 152
respondents, so the sample size used was 101 respondents with a
proportionate stratified sampling technique through the chi-square test.
The results showed that the variable which has a significant significance
towards the behavior of nurses in carrying out the principles of giving the
medicine is the knowledge factor with a p value of 0.016. It is advisable to
the nurses to always update or improve the quality of care, especially
regarding the principles of giving twelve correct medicines.

PENDAHULUAN komponen utama antara lain jenis


Rumah sakit mempunyai fungsi pelayanan yang diberikan, manajemen
penyelenggaraan pelayanan kesehatan salah sebagai pengelola pelayanan dan tenaga
satunya yaitu pelayanan keperawatan. keperawatan sebagai pemberi pelayanan
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di keperawatan. Tenaga keperawatan atau
Rumah Sakit ditentukan oleh tiga perawat adalah seseorang yang telah lulus

79| Journal Of Health Science email: jurnalfik@wiraraja.ac.id


Lilis Suryani dkk| Peningkatan Perilaku Perawat Melalui …..

dari pendidikan perawat baik di luar insiden yang dilaporkan. Menurut Institute
maupun di dalam negeri yang telah diakui of Medicine (IOM) tahun 2000, sekitar 7.000
oleh pemerintah sesuai dengan perundang- orang diperkirakan meninggal setiap tahun
undangan dan memiliki bukti yang tertulis karena kesalahan dalam pemberian obat.
berupa surat tanda registrasi (Siti & Tipe kesalahan yang menyebabkan
Indrayana, 2015). Tugas perawat dalam kematian pada pasien meliputi salah dosis
memberikan asuhan keperawatan adalah 40,9%, salah obat 16%, salah rute pemberian
mengumpulkan data, menganalisis, dan 9,5%. Laporan tentang Insiden Keselamatan
menginterpretasikan data, serta Pasien di Indonesia (2007). menyebutkan
mengembangkan rencana tindakan kasus kesalahan pemberian obat sebanyak
keperawatan (Hidayat, 2004). Meskipun 24,80% (Fatonah, Rihiantoro, Irawan, Ari, &
demikian, setiap perawat tidak pernah Nurdiantini, I., Prastiwi, S., & Nurmaningsari,
berharap untuk mengalami kesalahan 2016). Berdasarkan Kemenkes (2008)
dalam proses keperawatan salah satunya kesalahan dalam pemberian obat
kesalahan medikasi, kemungkinan akan menduduki peringkat pertama (24,8%) dari
selalu ada bahwa setiap perawat akan 10 besar insiden yang dilaporkan. Hasil
membuat kesalahan medikasi di suatu studi pendahuluan pada tanggal 08 Februari
waktu selama kariernya. Kesalahan 2018 di RS X Karawang, di dapatkan dari
medikasi mencakup memberikan kepada hasil wawancara 7 perawat terdapat 6 orang
klien yang salah, memberikan medikasi atau yang tidak mengetahui prinsip pemberian
dosis yang salah, memberikan pada waktu obat 12 benar.
yang salah, atau memberikan melalui rute Menurut Dermawan, (2015) Perawat
yang salah (Kowalski, 2017). Keputusan harus terampil dan tepat saat
Menteri Kesehatan Nomor 1027/ MENKES / memberikan obat, tidak sekedar
SK / IX /2004 menyatakan, kejadian yang memberikan pil untuk diminum (oral) atau
dapat menimbulkan ancaman keselamatan injeksi obat melalui pembuluh darah
pasien antara lain kejadian kesalahan dalam (parenteral), namun juga mengobservasi
pemberian obat atau Medication Error (ME). respons klien terhadap pemberian obat
Pemberian medikasi merupakan salah tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan
satu fungsi terpenting dalam keperawatan. efek samping obat sangat penting dimiliki
Fungsi ini juga merupakan salah satu perawat. Perawat memiliki peran yang
fungsi yang berisiko sangat tinggi utama dalam meningkatkan dan
menyebabkan bahaya pada klien. Penting mempertahankan kesehatan klien dengan
untuk mengikuti aturan pemberian yang mendorong klien untuk lebih proaktif jika
aman dengan sungguh-sungguh. Pada saat membutuhkan pengobatan. Perawat
pemberian obat untuk memastikan berusaha membantu klien dalam
keamanan setiap klien, setiap perawat membangun pengertian yang benar dan
harus familier dengan rute pemberian yang jelas tentang pengobatan,
direkomendasikan, dosis, kerja yang mengonsultasikan setiap obat yang
diharapkan, kemungkinan efek samping, dipesankan dan turut serta bertanggung
dan pertimbangan keperawatan terhadap jawab dalam pengambilan keputusan
medikasi yang diresepkan (Kowalski, 2017). tentang pengobatan bersama dengan
(Tong, Zhang, Xu, &Qi, 2015) tenaga kesehatan lain. Perawat dalam
melaporkan: di Amerika Serikat, 1 diantara memberikan obat juga harus
200 orang menghadapi risiko kesalahan memperhatikan resep obat yang diberikan
pelayanan di rumah sakit, dibandingkan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis
dengan risiko naik pesawat terbang yang yang diberikan sesuai resep dan selalu
hanya 1 per 2.000.000 maka risiko menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
mendapatkan kesalahan pelayanan di a. Benar klien
rumah sakit lebih tinggi. Di Indonesia kasus Klien yang benar dapat dipastikan
yang paling sering terjadi adalah kesalahan dengan memeriksa identitas klien, dan
obat yang tidak jarang menjadi tuntutan, meminta klien menyebutkan namanya
hukum dan berakhir di pengadilan. Laporan sendiri. Beberapa klien akan menjawab
Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien dengan nama sembarangan atau tidak
(Kongres Persi tahun 2007) kesalahan dalam merespon, maka gelang identifikasi harus
pemberian pemberian obat menduduki diperiksa pada setiap klien pada setiap kali
peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar pengobatan.

