Anda di halaman 1dari 7

MENERAPKAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH

SAKIT
Charolina Panjaitan/181101108

panjaitancharolina@gmail.com

Abstrak

Latar belakang : Jika rumah sakit ingin menurunkan kejadian insiden keselamatan pasien
maka rumah sakit harus menerapkan budaya keselamatan pasien.
Tujuan : Untuk mengetahui dan memahami cara menerapkan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit.

Metode : Metode yang digunakan ialah teknik pengumpulan data atau informasi dengan
melakukan analisis, eksplorasi, kajian bebas (literatur review) yang relevan yang berfokus pada
bagimana menerapkan budaya keselamatan pasien di rumah sakit.

Hasil : Berdasarkan hasil pencarian analisis, eksplorasi dari berbagai sumber didapatkan bahwa
untuk meningkatkan mutu pelayanan keselamatan pasien di tingkat unit maka harus
dilakukan upaya perubahan budaya keselamatan pasien di seluruh unit Rumah Sakit.
Pembahasan : Budaya keselamatan merupakan faktor penting untuk memahami upaya
untuk memajukan perawatan pasien yang aman.

Penutup : Budaya keselamatan pasien merupakan faktor penting dalam upaya untuk
mengurangi resiko yang merugikan di rumah sakit dan meningkatkan keselamatan
pasien.

Kata kunci : Budaya Keselamatan Pasien, Perawat, Keselamatan Pasien


LATAR BELAKANG

Keselamatan pasien adalah prinsip Kejadian Potensial Cedera (KPC). Salah


dasar dalam pelayanan kesehatan. satu tujuan keselamatan pasien yaitu
Menurut Depkes RI (2008) menurunnya KTD yang merupakan
Keselamatan pasien (patient safety) bagian dari insiden keselamatan pasien.
rumah sakit adalah suatu sistem dimana Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
rumah sakit membuat asuhan pasien disusunlah Sasaran Keselamatan pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi: yang bertujuan mendorong perbaikan
assessmen risiko, identifikasi dan spesifik dalam keselamatan pasien.
pengelolaan hal yang berhubungan Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
dengan risiko pasien, pelaporan dan bermasalah dalam pelayanan kesehatan
analisis insiden, kemampuan belajar dan menjelaskan bukti serta solusi dari
dari insiden dan tindaklanjutnya serta konsensus berbasis bukti dan keahlian
implementasi solusi untuk atas permasalahan yang ada.
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem Penyusunan sasaran ini mengacu
tersebut diharapkan dapat mencegah kepada Nine Life-Saving Patient Safety
terjadinya cedera yang disebabkan oleh Solutions dari WHO Patient Safety
kesalahan akibat melaksanakan suatu (2007) yang digunakan juga oleh
tindakan atau tidak melakukan tindakan Komite Keselamatan Pasien Rumah
yang seharusnya dilakukan. Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari
Dalam Permenkes RI No. 1691/ Joint Commission International (JCI).
MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Oleh karena itu, jika rumah sakit
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, ingin menurunkan kejadian insiden
dikatakan Insiden keselamatan pasien keselamatan pasien maka rumah sakit
yang selanjutnya disebut insiden adalah harus menerapkan budaya keselamatan
setiap kejadian yang tidak disengaja dan pasien. Sampai saat ini, banyak negara
kondisi yang mengakibatkan atau telah memulai penelitian budaya
berpotensi mengakibatkan cedera yang keselamatan pasien, baik Negara maju
dapat dicegah pada pasien, terdiri dari maupun Negara berkembang seperti
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Indonesia. Penelitian tentang budaya
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), keselamatan pasien telah berkembang
Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan dalam beberapa tahun terakhir.
TUJUAN Review. Najihah (2017). Metode yang

Berdasarkan latar belakang di atas digunakan ialah literature review.

adapun tujuan dibuatnya ialah untuk Hasilnya adalah budaya keselamatan

mengetahui dan memahami cara pasien sangat terkait dengan kejadian

menerapkan budaya keselamatan pasien insiden keselamatan pasien. Dengan

di rumah sakit. meningkatnya budaya keselamatan


pasien maka angka kejadian insiden

METODE keselamatan pasien dapat diminimalkan.


Salah satu upaya yang dapat dilakukan
Metode yang digunakan ialah teknik untuk meningkatkan penerapan budaya
pengumpulan data atau informasi keselamatan pasien untuk
dengan melakukan analisis, eksplorasi, meminimalkan insiden keselamatan
kajian bebas (literatur review) yang pasien adalah dengan melakukan
relevan yang berfokus pada bagimana pelaporan insiden keselamatan pasien,
menerapkan budaya keselamatan pasien baik KNC, KPC, KTC apalagi KTD.
di rumah sakit dengan menggunakan 14 Jurnal kedua Budaya Keselamatan
sumber referensi dari buku teks, buku Pasien Di Instalasi Rawat Inap RSUP
referensi, jurnal, e-book yang DR. Wahidin Sudirohusodo Kota
diterbitkan 10 tahun terakhir. Makassar, Agustina Pujilestari, Alimin
Maidin dan Rini Anggraeni (2014).
HASIL
Metode penelitian ini adalah. penelitian
Berdasarkan hasil pencarian analisis, deskriptif kuantitatif. Hasil dari
eksplorasi dari berbagai sumber penelitian adalah perawat yang
didapatkan bahwa untuk meningkatkan memiliki budaya keselamatan pasien
mutu pelayanan keselamatan pasien di yang tinggi cenderung akan
tingkat unit maka harus dilakukan memberikan pelaksanaan pelayanan
upaya perubahan budaya keselamatan yang lebih jika dibandingkan dengan
pasien di seluruh unit Rumah Sakit. perawat yang memiliki budaya
Adapun beberapa jurnal terkait yaitu keselamatan pasien yang rendah. Hal ini
Jurnal pertama Budaya Keselamatan berarti pihak rumah sakit harus
Pasien Dan Insiden Keselamatan meningkatkan aspek-aspek penyusun
Pasien Di Rumah Sakit : Literatur budaya keselamatan pasien dengan
harapan akan menghasilkan
pelaksanaan pelayanan yang lebih baik PEMBAHASAN
lagi. Keselamatan (safety) telah menjadi
Jurnal ketiga Gambaran Budaya isu global termasuk juga untuk rumah
Keselamatan Pasien Di RS Roemani sakit. Oleh karena itu, keselamatan
Muhammadiyah Semarang. Tio Dora pasien merupakan prioritas utama untuk
Ultaria, Septo Pawelas Arso dan Ayun dilaksanakan dan hal tersebut terkait
Sriatmi (2017). Metode penelitian dengan terjadinya Insiden Keselamatan
adalah penelitian metode kuantitatif Pasien (IKP) di rumah sakit. Menurut
dengan jenis survey deskriptif dan Depkes RI (2008) dalam Panduan
desain penelitian yang digunakan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
crosssectional. Hasil penelitian adalah Sakit, langkah pertama program
budaya keselamatan pasien sebagai keselamatan pasien di rumah sakit
prioritas utama, dan melakukan adalah membangun budaya keselamatan
management by walking around untuk pasien atau menumbuhkan kesadaran
mengontrol dan mesosialisasikan pada seluruh karyawan akan pentingnya
keselamatan pasien. nilai keselamatan di rumah sakit. Jadi,
Jurnal keempat Pengaruh Budaya Untuk meningkatkan mutu pelayanan
Keselamatan Pasien terhadap Sikap keselamatan pasien di tingkat unit maka
Melaporkan Insiden pada Perawat di harus dilakukan upaya perubahan
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II budaya keselamatan pasien di seluruh
dr. Soepraoen. Dewi Anggraeni, Ahsan unit Rumah Sakit.
dan Misbahuddin Azzuhri (2016). Budaya Keselamatan Pasien
Metode penelitian adalah penelitian non Permintaan publik untuk perawatan
eksperimental. Hasil penelitian adalah yang lebih aman telah melambungkan
sebagian besar sampai hampir seluruh usaha industri kesehatan untuk
responden memiliki gambaran budaya memahami hubungan antara
keselamatan pasien positif pada seluruh keselamatan pasien dan kinerja rumah
variabel. Secara simultan seluruh sakit. Penelitian Brown & Wolosin
variabel keselamatan pasien (2013) mencoba mengeksplorasi
berpengaruh signifikan terhadap sikap hubungan antara persepsi staf terhadap
melaporkan insiden. budaya keselamatan dan langkah-
langkah yang sedang berlangsung di peningkatan produktivitas. Hal ini dapat
rumah sakit berdasarkan struktur unit dijadikan investasi dalam sistem
keperawatan, proses perawatan, dan keselamatan pasien untuk memberikan
resiko yang merugikan pasien. perawatan andal dan aman (Brown &
Hubungan antara tindakan keperawatan, Wolosin, 2013)
kinerja rumah sakit dan budaya Untuk meningkatkan budaya
keselamatan dieksplorasi di 9 rumah keselamatan pasien, kesadaran perawat
sakit California dan 37 unit tentang pentingnya keselamatan pasien
keperawatan. Persepsi budaya juga perlu ditingkatkan. Budaya
keselamatan diukur 6 bulan sebelum keselamatan pasien merupakan faktor
pengumpulan metrik keperawatan dan penting dalam upaya untuk mengurangi
hubungan antara kedua data yang resiko yang merugikan di rumah sakit
dieksplorasi menggunakan hubungan dan meningkatkan keselamatan pasien.
korelasional dan analisis regresi.
Hubungan signifikan yang ditemukan PENUTUP
adalah langkah-langkah proses untuk Budaya keselamatan pasien
pencegahan jatuh. Beberapa asosiasi merupakan faktor penting dalam upaya
diidentifikasi dari budaya keselamatan untuk mengurangi resiko yang
dan struktur pemberian perawatan, merugikan di rumah sakit dan
seperti campuran keterampilan, meningkatkan keselamatan pasien.
pergantian staf, dan intensitas beban
kerja menunjukkan hubungan yang
REFERENSI
signifikan dengan budaya keselamatan.
Anggraeni, D., Ahsan., & Azzuhri, M.
Budaya keselamatan merupakan faktor
(2016). Pengaruh budaya
penting untuk memahami upaya untuk
keselamatan pasien terhadap
memajukan perawatan pasien yang
sikap melaporkan insiden pada
aman. Hasil ini memberikan implikasi
perawat di instalasi rawat inap
kualitas pelayanan untuk kepemimpinan
rumah sakit Tk. II dr.
rumah sakit. Ketika para pemimpin
Soepraoen. Jurnal Aplikasi
memprioritaskan budaya keselamatan,
Manajemen, 14(2), 309-321.
resiko terhadap pasien mungkin telah
diperbaiki dengan pergantian staf dan
Bawelle, S.C. (2013). Hubungan (KPRS) di rumah sakit panti
pengetahuan dan sikap perawat waluya sawahan malang. Jurnal
dengan pelaksanaan keselamatan CARE, 3(1), 25-32.
pasien (patient safety) di ruang Hesty, T. W. (2015). Pedoman
rawat inap RSUD liun kendage pelaporan insiden keselamatan
tahune. E-journal Keperawatan. pasien (IKP) (patient safety
1(1), 1-7. incident report). Jakarta :
Elfrida, S. (2011). Budaya patient safety Komite Keselamatan Pasien
dan karakteristik kesalahan Rumah Sakit (KKPRS).
pelayanan: Implikasi kebijakan Mudayana, A. A. (2014). Peran aspek
di salah satu rumah sakit di kota etika tenaga medis dalam
jambi. Jurnal Kesehatan penerapan budaya keselamatan
Masyarakat Nasional, 6(2), 67- pasien di rumah sakit. Suplemen
76. Majalah Kedokteran
Firawati., Pabuty, A., & Putra, A. S. Andalas,37(1), 69-74.
(2012). Pelaksanaan program
Najihah. (2018). Budaya keselamatan
keselamatan pasien di RSUD
pasien dan insiden keselamatan
solok. Jurnal Kesehatan
pasien dirumah sakit : literature
Masyarakat, 6(2), 73-79.
review. Journal Of Islamic
Fitriana, Y., & Pratiwi, K. (2018). Nursing, 3(1), 1-8.
Pelaksanaan patient safety di
rumah sakit umum daerah dan Pujilestari, A., Maidin, A., &

rumah sakit umum swasta bantul Anggraeni, R. (2014). Budaya

berdasarkan ketentuan undang- keselamatan pasien di instalasi

undang nomor 44 tahiun 2009 rawat inap RSUP DR. Wahidin

tentang rumah sakit. Jurnal Sudirohusodo Kota Makassar.

Kebidanan, 7(1), 28-39. Jurnal MKMI, 57-64.

Harus, B. D., & Sutriningsih, A. (2015). Ultaria, T. D., Arso,S. P., & Sriatmi, A.
Pengetahuan perawat tentang (2017). Gambaran budaya
keselamatan pasien dengan keselamatan pasien di RS
pelaksanaan prosedur Roemani Muhammadiyah
keselamatan pasien rumah sakit
Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(1),118-125.

Simamora, R. H. (2019). Buku ajar


pelaksanaan identifikasi pasien.
Uwais Inspirasi Indonesia.

Simamora, R. H., & Fathi, A.(2019).


The influence of training
handover based SBAR
communication for improving
patients safety. Indian Journal
of Public Health Research &
Development, 1280-1285.

Simamora, R. H. (2019).
Documentation of patient
identification into the electronic
system to improve the quality of
nursing services. International
Journal Of Scientific &
Technology Research, 8(9),
1884-1886.

Anda mungkin juga menyukai