Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA MENGETAHUI PENERAPAN K3 OLEH PERAWAT DI

RUMAH SAKIT

Riha Datu Aisy/181101023


Rihadatuaisy@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu isu penting di dunia kerja
saat ini. Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Hal ini
diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Tujuan: mengetahui pentingnya penerapan K3 Oleh Perawat di rumah sakit.
Metode: Dengan menggunakan metode literature Riview, yaitu dengan menganalisis buku atau jurnal
dengan berfokus pada metode pembelajaran mengenai penerapan K3 Oleh Perawat di rumah sakit.
Hasil: Hasil ini meliputi gambaran penerapan K3 Oleh Perawat di rumah sakit. Dari hasil yang di
harapkan, perawat harus mengetahui pentingnya penerapan K3 Oleh Perawat, yang berguna untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada klien dan untuk keamanan klien.
Pembahasan: Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23 menyatan
bahwa upaya kesehatan dan keselamatan. Kerja ( K3) harus diselenggarakan disemua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Penutup: bahwa sangat penting dilakukan penerapan k3 oleh perawat di rumh sakit yang berguna
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada klien dan untuk keamanan klien.
Kata Kunci: Perawat, Penerapan K3, Rumah Sakit

1. Latar Belakang

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu isu penting di dunia kerja saat ini.
Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Hal ini
diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu rumah sakit dituntut untuk
dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya manusia yang ada
di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja (Ivana,
Widjasena & Jayanti, 2014).

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kecelakaan kerja di rumah sakit,
salah satunya dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 dan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
rumah sakit (Kepmenkes RI, 2010, p.8).

2. Tujuan

Untuk mengetahui pentingnya penerapan K3 Oleh Perawat di rumah sakit.

3. Metode

Dengan menggunakan metode Literature Riview yaitu untuk menganalisis artikel, buku-buku
atau jurnal yang relevan dan berfokus pada metode pembelajaran mengenai penerapan K3
Oleh Perawat di rumah sakit.

4. Hasil

Hasil ini meliputi gambaran penerapan K3 Oleh Perawat di rumah sakit. Dari hasil yang di
harapkan, perawat harus mengetahui pentingnya penerapan K3 Oleh Perawat, yang berguna
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada klien dan untuk keamanan klien.

5. Pembahasan

Keselamatan pasien dapat didefinisikan sebagai upaya menurunkan cidera yang tidak perlu,
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan hingga ke tingkat minimum yang dapat
diterima. Tingkat minimum yang dapat diterima merujuk pada pengetahuan yang dimiliki
saat ini, sumber daya yang tersedia, dan konteks dimana pelayan di berikan, dengan
membandingkannya terhadap risiko jika tidak dilakukan tindakan atau jika di lakukan
tindakan lain. Secara sederhana, hal ini merupakan upaya pencegahan kesalahan dan
kejadiaan yang tidak diharapkan pasien yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23 menyatan bahwa
upaya kesehatan dan keselamatan. Kerja ( K3) harus diselenggarakan disemua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal diatas
maka jelaslah bahwa rumah sakit (RS) termasuk kedalam kriteria tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap
para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di Rumah sakit.

6. Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
dilakukan penerapan k3 oleh perawat di rumh sakit yang berguna untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan pada klien dan untuk keamanan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety dan Karakteristik Kesalahan Pelayanan: Implikasi
Kebijakan di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 6, No. 2.

Firawati. (2012). Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di RSUD Solok, Jurnal


Keselamatan Pasien. 6 (2), 74-77.

Ginting, D. (2019). Kebijakan Penunjang Medis Rumah Sakit ( SNARS). Yogyakarta:


Deepublish.

Herawati, Y. T. (2015). Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X
Kabupaten Jember. Jurnal Ikatan Kesehatan Masyarakat. 11(1), 54-58.

Isamainar, H. (2019). Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta: Deepublish.

Kamil, H. (2017). Patient Safety. Idea Nursing Journal Vol 1No 1.

Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI No. 1691/Menkes/VIII/2011 tentang Keselamatan


Pasien Rimah Sakit.
Panesar. S. S., Stevens. A. C., dkk. (2017). At a Glance Keselamat Pasien dan Peningkatan
Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktek (edisi 4). Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika.
Rivai, F., Sidin, A. I. & Kartika, I. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi
Keselamatan Pasien di RSUD Ajjappannge Soppeng Tahun 2015. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4.

Sakinah, S., dkk. (2017). Analisis Sasara Keselamatan Pasien Dilihat dari Aspek Pelaksanan
Identifikasi Pasien dan Keamanan Obat di RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 5, Nomor 4.

Siamamora, R. H. (2019). Buku Ajar : Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Ponorogo Jawa


Timur : Uwais Inspirasi Indonesia.

Siamamora, R. H. (2018). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan


Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan
Silampari vol. 3, No. 1. Hal. 342-351.

Siamamora, R. H. (2018). Documentation of Parient Identification Into The Electronic


System to Improve The Quality of Nursing Services. International Journal of
Scientific & Technology Research. Vol. 8. No. 09. Hal. 1884-1886.

Triwibowo, C., Yuliawati, S., & Husna, N. A. (2016). Hardover sebagai Upaya Peningkatan
Keselamatan Pasien (Patient safety) di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Soedirman.
Vol 11 (2), Hal 77-79

Whardani, V. (2017). Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai