Anda di halaman 1dari 35

UAS METODOLOGI PENELITIAN

Nama: Maharani Nur Fijri

Kelas: 2C Ekstensi

NPM:08210100200

ARTIKEL 1
1 Judul A STUDY ON PATIENT SATISFACTION IN HOSPITALS
https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.740.4218&rep=rep1&t
ype=pdf
2 Penulis Nethi Suresh Babu
3 Urgency Skala item memiliki reliabilitas dan validitas yang baik dikembangkan. Tujuh
penelitian dimensi kualitas yang dirasakan adalah: Diidentifikasi, Prosedur Penerimaan,
Fasilitas Fisik, Layanan Diagnostik, Perilaku staf, Kebersihan, Pelayanan Diet
dan Prosedur Pemulangan. Peneliti mengamati bahwa pasien kepuasan tinggi
dalam kasus SJGH dan diikuti oleh NRI dan GGH.
4 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mempelajari tingkat kepuasan pasien di rumah sakit sampel.
2. Menyarankan langkah-langkah untuk memperkuat praktik administrasi
yang meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit di India.
5 Desain Penelitian Ada lebih dari 800 rumah sakit di Guntur daerah. Sulit bagi seorang peneliti untuk
mengambil semuanya rumah sakit dan mempelajari manajemen yang ada pola.
Untuk alasan ini, studi terperinci tentang tigabrumah sakit yang beroperasi di jalur
langsung diambil untuk belajar. Sampel responden diambil melalui stratified
random sampling. Itu Pasien rawat inap diambil berdasarkan jumlah akhir sampel
diambil berdasarkan kapasitas tempat tidur dari masing-masing rumah sakit.
Diamati bahwa ada sekitar 1177 tempat tidur di GGH 250 tempat tidur di SJGH
dan 550 tempat tidur di NRI. Jadwal dibagikan kepada 125 pasiendi GGH dan 120
responden dipilih untukanalisis akhir. Untuk NRI, dari 90 responden 75 pendapat
responden diambil untuk final analisis. Di SJGH, dari 50, 35 responden pendapat
diambil untuk analisis akhir.
6 Kesimpulan Skala yang dikembangkan digunakan untuk mengukur kualitas yang dirasakan
pada berbagai jenis fasilitas untuk pasien. Kualitas yang dirasakan di fasilitas
umum hanya sedikit menguntungkan, menyisakan banyak ruang untuk
peningkatan. Hubungan staf dan dokter yang lebih baik, keterampilan
interpersonal, infrastruktur, dan ketersediaan obat memiliki pengaruh terbesar
dalam meningkatkan kepuasan pasien. Dalam penelitian ini pasien rujuk ke rawat
inap.
7 Kebaruan Kebaruan dalam penelitian ini adalah kepuasan dan harapan dari pelanggan,
generalisasi dalam merencanakan perawatan intensif unit, sistem sosial, hubungan
dokter pasien, peran dan perilaku dokter, perilaku perawat pasien peran dan
pendapat. Sebuah organisasi ada untuk mencapai
tujuannya, tujuan rumah sakit, apa pun itu katakanlah, selalu terutama untuk
memberikan kualitas tertinggi perawatan pasien dan tujuan lainnya adalah
sekunder
ARTIKEL 2
1 Judul Penelitian NURSES’ PERCEPTIONS OF COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE
MEDICAL THERAPIES
2 Penulis Per Gunnar Brolinson, DO; James H. Price, PhD, MPH; Marcia Ditmyer, MS;
Deb Reis, RN, MSN, CS

3 Urgency untuk mengidentifikasi persepsi perawat terhadap efektivitas dan keamanan, serta
penelitian rekomendasi mereka untuk dan penggunaan pribadi terapi komplementer dan
alternatif medis

4 Tujuan untuk mengidentifikasi persepsi perawat terhadap efektivitas dan keamanan, serta
Penelitoian rekomendasi mereka untuk dan penggunaan pribadi terapi komplementer dan
alternatif medis

5 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah survei cross
sectional mail yang mengukur hasil kuesioner tertulis yang dirancang untuk
memastikan keakraban, persepsi dan pengetahuan perawat di Amerika Serikat

mengenai pengobatan alternatif dan komplementer.


6 Kesimpulan ,Kesimpulan dari artikel di atas adalah Sehubungan dengan penggunaan terapi
medis alternatif dan komplementer ini, sebagian besar perawat secara pribadi
tidak menggunakan salah satu terapi tersebut. Hampir sepertiga responden
menggunakan tiga terapi. Ketiga terapi yang sama (multivitamin, pijat, dan
meditasi/relaksasi) juga merupakan terapi yang paling sering direkomendasikan
kepada orang lain.

7 Kebaruan .Kebaruan yang di dapat dari artikel tersebut adalah perawat memperoleh
informasi tentang terapi medis alternatif dan komplementer dari kursus mereka.
Ini mengecewakan karena banyak dari terapi ini belum diselidiki secara
menyeluruh untuk keamanan dan kemanjuran dan perawat memiliki kewajiban
untuk membantu melindungi pasien dari bahaya. Dengan demikian, persiapan
profesional di bidang ini untuk perawat tampaknya penting. Baru-baru ini,
perawat telah merekomendasikan dimasukkannya terapi medis alternatif dan
komplementer dalam kurikulum sarjana muda untuk persiapan
ARTIKEL 3

1 Judul Penelitian AN OVERVIEW OF NURSES CARING BEHAVIOUR TOWARD PATIENT


IN PATIENT WARD

2 Penulis Wayan Purniawati, IGA Puja Astuti Dewi, Ni Putu Kamaryati

3 Urgency Urgency Artiekel tersebut adalah Perilaku perawat dalam caring merupakan
penelitian bentuk dukungan emosional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
merupakan komitmen moral untuk melindungi, mengangkat harkat dan martabat
manusia sebagai inti keperawatan yang membedakannya dengan profesi lain.
4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku caring
Penelitoian perawat terhadap pasien di ruang rawat pasien di Kabupaten Klungkung.

5 Desain Penelitian Desain yang digunakan penelitian adalah


Metode : Rancangan penelitian adalah metode deskriptif dengan teknik purposive
sampling dan proportional stratified random sampling. Populasi penelitian adalah
308 orang dan sampel sebanyak 110 orang. Alat pengumpulan datanya adalah
kuesioner CBA (Caring Behavior Assesment) yang telah dimodifikasi. Data
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan diolah menggunakan SPSS 20.0
for windows.

6 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Perilaku caring perawat pada pasien
di bangsal menunjukkan 43,6% pasien mendapatkan penanganan yang baik,
52,7% pasien mendapatkan penanganan yang cukup dan 3,7% pasien
mendapatkan penanganan yang kurang
7 Kebaruan Kebaruan yang di dapat dari artikel terseb ut adalah Perawat yang memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien harus memiliki perilaku caring dalam
membantu pasien memenuhi kebutuhannya secara biologis, psikologis, sosiologis
dan spritual.
ARTIKEL 2

Journal of Community Health, Vol. 26, No. 3, 2001

NURSES’ PERCEPTIONS OF COMPLEMENTARY


AND ALTERNATIVE MEDICAL THERAPIES
Per Gunnar Brolinson, DO; James H. Price, PhD, MPH;
Marcia Ditmyer, MS; Deb Reis, RN, MSN, CS

ABSTRACT: The purpose of this study was to identify the perceptions


of nurses toward the effectiveness and safety, as well as their
recommen- dations for and personal use of complementary and
alternative medical therapies. A random sample of 1000 nurses
throughout the United States were surveyed using a three-wave mailing.
About half of the re- spondents perceived there was conclusive
evidence or preponderance of evidence that five therapies were
effective: biofeedback, chiropractic, meditation/relaxation, multi-
vitamins, and massage therapy. The same amount of nurses also
perceived five therapies as definitely safe: hypno- therapy, chiropractic,
acupressure, acupuncture, and healing touch. However, the nurses were
most likely to recommend (regularly or peri- odically) four therapies:
multivitamins, massage, meditation/relaxation, and pastoral/spiritual
counseling. The vast majority (79%) of nurses per- ceived their
professional preparation in this area to be fair or poor.
KEY WORDS: complimentary/alternative medicine; nurses.

INTRODUCTION

Complementary and alternative medical therapies are terms often


used synonymously. Technically, alternative medical therapies imply the
use of treatments in place of mainstream medicine.1 Whereas,
complemen- tary medical therapies imply the use of treatments that are
used along with more conventional medical approaches. Both of these
groups represent a large range of therapies outside the arena of
conventional Western medi- cine. Because a universally agreed upon
classification of the various thera- pies as either alternative or
complementary medicine does not exist, both terms will be used in this
article to describe this collection of medical ther- apies.

Per Gunnar Brolinson, DO is Medical Director at Sports Care & Welltrack, Toledo Hospital,
Toledo, OH; James H. Price, PhD, MPH is Professor of Public Health in the Department of Public
Health and Rehabilitative Services, University of Toledo, Toledo, OH; Marcia Ditmyer, MS is a
Gradu- ate Assistant in the Department of Public Health and Rehabilitative Services, University of
Toledo, Toledo, OH; Deb Reis, RN, MSN, CS is a nurse at Toledo Hospital, Toledo, OH.
Requests for reprints should be addressed to: Dr. Per Gunnar Brolinson, Medical Director,
Welltrack, Toledo Hospital, Toledo, OH 43606.

175
0094-5145/01/0600-0175$19.50/0  2001 Human Sciences Press, Inc.
176 JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH

In 1997, 42 percent of the American adult population made 629 million


visits to alternative health care practitioners and spent $27 billionout-of-
pocket for these services.2 It has been estimated that in the year 2000,
Americans will spend $60 billion on complementary and alternative
medical therapies.1 This represents over a 47 percent increase since 1990
in total visits to alternative medical practitioners.3 This increasing
demand for and purchase of alternative and complementary medical
therapies by health care consumers has been fueled, in part, by support
from some in conventional medicine. For example, a 1994 survey of
physicians found that more than 60 percent of the physicians surveyed
recommended alter- native therapies to their patients and 23 percent
reported incorporating these therapies into their own practices.4 Contrary
to common opinion in the health care arena, the majority of alternative
medicine users do so not because they are dissatisfied with conventional
medicine but mainly be- cause these therapies fit their own values and
philosophies regarding health and life.5
Patients choose alternative and complementary medical therapies
based on their abilities to judge the credibility of information presented
by the mass media. The public seldom conducts literature searches of
medical journals. The mass media, family, and friends provide patients
with lay information from television talk shows, local newspapers,
magazines, tele- vision, and by word of mouth testimonials regarding
these therapies.6 Of- ten patients are desperate to improve their health
and/or quality of life, accuracy of clinical information often takes a
backseat to the quest for improved health.
As the public increases its use of alternative and complementary
medical therapies, it becomes necessary for accurate sources of informa-
tion on these topics to be readily available to the public. One of the largest
groups of health professionals that are in regular contact with the public
are nurses, and it seems logical to have nurses take a significant role in
assisting patients in making informed decisions regarding alternative and
complementary medical therapies. To do so, nurses will need to become
well informed regarding the efficacy and safety of alternative and comple-
mentary medical therapies. As the evidence increases, so should the
aware- ness and recommended use among traditional health care
providers, in- cluding nurses.
A comprehensive review of the nursing literature found few arti-
cles specifically exploring nurses’ knowledge, attitudes, and use of
alterna- tive and complementary medical therapies. 7,8,9 All of the studies
consisted of small local samples (less than 100 nurses), and surveyed
specialty areas such as oncology7,8 or certified nurse-midwives.9 Thus, the
purpose of this
Per Gunnar Brolinson, James H. Price, Marcia Ditmyer, and Deb 1

study was to investigate the perceptions of a national random sample of


nurses regarding the efficacy and safety of alternative and complementary
therapies. Additionally, this study was designed to determine the recom-
mended use and personal use of alternative and complementary medical
therapies among nurses today.

