Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Riha Datu Aisy/181101023


Rihadatuaisy@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pemenuhan kebutuhan dari pemakai
jasa pelayanan (pasien) yang mengharapkan, Penyembuhan dan pemulihan yang berkualitas dan
penyediaan pelayanan kesehatan yang nyaman dan aman.
Tujuan: mengetahui pentingnya peran perawat dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien.
Metode: menggunakan metode Literature Riview yaitu untuk menganalisis buku atau jurnal yang
relevan dan berfokus pada metode pembelajaran mengenai pentingnya Peran Perawat dalam
Pelaksanaan Sasaran keselamatan pasien.
Hasil: mengetahui pentingnya peran perawat dalam pelaksanaan sasaran menuju keselamatan pasien
dengan baik dan benar.
Pembahasan: Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit
yang di akreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit. Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien
adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian
yang bermasalah pada pelayanan kesehatan.
Penutup: Keselamatan pasien dalam keperawatan merupakan bagian integral dari program
keselamatan pasien rumah sakit. Peran Perawat dalam Pelaksanaan Sasaran keselamatan pasien perlu
dioptimalkan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Kata Kunci: Peran Perawat, Sasaran keselamatan pasien, Rumah sakit

1. Latar Belakang

Peran perawat adalah untuk membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja aktivitas
yang menunjang pada kesehatan dan pemulihannya atau pada kematian yang tenang
(International Council of Nurses, 1973).

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pemenuhan kebutuhan dari pemakai jasa
pelayanan ( pasien) yang mengharapkan, Penyembuhan dan pemulihan yang berkualitas dan
penyediaan pelayanan kesehatan yang nyaman dan aman.

Keselamatan pasien merupakan istilah yang saat ini cukup populer dalam pelayanan
kesehatan. Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit atau pelayanan
kesehatan membuat asuhan pasien menjadi lebih aman, mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.

2. Tujuan

Untuk mengetahui pentingnya peran perawat dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien

3. Metode

Dengan menggunakan metode Literature Riview yaitu untuk menganalisis artikel, buku-
buku atau jurnal yang relevan dan berfokus pada metode pembelajaran mengenai pentingnya
Peran Perawat dalam Pelaksanaan Sasaran keselamatan pasien.

4. Hasil

Hasil ini meliputi gambaran pentingnya peran perawat dalam pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien. Dari hasil yang diharapkan, perawat harus mengetahui semua sasaran
yang mengatur tentang keselamatan pasien, guna untuk mengoptimalkan dalam rangka
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

5. Pembahasan

Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit
yang di akreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit. Maksud dari Sasaran Keselamatan
Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah pada pelayanan kesehatan. Diakui bahwa desain sistem yang
baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu
tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang
menyeluruh. Enam sasaran keselamatan pasien yaitu:

1) Ketepatan Identifikasi Pasien


Kesalahan karena keliru pasien yang terjadi di hampir semua tahapan diagnosis dan
pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien dalam keadaan
terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar, adanya
kelainan sensor atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan
dua kali pengecekan: pertama untuk identifikasi pasien sebagai individu yang
menerima pelayanan atau pengobatan. Dan kedua untuk kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
2) Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh pasien,
akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah
terjadi kesalahan, kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau
telpon. Komunikasi yang mudah terjadi pada kesalahan lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui
telpon ke unit pelayanan.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan. Pasien, manajemen harus
berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu
Diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel
event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan seperti
obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
4) Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi adalah sesuatu yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat
dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah,
kurang atau tidak melibatkan pasien didalam penandaan lokasi ( site marking), dan
tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
5) Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan, merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya di jumpai dalam
semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada
aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan
dengan ventilasi mekanis).
6) Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap.
Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan
fasilitasnya, Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gay jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut
harus disiapkan di rumah sakit.

6. Penutup
Kesimpulan

Pelayanan Keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keselamatan pasien dalam keperawatan merupakan bagian integral dari program keselamatan
pasien rumah sakit.

Peran Perawat dalam Pelaksanaan Sasaran keselamatan pasien perlu dioptimalkan dalam
rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety dan Karakteristik Kesalahan Pelayanan: Implikasi
Kebijakan di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 6, No. 2.

Firawati. (2012). Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di RSUD Solok, Jurnal


Keselamatan Pasien. 6 (2), 74-77.

Ginting, D. (2019). Kebijakan Penunjang Medis Rumah Sakit ( SNARS). Yogyakarta:


Deepublish.

Herawati, Y. T. (2015). Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X
Kabupaten Jember. Jurnal Ikatan Kesehatan Masyarakat. 11(1), 54-58.

Isamainar, H. (2019). Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta: Deepublish.

Kamil, H. (2017). Patient Safety. Idea Nursing Journal Vol 1No 1.

Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI No. 1691/Menkes/VIII/2011 tentang Keselamatan


Pasien Rimah Sakit.
Panesar. S. S., Stevens. A. C., dkk. (2017). At a Glance Keselamat Pasien dan Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktek (edisi 4). Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika.
Rivai, F., Sidin, A. I. & Kartika, I. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi
Keselamatan Pasien di RSUD Ajjappannge Soppeng Tahun 2015. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4.

Sakinah, S., dkk. (2017). Analisis Sasara Keselamatan Pasien Dilihat dari Aspek Pelaksanan
Identifikasi Pasien dan Keamanan Obat di RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 5, Nomor 4.

Siamamora, R. H. (2019). Buku Ajar : Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Ponorogo Jawa


Timur : Uwais Inspirasi Indonesia.

Siamamora, R. H. (2018). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan


Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan
Silampari vol. 3, No. 1. Hal. 342-351.

Siamamora, R. H. (2018). Documentation of Parient Identification Into The Electronic


System to Improve The Quality of Nursing Services. International Journal of
Scientific & Technology Research. Vol. 8. No. 09. Hal. 1884-1886.

Triwibowo, C., Yuliawati, S., & Husna, N. A. (2016). Hardover sebagai Upaya Peningkatan
Keselamatan Pasien (Patient safety) di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Soedirman.
Vol 11 (2), Hal 77-79

Whardani, V. (2017). Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai