sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki
sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat
menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina
kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi perkawinan,
disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan
istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga
adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya.
Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan
sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah
keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera
adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan
mampu menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat
membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem
reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem
reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga
diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan seperti
gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi
yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan
kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa
kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain
penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat
perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda
terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu.
Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau
pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi
atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang alin maka dapat
dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam
menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog.
Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka,
organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
1. Kala pertama
Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari
punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15
menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan berlendir dan campuran
sedikit darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi. Denyut
jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi
tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa. Bila
kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi
demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah pecah.
Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul bertambah.
Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari bernafas dengan dada selama
kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat
persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan tangan
bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam kondisi
demikian ibu diminta bernafas dengan dada.
2. Kala dua
Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala diangkat dan
mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu diminta mengendorkan
otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit
diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah. Lendir
dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu
untuk melakukan IMD.
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim dan tidak
nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan berbentuk bulat, tali
pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan
plasenta. Darah keluar dari vagina.
4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari vagina
keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat total ditempat tidur
dan beri minum bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu diamati, demikian pula tandatanda vital.
bermutu dan menyeluruh. Meskipun angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak
(AKA) masih belum dapat diturunkan secara berarti. Keadaan ini dapat berubah bila
mengikutsertakan masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, dengan
secara aktif mengambil bagian untuk memelihara kesehatannya.
Di samping itu dalam pelayanan dan pertolongan persalinan telah diupayakan dengan
memakai sistem partograf WHO, sehingga ibu hamil dan bersalin dikirimkan pada tingkat
garis waspada. Keberhasilan dalam pelaksanaan gagasan ini bergantung pada kemampuan
dalam memberi pengawasan selama hamil (antenatal) serta konsultasi gizi.
Keluarga berencana juga memegang peranan penting untuk dapat mengatur jarak kehamilan,
mengatur jumlah kehamilan (sehingga komplikasi dapat ditekan), dan meningkatkan usia
kawin dan hamil sampai mencapai masa reproduksi sehat, dengan demikian kesehatan
reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan reproduksi
tidak dapat diselesaikan dengan jalan melakukan tindakan kuratif (pengobatan), tetapi
merupakan masalah masyarakat yang masih dapat diperbaiki. Indonesia dianggap telah
berhasil untuk mengatur kesehatan reproduksi melalui gerakan keluarga berencana, Melalui
penurunan tingkat kelahiran, ditambah makin meningkatnya kesehatan, AKI dapat menurun
secara berarti, sedangkan AKA dapat diturunkan menjadi 56/1.000 persalinan.
Meskipun demikian upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan
lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak, masih
memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan
meningkatkan
kesehatan
wanita
khususnya
kesehatan
reproduksi.
Di lain pihak yang mengecewakan adalah makin meningkatnya faktor infeksi alat reproduksi,
oleh karena terjadi semacam revolusi seksual yang menjurus ke arah liberalisasi, dengan
makin derasnya arus informasi pada era globalisasi dunia. Infeksi mempunyai akibat yang
menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang berakhir dengan infertilitas (kemandulan) dan
meningkatnya kejadian kehamilan ektopik.
Untuk mencapai sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan
generasi sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis
dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat reproduksi
adalah alat untuk prokreasi dan kreasi diupayakan semaksimal mungkin sehingga tercapai
well health motherfir well born baby.
Dengan tercapainya kesejahteraan masyarakat diharapkan tercapai kesehatan reproduksi yang
prima, dan dapat menghasilkan status politik, sosial-ekonomi, budaya, ketahanan dan
keamanan keluarga (poleksosbudhankam) tinggi, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas
individu (manusia) dan akhirnya secara berantai dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian melalui pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran kemiskinan
menjadi lingkaran kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan kesehatan
reproduksi dapat meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci dapat dikemukakan
bahwa pada masa remaja penekanannya pada bagaimana menghindari bahaya infeksi alat
reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa reproduksi kesehatannya dapat dijaga
dengan memanfaatkan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval keharnilan
dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi.
Pertolongan persalinan berorientasi pada well health mother for well born baby melalui
persalinan yang tidak menimbulkan trauma (tidak membahayakan) dengan persalinan
spontan, tindakan operasi ringan persalinan dan seksio sesarea. Permintaan persalinan seksio
sesarea (melalui operasi dinding perut) akan meningkat, juga permintaan untuk KB dengan
metode
operasi
wanita
(MOW)
melalui
teknik
vasektomi.
Pada masa menopause, pascamenopause, dan senium penekanan ditujukan pada penyakit
degenerasi, sehingga diagnosis dini sangat penting.