METHODS

The research design used for this study was a cross-sectional mail
survey that measured the results of a written questionnaire designed to
ascertain the familiarity, perceptions and knowledge of nurses in the
United States regarding alternative and complementary medicine.

Instrument

A four-page questionnaire was developed consisting of 100 items


that covered 22 different alternative and complementary therapies. The
first section pertained to the perceived effectiveness of each of the 22
ther- apies. The respondents were asked to select from one of five choices;
(a) unfamiliar with, (b) no evidence of effectiveness, (c) growing evidence
sup- ports effectiveness, (d) preponderance of evidence supports
effectiveness, and (e) conclusive evidence of effectiveness. The next
section focused on the perceived safety of each of these therapies. The
respondents were asked to select their responses from; (a) safety not
established, (b) not safe,
(c) probably safe, (d) definitely safe, and (e) do not know. Section three
pertained to the recommendations made to clients, friends, and
associates, followed by their own personal use of these therapies. The
potential re- sponse choices for recommendations were; (a) never
recommend, (b) rec- ommend occasionally, (c) recommend periodically,
and (d) recommend regularly. The respondents were then asked to
indicate whether they per- sonally use these therapies (yes or no). The
remaining 12 items assessed respondents’ demographic and background
information.
A comprehensive review of the literature was performed to estab-
lish face validity of the questionnaire. The questionnaire was
subsequently sent to two nurses and two survey researchers in the field of
alternative and complementary health care to assess content validity.
Minor changes in wording were incorporated into the questionnaire prior
to conducting the stability-reliability assessments. Test-retest was used to
establish the sta- bility-reliability of the instrument. A convenience sample
of 25 nurses was
178 JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH

selected for this assessment. There was a period of two weeks between the
two administrations. The result of the test-retest (Pearson’s Correlation
Coefficient) was a coefficient of .66. Subsequently, Cronbach’s alpha was
used with the final sample to establish the internal reliability of the
instru- ment. This produced a coefficient of .73.

Subjects

A random sample of 1000 nurses was obtained from the Ameri-


can Nurses Association (ANA) through the CMG Direct List Management
Corporation. The database was comprised of nurses from various profes-
sional disciplines, including care of the aged, clinical nurse specialists,
medical/surgical nursing, nurse practitioners, pediatric and obstetrics
nursing, psychiatric nursing, and general nursing. The Human Subjects
Committee of the university, as well as the hospital institutional review
board with which the authors are associated approved the research
project.

Procedure

A 3-wave mailing was used to assure maximum response rate. The


4-page survey instrument, printed on colored paper, was sent with
postage paid self-addressed return envelopes. A hand-signed,
personalized cover letter assured respondents that their responses would
remain confidential. The surveys were sent first-class mail rather than bulk-
rate mail, with a one dollar incentive. Approximately two weeks later, non-
respondents from the first wave mailing were identified and sent a second
survey instrument with another hand signed cover letter, encouraging
them to respond. The third mailing took place two weeks later. A hand-
signed color-matched postcard was mailed indicating the importance of
their prompt reply. The procedures used in this study are techniques
proven to maximize response rates.10

Analysis

A series of multivariate analyses of variance (MANOVAs) was run


to determine if there were significant differences across perceived effec-
tiveness, safety, and recommended use of complementary and alternative
medical therapies. These were compared with various age groups, years of
practice, perceived preparation regarding their knowledge of, and belief
Per Gunnar Brolinson, James H. Price, Marcia Ditmyer, and Deb 1

of whether complementary medical therapies are only powerful placebos.


Subsequently, univariate post hoc analysis of variance (ANOVA) tests
were conducted in those areas that produced significant results in the
multivari- ate analyses.

RESULTS

Demographics/ Background

One hundred three of the potential 1000 respondents were elimi-


nated from the sample because of retirements, incorrect addresses, or de-
ceased. Of the remaining 897 who received the surveys, 515 (57%) respon-
dents returned the questionnaires used in the analysis.
As expected, the vast majority of respondents were female (91%),
Caucasian (86%), and worked in a clinical/hospital setting (72%)
(Table1). Two-thirds (67%) of the respondents were 30–49 years of age,
had bache- lor or master levels of education (64%), and were RNs or
nurse prac- titioners (67%).

Sources of Information

The respondents were asked how well prepared they perceived


themselves to be in dealing with alternative and complementary
medicine. Nearly half of the nurse respondents perceived their
professional prepara- tion in this area to be fair (43%) while 36 percent
felt that their profes- sional preparation was poor. When asked to identify
from a list of seven sources where they received the majority of their
information on alterna- tive and complementary therapies, they indicated
that their peers (64%), the general mass media (52%), and professional
journals (44%) were their leading sources. They were less likely to obtain
their information from professional conferences/conventions (38%),
coursework (26%), in-service education programs (25%), and the Internet
(19%).

Perceptions of Effectiveness of Alternative and


Complementary Therapies
Of the 22 alternative and complementary therapies listed on the
questionnaire, only five of the items were perceived by about half of the
nurses as having conclusive evidence or the preponderance of evidence
180 JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH

that they were effective: biofeedback (51%), chiropractic (51%), medita-


tion/relaxation (51%), multi-vitamins (49%), and massage therapy (48%)
(Table 2). Whereas, there were four items with which the majority of
nurses were unfamiliar: chelation therapy (60%), macrobiotic diets
(54%), ergogenic aids (53%), and Rolfing (52%).
A series of four MANOVAs were conducted for education level (4
years or less vs. 5 years or more) (F  96.8, df  34, p  .05); whether
nurses perceived alternative and complementary medical therapies to be
powerful placebos (F  62.2, df  34, p  .05); years of nursing experience
(16 years vs. 16 years or more) (F  102.6, df  34, p  .05); and perceived
preparation (excellent/good vs. poor) (F  90.4, df  34, p  .05) by the
perceived effectiveness of the 22 items as a scale and all four MANOVAs
were significant. The post-hoc univariate F-tests found the following signif-
icant differences (p  .01). In the case of education level, those with more
education perceived three items as more effective (acupuncture, anti-oxi-
dants, and body cleansing) while those with less education were more
likely to believe that four items were more effective (ergogenic aids, hu-
mor therapy, pastoral/spiritual counseling, and reflexology). Also, those
with more years of experience perceived four items as more effective (acu-
pressure, acupuncture, hypnotherapy, and meditation) while those with
less experience were more likely to believe that five items were more effec-
tive (healing touch, garlic, ginseng, ginko, and Rolfing).
Post-hoc analyses also found that, based on perceived level of pro-
fessional preparation with regard to their knowledge of alternative and
complementary medical therapies, those who perceived their preparation
to be excellent or good (15%) were more likely than those who perceived
their preparation as poor (46%) to believe 8 items were more effective
(aromatherapy, homeopathy, humor therapy, magnet therapy,
reflexology, music therapy, ergogenic aids, and hypnotherapy). Those
who perceived themselves to be poorly prepared were more likely to
believe in the effec- tiveness of pastoral/spiritual therapy.
Those nurses who perceived that alternative and complemen-
tary medical therapies are primarily powerful placebos (strongly agree/
agree  15%) were compared (post-hoc F-tests) with those who did not
believe these therapies were primarily powerful placebos (strongly dis-
agree/disagree  46%). Those who disagreed with the placebo effect be-
lieved that seven items were more effective (anti-oxidants, art therapies,
body cleansing, chiropractic therapy, garlic, ginseng, and humor therapy).
Whereas, those who believed these therapies were primarily powerful pla-
cebos were more likely to believe in the effectiveness of acupressure.
TABLE 1

Demographics of Nurse Respondents


Item N (%)
Sex
Male 33 6
Female 480 99
Age
20–29 26 5
30–39 158 31
40–49 185 36
50–59 131 25
60 2 2
Race
African American 24 5
Caucasian 444 86
Other 42 8
Education Level
Up to 4 years of college 330 64
5 or more years of college 183 35
Highest Degree
RN 175 34
BSN 59 12
MSN 89 17
Nurse Practitioner 176 34
Other 13 3
Professional Work Environment
Do not currently work in health care field 30 6
Work in clinical/hospital setting 371 72
Work in home health care 56 11
Work in alternative health care 60 12
Currently have a practice
Traditional medical therapy 63 12
Alternative medical therapy 60 12
Years of Practice
5 59 12
5–10 100 20
11–15 72 13
16–20 81 15
21–25 66 13
26–30 90 18
 30 41 8
N  515.
1 JOURNAL OF COMMUNITY

TABLE 2

Nurses’ Perceptions of the Effectiveness of Alternative


and Complementary Therapies
Alternative/
Complementary Unfamiliar No Growing Preponderance Conclusive
Medical Therapies with Evidence Evidence of Evidence Evidence

N (%) N (%) N (%) N (%) N (%)

Acupressure 201 (40) 56 (11) 172 (34) 51 (10) 29 (6)


Acupuncture 104 (20) 11 (2) 164 (32) 162 (32) 68 (13)
Aromatherapy 131 (26) 132 (26) 178 (35) 40 (8) 27 (5)
Art Therapy 148 (29) 30 (6) 208 (41) 65 (13) 58 (11)
Biofeedback 105 (21) 17 (3) 127 (25) 164 (32) 96 (19)
Chelation 308 (60) 44 (9) 89 (18) 30 (6) 33 (7)
Chiropractic 84 (17) 33 (7) 134 (26) 148 (29) 110 (22)
Guided Imagery 10 (22) 10 (4) 207 (41) 95 (19) 79 (16)
Healing Touch 97 (19) 95 (19) 177 (35) 90 (18) 45 (9)
Herbal and Botanical
Therapies
Garlic 81 (16) 61 (12) 244 (48) 80 (16) 44 (9)
Ginseng 98 (19) 81 (16) 215 (42) 81 (16) 35 (7)
Gingko 106 (21) 76 (15) 216 (42) 72 (14) 27 (7)
St. John’s Wort 92 (18) 64 (13) 230 (45) 80 (16) 34 (7)
Homeopathic 170 (33) 70 (14) 170 (33) 65 (13) 31 (6)
Humor 77 (15) 85 (17) 221 (43) 82 (16) 44 (9)
Hypnotherapy 88 (17) 88 (17) 136 (27) 151 (30) 45 (9)
Magnet 117 (23) 134 (26) 164 (32) 84 (17) 9 (2)
Massage 52 (10) 25 (5) 189 (37) 152 (30) 91 (18)
Meditation/
Relaxation 52 (10) 25 (5) 169 (33) 160 (31) 101 (20)
Movement Therapies
Rolfing 266 (52) 56 (11) 100 (20) 48 (9) 38 (8)
Tai Chi 227 (45) 47 (9) 95 (19) 75 (15) 66 (13)
Yoga 119 (23) 56 (11) 143 (28) 103 (20) 75 (15)
Music 142 (28) 35 (7) 181 (36) 67 (13) 74 (15)
Nutrition Therapies
Macrobiotic Diets 274 (54) 115 (23) 87 (17) 21 (4) 6 (1)
Body Cleansing
Diets 193 (38) 162 (32) 112 (22) 32 (6) 6 (1)
Per Gunnar Brolinson, James H. Price, Marcia Ditmyer, and Deb 1

TABLE 2 (Continued)

Alternative/
Complementary Unfamiliar No Growing Preponderance Conclusive
Medical Therapies with Evidence Evidence of Evidence Evidence

N (%) N (%) N (%) N (%) N (%)

Organic Foods 159 (31) 128 (25) 111 (22) 58 (11) 35 (7)
Pastoral/Spiritual
Counseling 118 (23) 41 (8) 119 (23) 135 (27) 90 (18)
Reflexology 224 (44) 69 (14) 112 (22) 59 (12) 36 (7)
Supplement Use
Amino Acids 189 (37) 76 (15) 120 (24) 92 (18) 29 (6)
Anti-Oxidants 123 (24) 47 (9) 139 (27) 135 (27) 65 (13)
Coenzyme Q10 244 (48) 63 (12) 113 (22) 68 (13) 21 (4)
Ergogenic Aids 270 (53) 70 (14) 93 (18) 49 (10) 21 (4)
Multi-Vitamins 69 (14) 44 (9) 120 (24) 135 (27) 112 (22)

Perceptions of the Safety of Alternative


and Complementary Therapies

The nurses were asked to identify their perceptions of the safety


of using the 22 various therapies. About half of the nurses perceived five
therapies as definitely safe: hypnotherapy (54%), chiropractic (50%),
acu- pressure (49%), acupuncture (49%), and healing touch (49%)
(Table 3). Only two of the items were perceived by the majority of nurses
as not having their safety established: Rolfing (51%) and chelation therapy
(50%).
A second series of MANOVAs were calculated for education levels
(F  200.8, df  34, p  .05), perceptions of alternative and complementary
medical therapies as placebos (F  239.6, df  34, p  .05), years of nursing
experience (F  213.6, df  34, p  .05), and perceived preparation (F 
114.6, df  34, p  .05) by perceived safety of the therapies and all four
were statistically significant. The post-hoc univariate F-tests found the fol-
lowing significant differences (p  .01). In the case of education level,
nurses with more education perceived three items (coenzyme Q10, ginko
biloba, and ginseng) as more safe than did those with less education. While
those with fewer years of experience perceived five items (aromatherapy,
coenzyme Q10, ergogenic aids, healing touch, and massage) as safer than
they were perceived by those with more experience.
1 JOURNAL OF COMMUNITY

TABLE 3

Nurses’ Perceptions of the Safety of Alternative


and Complementary Therapies
Alternative/
Complementary Safety not Probably Definitely Do Not
Medical Therapies Established Not Safe Safe Safe Know

N (%) N (%) N (%) N (%) N (%)


Acupressure 111 (22) 28 (6) 32 (6) 251 (49) 87 (17)
Acupuncture 88 (17) 25 (5) 28 (6) 250 (49) 119 (23)
Aromatherapy 45 (9) 34 (7) 18 (4) 233 (46) 177 (35)
Art Therapy 53 (10) 4 (1) 17 (3) 134 (26) 297 (58)
Biofeedback 78 (15) 3 (1) 19 (4) 185 (36) 225 (44)
Chelation 303 (50) 71 (14) 34 (7) 68 (13) 30 (6)
Chiropractic 55 (11) 33 (7) 38 (8) 255 (50) 127 (25)
Guided Imagery 70 (14) 6 (1) 18 (4) 185 (37) 229 (45)
Healing Touch 46 (9) 6 (1) 16 (3) 250 (49) 187 (37)
Herbal/Botanical
Therapies
Garlic 82 (16) 51 (10) 21 (4) 228 (45) 124 (24)
Ginseng 108 (21) 69 (14) 22 (4) 240 (47) 70 (14)
Gingko 121 (24) 72 (14) 26 (5) 222 (44) 69 (14)
St. John’s Wort 118 (23) 72 (14) 30 (6) 210 (41) 78 (15)
Homeopathic 130 (26) 74 (15) 29 (6) 155 (30) 103 (20)
Humor 67 (13) 7 (1) 21 (4) 109 (21) 291 (57)
Hypnotherapy 50 (10) 41 (8) 23 (5) 275 (54) 115 (23)
Magnet 116 (23) 57 (11) 17 (3) 208 (41) 110 (22)
Massage 42 (8) 9 (2) 17 (3) 215 (42) 226 (44)
Meditation/Relaxation 65 (13) 5 (1) 17 (3) 137 (27) 280 (55)
Movement Therapies
Rolfing 262 (51) 39 (8) 22 (4) 110 (22) 75 (15)
Tai Chi 150 (20) 35 (7) 20 (4) 153 (30) 151 (30)
Yoga 115 (23) 17 (3) 20 (4) 174 (34) 179 (35)
Music 90 (18) 5 (1) 23 (5) 91 (18) 291 (57)
Nutrition Therapies
Macrobiotic Diets 230 (45) 78 (15) 79 (16) 46 (9) 76 (15)
Body Cleansing
Diets 197 (39) 82 (16) 89 (18) 74 (15) 68 (13)
Organic Foods 120 (24) 38 (8) 36 (7) 149 (29) 152 (30)
Per Gunnar Brolinson, James H. Price, Marcia Ditmyer, and Deb 1

TABLE 3 (Continued)
Alternative/
Complementary Safety not Probably Definitely Do Not
Medical Established Not Safe Safe Safe Know
Therapies
N (%) N (%) N (%) N (%) N (%)
Pastoral/Spiritual
Counseling 48 (9) 9 (2) 17 (3) 117 (23) 312 (61)
Reflexology 199 (39) 40 (8) 19 (4) 144 (28) 102 (20)
Supplement Use
Amino Acids 193 (39) 40 (8) 19 (4) 144 (28) 102 (20)
Anti-Oxidants 112 (22) 45 (9) 25 (5) 183 (36) 144 (28)
Coenzyme Q10 237 (47) 65 (13) 24 (5) 129 (25) 51 (10)
Ergogenic Aids 240 (47) 74 (15) 49 (10) 93 (18) 45 (9)
Multi-Vitamins 48 (9) 17 (3) 18 (4) 194 (38) 217 (43)

Post-hoc analyses also found that based on perceived level of pro-


fessional preparation, one item was perceived as safer by those with per-
ceived excellent/good preparation (ergogenic aids) and one was perceived
safer by those who perceived themselves as poorly prepared
(biofeedback). Whereas, those nurses who perceived that alternative and
complementary medical therapies are not primarily powerful placebos
were more likely than those who did believe they are powerful placebos to
believe that two items were safer (biofeedback and body cleansing).

Recommended Use and Personal Use

The nurses were asked to identify which of the 22 therapies that


they personally used. None of the items were used by a majority of the
nurses (Table 4). However, almost one-third used three therapies:
multivi- tamins (37%), meditation/relaxation (30%), and massage (30%).
However, at least half of the nurses claimed they regularly or periodically
recom- mend four therapies to others: multivitamins (66%), massage (56%),
medi- tation/relaxation (54%), and pastoral/spiritual counseling (51%).
A third series of MANOVAs were calculated for education levels
(F  44.8, df  34, p  .05), years of nursing experience (F  48.4, df  34,
p  .05), perceptions of alternative and complementary medical therapies
as placebos (F  58.5, df  34, p  .05), and perceived professional
prepara-
1 JOURNAL OF COMMUNITY

TABLE 4

Nurses’ Recommended Use and Personal Use of


Alternative and Complementary Therapies
Alternative/
Complementary Recommend Recommend Recommend Personally
Medical Therapies Never Occasionally Periodically Regularly Use

N (%) N (%) N (%) N (%) N(%)

Acupressure 369 (72) 72 (14) 45 (9) 12 (3) 22 (4)


Acupuncture 293 (58) 142 (28) 51 (10) 13 (3) 32 (6)
Aromatherapy 287 (56) 104 (20) 68 (13) 40 (8) 102 (20)
Art Therapy 303 (59) 128 (25) 42 (8) 24 (5) 39 (7)
Biofeedback 217 (43) 149 (30) 122 (24) 15 (3) 30 (6)
Chelation 465 (91) 14 (3) 21 (4) 4 (1) 4 (1)
Chiropractic 240 (47) 137 (27) 73 (14) 47 (9) 70 (14)
Guided Imagery 152 (30) 145 (28) 105 (21) 101 (20) 74(15)
Healing Touch 356 (50) 104 (20) 92 (18) 40 (8) 62(12)
Herbal and Botanical
Therapies
Garlic 263 (52) 133 (26) 67 (13) 27 (5) 65(13)
Ginseng 275 (54) 137 (27) 57 (11) 22 (4) 35 (7)
Gingko 276 (54) 130 (26) 59 (12) 22 (4) 50 (9)
St. John’s Wort 278 (55) 119 (23) 79 (16) 20 (4) 36 (7)
Homeopathic 316 (62) 120 (24) 57 (11) 5 (1) 29 (6)
Humor 214 (42) 106 (21) 89 (18) 81 (16) 90 (18)
Hypnotherapy 288 (57) 165 (32) 38 (8) 12 (2) 20 (4)
Magnet 335 100 (20) 46 (9) 17 (3) 33 (7)
(66)
Massage 54 (11) 141 (27) 172 (34) 114 (22) 152 (30)
Meditation/Relaxation 86 (17) 131 (26) 154 (30) 120 (24) 154 (30)
Movement Therapies
Rolfing 462 (91) 16 (3) 20 (4) 6 (1) 7 (1)
Tai Chi 359 61 (12) 66 (13) 10 (4) 26 (5)
(70)
Yoga 266 (52) 97 (19) 102 (20) 28 (6) 53 (10)
Music 197 (39) 127 (25) 100 (20) 57 (11) 75 (15)
Nutrition Therapies
Macrobiotic Diets 436 (86) 15 (3) 25 (5) 3 (1) 2 (1)
Body Cleansing
Diets 430 (84) 29 (6) 18 (4) 13 (3) 16 (3)
Organic Foods 350 (69) 60 (12) 68 (13) 19 (4) 27 (5)
Per Gunnar Brolinson, James H. Price, Marcia Ditmyer, and Deb 1

TABLE 4 (Continued)
Alternative/
Complementary Recommend Recommend Recommend Personally
Medical Therapies Never Occasionally Periodically Regularly Use

N (%) N (%) N (%) N (%) N(%)

Pastoral/Spiritual
Counseling 108 (21) 131 (26) 182 (36) 75 (15) 56 (11)
Reflexology 357 (70) 59 (12) 39 (8) 22 (4) 13 (3)
Supplement Use
Amino Acids 357 (70) 48 (9) 40 (8) 33 (7) 17 (4)
Anti-Oxidants 232 (46) 84 (17) 94 (18) 79 (16) 119 (23)
Coenzyme Q10 379 (74) 52 (10) 30 (6) 32 (6) 14 (3)
Ergogenic Aids 368 (72) 25 (5) 44 (9) 34 (7) 9 (2)
Multi-Vitamins 83 (16) 51 (10) 166 (33) 168 (33) 187 (37)

tion (F  75.9, df  34, p  .05) by recommended use of the therapies and


all four were statistically significant. The post-hoc univariate F-tests found
the following significant differences (p  .01). Those nurses with more
years of college education were more likely than those with fewer years of
education to recommend five therapies (acupressure, amino acids, bio-
feedback, coenzyme Q10, ergogenic aids, and macrobiotic diets). While
those with fewer years of experience were more likely than those with
more years of experience to recommend 11 therapies (acupressure, amino
acids, aromatherapy, body cleansing, ergogenic aids, ginseng, macrobiotic
diets, magnet therapies, art therapy, healing touch, and tai chi).
Post-hoc analyses also found that those who perceived their
profes- sional preparation in alternative and complementary medical
therapies to be excellent/good were more likely than those who reported
their prepa- ration to be poor to recommend six therapies (amino acids,
biofeedback, coenzyme Q10, guided imagery, macrobiotic diets, and tai
chi). Whereas, those with poor preparation were more likely to
recommend two therapies (acupressure and art therapy). Finally, those
nurses who perceived alterna- tive and complementary medical therapies
to be powerful placebos were more likely to recommend two therapies
(amino acids and coenzyme Q10) than those who disagreed with this
concept.
1 JOURNAL OF COMMUNITY

DISCUSSION

The vast majority (79%) of nurses perceived their professional


preparation in the area of alternative and complementary medical thera-
pies to be fair or poor. This is not surprising because the majority of
nurses received their information on this topic from peers or the general
mass media. Neither source is likely to be very well versed in the research
on alternative and complementary medical therapies.
Only about 1 in 4 nurses obtained their information on alternative
and complementary medical therapies from their coursework. This is dis-
appointing since many of these therapies have not been thoroughly investi-
gated for safety and efficacy and nurses have an obligation to help protect
patients from harm. Thus, professional preparation in this area for nurses
seems essential. Recently, nurses have recommended the inclusion of alter-
native and complementary medical therapies in the baccalaureate
curricu- lum for nursing preparation.1
Perceived effectiveness of these therapies varied from a high of 51
percent for biofeedback, chiropractic care, and meditation/relaxation, to
a low of 5 percent for macrobiotic diets and 7 percent for body cleansing
diets. It appears as though the nurses who responded were more likely
to believe in more familiar and possibly more traditional alternative and
complementary medical therapies (e.g., biofeedback and chiropractic
care). This may be due to the lack of formal training in this area and as
such, the respondents were likely to be more aware of widely used thera-
pies such as biofeedback and chiropractic care.
When the nurses were asked which therapies were safe, they were
most likely to perceive therapies that were external (e.g., chiropractic
care, acupressure, healing touch, etc.) as safest. Again, general logic
rather than formal training may be at work with these perceptions. This
may be sup- ported by the fact that the nurses who were more educated
were more likely to perceive some of the herbal therapies as safer than did
those with less education.
In regards to use of these alternative and complementary medical
therapies, the majority of nurses did not personally use any of the thera-
pies. Almost one-third of the respondents used three therapies. These
same three therapies (multivitamins, massage, and
meditation/relaxation) were also among the therapies most often
recommended to others.
Finally, it is important to note the potential limitations of this
study. First, the response rate of 57 percent indicates a potential non-re-
sponse bias, a potential threat to the external validity of the results. Sec-
ond, some of the questions may have been interpreted differently by dif-

ferent respondents. If so, this would be a threat to the internal validity of


the results. Third, the monothematic nature of the survey may have
caused some respondents to perceive some of the questions in a unique
way that would not have been characteristic of them, another potential
threat to internal validity. Fourth, the study was cross-sectional in
Per Gunnar Brolinson, James H. Price, Marcia Ditmyer, and Deb 1
design, thus no
cause and effect relationship can be drawn from the results. Fifth, the
questionnaire was a closed-format instrument, which did not attempt to
obtain additional insights or concerns from the respondents other than
what was addressed by each item. Thus, there may have been some
percep- tions of alternative and complementary medical therapies not
addressed by the current survey.
1 JOURNAL OF COMMUNITY

REFERENCES

1. Pepa CA, Russell CA. Introducing complementary/alternative strategies in a baccalaureate


curric- ulum. Nurs Health Care Perspect 2000;21:127–129.
2. Eisenberg DM, Davis RB, Ettner SL, Appel S, Wilkey S, Van Rompaz M, Kessler RC. Trends in
alternative medicine use in the US: 1990–1997. JAMA. 1998;280:1569–1575.
3. Eisenberg DM, Kessler RC, Foster C, Norlock FE, Calkins DR, Delbanco TL. Unconventional
medicine in the United States: Prevalence, costs, and patterns of use. N Engl J Med. 1993;328:
246–252.
4. Borkan J, Nehler J, Anson O, Smoker B. Referrals for alternative therapies. J Fam Pract.
1994;39: 545–550.
5. Astin JA. Why patients use alternative medicine: results from a national study. JAMA. 1998;279:
1548–1553.
6. Menies M. Should alternative treatment be integrated into mainstream medicine? Nurs Forum.
1998;33(2):11–17.
7. Salmenpera L, Suominen T, Laurie S. Oncology nurses’ attitudes towards alternative medicine.
Psycho-oncology. 1998;7:453–459.
8. Fitch MI, Gray RE, Greenberg, Douglas MS, Labrecque M, Pavlin P, Freedhoff S. Oncology
nurses’ perspectives on unconventional therapies. Cancer Nurs. 1999;22:90–96.
9. Allaire AD, Moos MK, Wells SR. Complementary and alternative medicine in pregnancy: a
survey of North Carolina certified nurse-midwives. Obstet Gynecol. 2000;95:19–23.
10. Oden LS, Price JH. The effect of a monetary incentive in increasing the return rate of a survey
to nurse practitioners. Psych Rep. 1999;85:1154–1157.
ARTIKEL 3
AN OVERVIEW OF NURSES CARING BEHAVIOUR TOWARD PATIENT
IN PATIENT WARD

Wayan Purniawati, IGA Puja Astuti Dewi, Ni Putu Kamaryati


RSUD Klungkung Jl. Flamboyan No.40, Semarapura Kauh, Klungkung, Bali, 80714
STIKES BALI Jl. Tukad Balian No.180, Renon, Den Sel., Kota Denpasar, Bali, 80227
Email: wayanpurniawati04@gmail.com

ABSTRACT
Introduction : The behavior of the nurses in caring is form of emotional support ofnurses in
providing nursing care is moral commitment to protect, promote human dignity as the core of
nursing that differentiates it from other professions. Purpose of the research: to know the
overview of nurses caring behavior toward patients in patient treatment ward in Klungkung
regency.
Method : the design of the study wasdescriptive method purposive sampling techinique and
proportionale stratified random sampling. The populationof the study was 308 people and the
sample was 110 people. The data collection tool was questionnaire CBA (Caring Behaviour
Assesment)which has been modified. Data was analyzed using descriptive statistics and pro-
cessed using SPSS 20.0 for windows.
Result: The nurse caring behavior to patients in the ward showed 43,6%patients received
good treatment, 52,7% patients received sufficient treatment and 3,7% patients received less
treatment.
Discussion : Nurse that provided nursing care to patients should have caring behaviour in
helping patients to meet their needs biologically, psychologically, sociologically and
spritually
PENDAHULUAN
Tuntutan masyarakat akan mutu pela- pun swasta, di kota ataupun daerah ke-
yanan kesehatan terutama pelayanan banyakan perawat terlibat secara aktif dan
keperawatan saat ini tidak bisa dihindari lagi, memusatkan diri pada pada fenomena medik
hal ini terjadi karena masyarakat telah seperti cara diagnostik dan cara pengobatan.
menyadari arti kesehatan dan kompleksitas Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolagi
masalah kesehatan yang menuntut mereka medik memaksa perawat memberikan per-
untuk mencari tempat pelayanan kesehatan hatian lebih pada tugas-tugas cure daripada
yang bermutu. Rumah sakit adalah salah satu care contohnya saja memasang infus, mem-
tempat pelayanan kesehatan yang paling ser- berikan suntikan, memasang NGT (Naso
ing dimanfaatkan oleh masyarakat baik itu Gastric Tube), mengganti balutan luka, yang
rumah sakit pemerintah maupun sebenarnya bukan inti dari praktek keperawa-
swasta.Perkembangan rumah sakit pun saat tan. Perawat menganggap caring hanya se-
ini sudah semakin kompleks.Makin banyak bagai ungkapan atau sesuatu yang akan dik-
disiplin ilmu yang terlibat di dalamnya.Tidak erjakan jika punya waktu (Yuliawati, 2012).
saja profesi kedokteran, tetapi juga profesi Perawat lebih banyak menghabiskan waktu di
keperawatan pun ikut berperan serta dalam depan komputer, monitor atau catatan pasien
menentukan suatu kualitas pelayanan rumah dari pada melakukan caring dengan pasien
sakit itu sendiri. Kondisi ini perlu ditanggapi atau keluarga.
oleh perawat karena perawat merupakan sua- Data yang didapatkan oleh Techinical
tu kelompok profesi yang bekerja 24 jam di Assitance ResearchProgram (TARP) tahun
rumah sakit dan tenaga yang paling banyak 2013di lima negara yaitu Amerika Serikat,
kontak dan berinteraksi dengan pasien se- Canada, Inggris, Prancis dan Italia menun-
hingga pasien cenderung menilai dan jukkan unsur pelayanan yang sering dikeluh-
mengamati apa yang mereka lakukan. kan oleh pasien diantaranya keperawatan
Kenyataan yang dihadapi saat ini di (15%). Data di Indonesia berdasarkan survey
sebagian rumah sakit baik pemerintah mau- yang dilakukan Indonesia Corruption Watch
17 (ICW) tahun 2013 terhadap responden 5000
JRKN Vol.01/No. Nurse
yaitu pasien di 19 rumah sakit pemerintah 2012). Sikap caring adalah kecendrungan
dan swasta di lima kota besar di Indonesia perawat untuk berperilaku caring terhadap
sekitar 18,7% responden masih mengeluhkan pasien, sedangkan perilaku caring adalah tin-
perawat. Hasil jajak pendapat yang diseleng- dakan nyata seorang perawat dalam menam-
garakan Pusat Data dan Informasi Bali Post pilkan nilai-nilaicaring(Mulyaningsih,
tahun 2013 terhadap 2000 warga masyarakat 2011). Perilaku caring dirumuskan oleh Wat-
Bali lewat internet dan Bali TV ternyata pe- son (1979) ke dalam sepuluh faktor karatif
layanan rumah sakit di Bali tercatat 64 % yang disempurnakan kembali menjadi
pelayanan RS belum baik dimana sebanyak clinical caritas processes yang memberikan
25% mengeluhkan pelayanan perawat. Ru- arahan bagi perawat dalam menerapkan
mah sakit Umum Daerah Kabupaten perilaku car- ing (Watson, 2005 dalam
Klungkung pada tahun 2015 sudah Yuliawati 2012).
melakukan pengukuran indeks kepuasan Perilaku caring perawat yang tercantum da-
pelanggan terhadap pelayanan keperawatan lam 10 faktor karatif Watson, yaitu: Mem-
yang ada di ruang rawat inap sebanyak 100 bentuk sistem nilai humanistik-altruistik
pelanggan dalam hal ini pasien. Hasil pen- (Forming a humanistik-altruistik), Me-
gukurannya menunjukkan sebanyak 30 nanamkan kepercayaan dan harapan
pelanggan (30%) menyatakan sangat puas, (Instilling faith & hope), Menumbuhkan
sebanyak 42 pelanggan (42%) menyatakan kepe- kaan terhadap diri dan orang lain
puas, dan sebanyak 28 pelanggan (28%) (Cultivating Sensitivity to One’s Self),
menyatakan tidak puas Hasil studi penda- Mengembangkan hubungan saling percaya
huluan yang dilakukan melalui wawancara dan membantu (Developing a Helping-
dengan kepala ruang rawat inap pada bulan Trusting Relation- ship), Meningkatkan
Februari 2015, menunjukkan bahwa masih penerimaan terhadap ekspresi perasaan
sebagian perawat bekerja secara rutinitas positif dan negatif (Expressing
yaitu lebih banyak berorientasi pada & Feeling), Mengunakan proses pemecahan
terselesaikannya pekerjaan rutin. Perawat masalah yang sistematis (Using Creative
datang keruangan pasien hanya kalau ada bel Problem-Solving Caring Proses),
dari pasien atau keluarga, serta bila ada pe- Meningkatkan proses pembelajaran
sanan medis yang harus dilakukan.Hal ini (Promoting Transpersonal Teaching-
mungkin terjadi karena kurangnya pemaham- Learning), Menyediakan lingkungan fisik,
an dan kesadaran perawat terhadap perilaku mental, sosial, dan Spritual yang Suportif,
caring, sehingga perawat kurang termotivasi Protektif dan Korektif (Providing a Support-
untuk berperilaku caring sebagai aspek domi- ive, Protective, or Corrective Sociocultural &
nan dalam memberikan pelayanan keperawa- Spritual Environment), Membantu Kebu-
tan kepada pasien. Kinerja perawat yang tuhan dasar manusia (Assisting with The
ditinjau dari perilaku caring dalam asuhan Gratification of Human Need), Menghargai
keperawatan dapat di evaluasi melalui hasil kekuatan eksistensial, fenomenologi dan
wawancara peneliti dengan 20 orang pasien spritual (Allowing for Existential-
diruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dae- Phenomenological - Spritual Forces).
rah Kabupaten Klungkung pada bulan Harapan yang paling utama dari pasien
Agustus 2015 diperoleh saran – saran pasien terhadap pelayanan keperawatan adalahterdiri
diantaranya perawat hendaknya lebih gesit dari perhatian yang penuh, hubungan kerja
dalam memenuhi panggilan pasien, lebih yang baik, serta perilaku caring.Perilaku car-
ramah dan lebih sopan dalam berhadapan ing perawat dalam melaksanakan asuhan
dengan pasien. keperawatan dapat dipengaruhi oleh faktor
Perilaku caring perawat adalah penge- dari dalam diri perawat itu sendiri dan faktor
tahuan, sikap, dan ketrampilan seorang tena- dari luar diri perawat. Faktor dari luar
ga perawat dalam merawat pasien dan perawat yaitu beban kerja dan gaya kepem-
keluarga dengan memberikan dorongan posi- impinan dalam organisasi yang sangat ber-
tif, dukungan dan peningkatan pelayanan peran dalam mempengaruhi kinerja perawat.
perawatan (Pryzby, 2004 dalam Yuliawati Faktor dari dalam diri perawat antara lain
pengetahuan dan ketrampilan, motivasi kerja,
dan kepuasan kerja (Nursalam, 2010 dalam

18
JRKN Vol.01/No. Nurse
Yuliawati 2012). Beberapa penelitian terkait
juga telah dilaksanakan antara lain penelitian METODE PENELITIAN
tentang kepuasan kerja dalam keperawatan Penelitian ini merupakan penelitian
merupakan perasaan yang menyokong untuk deskriptif dengan pendekatan cross sectional
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Per- yaitu jenis penelitian yang pengumpulan
ilaku caring yang diberikan oleh perawat ter- datanya dilakukan pada satu titik waktu ter-
hadap pasien salah satunya dapat men- tentu (Swarjana, 2014).Dalam penelitian ini
imbulkan dampak terhadap kesejahteraan terdapat satu variabel yaitu perilaku caring
emosional dan spiritual pasien, meningkatkan perawat. Pengumpulan data dilakukan
martabat pasien, kontrol diri, kepribadian, menggunakan kuesioner yang belum baku
peningkatan kesembuhan fisik sehingga perlu dilakukan uji validitas (Face
Upaya peningkatan perilaku caring Validity).
dapat dilakukan dengan melakukan: Tempat penelitian di Ruang Perawa-
Pendeka- tan individu, Pendekatan tan rawat inap RSUD Kabupaten
Psikologis, Pen- dekatan Klungkung.Pengumpulan data penelitian dil-
Organisasi. Beberapa penelitian akukan bulan September 2016 sampai dengan
terkait tentang perilaku caring perawat juga November 2016. Pengolahan data dan analisa
telah dilaksanakan antara lain penelitian yang data dilakukan dari tanggal 01 Desember
dilakukan oleh Suatmaji di kamar bedah RS sampai dengan 10 Desember 2016, dan
MH Thamrin Internasional Salemba tahun penyusunan hasil penelitian langsung setelah
2010. Desain penelitian yang digunakan ada-
lah pra eksperimen yaitu untuk mengetahui
pengaruh penerapan perilaku caring terhadap Karakteris- Frekuensi Persentase
tingkat kepuasan pelayanan keperawatan pa- tik (%)
da pasien pra dan pasca pembedahan.Hasil Jenis Ke-
penelitian di dapat nilai p sebesar 0,000. Kes- lamin
impulan ada perbedaan tingkat kepuasan Laki-laki 63 57,3
pasien yang diberikan perlakuan caring Perempuan 47 42,7
dengan pasien yang diberikan perlakuan Umur
standar pada pasien pra dan pasca pem-
bedahan di kamar bedah RS MH Thamrin 17-25 tahun 18 16,4
Internasional Salemba. 26-35 tahun 41 37,2
Dari data di atas dapat dilihat bahwa 36-45 tahun
indeks kepuasan pelanggan dalam hal ini 28 25,5
pasien yang berkunjung di ruang rawat inap 46-55 tahun 11 10,0
RSUD Kabupaten Klungkung cukup tinggi. 56-65 tahun 7 6,4
Namun survey tersebut belum secara khusus >65 tahun
melihat perilaku caring dan belum optimal- 5 4,5
nya komponen dari perilaku caring yang dit- Pendidikan
erapkan oleh perawat di RSUD Klungkung. SD
19 17,3
Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap
SMP
kualitas rumah sakit, karena salah satu indi- 21 19,1
kator kualitas sebuah rumah sakit adalah pe- SMA
41 37,3
layanan keperawatan termasuk sikap dan per- Perguruan
ilaku (performance) perawat. Selain itu pem- Tinggi 29 26,4
ilihan RSUD Kabupaten Klungkung sebagai Pekerjaan
tempat penelitian juga memiliki pertim-
bangan lain diantaranya dapat mempermudah Tidak beker-
ja 20 18,2
proses penelitian dan terjangkaunya lokasi
penelitian serta belum adanya penelitian khu- 24 21,8
sus tentang perilaku caring perawat membuat Pegawai
swasta