80 | Journal Of Health Science


Lilis Suryani dkk| Peningkatan Perilaku Perawat Melalui …..

3)Perawat harus teliti dalam menghitung


Pada keadaan gelang identifikasi hilang, secara akurat jumlah dosis yang akan
perawat harus memastikan identitas klien diberikan, dengan mempertimbangkan
dan meminta klien menyebutkan namanya hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat
sendiri. Pada keadaan gelang identifikasi dan dosis obat yang diresepkan atau
hilang, perawat harus memastikan diminta, pertimbangan berat badan,
identitas klien sebelum setiap obat klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu
diberikan. dosis obat harus dihitung kembali dan
Perawat juga bertanggung jawab periksa oleh perawat lain
untuk secara tepat mengidentifikasi 4)Melihat batas yang direkomendasikan
setiap orang pada saat memberikan bagi dosis obat tertentu
pengobatan, pada saat klien tidak d. Benar waktu pemberian
menggunakan gelang identifikasi. 1)Pemberian obat harus sesuai dengan
b. Benar obat waktu yang telah ditetapkan
Klien dapa menerima obat yang telah 2)Waktu yang benar adalah saat dimana
diresepkan oleh seorang dokter. Perintah obat yang diresepkan harus diberikan.
melalui telepon untuk pengobatan harus Dosis obat harian diberikan pada waktu
ditandatangani oleh dokter, perintah tertentu dalam sehari, seperti b.i.d (dua
pengobatan mungkin diresepkan kali sehari), t.i.d (tiga kali sehari),
menelpon dalam waktu 24 jam. q.i.d(empat kali sehari), atau q6h (setiap 6
Komponen dari perintah pengobatan jam), sehingga kadar obatdalam plasma
adalah: dapat dipertahankan. Obat-obat dengan
1) Tanggal dan saat perintah ditulis waktu paruh pendek diberikan beberapa
2) Nama obat kali sehari pada selang waktu yang
3) Dosis obat tertentu
4) Rute pemberian 3)Pemberian obat harus sesuai dengan
5) Frekuensi pemberian waktu paruh obat (t1/2). Obat yang
6) Tanda tangan dokter atau pemberi mempunyai waktu paruh panjang
asuhan kesehatan diberikan sekali sehari, dan untuk obat
Meskipun merupakan tanggung jawab yang memiliki waktu paruh pendek
perawat untuk mengikuti perintah yang diberikan beberapa kali sehari pada selang
tepat, tetapi jika salah satu komponen waktu tertentu
tidak ada atau perintah pengobatan tidak 4)Pemberian obat juga memperhatikan
lengkap, maka obat tidak boleh diberikan diberikan sebelum atau sesudah makan
dan harus segera menghubungi dokter atau bersama makanan
tersebut untuk mengklarifikasinya. 5)Memberikan obat seperti kalium dan
1)Perawat bertanggung jawab untuk aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
mengikuti perintah yang tepat lambung bersama-sama dengan makanan
2)Perawat harus menghindari kesalahan 6)Menjadi tanggung jawab perawat untuk
yaitu dengan membaca label obat memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
minimal 3x: untuk memeriksa diagnostik, seperti tes
a)Pada saat melihat botol atau kemasan darah puasa yang merupakan
obat kontraindikasi pemeriksaan obat
b)Sebelum menuang atau mengisap e. Benar cara pemberian
obat 1)Memperhatikan proses absorbs obat
c)Setelah menuang atau mengisap obat dalam tubuh harus tepat dan memadai
3)Memeriksa apakah perintah pengobatan 2)Memperhatikan kemampuan klien
lengkap dan sah dalam menelan sebelum memberikan
4)Mengetahui alasan mengapa klien obat-obat peroral
menerima obat tersebut 3)Menggunakan teknik aseptic sewaktu
5)Memberikan obat-obatan tanda: nama memberikan obat melalui parenteral
obat, tanggal kadaluwarsa 4)Memberikan obat pada tempat yang
c. Benar dosis obat sesuai dan tetap bersama dengan klien
1)Dosis yang diberikan klien sesuai dengan sampai obat oral telah ditelan
kondisi klien f. Benar dokumentasi
2)Dosis yang diberikan dalam batas yang Pemberian obat sesuai dengan standar
direkomendasikan untuk obat yang prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan
bersangkutan selalu mencatat informasi yang sesuai

81| Journal Of Health Science


Lilis Suryani dkk| Peningkatan Perilaku Perawat Melalui …..

mengenai obat yang telah diberikan serta k. Benar reaksi terhadap makanan
respons klien terhadap pengobatan. Obat memiliki efektivitas jika diberikan
pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus
g. Benar pendidikan kesehatan perihal diminum sebelum makan (antecimuma.c)
medikasi klien untuk memperoleh kadar yang diperlukan
Perawat mempunyai tanggung jawab harus diberi satu jam sebelum makan
dalam melakukan pendidikankesehatan misalnya tetrasikilin dan sebaiknya ada
pada pasien, keluarga, dan masyarakat obat yang harus diminum setelah makan
luas terutama yang berkaitan dengan obat misalnya indomestamin.
seperti manfaat obat secara umum, l. Benar reaksi dengan obat lain
penggunaan obat yang baik dan benar, Pada penggunaan obat seperti
alasan terapi obat dan kesehatan yang chloramphenicol sebelum diberikan dengan
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah omeparazol penggunaan pada penyakit
pemberian obat, efek samping dan reaksi kronis.
yang merugikan dari obat, interaksi obat Dari hasil observasi perawat dalam
dengan obat dan obat dengan makanan, memberikan obat hanya menjalankan 5-6
perubahan-perubahan yang diperlukan benar, dan pernah terjadi beberapa kali
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari nyaris cedera, tapi tidak sampai terjadi
selama sakit dan sebagainya. cedera bagi pasien (Utami, 2015). Dengan
h. Benar hak klien untuk menolak menjalankan prinsip 12 benar dalam
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat akan dapat mengurangi
pemberian obat. Perawat harus adanya kesalahan medikasi dan mengurangi
memberikan inform consent dalam risiko yang akan terjadi kepada pasien.
pemberian obat Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti
1)Hak klien mengetahui alasan pemberian tertarik untuk meneliti bagaimana
obat hubungan pengetahuan dengan perilaku
Hak ini adalah prinsip dari perawat dalam menjalankan prinsip
memberikan persetujuan setelah pemberian obat dua belas benar.
mendapatkan informasi (informed
concent), yang berdasarkan pengetahuan METODE PENELITIAN
individu yang diperlukan untuk membuat
suatu keputusan. Desain penelitian ini adalah penelitian
2)Hak klien untuk menolak pengobatan dengan pendekatan kuantitatif yaitu
Klien dapat menolak untuk pemberian bersifat deskriptif analitik dengan
suatu pengobatan. Adalah tanggung jawab menggunakan rancangan penelitian secara
perawat untuk menentukan, jika crosssectional. Variabel independen dalam
memungkinkan, alasan penolakan dan penelitian ini adalah pengetahuan perawat
mengambil langkah-langkah yang perlu dan variabel dependen perilaku perawat
untuk mengusahakan agar klien mau dalam menjalankan prinsip pemberian obat
