Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA PERAN PERAWAT TERHADAP KESELAMATAN PASIEN

DI RUMAH SAKIT
Putri Simanullang/181101139

putri.s.manullang@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: perawat merawat orang sakit dan cedera di rumah sakit, tempat mereka bekerja
untuk memperbaiki kesehatan dan memperingan penderitaan.

Tujuan : untuk merawat dan menjaga keselamatan pasien selama berada di rumah sakit .

Metode : jenis kajian ini diambil dari beberapa sumber melalui buku maupun ebook yang isinya
menyatakan peran utama perawat dalam menjaga pasien yang sedang di rawat di rumah sakit.

Hasil : hasil yang di dapat dari beberapa sumber yakni bahwa peran perawat ialah salah satu
yang paling utama dalam menjaga keselamatan pasien selama di rumah sakit, karna selain
keluarga perawat ialah yang menjaga pasien kurang lebih 24 jam selama berada di rumah sakit.

Pembahasan : peran perawat dalam menjaga keselamatan pasien selama di rumah sakit sudah
terlaksana dan sudah dterapkan di rumah sakit.

Penutup : sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mampu mnerapkan setiap aturan kita agar
pasien merasa aman dan nyaman selama berada di rumah sakit.

Kata Kunci : Peran perawat, keselamatan pasien, rumah sakit.


PENDAHULUAN beresiko ke praktik berdasarkan bukti
yang lebih aman untuk penanganan
A. Latar Belakang klien. Contoh dan praktik berdasarkan
Keselamatan klien merupakan bukti ini adalah penggunaan
prioritas dalam pelayanan kesehatan. perlengkapan yang tepat untuk
Anda harus melindungi klien dari transfer kllien dan adanya tim
terjadinya cedera fisik dan emosional pengangkat klien.
dengan terus mencari dan Klien dapat terjatuh karena
menghilangkan objek yang menjadi beberapa factor, seperti teknik transfer
ancaman keselamatan. The Joint yang salah, usia tua, efek samping,
Commission (TJC) setiap tahunnya pengobatan, mobilitas yang
memperbarui dan menerbitkan terganggu, ataupun kebingungan.
National Patient Safety Goals yang Program dengan pendekatan
dapat dilihat pada halaman internetnt pencegahan multidimensi memiliki
(http://www.jointcommission.org/Pati penurunan angka kecelakaan jatuh
entSafety/) . yang paling tinggi.
Contoh ancaman terhadap Pada kamar bedah, pusat operasi,
keselamatan klien termasuk kesalahan atau pusat diagnostic invasif terdapat
pemberian obat, transfer klien yang pedoman khusus seperti “time out”.
tidak sesuai, klien terjatuh, dan Prosedur ini memastikan bahwa klien
adanya prosedur yang tidak sesuai adalah klien yang benar dan menjalani
peraturan. Anda dapat mengurangi prosedur yang benar serta dirancang
kemungkinan kesalahan pemberian untuk mendukung keselematan klien.
obat dengan mematuhi enam
administrasi pengobatan dan Perawat merawat orang sakit dan
menghindari singkatan pada daftar cedera di rumah sakit, tempat mereka
“jangan dipakai” (do not use ) yang bekerja untuk memperbaiki kesehatan
dapat dilihat pada situs internet di dan memperingan penderitaan.
atas. Banyak orang dipulangkan ke rumah
dari rumah sakit ketika mereka masih
Cedera pada pelayan kesehatan membutuhkan asuhan keperawatan,
dan kliennya dapat terjadi saat sehingga perawat sering memberikan
transfer klien. Pemberi pelayan perawatan di rumah yang hamper
beresiko mengalami cidera sama dengan perawatan yang mereka
muskuloskletal. Klien beresiko berikan pada pasien di rumah sakit, di
mengalami jatuh dan cidera klinik dan pusat kesehatan di
muskuloskletal. Saat ini telah terdapat komunitas yang mempunyai sedikit
peralihan dari teknik transfer yang dokter, perawat mendiagnosis dan
mengobati penyakit umum, yang telah dijabarkan oleh
meresepkan dan memberikan PPNI.
medikasi, bahkan melakukan ● Mengetahui hubungan
pembedahan minor. Perawat juga antara perawat dan pasien.
makin meningkat pekerjaannya untuk ● Mengetahui peran berpikir
menigkatkan kesehatan masyarakat kritis pada proses
dan mencegah penyakit di seluruh keperawatan.
komunitas. ● Mengetahui pengertian
dari berpikir kritis.
Dalam sejarahnya, sangatlah sulit
untuk mendefinisikan peran dan ● Mengetahui apa itu
fungsi perawat professional, dengan berpikir kritis dalam
banyaknya kebingungan dan proses keperawatan.
kurangnya kejelasan mengenai peran
perawat. Selanjutnya, keperawatan
yang baik seringkali digambarkan C . Metode
sebagai sesuatu yang tidak terlihat dan
hanya dapat terlihat dengan a. Jenis dan rancangan
ketiadaanya. Banyak tulisan mengenai
Dengan cara
ketidak terlihatan perawat dan
membandingkan suatu
perbedaan kritis yang telah
jurnal yang satu dengan
teridentfikasi dalam asuhan
yang lain dan dapat juga
keperawatan yang terlatih, sebagai
diambil dari buku.
suatu akibat dari penerapan
keterampilan yang mudah dimengerti b. Kemudian diambil dari
dari perawat ahli. jurnal yang di teliti oleh
Firawati, Aumas Pabuty,
B. Tujuan
dan Abdi Setia Putra, yang
1. Tujuan Umum berjudul
“PELAKSANAAN
Untuk mengetahui perbandingan PROGRAM
peran perawat dalam keselamatan KESELAMATAN
pasien dari penelitian para ahli PASIEN DI RSUD
yang dibuat dalam bentuk jurnal. SOLOK”
2. Tujuan Khusus Penelitian ini adalah
● Mengetahui standart kualitatif, penelitian telah
praktik keperawatan dilakukan selama dua
profesional di indonesia bulan (28 Mei sampai
dengan 13 Mei 2011) di “MENGANALISIS
RSUD Solok. Pemilihan KESELAMTAN PASIEN
informan berdasarkan yang DI RSU PKU
betul betul memahami MUHAMMADIYAH,
masalah secara mendalam BANTUL”
yang dapat dipercaya
sebagai sumber data. Penelitian merupakan
penelitian yang
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan
dengan wawancara mixed methods research
mendalam, daftar telaah yaitu metode kuantitatif
dokumen, catatan lapangan dan metode kualitatif
dan alat perekam. dengan pendekatan studi
kasus (case study) dengan
Data dikumpulkan melalui rancangan penelitian
observasi, dokumentasi deskriptif untuk
dan wawancara mendalam. menganalisis Budaya
Obeservasi dilakukan Keselamatan Pasien di
melalui pengamatan awal RSU PKU
dengan melihat langsung Muhammadiyah, Bantul.
ke rumah sakit serta telaah Penelitian ini dilakukan
dokumen. pada tanggal 10-20
Dari hasil penelitian februari 2013.
didapatkan informan yang Objek penelitian ini adalah
bersedia untuk RSU PKU
diwawancarai Sembilan Muhammadiyah, Bantul.
orang dari sepuluh orang Sedangkan populasi
yang direncanakan, terdiri penelitian ini adalah
dari kepala seksi perawat dan bidan
pelayanan , Ketua Komite pelaksanaan yang bekerja
Medik, SPI, Penanggung di instalasi rawat inap di
Jawab Keselamatan Pasien RSU PKU
dan Kepala Ruangan. Muhammadiyah Bantul.
Kemudian dari Jurnal yang Pada penelitian ini besar
diteliti oleh Aris sampel yang didapat
Suparman Wijaya, Arina dengan menggunakan
Dewi, Della Mawros teknik Total Sampling
Dwita, yang berjudul adalah sebanyak 61 orang
memenuhi kriteria inklusi
berupa responden adalah selanjutnya adalah
perawat/bidan pelaksana di pengolahan atau analisis
instalasi rawat inap rumah data yang telah diperoleh.
sakit yang bersedia Analisis yang digunakan
menjadi responden dan dalam penelitian ini
sudah bekerja selama ≥1 Analisis Deskriptif adalah
tahun di bidang. transformasi data mentah
Sedangkan populasi ke dalam bentuk yang akan
Penelitian buat Wawancara memberikan informasi
adalah Tim Keselamatan untuk menjelaskan
Pasien RSU PKU sekumpulan factor dalam
Muhammadiyah Bantul suatu situasi. Untuk
sebanyak 3 orang yang menilai penerapan
ditentukan atau dipilih keselamatan pasien di
dengan tehnik quota RSU PKU
Sampling. Muhammadiyah Bantul ini
digunakan analisi
Data dalam penelitian in deskriptif dengan melihat
diperoleh melalui jawaban kuesioner
pengumpulan data dengan responden dan dikuatkan
cara mengumpulkan data atau dibandingkan dengan
primer yang diperoleh hasil wawancara terhadap
melalui hasil jawaban tim keselamatan pasien
kuesioner responden RS. Perhitungan dilakukan
tentang budaya untuk mengkategorikan
keselamatan pasien serta kuesionernya dengan
hasil wawancara. menggunakan presentase.
Sedangkan data sekunder Interpretasi nilai
diperoleh melalui studi presentase dikatakan baik
dokumentasi berupa data apabila pada presentasenya
pelaporan insiden 76-100%, cukup 51-75%
keselamatan pasien dari dan kurang apabila <50%.
tim KPRS dan dokumen Sedangkan variable gap
tentang kebijakan terkait pelaporan insiden
program keselamatan keselamatan pasien rumah
pasien rumah sakit. sakit diolah melalui data
Dari hasil pengumpulan yang diperoleh dari
data data primer dan kuesioner pelaporan dari
sekunder di atas, langkah responden serta studi
dokumentasi dari tim pasien dan real di lapangan.
keselamatan pasien. Laporan insiden keselamatan di
lapangan lebih banyak dari pada
yang masuk ke tim keselamatan
pasien.

C. Pembahasan 3. Hambatan dalam penerapan


keselamatan pasien RSU PKU
Menurut metode pertama Muhammadiyah, bantul antara
lain :
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien a) Terdapat ketakutan
di RSUD Solok, hampir semua dipersalahkan (blaming
mengatakan sudah terlaksana tetapi culture) di unit pelaksaa
belumtertata dengan baik. keselamatan pasien rumah
sakit
Disarankan pihak rumah sakit perlu
mensosialisasikan program keselamatan b) Kepengurusan tim
pasien, adanya tim penggerak di ruangan, keselamatan pasien rumah
membuat keselamatan pasien, melakukan sakit masih merangkap
uji coba di salah satu ruangan serta pekerjaan lain sehingga
mengembangkan langkah-langkah kinerja tim tidak optimal
ruangan serta mengembangkan langah-
langkah yang belum terlaksana. c) Dukungan dari manjemen
masih kurang optimal
Menurut metode kedua dalam hal pembiayaan
kegiatan dan feedback
Berdasarkan hasil penelitian dan
pelaporan insiden.
pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik d) Pada hasil 12 dimensi
kesimpulan bahwa: budaya keselamatan
pasien hal yang menjadi
1. Budaya keselamatan pasien di
hambatan dalam
RSU PKU Muhammadiyah,
penerapan keselamatan
Bantul masuk dalam kategori
pasien datang dari dimensi
cukup dengan nilai mean dan
staf/pegawai diikuti
median sebesar 73,9.
dengan dimensi frekuensi
2. Di RSU PKU Muhammadiyah pelaporan dan dimensi
Bantul masih ditemukan Gap pemindahan dan
pelaporan insiden keselamatan pergantian yang masuk
pasien antara tim keselamatan dalam kategori cukup
dengan nilai mean dan Swanwick. ABC of patient Safety.
median yang rendah. Australia:BMJI Books

D. Kesimpulan WHO. Pedoman Perawatan Pasien


1998. Penerbit buku kedokteran
Dari jurnal diatas menyatakan EGC.
bahwa perawat belum sepenuhnya
memperhatikan keselamatan Potter A Patricia, Perry G Anne,
pasien dan masih kurang Fundamental of Nursing buku 1
menerapakan aturan bahwa edisi 7. Jakarta:Salemba Medika.
keselamatan pasien itu termasuk
hal yang paling utama dalam tugas Potter&Perry.(2005).
perawat di Rumah Sakit. Dan Fundamental of nursing. Jakarta:
juga, kedua jurnal sama sama EGC
membahas mengenai keselamatan Gillies.(2004). Manajemen
pasien di rumah sakit yang belum keperawatan suatu pendekatan
terlalu diperhatikan perawat. sistem. Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA Lundqvist,J. & Axelsson (2007).
Pinzon, Rizaldy.(2008). Peresepan Nurses’ Perceptions of quality
Elektronik untuk meningkatkan assurance. Journal of nursing
Keamanan Pengobatan di Rumah Management, 15,51,-58.
Sakit. CDK 161/vol.35 No. 2 Suardi, R. (2004). Sistem
Maret-April 2008. manajemen mutu ISO 9000:
Putri,2010. Penerapan Budaya 2000:penerapannya untuk
Patient Safety di RS PKU mencapai TQM. Jakarta:CV
Muhammadiyah, Bantul. UMY. Teruna Grafica

Arikunto,S. 2006. Prosedur Nursalam. (2002). Manajemen


Penelitian: Suatu qPendekatan keperawatan, aplikasi dalam
Praktek. Edisi Revisi VI. prakitk keperawatan professional.
Jakarta:Rineka Cipta. Jakarta:Salemba Medika.

Depkes. Panduan Nasional Nurachmah, E. (2000). Prinsip


Keselamatan Pasien Rumah Sakit. pencatatan asuhan keperawatan
Depkes. Jakarta 2006. journal keperawatan Indonesia
4(2)
Azwar, A. Pengantar Administrasi
Kesehatan edisi ketiga.2010. Simamora, R. H. (2018). Buku
Jakarta:Binarupa Aksara. Ajar Keselamatan Pasien Melalui
Timbang Terima Pasien Berbasis
Komunikasi Efektif: SBAR.

Anda mungkin juga menyukai