peneliti merasa tertarik untuk melakukan sur- PNS/POLRI 24 21,8


vey perilaku caring perawat. Lain-lain 42 38,2

19
JRKN Vol.01/No. Nurse
Berdasarkan tabel diatas menunjuk- Tabel 3. Distribusi Frekuensi Mengem-
kan sebagian besar responden adalah ber- bangkan Hubungan Saling Percaya dan
jenis kelaminlaki-laki yaitu berjumlah 63 Membantu di RSUD Kabupaten
responden (57,3%) dalam rentang usia 26 – Klungkung (n=110)
35 tahun sejumlah 41 responden (37,2%).
Lebih dari setengah responden memiliki Berdasarkan tabel diatas diketahui
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu SMA bahwa perilaku caring perawat yaitu Hub-
sebanyak 41 orang (37,3%) responden dan ungan saling percaya dan membantu
perguruan tinggi sebanyak 29 orang (26,4%) sebanyak 61 responden (55,5%) berada da-
responden, bekerja sebagai Pegawai Swasta lam kategori cukup, 40 responden (36,4%)
sebanyak 44 responden (40,0%). berada dalam kategori baik, dan 9 respond-
Berikut hasil penelitian berdasarkan sub var- en (8,2%) berada dalam kategori kurang.
iable Caring:
3. Gambaran Perilaku Caring Perawat Ber-
1. Gambaran Perilaku Caring Perawat Ber- dasakan Subvariabel meningkatkan
dasarkan Subvariabel membentuk sistem pen-
nilai humanistik, kepercayaan dan sensi-
tivitas. Meningkat Frekuensi Persentase
kan Peneri- (%)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Membentuk ma an Ter-
Sistem Nilai Humanistik, Kepercayaan hadap Ek-
dan spresi
Perasaan
Frekuensi Positf dan
Membentuk Persentase
Sistem Nilai (%)
Humanistik, Baik 38 34,5
Kepercayaan
dan Sensitivi- Cukup 68 61,8
Baik 44 40 Kurang 4 3,7
Cukup 66 60
Kurang 0 0 erimaan terhadap ekspresi perasaan pos-
itif dan negatif.
Sensitivitas di RSUD Kabupaten Klungkung
(n=110) Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan tabel diatas diketahui Meningkatkan Penerimaan Terhadap
bahwa perilaku caring perawat Humanistik, Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif di
Kepercayaan, Sensitivitas sebanyak 66 re- RSUD Kabupaten Klungkung (n=110)
sponden (60,0%) berada dalam kategori Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
cukup, sisanya yakni 44 responden (40,0%) perilaku caring perawat yaitu Ekspresi
berada dalam kategori baik, dan tidak ada perasaan positif dan negatif itu sebanyak 68
yang berada dalam kategori kurang. responden (61,8%) berada dalam kategori
cukup, 38 responden (34,5%) berada dalam
2. Gambaran Perilaku Caring Perawat Ber- kategori baik, dan 4 responden (3,6%) be-
dasarkan Subvariabel mengembangkan
hubungan saling percaya dan membantu. Meningkat Frekuensi Persentase
kan Proses (%)
Mengem- Frekuensi Persentase Pembelaja-
bangkan (%) ran
Hubungan Baik 26 23,6
Saling Cukup 76 69,1
Percaya dan Kurang 8 7,3
Membantu
Baik 40 36,4
Cukup 61 55,5 rada dalam kategori kurang.
Kurang 9 8,1
20
JRKN Vol.01/No. Nurse
4. Gambaran Perilaku Caring Perawat Ber- berada dalam kategori baik, dan 7 responden
dasarkan Subvariabel meningkatkan pros- (6,4%) berada dalam kategori kurang.
es pembelajaran.
6. Gambaran Perilaku Caring Perawat
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ber- dasarkan Subvariabel
Meningkatkan Proses Pembelajaran di membantu kebu- tuhan dasar
RSUD Kabupaten Klungkung (n=110) manusia.
Berdasarkan tabel diatas diketahui Tabel 7. Distribusi Frekuensi Membantu
bahwa perilaku caring perawat yaitu mening-
Kebutuhan Dasar Manusia di RSUD Kabu-
katkan proses pembelajaran sebanyak 76 re- paten Klungkung (n=110)
sponden (69,1%) berada dalam kategori
cukup, 26 responden (23,6%) berada dalam Berdasarkan tabel diatas diketahui
bahwa perilaku caring perawat yaitu Mem-
kategori baik, dan 8 responden (7,3%) be-
rada dalam kategori kurang. Menghargai Frekuensi Persentase
Kekuatan Ek- (%)
Menyediakan Frekuensi Persentase sistensial, Fe-
Lingkungan (%) nomenologi
Fisik, Mental, dan Spritual
Sosial dan Baik 39 35,5
Spritual yang Cukup 65 59
Supportif, Kurang 6 5,5
Korektif dan
Protektif
bantu kebutuhan dasar yaitu sebanyak 61 re-
Baik 29 26,4
sponden (55,5%) berada dalam kategori ku-
Cukup 74 67,3 rang, 40 responden (36,4%) berada dalam
Kurang 7 6,4 kategori cukup, dan 9 responden (8,2%) be-
rada dalam kategori baik.
7. Gambaran Perilaku Caring Perawat Ber-
5. Gambaran Perilaku Caring Perawat Ber- dasarkan Subvariabel menghargai
dasarkan Subvariabel menyediakan ling- kekuatan eksistensial, fenomenologi dan
kungan fisik, mental, sosial dan spiritual spiritual.
yang suportif, protektif dan korektif. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Menghargai
Kekuatan Eksistensial, Fenomenologi dan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Menyediakan Spiritual di RSUD Kabupaten Klungkung
Lingkungan Fisik, Mental Sosial dan Spritual (n=110)
yang Suportif, Korektif dan Protektif di Berdasarkan tabel diatas diketahui
RSUD Kabupaten Klungkung (n=110) bahwa perilakucaringperawat yaitu
Menghargai Kekuatan Eksistensial, Fenome-
Berdasarkan tabel diatas diketahui
bahwa perilaku caring perawat yaitu Menye-
diakan Lingkungan Fisik, Mental, Sosial, dan Perilaku Frekuensi Persentase(%)
Caring
Membantu Frekuensi Persentase (%) Perawat
Kebutuhan Baik 48 43,6
Dasar Cukup 58 52,7
Manusia Kurang 4 3,7
Baik 9 8,2
Cukup 40 36,4 nologi dan Spritual sebanyak 65 responden
Kurang 61 55,5 (59,1%) berada dalam kategori cukup, 39
responden (35,5%) berada dalam kategori
Spritual yang Suportif, Protektif dan Korektif
baik, dan 6 responden (5,5%) berada dalam
sebanyak 74 responden (67,13%) berada da-
kategori kurang.
lam kategori cukup, 29 responden (26,4%)

21
JRKN Vol.01/No. Nurse
PEMBAHASAN perilaku caring perawat berdasarkan subvari-
1. Humanism/faith & hope/sensitivity abel help - trust (mengembangkan hubungan
(membentuk sistem nilai humanistik, saling percaya dan membantu) menunjukkan
kepercayaan dan sensitivitas). bahwa sebagian besar responden menilai
Hasil dari penelitian ini didapatkan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
perilaku caring perawat berdasarkan subvari- sebanyak 61 responden (55,5%) berada da-
abel Humanism/faith & hope/sensitivity lam kategori cukup. Ini dibuktikan hasil
(membentuk sistem nilai humanistik, ke- pengamatan peneliti saat mengumpulkan
percayaan dan sensitivitas) menunjukkan data didapatkan bahwa sebagian besar
bahwa sebagian besar responden menilai perawat sudah cukup mampu membina hub-
sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari ungan saling percaya dengan mengenalkan
sebanyak 66 responden (60,0%) berada da- diri saat awal kontak, meyakinkan pasien
lam kategori cukup. Peneliti berpendapat tentang kehadiran perawat untuk membantu,
pasien selaku responden menilai kemampu- sehingga saat pasien meminta perawat untuk
an perilaku yang menunjukkan kepedulian membantunya otomatis pasien langsung me-
perawat terhadapnya sudah cukup nyebut nama perawat yang bertugas saat itu
baik.Sehingga responden merasakan bahwa misalnya”ibu perawat Yanti, infus ibu saya
dirinya diperlakukan dengan sopan dan san- sudah habis”. Kimble (2003 dalam Yuliawa-
tun. ti, 2012) menyatakan kemampuan seorang
Berdasarkan teori yang dikemukakan perawat dalam membangun hubungan inter-
Kimble (2003, dalam Yuliawati, 2012) yang personal dengan pasien dapat diwujudkan
menyatakan dalam penelitiannya tentang jika perawat memiliki kemampuan dalam
persepsi pasien terhadap perilaku caring melakukan komunikasi terapeutik dengan
perawat di Unit Gawat Darurat menemukan baik.
bahwa aspek emosional sangat diperlukan Komunikasi terapeutik merupakan
dalam melakukan asuhan keperawatan. Si- jalan menuju terbentuknya hubungan inter-
kap perawat memperlakukan pasien sebagai personal antara pasien dan perawat serta
manusia bukan sebagai objek dari pekerjaan merupakan aktualisasi dari hubungan manu-
perawat (Izumi, Bags & Knafi, 2010 , dalam sia dalam proses caring (Watson, 2007). Per-
Yuliawati, 2012). Perawat juga dituntut un- ilaku caring memberikan kesempatan
tuk memiliki sensitivitas saat bertemu kepada perawat untuk lebih mengenal dan
dengan pasien karena perbedaan kepribadian me- mahami masalah yang dihadapi pasien
antar pasien (Rego, 2008 dalam Wiwit, dan mencari solusi untuk meningkatkan
2011). Perawat diharapkan memiliki kompe- pasien (Potter & Perry, 2010).Peningkatan
tensi professional dan sensitivitas dalam motivasi dan ketrampilan perawat dalam
rangka memenuhi kebutuhan pasien yang melakukan komunikasi terapeutik
mengalami kondisi renta dan cemas diperlukan untuk
(Akerjodet & Severinsson, 2004 dalam meningkatkan pengetahuan kemampuan
Wiwit, 2011). perawat dalam menampilkan perilaku car-
Hal tersebut didukung oleh hasil ing.
penelitian Suryani (2010) menemukan dari 3. Expression of positive-negative feelings
sepuluh faktor karatif Watson, perilaku car- (meningkatkan penerimaan terhadap
ing perawat membentuk nilai humanistik ekspresi perasaan positif dan negatif).
dan altruistik, menanamkan kepercayaan dan Hasil dari penelitian ini didapatkan
harapan, menumbuhkan kepekaan, mencip- perilaku caring perawat berdasarkan subvari-
takan hubungan saling percaya, penerimaan abel Expression of positive-negative feelings
terhadap ekspresi perasaan dan menghargai (meningkatkan penerimaan terhadap ek-
kekuatan eksistensial, dinilai tinggi oleh spresi perasaan positif dan negatif) menun-
>70% responden. jukkan sebanyak 68 responden (61,8%) be-
2. Help – trust(mengembangkan rada dalam kategori cukup baik. Peneliti ber-
hubungan saling percaya dan pendapat dalam hal ini perawat disini masih
membantu). belum mengetahui caring secara mendalam
Hasil dari penelitian ini didapatkan aplikasinya perawat sudah mengetahui harus

22
JRKN Vol.01/No. Nurse
memberi kesempatan kepada pasien untuk terhadap perilaku caring, sehingga perawat
bertanya mengenai penyakitnya, namun kurang termotivasi untuk menerapkan per-
setelah memberi kesempatan kepada pasien ilaku caring yang bisa langsung dirasakan
untuk bertanya, perawat lupa untuk bertanya dan dinilai pasien. Menurut Watson (2004
kembali terkait jawaban dari perawat yang dikutip di Dedi, 2007) perawat yang terampil
sudah jelas dan dimengerti atau belum. dan mengetahui apa yang harus dikerjakan
Hasil penelitian ini sejalan dengan dapat menimbulkan kepercayaan kepada
penelitian Yuliawati (2012) yang menemukan pasien bahwa pasien dirawat oleh orang yang
hasil 98,1% perawat sudah menerapkan per- tepat dan kompeten. Perbedaan persepsi anta-
ilaku afektif caring perawat yang didalamnya ra pasien dan perawat tentang perilaku caring
terdapat mampu memberikan kesempatan perawat ini juga merupakan salah satu
kepada pasien untuk lebih mengungkapkan penyebab penilaian dalam kategori cukup.
perasaannya dengan mendengarkan semua Sejalan dengan Dedi (2007) dalam
keluhan dan perasaan pasien, selain itu penelitian kualitatifnya terhadap perawat
perawat memberikan penerimaan yang positif pelaksana disalah satu RS Swasta di Bandung
serta mendorong klien untuk mengungkapkan yang menemukan tujuh tema yang dianggap
perasaannya (Juliani, 2009). Ciri – ciri profil sebagai perilaku caring perawat yaitu sikap
perawat yang ideal adalah kualitas pribadi peduli terhadap pemenuhan kebutuhan
dimana perawat memiliki sifat caring adalah pasien, bertanggung jawab memenuhi kebu-
perawat yang tampaknya memiliki banyak tuhan pasien, ramah dalam melayani, sikap
kualitas, seperti berpengetahuan, sabar, tenang dalam melayani, selalu siap sedia me-
penuh perhatian, penuh kasih sayang, empati, menuhi kebutuhan klien, memberikan moti-
mu- dah didekati dan mau mendengarkan vasi terhadap klien dalam rangka memandiri-
orang lain, tingkat motivasi yaitu perawat kan dalam mencapai kondisi kesehatannya
yang ber- sifat caring tampak sangat tertarik, dan sikap empati terhadap pasien dan keluar-
teliti, memiliki komitmen dan bermotivasi ga.
tinggi; perhatian terhadap orang lain yaitu 5. Supportive, protective, or corrective en-
perawat yang bersifat caring tampak vironment (menyediakan lingkungan
mengedepankan kepentingan orang lain fisik, mental, sosial dan spiritual yang
dibandingkan kepent- ingan dirinya; suportif, protektif dan korektif).
penggunaan waktu yaitu Hasil dari penelitian ini didapatkan
perawat yang bersifat caring senantiasa perilaku caring perawat berdasarkan subvari-
mempunyai waktu untuk orang lain; sikap abel Supportive, protective, or corrective en-
disini perawat tampak konsisten, memiliki vironment (menyediakan lingkungan fisik,
sikap merendah dan professional serta sikap mental, sosial dan spiritual yang suportif,
ringan dalam bekerja. (Morisson & Burnard, protektif dan korektif menunjukkan sebanyak
2009). 74 responden (67,13%) berada dalam kate-
4. Teaching-learning (meningkatkan gori cukup. Hasil penelitian Suryani (2010)
proses pembelajaran). menunjukkan hasil dari empat faktor karatif
Hasil dari penelitian ini didapatkan Watson yaitu menggunakan proses pemeca-
perilaku caring perawat berdasarkan subvari- han masalah yang sistematis, meningkatkan
abel Teaching-learning (meningkatkan proses proses pembelajaran dan pengajaran interper-
pembelajaran) menunjukkan sebanyak 76 sonal, menyediakan lingkungan yang men-
responden (69,1%) berada dalam kategori dukung serta membantu kebutuhan dasar
cukup. Menurut pengamatan peneliti dalam memiliki perbandingan yang seimbang antara
pengumpulan data ini masih ada perawat responden yang menilai tinggi dengan re-
bekerja secara rutinitas yaitu lebih banyak sponden yang menilai kurang perilaku caring
berorientasi pada tugas semata perawat.
(terselesaikannya tugas rutin), perawat datang Menurut Lupiyoadi & Hamdani
keruangan pasien hanya kalau dipanggil (2008), faktor yang menentukan tingkat
keluarga serta bila melakukan tindakan medis keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah
atau keperawatan.Hal ini mungkin terjadi kemampuan perusahaan dalam memberikan
karena kurangnya pemahaman dan kesadaran

23
JRKN Vol.01/No. Nurse
pelayanan kepada pelanggan. Moss (2005, al.Spritual paling sering berhubungan dengan
dikutip di Wiwit, 2011) mengungkapkan bah- nilai – nilai agama dan keyakinan. Setiap aja-
wa perawat menjadi wajah dari sistem ran agama menganjurkan untuk saling care
perawatan kesehatan, karena di mata pasien satu sama lain. Perawat yang care bisa dikare-
perawat dianggap sebagai orang yang benar – nakan bukan hanya karena tuntutan profesi
benar mengurus pasien.Dengan demikian, sebagai perawat, namun karena kepercayaan
perawat mempunyai tanggung jawab aktif yang dianut, baik karena ajaran agama mau-
maupun pasif terhadap kenyamanan pasien pun pandangan moral secara umum. Hal ini
dalam penyediaan lingkungan baik secara dipertegas oleh Zohar & Marshall (2005,
fisik maupun emosional. dikutip di Wiwit, 2011) yang menyatakan
6. Human needs assistance (membantu bahwa spiritual yang dimaksud adalah ke-
kebutuhan dasar manusia) mampuan yang berasal dari otak yang mampu
Hasil dari penelitian ini didapatkan memberi makna, nilai dan keyakinan serta
perilaku caring perawat berdasarkan subvari- diintegrasikan ke berbagai fragmen ke-
abel Human needs assistance (membantu hidupan, aktifitas dan keberadaan manu-
kebutuhan dasar manusia) yaitu sebanyak 61 sia.Secara tidak langsung khususnya perawat
responden (55,5%) berada dalam kategori dapat memunculkan perilaku caring.
kurang. Pada aplikasinya, keseharian perawat 8. Perilaku Caring Perawat
dituntut untuk memenuhi kebutuhan klien Hasil penelitian ini menunjukkan seba-
yang paling dasar atau rendah misalnya gian besar responden menilai perilaku caring
makan, minum, eliminasi. Sebagian besar perawat di ruang perawatan rawat inap RSUD
pasien ditunggui oleh keluarga ataupun teman Kabupaten Klungkung sudah cukup baik. Hal
dekat, otomatis mayoritas pasien mengaku ini dapat dilihat dari sebanyak 58 responden
dibantu oleh keluarga atau teman yang (52,7%) dikategorikan cukup, kurang 4 re-
menunggu ketika akan memenuhi kebutuhan sponden (3,6%) sebanyak 48 (43,6%) re-
dasar seperti makan, minum, eliminasi. sponden dikategorikan baik perilaku caring
Sejalan dengan penelitian ini penelitian yang diterimanya. Penilaian cukup baik ini
Nurachmah (2000) tentang penerapan per- juga didukung oleh hasil analisis terhadap
ilaku caring dengan sampel perawat dari be- masing – masing subvariabel perilaku caring
berapa rumah sakit di Jakarta menunjukkan perawat.Berdasarkan hasil analisis tiap sub-
bahwa perawat yang membantu memenuhi variabel sebagian besar responden menilai
kebutuhan dasar pasien tergolong rendah perilaku caring perawat cukup baik dan perlu
yak- ni sebesar 37,3%. Watson (2004 dalam ditingkatkan lagi.
Yuliawati 2012) menyebutkan bahwa mem- Beberapa penelitian sebelumnya
bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ak- menunjukkan hasil yang berbeda seperti
tifitas hidup sehari – hari merupakan perilaku penelitian yang dilakukan oleh Suryani
caring yang harus dikembangkan oleh (2010) di salah satu rumah sakit di kota Ja-
perawat dan merupakan pusat dari caring karta menemukan hasil 53% responden
perawat yang artinya merupakan kebutuhan menilai perilaku caring perawat telah dil-
dasar setiap manusia dimanapun. aksanakan dengan baik. Pengetahuan perawat
7. Existential-phenomenological-spritual yang kurang baik menjadi faktor yang me-
forces (menghargai kekuatan eksistensi- nyebabkan belum optimalnya pelaksanaan
al, fenomenologi dan spritual). perilaku caring oleh perawat yang menjadi
Hasil dari penelitian ini didapatkan subjek penelitian tersebut.
perilaku caring perawat berdasarkan subvari- Agustin (2010) dalam penelitiannya
abel Existential-phenomenological-spritual di ruang rawat bedah sebuah rs di kota Pa-
forces (menghargai kekuatan eksistensial, lembang pun mengemukakan hasil yang
fenomenologi dan spritual) yaitu sebanyak 65 menunjukkan 51,5% pasien menilai perawat
responden (59,1%) berada dalam kategori sudah caring terhadap pasien. Kurangnya
cukup. Morrison &Burnard (2009) yang pemahaman perawat terhadap konsep caring,
menghubungkan caring dengan berbagai citra profesi yang masih kurang, beban kerja
aspek salah satunya adalah aspek spiritu- yang tidak proporsional dan kurangnya

24
JRKN Vol.01/No. Nurse
kesadaran perawat terhadap peran dan fungsi yang terdiri dari pasien dan keluarga,
sesungguhnya dari profesi perawat. menemukan bahwa pelatihan perilaku caring
Sejalan dengan kedua penelitian terse- dapat meningkatkan kepuasan pasien dan
but, penelitian ini juga menjadikan pasien keluarga terhadap pelayanan perawat. Peneliti
sebagai subjek penelitian dan mendapatkan berpendapat bahwa masih sedikit adanya
hasil penelitian perilaku caring perawat ber- pelatihan yang telah diikuti oleh perawat di
dasarkan penilaian pasien terhadap perilaku Ruang Perawatan Rawat Inap di RSUD Ka-
caring yang dilakukan oleh perawat.Bila bupaten Klungkung sehingga perlunya diting-
dibandingkan dengan kedua hasil penelitian katkan pengetahuan dan kemampuan
tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan perawat dalam menampilkan perilaku caring
proporsi penilaian pasien terhadap perilaku saat melakukan asuhan keperawatan kepada
caring perawat yang lebih tinggi. Perbedaan pasien.
tersebut dapat diakibatkan karena perbedaan Pelatihan perilaku caring yang diberi-
tempat penelitian. Tempat penelitian yang kan kepada perawat, dapat meningkatkan
berbeda menyebabkan perbedaan dalam pengetahuan dan motivasi perawat untuk
karakteristik responden maupun perawat. menerapkan perilaku caring. Sobirin (2006)
Seperti yang telah dibahas pada bab mengemukakan bahwa perawat yang mem-
terdahulu, bahwa ada beberapa faktor yang iliki motivasi kerja yang tinggi memiliki ke-
menyebabkan penerapan perilaku caring cendrungan 20,81 kali untuk berperilaku car-
perawat yaitu beban kerja, lingkungan, ing terhadap pasien. Peneliti berpendapat
pengetahuan dan pelatihan caring. Menurut walaupun angka yang menunjukkan perilaku
pendapat peneliti, cukup baik perilaku caring caringkurang cukup kecil yaitu sebesar 3,6%,
perawat yang didapatkan hasil penelitian ini namun harus tetap diperhatikan dengan cara
mungkin disebabkan karena semua perawat meningkatkan penerapan perilaku caring oleh
yang berdinas di ruang perawatan rawat inap perawat terhadap pasien agar kualitas pela-
memiliki pemahaman pengetahuan dan yanan keperawatan yang ada di ruang
kesadaran tentang perilaku caring yang masih perawatan rawat inap RSUD Kabupaten
perlu dioptimalkan dalam penerapannya agar Klungkung dinilai lebih baik lagi oleh pasien
dapat tercipta kualitas rumah sakit yang lebih sebagai pengguna jasa pelayanan rumah sakit.
baik. Koswara (2002) dalam penelitiannya Melakukan asuhan keperawatan terhadap
menemukan hubungan yang signifikan antara pasien, nilai – nilai caring yang merupakan
pengetahuan tentang perilaku caring dengan dasar dari keperawatan (Kozier, 2004 dalam
sikap caring perawat pelaksana. Hasil Yuliawati, 2012) hendaknya menjadi lan-
penelitian ini menunjukkan perawat yang dasan bagi perawat dalam bertindak.
menerapkan perilaku caring perlu ditingkat- Berdasarkan data pada bagian kepega-
kan lagi, menurut pendapat peneliti hal ini waian di RSUD Kabupaten Klungkung ham-
disebabkan masih sebagian besar perawat pir sebagian besar perawat yang berdinas di
bekerja secara rutinitas, masih adanya ruang perawatan rawat inap adalah lulusan
perawat datang keruangan pasien hanya kalau DIII Keperawatan sebanyak 107 orang dan
dipanggil keluarga serta bila melakukan tin- S1 Keperawatan sebanyak 7 orang sisanya
dakan medis maupun keperawatan. tamatan SPK 4 orang, dimana pada jenjang
Kendala penerapan perilaku caring pendidikan DIII dan S1 Keperawatan teori
oleh perawat di RSUD Klungkung selama ini dan konsep caring masuk ke dalam
disebabkan masih sedikit adanya pelatihan kurikulum pengajaran (Koswara, 2002).
tentang etika dan pelatihan Model Praktek Kemampuan perawat dalam
Keperawatan Profesional (MPKP) yang dida- menampilkan caring di- pengaruhi
lamnya diajarkan nilai – nilai caring tentang oleh proses belajar dan sosialisasi caring
bagaimana perawat bersikap dan komunikasi kepada calon perawat di institusi pen- didikan
terapeutik antara perawat dan pasien secara (Koswara, 2002). Murphy (dalam Yuliawati,
rutin, terprogram dan terjadwal. Sutriyanti 2012) juga menyebutkan bahwa proses
(2009) dalam penelitiannya dengan desain pendidikan dibutuhkan untuk mening- katkan
post test eksperiment terhadap 204 responden perilaku caring pada mahasiswa
keperawatan yang merupakan calon perawat