menerima pengobatan. Jika suatu dua belas benar. Populasi dalam penelitian
pengobatan ditolak, penolakan ini harus ini adalah semua perawat di ruang rawat
segera didokumentasikan. Perawat yang inap RSUD Karawang sebanyak . Sampel
bertanggung jawab, perawat primer, atau yang digunakan sebanyak 101 responden.
dokter harus diberitahu jika pembatalan Teknik pengambilan sampel dalam
pemberian obat ini dapat membahayakan penelitian ini adalah proportionate
klien, seperti dalam pemberian insulin. stratified random sampling. Instrumen
Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi yang digunakan berupa kuesioner
perubahan pada hasil pemeriksaan pengetahuan perawat tentang dua belas
laboratorium, misalnya pada pemberian benar sebanyak 13 soal dan pada perilaku
insulin atau warfarin. perawat menggunakan kuesioner sebanyak
i. Benar pengkajian 12 soal. Pengujian dilakukan dengan
Perawat selalu memeriksa tanda-tanda menggunakan uji validitas kuesioner
vital sebelum pengkajian. mengenai kode etik. Uji validitas kuesioner
j. Benar evaluasi dilakukan untuk mengukur sah atau
Perawat selalu melihat atau tidaknya suatu kuesioner sebagai alat
memantau efek kerja dari obat setelah pencari data. Kriter yang digunakan dalam
pemberiannya.

82| Journal Of Health Science


Lilis Suryani dkk| Peningkatan Perilaku Perawat Melalui …..

penelitian ini adalah uji chi-square dengan pada responden di ruang rawat inap RS X
taraf signifikan(p=0,05). Karawang dengan latar belakang
pendidikan D3 sebanyak 53 orang (52,5%),
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
60 orang (59,4%).
Hasil dan pembahasan
Tabel 3. Distribusi responden
Tabel 1. Karakteristik responden di RS X berdasarkan pengetahuan dan perilaku
Karawang perawat tentang prinsip pemberian obat
Mean Std. Min- dua belas benar.
Karakteristik
Median Deciantion Max Pengetahuan Frekuensi %
35,16 Kurang 56 55,4
Usia 6,908 25-52
36,00 Baik 45 44,6
Berdasarkan Tabel 1, menunjukan Total 101 100,0
bahwa hasil data rata-rata usia perawat Perilaku Frekuensi %
adalah 35,16 tahun, umur termuda 25
Kurang 46 45,5
tahun dan umur tertua 52 tahun.
Baik 55 54,5
Tabel 2. Karakteristik responden di RS X Total 101 100,0
Karawang Berdasarkan Tabel 3 diatas
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
Pendidikan Frekuensi % pengetahuan perawat diruang rawat inap RS
D3 53 52,5 X Karawang, dengan pengetahuan kurang
S1/Ners 48 47,5 sebanyak 56 orang (55,4%), yang
Total 101 100,0 berpengetahuan baik 55 orang (54,5%).
Berdasarkan Tabel 2 diatas
menunjukan bahwa frekuensi pendidikan

Tabel 4. Hubungan pengetahuan dengan perilaku perawat dalam menjalankan prnsip


pemberian obat dua belas benar.

OR
N N N P Value
95L%/CI)
Kurang 6 14 20
Pengetahuan Baik 6 75 81
Total 12 89 101 0,016 5,357
Kurang 30,00% 70,00% 100%
Perilaku Baik 7,40% 92,60% 100%
Total 11,90% 88,10% 100% 92,6 (1,508-19,025)

Berdasarkan tabel 4, Hasil penelitian perawat yang pengetahuan baik memiliki


dengan jumlah 101 responden didapatkan peluang sebesar 5,357 kali perilaku baik
bahwa dari 20 responden yang dibandingkan dengan pengetahuan kurang.
berpengetahuan kurang terdapat 14 Hal tersebut sejalan dengan penelitian
(70,00%), sedangkan responden yang yang dilakukan oleh Suryani & Ni’matullah
berkelakuan baik dari 81 terdapat 75 (2018) di ruang Unit Gawat Darurat dan
(92,60%) responden yang berkelakuan baik. ruang J RSU X Karawang degan jumlah
Berkaitan dengan tingkat pendidikan responden sebanyak 6 orang, sebanyak 1
menunjukkan bahwa responden dengan orang dengan hasil perawat yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pengetahuan baik sebesar 48 dengan p
kelakuan yang baik. value = 0,002 (a,0,05) menunjukkan bahwa
Hasil uji statistik didapatkan p value = ada hubungan yang bermakna antara
0,016 < 0,05 maka Ho di tolak dan dapat pengetahuan dengan perilaku perawat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang dengan pencegahan medication eror.
signifikan antara pengetahuan dengan Hasil analisis yang didapatkan dalam
perilaku perawat dengan nilai OR = 5,357 pelaksanaan prinsip 12 benar dalam
(CI 95% 1,508-19,025), yang berarti bahwa pemberian obat di ruang rawat inap RSUD

83 | Journal Of Health Science


Lilis Suryani dkk| Peningkatan Perilaku Perawat Melalui …..

Karawang tergolong baik. Hal ini terjadi ini diharapkan dapat sebagai tolak ukur
karena perawat telah melaksanakan prinsip dalam upaya untuk meningkatkan
ini secara sempurna dan sebagian besar pengetahuan perawat tentang prinsip dua
perawat mengetahui secara jelas komponen belas benar sehingga tidak terjadi insiden
prinsip 12 benar. Pelaksanaan prinsip 12 seperti salah pemberian obat.
benar dalam pemberian obat karena
berdasarkan hasil penelitan, perawat Daftar Pustaka
melakukan prinsip 12 benar yang tergolong Dermawan, D. (2015). Farmakologi untuk
dalam kategori baik yaitu benar obat, benar keperawatan. (Tutik Rahmayu
dosis, benar klien, benar rute, benar waktu, ningsih, Ed.). Yogyakarta: Gosyen
benar dokumentasi, hak klien untuk Publishing.
menolak. Perawat di ruang rawat inap RSUD Dewi, A. W. dan M. (2010). Teori
Karawang menggunakan prinsip 12 benar &Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dalam pemberian obat. Hal ini dapat dan Perilaku Manusia. (J. Budi,Ed.)
disimpulkan bahwa pengetahuan perawat (01 ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
di ruang rawat inap RSUD Karawang cukup Donsu, J. D. T. (2017).
baik terkait prinsip 12 benar dalam PsikologiKeperawatan.Yogyakarta:Pu
pemberian obat. staka Baru Press.
Hal ini didukung oleh teori Fatonah, S., Rihiantoro, T., Irawan, H., Ari,
Notoatmadjo (2003) pengetahuan S., &Nurdiantini, I., Prastiwi, S.,
merupajan hal yang penting dalam &Nurmaningsari, T. (2016). Nursing
perubahan perilaku seseorang. Perilaku News Volume 1, Nomor 2, 2016.
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih JournalNursingNews, XI(1), 31–
langgeng dari pada perilaku yang tidak 37.https://doi.org/10.1021/BC0498
didasari oleh pengetahuan. Proses 98Y
pembentukan atau perubahan perilaku Ghozali, I. (2011). H.Imam-
dipengaruhi oleh beberapa factor, Lawrence GhozaliM.ComAkt-Aplikasi Analisis-
Green dikutip Notoatmodjo, (2007). Multivariate-Program-IBM-SPSS19-
Menjelaskan terhadap beberapa faktor yang edisi-5.-intro.pdf.semarang: Badan
memperngaruhi perilaku, secara garis besar PenerbitUniversitas Diponogro.
terdapat 3 bagian, antara lain: faktor Diambildarihttp://wineebali.com/bu
predisposisi (predisposing factor): ku/wpcontent/uploads/2018/04/Pr
pengetahuan, sikap, kepercayaan, of..Dr_ .H.Imam-GhozaliM.ComAkt.
keyakinan, nilai, dan persepsi kebutuhan Aplikasi-Analisis-Multivariate
dan kemampuan seseorang; faktor Program-IBM-SPSS19-edisi-5intro.pdf
pemungkin (enabling factor): ketersediaan Hidayat, A. (2004). Peran perawatmenurut
sumber-sumber kesehatan, ketersediaan, konsorsorium ilmu kesehatan.
dan keterjangkauan sumber pelayanan Jakarta: SalembaMedika.
kesehatan, aturan, prioritas dan komitmen Hidayat, A. A. A. (2012). KebutuhanDasar
pemerintah atau masyarakat terhadap Manusia : aplikasi konsep dan proses
kesehatan, serta keterampilan baru yang keperawatan. (D.Sjabana, Ed.) (02
dibutuhkan untuk mengubah perilaku atau ed.). Jakarta:Salemba Medika.
lingkungan; dan faktor pendorong Kemenkes. (2008). Profil
(reinforcingfactor): dukungan social, KesehatanIndonesia. Jakarta.
dukungan keluarga, pengaruh kelompok KepMenKes. (2004). StandarPelayanan
sebaya atau anjuran/saran dari petugas Kefarmasian diApotek, Departemen
kesehatan dan pelatihan, sehingga bagian KesehatanRI. Jakarta.
dari faktor predisposisi perilaku terhadap Kowalski, C. B. R. & M. T. (2017). Buku ajar
perawat adalah pengetahuan. keperawatan dasar : farmakologi dan
pemberian medikasi. (E. A. M. & D.
Kesimpulan Yulianti,Ed.) (10 ed.). Jakarta: EGC
Terdapat hubungan yang bermakna Mahfudhah, A. N., & Mayasari, P. (2018).
antara pengetahuan dengan perilaku PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT
perawat dalam menjalankan prinsip DIRUANG RAWAT INAP RUMAH
pemberian obat dua belas benar. Hasil uji SAKIT UMUM KOTA BANDA
statistik diperoleh p value = 0,016(α< 0,05), ACEHDRUG ADMINISTRATION
OR 5,357, CI (1,508-19,025). Hasil penelitian BYNURSES INHOSPITALIZATION
84| Journal Of Health Science
Lilis Suryani dkk| Peningkatan Perilaku Perawat Melalui …..

