Anda di halaman 1dari 28

Manajemen Obat

Dosen Pembimbing : Miftakhul Mahfira Ermadona, SST., M.Keb

KELOMPOK 2 :

Adriana Yerkohok (202203152010051)

Faiza Afrilia (202203152010053)

Yuslina Lawa Jati (202203152010058)

Alince weya (202102152010021)


POKOK BAHASAN
1. Manajemen dan administrasi obat yang di
gnakan dalam asuhan kehamilan
2. Drug in pregnancy
3. Suplemen
4. Emesis dan anti emetic
5. konstipasi dan laxative
6. Herbal dalam kehamilan
01
Manajemen Obat
Apa Itu Manajemen
Obat ?
adalah suatu kemampuan atau ketrampilan untuk
menyediakan obat tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu,
tepat sasaran serta tepat penggunaan secara efisien dengan
melaksanakan serangkaian kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, penyimpanan.
Menurut Quick. dkk (2012), siklus manajemen obat
mencakup empat tahap yaitu:

1. Selection (seleksi),

2. Procurement (pengadaan),

3. Distribution (distribusi), dan

4. Use (penggunaan).
Siklus manajemen obat didukung oleh faktor-faktor pendukung
manajemen (management support) :
• Organisasi
• Administrasi dan keuangan
• Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan
• Sumber Daya Manusia (SDM).
 Setiap tahapan siklus manajemen obat harus selalu didukung
oleh keempat management support tersebut sehingga
pengelolaan obat dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Salah satu fungsi pengelolaan obat :

 seleksi terhadap obat yang benar benar diperlukan bagi Sebagian besar
populasi berdasarkan pola penyakit yang ada.
 Proses seleksi awal yang sangat menentukan dalam perencanaan obat
karena melalui seleksi obat akan tercermin berapa banyak item obat
yang akan dikonsumsi dimasa mendatang .
02
Drug in pregnancy
Penggunaan obat pada ibu hamil tidak hanya menuntut
dokter mengetahui dengan benar indikasi, khasiat dan efek
sampingnya, tetapi juga dokter harus mengetahui dengan
pasti efek samping yang mungkin terjadi pada janin yang
sedang tumbuh
Sifat teratogenik suatu obat ditentukan oleh :
1. cara kerja,
2. kemampuan obat dalam menembus barrier plasenta,
3. periode kritis perkembangan janin dan
4. kepekaan spesiesnya.
KLASIFIKASI OBAT TERATOGEN

Berdasarkan sifat teratogeniknya obat dapat dibagi dalam tiga golongan


besar :

● Obat dengan sifat teratogenik pasti (known teratogens)

● Obat dengan kecurigaan kuat bersifat teratogenik (probable teratogens) .

● Obat dengan dugaan bersifat teratogenik (possible teratogens).


Obat dengan sifat teratogenik pasti :

● Talidomid (alfa-ftalimido-glutaramid).
● Obat antitumor.
Obat yang dicurigai bersifat teratogenik

● Antikonvulsan.
● Tembakau (rokok dan nikotin).
● Alkohol.
● Litium.
● Warfarin
OBAT-OBAT YANG DIPΑΚΑΙ DALAM PERSALINAN

● Narkotika.
● Obat penenang.
● Anestetika.
03
Suplemen
Pengertian Suplemen
Suplemen produk yang dibuat untuk
membantu melengkapi kebutuhan gizi
tubuh yang mungkin tidak didapatkan dari
konsumsi makanan sehari- hari, seperti
vitamin, mineral, asam amino DLL.
Suplemen apa yang harus diminum?

1. Tablettambah darah .
2. Kalsium.
3. Asam folat
4. Vitamin.
04
Emesis dan anti emetic
Mual dan muntah selama masa
kehamilan sering dialami sekitar 70-
85% wanita hamil, terutama terjadi
pada trimester pertama kehamilan (5-
12 minggu) (Jarvis & Nelson-Piercy,
2011)
Gejala mual muntah ini, baik yang
ringan, sedang atau parah, dapat
menimbulkan dampak emosi dan
fisik yang negatif pada masa
kehamilan, juga berdampak pada
keluarga, kerja dan kehidupan social.
diberi obat ondansetron sebagai lini
terakhir jika gejala mual muntah tidak
berkurang.

• Antihistamin
• Ondansetron
• Metoklopramid
• Ginger (Jahe)
• Peppermint
05
konstipasi dan laxative
 Konstipasi biasa disebut sembelit atau susah buang air besar.
 Konstipasi : suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan
konsistensi feses menjadi keras, ukuran besar, penurunan
frekuensi atau kesulitan defekasi (Eva, 2015).
06
Herbal dalam kebidanan
 Masa nifas (puerperium) merupkan masa. kembalinya organ
reproduksi seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu enam minggu
setelah melahirkan (Nirwana, 2011).
Penatalaksanaan penyembuhan luka perineum ataupun luka SC
dapat diberi terapi secara konvensional/dengan terapi komplementer.
Terapi komplementer dikenal juga sebagai obat tradisional atau obat
rakyat.
Organisasi Kesehatan dunia(WHO) mendifinisikan
obat tradisional sebagai :

Praktik kesehatan, pendekatan, pengetahuan dan keyakinan meggabungkan


tanaman, hewan dan obat obatan berbasis mineral, terapi spiritual, teknik
manual dan latihan, diterapkan tunggal atau dalam kombinasi untuk
mengobati, mendiagnosa dan mencegah penyakit atau mempertahankan
kesehatan/ kesejahteraan, (WHO, 2013)
UU RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 1 butir 16 menyampaikan bahwa
"pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan
obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang
dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat", Oleh karena itu diperlukan pengembangan literatur dalam hal penggunaan
herbal untuk penyembuhan luka perineum ataupun luka seksio sesarea.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai