Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut SK Menteri Kesehatan No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 juni 1971,
yang disebut dengan obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan
manusia.
Obat telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia.
Obat telah menurunkan angka kematian dan angka kesakitan dengan cara
menyelamatkan jiwa, menurunkan jumlah pasien dan meningkatkan
kesehatan, tetapi hanya jika obat tersebut aman, berkhasiat, bermutu dan
digunakan dengan benar. Obat yang tidak aman, tidak berkhasiat, tidak
bermutu dan tidak digunakan dengan benar dapat menimbulkan berbagai
masalah bagi kesehatan, kegagalan pengobatan bahkan kematian dan dalam
jangka panjang akan membuang berbagai sumber (dana dan manusia) yang
sebenarnya terbatas (WHO, 2007). Masyarakat dalam menggunakan obat
harus memperhatikan beberapa hal dalam kemasan yaitu nama produk, bahan
yang terkandung di dalamnya, golongan obat, aturan pemakaian, dosis, efek
samping, serta tanggal kadaluarsanya. Namun seringkali dijumpai masyarakat
mengkonsumsi obat dengan cara yang tidak rasional. Perilaku seperti ini
dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai obat dan
kesehatan(Sanjoyo, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang ditemukan
adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan obat?
b. Apa saja peranan obat?
c. Apa yang dimaksud dengan obat hormon dan obat antagonis, obat anti
viral, obat anti kanker,obat kemoterapi parasit ?

1
1.3 Tujuan
Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami tentang obat
b. Mengetahui dan memahami peranan obat
c. Mengetahui dan memahami tentang obat otonom
d. Mengetahui dan memahami tentang obat hormon dan obat
antagonis, obat anti viral, obat anti kanker,obat kemoterapi parasit
1.4 Manfaat
Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Untuk Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang obat, peranan obat dan
penggolongan obat
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulis
c. Menilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapat
tentang penggolongan obat
d. Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Farmakologi
1.4.2 Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Genggong
a. Makalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar
b. Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam
pemberian materi tentang penggolongan obat pada mahasiswa
mahasiswi institusi pendidikan
1.4.3 Untuk Pembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang
penggolongan obat dan dapat menyadari bahwa pemakaian obat pada
suatu penyakit dengan memperhatikan golongan obat adalah sangat
penting guna untuk menghindari dari kegagalan dari pengobatan dan
kematian..

2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obat

Obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik dan psikis
(WHO,2007). Sedangkan menurut (KONAS, 2005) obat adalah bahan atau
sediaan dapat digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit, gejala sakit dan/atau penyakit, untuk
meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.
Menurut SK Menteri Kesehatan No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 juni 1971,
yang disebut dengan obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan
manusia.
2.2 Peranan Obat
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikandalam
pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan,karena
selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsisosial.
Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karenapenanganan
dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan daritindakan terapi
dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskanpada pengertian
obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagaiberikut (Yohanna,
Anis dkk, 2009).
a) Penetapan diagnose
b) Untuk pencegahan penyakit
c) Menyembuhkan penyakit
d) Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
e) Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
f) Peningkatan kesehatan
g) Mengurangi rasa sakit

4
2.3 Penggolongan Obat
2.3.1 Obat Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah
karena tidak memiliki saluran sendiri.Sistem kerja hormon berdasarkan
mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu
dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis,
yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar
endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar
andrenal, pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau testis). Sintesis dan
sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh
hipotalamus,dipengaruhi oleh banyak faktor obat yaitu hormon
alamiah,analog dan disekantagonis hormon.hubungan antara hipofisis anterior
dengan jaringan ferifer yang dipengaruhi merupakan contoh sempurnah
mekanisme umpan balik.hormon hipofisis antrior mengatur sintesis dan
sekresi hormon dan zat-zat kimia di sel target;sebaliknya hormon yang
disekresi tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus dan /atau
hipofisis.konsep ini mendasari penggunaan hormon untuk diagnosi dan terapi
kelainan endokrin diklinik.interaksi berbagai hormon ini menjelaskan
mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.
2.3.2 Mekanisme Obat Hormon
Mekanismenya yang bertanggung jawab bagi mulai kerja fungsi ovarium
pada masa puberitas dianggap bsrasal dari saraf, karena gonad yang tidak
matang dapaat dirangsang oleh gonadotropin yang sudah ada didalam
hipotalamus dan karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas
gonadotropin hipotalamus, pusat maturasi seperti amgadala, didalam otak,
melepaskan penghambat sel eminensia mendiana hipotalamus, yang
memungkinkan untuk menghasilkan hormon penglepas gonadotropin
(gonadotropin –releasing hormone, GnRH) Pada pulsasi dengan frekuensi dan
amplitudo yang tepat, yang merangsang pelepasan hormon p englepasan
hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone, FSH) dan
luteinizing hormone (LH).

5
Berikut contoh obat-obat hormon, antara lain :
a) Esthero

Obat ini mengandung 28mg conjugatied estrogen. Obat ini


digunakan untuk pasien Gejala vasomotor yang berhubungan
dengan menopause, Atrofi vulva dan vagina, Hypogonadism
wanita, Kastrasi wanita atau kegagalan ovarium primer, Perawatan
paliatif untuk karsinoma prostat, Profilaksis osteoporosis pada
wanita yang sudah mengalami menopause, Perdarahan tidak
normal pada uterus. Obat ini tidak di anjurkan bagi penderita yang
memiliki riwayat hipersensitif (Alergi) terhadap obat ini. Efek
samping bisa timbul, seperti perdarahan yang tidak normal,
muntah, payudara sensitif, penambahan berat badan, penumpukan
cairan, sakit kepala, dan depresi. Pada pria bisa timbul efek
samping, seperti gynaecomastia dan impoten. Kemungkinan fatal,
seperti terapi penggantian pada wanita di masa postmenopause
yang berhubungan dengan peningkatan risiko dari endometrial dan
kanker payudara. Tidak semua orang mengalami efek samping
yang sama. Ada beberapa efek samping yang tidak tertulis diatas.
Jika Anda memiliki kepentingan mengenai efek sampingnya,
konsultasikan dengan dokter atau apoteker. Dosis yang dianjurkan
Tablet: 1 mg, 2 mg, Tablet: 0,3 mg, 0,625 mg, 1,25 mg, Gel: 0,1%/
1gm, 0,06%/ 5gm, Patch: 0,025 mg, 0,05 mg, 0,1 mg, 1,5 mg.
(ISO,2016 )