25
JRKN Vol.01/No. Nurse
di masa depan. penilaian pasien yaitu baik sebesar
26,4%, cukup 67,3%, kurang 6,4%.
KESIMPULAN 6. Perilaku caring perawat berdasarkan
Simpulan
Perilaku caring perawat adalah penge-
tahuan, sikap, dan ketrampilan seorang tena-
ga perawat dalam merawat pasien dan
keluarga dengan memberikan dorongan posi-
tif, dukungan dan peningkatan pelayanan
perawatan (Pryzby, 2004 dalam Yuliawati
2012). Berdasarkan hasil penelitian yang te-
lah dilakukan di Ruang Perawatan Rawat In-
ap Rumah Sakit Umum Kabupaten
Klungkung dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perilaku caring perawat
berdasarkan subvariabel membentuk sistem
nilai humanis- tik, kepercayaan dan
sensitivitas di ruang perawatan rawat inap
Rumah Sakit UmumKabupaten Klungkung
didapatkan hasil ber- dasarkan penilaian
pasien yaitu baik sebesar 40%, cukup 60%.
2. Perilaku caring perawat
berdasar- kansubvariabel mengembangkan
hubungan saling percaya dan membantu
di ruang perawatan rawat inap Rumah
Sakit Umum Kabupaten Klungkung
didapatkan hasil ber- dasarkan penilaian
pasien yaitu baik sebesar 36,4%, cukup
55,5%, kurang 8,2%.
3. Perilaku caring perawat
berdasar- kansubvariabel meningkatkan
penerimaan terhadap ekspresi perasaan
positif dan negatifdi ruang perawatan rawat
inap Rumah Sakit Umum Kabupaten
Klungkung didapatkan hasil berdasarkan
penilaian pasien yaitu baik sebesar 34,5%,
cukup 61,8%, kurang 3,6%.
4.Perilaku caring perawat berdasar-
kansubvariabel meningkatkan
proses pem- belajaran di ruang perawatan
rawat inap Ru- mah Sakit Umum
Kabupaten Klungkung didapatkan hasil
berdasarkan penilaian pasien yaitu baik
sebesar 23,65, cukup 69,1%, ku- rang
7,3%.
5. Perilaku caring perawat
berdasarkan subvariabel menyediakan
lingkungan fisik, mental, sosial dan
spiritual yang suportif, protektif dan
korektif di ruang perawatan rawat inap
Rumah Sakit Umum Kabupaten
Klungkung didapatkan hasil berdasarkan
26
JRKN Vol.01/No. Nurse
subvariabel membantu kebutuhan dasar perilaku car- ing perawat.
manusia di ruang perawatan rawat inap
Ru- mah Sakit Umum Kabupaten 3.Bagi Peneliti Selanjutnya
Klungkung didapatkan hasil berdasarkan a.Hasil penelitian ini dapat dijadikan
penilaian pasienyaitu baik sebesar 8,2%, dasar untuk melakukan penelitian
cukup 36,4%, ku- rang 55,5%.
7. Perilaku caring perawat
berdasarkan subvariabel menghargai
kekuatan eksistensi- al, fenomenologi
dan spiritual di ruang perawatan rawat
inap Rumah Sakit Umum Kabupaten
Klungkung didapatkan hasil ber-
dasarkan penilaian pasien yaitu baik
sebesar 35,5%, cukup 59%, kurang
5,5%.
8. Gambaran perilaku caring
perawat berdasarkan penilaian dari
pasien diruang perawatan rawat inap
Rumah Sakit Umum Kabupaten
Klungkungmenunjukkan yaitubaik
sebesar 43.6%, cukup 52,7%, kurang
3,6%.

Saran
1. Bagi Perawat Secara Umum
Perawat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien hendaknya
ber- perilaku caring dalam membantu
pasien me- menuhi kebutuhan bio-psiko-
sosial-spritualnya.
2. Bagi Rumah Sakit umum
Kabupaten Klungkung
Bidang perawatan selaku manager
keperawatanan yang ada di RSUD
Kabupaten Klungkung, perlu melakukan
beberapa kegiatan yang dapat
menciptakan iklim kerja yang
berlandaskan caring dengan cara:
a. Meningkatkan pemahaman
penge- tahuan perawat tentang
perilaku car- ing dengan cara
melakukan pelatihan tentang
etika dan pelatihan Model
Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP) yang didalamnya
diajarkan nilai – nilai caring
tentang bagaimana perawat
bersikap dan berkomunikasi
terapeutik antara perawat dan
pasien secara rutin, terprogram
dan terjad-wal.
b. Melakukan supervisi secara
berka- la terhadap
pelaksanaan
27
JRKN Vol.01/No. Nurse
dengan mengembangkan penelitian Mulyaningsih.(2011). Hubungan Berpikir
perilaku caring perawat dengan Kritis Dengan Perilaku Caring
metode penelitian lain misal Peneliti Perawat Di RSUD Dr. Moewardi Su-
selanjutnya dapat menggunakan rakarta. Tesis Program Pascasarjana
metode cross sectional yang mem- Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
bandingkan antara penilaian pasien Indonesia
dengan perawat mungkin akan mem- Pusat Data Dan Informasi Bali Post. (2013).
berikan gambaran lebih akurat ten- Survey Kepuasan Masyarakat Ter-
tang perilaku caring di ruang perawa- hadap Pelayanan Rumah Sakit.
tan rawat inap RSUD Kabupaten (online) Availa-
Klungkung atau metode korelasi ble:http:www.balipostnews.co.id/
dapat dipertimbangkan untuk melihat Potter, P. a., & Perry, A. G. (2010).Buku Ajar
hubungan perilaku caring dengan Fundamental Keperawatan. Jakarta:
variabel yang terkait. EGC
b. Peneliti selanjutnya melakukan Sutriyanti, Y. (2009) Pengaruh Pelatihan Per-
penelitiannya di dua tempat berbeda ilaku Caring Perawat Terhadap Kepua-
untuk mendapatkan hasil sebagai san Pasien dan Keluarga di Ruang
pembanding. Rawat Inap RSUD Curup Bengku-
lu.Tesis Program Sarjana. FIK UI
DAFTAR PUSTAKA Suryani.(2010). Hubungan Lingkungan Kerja
Dengan Perilaku Caring Perawat Di
Agustin, (2010).Hubungan Beban Kerja
Rumah Sakit PGI Jakarta. Tesis Pro-
dengan Pelaksanaan Perilaku Caring
gram Magister Ilmu Keperawatan FIK
Perawat Pelaksana Di IRNA Jantung
UI
RS Husada Jakarta.Sjripsi. Program
Sobirin, C. (2006) Hubungan Beban Kerja
Studi Ilmu Keperawatan FIK UI.
dan Motivasi dengan Penerapan Per-
Dedi, B (2007) Perilaku caring Perawat
ilaku Caring Perawat Pelaksana di
Pelaksana di RS Imanuel Bandung,
RSUD Unit Swadana Kabupaten
Tesis Program Pasca Sarjana, FIK UI.
Subang. Tesis, UI
Indonesia Corruption Watch.(2013)
Swarjana, I. K. (2014). Metodologi Penelitian
Keluhan Rumah Sakit. (online)
Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Off-
Diperoleh tang- gal 20
set.
September 2015, dari:http//
Wiwit, Dhika S,. (2011). Hubungan Kecer-
news.detik.com/read/warga-miskin-
dasan Emosional Dan Kecerdasan
pengguna-kartu-miskin-keluhkan-
Spritual Perawat Dengan Persepsi
layanan-rs.
Pasien Tentang Perilaku Caring
Juliani, E (2009) Hubungan Beban Kerja
Perawat Di Ruang Rawat Inap Bedah
dengan Pelaksanaan Perilaku Caring
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Univer-
Perawat Pelaksana Menurut Persuepsi
sitas Gadjah Mada. Skripsi Program
Klien di Irna Lantai Jantung RS Husa-
Studi Ilmu Keperawatan.
da Jakarta .Tesis , UI Jakarta
Yuliawati, Ade L., (2012). Gambaran
Koswara. (2002). Hubungan Antara Penge-
Perilaku Caring Perawat Terhadap
tahuan Caring Dengan Sikap Caring
Pasien Di Ruang Rawat Inap Umum
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
Rs. DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Inap RSUD Tasikmalaya, Tesis Pro-
Universitas Indonesia.Skripsi Pro-
gram Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
gram Studi Ilmu Keperawatan.
Keperawatan Universitas Indonesia.
Lupiyoadi, R dan Hamdani. (2008).
Pemasa- ran Produk Jasa Jakarta:
Karya Salemba Empat
Morrison, P. & Burnard, P. (2008).Caring &
Communicating: Hubungan Interper-
sonal Dalam Keperawatan, Jakarta:
EGC
27
JRKN Vol.01/No. Nurse
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai