Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN ISSUE

KESELAMATAN PASIEN
Sharima Chairunnisa Lubis

Email: sharimaclubis@gmail.com

ABSTRAK

Keselamatan pasien (patien safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko,identifikasi,dan
manajemen resiko terhadap pasien. Tujuan dibuatnya tulisan ini, yaitu untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan perawat dengan issue keselamatan pasien, dimana keselamatan pasien
merupakan hal yang harus diutamakan oleh seorang perawat professional. Tulisan ini
menggunakan metode literature review yang diambil dari beberapa sumber yaitu jurnal dan
google scholar . dengan dibuatnya tulisan ini, diharapkan perawat dapat memberikan dampak
positif terkait issu keselamatan pasien dengan trend sekarang ini.
Kata kunci: keselamatan pasien, patien safety, perawat, issue keselamatan pasien.

LATAR BELAKANG tujuan pada pasal 2 menyatakan bahwa,


Keselamatan (safety) telah menjadi isu Rumah sakit diselenggarakan berasaskan
penting dan global dalam Pancasila dan didasarkan kepada nilai
pelayanan kesehatan, terutama keselamatan kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
terhadap pasien. Keselamatan manfaat, keadilan, perlindungan dan
pasien adalah suatu disiplin baru dalam keselamatan pasien serta mempunyai fungsi
pelayanan kesehatan yang sosial (Depkes RI, 2006).
mengutamakan pelaporan, analisis, dan Dengan semakin berkembangnya ilmu dan
pencegahan medical eror yang teknologi pelayanan kesehatan khususnya di
dapat mengakibatkan atau berpotensi rumah sakit, sehingga membuat semakin
menjadi cidera. Keselamatan pasien kompleks prosedur pelayanan kesehatannya
di dalam Undang-Undang Rumah Sakit dan berpotensi terjadinya KTD (kejadian
tahun 2009 tentang asas dan tidak
diharapkan) atau adverse event ( Depkes, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
2008). Mengingat pentingnya masalah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
keselamatan pasien yang harus ditangani kesalahan akibat melaksanakan suatu
segera di rumah sakit di Indonesia maka tindakan atau tidak melakukan tindakan
diperlukan regulasi tentang keselamatan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan
pasien. Dengan diterbitkannya peraturan pasien rumah sakit adalah suatu sistem
Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 1691 dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
pada tahun 2011 tentang Keselamatan lebih aman yang meliputi asesmen resiko,
Pasien di rumah sakit, mendorong upaya identifikasi dan pengelolaan hal yang
pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien. berhubungan dengan resiko pasien,
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
juga mengembangkan standar akreditasi belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
rumah sakit yang mengadopsi badan serta implementasi solusi untuk
akreditasi internasional JCI (Joint meminimalkan timbulnya resiko dan
Commission International) sehingga terbit mencegah terjadinya cedera yang
standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 disebabkan oleh kesalahan akibat
menggantikan standar akreditasi rumah sakit melaksanakan suatu tindakan atau tidak
yang lama. mengambil tindakan yang seharusnya
Keselamatan pasien adalah prinsip dasar diambil (Pagala, Shaluhiyah, & Widjasena,
dalam pelayanan kesehatan. Menurut 2017).
Depkes RI (2008) Keselamatan pasien METODE
(patient safety) rumah sakit adalah suatu
Metode penulisan ini menggunakan metode
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
literature review dengan mengumpulkan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
bahan berupa beberapa jurnal dan yang erat
assessmen risiko, identifikasi dan
kaitannya dengan pelaksaan keselamatan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
dan kesehatan kerja. Adapun jurnal yang
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
digunakan pada penulisan ini didapat
kemampuan belajar dari insiden
melalui Jurnal online dan Google Scholar
danntindaklanjutnya serta implementasi
yang diambil dari search engineer seperti
solusi untuk meminimalkan timbulnya
google.com.
risiko.
HASIL berkontribusi terhadap terjadinya kejadian
keselamatan pasien meliputi faktor
Menurut DepKesRI Keselamatan pasien
karakteristik individu, sifat dasar pekerjaan,
rumah sakit adalah suatu sistem yang
lingkungan fisik, interaksi antara sistem dan
diterapkan untuk mencegah terjadinya
manusia, lingkungan organisasi dan sosial,
cedera akibat perawatan medis dan
manajemen, dan lingkungan eksternal.
kesalahan pengobatan melalui suatu sistem
assesment resiko, identifikasi dan Kejadian pasien jatuh di rumah sakit
pengelolaan faktor risiko, pelaporan dan merupakan masalah yang serius karena
analisis insiden, kemampuan belajar dan dapat menyebabkan cedera ringan sampai
tindak lanjut dari insident serta kematian, serta memperpanjang lama
implementasi solusi untuk meminimalkan perawatan (length of stay/LOS) di rumah
timbulnya risiko. Keselamatan pasien sakit dan biaya perawatan menjadi lebih
merupakan suatu sistem untuk mencegah besar. Kejadian pasien jatuh di rumah sakit
terjadinya cedera yang disebabkan oleh Inggris sebanyak 250.000/tahun dan lebih
kesalahan akibat melaksanakan suatu dari 1000 kasus menyebabkan patah tulang
tindakan atau tidak mengambil tindakan (HQIP, 2012). Jatuh di rumah sakit Swiss
yang seharusnya diambil (TKPRS RSUP yang berakibat cedera ringan sebanyak
Sanglah Denpasar, 2011). 30,1% dari insiden pasien jatuh dan 5,1%
menyebabkan cedera berat serta
WHO menyebutkan bahwa ada beberapa
memperpanjang lama perawatan
faktor yang berhubungan dengan
(Schwendimann et al, 2008). Organisasi
keselamatan yaitu:
nasional keselamatan pasien di Inggris
• Komunikasi
(National Patient Safety Agency/NPSA)
• struktur/proses kerja tim individual
melaporkan bahwa lebih dari 200.000
• kesadaran situasi, pengambilan keputusan, kejadian jatuh pasien yang dirawat inap
stres, kelelahan selama 12 bulan mulai September 2005 –
Agustus 2006, yang dilaporkan oleh 98%
• lingkungan kerja yang berbahaya
rumah sakit yang mempunyai pelayanan
rawat inap. Dua puluh enam kejadian jatuh
Leape, Dineen, AHRQ, Depkes, Henrikson
yang dilaporkan ke NPSA sepanjang tahun
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
tersebut berakibat pada kematian dan
sebagian besar kematian tersebut berhubungan dengan
sebelumnya pasien mengalami cedera patah risiko pasien
tulang panggul. NPSA memperkirakan 3) Pelaporan dan analisis
terdapat lebih dari 530 pasien tiap tahun insiden
mengalami patah tulang panggul setelah 4) Kemampuan belajar dari
mengalami kejadian jatuh selama dirawat insiden dan tindak
di rumah sakit dan 440 pasien mengalami lanjutnya
cedera patah tulang lainnya. 5) Implementasi solusi
untuk meminimalkan
Hal ini merupakan tanda bahwa pelaksanaan
timbulnya risiko
keselamatan pasien di Rumah Sakit masih
belum sesuai dengan standar keselamatan
Isu, Elemen, dan Akar Penyebab
pasien di Indonesia.
Kesalahan yang Paling Umum dalam
PEMBAHASAN Patient Safety
5 isu penting terkait keselamatan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah
(hospital risk) yaitu:
suatu sistem dimana rumah sakit membuat
a. keselamatan pasien;
asuhan pasien lebih aman, mencegah
b. keselamatan pekerja (nakes);
terjadinya cidera yang disebabkan oleh
c. keselamatan fasilitas (bangunan,
kesalahan akibat melaksanakan suatu
peralatan;
tindakan atau tidak mengambil tindakan
d. keselamatan lingkungan;
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut
e. keselamatan bisnis.
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
Standar Keselamatan Pasien
resiko pasien, pelaporan dan analisis
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
insiden, kemampuan belajar dari insiden,
(mengacu pada “Hospital Patient Safety
tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
Standards” yang dikeluarkan oleh Joint
meminimalkan resiko, meliputi:
Commision on Accreditation of Health
1) Assessment risiko
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002),
2) Identifikasi dan
yaitu:
pengelolaan hal
1). Hak pasien
Standarnya adalah pasien & keluarganya Standarnya adalah RS menjamin
mempunyai hak untuk mendapatkan kesinambungan pelayanan dan menjamin
informasi tentang rencana & hasil pelayanan koordinasi antar tenaga dan antar unit
termasuk kemungkinan terjadinya KTD pelayanan dengan kriteri sebagai berikut:
(Kejadian Tidak Diharapkan). Kriterianya a. Koordinasi pelayanan secara
adalah sebagai berikut: menyeluruh
a. Harus ada dokter penanggung jawab b. Koordinasi pelayanan disesuaikan
pelayanan. kebutuhan pasien dan kelayakan
b. Dokter penanggung jawab pelayanan sumber daya
wajib membuat rencana pelayanan c. Koordinasi pelayanan mencakup
c. Dokter penanggung jawab pelayanan peningkatan komunikasi
wajib memberikan penjelasan yang d. Komunikasi dan transfer informasi
jelas dan benar kepada pasien dan antar profesi kesehatan
keluarga tentang rencana dan hasil 4). Penggunaan metode-metode peningkatan
pelayanan, pengobatan atau prosedur kinerja untuk melakukan evaluasi dan
untuk pasien termasuk kemungkinan program peningkatan keselamatan pasien.
terjadinya KTD Standarnya adalah : RS harus mendesain
2). Mendidik pasien dan keluarga proses baru atau memperbaiki proses yang
Standarnya adalah RS harus mendidik ada, memonitor & mengevaluasi kinerja
pasien & keluarganya tentang kewajiban & melalui pengumpulan data, menganalisis
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. secara intensif KTD, & melakukan
Kriterianya adalah keselamatan dalam perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
pemberian pelayanan dapat ditingkatkan KP dengan criteria sebagai berikut:
dengan keterlibatan pasien adalah partner a. Setiap rumah sakit harus melakukan
dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS proses perancangan (design) yang
harus ada sistim dan mekanisme mendidik baik, sesuai dengan”Tujuh Langkah
pasien & keluarganya tentang kewajiban & Menuju Keselamatan Pasien Rumah
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan
3). Keselamatan pasien dan kesinambungan pengumpulan data kinerja
pelayanan
c. Setiap rumah sakit harus melakukan a. RS memiliki proses pendidikan,
evaluasi intensif pelatihan & orientasi untuk setiap
d. Setiap rumah sakit harus jabatan mencakup keterkaitan
menggunakan semua data dan jabatan dengan KP secara jelas.
informasi hasil analisis b. RS menyelenggarakan pendidikan &
pelatihan yang berkelanjutan untuk
5). Peran kepemimpinan dalam meningkatkan & memelihara
meningkatkan keselamatan pasien kompetensi staf serta mendukung
Standarnya adalah: pendekatan interdisiplin dalam
a. Pimpinan dorong & jamin pelayanan pasien, dengan kriteria
implementasi program KP melalui sebagai berikut:
penerapan “7 Langkah Menuju KP 1. Memiliki program diklat
RS”. dan orientasi bagi staf
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya baru yang memuat topik
program proaktif identifikasi risiko keselamatan pasien
KP & program mengurangi KTD. 2. Mengintegrasikan topik
c. Pimpinan dorong & tumbuhkan keselamatan pasien dalam
komunikasi & koordinasi antar unit setiap kegiatan inservice
& individu berkaitan dengan training dan memberi
pengambilan keputusan tentang KP pedoman yang jelas
d. Pimpinan mengalokasikan sumber tentang pelaporan
daya yang adekuat untuk mengukur, insiden.
mengkaji, & meningkatkan kinerja 3. Menyelenggarakan
RS serta tingkatkan KP. pelatihan tentang
e. Pimpinan mengukur & mengkaji kerjasama kelompok
efektifitas kontribusinya dalam (teamwork) guna
meningkatkan kinerja RS & KP mendukung pendekatan
f. interdisiplin dan
6). Mendidik staf tentang keselamatan kolaboratif dalam rangka
pasien melayani pasien.
Standarnya adalah:
7). Komunikasi merupakan kunci bagi staf DAFTAR PUSTAKA
untuk mencapai keselamatan pasien. Komalawati, Veronica.
Standarnya adalah: (2010) Community&Patient Safety Dalam
a. RS merencanakan & mendesain Perspektif Hukum Kesehatan.
proses manajemen informasi KP
Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam
untuk memenuhi kebutuhan
Implementasi Patient Safety: Delapan
informasi internal & eksternal.
Langkah Untuk Mengembangkan
b. Transmisi data & informasi harus
Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol
tepat waktu & akurat, dengan criteria
II/Nomor.04/2006 Hal.1-3
sebagai berikut:
- Disediakan anggaran untuk merencanakan Najihah. 2018. Budaya Keselamatan Pasien
dan mendesain proses manajemen untuk Dan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah
memperoleh data dan informasi tentang hal- Sakit. Journal Of Islamic Nursing. 3(1).
hal terkait dengan keselamatan pasien.
- Tersedia mekanisme identifikasi masalah
Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan.
dan kendala komunikasi untuk merevisi
Penerapan dalam Praktik
manajemen informasi yang ada.
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba
Medika
KESIMPULAN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah Nursalam (2007). Manajemen
suatu sistem dimana rumah sakit membuat Keperawatan. Edisi 2. Penerapan dalam
asuhan pasien lebih aman, mencegah Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
terjadinya cidera yang disebabkan oleh Salemba Medika.
kesalahan akibat melaksanakan suatu
Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah
tindakan atau tidak mengambil tindakan
Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah
yang seharusnya diambil.
Sakit. Proceedings of expert lecture of
Isu penting terkait keselamatan (hospital
medical student of Block 21st of Andalas
risk) yaitu: keselamatan pasien; keselamatan
University, Indonesia
pekerja (nakes); keselamatan fasilitas
(bangunan, peralatan); keselamatan Panduang Nasional Keselamatan Pasien
lingkungan; keselamatan bisnis. Rumah Sakit (Patient Safety). 2005
Simamora, R. H., & Nurmaini, C. T. S.
(2019). Knowledge of Nurses about
Prevention of Patient Fall Risk in Inpatient
Room of Private Hospital in Medan. Indian
Journal of Public Health Research &
Development, 10(10), 759-763.

Simamora, R. H., & Fathi, A. (2019). The


Influence Of Training Handover Based
SBAR Communication For Improving
Patients Safety. Indian journal of public
health research & development, 10(9), 1280-
1285.

Vestal, K.W. (1995). Nursing Management:


Concepts and Issues. Lippincott.
Philadelphia.

Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program


“Patient Safety”. Proceedings of National
Convention VI of The Hospital Quality
Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15
November 2006.

Anda mungkin juga menyukai