6
b) Estradiol

Estradiol mengandung 2mg estradiol. Obat ini digunakan


untuk pasien perawatan pencegahan kehamilan, terapi penggantian
hormon untuk mengatasi gejala menopause, multiple sclerosis.
Obat ini tidak di anjurkan bagi penderita yang memiliki riwayat
endometriosis, estrogen tumor bergantung, maju atau akut penyakit
hati, sebelumnya penggunaan steroid, kehamilan, pembekuan
darah. efek samping obat ini tromboflebitis, emboli paru,
hipertensi, penyakit kandung empedu, mual, muntah. Dosis yang
dianjurkan Kanker prostat: untuk kanker yang tergantung pada
androgen, tidak dapat dioperasi dan progresif: 10 mg, 3 kali sehari
selama setidaknya 3 bulan. Gejala vasomotor sedang sampai berat
yang terkait dengan menopause: 1-2 mg/hari yang disesuaikan
seperlunya pemberian bisa bersiklus (3 minggu minum, 1 minggu
berhenti) atau berlanjut. Berhubungan dengan progestogen dalam
wanita dengan rahim. Pencegahan osteoporosis pada wanita
postmenopause: 0,5 mg/hari dalam aturan siklis (23 hari minum
dan 5 hari berhenti). Hypogonadism: 1-2 mg/hari dalam aturan
siklis selama 3 minggu minum, diikuti oleh 1 minggu bebas obat.
(ISO,2016 )

7
c) Somatropin

Somatropin mengandung 191 iu amino acid, obat ini


digunakan untuk pasien difesiensi hormon pertumbuhan pada anak.
Penggunaann pada difisiensi parsial dan anak pendek normal masih
harus diteliti.Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-
lahan dapat diberikan subcutan sebulan sekali.Ada pula preparat
yang diberikan 3-6 kali perminggu. Kadar puncak dicapai dalam 2-
4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam.Bila terapi tidak berhasil,
setelah 6 bulan obat harus dihentikan. Obat ini tidak di anjurkan
bagi penderita yang memiliki riwayat buka jantung atau operasi
perut, Hipersensitivitas terhadap metacresol atau gliserin dan
benzyl alcohol, Non-retinopati diabetik proliferatif, Sejarah
obstruksi jalan napas atas, kegagalan pernafasan akut, keganasan
aktif, pasien anak dengan epiphyses tertutup, trauma. Efek samping
obat ini yaitu pembentukan antibodi hanya 2% pasien. Antibodi ini
juga tidak menghambat efek perangsangan pertumbuhan
.Glukokortikoid diduga dapat menghambat perangsangsn
pertumbuhan oleh hormon ini. Dosisi yang dianjurkan untuk
pengobatan IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama
pengobatan.Dosis maksimum dibagi 3 kali pemberian dalam
seminggu.Atau 6-7 kali pemberian dalam seminggu. Ada juga yang
menggunakan dosis yang sama dengan somatrem. Telah diketahui
bahwa umumnya pengobatan dengan hormon pertumbuhan
menunjukkan respons yang makin lama makin menurun.Suatu
penelitian menunjukkan bahwa menaikkan dosis pada saat respon
menurun dapat kembali meningkatkan respon, tanpa efek samping
pada metabolisme karbohidrat maupun lipid. Penurunan respons
mungkin juga disebabkan oleh penutupan epifisis atau ada masalah
lain, misal malnutrisi atau hipotiroidisme. Saat penyuntikan
mungkin mempengaruhi hasil.Penyuntikan pada malam hari kurang

8
mempengaruhi pola metabolisme (asam lemak rantai medium,
serum alanin, laktat) dibandingkan pada pagi hari.(ISO,2016)

d) Progesteron

Progesteron mengandung 6,5 mg progesteron acelate. Obat


ini tidak di anjurkan bagi penderita yang memiliki riwayat
Meningioma. Pada pasien jantung dan hipersensitive tidak
dianjurkan untuk m engonsumsi obat ini. Efek samping obat ini
yaitu masa kehamilan dan fase luteal siklus haid, progesterone dan
estrogen menyebabkan proliferasi asini kelenjar mammae.Pada
akhir masa kehamilan asini kelenjar terisi sekret dan vaskularisasi
bertambah, sesudah partus dimana estrogen dan progesterone
sangat menurun ,baru akan terjadi laktasi. Progesterone dapat
menimbulkan rasa katuk ,mungkin akibat efek depresaan dan
hypnosis pada SSP .Karena dapat dianjurkan penggunaannya pada
malam hari sebelum tidur yang pada beberapa wanita dapat
membantu mudah tertidur. Dosis yang disarankan untuk
pengobatan yaitu Jenis preparat untuk kontrasepsi ,kontrasepsi
hormonal tablet nerostiston 5 mg .MPA 5 mg,allilestrenol 5 mg.
(ISO,2016)

9
e) Levitra

Levitra mengandung 20mg Vardenafil HCL. . Obat ini


dianjurkan untuk Pengobatan disfungsi ereksi, yaitu ketidak
mampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang
memadai untuk kepuasan suatu aktivitas seksual. Levitra tidak
dianjurkan untuk penggunaan pada wanita, Pemberian vardenafil
bersama nitrat atau donor nitrogen oksida (misalnya amil nitrit)
dalam bentuk apapun merupakan kontraindikasi. Obat untuk
pengobatan disfungsi ereksi tidak boleh diberikan pada pria yang
dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas seksual (misalnya
pasien dengan penyakit kardiovaskuler berat seperti unstable
angina atau gagal jantung berat (NYHA III atau IV), gangguan
hepar berat (Child-Pugh C), penyakit ginjal stadium terminal yang
memerlukan dialisis, hipotensi (tekanan darah <90/50 mmHg), baru
mengalami stroke atau infark miokardium (dalam 6 bulan terakhir),
unstable angina, dan diketahui menderita penyakit renitis
degeneratif herediter seperti renitis pigmentosa. Penggunaan
vardenafil bersama inhibitor CYP3A4 yang poten merupakan
kontraindikasi pada pria di atas 75 tahun. Hipersensitivitas terhadap
vardenafil atau eksipiennya. Efek samping obat dalah sakit kepala
dan wajah terasa panas (flushing).Efek samping lainnya adalah
dispepsia, nausea, pening dan rhinitis. Efek samping biasanya
sementara dan bersifat ringan sampai sedang . Dosis yang
disarankan untuk pengobatan ialah Pria Dewasa Dosis yang
dianjurkan adalah 10 mg diminum jika diperlukan sekitar 25-60
menit sebelum aktivitas seksual. Dosis dapat ditingkatkan hingga
20 mg atau dikurangi menjadi 5 mg. Dosis maksimum yang
dianjurkan ialah 20 mg. Penggunaan maksimum 1 kali dosis per
hari. Levitra dapat ditelan dengan atau tanpa tanpa makanan. Pria
lanjut usia (>65 tahun): Dosis awal yang digunakan ialah 5 mg.
Pasien dengan gangguan fungsi hepar dan pasien dengan gangguan
fungsi ginjal berat: Dosis mulai dengan 5 mg. Berdasarkan

10
efektifitas dan toleransinya, dapat ditingkatkan menjadi 10mg dan
kemudian 20 mg.(ISO,2016)

Pathway

Ovarium

Saraf

Hipotalamus Gonatropin

Gonat Hipofisi

Pulsasi Pusat maturasi

FSH dan LH Pelepasan GNRH

11
PATHWAY pada tulang

Rangsangan Penglepasan Hipofisis


Hormon GHRF Anterior

GH

Pathway
Membrane pasal
(darah-sel)

Sel tiroid
(mensekresikan)

Asam amino
tirosin

Enzim
peroksidase
(lon lodida
menjadi I2)

Ladisasi
tirosin Mono
idotirosin

Berdifusi (pembuluh
(protacase)
kapiler) afinitas
dilodotirosi

Hormone Enzim Tangan di 12


tiroid (TSH) dediodinare lepaskan T4 to T3
Pathway Ginjal

GINJAL

REABSOBSI TIDAK
FITRASI
(TUBULUS) KELUAR SEKRESI
(GLOMELORUS)
DARI URIN

KAPILERPENF TRAMPORTASI
MEMBRAN
UBULUS TRANSEPITEL
BASAL

JANTUNG
KAPILER (DIEDARKAN) DIEKRESIKAN
KAPSUL HT DAN KT
BROWMAN SERTA ANION

ACTH
2.3.3 Obat antagonis
adalah senyawa yang menurunkan atau mencegah efek agonis .Antagonis
adrenergik merupakan obat-obat yang kerjanya yaitu menghambat kerja atau
efek dari neurotransmitter utama yaitu nor-epinefrin. Obat golongan ini dapat
juga disebut dengan Adrenolitik. Penghambatan efek dari obat-obat ini
kebanyakan dengan cara mengeblok reseptor adrenergik, maka dapat juga
disebut dengan Blocker. Obat-obatannya dapat dibagi berdasarkan kerja
terhadap reseptornya (Mutscler,1991).

13
2.3.4 Mekanisme Obat
Berikut contoh obat-obat antagonis, antara lain :
a) Obat Trihexyphenidyl

Obat ini mengandung Trihexyphenidyl / Triheksifenidil HCl


Tablet 2mg. Obat ini dianjurkan untuk Mengobati kekakuan,
tremor, kejang, dan kontrol otot yang buruk padapenyakit
Parkinson. Mengobati dan mencegah kondisi otot yang sama
seperti di atas akibat menggunakan obat-obatan seperti
chlorpromazine (CPZ), fluphenazine (Prolixin), perphenazine
(Trilafon), haloperidol (Haldol), thiothixene (Navane), dan lainnya.
Gangguan ekstrapiramidal karena obat (kecuali tardive dyskinesia).
Hipersensitivitas terhadap triheksifenidil atau bahan lainnya yang
terkandung dalam obat.
obat ini disarankan untuk tidak dikonsumsi bila klien penderita
gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, tekanan darah
tinggi, prostat, psikosis, glaukoma, myasthenia gravis, konstipasi,
atau pembuluh darah. Bagi ibu hamil dan menyusui, atau para
calon ibu yang sedang merencanakan kehamilan disarankan untuk
tidak mengonsumsi triheksifenidil. Efek samping obat ini yaitu
gangguan sistem kekebalan tubuh: Hipersensitivitas. Kekhawatiran,
gelisah, kebingungan, agitasi, delusi, halusinasi, insomnia, terutama
pada orang tua dan penderita arteriosclerosis. Apabila
mengakibatkan gangguan kejiwaan, maka pemakaian obat harus
dihentikan. Euforia yang berlebihan. Gangguan sistem saraf:
Pusing. Penurunan fungsi memori dalam jangka pendek.
Memburuknya miastenia gravis. Kelainan mata pupil membesar

14
dengan kehilangan akomodasi dan fotofobia, meningkatkan
tekanan intraokular. Gangguan jantung takikardia. Gangguan
pernapasan, toraks dan mediastinum mengurangi sekresi bronkial.
Gangguan gastrointestinal mulut kering, sembelit, mual, muntah.
Gangguan jaringan kulit dan subkutan kulit kering dan memerah,
ruam kulit. Gangguan ginjal dan urin retensi urin, sulit buang air
kecil. Gangguan umum haus, pireksia.
Mekanisme dari triheksifenidil adalah antikolinergik yang
mempunyai efek sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga
banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini
bekerja dengan menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan
eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat akan
merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksik.
Dosis yang disarankan untuk pengobatan dosis biasa untuk
Parkinsonisme adalah 6-10mg per hari walaupun beberapa pasien
terutama di kelompok post-encephalitic mungkin memerlukan
dosis total rata-rata 12-15mg setiap hari. Harus diberikan secara
oral dengan dosis terbagi, tiga atau empat kali sehari pada waktu
makan.(BPOM RI)

b) Prazosin

Prazosin mengandung bahan-bahan aktif berikut (garam). Obat


ini disarankan untuk pasien Untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi) atau BPH ( benign prostatic hyperplasia). pasien yang
mengalami kelainan dengan kepekaan terhadap quinazolines dan