ROOM OFPUBLIC HOSPITAL MahasiswaBidang Ilmu


BANDAACEH CITY Keperawatan.Diambil
PENDAHULUANRumah sakit adalah darihttp://jom.unri.ac.id/index.php/
institusipelayanan kesehatan JOMPSIK/article/view/2054
bagimasyarakat dengan tu, III(4), 49– Suryani, L., Handiyani, H., & Hastono, S. P.
57. Diambil dari (2015). Peningkatan Pelaksanaan
www.jim.unsyiah.ac.id Keselamatan Pasien oleh Mahasiswa
Notoatmodjo, S. (2007). PromosiKesehatan melalui Peran Pembimbing Klinik.
dan Ilmu Perilaku.Jakarta: PT. Rineka Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(2),
Cipta. 115-122.
Notoatmodjo, S. (2014). PromosiKesehatan Suryani, L., &Ni’matullah, A. (2018).
dan Perilaku Manusia (2014 ed.). Pencegahan Perilaku MedicationError
Jakarta: Rineka Cipta. ( ME) Melalui
Notoatmodjo, S. (2018). PeningkatanPengetahuan Perawat.
MetodologiPenelitian Kesehatan. JurnalKeperawatan dan
Jakarta:Rineka Cipta. Kebidanan,8(1), 44–53. Diambil
Nursalam. (2017). MetodologiPenelitian darihttp://jurnal.stikeskharisma.ac.i
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba d/index.php/jkk/articele/view/5.
Medika. Suryani, L., Perdani, A. L., Dioso, R. I.,
Panji Asmoro, C. (2016).KETEPATAN &Hoon, L. S. (2020).
PEMBERIAN OBAT BERHUBUNGAN Fallriskprevention: The
DENGAN SENTRALISASI OBAT DI relatedfactorsofnursespracticeatgen
RSUD SIDOARJO erallocal hospital in Indonesia.
(RightMedicationRelatedtoDrugCentr EnfermeríaClínica, 30, 221-223.
alized in RSUD Sidoarjo). Diambil Syamsiyah, N. (2011). faktor-faktor yang
dari https://www.researchgate.net/ berhubungan dengan kepatuhan
publication/316625038_RIGHT_MED pasien CKD yang menjalani
ICATION_RELATED_TO_DRUG_CENT hemodialisa di RSPAU DrEsnawan
RALIZED_IN_RSUD_SIDOARJO/fullte Antariksa Halim Perdana Kusuma
xt/5909e1cdaca272f65804fe67/316 Jakarta.
625038_RIGHT_MEDICATION_RELA Tong, X., Zhang, X. L., Xu, X., &Qi, J. H.
TED_TO_DRUG_CENTRALIZED_IN_R (2015).
SUD_SIDOARJO.pdf?origin=publicati Improvingworkflowmanagementsyst
on_detail emimplementationwithworkflowloca
Perry, P. &. (2005). Buku AjarFundmental lizationmethod.
Keperawatan: konsep, proses, dan AppliedMechanicsand Materials,
praktik . (D.Y. & M. Ester, Ed.) (04 Vol 513– 517(2), 3859–
01). Jakarta: EGC. 3863.https://doi.org/10.4028/www.
Siti, M., & Indrayana, S. (2015). Komunikasi scie ntific.net/AMM.513-517.3859
Terapeutik Perawat Berhubungan Utami, R., Wijaya, D., & Rahmawati, I.
dengan Kepuasan Pasien with The (2015). Hubungan Motivasi Perawat
Patient ’ s Satisfaction, 4(1), 30–34. dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar
Diambil dari dalam Pemberian Obat di Ruang
http://ejournal.alamaata.ac.id Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
Smith, T. J., & Johnson, J. Y. (2010). Buku Bondowoso (The Correlation between
saku prosedur klinis keperawatan. Nurses’ Motivation with the
Jakarta: EGC. Implementation of 12 Principles of
Sugiyono. (2018). MetodologiPenelitian Right in Medicine Giving in Inpat.
Kuantitatif. Bandung:Alfabeta. Pustaka Kesehatan, 3(3), 457-463.
Sumarni, E., & Utami, G. (2014).Hubungan WHO. (2015). panduan kurikulum
Tingkat PengetahuanDan Sikap keselamatan pasien. Diambil dari
Perawat TentangPemberian Obat http://www.who.int/iris/handle10
TerhadapTindakan 665/44641
PendokumentasianKeperawatan. …

85 | Journal Of Health Science

Anda mungkin juga menyukai