Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA

Dosen :

Maria Puji Astuti Simbolon, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 7

SRIDEWI HARTATI GINTING 042021013

TIRMA T A SIMANJUNTAK 042021014

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH

MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-
Nya kepada kami. Dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
Pengkajian Dan Promosi Kesehatan Wanita. Kami harap agar mahasiswa dapat memahami
materi pembelajaran yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Makalah ini membahas
materi secara singkat dan jelas sangat tepat untuk digunakan untuk teman-teman yang
dibidang kesehatan terutama jurusan keperawatan. Kami menyadari bahwa materi kesehatan
reproduksi sangat penting untuk dikuasai oleh tenaga kesehatan lainnya karena materi ini
merupakan dasar untuk dapat memahami keshatan reproduksi secara menyeluruh dalam
konteks kesehatan wanita.

Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini dan berterima kasih kepada para pembaca yang telah
memberikan sarannya sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan
teman-teman.

Kami menyadari makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, baik dari segi isi
maupun penyajian. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari
pembaca

pematangsiantar, February 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik
secara fisik, mental, dan sosial. Bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya (Rohan dan Siyoto, 2013). Kesehatan reproduksi menjadi cukup
misterius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar
penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan soaialnya, misalnya kekurangan
pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi
perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause dan masalah gizi (Manuaba,2005).

Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria dan wanita,
tetapi lebih dititik beratkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak
dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada
wanita karena masalah gender.

Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanitaamemiliki


kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan
reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitive terhadap kerusakan
yang dapat terjadi disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari beberapa
penyakit terhadap fungsi tubuh oleh karena pengaruh laki-laki, pola penyakit pun
berbeda dengan laki-laki karena adanya perbedaan bntuk genetik, hormonal, ataupun
perilaku gaya hidup.
Penyakit pada sistem tubuh ataupun pengobatan dapat berinteraksi dengan keadaan
sistem reproduksi ataupun fungsinya.

Kebutuhan kesehatan bagi wanita dapat dikelompokan dalam dalam empat


kategori. Pertama, wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan
dengan fungsi seksual dan reproduksi. Kedua, wanita memiliki sistem reproduksi
yang mudah cedera untuk menjadi tidak berfungsi atau sakit, apakah terjadi
sebelum sistem preproduksi tersebut berfungsi atau sesudah berfungsi.
BAB II

ISI
A. Pengkajian dan promosi kesehatan wanita
1. Promosi kesehatan wanita
Menurut Green ( cit, Natoatmodjo,2005),promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatandan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik,
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.
WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain
itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial
masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebituhannya, serta
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik didalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara


garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan, yaitu :

a. Pelayan preventif dan promotif, adalah pelayan bagi kelompok masyarakat


yang sehat , agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkatkan status
kesehatannya.
b. Pelayan kuratif dan rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat
yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih
kesehatannya.

Berdasarka jenis aspek pelayan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4


pelayanan, yaitu:

a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah kelompok


orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu kesehatannya. Apabila
kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana memelihara
kesehatan, maka kelompok ini akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang
yang sakitnya meningkat.

b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif

Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan pada


tingkat ini adalah kelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh atau menjadi terkena sakit (primary prevention).
c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita


penyakit (pasien). Tujuannya agar mencegah penyakit agar tidak
menjadi lebih parah (secondary prevention).

d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif

Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit.
Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya atau mengurangi kecacatan
seminimal mungkin (tertiary prevention)

2. Pengkajian
Alat kelamin/sistem reproduksi merukan bagian yang penting dikaji pada wanita.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita dapat terjadi
misalnya masalah yang berkaitan dengan konstrasepsi, infertilitas, kehamilan,
gangguan menstruasi maupun menopause.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar
dan alat kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh
hormon- hormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, dan kemampuannya
mencapai kepuasan seksual. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia
mayora, labia

Meningkatkan minora dan beberapa struktur yang barkaitan (kelenjar Bartholini,


skene’s dan meatus uretra). Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, uterus,
ovarium dan tuba fallopian.

Pada tahun-tahun sebelum menstruasi dan pada saat hamil. Uterus wanita
mengalami perubahan ukuran. Menstruasi pertama kali pada wanita terjadi pada saat
seseorang wanita memasuki usia remaja dan menstruasi ini akan berakhir (menopause)
pada saat wanita berusia sekitar 40 sampai dengan 55 tahun.

a. Riwayat Kesehatan

Kecukupan dan keakuratan data merupakan kunci keberhasilan dalam wawancara


kesehatan. Pembicara tentang alat kelamin wanita merupakan hal yang bersifat
pribadi. Masyrakat sering menganggap tabu hal-hal yang berkaitan dengan alat
kelamin.
Agar wawancara berjalan lancar, jaga privasi pasien, gunakan pertanyaan/bahasa yang
mudah dipahami pasien dan selesaikan semua wawancara sebelum passion di atur
dalam posisi litotomi.
Data riwayat kesehatan yang dikumpul meliputi pola sehat-sakit
( riwayat kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dan pertimbangan
perkembangan), pola memelihara kesehatan, serta pola peranan-kekerabatan (
Morton, 1991 ).
Data pola kesehatan yang dikumpulkan pertama kali adalah riwayat kesehatan
sekarang. Ajukan pertanyaan tentang keluhan pasien ( menggunakan pola PQRST ).
Kapan pasien mengalami menstruasi, periode menstruasi, apakah pasien menggunakan
kontrasepsi, apakah pasien merokok/menggunakan alcohol, apakah partnernya
menderita enfeksi alat kelamin, dan bagaimana keaktifan hubungan seksnya. Dari
riwayat kesehatandahulu apakah pernah mengalami gangguan pada kelaminnya,
pendarahan, penyait kelamin, pembedahan dan kehamilan.

Kemudian ajukan pertanyaan adakah anggota keluarga yang menderita gangguan


sistem reproduksi, pembedahan pada sistem reproduksi, atau yang menderita
gangguan siskemik seperti diabetes mellitus, obesitas atau penyait jantung.
Pertanyaan-pertanyaan tentang juga di ajukan yang berkaitan dengan
pertimbangan perkembangan, terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak,
remaja, dewasa atau usia lanjut
dimana masing-masing tahap ini mempunyai perkembangan cirri yang
berbeda. Pengkajian pada wanita hamil atau usia lanjut memerlukan ketrampilan
khusus yang lebih mendalam Setelah data pola kesehatan terkumpul maka perawat
melanjutkan pengumpulan data tentang pola mempertahankan kesehatan. Ajukan
pertanyaan tentang kebiasaan makan, apakah sering buang air kecil yang mengganggu
tidurnya da bagaimana keteraturan pasien dalam melakukan check-up kesehatan. Ada
dua macam pengkajian pada alat kelamin wanita, yaitu pengkajian alat kelamin pada
bagian luar dan pengakajian bagian dalam.

b. Pengkajian Bagian Luar

1) Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandungan kemih


sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk spesemen lab.
2) Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan selimut
bagian yang tidak diamati.
3) Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan
jumlahnya dibandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
4) Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia,
dan eksoriasi
5) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan
meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, keluaran, pembengkakan
atau nodula.

c) Pengkajian Tingkat Mahir/ Pengkajian Dalam

Keterlibatan perawat dalam melakukan pengkajian tingkat mahir, tergantung pada


kebijaksanaan/peraturan dimana perawat bekerja. Akan tetapi secara klinis perawat harus
mengetahui teknis pengkajian ini.

1) Atur posisi pasien


2) Lumasi jari penunjuk anda dengan air steril dan masukan kedalam vagina dan
identifiksi serviks mengeni kelunakannya, serta permukaannya. Tindakan ini
berguna untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat, cabut jari bila
udah selesai.

3) Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan dan lumasi denagn
air hangat terutama bila akan diambil specimen

4) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah prianal

5) Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan satunya
masukan speculum dengan sudut 45 dan hati-hatilah sehingga tidak menjepit rambut
pubis atau labia.

6) Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan putar speculum kea
rah posisi horizontal dan pertahankan pertekanan tetap pada sisi bawah/posterior.

7) Buka paruh speculum, lokasikan pada serviks dan kunci paruh sehingga dapat
membuka.

8) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati
serviks mengenai ukuran, leserasi, erosi, nedula, masa, keluaran dan warnanya.
Normalnya pada nulivara bentuk serviks melikar atau oval, sedang pada para
membentuk celah

9) Bila diperlukan specimen stologi makaambilah dengan cara usapan dengan


menggunakan aplikator dari kapas.

10) Bila sudah selesai, kondorkan screw speculum, tutup speculum dan tarik keluar secara
perlahan-lahan.

11) Lakukan palpasi secara bimanual bila dilakukan dengan cara kenakan sarung tangan
steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah kemudian masukan kelubang vagina dengan
penekanan ke arah posterior dan raba dinding vagina untuk mengetahi adanya nyeri
tekan dan nodula.

12) Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsisten,
regulasitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakan tanpa terasa
nyeri.

13) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan yang diluar tarus
diperut dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus mengenai ukuran, bentuk, konsistensi,
dan mobilitas.

14) Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina pada fornik lateral
kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah kearah kuadran kanan bawah. Palpasi
ovarium kanan mengenai ukuran mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri tekan.
Ulangi untuk ovaruim sebelahnya

B. Upaya upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada system reproduksi
Konsep pencegahan pencegahan primer terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap
stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan
primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah
stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau
masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup :
immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.

Pencegahan sekunder Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari
stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara
energi. "ika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka
struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa
menyebabkan kematian.

Pencegahan tersier dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi


pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah
stabilitas sistem klien secara optimal. TUjuan utamanya adalah untuk memperkuat
resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi,
sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali
pada pencegahan primer.

1) SADARI

Sadari adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan mata dan tangan Anda
sendiri untuk menemukan apakah terdapat perubahan pada payudara Anda. Pemeriksaan
ini bisa dilakukan rutin di rumah tanpa memerlukan bantuan alat apa pun.

Perubahan bentuk dan kepadatan payudara pada masa tertentu normal untuk terjadi.
Namun, mewaspadai segala bentuk perubahan yang ada penting karena ini bisa menjadi
pertanda dari penyakit tertentu, seperti tumor atau kanker payudara. Oleh karenanya,
wanita perlu untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap 1 bulan
sekali, guna mengetahui ada tidaknya perubahan bentuk payudara dari waktu ke waktu.

Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah seminggu setelah periode menstruasi
berakhir. Melakukan pemeriksaan pada masa menstruasi kurang disarankan karena kadar
hormon sedang berfluktuasi sehingga menyebabkan perubahan pada tubuh, termasuk
pada payudara yang menjadi lebih kencang.

Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

 Di depan cermin

Anda bisa melakukan SADARI di depan cermin. Anda cukup berdiri di depan
kaca, lalu buka pakaian dari pinggang ke atas. Pastikan terdapat cukup
pencahayaan dalam ruangan, kemudian lakukan langkah berikut:

a) Perhatikan payudara Anda. Kebanyakan wanita memiliki payudara yang


ukurannya tidak sama besar (payudara kanan lebih besar atau lebih kecil
daripada yang kiri).
b) Berdirilah dengan posisi lengan dibiarkan lurus ke bawah. Perhatikan
bentuk, ukuran, permukaan dan warna kulit, juga bentuk puting payudara.
Lihatlah ada perubahan atau tidak
c) Letakkan tangan pada pinggang dan tekan kuat-kuat untuk
mengencangkan otot dada. Perhatikan payudara sambil berkaca dari sisi
kiri ke kanan dan sebaliknya.
d) Membungkuklah di depan kaca, sehingga payudara terjulur ke bawah.
Perhatikan dan raba untuk memeriksa apakah ada perubahan tertentu pada
payudara.
e) Tautkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan ke dalam. Perhatikan
kedua payudara Anda, termasuk di bagian bawah.
f) Periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting Anda. Tempatkan
jempol dan jari telunjuk Anda di sekitar puting, lalu tekan perlahan dan
perhatikan apakah ada cairan yang keluar. Ulangi pada payudara yang lain

 Saat mandi

Anda juga dapat melakukan SADARI saat mandi yang dapat dimulai dengan
mengangkat satu tangan ke belakang kepala. Kemudian, gunakan tangan lain yang
telah dilumuri sabun untuk meraba payudara di sisi tangan yang terangkat.
Gunakan jari untuk menekan-nekan bagian demi bagian dengan lembut.

Lakukan hal yang sama pada payudara satunya. Pemeriksaan SADARI saat
sedang mandi terbilang cukup efektif karena busa sabun akan memudahkan
pergerakan tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan pada payudara dan
area ketiak.

 Berbaring
Pemeriksaan SADARI juga dapat dilakukan dengan berbaring. Caranya mudah,
yaitu cukup baringkan tubuh Anda di tempat tidur atau permukaan datar lain yang
nyaman, lalu tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil di bawah pundak.
Kemudian, tempatkan tangan kanan di bawah kepala. Lumuri tangan kiri dengan
losion dan gunakan jari tangan untuk meraba payudara kanan.

Lakukan perabaan payudara mengikuti arah jarum jam dengan gerakan melingkar.
Setelah mencapai satu lingkaran, geser jari dan mulailah kembali hingga seluruh
permukaan payudara terjamah, termasuk putingnya.

Tidak perlu terburu-buru saat melakukan pemeriksaan. Pastikan semua


permukaan payudara telah teraba dengan seksama. Pemeriksaan SADARI dengan
cara berbaring ini membuat payudara melebar sehingga memudahkan untuk
diperiksa.

Saat dan setelah melakukan pemeriksaan SADARI Anda harus tetap tenang jika
mendapati adanya perubahan pada payudara. Meski harus tetap waspada,
sebagian besar perubahan fisik tidak mengarah pada kanker payudara

Yang Harus Dilakukan jika Terdapat Perubahan pada Payudara jika ditemui
adanya benjolan atau perubahan pada payudara, jangan panik karena ini dapat
disebabkan oleh banyak hal. Sebagian besar kasus pun tidak mengarah pada
penyakit yang serius. Dari 10 kasus yang ada, hanya 1 kasus benjolan yang
bersifat kanker. Meski demikian, Anda tetap harus segera memeriksakan segala
perubahan yang ada ke dokter. Pasalnya, jika disebabkan oleh kanker, Anda harus
segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Beberapa tanda bahwa Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter pasca
melakukan SADARI adalah:

a) Adanya benjolan keras pada payudara atau ketiak


b) Terlihat adanya perubahan pada permukaan kulit payudara, seperti kulit
menjadi berkerut atau terdapat cekungan
c) Terlihat adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika
Anda mengangkat payudara atau menggerakkan lengan
d) Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI
e) Keluar darah dari putting
f) Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak
kunjung berubah menjadi seperti semula
g) Puting berubah bentuk, misalnya menjadi masuk ke dalam
h) Adanya ruam di sekitar putting
i) Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara
Pemeriksaan payudara secara klinis juga mungkin diperlukan untuk menentukan
apakah benjolan dan penyebab perubahan pada payudara merupakan tanda dan
gejala awal dari kanker payudara. Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh dokter
meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti mammogram,
magnetic resonance imaging (MRI), dan USG. Jika dari hasil pemeriksaan
terdapat kecurigaan akan adanya kanker, dokter mungkin akan menyarankan
pemeriksaan biopsi. Periksa payudara sendiri atau SADARI sebaiknya sudah
dilakukan sejak usia 20 tahun dan diperlukan pemeriksaan yang lebih sering jika
usia Anda telah mencapai 50 tahun ke atas atau jika terdapat riwayat kanker
payudara dalam keluarga. Pemeriksaan untuk mendeteksi potensi kanker juga
perlu dilakukan secara teratur agar kelainan pada payudara dapat diketahui sejak
dini.

Sadari Berikut langkah-langkah saat melakukan SADARI

1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara,
pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak
simetris? Jangan cemas, itu biasa.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong
siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk
maupun ukuran payudara.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara
menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada
Anda.
4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas
punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara,
serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-
bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan
sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke
dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas.
Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan
menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar
ketiak.

2) OBSERVASI PAPSMEAR

Pap smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun
lamanya untuk mendeteksi kelainan-kaelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim
(Fitria, 2007). Pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem alat
kandungan wanita (Lestadi, 2009)
Pengelompokan atau Pengklasifikasian pap smear (Sukaca, 2009) yaitu:

a. Kelas I Pada kelas I identik dengan normal smear, pemeriksaan ulang 1 tahun
lagi.
b. Kelas II Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, terkadang
disertai dengan kuman atau virus tertentu, disertai pula dengan kariotik
ringan.Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi. Pengobatanya disesuaikan
dengan penyebabnya. Bila ada radang bernanah maka akan dilakukan
pemeriksaan ulang setelah pengobatan.
c. Kelas III Kelas III dapat ditemukan sel diaknostik sedang keradangan berat,
periksa ulang dilakukan setelah pengobatan.
d. Kelas IV Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang telah mencurigakan dan ganas.
e. Kelas V Ditemukan sel-sel gana

3) OBSERVASI IVA

IVA merupakan tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2%) dan larutan
iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan
olesan. IVA adalah suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata telanjang)
setelah pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian asam asetat akan mempengaruhi
epitel abnormal dimana akan terjadi peningkatan osmolaritas cairan ekstra celuler, yang
bersifat hipertonik ini akan menarik cairan dari intra celuler sehingga membran sel akan
kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan kemerahan dari
pembuluh darah di dalam stroma akan tertutup dan serviks akan tampak berwarna lebih
putih. (Dewi, 2013)

Tujuan Pemeriksaan IVA Menurut Rasjidi (2010), pemeriksaan IVA bertujuan untuk :

1. Melihat adanya sel yang mengalami displasi sebagai salah satu penapisan kanker
serviks.
2. Dapat segera diterapi
3. Mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus
yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim.

Jadwal IVA Program skinning yang direkkomendasikan WHO adalah :

1. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun, jika fasilitas
memungkinkan lakukan setiap sepuluh tahun pada usia 35-55 tahun, namun jika fasilitas
tersedia lebih lakukan lima tahun pada usia 35-55 tahun.
2. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap tiga tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
3. Skrining yang dilakukan sekali dalam sepuluh tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang signifikan. Di Indonesia anjuran untuk melakukan pemeriksaan IVA bila
hasil positif (+) adakah satu tahun dan apabila hasil negative (-) adalah lima tahun.
(Sukaca, 2009)
Syarat mengikuti pemeriksaan IVA

1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual


2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual.

Kategori Pemeriksaan IVA

1. IVA negative Tidak ada tanda atau gejala kanker serviks atau serviks normal
berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio normal.
2. IVA radang Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya seperti
polip serviks.
3. IVA positif Ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).
4. IVA kanker serviks Pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudah
berdarah. Ini masih memberikan harapan hidup bagi penderitanya jika masih pada
stadium invasive dini (Stadium IB-IIA). (Sukaca, 2009)

Manfaat Pemeriksaan IVA

1. Mendeteksi adanya warna putih (acetowhite) pada serviks yang merupakan


tanda pra kanker sejak dini.
2. Jika pra kanker atau kanker dapat diketahui maka dapat dilakukan upaya
pengobatan sejak dini.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada wanita akibat kanker
serviks.

4) OBSERVASI PEMERIKSAAN KOLPOSKOPI

Kolposkopi adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter bila ada tanda-tanda terdapat
sel-sel tidak normal di mulut rahim (serviks) atau di vagina. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan untuk mengetahui adanya kutil kelamin, peradangan serviks atau tanda-tanda
kanker di sekitar organ vagina.

Pemeriksaan kolposkopi umumnya dilakukan apabila pemeriksaan pap smear


memberikan hasil yang kurang baik. Dengan alat yang disebut kolposkop, dokter akan
meneropong kondisi di dalam vagina hingga mulut rahim. Pemeriksaan ini biasanya juga
dilakukan sebagai salah satu metode pemeriksaan kanker serviks

Proses Pemeriksaan Kolposkopi

Tindakan kolposkopi kerap membuat para wanita cemas. Sebenarnya kolposkopi hanya
membutuhkan waktu selama 15 menit, pemeriksaan menggunakan kolposkop sampai
diambilnya sampel jaringan. Anda mungkin akan merasa kurang nyaman ketika
dilakukan pembukaan vagina menggunakan alat bernama spekulum dan saat
pengambilan jaringan, jika memang ini perlu dilakukan. Jika pengambilan jaringan
dilakukan pada bagian vulva atau bagian paling luar vagina, kemungkinan akan diberikan
anestesi untuk mencegah rasa nyeri. Namun jika jaringan yang diambil adalah yang di
bagian leher rahim, Anda hanya akan merasa kurang nyaman, tapi tidak sakit. Selama
pemeriksaan, Anda boleh ditemani oleh keluarga ataupun orang terdekat Anda. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini adalah proses yang akan dilakukan:

 Anda diminta melepas pakaian bagian bawah dan pakaian dalam.


 Anda diminta berbaring di kursi khusus, dengan kedua tungkai kaki diangkat dan
diletakkan pada penopang.
 Dokter akan memasukkan spekulum ke vagina yang sudah diberi gel pelumas
agar vagina bagian dalam hingga serviks dapat terlihat dengan jelas.
 Dokter akan menyapukan asam asetat agar bagian yang tidak normal tampak lebih
jelas.
 Dengan kolposkop, dokter akan melihat ada tidaknya bagian yang tidak normal,
lalu mengambil foto atau video dari bagian tersebut.
 Jika ditemukan adanya permukaan jaringan yang tampak tidak normal, dokter
juga akan melakukan biopsi dan mengirimkan sampel jaringan ke laboratorium

Kondisi seseorang setelah dilakukannya kolposkopi, berbeda-beda. Jika dokter tidak


melakukan biopsi, Anda dapat langsung beraktivitas seperti biasa. Ada kemungkinan
Anda hanya akan mengalami bercak darah, tetapi kondisinya sangat ringan.

Sementara itu, jika dokter melakukan biopsi, Anda mungkin merasa sedikit nyeri pada
vagina atau vulva, tergantung pada lokasi biopsi. Nyeri akan dirasakan beberapa saat,
paling lama sekitar 2 hari. Kemungkinan juga akan ada bercak darah selama beberapa
hari.

Agar lebih aman, gunakanlah pembalut. Selain itu, hindari menggunakan cairan
pembersih vagina (vaginal douche) atau berhubungan seks sekitar seminggu setelah
kolposkopi.

Cara Mempersiapkan Diri Sebelum Kolposkopi

Agar lebih nyaman saat menjalani tes kolposkopi, persiapkanlah diri Anda sebelumnya. Berikut
ini hal-hal yang dapat Anda lakukan sebelum melakukan kolposkopi:

 Mintalah dokter menjelaskan prosesnya secara rinci. Meski Anda dapat membaca dari
berbagai referensi, mendengar penjelasan dari dokter akan membuat Anda menjadi lebih
tenang.
 Hindari melakukan hubungan seksual 24–48 jam sebelum pemeriksaan kolposkopi.
Hindari juga menggunakan cairan pembersih vagina (vaginal douche) dalam waktu
tersebut.
 Beri tahu kondisi Anda, misalnya jika Anda sedang hamil. Untuk memastikan hamil atau
tidak, dapat dilakukan pemeriksaan urine atau darah sebelum kolposkopi.
 Informasikan kepada dokter jika memiliki riwayat reaksi alergi, sedang mengonsumsi
obat tertentu, atau pernah menjalani pengobatan infeksi vagina, serviks atau pelvis.
 Siapkan waktu untuk menjalani pemeriksaan ketika tidak sedang haid, komunikasikan ini
dengan dokter Anda.
 Pertimbangkan untuk minum obat pereda nyeri. Sebelumnya konsultasikan juga hal ini
pada dokter.
 Saat akan melakukan tes kolposkopi, kosongkan dahulu kandung kemih Anda.

Kolposkopi memang tindakan khusus yang tidak semua orang pernah mengalaminya. Mintalah
informasi pada dokter mengenai hal-hal yang harus atau tidak boleh dilakukan sebelum, saat, dan
setelah dilakukannya kolposkopi.

5) OBSERVASI HASIL USG

ultrasonografi atau yang biasa dikenal sebagai USG, merupakan teknik menampilkan
gambar atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh. Alat medis ini memanfaatkan
gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk mengambil gambar tubuh bagian dalam.
Misalnya, organ tubuh atau jaringan lunak. USG ini digunakan agar tim medis
mendapatkan ketepatan dalam mendiagnosis penyakit. Dengan kata lain, USG
merupakan pemeriksaan penunjang untuk membantu dokter mengidentifikasi penyebab
penyakit pada seseorang.

Teknologi yang membuat hasil pencitraan USG bukan saja lebih akurat, tapi juga
digunakan lebih spesifik. Berikut beberapa tujuan atau alasan pemakaian USG:

 Memonitor denyut jantung pada janin, biasanya menggunakan teknologi Doppler.


 Memperoleh visualisasi jaringan perut dan organ didalamnya.
 Mengetahui adanya masalah di dalam prostat menggunakan USG transrektal.
 Mendapatkan gambar yang jelas dari organ jantung.
 Memantau struktur jaringan di sekitar ginjal.
 Memperoleh gambar jaringan payudara.
 Melihat visualisasi struktur mata dengan USG mata.
 Memonitor perkembangan janin pada ibu hamil.
 Mengambil sempel jaringan tubuh melalui teknik biopsi.
 Memperoleh pencitraan dari rahim dan ovarium.

Pemeriksaan USG biasanya dilakukan atas rekomendasi dokter. Namun yang perlu
dipahami, pemeriksaan ini tak hanya digunakan untuk memeriksa segala macam hal yang
terkait kehamilan, tapi juga kondisi kesehatan lainnya. USG juga dapat digunakan sebagai
alat diagnosis penyakit hingga alat bantu saat proses pembedahan tindakan tertentu.
Misalnya, pengambilan sampel jaringan (biopsi) atau hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Teknologi USG terbilang aman, karena tak memancarkan radasi. Di samping itu,
pemeriksaan ini merupakan prosedur yang aman dan tak memiliki efek samping atau
komplikasi serius jangka panjang. Namun, ada kalanya pemeriksaan ini dapat
menyebabkan sensasi panas sementara pada lokasi pemeriksaan saat dilakukan.

USG umumnya menggunakan alat bernama transducer yang ditempelkan di kulit. Alat ini
nantinya akan memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Namun, ada pula
teknik USG yang perlu memasukkan transducer ke dalam tubuh. Teknik ini membutuhkan
transducer khusus.

Bila dirimu akan menjalani pemeriksaan ini, biasanya dokter atau tim medis akan meminta
untuk berbaring. Kemudian, dokter akan mengoleskan gel khusus untuk mencegah
terjadinya gesekan antar kulit dan transducer. Di samping itu, gel ini juga berfungsi untuk
memudahkan pengiriman gelombang suara ke dalam tubuh.

Dalam pemeriksaan ini, transducer akan digerak-gerakkan di bagian tubuh yang akan
diperiksa. Gerakan ini bertujuan agar gelombang suara yang dikirim mampu memantul
kembali dan memunculkan gambar dengan baik. Nantinya, tiap gema yang memantul ini
akan membentuk gambar berupa bentuk, ukuran, dan konsistensi dari jaringan lunak atau
organ dalam tubuh. Nah, pantulan inilah yang akan membentuk gambar di layar komputer.

Dalam kebanyakan prosedur USG, biasanya akan memakan waktu 15—45 menit. Namun,
hal ini kembali lagi pada jenis USG dan bagian tubuh yang perlu diperiksa. Selain itu,
prosedur pemeriksaan juga akan dilakukan sesuai dengan jenis USG yang digunakan.

Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh dokter spesialis bisa di rumah sakit. Di samping
itu, pemeriksaan USG juga bisa dilakukan di klinik tertentu yang memiliki fasilitas yang
memadai.

6) INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna


dalam pengambilan keputusan klinik mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat hingga
pemantauan efektivitas dan keamanan, apoteker memerlukan hasil pemeriksaan
laboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai pertimbangan dalam
penggunaan obat, penentuan dosis, hingga pemantauan keamanan obat. Oleh karena itu,
apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam interpretasi
data laboratorium, khususnya yang terkait penggunaan obat, yaitu pemahaman nilai
normal dan implikasi perubahannya.

Anda mungkin juga menyukai