15
prazosin tidak disarankan untuk mengkonsumsi obat ini. Efek
samping obat ini yaitu Hipotensi postural yang mungkin menjadi
parah setelah dosis pertama dan bisa menyebabkan syncope
(penyingkatan ucapan) yang mungkin didahului oleh tachycardia.
Pengaruh yang mungkin berkurang setelah melanjutkan terapi:
Efek CNS (kepeningan, sakit kepala, kekurangan energi) Efek GI
(mabuk) Efek CV (palpitasi). Efek CV lainnya (edema, nyeri dada,
dyspnea) Efek GI (konstipasi, diare, muntah) mulut kering) Efek
CNS (depresi, kegelisahan, gangguan tidur, vertigo, halusinasi,
paresthesia) Efek urinari (frekuensi buang air kecil, incontinence)
Efek ophthalmic (pengaburan penglihatan) Efek hepatik (LFTs
yang tidak normal, pankreatitis) Efek lainnya (arthralgia, ruam
kulit, impotensi, priapism). Dosis yang disarankan untuk
pengobatan yaitu dosis dewasa, dosis Normal untuk Orang Dewasa
Penderita Gagal Ginjal Congestive, dosis awal 1 mg sekali minum
2-3 kali sehari. Dosis perawatan 6-15 mg sehari . (BPOM RI)
c) Yohimbine

Obat ini mengandung garam yohimbine Hcl. Obat ii


disarankan untuk pasien perawatan serangan jantung, sakit dada,
sakit kaki akibat penyumbatan pembuluh darah, tekanan darah
tinggi, gangguan impotensi, mydriatic. Pasien yang mengalami
Anemia, kekurangan vitamin K, gangguan mata, gangguan
pendarahan, penyakit hati atau ginjal tidak dianjurkan untuk
mengkonsumsi obat ini. Efek samping obat yaitu Kelebihan dari
kreatinin dalam urin, penyembuhan luka terganggu, kram perut,

16
gerakan longgar, kekurangan energy. Mekanisme keja obat ini
yaitu untuk mengatasi impotensi sebenarnya tidak diketahui secara
pasti. Namun diperkirakan cara kerjanya adalah dengan
meningkatkan produksi bahan kimia tertentu didalam tubuh yang
membantu menghasilkan ereksi. Akan tetapi obat ini tidak selalu
bekerja pada semua pria yang mengalami imponten.dan juga
meningkatkan kondisi kondisi pasien dengan melakukan fungsi-
fungsi berikut memperlambat proses yang merusak sel-sel,
menghambat alpha pusat reseptor 2- adrenergic dilatasi pupil.
Dosis yang disarankan untuk pengobatan 15 – 30mg ( swedish,
2016).
d) Phentolamine

obat ini mengandung garam phentolamine mesylate. Obat ini


disarankan untuk pasien untuk perawatan pheochromocytoma,
hipertensi darurat, kokain diinduksi komplikasi kardiovaskular.
Pada pasien yang mengalami Hipersensitivitas pada phentolamine
mesylate dan arteri konorer tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi
obat ini. Efek samping obat ini yaitu hipotensi postural, pusing,
takikardia, perasaan sakit, muntah, diare. Mekanisme kerja
Phentolamine Mesylate meningkatkan kondisi pasien dengan
melakukan fungsi-fungsi berikut memperluas pembuluh darah.
Dosis yang disarankan dalam pengobatan. Dosis yang disarankan
yaitu 0,5 – 1mg sekali suntik, dosis disuntikkan 3 kali per
minggu.(EGC, 2004)

17
e) Esabutolol

Obat ini mengandu 200mg esabutolol. Obat ini disarankan


untuk pasien yang mengobati hipertensi pada orang dewasa. Obat
ini dapat digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi dengan
obat antihipertensi lain, terutama diuretik. Acebutolol juga
digunakan untuk mengobati aritmia jantung baik ventrikel maupun
atrial.Bisa diguankan untuk infark miokard akut pada pasien
berisiko tinggi. Pasien yang mengalami penyakit hipotensi (tekanan
darah rendah), brakikardia persisten berat, blok AV dari derajat 2
dan 3, syok kardiogenik, gagal jantung yang tidak terkendali (overt
cardiac failure), sindrom sinus, asidosis metabolik, penyakit
peredaran darah perifer berat, feokromositoma yang tidak diobati.
Efek samping obat ini yaitu Kelelahan, pusing, sakit kepala,
insomnia, depresi mental, mimpi buruk, kecemasan, hyperesthesia
atau hypoesthesia. Dosis yang disarankan untuk pengobatan Dosis
awal 1 x sehari 400 mg atau 2 x sehari 200 mg. Jika perlu, setelah 2
minggu dosis dapat ditingkatkan sampai 2 x sehari 400 mg. Dosis
maksimal 1.2 g / hari dalam dosis terbagi.(BPOM RI)

18
Phatway

ANTAGONIS

BROKER
NON SELEKTIVE
BLOCKER

BLOCKER BLOCKER A2
A1
B1 B2
BLOCKER BLOCKER

ADRENERGI RESEPTOR
K TIPE A1 A2

RESEPTOR A1
AGONIS DAN A2
OTOT
POLOS

PENGHAMBAT
A1 PALEMEN NOR-
AGONIS EPINERFVIN
BLOCKER

SYARAF
KONTRKSI
PENURUNAN
PEMBULUH
TEKANAN
DARAH
DARAH

19
2.3.5 Obat Anti Viral
Berikut contoh obat-obat anti viral, antara lain :
a) RIBAVIRIN
Obat ini mengandung 200mg ribavirina, obat ini disarankan
untk pasien terapi infeksi RSV pada bayi dengan resiko
tinggi,untuk terapi inveksi hepatitis c. Pasien yang mengalami
riwayat hepatitis autoimun, jantung, sel sabit anemia, depresi,
diabetes disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat ini. Efek
samping obat ini yaitu sakit kepala, nyeri otot, mulut kering,
penurunan berat badan, kecemasan Dosis yang disarankan 800
sampai 1200 mg untuk terap HCV atau dalam bentuk aerosol
20mg.

