Anda di halaman 1dari 9

Isu Terkini Terkait Keselamatan Pasien

Dan Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan

Tria Juliana Perangin-Angin // triajuliana912@gmail.com

Abstrak

Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga yang disebabkan oleh tindakan tidak aman dan kondisi
tidak aman (Heinrich, 1930). Sebagian besar (85%) kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia
dengan tindakan yang tidak aman. Hasil laporan National Safety Council tahun 1988
menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan kerja di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja
industri lainnya. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores, luka bakar dan penyakit infeksi lainnya. Kejadian penyakit infeksi di rumah sakit
dianggap sebagai suatu masalah serius karena mengancam kesehatan dan kesejahteraan pasien
dan petugas kesehatan secara global.

Latar belakang terjadinya cedera yang disebabkan oleh


kesalahan akibat melaksanakan suatu
Keselamatan pasien adalah prinsip dasar
tindakan atau tidak melakukan tindakan
dalam pelayanan kesehatan. Menurut
yang seharusnya dilakukan.
Depkes RI (2008) Keselamatan pasien
(patient safety) rumah sakit adalah suatu Keselamatan (safety) telah menjadi isu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan global termasuk juga untuk rumah sakit.
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: Oleh karena itu, keselamatan pasien
assessmen risiko, identifikasi dan merupakan prioritas utama untuk
pengelolaan hal yang berhubungan dengan dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
kemampuan belajar dari insiden dan di rumah sakit. Menurut Depkes RI (2008)
tindaklanjutnya serta implementasi solusi dalam Panduan Nasional Keselamatan
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Pasien Rumah Sakit, langkah pertama
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah program keselamatan pasien di rumah sakit
adalah membangun budaya keselamatan dan kejadian merugikan pasien yang
pasien atau menumbuhkan kesadaran pada dilaporkan perawat dalam fasilitas rawat
seluruh karyawan akan pentingnya nilai jalan hemodialisis. Metode penelitian ini
keselamatan di rumah sakit. Jadi, Untuk adalah korelasional, menggunakan desain
meningkatkan mutu pelayanan keselamatan survei cross-sectional.
pasien di tingkat unit maka harus dilakukan
Insiden keselamatan pasien paling sering
upaya perubahan budaya keselamatan pasien
muncul dari kegagalan untuk mengenali
di seluruh unit Rumah Sakit.
kerusakan pasien dan meningkat tepat atau
Budaya keselamatan pasien merupakan tidak benar identifikasi pasien. Keluhan
faktor penting dalam upaya untuk yang diterima terima rumah sakit dari pasien
mengurangi resiko yang merugikan di dan keluarga mereka memiliki potensi untuk
rumah sakit dan meningkatkan keselamatan memberikan suatu bentuk sistem peringatan
pasien. Penelitian yang dilakukan Wang dkk dini dan jika ditindaklanjuti dapat mencegah
(2014) ini bertujuan untuk mendeskripsikan insiden keselamatan pasien yang lebih
persepsi perawat tentang budaya serius. Jadi tindak lanjut diperlukan untuk
keselamatan pasien dan frekuensi resiko mengidentifikasi keluhan yang mungkin
yang merugikan, dan menguji hubungan memprediksi insiden di masa yang akan
antara keduanya. Penelitian ini merupakan datang.
studi deskriptif korelasi, dimana penelti
Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga
memilih 28 unit departemen rawat inap di 3
yang disebabkan oleh tindakan tidak aman
rumah sakit umum dari 5 kabupaten di
dan kondisi tidak aman (Heinrich, 1930).
Guangzhou, Cina, dan mensurvei 463
Sebagian besar (85%) kecelakaan
perawat.
disebabkan oleh faktor manusia dengan
Budaya keselamatan pasien merupakan tindakan yang tidak aman. Tindakan tidak
indikator kualitas penting dalam pelayanan aman (unsafe action) adalah tindakan yang
kesehatan dan telah dikaitkan dengan hasil dapat membahayakan pekerja itu sendiri
pasien yang diperoleh pasien di rumah sakit. maupun orang lain yang dapat menyebabkan
Penelitian yang dilakukan oleh Hawkins & terjadinya kecelakaan yang dapat
Flynn (2015) yang bertujuan untuk menguji disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak
hubungan antara budaya keselamatan pasien memakai APD, tidak mengikuti prosedur
kerja, tidak mengikuti peraturan Untuk meningkatkan mutu pelayanan
keselamatan kerja dan bekerja tidak hati- keselamatan pasien di tingkat unit maka
hati. harus dilakukan upaya perubahan budaya
keselamatan pasien di seluruh unit Rumah
Metode
Sakit.
Metode ini menggunakan metode
a. Budaya Keselamatan Pasien
kuantitatif. Berdasarkan dari penjelasan
yang didapat dari sumber dan referensi Permintaan publik untuk perawatan yang
terkait isu keselamatan kerja dalam asuhan lebih aman telah melambungkan usaha
keperawatan. Pengumpulan data dimulai industri kesehatan untuk memahami
dari dokumen, observasi dan wawancara. hubungan antara keselamatan pasien dan
kinerja rumah sakit. Penelitian Brown &
Keselamatan (safety) telah menjadi isu
Wolosin (2013) mencoba mengeksplorasi
global termasuk juga untuk rumah sakit.
hubungan antara persepsi staf terhadap
Oleh karena itu, keselamatan pasien
budaya keselamatan dan langkah-langkah
merupakan prioritas utama untuk
yang sedang berlangsung di rumah sakit
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
berdasarkan struktur unit keperawatan,
terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
proses perawatan, dan resiko yang
di rumah sakit.
merugikan pasien.
Kejadian pasien jatuh merupakan masalah
Untuk meningkatkan budaya keselamatan
serius di rumah sakit terutama pasien rawat
pasien, kesadaran perawat tentang
inap karena kejadian pasien jatuh
pentingnya keselamatan pasien juga perlu
merupakan salah satu indikator keselamatan
ditingkatkan. Penelitian yang dilakukan oleh
pasien khususnya anak dan indikator mutu
Kim dkk (2013) yang bertujuan untuk
rumah sakit. Penelitian bertujuan
mengidentifikasi faktorfaktor yang
mengeksplorasi faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi persepsi pentingnya dan
risiko terjadi jatuh pada pasien anak. Jenis
praktek manajemen keselamatan pasien
penelitian kualitatif dengan metode
antara karyawan rumah sakit.
pendekatan fenomenologi.
Budaya keselamatan pasien merupakan
Hasil
faktor penting dalam upaya untuk
mengurangi resiko yang merugikan di kerusakan pasien dan meningkat tepat atau
rumah sakit dan meningkatkan keselamatan tidak benar identifikasi pasien. Keluhan
pasien. Budaya keselamatan pasien yang diterima terima rumah sakit dari pasien
merupakan indikator kualitas penting dalam dan keluarga mereka memiliki potensi untuk
pelayanan kesehatan dan telah dikaitkan memberikan suatu bentuk sistem peringatan
dengan hasil pasien yang diperoleh pasien di dini dan jika ditindaklanjuti dapat mencegah
rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh insiden keselamatan pasien yang lebih
Hawkins & Flynn (2015) yang bertujuan serius. Jadi tindak lanjut diperlukan untuk
untuk menguji hubungan antara budaya mengidentifikasi keluhan yang mungkin
keselamatan pasien dan kejadian merugikan memprediksi insiden di masa yang akan
pasien yang dilaporkan perawat dalam datang.
fasilitas rawat jalan hemodialisis.
Tingkat budaya keselamatan pasien adalah
b. Insiden Keselamatan Pasien positif dan signifikan berkorelasi dengan
tingkat pelaporan kesalahan. Budaya
Keluhan dan Insiden keselamatan pasien
keselamatan Pasien, tempat lahir, kejadian
dikategorikan menurut lokasi. Data
error, dan tidak memiliki gelar keperawatan
dianalisis untuk mencari korelasi antara
akademis merupakan prediktor signifikan
jumlah keluhan dan Insiden keselamatan
dari pelaporan kesalahan. Penelitian ini
pasien di daerah tertentu. Sebuah analisis
menegaskan pengaruh iklim keselamatan
kualitatif dilakukan untuk menentukan
untuk kesiapan melaporkan kesalahan.
apakah keluhan yang berisi informasi jika
Eksekutif kesehatan dan manajer dapat
ditindaklanjuti sebelumnya, bisa mencegah
membuat dampak besar pada pengembangan
Insiden keselamatan pasien berikutnya. Dari
budaya keselamatan dengan menciptakan
data total 52 pengaduan dan 16 Insiden
dan mempromosikan visi dan strategi untuk
keselamatan pasien yang dimasukkan, tidak
kualitas dan keselamatan dengan membina
ada korelasi antara lokasi Insiden
motivasi karyawan mereka untuk
keselamatan pasien dan keluhan. Keluhan
melaksanakan program peningkatan di
umum difokuskan pada sikap staf, masalah
tingkat departemen dan individu.
diagnostik dan pengobatan yang tertunda.
Insiden keselamatan pasien paling sering Pembahasan
muncul dari kegagalan untuk mengenali
Keselamatan pasien adalah suatu sistem Pemimpin mempunyai pengaruh dalam
yang membuat asuhan keperawatan terhadap meningkatkan keselamatan dan
pasien menjadi lebih aman. Perawat menyelesaikan permasalahan keselamatan
merupakan salah satu sumber daya manusia pasien yang ada dalam organisasi. Pemimpin
yang sangat dibutuhkan untuk mencapai menginterpretasikan, mengansumsikan dan
kinerja yang optimal. Berdasarkan hal memberikan penilaian terhadap persoalan
tersebut, penerapan pasien safety oleh dan akan memberikan solusi baik
perawat sangat penting dalam upaya menyangkut pengetahuan, sikap maupun
mengurangi insiden kecelakaan kerja pada tindakan yang harus dijalankan. Penerapan
pasien. keselamatan pasien dilaksanakan dengan
baik maka pelayanan yang mengutamakan
Dari berbagai artikel penelitian yang dalam
keselamatan dan kualitas yang optimal akan
pembahasan maka dapat disimpukan bahwa
memberikan dampak yang luas. Terutama
budaya keselamatan pasien sangat terkait
bagi masyarakat akan mendapatkan
dengan kejadian insiden keselamatan pasien.
pelayanan yang lebih berkualitas, aman dan
Dengan meningkatnya budaya keselamatan
memenuhi harapan mereka.
pasien maka angka kejadian insiden
keselamatan pasien dapat diminimalkan. Standar keselamatan pasien dilakukan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui pelaporan insiden. Pelaporan insiden
untuk meningkatkan penerapan budaya seperti yang diatur dalam undang-undang ini
keselamatan pasien untuk meminimalkan ditujukan kepada komite yang membidangi
insiden keselamatan pasien adalah dengan keselamatan pasien yang selanjutnya diatur
melakukan pelaporan insiden keselamatan dalam peraturan menteri kesehatan No. 1691
pasien, baik KNC, KPC, KTC apalagi KTD. tahun 2011. Dalam pasal 6 permenkes
No.1691 tahun 2011 ini dikatakan bahwa
Namun, masih banyak praktisi keperawatan
rumah sakit wajib membentuk
yang mengabaiakan pelaporan insiden
timkeselamatan pasien rumah sakit (KPRS)
karena menganggap insiden tersebut masih
yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit
bisa ditangani dengan sendirinya atau
sebagai pelaksana kegiatan keselamatan
mereka tidak melaporkan jika tidak terjadi
pasien, selanjutnya tim KPRS ini
cedera pada pasien dan hanya melaporkan
mengembangkan program keselamatan
jika sudah terjadi cedera.
pasien sesuai dengan kekhususan rumah
sakit tersebut, dan menyusun kebijakan dan Standar keselamatan pasien dilakukan
prosedur terkait keselamatan pasien. melalui pelaporan insiden. Pelaporan insiden
seperti yang diatur dalam undang-undang ini
Pemimpin mempunyai pengaruh dalam
ditujukan kepada komite yang membidangi
meningkatkan keselamatan dan
keselamatan pasien yang selanjutnya diatur
menyelesaikan permasalahan keselamatan
dalam peraturan menteri kesehatan.
pasien yang ada dalam organisasi. Pemimpin
menginterpretasikan, mengansumsikan dan insiden keselamatan pasien di rumah sakit
memberikan penilaian terhadap persoalan masih sering terjadi, namun pelaporan
dan akan memberikan solusi baik insiden tersebut masih kurang dilakukan.
menyangkut pengetahuan, sikap maupun Penelitan yang dilakukan Kroening, dkk
tindakan yang harus dijalankan. Penerapan (2015) yang dilator belakangi karena pasien
keselamatan pasien dilaksanakan dengan tetap menjadi sumber daya kurang
baik maka pelayanan yang mengutamakan dimanfaatkan dalam upaya untuk
keselamatan dan kualitas yang optimal akan meningkatkan kualitas dan keselamatan
memberikan dampak yang luas. dalam perawatan kesehatan, meskipun ada
bukti bahwa mereka dapat memberikan
Budaya keselamatan pasien merupakan
wawasan penting tentang perawatan yang
faktor penting dalam upaya untuk
mereka terima.
mengurangi resiko yang merugikan di
rumah sakit dan meningkatkan keselamatan karena kurangnya kegunaan praktis, masalah
pasien. Budaya keselamatan pasien waktu dan usaha di klinik sibuk dengan
merupakan indikator kualitas penting dalam prioritas yang bersaing, dan pertimbangan
pelayanan kesehatan dan telah dikaitkan kesesuaian dalam kaitannya dengan
dengan hasil pasien yang diperoleh pasien di profesional lainnya.
rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh
Kurangnya pelaporan tentang insiden
Hawkins & Flynn (2015) yang bertujuan
keselamatan pasien dapat juga disebabkan
untuk menguji hubungan antara budaya
karena praktisi sering mengalami masalah
keselamatan pasien dan kejadian merugikan
keamanan yang mereka sendiri bisa
pasien yang dilaporkan perawat dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
fasilitas rawat jalan hemodialisis.
Dengan meningkatnya budaya keselamatan bisa berakibat fatal, mengakibatkan jatuh
pasien maka angka kejadian insiden pasien yang mempengaruhi masalah kualitas
keselamatan pasien dapat diminimalkan. dan citra rumah sakit.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan penerapan budaya
perawat pengetahuan tentang komponen
keselamatan pasien untuk meminimalkan
pencegahan risiko r masih dalam kategori
insiden keselamatan pasien adalah dengan
rendah yaitu 45,3%. Pengetahuan tentang
melakukan pelaporan insiden keselamatan
perawat tidak bisa disebabkan oleh
pasien, baik KNC, KPC, KTC apalagi KTD.
pendidikan. Notoatmodjo: menyatakan
Sejalan dengan teori di JCI, Rumah Sakit bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
menerapkan proses asesmen untuk semua seseorang, semakin baik pengetahuan orang
pasien rawat inap saat risiko jatuh dan tersebut.
gunakan alat penilaian yang sesuai metode
Komunikasi terkait berbagai informasi
dengan pasien yang disediakan oleh layanan
tentang kondisi pasien merupakan
Di komponen elemen penilaian risiko jatuh,
komponen dasar pada patient safety.
ditemukan bahwa pengetahuan perawat
Transfer informasi pada handover
termasuk dalam kategori baik yaitu
merupakan hal yang penting untuk
sebanyak 43 orang (57,3%). Ini
menjamin efektivitas dan keamanan pada
menunjukkan bahwa masih ada perawat
perawatan pasien.
yang belum mengetahui tentang elemen
penilaian risiko risiko yaitu sebanyak 32 Hasil analisis menunjukkan terdapat
orang (42,7%), kesalahan dalam penilaian hubungan yang bermakna antara
risiko jatuh bisa disebabkan oleh kurangnya pelaksanaan handover dengan patient safety
akurasi perawat dalam hal penilaian di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru
penilaian risiko jatuh, sedangkan risiko Sidawangi Provinsi Jawa Barat. Handover
berdampak kesalahan penilaian jatuh sangat yang baik berkontribusi terhadap
mempengaruhi implementasi atau intervensi peningkatan patient safety.
yang akan diberikan. kesalahan dalam
Penutup
penilaian ini
Standar keselamatan pasien dilakukan
melalui pelaporan insiden. Pelaporan insiden
seperti yang diatur dalam undang-undang ini 2. Masyitoh Basabih (2017). Should
Patient Safety Be a Performance
ditujukan kepada komite yang membidangi
Indicator of RS BLU?. Volume 3
keselamatan pasien yang selanjutnya diatur Nomor 2 (150-157)
3. Bjertnaes, O., Deilkås, E. T., Skudal,
dalam peraturan menteri kesehatan.
K. E., Iversen, H. H. & Bjerkan, A.
M. 2014. The Association Between
meningkatkan penerapan budaya Patient-Reported Incidents In
keselamatan pasien untuk meminimalkan Hospitals And Estimated Rates Of
Patient Harm. International Journal
insiden keselamatan pasien adalah dengan For Quality In Health Care 26-30.
melakukan pelaporan insiden keselamatan 4. Cecep Triwibowo , Sulhah
Yuliawati, Nur Amri Husna(2016).
pasien, baik KNC, KPC, KTC apalagi KTD. HANDOVER SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KESELAMATAN
Pengetahuan tentang asuhan keperawatan PASIEN (PATIENT SAFETY) DI
RUMAH SAKIT. Jurnal
harus di tingkatkan kepada perawat sebagai
Keperawatan Soedirman (The
pengawas, pengasuh pendidik yang selalu Soedirman Journal of Nursing),
Volume 11, No.2, Juli 2016.
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
5. Silvia Maria P I , Joko Wiyono ,
pasien. Hal ini dilakukan untuk Erlisa Candrawati (2015).
KEJADIAN KECELAKAAN
meminimalkan risiko yang tidak di inginkan
KERJA PERAWAT
terjadi kepada pasien. BERDASARKAN TINDAKAN
TIDAK AMAN Jurnal Care Vol. 3,
Maka dari itu tingkat pendidikan, No. 2
6. Najihah(2018). BUDAYA
pengalaman pada perawat harus bisa KESELAMATAN PASIEN DAN
dijadikan pembelajaran untuk menjadi INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN DI RUMAH SAKIT:
perawat yang professional untuk LITERATURE REVIEW. Volume 3
memberikan asuhan kepada pasien untuk Nomor 1
7. Trisniawati Dewi , Richa
mneguraki risiko yang akan terjadi nantinya. Noprianty(2018).
PHENOMENOLOGI STUDY:
Daftar Pustaka RISK FACTORS RELATED TO
FAAL INCIDENCE IN
1. Simamora, R. H., &Nurmaini, C. T. HOSPITALICED PEDIATRIC
S. (2019). Knowledge of Nurses PATIENT WITH THEORY FAYE
about Prevention of Patient Fall Risk G. ABDELLAH. NurseLine Journal
in Inpatient Room of Private Vol. 3 No. 2
Hospital in Medan. Indian Journal 8. Muhammad Yusuf (2017).
of Public Health Research & Penerapan Patient Safety Di Ruang
Development, 10(10), 759-763. Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Zainoel Abidin Patient
Safety Implementation In Ward Of
Dr. Zainoel Abidin General Hospital.
Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-
018X(85-89)
9. Morag, I., Gopher, D., Spillinger, A.,
& Shpak, Y. A. (2012). Human
Factors–Focused Reporting System
for Improving Care Quality and
Safety in Hospital Wards. Human
Factors, 195-213.
10. Hawkins, C. T., & Flynn, L. (2015).
Patient Safety Culture and Nurse-
Reported Adverse Events in
Outpatient Hemodialysis Units.
Research and Theory for Nursing
Practice: An International Journal,
53-65.
11. Brown, D. S., & Wolosin, R. (2013).
Safety Culture Relationships with
Hospital Nursing Sensitive Metrics.
Journal for Healthcare Quality, 61-
74.

Anda mungkin juga menyukai