b) ACYCLOVIR
Dapat digunakan untuk Membantu mengobati infeksi cacar air
(varicella zoster). Membantu mengobati herpes simplex akut pada kulit
dan membran mukosa. Digunakan juga untuk membantu mengobati
herpes simplex encephalitis pada neonatus dengan usia kurang dari 6
bulan. Membantu mengatasi herpes zoster stadium awal dan berulang.
Mengatasi herpes genital berulang dan juga pada stadium awal. Tidak
boleh di gunakan orang yang memiliki hipersensitif atau alergi
terhadap Acyclovir dan valasiclovir. Tidak disarankan bagi wanita
hamil dan ibu menyusui. Dapat menyebabkan Sakit kepala atau
pusing. Sakit perut dan mual. Perut terasa kembung. Diare. Demam.
Ruam atau kulit terasa gatal. Kelelahan. Timbul rasa kantuk. Dosis
untuk anak usia lebih dari 2 tahun 200 mg yang diberikan sebanyak 5
kali sehari dan diberikan setiap 4 jam di konsumsi selama 5 hari. Bagi
usia yang kurang dari 2 tahun 100 mg yang diberikan sebanyak 5 kali

20
sehari dan diberikan setiap 4 jam, Obat ini dikonsumsi selama 5 hari.
Untuk dewasa Bagi penderita herpes simplex dosis yang dianjurkan
adalah 200 mg yang diberikan sebanyak 5 kali sehari dan diberikan
setiap 4 jam, Obat ini dikonsumsi selama 5 hari. Bagi penderita cacar
air (varricela zoster) dan herpes zoster, dosis yang dianjurkan adalah
800 mg yang diberikan sebanyak 5 kali sehari dan diberikan setiap 4
jam. Obat ini dikonsumsi selama 7 hari.

c) ASAM SALISILAT

Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah


kulit,khusussnya kondis-kondisi yang disebabkan oleh penebalan
dan pengerasan lapaisan kulit. Missal,kutil,mata ikan, akne
vulgaris, infeksi kulit fungal, khususnya formulasi. Pasien yang
mengalami diabetes atau sirkulasi darah perifer terganggu tidak
disarankan untuk mengkonsumsi obat ini. Efek sampingnya yaitu
kulit mengalami iritasi, kering, atau sakit, sensasi rasa terbakar,
memerah, mengelupas dan gatal-gatal. Dosis yang disarankan

21
untuk pengobatan obat oles asam salisilat adalah 1-2 kali perhari.
(BPOM RI)

d) ADEFOVIR
Obat ini disarankan untuk pasien yang di gunakan dalam terapi
infeksi HBV yang resisten terhadap lamivudin. Pasien yang
mengalami riwayat hipersensitf. Efek sampingnya yaitu defovir
10mg/hari dapat ditoleransi dengan baik. Setelah terapi selama 48
minggu terjadi peningkatan kreatinin serum ≥ 0,5 mg/dL di atas.
Dosis yang disarankan untk pengobatan per oral dosis tinggal 10
mg per hari.

e) PENICILLIN

Obat ini mengandung 500mg penicilin Obat ini disarankan


untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri, infeksi
saluran kemih, infeksi yang berat dan berkomplikasi, infeksi kulit
dan jaringan lunak, infeksi kebidanan dan kandungan enteritis
bacterial. Pada pasien yang mengalami hipersesitivikasi terhadap
ofloksasin dan derivate quinolon, wanita hamil dan menyusui,
anak-anak yang belum puber tidak disarankan untuk
mengkonsumsi obat ini. Efek sampingnya yaitu diare, sakit kepala,
sakit mulut atau lidah, perut dan gatal vagina. Dosis yang
dianjurkan untuk pengobatan yaitu dosis anak dari 12-17 tahun:
125-250 mg diminum setiap 6-8 jam selam 10 hari.Dosis anak dari

22
dari 0-11 belom ada ketentuan dosis obat ini untuk anak-
anak.(BPOM RI).

Pathway
ANTI VIRUS

ANTI ANTI VIRUS ANTI VIRUS


HERPES INFLUENZA HBV DAN
HCV

ASIKLOVIR AMANTADINE
LAMIFUDIN
GANSIKLOVIR OSELTAMIVIR
INTERFERON
FOSKAMET

ADSORPTION PENETRATION UNCOATING EARLY PROTEIN


SYNTHESIS

PACKAGING LATE PROTEIN


VIRAL
AND SYNTHESIS AND NUCLEID ACID
RELEASE 23
ASSEMBLY PROCESSING SYNTHESIS
2.3.6 Obat Anti kanker
Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
tidak terkendali sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan jaringan
tubuh lain, bahkan sering berakhir dengan kematian. Karena sifatnya demikian
“ganas” (tumbuh tak terkendali dan berakibat kematian), maka kanker juga
disebut sebagai penyakit keganasan, dan sel kanker disebut juga sel ganas.
Semua sel tubuh dapat terkena kanker, kecuali rambut, gigi dan kuku (Hendry,
dkk 2007 )
Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat
dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, diluar batas
kewajaran dan sangat liar. Keadaan kanker terjadi jika sel-sel normal
berubah dengan pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga tidak dapat
dikendalikan oleh tubuh dan tidak berbentuk. Kanker dapat terjadi disetiap
bagian tubuh. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah
diketahui dan diobati. Namun bila terjadi di dalam tubuh, kanker itu akan
sulit diketahui dan kadang-kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul
gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati (Iskandar,
2007).
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri bila tubuh
membutuhkannya seperti mengganti sel-sel yang rusak atau mati.
Sebaliknya, sel kanker akan membelah diri meskipun tidak dibutuhkan
sehingga terjadi kelebihan sel-sel baru. Kanker dapat tumbuh di semua sel
jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel lambung, sel
usus, sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh lainnya.
Oleh karena itu, dikenal bermacam-macam jenis kanker menurut sel atau
jaringan asalnya. Keadaan ini yang menyebabkan adanya perbedaan
kecepatan pertumbuhannya maupun reaksi terhadap pengobatan
(Delimartha, 2003).
2.3.7 Mekanisme Obat
Sebagian besar bukti mengisyaratkan bahwa pembentukan kanker
merupakan suatu proses bertingkat yang membutuhkan lamanya waktu laten,
yang disebut teori inisiasi-promosi pada karsinogenesis. Sel-sel kanker

24
terbentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses kompleks yang disebut
transformasi yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (Iskandar,2007).
Teori inisiasi-promosi menyatakan bahwa langkah pertama karsinogenesis
adalah mutasi menetap dari DNA sel selama transkripsi DNA. Agar kanker
dapat terbentuk dari kejadiaan awal ini atau mutasi menetap ini, maka harus
ada interaksi yang berlangsung lama bagi sel tersebut dengan berbagai zat
promoter. Zat-zat promoter adalah zat yang merangsang reproduksi dan
pembelahan sel. Jadi, banyaknya penyebab inisiasi, adanya berbagai promoter,
factor keturunan, umur dan lingkungan semua itu berperan dalam
pembentukan kanker (Iskandar, 2007).
Pada tahap inisiasi atau pengenalan terjadi suatu perubahan menetap
tertentu dalam bahan genetik sel yang memancing sel bakal menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran),
atau sinar ultraviolet matahari. Namun, tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen (Iskandar, 2007).

Promosi merupakan proses induksi tumor pada sel yang sebelumnya telah
diinisiasi atau diinduksi oleh zat kimia. Bahkan gangguan fisik menahun pun
bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Pada
tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. Karena itu diperlukan beberapa factor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen)
(Iskandar, 2007).

Dalam suatu proses di mana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas,
pada akhirnya gen DNA (desoksiribonukleik acid) dari sel tersebut akan
mengalami perubahan. Perubahan dalam bahan genetic sel sering sulit
ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari adanya suatu
perubahan dalm ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu.
Semakin sering DNA membelah dan ditranskripsi, semakin besar

25
kemungkinan terjadinya suatu kesalahan, dan kesalahan yang tidak terdeteksi
akan bermutasi dan diwariskan (Iskandar, 2007).

Berikut contoh obat – obat anti kanker, antara lain :

a) Bleocin
Bleocin bleomisin HCl mengandung 15mg antineoplastik, obat
ini digunakan untuk pasien kanker pada kulit termasuk kanker pada
penis, skrotum dan vulva. Kanker pada kepala dan leher. Kanker
esofagus. Kanker serviks uteri. Limfoma maligna retikulosarkoma,
limfosarkoma, penyakit Hodgkin, Efusi pleura. Pada pasien yang
mengalami wanita hamil, menyusui, pasien dengan infeksi paru
akut atau penurunan fungsi paru berat. Pasien yang menunjukkan
hipersensitif atau idiosinkrasi terhadap obat ini disarankan untuk
tidak memakai obat ini. Efek samping penggunaan obat ini dapat
berupa toksisitas paru, pneumonitis, fibrosis paru. Pireksia.
Penebalan dinding vena. Mual, muntah. Anafilaksis. Ruam obat.
Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian bleocin 15mg. diberikan
sekali sehari hingga sekali seminggu, umumnya 2 kali seminggu.
(BPOM RI)

26
b) Avastin
Avasti mengandung 100mg Bevakizumab. Obat ini digunakan
untuk pasien terapi kanker metastatik di kolon atau anus pada
kombinasi dengan 5-FU intravena/asam folat atau 5-FU/asam
folat/irinotecan. Pasien yang menunjukkan riwayat kanker
metastasis, ibu hamil dan menyusui, produk sel ovari hamster cina
atau gen rekombinan atau antibodi manusia disarankan untuk tidak
mengkonsumsi obat ini. Efek samping obat ini inflamasi perut
bagian dalam, luka lambung, tumor nekrosis, diverticulitis
(inflamasi kolon), pendarahan, hipertensi, proteinuria, tumor yang
menyebabkan haemorhagik, tromboemboli arterial, keadaan
abnormal. Dosis yang disarankan untuk pengobatan ini adalah 5
mg/kg/BB dalam infus intravena sekali dalam 14 hari. Dosis awal
diberikan 90 menit.(BPOM RI)

c) Blenamax
Blenamax mengandung Bleomisin 15 iu. Obat ini digunakan
untuk pasien kombinasi dengan sitostatik lain dan/atau radioterapi
pada terapi karsinoma sel squamous pada area kepala dan leher,
penyakit Hodgkin’s atau limfona non-Hodgkin, karsinoma testis.
Pasien yang menunjukkan riwayat infeksi pernapasan akut,
gangguan paru-paru serius, gangguan sirkulasi pada paru-paru,

27
ataxia telangiectasia, hamil dan laktasi disarankan tidak
mengonsumsi obat ini.
Efek samping obat ini yaitu kulit tebal, hiperkeratosis,
kemerahan, pembengkakan jari, kelainan warna kuku, alopesia,
stomatitis, pneumonia interstisial, anoreksia, rasa lelah, sakit
sampingan sewaktu injeksi, hipotensi arterial, oklusi vena, demam,
efek gastrointestinal, supresi minor sumsum tulang. Dosis yang
dianjurkan untuk pengobatan ini adalah karsinoma sel Squamous:
IM/IV inj 10-15 iu/m2 sehari dalam 4 sampai 7 hari berurutan
setiap 3 sampai 4 minggu. Penyakit Hodgkin dan lymphoma non
Hodgkin 5 sampai 10 iu/m2 sekali seminggu IM/IV. Dosis awal
lymphomadapat dikurangi hingga 2 sampai 3 iu/m2. Karsinoma
testis: IM/IV 10 sampai 15 iu/m2 satu atau dua kali seminggu.
Infus IV 10 sampai 15 iu/m2 sehari untuk 5 sampai 6 hari berturut-
turut setiap 3 sampai 4 minggu. Pasien usia lanjut: perkirakan dosis
sesuai dengan usia pasien. (BPOM RI)

d) Paxus
Paxus mengandung 100 mg Pacilitaxel. Obat ini digunakan
untuk pasien terapi lini pertama karsinoma ovarium stadium lanjut
dalam kombinasi dengan cisplatin. Terapi kanker payudara
matastatik yg gagal dengan kemoterapi kombinasi, atau relaps
dalam 6 bulan kemoterapi ajuvan. Pasien yang menunjukkan
riwayat hipersensitivitas terhadap paclitaxel atau obat lain dalam

28
formulasi polyoxyl 35 castor oil. Pasien dengan neutrofil < 1500
sel/mm3 atau pada pasien sarcoma kaporsi terkait AIDS dgn jumlah
neutrofil < 1000 sel/mm3 disarankan untuk tidak mengkonsumsi
obat ini. Perhatikan premedikasi `dengan kortikosteroid,
anthistamin, dan antagonis H. wanita hamil dan menyusui.
Lakukan hitung darah sebelum menggunakan obat ini dan secara
periodic. Awasi fungsi kardiovaskuler selama jam pertama terapi.
Gangguan fungsi hati sedang-berat, perlu menyesuaikan dosis.
Hindari kontak dengan PVC. Efek samping obat ini yaitu Supresi
sumsum tulang. Neutropenia, trombositopenia. Reaksi
hipersensitiviats. Hipotensi & brikardia. Neuropati perifer.
Artralgia/mialgia. Alopesia. Mual, muntah, diare, mukositis.
Anoreksia, konstipasi. Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian
paxus 175 mg/m2 i.v selama 3 jam tiap 3 minggu. (BPOM RI)

e) Provera

Provera mengandung Medroksiprogeteron asetat 10mg/tablet.


Obat ini digunakan pada pasien terapi tambahan dan/atau paliatif
pada karsinoma endrometium atau karsinoma ginjal yang kambuh

29
dan/atau metastatic; dan pengobatan karsinoma mamaeyang
kambuh pada wanita menopause. Pada pasien yang mengalami
penyakit Hipersensitif, pendarahan di vagina dan saluran kemih
yang tidak diketahui penyebabnya, patologi pada payudara yang
tidak diketahiu penyebabnya dan untuk diagnosa atau terapi
kehamilan disarankan untuk tidak memakai obat ini. Efek samping
dari obat ini yaitu rasa kencang atau rasa tidak nyaman pada
payudara, produksi air susu kembung retensi cairan , peningkatan
berat badan, mual dan gangguan pencernaan. Dosis yang
dianjurkan untuk pengobatan ini adalah karsinoma endrometum
atau ginjal: 200-400 mg/hari; kanker payudara paling sedikit 400
mg/hari. (BPOM RI)
Pathway

purin nukleotid DNA


a

steroid
enzim

Ribosom

RNA tranfer

TR
Alkoloid
vinca
30
Asam amino
2.3.8 Obat Kemoterapi Parasit
Kemoterapi parasit adalah tindakan atau terapi pemberian senyawa
kimia untuk mengurangi, menghilangkan, atau menhambat pertumbuhan
parasit ditubuh hospes. Penggolongan kemoterapi parasit digolongkan
sebagai berikut.
1. Kemoterapi golongan antiamuba
Antiamuba bekerja pada lumen usus dari jaringan
metronidazol dan turunannya.
2. Kemoterapi antelmintik atau obat cacing
Obat yang digunakan unutuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
3. Kemoterapi antifungi
Obat yang digunakan baik sistemik maupun kulit.
2.3.9 Mekanisme obat
Ketika sel – sel tubuh manusia rusak atau mati secara otomatis organ –
organ yang ada pada tubuh akan memproduksi sel yang baru untuk
menggantikan mereka. Hal ini dilakukan dengan cara yang teratur,
berkesinambungan dan secara seimbang.
Dalam konteks regenerasi, sel – sel kanker tidak melakukan mekanisme
diatas secara tertib yang artinya proses pembelahan dan pertumbuhan adalah
diluar kendali tubuh seseorang. Ketika tubuh lebih banyak memproduksi sel
baru diatas batas kewajaran, hal ini akan menyebabkan ruang sel sel yang
sebenarnya masih dibutuhkan akan terbatas. Sampai akhirnya akan memaksa
tubuh untuk mengeluarkan sel yang sebenarnya masih di gunakan untuk
keluar dari dalam tubuh.
Metode kemoterapi akan “mengganggu” kemampuan sel-sel kankeer
untuk membelah dan berkembang biak. Yang artinta memberikan ruang bagi
sel yang bermanfaat untuk tetap tinggal didalam tubuh penderita. Zat-zat yang
digunakan untuk mendukung kemoterapi dapat didistribusikan lewat aliran
darah yang selanjutnya dapat menyerang sel-sel kanker diseluruh tubuh atau
mereka dapat ditempatkan langsung dimana lokasi kanker berada.

31
Kemoterapi parasit mempunyai mekanisme kerja utama ada tujuh
cara yaitu
1. Penginaktifkan enzim tertentu
2. Denaturasi protein
3. Mengubah permebilitas membran sitoplasma bakteri.
4. Intekalasi ke dalam DNA
5. Pembentukan khelat
6. Bersifat antimetabolit
7. Penghambat terhadap sintesa dinding sel.

Berikut contoh obat – obat hormon, antara lain :


a) Amfoterisin B (kandungan )
Obat inin mengandung 50 mg amphotericin. obat ini disarankan
untuk pasien yang melakukan pengobatan infeksi jamur,
blastomikosis, kaeratitis mikotik, fikomikosis. Pasien yang memiliki
riwayat hipersensistif, fungsi ginjal, ibu hamil dan menyusui
disarankan tidak mengkonsumsi obat ini. Efek samping obat yaitu
demam, sakit kepala, mual, diare, kembung nyeri ulu hati. Dosis yang
disarankan untuk pengobatan 1 mg selama 20 – 30 menit dilanjutkan
dengan 250 mg/kg perhari. (BPOM RI)

b) Fulcin
Obat ini menandung 500mg fulcin griseofulvin. Obat ini
disarankan untuk perawatan infeksi jamur, jock gatal, infeksi kurap,

32
kaki atlet. Pasien yang` memiliki riwayat penyakit automiun,
alkoholisme, gangguan pigmen darah, hipersensitive, penyakit hati
yang parah disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat ini. Efek
samping obat yaitu pusing, iritasi pada mulut dan lidah,
pembengkakan kelenjar, ruam kulit, panas dingin, merangkak. Dosis
yang disarankan untuk pengobatan yaitu 200 – 500 mg.(BPOM RI).

c) Miconazol
Obat ini mengandung miconazole nitrate 2 %. Obat ini
disarankan untuk sediaan topikal seperti micrem cream
(miconazole) lebih banyak digunakan untuk infeksi jamur pada
kulit seperti jamur pada sela-sela jari kaki (athlete’s foot), jamur
pada kuku (onkomikosis), jamur pada lipatan kulit, lipatan paha,
kulit kepala, jamur pada tubuh (panu dan kadas).pada pasien yang
mengalami riwayat hipersensitif pada miconazole atau obat
golongan imidazole lainnya. Efek samping obat ini yaitu sediaan
topical yang digunakan pada kulit umumnya mempunyai efek
samping seperti rasa panas, eritema, edema, gatal, rasa seperti
terbakar, pedih, urtikaria, dan kejadian iritasi umum lain. Sediaan
topical mengandung minyak yang dapat melemahkan kondom
lateks dan diafragma. Dosis yang disarankan untuk pengobatan
obat dioleskan 2 x sehari. tetap lanjutkan pengobatan selama
setidaknya 10 hari setelah lesi sembuh. Infeksi jamur kuku oleskan
obat setiap hari ditambah verban okusif.

33
d) Ketoconazole
Obat ini mengandung 200mg ketoconazole. Obat ini
disarankan untuk pasien yang memiliki riwayat infeksi jamur,
mengatasi ketombe. Pada pasien yang memiliki gangguan hati
dan pasien yang sedang diterapi dengan terfenadin atau astemizol.
Tidak boleh digunakan untuk meningitis karena jamur. Jangan
menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif pada ketoconazole atau obat golongan imidazole
lainnya. Pemberian secara oral tidak untuk infeksi superfisial.
Jangan diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut : dofetilide,
quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid,
dronedarone, ranolazine. Ketoconazole dapat meningkatkan
konsentrasi plasma obat-obat tersebut dan dapat memperpanjang
interval QT, kadang-kadang menyebabkan disritmia ventrikel
yang membahayakan seperti torsades de pointes tidak disarankan
untuk mengkonsumsi obat ini. Dosis yang disarankan untuk
pengobatan Dewasa : 200 mg/hari. Durasi pengobatan untuk 14
hari. Jika setelah 14 hari respons tidak memuaskan, lanjutkan
pengobatan hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala hilang dan
kultur menjadi negatif. Dosis maksimum : 400 mg / hari. Anak : 3
mg / kg bb / hari. Obat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam
dosis terbagi. Kandidiasis vaginal resisten yang kronis : 400 mg /
hari. Pengobatan dilakukan 5 hari, Obat diberikan bersama
makanan.

34
e) Dexazol Capsule

Obat ini mengandung 5 ml dexacol. Obat ini disarankan


untuk pasien yang memiliki riwayat infeksi jamur dan infeksi ragi
kulit . Pasien yang mengalami Cisapride, astemizol,
hipersensitivitas, penyakit hati yang sudah ada sebelumnya,
porfiria, terfenadin tidak disarankan untuk mengonsumsi obat ini.
Efek samping obat ini yaitu Dispepsia, nausea, sakit perut dan
diare. Dosis yang disarankan untuk pengobatan : 1 tablet (200 mg)
sekali sehari pada waktu makan.

Pathway
KEHILANGAN STRUKTUR HELIX, DNA DAN
KERUSAKAN UNTAIAN DNA

SINTESA PROTEIN

( KEMATIAN SEL ORGANISME)

DNA TERIKAT

MENGGANGGU STRUKTUR HELIX

35

MENGHAMBAT BAKTERI SINTESIS


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggolongan obat bertujuan untuk membuat spesifikasi obat terhadap
suatu penyakit agar dapat menyembuhkan suatu penyakit dari manusia atau
hewan. Berdasarkan penggolongan obat yang telah dibahas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Obat Hormon
Yaitu hormon alamiah,analog dan disekantagonis
hormon.hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan ferifer.
Berikut contoh obat hormon
 Esthero
 Estradiol
 Somatropin
 Progesterol
 Levitra
2. Obat antagonis
Yaitu obat-obat yang kerjanya yaitu menghambat kerja atau
efek dari neurotransmitter utama yaitu nor-epinefrin
Berikut contoh obat antagonis
 Obat Trihexyphenidy
 Parazosin
 Yohimbine
 Phentolamine
 Esabutolol

3. Obat anti viral


Yaitu sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
tidak terkendali sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan
jaringan tubuh lain, bahkan sering berakhir dengan kematian.

Berikut contoh obat antiviral :

36
 Allopurinol
 Alpazolam
 Asam salsilat
 Diazepam
 Panicilin
4. Obat anti kanker
Yaitu sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
tidak terkendali sel tubuh tertentu yang berakibat merusak sel dan
jaringan tubuh lain, bahkan sering berakhir dengan kematian
Berikut contoh obat antiviral :
 Bleocin
 Avastin
 Blenamax
 Provera
 Paxus
5. Obat kemoterapi parasit
Berikut contoh obat antiviral :
 Amfoterisin
 Fulcin
 Dexacol

Masyarakat dalam menggunakan obat harus memperhatikan beberapa


hal dalam kemasan yaitu nama produk, bahan yang terkandung di
dalamnya, golongan obat, aturan pemakaian, dosis, efek samping, serta
tanggal kadaluarsanya. Namun seringkali dijumpai masyarakat
mengkonsumsi obat dengan cara yang tidak rasional. Perilaku seperti ini
dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai obat dan
kesehatan.
3.2 Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-
kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan penulis yang terbatas, oleh

37
karena itu untuk kesempernuan makalah ini penulis sangat membutuhkan
saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
Tidak terlepas dari semua itu penulis juga menyarankan bahwa sebaiknya
gunakanlah obat sesuai golongannya serta sesuai anjuran dokter, dan
pergunakanlah golongan obat yang ditentukan tersebut sesuai dengan
penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi
batasnya.

38
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, Bertram G. farmakologi Dasar dan Klinik edisi pertama. Salemba
Medika. Jakarta. 2001

Nasution.I.Slide Farmakologi Klinik. 2009.

Sirait. Midian Informasi Spesialite Obat Indonesia. ISFI . Jakarta Barat. 2015

Stringer. Janet. L Konsep Dasar Farmakologi. Edisi 3. 2008

Schachter, S.C., Shafer, P. O. &; Sirven, J.I. (2013). Missed Medicines. Epilepsy

Foundation

39

Anda mungkin juga menyukai